PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 MELALUI E-BILING BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI UNIVERSITAS LAMPUNG OLEH BENDAHARA GAJI

  

PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 MELALUI E-BILING

BENDAHARA GAJI

(Jurnal)

Oleh

  

SITI MAIMUNAH

1312011315

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

  

2017

  

ABSTRAK

PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 MELALUI E-BILING

BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI UNIVERSITAS LAMPUNG OLEH

BENDAHARA GAJI

  

Oleh

Siti Maimunah, Prof. Dr. Yuswanto, S.H,.M.H, Ati Yuniati S.H,.M.H

  Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

  Email: sitimaimunah299@gmail.com Menghadapi perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka Direktur Jendral Pajak (DJP) memanfaatkan teknoklogi guna mempermudah dan mengefisienkan pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi dan pembayaran pajak, DJP mengeluarkan E-System yang mencakup e-registration, e-filling, e-SPT, dan e- billing. Permasalahannya, bagaimanakah pengaturan sistem pembayaran PPh pasal 21 bagi PNS di lingkungan Universitas Lampung dan pelaksanaan pembayarannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis dan empiris. Jenis data terdiri dari data primer dan sekunder. Narasumber terdiri bendahara gaji dan bendahara pengeluaran Universitas Lampung. Penelitian ini dianalisis secara kualitatif. Pengaturan pembayaran pajak penghasilan melaui e-billing adalah Peraturan-26/Pajak/2014 tentang Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik, Peraturan Menteri Keuangan-242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran Secara Elektronik, Peraturan Menteri Keuangan-32/PMK.05/2014 tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik.Tata cara pelaksanaan pembayaran PPh Pasal 21 sistem e-billing belum berjalan dengan baik, karena sistem pembayaran masih menggunakan manual yaitu dengan Surat Setoran Pajak.(SSP). Saran yang diberikan penulis yaitu seharusnya pembayaran PPh Pasal 21 dilakukan dengan sistem e-billing seperti pembayaran PPh Pasal 23.

  Kata kunci : pembayaran, PPh pasal 21, E-Billing

  

ABSTRACT

THE PAYMENT OF INCOME TAX ARTICLE 21 OF CIVIL SERVANTS

OF LAMPUNG UNIVERSITY PAID BY THE TREASURE OF

SALARY THROUGH E-BILLING

By

  

Siti Maimunah, Prof. Dr. Yuswanto, S.H, .M.H, Ati Yuniati S.H, .M.H

  Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

  Email: sitimaimunah299@gmail.com The rapid development of technology has made the General Director of Taxation (GDT) utilized the technology in order to simplify the work associated with the administration and payment of taxes, the GDT issued E-System which includes e- registration, e-filing, e-SPT, and e -billing. The problems are formulated as follows: how is the work of the settings system and its implementation on the payment of income tax article 21 of civil servants of Lampung University? This study uses juridical and empirical approaches. The data sources consist of primary and secondary data. While the interviewees consist of the treasurer of salary and the expenditure treasurer of Lampung University. The data in this research was analyzed qualitatively. The result showed that the arrangement system of Income tax payment through e-billing is under the Regulation-26 / Taxes / 2014 concerning Electronic Tax Payment System, Ministry of Finance-242 / PMK.03 / 2014 on Procedures for Electronic Payments, Ministry of Finance-32 / PMK.05 / 2014 on State Revenue system in Elektronic. The implementation of payment procedure of income tax Article 21 of the e-billing system has not been running well, because the payment system was still done manually through the Tax Payment Slip. It is suggested that the income tax Article 21 should be paid through e-billing system as has been done in Article 23.

  Keywords: Payment, Income Tax Article 21, E-Billing

I. PENDAHULUAN Di Indonesia mengenal tiga sistem

  Dalam segi ekonomi, pajak yang digunakan dalam memungu

  1

  merupakan perpindahan sumber pajak, yakni : daya dari sektor privat kesektor

  1. Self assessment system

  publik. Bagi sektor publik pajak Yaitu suatu system perpajakan akan digunakan untuk membiayai yang member kepercayaaan pengeluaran negara baik kepad Wajib Pajak untuk pengeluaran rutin maupun memenuhi dan melaksanakan pembangunan, sedangkan bagi sendiri kewajiban dan hak sector privat, pajak dipandang perpajakannya. sebagai beban. Perbedaan keadaan 2.

