SEI 5 Kebijakan Fiskal dan Moneter.ppt
KEBIJAKAN FISKAL
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
1
Arah kebijakan Fiskal secara
teori:
Ketika lahir (1930-an), kebijakan fiskal diarahkan untuk
menstabilkan ekonomi makro, dalam perkembangan
terakhir, kebijakan fiskal lebih fokus pada cara untuk
mengurangi defisit anggaran (Hall & Taylor, Macro
Economics, Ed 4, 1992, Hal 122) pokok kebijakan fiskal
adalah :
Prioritas I : mengatasi defisit (dan masalah APBN lainnya),
Prioritas II: mengatasi masalah stabilitas ekonomi makro
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
2
•
Kebijakan fiskal yang diterapkan pemerintah
tercermin
dalam
APBN,
merupakan
pengelolaan
terhadap pengeluaran negara dan penerimaan negara
guna mencapai pertumbuhan, penciptaan lapangan
kerja,
stabilitas
harga,
dan
stabilitas
posisi
eksternal.
•
APBN dikatakan sehat dan kuat apabila tidak
sarat dengan beban fiscal non-discretionary, sehingga
akan
memberikan
ruang
gerak
yang
luas
bagi
kebijakan pemerintah.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
3
Lanjutan…
• Sebelum tahun 2000, APBN menerapkan anggaran
berimbang dan menerapkan prinsip T-Account.
• Namun sesungguhnya APBN sebelum tahun 2000
menganut prinsip anggaran defisit mengingat bahwa
komponen pembiayaan yang berasal dari pinjaman
luarnegeri dan/atau adanya perolehan hasil divestasi
saham pemerintah pada sejumlah BUMN diperhitungkan
sebagai penerimaan negara.
• Tahun anggaran 2000, APBN telah menerapkan
Government Finance Statistics (GFS) standar
internasional pelaporan keuangan pemerintah.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
4
Lanjutan…
• Pembiayaan anggaran (below the line) secara eksplisit mulai
diperlihatkan pada APBN tahun 2000.
• Fungsi komponen pembiayaan anggaran adalah untuk
membiayai defisit atau menampung surplus APBN.
• Pembiayaan defisit adalah semua jenis pembiayaan yang
digunakan untuk menutup defisit belanja negara yang
bersumber dari pembiayaan dalam negeri dan pembiayaan
luar negeri bersih.
• Berperan sebagai alat untuk memperkirakan dampak operasi
keuangan pemerintah terhadap perekonomian.
• Perubahan di dalam kewajiban pemerintah, baik yang
berkaitan dengan pembayaran kembali segala kewajiban
pemerintah (repayment) di masa yang akan datang.
• Perubahan likuiditas yang dimiliki pemerintah (liquidity
holding).
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
5
Konsep Defisit Anggaran
Defisit terjadi apabila pengeluaran pemerintah lebih besar
daripada penerimaan.
Ada 2 konsep defisit yang penting, yakni:
• Keseimbangan umum (Overall Balance) merupakan
selisih antara pengeluaran dan penerimaan negara.
• Primary Fiscal Balance atau Keseimbangan Primer
merupakan selisih antara pengeluaran pemerintah di luar
pembayaran bunga utang/pinjaman dengan penerimaan.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
6
Komposisi Pembiayaan Anggaran
Pembiayaan anggaran dikelompokkan menjadi dua:
•
Pembiayaan dalam negeri dan
•
Pembiayaan luar negeri
Pembiayaan dalam negeri:
a) Sektor perbankan dalam negeri:
i.
Pembiayaan yang berasal dari perbankan dalam
negeri dapat berupa pinjaman atau kredit bank.
ii. Penggunaan sisa anggaran lebih (SAL) tahuntahun anggaran sebelumnya yang tersimpan pada
rekening-rekening pemerintah, baik di bank-bank
umum maupun bank sentral, atau
iii. Penambahan simpanan pemerintah di sektor
perbankan dalam hal terdapat sisa anggaran lebih
pada pelaksanaan APBN dan
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
7
Lanjutan…
b)
Sektor nonperbankan dalam negeri
• Penerimaan hasil divestasi saham pemerintah
pada BUMN dan penerimaan privatisasi BUMN.
• Penjualan obligasi pemerintah (fiskalisasi)
• Penjualan aset perbankan dalam program
restrukturisasi (penyehatan), dan
• Penyertaan modal pemerintah
Note: Hasil Privatisasi maupun penjualan asset
restrukturisasi perbankan tidak dapat dianggap
sebagai unsur penerimaan negara karena
transaksi tersebut merupakan pemindahbukuan
asset dari yang kurang likuid ke bentuk yang
lebih likuid dalam upaya mempertahankan
likuiditas pada posisi keuangan pemerintah guna
menutup
kekurangan
dalam
pembiayaan
pengeluaran negara dan hal tersebut akan
berpengaruh pada posisi kekayaan pemerintah di
masa yang akan datang.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
8
Lanjutan…
• Pembiayaan Luar Negeri
Merupakan net penarikan pinjaman luar negeri, baik
pinjaman program maupun pinjaman proyek, dikurangi
dengan pelunasan pokok pinjaman luar negeri.
• Pinjaman program: berupa valuta asing yang
dapat dirupiahkan untuk membiayai berbagai
program pembangunan yang telah direncanakan.
Untuk mencairkan pinjaman program, pemerintah
biasanya
diharuskan
untuk
melaksanakan
berbagai kebijakan yang menjadi syarat pencairan
tersebut (policy matrix).
• Pinjaman Proyek: penggunaannya lebih terarah
kepada pembiayaan pelaksanaan suatu proyek
tertentu sesuai dengan rencana yang telah
disusun dalam pengeluaran pembangunan.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
9
Lanjutan…
• Pinjaman luar negeri yang dikenal sebagai penerimaan
pembangunan atau penerimaan luar negeri dalam konsep TAccount, sesuai dengan GFS tidak dapat dianggap sebagai
unsur penerimaan negara melainkan unsur pembiayaan
negara
karena
net
penarikan
pinjaman
luar
negeri
mempengaruhi posisi atau beban kewajiban pemerintah di
masa yang akan datang.
• Peranan pembiayaan dalam negeri diharapkan semakin
meningkat sebagai cermin peningkatan kemandirian dan
untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak luar negeri.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
10
Pembiayaan Anggaran
dan Implikasi Ekonomi Makro
• Pinjaman dari Perbankan :
– Money creation Inflation
• Pinjaman Luar Negeri :
– Terbatas (creditworthiness)
– Beban utang (defisit berarti penambahan utang)
– Beban generasi berikutnya (pokok + bunga)
• Obligasi Pemerintah (SUN)
– Cash-flow
– Retail
• Fiskalisasi (obligasi) vs Moneterisasi (SBI)
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
11
Lanjutan…
• Privatisasi :
– Efisiensi,
– Memperbaiki posisi fiskal (liquidity holding),
– PHK,
– Kontrol pemerintah terhadap industri
• Penjualan asset : melalui PT PPA optimalisasi nilai
asset dan strategi dan waktu penjualan asset secara
tepat.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
12
Kondisi Fiskal Indonesia :
1.
Masalah Ekonomi Makro :
•
Pertumbuhan ekonomi yang belum sustainable.
•
Pertumbuhan
ekonomi
yang
ada
kurang
didorong oleh perkembangan investasi.
•
Investasi kurang bergairah
•
Kemampuan
Pemerintah
untuk
melakukan
investasi kurang.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
13
2.
Masalah APBN :
APBN mengalami defisit, karena :
Kebutuhan akan belanja negara yang tinggi
• Indonesia terdiri atas teritorial yang luas dan ribuan
pulau.
• Populasi penduduk yang besar (219,20 juta pada
tahun 2005)
• Tingkat pendapatan per kapita yang rendah (US$
1,261.13 per tahun pada tahun 2005).
• Tingkat pengangguran yang tinggi (9,5 persen)
• Tingkat kemiskinan yang tinggi (15,11 persen)
• Kebanyakan Belanja Negara tidak
diskresioner (non discretionary)
• Investasi Pemerintah masih sebesar
20% dari total penerimaan
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
14
Piranti Kebijakan
Ringkasan RAPBN-P 2006 & RAPBN 2007
dalam triliunan rupiah
Uraian
RAPBN-P 2006
RAPBN 2007
A.
