Makalah Hak Asasi Manusia Menurut UUD (1)

Makalah Hak Asasi Manusia Menurut UUD

MAKALAH
HAK ASASI MANUSIA MENURUT UUD 1945

Di Susun Oleh:
1. Yulis Achmad Nur
2. Risa fauziyah
3. Heny Rachmawati
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah Pancasila dan
Kewarganegaraan

Dosen: Arif Wijaya, SH., M.Hum.

FAKULTAS SYARI’AH
( SIYASAH JINAYAH)
INSTITUT ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
1

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama

nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
“PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN”. Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah pancasila dan kewarganegaraan
Fakultas Syariah pada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Arif Wijaya,SH. M.HUM.
selaku dosen pembimbing mata kuliah Pancasila dan kewarganegaraan dan kepada segenap
pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sidoarjo, September 2013
Penulis

Daftar Isi
Halaman
Judul………………………………………………………………………………………1
Kata

Pengantar…………………………………………………………………………………….2
Daftar Isi………………………………………………………………………..
…………………..3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ….
…………………………………………………………………………....4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………
5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
HAM………………………………………………………………………………6
2.2 Hak Asasi Manusia menurut UUD 1945
……………………………………………………..7
2.3 Hubungan antara Hak Asasi Manusia dengan UUD 1945
…………………………………...9
2.4 Contoh pelanggaran HAM di Indonesia
……………………………………………………...10
2.5 Cara mengatasi adanya Hak Asasi Manusia di indonesia
……………………………………..11
2.6 Penjabaran HAM dalam UUD

1945…………………………………………………………..12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………...
………………………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………………………………14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan
interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus
diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama
dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi
dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak
sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri
kita sendiri.
Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang

bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan
dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan
dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi
Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah
(Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang
beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia secara
otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar
hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang
tidak melindungi atau melanggar HAM.
Hak asasi manusia pada prinsipnya merupakan hak yang universal, akan tetapi dalam
pelaksanaannya di masing-masing negara disesuaikan dengan kondisi politik dan social budaya
masing – masing negara. Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat memiliki
Ideologi Pancasila dan Konstitusi UUD 1945 yang menjadi batasan sekaligus berisi pengakuan
terhadap hak asasi manusia. Seberapa jauh nilai – nilai hak asasi manusia terkandung dalam

Pancasila dan UUD 1945 dapat dijadikan barometer Negara Kesatuan Republik Indonesia telah
mengakuai dan menghargai hak asasi manusia. Hal ini mengingat Piagam PBB yang memuat
pengakuan dan perlindungan HAM baru lahir pada tahun 1948 sesudah lahirnya NKRI pada
tahun 1945. Meskipun tidak diatur secara khusus ketentuan tentang HAM pada UUD 1945
sebelum amandemen ke dua, bukan berarti dalam UUD 1945 tidak mengakomodir ketentuan
tentang HAM. Jika dilihat dari lahirnya UUD 1945 lebih dulu lahir daripada Deklarasi HAM
tahun 1948.

1.2 RUMUSAN MASALAH :
1.2.1 Apa pengertian dari Hak Asasi Manusia?
1.2.2 Apa Hak Asasi menurut UUD 1945?
1.2.3 Apa hubungan antara Hak Asasi Manusia dan UUD 1945?
1.2.4 Contoh pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia?
1.2.5 Bagaimana cara mengatasi adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia?
1.2.6 Penjabaran HAM dalam UUD 1945 ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia atau sering kita sebut sebagai HAM adalah terjemahan dari istilah

human rights atau the right of human. Secara terminologi istilah ini artinya adalah Hak-Hak
Manusia. Namun dalam beberapa literatur pemakaian istilah Hak Asasi Manusia (HAM) lebih
sering digunakan dari pada pemakaian Hak-hak Manusia. Di Indonesia hak-hak manusia pada
umumnya lebih dikenal dengan istilah “hak asasi” sebagai terjemahan dari basic rights (Inggris)
dangrondrechten (Belanda), atau bisa juga disebut hak-hak fundamental (civil rights). Istilah
hak-hak asasi secara monumental lahir sejak keberhasilan Revolusi Perancis tahun 1789 dalam
“Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen” (hak-hak asasi manusia dan warga negara
Perancis), dengan semboyan Liberte, Egalite, Fraternite. Istilah HAM berkembang sesual dengan
perkembangan zaman.
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal
dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga
negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan
status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Melanggar HAM seseorang
bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah
organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Hak
asasi manusia dalam pengertian umum adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap pribadi
manusia sebagai anugerah tuhan yang dibawa sejak lahir. Ini berarti bahwa sebagai anugerah
dari tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia
itu sendiri. Hak asasi tidak dapat dicabut oleh suatu kekuasaan atau oleh sebab-sebab lainnya,
karena jika hal itu terjadi maka manusia kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai

kemanusiaan. Walau demikian, bukan berarti bahwa perwujudan hak asasi manusia dapat
dilaksanakan secara mutlak karena dapat melanggar hak asasi orang lain. Memperjuangkan hak
sendiri sampai-sampai mengabaikan hak orang lain, ini merupakan tindakan yang tidak
manusiawi. Kita wajib menyadari bahwa hak-hak asasi kita selalu berbatasan dengan hak-hak
asasi orang lain. Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap pribadi manusia
secara kodrati sebagai anugerah dari tuhan, mencangkup hak hidup,hak kemerdekaan/kebebasan
dan hak memiliki sesuatu. Kesadaran akan hak asasi manusia didasarkan pada pengakuan bahwa
semua manusia sebagai makhluk tuhan memiliki derajat dan martabat yang sama.dengan

a.
b.
c.
d.

pengakuan akan prinsip dasar tersebut,setiap manusia memiliki hak dasar yang disebut hak asasi
manusia. jadi,kesadaran akan adanya hak asasi manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri
bahwa mereka adalah sama dan sederajat.
Menurut John Locke HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang
Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada

hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Ruang lingkup HAM meliputi:
Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-lain;
Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada;
Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan; serta
Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.

Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi
manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan
kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak
Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah
(Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer),dan negara. Berdasarkan beberapa rumusan
hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi
manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia secara
otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.

c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar
hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang
tidak melindungi atau melanggar HAM.
2.2 Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945
A.Hak Asasi Manusia dalam pembukaan UUD 1945
Alinea pertama Pembukaan UUD 1945 hak untuk menentukan nasip sendiri 1 “bahwa
kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskann karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.” Pengakuan
bahwa kemerdekaan adalah “hak segala bangsa” adalah pengakuan HAM kolektif dari satu
bangsa untuk hidup bebas dari segala penindasan oleh bangsa lain. Pegakuan ini menegaskan
kedudukan yang sejajar semua bangsa di dunia karena penjajahan pada dasarnya adalah
bertentangan dengan “peri kemanusiaan dan peri keadilan”.2
Alinea kedua pembukaan menyebut Indonesia sebagai negara yang “adil” dan “makmur”.
Kekuasaan hendaklah dijalankan dengan adil, artinya negara tidak dapat bertindak sewenangwenang terhadap rakyatnya. Prinsip negara hukum mengakui adanya asas legalitas, yaitu
tindakan aparatur negara haruslah didasarkan pada hukum dan bukan didasarkan pada
kekuasaan.

Alinea ketiga menyebutkan hasrat bangsa Indonesia untuk “berkehidupan kebangsaan
yang bebas”, yang menekankan HAM kolektif yang dimiliki sebuah bangsa.
Alinea keempat pembuakaan menegaskan tujuan pembentukan pemerintahan negara

Indonesia untuk “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan
ketertiban dunia”, dan ini memuat pula intisari doktrin HAM.3 Pada alinea ini merupakan
pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi dalam bidang sosial, politik, ekonomi dan
pendidikan.
B. Hak-hak Asasi dalam Batang Tubuh UUD 1945
Batang tubuh UUD 1945 yang terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan 2
ayat aturan tambahan juga memuat rumusan-rumusan yang cukup luas mengenai materi HAM,
baik secara ekspisit maupun implisit.5
HAM dalam batang tubuh UUD 1945 dicantumkan dalam pasal-pasal berikut:
- Hak akan warga negara, pasal 26 UUD 1945 “yang menjadi warga negara ialah orangorang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang sebagai
warga negara (ayat 1), dan syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undang-undang” (ayat 2).6
- Pasal 27 tentang persamaan dalam hukum dan penghidupan yang layak bagi
kemnusiaan.7 Pasal 27 ayat (1) telah menetapkan bahwa segala warga negara bersamaa
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjujung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pasal 27 ayat (2) telah menetapkan pula bahwa
tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
- Pasal 28 UUD 1945 menyatakan dengan tegas tentang kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya dijamin oleh