   Official assessment system

  ekonomi, budaya dan sejarah suatu Yaitu suatu system perpajakan negara berdampak kepada pola dimana inisiatif untuk perpajakan negara tersebut. Pajak memenuhi kewajiban orang pribadi umumnya sulit perpajakan berada dipihak dipungut dalam masyarakat yang fiscus banyak penduduknya, dikarenakan

  3. Withholding tax system

  penyebaran penduduk yang tidak Yaitu suatu system perpajakn merata dan tingkatan penghasilan dimana pihak ketiga diberi berbeda. Untuk itu diperlukan kepercayaan oleh undang- sistem perpajakan yang baik guna undang perpajakan untuk menghimpun dana dari memotong pajak. Disini yang masyarakat. berperan adalah pihak ketiga bukan fiscus maupun Wajib Pajak menurut Pasal 1 angka 1 Pajak. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Kementrian dalam hal ini Undang-Undang Nomor 6 Tahun Direktorat Jendral Pajak 1983 tentang Ketentuan Umum melaksanakan sistem perpajakan dan Tata Cara Perpajakan, yaitu with holding system. Sistem disebutkan bahwa pajak adalah perpajakan With Holding System kontribusi wajib kepada negara merupakan suatu sistem yang terutang oleh orang pribadi pemungutan pajak yang memberi atau badan yang bersifat memaksa wewenang kepada pihak ketiga berdasarkan Undang-Undang, (bukan fiskus dan bukan wajib dengan tidak mendapatkan imbalan pajak yang bersangkutan) untuk secara langsung dan digunakan menentukan besarnya pajak yang untuk keperluan negara bagi terutang oleh wajib pajak. Ciri-ciri sebesar-besarnya kemakmuran sistem ini adalah wewenang rakyat. untuk menentukan besarnya 1 Marlia Eka Putri, Hukum Pajak Dan

  Retribusi Daerah , (Bandar Lampung : CV.Anugrah Utama Raharja, 2015) hlm. 8 pajak terutang ada pada pihak ketiga sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

  Pajak Penghasilan P a s a l 2 1 t e r d i r i atas gaji, upah, honorarium, tunjangan, pensiun, kegiatan, dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dipungut melalui sistem pemotongan (with holding

  system ) pada saat penghasilan itu

  dibayarkan. Potongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dilakukan terhadap orang pribadi wajib pajak dalam negeri. Pemotongan pajak dilakukan oleh pemberi penghasilan dan dalam melaksanakan penghitungan haruslah mengikuti Undang- Undang Perpajakan dan segala Peraturan Pemerintah yang berlaku guna menjadi pedoman dalam melaksanakan perhitungan pajak.

  Sesuai dengan ketentuan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, pemungutan pajak di Indonesia harus didasarkan pada Undang-Undang Perpajakan yang disusun oleh pemerintah dan disetujui oleh rakyat, dimana petunjuk pelaksanaan pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan orang pribadi melalui Keputusan Dirjen Pajak Nomor. Per-15/PJ/2006 dengan mengubah ketentuan Pasal 21 ayat (8) Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yang perubahan dan yang terakhir adalah Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Apabila dikaitkan dengan sistem self assessment yang memberikan kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak untuk membayar, dan melaporkan kewajiban perpajakannya (kewajiban pajak Wajib Pajak sendiri, bukan pajaknya Wajib Pajak lain/ pihak lain), maka konsep sistem withholding tax ini berbeda dengan sistem self

  assessment. Dalam sistem withholding tax

  , Wajib Pajak diberi kewajiban untuk memotong, menyetorkan, dan mengadministrasikan pajaknya pihak lain sedangkan dalam sistem self assessment, Wajib Pajak berkewajiban untuk menghitung, menyetorkan, dan mengadministrasikan kewajiban pajaknya sendiri Salah satu pajak yang diberlakukan di Indonesia adalah pajak penghasilan (PPh) baik perseorangan atau badan. Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomi yang iterima wajib pajak pada suatu kurun waktu tertentu. Pajak penghasilan merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi bagi setiap individu yang telah memiliki tambahan kemampuan ekonomis dan terkait secara penuh berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan yang berlaku, khususnya di Indonesia. Siapapun Pengaturan pembayaran pajak yang memperoleh penghasilan secara e-billing tertung dalam : dari dalam negeri Indonesia pada