Pendapatan Negara dan Hibah
Perpajakan
Bukan Pajak
Hibah
651,9
423,5
224,5
3,9
713,4
505,9
204,9
2,7
B.
Belanja Negara
Pusat
Daerah
689,5
470,2
219,4
746,5
496,0
250,5
C.
Keseimbangan Umum = (A-B)
(37,6)
(33,1)
D.
Pembiayaan = - C
Dalam Negeri
Luar Negeri (35,1 – 63,6)
37,6
52,4
(14,8)
33,1
51,3
(18,2)
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
15
Ringkasan Anggaran Belanja 2002-2007
(Rasio terhadap PDB)
2002
2003
2004
2005
2006
2007
A.
Pendapatan Negara
dan Hibah
18.5
16.4
20.3
19.6
20.9
20.2
B.
Belanja Negara
20.0
18.0
21.6
20.6
22.1
21.1
C.
Defisit (A-B)
(1.5)
(1.7)
(1.3)
(1.0)
(1.2)
(0.9)
Note
06/02/18
:2002-2003
:PAN
2004-2005
:APBN-P
2006
:RAPBN-P
2007
:RAPBN
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
16
ARAH KEBIJAKAN FISKAL INDONESIA
JANGKA MENENGAH
Filosofi Arah Kebijakan Fiskal
Penerimaan Negara = Belanja Negara
(seperti yang kita hadapi saat ini)
Secara
lebih
sederhana
bisa
disebut
penanggulangan defisit, melalui tahap :
• Mencapai penurunan defisit
• Mencapai anggaran berimbang
• Mencapai anggaran surplus
Jangka Menengah : mengacu pada konsolidasi
fiskal dan kesinambungan fiskal.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
17
KEBIJAKAN FISKAL
Anggaran
Pendapatan
Dan
Belanja
Negara
Upaya
Pemerintah
mencapai
sasaran ekonomi
Melalui
Pengeluaran
Pemerintah (G)
Pajak
(Tx)
Pertumbuhan Ekonomi
Pemberdayaan Penuh
Stabilitas Harga
Keseimbangan Eksternal
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
18
MEKANISME KEBIJAKAN FISKAL
Ekonomi
Lesu
Permintaan
Barang dan
Jasa naik
Pengeluaran
Pemerintah
dinaikkan
Pajak
Dikurangi
Pendapatan
Riel naik
Produksi
Barang dan
Jasa naik
Kegiatan Ekonomi
Meningkat
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
19
FUNGSI KEBIJAKAN FISKAL
•Fungsi Alokasi
•Fungsi Stabilisasi
•Fungsi Distribusi
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
20
Prinsip APBN:
-Berimbang Penerimaan = pengeluaran
-Surplus Penerimaan > pengeluaran
-Defisit Penerimaan < pengeluaran
Menutup defisit : Cetak uang
Menerbitkan obligasi
Hutang DN / LN
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
21
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
22
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
23
Pengeluaran Negara:
-Konsumsi Pemerintah
-Investasi Pemerintah
-Pemberian subsidi
-Pemberian transfer
06/02/18
Penerimaan Negara
Pajak:
-Pajak penghasilan
-Pajak pertambahan nilai
-Pajak bumi dan bangunan
-Cukai
-Bea masuk
-Pajak ekspor
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
24
KEBIJAKAN MONETER
DAN PERBANKAN
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
25
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
26
Kebijakan moneter adalah salah
satu kebijakan yang secara
langsung dapat
dikendalikan oleh pemerintah,
serta memiliki dampak langsung
pada
perekonomian di Indonesia.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
27
Secara singkat grafis, pengaruh tersebut
dapat
digambarkan sebagai berikut :
KEBIJAKAN MONETER
Instrumen Dan
Indikator Moneter
Di Bank Sentral
Perekonomian Indonesia
(GDP, Inflasi, Tk Pengangguran,
Neraca pembayaran)
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Kebijakan
Pemerintah
Lainnya
28
Gambar di atas menunjukkan bahwa melalui instrumen
(Operasi pasar terbuka, tk. Diskonto, cadangan
minimum, himbauan, dll) serta indikator moneter (tk.
Bunga, jumlah uang beredar), kebijakan di bidang
moneter akan mempengaruhi perekonomian, yang
terlihat dari perubahan pendapatan nasional (GDP),
tingkat inflasi, jumlah pengangguran dan neraca
pembayaran). Meskipun demikian, kebijakan pemerintah
lainnya juga turut mempengaruhi beberapa indikator
perekonomian Indonesia tersebut.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
29
Jumlah uang beredar merupakan salah satu
indikator
kebijakan moneter yang sangat
penting dan memiliki peranan yang besar
karena
dampak
langsungnya
pada
perekonomian Indonesia. Dampak tersebut
terjadi melalui beberapa jalur:
a. Jalur Biaya Modal
b. Jalur Kekayaan
c. Jalur Harga Relatif
d. Jalur Langsung
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
30
Jalur Biaya Modal
Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap
perekonomian melalui jalur biaya modal dapat
digambarkan sebagai berikut :
Kebijakan Moneter
BI (melalui Surat
Berhaganya)
Cadangan Bank
Umum mengalami
kenaikan
Kapasitas Produksi
nasional akan naik
Investasi sektor riil
akan naik
Pendapatan
Nasional (GDP)
akan
naik
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Jumlah uang
beredar cenderung
bertambah
Tingkat Bunga,
sebagai harga dari
JUB, akan turun
31
Jalur Kekayaan
Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap
perekonomian melalui jalur kekayaan dapat
digambarkan sebagai berikut
Kebijakan
Moneter
Ekspansif
Jumlah uang
beredar naik
Pendapatan
Nasional (GDP)
akan naik
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Konsumsi
masyarakat
meningkat
Pengeluran
Total Naik
32
Jalur Harga Relatif
Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap
perekonomian melalui jalur harga relatif dapat
digambarkan sebagai berikut;
Kebijakan
Moneter
Jumlah uang
beredar naik
Investasi naik
Dan Pendapatan
Nasional (GDP)
akan naik
Produksi thd.
Bentuk kekayaan
tsb. Akan naik
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Uang. kas dlm
portofolio kekayaan
masy. berlebih
Kelebihan tsb.
Akan ditukarkan
dng kekayaan lain
33
TUJUAN
PEMBANGUNAN
Pertumbuhan Ekonomi
Full Employment
Stabilitas Harga
External Equilibrium
Masyarakat
yang adil
dan makmur
MANAJEMEN
EKONOMI
MAKRO
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Fiskal
Moneter
Harga
International Trade
34
KEBIJAKAN MONETER
Upaya
Pemerintah
mencapai
sasaran ekonomi
Melalui
06/02/18
Suku
Bunga
Investasi
Jumlah Uang
Beredar
Pertumbuhan Ekonomi
Pemberdayaan Penuh
Stabilitas Harga
Keseimbangan Eksternal
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Kegiatan
Produksi
35
KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan Ekspansi Kebijakan yang ditujukan untuk
memperluas kegiatan ekonomi.
Easy Money Policy Menambah jumlah uang beredar
Kebijakan Kontraksi Kebijakan yang ditujukan untuk
mempersempit kegiatan ekonomi.