Pemerintah dan Peamerintah akan mengundangkan Undang-undang yang akan mengaturnya.
- Pasal 29 UUD 1945 dalam ayat (2) dengan tegas menyatakan bahwa Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
- Pasal 30 UUD 1945 dalam pasal ini dinyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara, yang syarat-syaratnya diatur dengan
Undang-undang.
- Pasal 31 UUD 1945 menegaskan tentang hak-hak asasi di bidang pendidikan, bahwa tiap-tiap
warga negara berhak mendapat pengajaran, yang untuk itu maka Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajara nasional yang diatur dengan Undang-undang.
Sejalan dengan pendidikan pasal 32 menyatakan bahwa pemerintah memajukan kebudayaan
nasional Indonesia, jadi dalam arti ini setiap unsur-unsur kebudayaan, macam-macam
kebudayaan yang ada yang telah dimiliki penduduk mempunyai hak untuk dilindungi dan
dikembangkan.
- Tentang Hak Ekonomi di atur dalam pasal 33 UUD 1945 yang dengan tegas
menyatakan, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan,
cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hayat hidup orang
banyak dikuasai oleh Negara, Bumi dan air dan kekayaan alam dan yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

- Pasal 34 UUD 1945 tentang kesejahteraan sosial, fakir miskin dan anak terlantar dipelihara
olehnegara
C. Hak-hak Asasi dalam Penjelasan UUD 1945
Ham dalam penjelasan meliputi:
- Hak akan kebebasan dan kemandirian peradilan, yang termuat dalam penjelasan pasal
24 dan 25 UUD 1945 “ kekuasaan kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artinya terlepas
dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubungan dengan itu, harus diadakan jaminan dalam
undang-undang tentang kedudukan para hakim”.
- Hak mempertahankan tradisi budaya, yang termuat dalam penjelasan pasal 32 UUD
1945 “kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat
Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak
kebudayaan di daerah-daerah diseluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha
kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya, persatuan dengan tidak menolak
bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya
kebudayaan bangsa sendiri serta memperingati derajat kemanusiaan bangsa Indonesia”
- Hak mempertahankan bahasa daerah, yang termuat dalam penjelasan pasal 36 UUD
1945, “di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri yang dipelihara oleh rakyat dengan
baik-baik bahasa-bahasa itu akan dihormati da dipelihara juga oleh negara. Bahasa-bahasa itu
pun merupaka sebagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup.”

2.3 HUBUNGAN HAK ASASI MANUSIA DENAGAN UUD 1945
Hubungan HAM dengan UUD 1945 dapat diterjemahkan dalam moral bangsa sebagai berikut :
(a). Kebijaksanaan harus diarahkan pada kebijaksanaan politik dan hokum, dengan perlakuan
serta hak dan kewajiban yang sama bagi siapapun, perorangan atau kelompok yang berada di
dalam batas wilayah NKRI.
(b). Kebijaksanaan Ekonomi dan Kesejahteraan, dengan kesempatan serta beban tanggungjawab
yang sama, bagi siapapun yang ingin berusaha atas dasar persaiangan yang sehat.
(c). Kebijaksanaan Pendidikan dan Kebudayaan, dengan kebebasan serta batasan – batasan yang
perlu menjaga ketahanan dan pertahanan mental terhadap anasir dan eksploitasi dari dalam dan
luar negeri.
(d). Kebijaksanaan luar negeri, meningkatkan kehormatan bangsa yang merdeka yang bias
mengatur diri sendiri, serta mampu menyumbang pada hubungan baik antara bangsa – bangsa di
dunia.