  1. Menteri Peraturan dasarnya tidak akan lepas dari

  Keuangan-242/ peraturan perundang-undangan PMK.03/2014 tentang Tata yang telah dibuat oleh pemerintah Cara Pembayaran dan

  Indonesia tidak terkecuali Penyetoran Pajak. Pegawai Negeri Sipil (PNS).

  Peraturan Masyarakat banyak yang tidak Keuangan -32/ PMK mengerti pentingnya pajak serta .05/2014 tentang Sistem akibat dari menghindari diri dari Penerimaan Negara Secara pembayaran pajak. Hal ini Elektronik. dikarenakan perbedaan cara 3.

  Peraturan-26/Pajak /2014 menghitung antara komersial tentang Sistem dengan fiskal yang dapat Pembayaran Pajak Secara

  2 menimbulkan perbedaan atas Elektronik.

  jumlah pajak yang harus Sebagai informasi peralihan dibayar. Perbedaan ini dapat pembayaran pajak ke sistem online menjadi lebih bayar maupun dari sebelumnya manual sudah kurang bayar yang dapat dimulai sejak 1 Januari 2016. merugikan baik Wajib Pajak Untuk mengakomodasi peralihan maupun pemerintah. cara pembayaran pajak dari sistem manual ke e-billing, Bank

  Menghadapi perkembangan BUMN (Bank Mandiri, BNI, teknologi yang semakin pesat, BRI dan BTN) serta Kantor Pos maka Direktur Jendral Pajak masih terus melayani pembayaran

  (DJP) tidak mau ketinggalan pajak secara manual hanya sampai

  3

  dalam memanfaatkan teknoklogi tanggal 30 Juni 2016. guna mempermudah dan mengefisienkan pekerjaan yang Pembayaran dengan menggunakan berhubungan dengan administrasi kode Billing dapat dilakukan dan pembayaran pajak. Maka dari dengan beberapa cara, yaitu : itulah DJP mengeluarkan program

  a) Melalui loket bank atau kator baru yang memanfaatkan pos teknologi dengan lebih baik, yakni b)

  Melalui anjungan tunai mandiri

  E-System . Dalam E- System ini,

  terdapat e-registration, e-filling, 2

   e -SPT, dan e-billing. Dengan

  pembaharuan sistem yang ada

  

  pada kantor pajak, harapannya

  diakses (sabtu, 14 mei 2016, 20:56)

  akan meningkatkan penerimaan 3 pajak yang akan membantu roda

   diakses (sabtu, 14 mei 2016, perekonomian Indonesia. 20:53)

  (ATM) Mandiri

  c) Melalui

  internet banking Mandiri.

4 Sistem pembayaran pajak di saat

  ini belum berjalan dengan lancar karena banyak wajib pajak yang tidak melakukan pembayaran pajak dengan alasan bayar pajak itu sulit prosesnya, harus mengantri, belum lagi akan memakan waktu yang lama. Direktorat jendral pajak saat ini memberlakuan sistem e-billing yang dihadirkan untuk untuk memberikan kemudahan, kenyamanan dan keamanan wajib pajak dalam membayar pajak dan dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun namun Sistem pembayaran ini belum berjalan dengan lancar di lingkungan Universitas Lampung. Permasalahan dalam tulisan ini adalah Bagaimanakah pengaturan sistem pembayaran PPh Pasal 21 bagi PNS di lingkungan Universitas Lampung, Bagaimanakah pelaksanaan sistem pembayaran PPh Pasal 21 bagi PNS di lingkungan Universitas Lampung.

  Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui sistem pembayaran pajak penghasilan melalui e-billing bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Universitas Lampung. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem pembayaran 4

  http://www.pajak.go.id . diakses, (jum’at, 22 juli 2016 : 12.20)

  PPh Pasal 21 bagi PNS di lingkungan Universitas Lampung. Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Penelitian yang dilakukan dengan studi kepustakaan dan terhadap sejumlah narasumber.

  II. PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Universitas Lampung

  Universitas Lampung (Unila) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri indonesia yang berdiri secara resmi sejak tanggal 23 september 1965. Saat ini Unila terdiri dari 8 fakultas yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Per tanian, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Fakultas MIPA, Dan Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung beralamat di Jln. Prof. Soemantri Brojonegoro No 1 Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa. Lokasi ini dapat dikatakan strategis karena berbatasan dengan kecamatan Rajabasa yang terdapat terminal Rajabasa sebagai penghubung jalur transprortasi. Adapun batas wilayah universitas lampung secara administrasi adalah sebagai berikut:

  1. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Rajabasa 2. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Kedaton 3. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Rajabasa Raya

  4. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Tanjung Karang Barat 5.

  Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan. Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan, pembayaran lainnya sehubungan dengan pekerjaan/jasa/kegiatan wajib melakukan pemotongan pasal 21. Berdasarkan PP Nomor 80 Tahun 2010 bahwa Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang atas penghasilan tetap dan teratur yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota POLRI, Pensiunan setiap bulan yang menjadi beban APBN atau APBD ditanggung oleh pemerintah atas beban APBN atau APBD.

  Didalam Peraturan Menteri Keuangan- 242/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak menjelaskan Jangka Waktu Pembayaran Dan Penyetoran Pajak hingga petunjuk serta contoh Pengisian

  Surat Keputusan Penolakan Pengangsuran/Penundaan Pembayaran Pajak. Bab II Pasal 2 Ayat 6 menjelaskan jangka waktu pembayaran untuk PPh Pasal 21 yang dipotong oleh pemotong PPh harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. Dalam Pasal 5 dijelaskan Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan harus dibayar lunas sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan tetapi tidak melebihi batas waktu Penyampaian Surat Pemberiahuan Pajak Penghasilan.

B. Pengaturan Sistem Pembayaran PPh

21 Bagi PNS di Lingkungan Unila

  Pelaksanaan pajak secara e-billing menurut Bendahara Pengeluaran Bapak Edwin Herwani, S.KOM dibayarkan melalui aplikasi SSE.go.id pembayaran melalui sistem ini tidak memiliki syarat khusus. Pembayaran menggunakan e-billing ini harus mempunyai akun e-billing terlebihih dahalu yang telah didaftarkan . Pembayaran PPh Pasal 21 ini menggunakan sistem with holding

  system .

  Pelaksanaannya mekanisme with

  holding system

  , melibatkan pihak ketiga yang ditunjuk sebagai pemotong dan pemungut pajak. Penyetoran PPh dilakukan di Bank Bank Negara Indonesia (BNI). Pembayaran PPh

C. Peraturan Menteri Keuangan - 242/ PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak.

  Pasal 21 golongan IV pemotongan sebesar 15% dan golongan III sebesar 5% dari besaran gaji yang diterimanya sedangkan golongan I dan II tidak kena PPh.

D. Peraturan Menteri Keuangan - 32/ PMK .05/2014 Tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik,

  Penerimaan negara yang diatur dalam Peraturan Menteri ini meliputi seluruh yang diterima melalui Bank/ Pos Persepsi dengan menggunakan Kode

  Billing . Wajib Pajak/ Wajib Bayar/

  Wajib Setor menyetorkan penerimaaan negara ke Bank/ Pos Persepsi menggunakan Kode Billing yang diterbitkan oleh sistem Penerimaan Negara. Kode Billing ini dapat diperoleh dengan cara :

  Wajib Setor melakukan perekaman data ke sistem Penerimaan Negara ; atau 2. Diterbitkan oleh pejabat yang berwenang di Direktorat

  Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai, atau Direktorat Jenderal Anggaran.

  Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran Rektorat Unila Bapak Edwin Herwani, S.KOM, pembayaran pajak secara elektronik harus mendaftarkan dan mendapatkan kode biliing yang digunakan untuk melakukan pembayaran pajak secara elektronik. Pembayar pajak yang akan setor pajak harus membuat kode billing. Secara aturan, menur Kode billing yang didapat yaitu 016101869536715 dan berdasarkan ketentuan ternyata kode billing ini dalam jangka waktu 48jam sejak diterbitkan, jadi kode billing ini aktif sampai 18/10/2016 pukul 09:04:26 dan setelah itu secara otomatis kode billing tersebut terhapus dari sistem dan tidak dapat digunakan lagi, namun setelah terhapus kode biling ini dapat dibuat kembali.

  E. Peraturan-26/ Pajak / 2014 Tentang Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik.

  Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik diatur dalam Per-26/ Pj / 2014, saat ini Wajib Pajak dapat lebih mudah dalam pemenuhan kewajiban perpajakan dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas elektronik yang telah disediakan Direktorat Jenderal Pajak. Sistem pembayaran pajak secara elektronik adalah bagian dari sistem Penerimaan Negara secara elektronik yang diadministrasikan oleh Biller Direktorat Jendral Pajak dan menerapkan Billing Sistem. Transaksi pembayaran dan penyetoran pajak yang di lakukan oleh wajib pajak dengan sistem pembayaran secara elektronik dilakukan melalui bank/pos dengan menggunakan Kode Billing, yang dapat memudahkan Wajib Pajak untuk membayarkan pajaknya dengan lebih mudah, lebih cepat, dan lebih akurat.

1. Wajib Pajak/ Wajib Bayar/

  Cara untuk mendapatkan layanan ini dijelaskan oleh Bendahara Pengeluaran Rektorat Unila Bapak Edwin Herwani,S.KOM yaitu melakukan registrasi melalui situs

  E- Billing Berdasarkan wawancara dibagian Bendahara Pengeluaran Rektorat Unila Bapak Edwin Herwani,S.KOM Pembayaran PPh Pasal 21 bagi PNS yang dikelola oleh bendahara gaji tidak mendapatkan bukti setor pajak tidak seperti PPh pasal 23 yang memiliki bukti setor pajak karena PPh

  Pasal 21 telah dipotong secara otomatis oleh KPPN menggunakan sistem simpan. Bukti penerimaan pembayaran pajak oleh Unila yang dilakukan seacara manual atau menggunakan SSP mencantumkan elemen-elemen berikut ini : a.

  NPWP b. Nama Wajib Pajak c. Kode Akun Pajak d. Kode Jenis Setoran e. Tanggal Bayar f. Jumblah Nominal Pembayaran E.

   Pelaksanaan Sistem Pembayaran PPh 21 Secara E-Billing Di Universitas Lampung

  Berdasarkan wawancara dibagian Bendahara Pengeluaran Rektorat Unila Bapak Edwin Herwani,S.KOM bayar pajak online atau proses pembayaran pajak secara elekronik disitus Direktorat Jendral Pajak (DJP) degan menggunakan

  e-billing

  mulai diberlakukan di Universitas Lampung (UNILA) sejak tanggal juli 2016, dan aplikasinya dapat diakses secara online dengan mengisi formulir surat setoran elektronik di SSE.go.id. Sitem e-

  billing pajak ini memerlukan kode billing untuk proses pembayaran hal

  ini berdasarkan hasil wawancara oleh bagian Bendahara Pengeluaran Unila Cara bayar pajak ini hanya dibutuhkan dua langkah saja, yang pertama membuat kode billing dan selanjutnya melakukan transaksi pembayaran pajak. Menggunakan aplikasi e-billing ini sangat mudah dan praktis apabila proses input data selesai maka pembayaran pajak bisa dilakukan melalui Teller Bank, Kantor Pos, ATM, Internet Banking Atau Bisa Melalui Mobile Banking. Alur Proses Billing Sistem : 1.

  Pendaftaran Akun 2. Pembuatan kode billing 3. Pembayaran III.

   SIMPULAN

  Berdasarkan pembahasan diatas maka yang dapat di simpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.