Tight Money Policy Mengurangi jumlah uang beredar
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
36
KEBIJAKAN MONETER
Uang Segala sesuatu yang secara umum diterima sebagai alat tukar
Sebagai alat pembayaran/alat tukar
Fungsi uang
Sebagai alat penyimpan kekayaan
Sebagai alat penilai
Jenis uang
Commodity money
Fiat money
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
37
KEBIJAKAN MONETER
Permintaan
Uang
06/02/18
Untuk
Transaksi
Pendapatan
Untuk
Berjaga-jaga
Pendapatan
Untuk
Spekulasi
Suku Bunga
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
38
KEBIJAKAN MONETER
M1
Arti Sempit
Penawaran
Uang
M2
M3
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Kartal + Giral
M1 + Uang Kuasi
M2 + Instrument Keuangan
39
KEBIJAKAN MONETER
INTERAKSI ANTARA PERMINTAAN
DAN PENAWARAN UANG
Suku Bunga
MS
Menentukan
Suku Bunga
i
0
06/02/18
MD
Jumlah Uang
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
40
TRANSMISI MEKANISME
KEBIJAKAN MONETER
Operasi
Pasar Terbuka
Cadangan
Minimum
Moral
Persuasion
06/02/18
Suku Bunga
SBI
Suku Bunga
Kredit
Jumlah Uang
Beredar
Likuiditas
Bank
Pertumbuhan Ekonomi
Pemberdayaan Penuh
Stabilitas Harga
Herispon, SE. M.Si
- Sistem
Keseimbangan
Eksternal
Ekonomi Indonesia
Investasi
dan
Konsumsi
41
PERANAN PERBANKAN NASIONAL
DALAM PEREKONOMIAN
PERBANKAN
NASIONAL
Pertumbuhan,
Inflasi
Kebijakan
Moneter
Konsumsi,
Inventasi,
Ekspor
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Suku
Bunga
Uang
Beredar
42
PERANAN PERBANKAN
Perantara Keuangan
Mencari Kredit
Mencari Tempat Aman
Pemilik
uang
06/02/18
Membutuhkan
uang
PERBANKAN
Bunga
Bunga
Simpanan
Pinjaman
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
43
PERBANKAN DI INDONESIA
BANK
SENTRAL
BANK INDONESIA
BANK KOMERSIAL 132
5
2,027
*)
BANK PEMERINTAH
BANK
KOMERSIAL
BANK
BANK PEMBANGUNAN DAERAH
26
BANK
PERKREDITAN
RAKYAT(BPR)
7,479
*) TIDAK TERMASUK BRI Unis =4,049
76
1,003
4,529
BANK
SWASTA NASIONAL
BANK
ASING DAN JOINT VENTURE
31
06/02/18
BRI, BNI,
MANDIRI,
BTN, BEI
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
126
44
BANK INDONESIA
(BANK SENTRAL)
MISI
Mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah melalui pemeliharaan kestabilan
moneter dan pengembangan stabilitas
sistem keuangan untuk pembangunan
nasional jangka panjang yang
berkesinambungan.
SASARAN UTAMA
Memelihara Kestabilan Moneter
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
45
MASALAH UTAMA YANG
DIHADAPI
•
•
•
Inflasi yang meninggi
Depresiasi nilai Rupiah terhadap US Dollar
Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
46
BEBERAPA
KEBIJAKAN YANG DIAMBIL
•
•
•
Memberlakukan kebijakan moneter ketat
Menaikkan tingkat suku bunga
Menaikkan Giro Wajib Minimum 5%+++
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
47
Perkembangan Kredit Perbankan
(Rp. Miliar)
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
48
ARSITEKTUR
PERBANKAN NASIONAL
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
49
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
50
ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA
Strategi membangun Industri Perbankan yang kuat
Kerangka Dasar Arsitektur Perbankan Indonesia:
Pilar 1 Struktur Perbankan yang sehat
Pilar 2 Sistem Pengaturan yang efektif
Pilar 3 Sistem Pengawasan yang independen dan efektif
Pilar 4 Industri Perbankan yang kuat
Pilar 5 Instruktur Pendukung yang mencukupi
Pilar 6 Perlindungan Konsumen
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
51
Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional:
- Memperkuat permodalan Bank
modal minimum bank umum Rp 100 miliar
modal pendirian bank baru Rp 3 triliun
- Memperkuat daya saing BPR
- Meningkatkan akses kredit
Program Peningkatan Kualitas Pengaturan Perbankan
- Memformalkan proses sindikasi dalam membuat
kebijakan perbankan
melibatkan pihak III/panel ahli/riset di daerah/pusat
- Implementasi secara bertahap 25 Basel Core Principle
for Effective Banking Supervision
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
52
Program Peningkatan Fungsi Pengawasan
- Koordinasi antar lembaga pengawasan
- Konsolidasi sektor perbankan Bank Indonesia
- Meningkatkan kompetensi pemeriksa Bank
- Mengembangkan sistem pengawasan berbasis risiko
- Meningkatkan efektivitas penegakan peraturan
Program Peningkatan Kualitas Manajemen dan Operasional
- Meningkatkan Good Corporate Governance
- Meningkatkan kualitas manajemen risiko perbankan
- Meningkatkan kemampuan operasional bank
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
53
Program Pengembangan Infrastruktur Perbankan
- Mengembangkan lembaga pengelolaan kredit
- Mengoptimalkan penggunaan lembaga pemeringkat
kredit (credit bureau)
Program Peningkatan Perlindungan Nasabah
- Menyusun standar mekanisme pengaduan nasabah
- Pendirian lembaga mediasi perbankan yang independen
- Menyusun transparansi informasi produk
- Mendorong bank melakukan edukasi kepada konsumen
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
54
VISI PERBANKAN KEDEPAN
PERMODALAN
(Rp Triliun)
2 sampai 3 bank
BANK
INTERNASIONAL
50
3 sampai 5 bank
BANK
NASIONAL
10
BANK DENGAN FOKUS:
DAERAH
KORPORASI
30 sampai 50 bank
RITEL
LAINNYA
0,1
BPR
06/02/18
BANK DENGAN
KEGIATAN USAHA
TERBATAS
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
55
SUBSIDI DALAM PEREKONOMIAN
* Subsidi BBM
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
56
SUBSIDI DALAM KEGIATAN EKONOMI
Sebuah kegiatan yang dibantu subsidi secara terus menerus sangat
tidak baik, karena membuat kegiatan tersebut tidak mandiri.
Jika pemberi subsidi mampu belum ada masalah, namun jika
pemberi subsidi sudah tidak kuat lagi, akan muncul masalah besar
pada pihak penerima dan pemberi subsidi.
Ekonomi tanpa subsidi adalah ekonomi yang sehat. Jika
subsidi dihilangkan, secara bertahap, akan tercipta ekonomi
yang sehat dan mandiri.
Cukup sulit merubah kebiasaan dari tergantung subsidi
menjadi mandiri.Namun kemandirian adalah lebih baik
daripada ketergantungan.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
57
Jika harga BBM
Rp 1.810 per liter
harga BBM luar negeri Rp 3.240 per liter,
berarti ada Subsidi
Rp 1.430 per liter
Kebutuhan BBM di Indonesia
produksi dalam negeri hanya
kekurangannya diimpor
242 juta liter per hari.
178 juta liter per hari.
64 juta liter per hari
Maka uang yang harus dipakai mensubsidi 64 juta liter tersebut berjumlah
Rp 91.520.000.000 per hari dan dalam
satu tahun berjumlah Rp 33.404.800.000.000.
Subsidi selama ini dianggap kurang mencapai sasaran karena sebagian besar
hanya dinikmati langsung oleh mereka yang memiliki kendaraan bermotor saja,
dan para pengusaha angkutan atau pemilik industri. Sekitar 84% dari
bensin yang beredar di masyarakat habis digunakan oleh orang yang mampu
dan06/02/18
hanya 16%nya yang dinikmati
oleh mereka yang miskin.
Herispon, SE. M.Si - Sistem
58
Ekonomi Indonesia
P
DAMPAK SUBSIDI DALAM
PEREKONOMIAN
S
A
Pw
Pd
Kerugian Produsen= PdEBPw
B
Surplus Konsumen = PdEAPw
SUBSIDI
E
DEAD WEIGHT LOSS
AEB
D
0
06/02/18
Q
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
59
KENAIKAN HARGA BAHAN
BAKAR MINYAK (BBM)
Jenis BBM
Premium
Harga
Lama
Rp 1.810
Minyak Tanah Rp
Solar
06/02/18
700
Rp 1.650
Harga
Maret
Rp. 2.400
Harga
Oktober
Rp 4.500
Rp. 700
Rp 2.000
Rp 2.100
Rp 4.300
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
60
DANA PROGRAM KOMPENSASI
PENGURANGAN SUBSIDI BBM
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
61
•
Sejak tahun 2000 pemerintah menghentikan
subsidi BBM secara bertahap. Dana subsidi BBM
dialokasikan untuk program kompensasi yang
diperuntukan bagi masyarakat miskin dengan
perincian sebagai berikut:
1. Tahun 2000: Dana Kompensasi Sosial (DKS) yang
terdiri dari program Pembangunan Prasarana,
Dana Tunai dan Dana Bergulir, dengan alokasi
dana sebesar Rp. 807 milyar.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
62
2. Tahun 2001: Program Beras Murah, Kesehatan,
Pendidikan dan Prasarana Air Bersih, Dana
Bergulir, Bantuan Transportasi, dan Bantuan
Kesejahteraan Sosial, dengan alokasi dana
sebesar Rp. 2,2 trilyun; tahun 2002 sebesar Rp.