2.4 PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA
A.PELANGGARAN HAM
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok termasuk aparat
negara, baik disengaja ataupun tidak, atau kelalaian yang secara hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi atau mencabut HAM yang telah dijamin oleh undang-undang, dan tidak

didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar.
Pelanggaran HAM tergolong berat, baik berupa kejahatan genosida dan kemanusiaan. Sedangkan
pelanggaran selain dari keduanya tergolong ringan. Untuk menyikapi kejahatan dan pelanggaran
HAM, berdasarkan hukum internasional dapat digunakan retroaktif, diberlakukan pasal tentang
kewajiban untuk tunduk pada pembatasan yang ditetapkan dalam undang-undang, seperti
tercantum dalam pasal 28 J ayat 2 UUD 1945.
B.Contoh atau Bukti Pelanggaran HAM
Tragedi Tanjung priok
Tragedi ini terjadi pada September 1984. Saat itu hampir tengah malam, tiga orang juru
dakwah, Amir Biki, Syarifin Maloko dan M. Nasir berpidato berapi-api di jalan Sindang Raya,
Priok.
Mereka menuntut pembebasan empat pemuda jamaah Mushala As-Sa’adah yang ditangkap
petugas Kodim Jakarta Utara. Empat pemuda itu digaruk tentara karena membakar sepeda motor
Sertu Hermanu. Anggota Babinsa Koja Selatan itu hampir saja dihajar massa jika tak dicegah
oleh seorang tokoh masyarakat di sana. Ketika itu, 7 September 1984, Hermanu melihat poster
”Agar para wanita memakai pakaian jilbab.’ Dia meminta agar poster itu dicopot. Tapi para
remaja masjid itu menolak. Esoknya Hermanu datang lagi, menghapus poster itu dengan koran
yang dicelup air got. Melihat itu, massa berkerumun, tapi Hermanu sudah pergi.
Maka beredarlah desas-desus ada sersan masuk mushola tanpa sepatu dan
mengotorinya.Massa
rupanya termakan isu itu. Terjadilah pembakaran sepeda motor itu.
Maka, pengurus Musholla pun meminta bantuan Amir Biki, seorang tokoh di sana agar
membebaskan empat pemuda yang ditahan Kodim itu. Tapi ia gagal, dan berang. Ia lantas
mengumpulkan massa dijalan Sindang Raya dan bersama-sama pembicara lain, menyerang
pemerintah. Biki dengan mengacungkan badik, antara lain mengancam RUU Keormasan.
Pembicara lain, seperti Syarifin Maloko, M. Natsir dan Yayan, mengecam Pancasila dan
dominasi Cina atas perekonomian Indonesia. Di akhir pidatonya yang meledak-ledak, Biki pun
mengancam, ”akan menggerakkan massa bila empat pemuda yang ditahan tidak dibebaskan.” Ia
memberi batas waktu pukul 23.00. Tapi sampai batas waktu itu, empat pemuda tidak juga
dibebaskan.
Maka, Biki pun menggerakkan massa. Mereka dibagi dua; kelompok pertama menyerang
Kodim. Kelompok kedua menyerang toko-toko Cina. Bergeraklah dua sampai tiga ribu massa ke
Kodim di jalan Yos Sudarso, berjarak 1,5 Km dari tempat pengerahan massa.Biki berjalan di
depan. Tapi di tengah jalan, depan Polres Jakarta Utara, mereka dihadang petugas. Mereka tak
mau bubar. Bahkan tak mempedulikan tembakan peringatan. Mereka maju terus,
menurut versi tentara, sambil mengacung-acungkan golok dan celurit. Masih menurut
sumber resmi TNI, Biki kemudian berteriak, Maju…serbu…’ dan massa pun menghambur.
Tembakan muntah menghabiskan banyak sekali nyawa. Biki sendiri tewas saat itu juga.
Keterangan resmi pemerintah korban yang mati hanya 28 orang. Tapi dari pihak korban
menyebutkan sekitar tujuh ratus jamaah tewas dalam tragedi itu.Setelah itu, beberapa tokoh yang
dinilai
terlibat
dalam
peristiwa
itu
ditangkapi;
Qodir
Djaelani,
Tony,Ardy,Mawardi,Noor,Oesmany,danAl-Hamidy.
Ceramah-ceramah mereka setahun sebelumnya terkenal keras; menyerang kristenisasi,
penggusuran, Asaa Tunggal Pancasila, Pembatasan Izin Dakwah, KB, dan dominasi ekonomi

oleh Cina. Empat belas jam setelah peristiwa itu, Pangkopkamtib LB Moerdani didampingi
Harmoko sebagai Menpen dan Try Sutrisno sebagai Pangdam Jaya memberikan penjelasan pers.
Saat itu Benny menyatakan telah terjadi penyerbuan oleh massa Islam di pimpin oleh Biki,
Maloko dan M. Natsir. Sembilan korban tewas dan 53 luka-luka, kata Benny.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.