  Pengaturan Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik telah dijelaskan didalam Per- 26/Pj/2014 yakni melakukan registrasi melalui situs E-

  Billing , PPh Pasal 21 telah

  dipotong secara otomatis oleh KPPN menggunakan sistem simpan, dan diperjelas oleh PMK-242/ PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak, PPh 21 yanng dipotong oleh pemotong PPh harus disetor paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir, serta PMK- 32/PMK.05 Tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik dimana pembayaran pajak secara e-billing harus memiliki kode billing dan Kode Billing ini juga memiliki masa kadaluarsa yang nantinya akan terhapus secara otomatis DAFTAR PUSTAKA oleh sistem.

  2. Pelaksanaan pembayaran pajak secara elekronik disitus

  Marlia Eka Putri, Hukum Pajak Dan Retribusi

  Direktorat Jendral Pajak (DJP)

  Daerah , (Bandar Lampung : CV.Anugrah Utama Raharja, 2015) hlm.

  degan menggunakan e-billing

  8

  mulai diberlakukan di

  

  Universitas Lampung (Unila)

  

  sejak tanggal juli 2016, dan

   diakses (sabtu, 14 mei 2016,

  aplikasinya dapat diakses

  20:56)

  secara online dengan mengisi

  diakses (sabtu, 14 mei 2016,

  formulir surat setoran

  20:53) elektronik di SSE.go.id. http://www.pajak.go.id . diakses, (jum’at, 22

  Pembayaran PPh Pasal 21 bagi

  juli 2016 : 12.20)

  PNS yang dikelola oleh bendahara gaji tidak mendapatkan bukti setor pajak tidak seperti PPh pasal 23 yang memiliki bukti setor pajak karena PPh Pasal 21 telah dipotong secara otomatis oleh Kantor Pusat Perbendahraan Negara (KPPN) menggunakan sistem simpan

  Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyarankan beberapa hal yakni : 1.

  Seharusnya pembayaran PPh

  Pasal 21 dilakukan seperti pembayaran PPh Pasal 23 sehingga bendaharawan memiliki bukti setor pajak dan pihak KPPN tidak menerima lagi setor PPh 21 secara manual agar kebijakan penggunakan sistem e-billing berjalan dengan lancar.

  2. Seharusnya peraturan yang menjelaskan masalah pembayaran atau penyetoran pajak memalui e-billing diatur lebih jelas dan mendasar.

Dokumen yang terkait

PERAN POLDA LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN PROSTITUSI ARTIS SECARA ONLINE (Jurnal Skripsi)

0 0 12

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PEMUTUSAN PIDANA PERKARA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH OKNUM LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (Studi Putusan Nomor 129/Pid.B/2016/PN.Gns)

0 0 15

PERAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM BANDAR LAMPUNG TERHADAP PERLINDUNGAN HAK-HAK TERSANGKA PADA TAHAP PENYIDIKAN (Jurnal Skripsi)

0 1 11

UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN PADA PROGRAM ORIENTASI PERGURUAN TINGGI DI UNIVERSITAS LAMPUNG

0 0 12

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP KEJAHATAN PENJUALAN SATWA LANGKA YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET Patrisella Noviyana, Tri Andrisman, Rini Fathonah email: (Patrisellanyahoo.com)

0 0 14

PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA PELAKU PENGANCAMAN TERHADAP ANGGOTA POLRI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (STUDI PUTUSAN PN NOMOR: 701/Pid.B/2014/PN.Tjk)

0 0 12

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI DANA PENGHAPUSAN ASET MILIK PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG Gracelda Syukrie, Diah Gustiniati, Rini Fathonah Email: graceldasyukriegmail.com

0 0 11

PELAKSANAAN PENGAWASAN TENAGA KERJA ASING OLEH DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDAR LAMPUNG

0 5 14

ANALISIS PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA PERKOSAAN YANG DILAKUKAN OLEH ORANG TUA KANDUNG (Studi Putusan No. 222/Pid.Sus/2014/PN. Kot)

0 0 15

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI PENYALAHGUNAAN WEWENANG DALAM JABATAN PEMERINTAHAN DI BANDAR LAMPUNG Indah Nurfitria, Maroni, Rini Fathonah email: (indahnur1204gmail.com)

0 0 12