2,85 trilyun, dan tahun 2003 sebesar; Rp. 4,4
trilyun.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
63
Pada dasarnya
Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM
mengambil dua bentuk, yaitu:
•bentuk pemberian bantuan langsung seperti beras
murah, Bantuan makanan, dan bantuan tunai;
•bentuk pemberdayaan masyarakat seperti
Dana
Bergulir dan Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat
Pesisir.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
64
Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM tahun 2005
meliputi empat bidang yaitu:
1.Bidang Pendidikan dialokasikan dana sebesar Rp. 6,27
trilyun untuk pemberian Biaya Oprasional Sekolah (BOS) dan
beasiswa reguler untuk tingkat SMA/SMK/MA serta menjamin
siswa miskin tetap sekolah.
2.Bidang Kesehatan dialokasikan dana sebeasr Rp. 3,87
trilyun untuk pemberian pelayanan kesehatan gratis di
Puskesmas dan jaringannya, serta pelayanan kesehatan di
rumah sakit pemerintah dan swasta (yang ditunjuk) di kelas III
dan di Puskesmas
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
65
3. Bidang
Infrasturktur Perdesaan dialokasikan dana
Bi
sebesar Rp. 3,34 trilyun yang difokuskan kepada
desa tertinggal yang membutuhkan penyedian,
peningkatan dan perbaikan di bidang perasarana
jalan dan jembatan perdesaan, prasarana irigasi
perdesaan dan prasarana air bersih di perdesaan.
4. Bidang Bantuan Langsung Tunai dialokasikan
dana sebesar Rp. 4,65 trilyun untuk pemberian
uang tunai sebesar Rp. 100.000/Rumah
Tangga/bulan kepada 15,5 juta Rumah Tangga
Miskin.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
66
BANTUAN LANGSUNG TUNAI KEPADA
RUMAH TANGGA MISKIN
PENERIMA
-
Keluarga miskin hasil survei BPS.
-
Menjaga persepsi bahwa garis kemiskinan yang
digunakan adalah garis kemiskinan yang selama ini
dikenal.
Makanan setara 2.100 kilo kalori + non makanan.
-
Garis kemiskinan terukur.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
67
KRITERIA KELUARGA PENERIMA BLT
Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan pen-cacahan orang miskin
dengan melibatkan berbagai pihak/sumber, antara lain dari:
1.
Pemerintah Daerah.
2.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
3.
Daftar Keluarga Miskin yang menerima pembebasan biaya
sekolah dan perawatan kesehatan.
4.
Ketua RT/satuan lingkungan sosial ter-kecil.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
68
KRITERIA KEMISKINAN:
-
Luas dan jenis lantai bangunan.
Jenis dinding bangunan.
Fasilitas jamban/kakus.
Sumber air minum.
Sumber penerangan utama.
Jenis bahan bakar untuk masak.
Kemampuan membeli daging/ ayam/ susu dalam
seminggu.
Frekuensi makan dalam sehari.
Kemampuan membeli pakaian baru dalam setahun.
Kemampuan berobat ke puskemas/poliklinik.
Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga.
Pendidikan kepala rumah tangga.
Kepemilikan asset liquid (minimum Rp.500 ribu).
Anak usia sekolah yang putus sekolah.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
69
PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK/KELUARGA MISKIN
( 2005 )
Garis Kemiskinan
(Setiap Orang/Bulan)
Jumlah
Rp. 120.000,-
16 juta jiwa
4 juta KK
Rp. 150.000,(garis kemiskinan yang biasa digunakan)
40 juta jiwa
10 juta KK
Rp. 175.000,(near poor)
62 juta jiwa
15,5 juta KK
Sumber: BPS
- Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah sebesar Rp.100.000,-/rumah
tangga/bulan.
- Bila ingin mencakup near poor untuk bulan Oktober, November, dan Desember
2005 dibutuhkan Rp.4,65 triliun (15,5 juta KK x Rp.300.000,-).
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
70
BESARNYA BANTUAN
-
Rp.100.000,-/bulan/rumah tangga.
-
Dibayarkan per 3 bulan Rp.300.000,-
-
Garis kemiskinan ± Rp.150.000,-/bulan/orang
≈ Rp.600.000,-/bulan/rumah tangga.
-
06/02/18
Tujuannya adalah mempertahankan tingkat
konsumsi/kesejahteraan rumah tangga miskin
ketika terjadi kenaikkan harga BBM.
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
71
KAJIAN MIKRO ATAS BANTUAN
TUNAI LANGSUNG
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
72
PERUBAHAN HARGA:
Income & Substitution Effects
• Substitution Effect
– Pengaruh perubahan konsumsi pada suatu
barang terkait dengan perubahan pada harga
(relative price) yaitu slope dari budget line.
• Income Effect
– Pengaruh pembelian suatu barang karena
terjadi perubahan pendapatan (real income)
yaitu posisi dari the budget line
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
73
Harga barang X turun
Barang
lain (Y)
Substitution effect:
E1 E2
Income effect:
E2 E3
E1
E2
E3
U2
U1
X1
06/02/18
X2
X3
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Barang X
74
Mengukur Perubahan Kemakmuran
Akibat Perubahan Harga
• Ketika harga turun (naik) akan membuat
individu semakin membaik (memburuk)
tingkat kemakmurannya.
• Menghitung
perubahan
kemakmuran
menggunakan Compensation Variation (CV)
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
75
Compensating Variation (CV)
• minimum (maximum) jumlah uang yang
harus diberikan (diambil) dari seorang
individu agar dia berada dalam tingkat
kemakmuran sebelum terjadi kenaikan
(penurunan) harga.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
76
Kenaikan Harga BBM
(barang yang terkait dengan BBM)
Barang
lain (Y)
COMPENSATION VARIATION
M1
Kenaikan harga BBM (barang yang
Terkait BBM) membawa kemakmuran
Turun Dari U1 ke U 2. Untuk memperTahankan tingkat kemakmuran di U 1
Diperlukan dana kompensasi
(Compensation Variation).
M1
E3
E2
E1
U1
U2
X3
06/02/18
X2
X1
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
M0 – M 1
Barang X
77
BANTUAN TUNAI LANGSUNG
• Agar Bantuan Tunai Langsung Tidak mengurangi
tingkat kemakmuran (kemiskinan) maka besarnya
dana Bantuan Tunai Langsung minimal adalah
sebesar garis M0 – M1.
Apakah Rp 100.000 sudah memadai dengan M0 –
M1?
M0 – M1 tidak dimaksudkan untuk menjadikan
orang miskin menjadi tidak miskin, namun sekedar
menjadikan orang miskin tidak menjadi lebih miskin
dari sebelumnya.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
78
PROSPEK BANTUAN TUNAI LANGSUNG
APAKAH yang terpikir di dalam hati kita ketika menyaksikan kejadian
ketika ada niat pemerintah membantu mereka yang paling miskin dengan
bantuan 100 ribu rupiah per kepala?
Kita menyaksikan Waginem (80), Wadiman (70), dan Kasipah (80)
menghembuskan napas terakhir secara mengenaskan saat antre untuk
mendapatkan dana bantuan langsung tunai?
Atau ketika seorang Ketua RT ditikam mati oleh massa yang tidak puas
dengan cara pembayaran bantuan langsung tunai?
Andreas A Yewangoe., Ketika Bantuan Langsung Tunai Jadi Petaka., Suara Pembaruan
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
79
- Contagion effect (multiuplier effect) dari kenaikan harga BBM
mengatrol harga-harga barang lain ikut naik khususnya
transportasi membawa inflasi kepada double digit (17,89
persen Oktober 2005 year to year).
Ditakutkan akan marak terjadi pemutusan hubungan kerja,
yang selanjutnya menambah jumlah penduduk
miskin,
yang pada gilirannya akana menambah jumlah
bantuan
tunai langsung mengurangi kemampuan stimulus fiscal.