Contoh yang lainnya yaitu:
Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan yang
menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah
kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.
Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan
kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan
terjadi kecelakaan.
Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu
dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang anak tidak bisa
memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia di atas 12 tahun, yang artinya hak
untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang.
Masyarakat kelas bawah mendapat perlakuan hukum kurang adil, bukti nya jika masyarakat
bawah membuat suatu kesalahan misalkan mencuri sendal proses hukum nya sangat cepat, akan
tetapi jika masyarakat kelas atas melakukan kesalahan misalkan korupsi, proses hukum nya
sangatlah lama.
Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri mendapat penganiayaan dari
majikannya.
Kasus pengguguran anak yang banyak dilakukan oleh kalangan muda mudi yang kawin diluar
nikah.
2.5 UPAYA PENCEGAHAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
1. Pendekatan keamanan yang terjadi di era Orde Baru dengan mengedepankan upaya represif
tidak boleh terulang kembali. Untuk itu, supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan.
2. Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan
partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak hukum
harus memenuhi kewajiban dengan memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada
masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang dari perbuatan melawan hukum, dan
menghindari tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka menegakkan hukum.
3. Sentralisasi kekuasaan yang terjadi selama ini perlu dibatasi. Desentralisasi melalui otonomi
daerah dengan penyerahan berbagai kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah perlu dilanjutkan. Otonomi daerah sebagai jawaban untuk mengatasi ketidakadilan tidak
boleh berhenti, melainkan harus ditindaklanjuti dan dilakukan pembenahan atas kekurangan
yang selama ini masih terjadi.
4. Reformasi aparat pemerintah dengan merubah paradigma penguasa menjadi pelayan
masyarakat dengan cara melakukan reformasi struktural, infromental, dan kultural mutlak
dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya
berbagai bentuk pelanggaran HAM oleh pemerintah. Kemudian, perlu juga dilakukan
penyelesaian terhadap berbagai konflik horizontal dan konflik vertikal di tanah air yang telah

melahirkan berbagai tindak kekerasan yang melanggar HAM dengan cara menyelesaikan akar
permasalahan secara terencana, adil, dan menyeluruh.
5. Kaum perempuan berhak untuk menikmati dan mendapatkan perlindungan yang sama di
semua bidang. Anak-anak sebagai generasi muda penerus bangsa harus mendapatkan manfaat
dari semua jaminan HAM yang tersedia bagi orang dewasa. Anak-anak harus diperlakukan
dengan cara yang memajukan martabat dan harga dirinya, yang memudahkan mereka
berinteraksi dalam masyarakat. Anak-anak harus mendapatkan perlindungan hukum dalam
rangka menumbuhkan suasana fisik dan psikologis yang memungkinkan mereka berkembang
secara normal dan baik. Untuk itu perlu dibuat aturan hukum yang memberikan perlindungan
hak asasi anak.
6. Perlu adanya social control (pengawasan dari masyarakat) dan pengawasan yang dilakukan
oleh lembaga-lembaga politik terhadap setiap upaya penegakan HAM yang dilakukan oleh
pemerintah. Diperlukan pula sikap proaktif DPR untuk turut serta dalam upaya perlindungan,
pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM sesuai yang ditetapkan dalam Tap MPR No. XVII/
MPR/1998.
7. Dalam bidang penyebarluasan prinsip-prinsip dan nilai-nilai HAM, perlu diintensifkan
pemanfaatan jalur pendidikan dan pelatihan dengan, antara lain, pemuatan HAM dalam
kurikulum pendidikan umum, dalam pelatihan pegawai dan aparat penegak hukum, dan pada
pelatihan kalangan profesi hukum.
Pelanggaran HAM tidak saja dapat dilakukan oleh negara (pemerintah), tetapi juga oleh
suatu kelompok, golongan, ataupun individu terhadap kelompok, golongan, atau individu
lainnya. Selama ini perhatian lebih banyak difokuskan pada pelanggaran HAM yang dilakukan
oleh negara, sedangkan pelanggaran HAM oleh warga sipil mungkin jauh lebih banyak, tetapi
kurang mendapatkan perhatian. Oleh sebab itu perlu ada kebijakan tegas yang mampu menjamin
dihormatinya HAM di Indonesia.