Penurunan investasi ditakutkan akan terjadi karena mahalnya
biaya investasi (tingginya suku bunga)
menghambat
pertumbuhan ekonomi.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
80
DISTRIBUSI PENGELUARAN UNTUK BBM
MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
Kelompok Pendapatan
Distribusi Subsidi
BBM
Dalam Trilliun
Rupiah
20% teratas
43%
48,9
20% kedua teratas
23%
26,2
20% di tengah
16%
18,2
20% kedua terbawah
11%
12,5
7%
7,9
100%
113
20% terbawah
Jumlah
Sumber: Diolah dari Data BPS 2002
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
81
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
82
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
1
Arah kebijakan Fiskal secara
teori:
Ketika lahir (1930-an), kebijakan fiskal diarahkan untuk
menstabilkan ekonomi makro, dalam perkembangan
terakhir, kebijakan fiskal lebih fokus pada cara untuk
mengurangi defisit anggaran (Hall & Taylor, Macro
Economics, Ed 4, 1992, Hal 122) pokok kebijakan fiskal
adalah :
Prioritas I : mengatasi defisit (dan masalah APBN lainnya),
Prioritas II: mengatasi masalah stabilitas ekonomi makro
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
2
•
Kebijakan fiskal yang diterapkan pemerintah
tercermin
dalam
APBN,
merupakan
pengelolaan
terhadap pengeluaran negara dan penerimaan negara
guna mencapai pertumbuhan, penciptaan lapangan
kerja,
stabilitas
harga,
dan
stabilitas
posisi
eksternal.
•
APBN dikatakan sehat dan kuat apabila tidak
sarat dengan beban fiscal non-discretionary, sehingga
akan
memberikan
ruang
gerak
yang
luas
bagi
kebijakan pemerintah.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
3
Lanjutan…
• Sebelum tahun 2000, APBN menerapkan anggaran
berimbang dan menerapkan prinsip T-Account.
• Namun sesungguhnya APBN sebelum tahun 2000
menganut prinsip anggaran defisit mengingat bahwa
komponen pembiayaan yang berasal dari pinjaman
luarnegeri dan/atau adanya perolehan hasil divestasi
saham pemerintah pada sejumlah BUMN diperhitungkan
sebagai penerimaan negara.
• Tahun anggaran 2000, APBN telah menerapkan
Government Finance Statistics (GFS) standar
internasional pelaporan keuangan pemerintah.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
4
Lanjutan…
• Pembiayaan anggaran (below the line) secara eksplisit mulai
diperlihatkan pada APBN tahun 2000.
• Fungsi komponen pembiayaan anggaran adalah untuk
membiayai defisit atau menampung surplus APBN.
• Pembiayaan defisit adalah semua jenis pembiayaan yang
digunakan untuk menutup defisit belanja negara yang
bersumber dari pembiayaan dalam negeri dan pembiayaan
luar negeri bersih.
• Berperan sebagai alat untuk memperkirakan dampak operasi
keuangan pemerintah terhadap perekonomian.
• Perubahan di dalam kewajiban pemerintah, baik yang
berkaitan dengan pembayaran kembali segala kewajiban
pemerintah (repayment) di masa yang akan datang.
• Perubahan likuiditas yang dimiliki pemerintah (liquidity
holding).
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
5
Konsep Defisit Anggaran
Defisit terjadi apabila pengeluaran pemerintah lebih besar
daripada penerimaan.
Ada 2 konsep defisit yang penting, yakni:
• Keseimbangan umum (Overall Balance) merupakan
selisih antara pengeluaran dan penerimaan negara.
• Primary Fiscal Balance atau Keseimbangan Primer
merupakan selisih antara pengeluaran pemerintah di luar
pembayaran bunga utang/pinjaman dengan penerimaan.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
6
Komposisi Pembiayaan Anggaran
Pembiayaan anggaran dikelompokkan menjadi dua:
•
Pembiayaan dalam negeri dan
•
Pembiayaan luar negeri
Pembiayaan dalam negeri:
a) Sektor perbankan dalam negeri:
i.
Pembiayaan yang berasal dari perbankan dalam
negeri dapat berupa pinjaman atau kredit bank.
ii. Penggunaan sisa anggaran lebih (SAL) tahuntahun anggaran sebelumnya yang tersimpan pada
rekening-rekening pemerintah, baik di bank-bank
umum maupun bank sentral, atau
iii. Penambahan simpanan pemerintah di sektor
perbankan dalam hal terdapat sisa anggaran lebih
pada pelaksanaan APBN dan
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
7
Lanjutan…
b)
Sektor nonperbankan dalam negeri
• Penerimaan hasil divestasi saham pemerintah
pada BUMN dan penerimaan privatisasi BUMN.
• Penjualan obligasi pemerintah (fiskalisasi)
• Penjualan aset perbankan dalam program
restrukturisasi (penyehatan), dan
• Penyertaan modal pemerintah
Note: Hasil Privatisasi maupun penjualan asset
restrukturisasi perbankan tidak dapat dianggap
sebagai unsur penerimaan negara karena
transaksi tersebut merupakan pemindahbukuan
asset dari yang kurang likuid ke bentuk yang
lebih likuid dalam upaya mempertahankan
likuiditas pada posisi keuangan pemerintah guna
menutup
kekurangan
dalam
pembiayaan
pengeluaran negara dan hal tersebut akan
berpengaruh pada posisi kekayaan pemerintah di
masa yang akan datang.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
8
Lanjutan…
• Pembiayaan Luar Negeri
Merupakan net penarikan pinjaman luar negeri, baik
pinjaman program maupun pinjaman proyek, dikurangi
dengan pelunasan pokok pinjaman luar negeri.
• Pinjaman program: berupa valuta asing yang
dapat dirupiahkan untuk membiayai berbagai
program pembangunan yang telah direncanakan.
Untuk mencairkan pinjaman program, pemerintah
biasanya
diharuskan
untuk
melaksanakan
berbagai kebijakan yang menjadi syarat pencairan
tersebut (policy matrix).
• Pinjaman Proyek: penggunaannya lebih terarah
kepada pembiayaan pelaksanaan suatu proyek
tertentu sesuai dengan rencana yang telah
disusun dalam pengeluaran pembangunan.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
9
Lanjutan…
• Pinjaman luar negeri yang dikenal sebagai penerimaan
pembangunan atau penerimaan luar negeri dalam konsep TAccount, sesuai dengan GFS tidak dapat dianggap sebagai
unsur penerimaan negara melainkan unsur pembiayaan
negara
karena
net
penarikan
pinjaman
luar
negeri
mempengaruhi posisi atau beban kewajiban pemerintah di
masa yang akan datang.
• Peranan pembiayaan dalam negeri diharapkan semakin
meningkat sebagai cermin peningkatan kemandirian dan
untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak luar negeri.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
10
Pembiayaan Anggaran
dan Implikasi Ekonomi Makro
• Pinjaman dari Perbankan :
– Money creation Inflation
• Pinjaman Luar Negeri :
– Terbatas (creditworthiness)
– Beban utang (defisit berarti penambahan utang)
– Beban generasi berikutnya (pokok + bunga)
• Obligasi Pemerintah (SUN)
– Cash-flow
– Retail
• Fiskalisasi (obligasi) vs Moneterisasi (SBI)
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
11
Lanjutan…
• Privatisasi :
– Efisiensi,
– Memperbaiki posisi fiskal (liquidity holding),
– PHK,
– Kontrol pemerintah terhadap industri
• Penjualan asset : melalui PT PPA optimalisasi nilai
asset dan strategi dan waktu penjualan asset secara
tepat.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
12
Kondisi Fiskal Indonesia :
1.
Masalah Ekonomi Makro :
•
Pertumbuhan ekonomi yang belum sustainable.
•
Pertumbuhan
ekonomi
yang
ada
kurang
didorong oleh perkembangan investasi.
•
Investasi kurang bergairah
•
Kemampuan
Pemerintah
untuk
melakukan
investasi kurang.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
13
2.
Masalah APBN :
APBN mengalami defisit, karena :
Kebutuhan akan belanja negara yang tinggi
• Indonesia terdiri atas teritorial yang luas dan ribuan
pulau.
• Populasi penduduk yang besar (219,20 juta pada
tahun 2005)
• Tingkat pendapatan per kapita yang rendah (US$
1,261.13 per tahun pada tahun 2005).
• Tingkat pengangguran yang tinggi (9,5 persen)
• Tingkat kemiskinan yang tinggi (15,11 persen)
• Kebanyakan Belanja Negara tidak
diskresioner (non discretionary)
• Investasi Pemerintah masih sebesar
20% dari total penerimaan
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
14
Piranti Kebijakan
Ringkasan RAPBN-P 2006 & RAPBN 2007
dalam triliunan rupiah
Uraian
RAPBN-P 2006
RAPBN 2007
A.
Pendapatan Negara dan Hibah
Perpajakan
Bukan Pajak
Hibah
651,9
423,5
224,5
3,9
713,4
505,9
204,9
2,7
B.
Belanja Negara
Pusat
Daerah
689,5
470,2
219,4
746,5
496,0
250,5
C.
Keseimbangan Umum = (A-B)
(37,6)
(33,1)
D.
Pembiayaan = - C
Dalam Negeri
Luar Negeri (35,1 – 63,6)
37,6
52,4
(14,8)
33,1
51,3
(18,2)
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
15
Ringkasan Anggaran Belanja 2002-2007
(Rasio terhadap PDB)
2002
2003
2004
2005
2006
2007
A.
Pendapatan Negara
dan Hibah
18.5
16.4
20.3
19.6
20.9
20.2
B.
Belanja Negara
20.0
18.0
21.6
20.6
22.1
21.1
C.
Defisit (A-B)
(1.5)
(1.7)
(1.3)
(1.0)
(1.2)
(0.9)
Note
06/02/18
:2002-2003
:PAN
2004-2005
:APBN-P
2006
:RAPBN-P
2007
:RAPBN
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
16
ARAH KEBIJAKAN FISKAL INDONESIA
JANGKA MENENGAH
Filosofi Arah Kebijakan Fiskal
Penerimaan Negara = Belanja Negara
(seperti yang kita hadapi saat ini)
Secara
lebih
sederhana
bisa
disebut
penanggulangan defisit, melalui tahap :
• Mencapai penurunan defisit
• Mencapai anggaran berimbang
• Mencapai anggaran surplus
Jangka Menengah : mengacu pada konsolidasi
fiskal dan kesinambungan fiskal.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
17
KEBIJAKAN FISKAL
Anggaran
Pendapatan
Dan
Belanja
Negara
Upaya
Pemerintah
mencapai
sasaran ekonomi
Melalui
Pengeluaran
Pemerintah (G)
Pajak
(Tx)
Pertumbuhan Ekonomi
Pemberdayaan Penuh
Stabilitas Harga
Keseimbangan Eksternal
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
18
MEKANISME KEBIJAKAN FISKAL
Ekonomi
Lesu
Permintaan
Barang dan
Jasa naik
Pengeluaran
Pemerintah
dinaikkan
Pajak
Dikurangi
Pendapatan
Riel naik
Produksi
Barang dan
Jasa naik
Kegiatan Ekonomi
Meningkat
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
19
FUNGSI KEBIJAKAN FISKAL
•Fungsi Alokasi
•Fungsi Stabilisasi
•Fungsi Distribusi
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
20
Prinsip APBN:
-Berimbang Penerimaan = pengeluaran
-Surplus Penerimaan > pengeluaran
-Defisit Penerimaan < pengeluaran
Menutup defisit : Cetak uang
Menerbitkan obligasi
Hutang DN / LN
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
21
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
22
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
23
Pengeluaran Negara:
-Konsumsi Pemerintah
-Investasi Pemerintah
-Pemberian subsidi
-Pemberian transfer
06/02/18
Penerimaan Negara
Pajak:
-Pajak penghasilan
-Pajak pertambahan nilai
-Pajak bumi dan bangunan
-Cukai
-Bea masuk
-Pajak ekspor
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
24
KEBIJAKAN MONETER
DAN PERBANKAN
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
25
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
26
Kebijakan moneter adalah salah
satu kebijakan yang secara
langsung dapat
dikendalikan oleh pemerintah,
serta memiliki dampak langsung
pada
perekonomian di Indonesia.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
27
Secara singkat grafis, pengaruh tersebut
dapat
digambarkan sebagai berikut :
KEBIJAKAN MONETER
Instrumen Dan
Indikator Moneter
Di Bank Sentral
Perekonomian Indonesia
(GDP, Inflasi, Tk Pengangguran,
Neraca pembayaran)
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Kebijakan
Pemerintah
Lainnya
28
Gambar di atas menunjukkan bahwa melalui instrumen
(Operasi pasar terbuka, tk. Diskonto, cadangan
minimum, himbauan, dll) serta indikator moneter (tk.
Bunga, jumlah uang beredar), kebijakan di bidang
moneter akan mempengaruhi perekonomian, yang
terlihat dari perubahan pendapatan nasional (GDP),
tingkat inflasi, jumlah pengangguran dan neraca
pembayaran). Meskipun demikian, kebijakan pemerintah
lainnya juga turut mempengaruhi beberapa indikator
perekonomian Indonesia tersebut.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
29
Jumlah uang beredar merupakan salah satu
indikator
kebijakan moneter yang sangat
penting dan memiliki peranan yang besar
karena
dampak
langsungnya
pada
perekonomian Indonesia. Dampak tersebut
terjadi melalui beberapa jalur:
a. Jalur Biaya Modal
b. Jalur Kekayaan
c. Jalur Harga Relatif
d. Jalur Langsung
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
30
Jalur Biaya Modal
Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap
perekonomian melalui jalur biaya modal dapat
digambarkan sebagai berikut :
Kebijakan Moneter
BI (melalui Surat
Berhaganya)
Cadangan Bank
Umum mengalami
kenaikan
Kapasitas Produksi
nasional akan naik
Investasi sektor riil
akan naik
Pendapatan
Nasional (GDP)
akan
naik
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Jumlah uang
beredar cenderung
bertambah
Tingkat Bunga,
sebagai harga dari
JUB, akan turun
31
Jalur Kekayaan
Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap
perekonomian melalui jalur kekayaan dapat
digambarkan sebagai berikut
Kebijakan
Moneter
Ekspansif
Jumlah uang
beredar naik
Pendapatan
Nasional (GDP)
akan naik
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Konsumsi
masyarakat
meningkat
Pengeluran
Total Naik
32
Jalur Harga Relatif
Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap
perekonomian melalui jalur harga relatif dapat
digambarkan sebagai berikut;
Kebijakan
Moneter
Jumlah uang
beredar naik
Investasi naik
Dan Pendapatan
Nasional (GDP)
akan naik
Produksi thd.
Bentuk kekayaan
tsb. Akan naik
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Uang. kas dlm
portofolio kekayaan
masy. berlebih
Kelebihan tsb.
Akan ditukarkan
dng kekayaan lain
33
TUJUAN
PEMBANGUNAN
Pertumbuhan Ekonomi
Full Employment
Stabilitas Harga
External Equilibrium
Masyarakat
yang adil
dan makmur
MANAJEMEN
EKONOMI
MAKRO
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Fiskal
Moneter
Harga
International Trade
34
KEBIJAKAN MONETER
Upaya
Pemerintah
mencapai
sasaran ekonomi
Melalui
06/02/18
Suku
Bunga
Investasi
Jumlah Uang
Beredar
Pertumbuhan Ekonomi
Pemberdayaan Penuh
Stabilitas Harga
Keseimbangan Eksternal
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Kegiatan
Produksi
35
KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan Ekspansi Kebijakan yang ditujukan untuk
memperluas kegiatan ekonomi.
Easy Money Policy Menambah jumlah uang beredar
Kebijakan Kontraksi Kebijakan yang ditujukan untuk
mempersempit kegiatan ekonomi.