Hal ini perlu dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
2.Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif.
3. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam masyarakat
agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing.
4. Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi.
2.6 Penjabaran HAM dalam UUD 1945
Hak-hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan pandangan filosofis
tentang manusia yang melatarbelakanginya. Menurut Pancasila sebagai dasar dari bangsa
Indonesia hakikat manusia adalah tersusun atas jiwa dan raga, kedudukan kodrat sebagai
makhluk Tuhan dan makhluk pribadi, adapun sifat kodratnya sebagai mahluk individu dan
makhluk sosial.
Dalam rentangan berdirinya bangsa dan negara Indonesia telah lebih dulu dirumuskan dari
Deklarasi Universal hak-hak asasi manusia PBB , karena Pembukaan UUD 1945 dan pasaslpasalnya diundangkan pada tanggal 18 Agustus 1945 , adapun Deklarasi PBB pada tahun 1948.
Hal itu merupakan fakta pada dunia bahwa bangsa Indonesia sebelum tercapainya pernyataan

hak-hak asasi manusia sedunia oleh PBB, telah mengangkat hak-hak asasi manusia dan
melindunginya dalam kehidupan bernegara yang tertuang dalam UUD 1945. Hal ini juga telah
ditekankan oleh para pendiri negara, misalnya pernyataan Moh. Hatta dalam sidang BPUPKI
sebagai berikut :
“Walaupun yang dibentuk itu Negara kekeluargaan, tetapi masih perlu ditetapkan beberapa hak
dari warga Negara agar jangan sampai timbul negara kekuasaan (Machsstaat atau negara
penindas)”.
Deklarasi bangsa Indonesia pada prinsipnya termuat dalam naskah Pembukaan UUD 1945, dan
Pembukaan UUD 1945 inilah yang merupakan sumber normativ bagi hukum positif Indonesia
terutama penjabaran dalam pasal pasal UUD 1945.
Berdasarkan pada tujuan Negara sebagai terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut,
Negara Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia pada warganya terutama
dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah, antaralain
berkaitan dengan hak-hak asasi di bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan, dan
agama.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan bernegara
HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran
HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu
Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang
pengadilan HAM.
Tuntutan untuk menegakkan HAM kini sudah sedemikian kuat, baik dari dalam negeri
maupun melalui tekanan dari dunia internasional, namun masih banyak tantangan yang harus
dihadapi. Untuk itu perlu adanya dukungan dari semua pihak, seperti masyarakat, politisi,
akademisi, tokoh masyarakat, dan pers, agar upaya penegakan HAM bergerak ke arah positif
sesuai harapan kita bersama.
Penghormatan dan penegakan terhadap HAM merupakan suatu keharusan dan tidak perlu
ada tekanan dari pihak mana pun untuk melaksanakannya. Pembangunan bangsa dan negara
pada dasarnya juga ditujukan untuk memenuhi hak-hak asasi warga negaranya. Diperlukan niat
dan kemauan yang serius dari pemerintah, aparat penegak hukum, dan para elite politik agar
penegakan HAM berjalan sesuai dengan apa yang dicita-citakan dan memastikan bahwa hak
asasi warga negaranya dapat terwujud dan terpenuhi dengan baik. Dan sudah menjadi kewajiban
bersama segenap komponen bangsa untuk mencegah agar pelanggaran HAM di masa lalu tidak
terulang kembali di masa kini dan masa yang akan datang.
3.2 SARAN-SARAN

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM
kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain
jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar
dan dinjak-injak oleh orang lain.
Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyesuaikan dan mengimbangi antara
HAM kita dengan orang lain. Dan kita juga harus membantu negara dalam mencari upaya untuk
mengatasi atau menanggulangi adanya pelanggaran-pelanggaran HAM yang ada di Indonesia.