Tight Money Policy Mengurangi jumlah uang beredar
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
36
KEBIJAKAN MONETER
Uang Segala sesuatu yang secara umum diterima sebagai alat tukar
Sebagai alat pembayaran/alat tukar
Fungsi uang
Sebagai alat penyimpan kekayaan
Sebagai alat penilai
Jenis uang
Commodity money
Fiat money
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
37
KEBIJAKAN MONETER
Permintaan
Uang
06/02/18
Untuk
Transaksi
Pendapatan
Untuk
Berjaga-jaga
Pendapatan
Untuk
Spekulasi
Suku Bunga
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
38
KEBIJAKAN MONETER
M1
Arti Sempit
Penawaran
Uang
M2
M3
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Kartal + Giral
M1 + Uang Kuasi
M2 + Instrument Keuangan
39
KEBIJAKAN MONETER
INTERAKSI ANTARA PERMINTAAN
DAN PENAWARAN UANG
Suku Bunga
MS
Menentukan
Suku Bunga
i
0
06/02/18
MD
Jumlah Uang
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
40
TRANSMISI MEKANISME
KEBIJAKAN MONETER
Operasi
Pasar Terbuka
Cadangan
Minimum
Moral
Persuasion
06/02/18
Suku Bunga
SBI
Suku Bunga
Kredit
Jumlah Uang
Beredar
Likuiditas
Bank
Pertumbuhan Ekonomi
Pemberdayaan Penuh
Stabilitas Harga
Herispon, SE. M.Si
- Sistem
Keseimbangan
Eksternal
Ekonomi Indonesia
Investasi
dan
Konsumsi
41
PERANAN PERBANKAN NASIONAL
DALAM PEREKONOMIAN
PERBANKAN
NASIONAL
Pertumbuhan,
Inflasi
Kebijakan
Moneter
Konsumsi,
Inventasi,
Ekspor
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Suku
Bunga
Uang
Beredar
42
PERANAN PERBANKAN
Perantara Keuangan
Mencari Kredit
Mencari Tempat Aman
Pemilik
uang
06/02/18
Membutuhkan
uang
PERBANKAN
Bunga
Bunga
Simpanan
Pinjaman
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
43
PERBANKAN DI INDONESIA
BANK
SENTRAL
BANK INDONESIA
BANK KOMERSIAL 132
5
2,027
*)
BANK PEMERINTAH
BANK
KOMERSIAL
BANK
BANK PEMBANGUNAN DAERAH
26
BANK
PERKREDITAN
RAKYAT(BPR)
7,479
*) TIDAK TERMASUK BRI Unis =4,049
76
1,003
4,529
BANK
SWASTA NASIONAL
BANK
ASING DAN JOINT VENTURE
31
06/02/18
BRI, BNI,
MANDIRI,
BTN, BEI
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
126
44
BANK INDONESIA
(BANK SENTRAL)
MISI
Mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah melalui pemeliharaan kestabilan
moneter dan pengembangan stabilitas
sistem keuangan untuk pembangunan
nasional jangka panjang yang
berkesinambungan.
SASARAN UTAMA
Memelihara Kestabilan Moneter
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
45
MASALAH UTAMA YANG
DIHADAPI
•
•
•
Inflasi yang meninggi
Depresiasi nilai Rupiah terhadap US Dollar
Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
46
BEBERAPA
KEBIJAKAN YANG DIAMBIL
•
•
•
Memberlakukan kebijakan moneter ketat
Menaikkan tingkat suku bunga
Menaikkan Giro Wajib Minimum 5%+++
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
47
Perkembangan Kredit Perbankan
(Rp. Miliar)
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
48
ARSITEKTUR
PERBANKAN NASIONAL
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
49
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
50
ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA
Strategi membangun Industri Perbankan yang kuat
Kerangka Dasar Arsitektur Perbankan Indonesia:
Pilar 1 Struktur Perbankan yang sehat
Pilar 2 Sistem Pengaturan yang efektif
Pilar 3 Sistem Pengawasan yang independen dan efektif
Pilar 4 Industri Perbankan yang kuat
Pilar 5 Instruktur Pendukung yang mencukupi
Pilar 6 Perlindungan Konsumen
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
51
Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional:
- Memperkuat permodalan Bank
modal minimum bank umum Rp 100 miliar
modal pendirian bank baru Rp 3 triliun
- Memperkuat daya saing BPR
- Meningkatkan akses kredit
Program Peningkatan Kualitas Pengaturan Perbankan
- Memformalkan proses sindikasi dalam membuat
kebijakan perbankan
melibatkan pihak III/panel ahli/riset di daerah/pusat
- Implementasi secara bertahap 25 Basel Core Principle
for Effective Banking Supervision
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
52
Program Peningkatan Fungsi Pengawasan
- Koordinasi antar lembaga pengawasan
- Konsolidasi sektor perbankan Bank Indonesia
- Meningkatkan kompetensi pemeriksa Bank
- Mengembangkan sistem pengawasan berbasis risiko
- Meningkatkan efektivitas penegakan peraturan
Program Peningkatan Kualitas Manajemen dan Operasional
- Meningkatkan Good Corporate Governance
- Meningkatkan kualitas manajemen risiko perbankan
- Meningkatkan kemampuan operasional bank
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
53
Program Pengembangan Infrastruktur Perbankan
- Mengembangkan lembaga pengelolaan kredit
- Mengoptimalkan penggunaan lembaga pemeringkat
kredit (credit bureau)
Program Peningkatan Perlindungan Nasabah
- Menyusun standar mekanisme pengaduan nasabah
- Pendirian lembaga mediasi perbankan yang independen
- Menyusun transparansi informasi produk
- Mendorong bank melakukan edukasi kepada konsumen
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
54
VISI PERBANKAN KEDEPAN
PERMODALAN
(Rp Triliun)
2 sampai 3 bank
BANK
INTERNASIONAL
50
3 sampai 5 bank
BANK
NASIONAL
10
BANK DENGAN FOKUS:
DAERAH
KORPORASI
30 sampai 50 bank
RITEL
LAINNYA
0,1
BPR
06/02/18
BANK DENGAN
KEGIATAN USAHA
TERBATAS
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
55
SUBSIDI DALAM PEREKONOMIAN
* Subsidi BBM
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
56
SUBSIDI DALAM KEGIATAN EKONOMI
Sebuah kegiatan yang dibantu subsidi secara terus menerus sangat
tidak baik, karena membuat kegiatan tersebut tidak mandiri.
Jika pemberi subsidi mampu belum ada masalah, namun jika
pemberi subsidi sudah tidak kuat lagi, akan muncul masalah besar
pada pihak penerima dan pemberi subsidi.
Ekonomi tanpa subsidi adalah ekonomi yang sehat. Jika
subsidi dihilangkan, secara bertahap, akan tercipta ekonomi
yang sehat dan mandiri.
Cukup sulit merubah kebiasaan dari tergantung subsidi
menjadi mandiri.Namun kemandirian adalah lebih baik
daripada ketergantungan.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
57
Jika harga BBM
Rp 1.810 per liter
harga BBM luar negeri Rp 3.240 per liter,
berarti ada Subsidi
Rp 1.430 per liter
Kebutuhan BBM di Indonesia
produksi dalam negeri hanya
kekurangannya diimpor
242 juta liter per hari.
178 juta liter per hari.
64 juta liter per hari
Maka uang yang harus dipakai mensubsidi 64 juta liter tersebut berjumlah
Rp 91.520.000.000 per hari dan dalam
satu tahun berjumlah Rp 33.404.800.000.000.
Subsidi selama ini dianggap kurang mencapai sasaran karena sebagian besar
hanya dinikmati langsung oleh mereka yang memiliki kendaraan bermotor saja,
dan para pengusaha angkutan atau pemilik industri. Sekitar 84% dari
bensin yang beredar di masyarakat habis digunakan oleh orang yang mampu
dan06/02/18
hanya 16%nya yang dinikmati
oleh mereka yang miskin.
Herispon, SE. M.Si - Sistem
58
Ekonomi Indonesia
P
DAMPAK SUBSIDI DALAM
PEREKONOMIAN
S
A
Pw
Pd
Kerugian Produsen= PdEBPw
B
Surplus Konsumen = PdEAPw
SUBSIDI
E
DEAD WEIGHT LOSS
AEB
D
0
06/02/18
Q
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
59
KENAIKAN HARGA BAHAN
BAKAR MINYAK (BBM)
Jenis BBM
Premium
Harga
Lama
Rp 1.810
Minyak Tanah Rp
Solar
06/02/18
700
Rp 1.650
Harga
Maret
Rp. 2.400
Harga
Oktober
Rp 4.500
Rp. 700
Rp 2.000
Rp 2.100
Rp 4.300
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
60
DANA PROGRAM KOMPENSASI
PENGURANGAN SUBSIDI BBM
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
61
•
Sejak tahun 2000 pemerintah menghentikan
subsidi BBM secara bertahap. Dana subsidi BBM
dialokasikan untuk program kompensasi yang
diperuntukan bagi masyarakat miskin dengan
perincian sebagai berikut:
1. Tahun 2000: Dana Kompensasi Sosial (DKS) yang
terdiri dari program Pembangunan Prasarana,
Dana Tunai dan Dana Bergulir, dengan alokasi
dana sebesar Rp. 807 milyar.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
62
2. Tahun 2001: Program Beras Murah, Kesehatan,
Pendidikan dan Prasarana Air Bersih, Dana
Bergulir, Bantuan Transportasi, dan Bantuan
Kesejahteraan Sosial, dengan alokasi dana
sebesar Rp. 2,2 trilyun; tahun 2002 sebesar Rp.
2,85 trilyun, dan tahun 2003 sebesar; Rp. 4,4
trilyun.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
63
Pada dasarnya
Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM
mengambil dua bentuk, yaitu:
•bentuk pemberian bantuan langsung seperti beras
murah, Bantuan makanan, dan bantuan tunai;
•bentuk pemberdayaan masyarakat seperti
Dana
Bergulir dan Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat
Pesisir.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
64
Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM tahun 2005
meliputi empat bidang yaitu:
1.Bidang Pendidikan dialokasikan dana sebesar Rp. 6,27
trilyun untuk pemberian Biaya Oprasional Sekolah (BOS) dan
beasiswa reguler untuk tingkat SMA/SMK/MA serta menjamin
siswa miskin tetap sekolah.
2.Bidang Kesehatan dialokasikan dana sebeasr Rp. 3,87
trilyun untuk pemberian pelayanan kesehatan gratis di
Puskesmas dan jaringannya, serta pelayanan kesehatan di
rumah sakit pemerintah dan swasta (yang ditunjuk) di kelas III
dan di Puskesmas
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
65
3. Bidang
Infrasturktur Perdesaan dialokasikan dana
Bi
sebesar Rp. 3,34 trilyun yang difokuskan kepada
desa tertinggal yang membutuhkan penyedian,
peningkatan dan perbaikan di bidang perasarana
jalan dan jembatan perdesaan, prasarana irigasi
perdesaan dan prasarana air bersih di perdesaan.
4. Bidang Bantuan Langsung Tunai dialokasikan
dana sebesar Rp. 4,65 trilyun untuk pemberian
uang tunai sebesar Rp. 100.000/Rumah
Tangga/bulan kepada 15,5 juta Rumah Tangga
Miskin.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
66
BANTUAN LANGSUNG TUNAI KEPADA
RUMAH TANGGA MISKIN
PENERIMA
-
Keluarga miskin hasil survei BPS.
-
Menjaga persepsi bahwa garis kemiskinan yang
digunakan adalah garis kemiskinan yang selama ini
dikenal.
Makanan setara 2.100 kilo kalori + non makanan.
-
Garis kemiskinan terukur.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
67
KRITERIA KELUARGA PENERIMA BLT
Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan pen-cacahan orang miskin
dengan melibatkan berbagai pihak/sumber, antara lain dari:
1.
Pemerintah Daerah.
2.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
3.
Daftar Keluarga Miskin yang menerima pembebasan biaya
sekolah dan perawatan kesehatan.
4.
Ketua RT/satuan lingkungan sosial ter-kecil.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
68
KRITERIA KEMISKINAN:
-
Luas dan jenis lantai bangunan.
Jenis dinding bangunan.
Fasilitas jamban/kakus.
Sumber air minum.
Sumber penerangan utama.
Jenis bahan bakar untuk masak.
Kemampuan membeli daging/ ayam/ susu dalam
seminggu.
Frekuensi makan dalam sehari.
Kemampuan membeli pakaian baru dalam setahun.
Kemampuan berobat ke puskemas/poliklinik.
Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga.
Pendidikan kepala rumah tangga.
Kepemilikan asset liquid (minimum Rp.500 ribu).
Anak usia sekolah yang putus sekolah.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
69
PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK/KELUARGA MISKIN
( 2005 )
Garis Kemiskinan
(Setiap Orang/Bulan)
Jumlah
Rp. 120.000,-
16 juta jiwa
4 juta KK
Rp. 150.000,(garis kemiskinan yang biasa digunakan)
40 juta jiwa
10 juta KK
Rp. 175.000,(near poor)
62 juta jiwa
15,5 juta KK
Sumber: BPS
- Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah sebesar Rp.100.000,-/rumah
tangga/bulan.
- Bila ingin mencakup near poor untuk bulan Oktober, November, dan Desember
2005 dibutuhkan Rp.4,65 triliun (15,5 juta KK x Rp.300.000,-).
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
70
BESARNYA BANTUAN
-
Rp.100.000,-/bulan/rumah tangga.
-
Dibayarkan per 3 bulan Rp.300.000,-
-
Garis kemiskinan ± Rp.150.000,-/bulan/orang
≈ Rp.600.000,-/bulan/rumah tangga.
-
06/02/18
Tujuannya adalah mempertahankan tingkat
konsumsi/kesejahteraan rumah tangga miskin
ketika terjadi kenaikkan harga BBM.
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
71
KAJIAN MIKRO ATAS BANTUAN
TUNAI LANGSUNG
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
72
PERUBAHAN HARGA:
Income & Substitution Effects
• Substitution Effect
– Pengaruh perubahan konsumsi pada suatu
barang terkait dengan perubahan pada harga
(relative price) yaitu slope dari budget line.
• Income Effect
– Pengaruh pembelian suatu barang karena
terjadi perubahan pendapatan (real income)
yaitu posisi dari the budget line
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
73
Harga barang X turun
Barang
lain (Y)
Substitution effect:
E1 E2
Income effect:
E2 E3
E1
E2
E3
U2
U1
X1
06/02/18
X2
X3
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
Barang X
74
Mengukur Perubahan Kemakmuran
Akibat Perubahan Harga
• Ketika harga turun (naik) akan membuat
individu semakin membaik (memburuk)
tingkat kemakmurannya.
• Menghitung
perubahan
kemakmuran
menggunakan Compensation Variation (CV)
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
75
Compensating Variation (CV)
• minimum (maximum) jumlah uang yang
harus diberikan (diambil) dari seorang
individu agar dia berada dalam tingkat
kemakmuran sebelum terjadi kenaikan
(penurunan) harga.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
76
Kenaikan Harga BBM
(barang yang terkait dengan BBM)
Barang
lain (Y)
COMPENSATION VARIATION
M1
Kenaikan harga BBM (barang yang
Terkait BBM) membawa kemakmuran
Turun Dari U1 ke U 2. Untuk memperTahankan tingkat kemakmuran di U 1
Diperlukan dana kompensasi
(Compensation Variation).
M1
E3
E2
E1
U1
U2
X3
06/02/18
X2
X1
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
M0 – M 1
Barang X
77
BANTUAN TUNAI LANGSUNG
• Agar Bantuan Tunai Langsung Tidak mengurangi
tingkat kemakmuran (kemiskinan) maka besarnya
dana Bantuan Tunai Langsung minimal adalah
sebesar garis M0 – M1.
Apakah Rp 100.000 sudah memadai dengan M0 –
M1?
M0 – M1 tidak dimaksudkan untuk menjadikan
orang miskin menjadi tidak miskin, namun sekedar
menjadikan orang miskin tidak menjadi lebih miskin
dari sebelumnya.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
78
PROSPEK BANTUAN TUNAI LANGSUNG
APAKAH yang terpikir di dalam hati kita ketika menyaksikan kejadian
ketika ada niat pemerintah membantu mereka yang paling miskin dengan
bantuan 100 ribu rupiah per kepala?
Kita menyaksikan Waginem (80), Wadiman (70), dan Kasipah (80)
menghembuskan napas terakhir secara mengenaskan saat antre untuk
mendapatkan dana bantuan langsung tunai?
Atau ketika seorang Ketua RT ditikam mati oleh massa yang tidak puas
dengan cara pembayaran bantuan langsung tunai?
Andreas A Yewangoe., Ketika Bantuan Langsung Tunai Jadi Petaka., Suara Pembaruan
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
79
- Contagion effect (multiuplier effect) dari kenaikan harga BBM
mengatrol harga-harga barang lain ikut naik khususnya
transportasi membawa inflasi kepada double digit (17,89
persen Oktober 2005 year to year).
Ditakutkan akan marak terjadi pemutusan hubungan kerja,
yang selanjutnya menambah jumlah penduduk
miskin,
yang pada gilirannya akana menambah jumlah
bantuan
tunai langsung mengurangi kemampuan stimulus fiscal.
Penurunan investasi ditakutkan akan terjadi karena mahalnya
biaya investasi (tingginya suku bunga)
menghambat
pertumbuhan ekonomi.
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
80
DISTRIBUSI PENGELUARAN UNTUK BBM
MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
Kelompok Pendapatan
Distribusi Subsidi
BBM
Dalam Trilliun
Rupiah
20% teratas
43%
48,9
20% kedua teratas
23%
26,2
20% di tengah
16%
18,2
20% kedua terbawah
11%
12,5
7%
7,9
100%
113
20% terbawah
Jumlah
Sumber: Diolah dari Data BPS 2002
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
81
06/02/18
Herispon, SE. M.Si - Sistem
Ekonomi Indonesia
82