PERAN POLDA LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN PROSTITUSI ARTIS SECARA ONLINE (Jurnal Skripsi)

  PERAN POLDA LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN PROSTITUSI ARTIS SECARA ONLINE (Jurnal Skripsi) Oleh DEDDY ROBIANSYAH NPM. 1342011046 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

  

ABSTRAK

PERAN POLDA LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN PROSTITUSI

ARTIS SECARA ONLINE

Oleh

Deddy Robiansyah, Erna Dewi, Dona Raisa Monica

  

(Email: [email protected])

  Kejahatan prostitusi tidak hanya terjadi pada masyarakat biasa. Beberapa bulan lalu publik dihebohkan dengan beredarnya video bbm tentang beberapa kalangan artis yang diduga sebagai pelaku tindak pidana prostitusi. Salah satu contoh kasus prostitusi di provinsi lampung adalah Pedangdut (21) mengaku terguncang setelah terjaring razia dan disangka terlibat dalam prostitusi artis. Berkaitan dengan prostitusi KUHP mengaturnya dalam dua pasal, yaitu pasal 296 dan

  pasal 506. Pasal 296 menyatakan 'barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain, dan menjadikannya sebagai pencaharian atau kebiasaan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau denda paling banyak lima belas ribu rupiah'. Sedangkan pasal 506 menyatakan barang siapa menarik keuntungan dari perbuatan cabul seseorang wanita dan menjadikannya sebagai pelacur, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu tahun.Kepolisian Republik Indonesia mengemban dua tugas pokok antara lain Tugas Preventif dan Tugas Represif. Tugas Preventif dilakukan berupa patrolipatroli yang dilakukan secara terarah dan teratur, mengadakan tanya jawab dengan orang lewat, termasuk usaha pencegahan kejahatan atau pelaksanaan tugas preventif, memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum. Sedangkan tugas Represif dilakukan dengan menghimpun bukti-bukti sehubungan dengan pengusutan perkara dan bahkan berusaha untuk menemukan kembali barangbarang hasil curian, melakukan penahanan untuk kemudian diserahkan ke tangan Kejaksaan yang kelak akan meneruskannya ke PengadilanMenurut penulis berkaitan dengan berbagai hal tersebut maka peran dari seluruh pihak mulai dari pemerintah, masyarakat hingga aparat penegak hukum khususnya kepolisian yang langsung berhadapan dengan berbagai kasus tindak pidana prostitusi di lingkungan, diharapkan dapat mencegah atau setidaknya mengurangi terjadinya kejahatan prostitusi yang terjadi dimasyarakat daerah lampung. Kata Kunci: Peran Polda Lampung, Penanggulangan, Prostitusi

  

ABSTRACT

THE ROLE OF LAMPUNG PROVINCIAL POLICE COMMAND ON THE

PREVENTION OF ARTIST ONLINE PROSTITUTION

By

Deddy Robiansyah, Erna Dewi, Dona Raisa Monica

  

(Email: [email protected])

  The crime of prostitution does not only occur on orinary society. Some months ago, the public has been shocked by the spread of BBM video about some artists who were accused as the convicted of prostitution crime. One of the prostitution cases in Lampung province is a dangdut singer namely as (21) who acknowledges to be shocked after captured on a raid and is accused to take part artist prostitution. Refer to the prostitution case, Indonesian Criminal Code (KUHP) regulates it on two articles, they are the article number 296 ad article number 506. The article number 296 states that 'whoever intentionally causes or ease the crime of raunchy by others, and make it to be their livelihood or behavior, is threatened with the maximum imprisonment of one year and four months or a maximum fine for fifteen million rupiahs'. Meanwhile the article number 506 states that whoever takes the benefit from the act of obscene of female and makes her as the prostitute, is threatened with the maximum imprisonment of one year. The Police of Republic of Indonesia carries two basic tasks that consist of Preventive Taskand Represive Task. The Preventive Task is conducted through patrols which are done directionally and regularly, conducting an interview with pedestrians, including the effort of prevention of crime or of the implementation of preventive task, maintaining the order and ensure the public savety. Meanwhile the represive task is conducted through submitting the evidences relate to case investigationand even initiating the effort to search back of the stolen goods, conducting a detention for further being forwarded to the Judiciary body.According to the writer, refer to those cases, the role of all stakeholders start from the government, society until law enforcement officers especially the police officers who get a face to face with all prostitution cases in social environment, it is hoped that they can prevent or at least decrease the occurance of prostitution crime which happens in Lampung region. Key Words: Role of Lampung Provincial Police Commands, Prevention, Prostitution

I. Pendahuluan

  Kejahatan prostitusi tidak hanya terjadi pada masyarakat biasa. Beberapa bulan lalu publik dihebohkan dengan beredarnya video bbm tentang beberapa kalangan artis yang diduga sebagai pelaku tindak pidana prostitusi. Salah satu contoh kasus prostitusi di provinsi lampung adalah Pedangdut (21) mengaku terguncang setelah terjaring razia dan disangka terlibat dalam prostitusi artis. Hal itu disampaikan Eddie selaku kuasa hukum Nagaswara di mana Hesty bernaung. "Tadi saya bertemu Hesty dia sedih. Saya bertemu di Polda Lampung," ungkap Eddie seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com. Sayangnya, Hesty tak bisa banyak bercerita. Pasalnya, saat itu pelantun "Klepek Klepek" itu masih harus menjalani sejumlah pemeriksaan. "Dia tidak bercerita tentang pokok masalah. Tapi dia pasti sedih ya," ujarnya. "Dia masih harus BAP, polisi kan punya waktu 1x24 jam sebelum diputuskan akan ditahan atau tidak," tambah Eddie. Hesty diamankan dalam razia yang digelar Polda Lampung. Saat itu, wanita kelahiran Bandung, 18 Mei 1994 ini sedang bersama dengan seorang pria di kamar hotel. Bersama Hesty turut diamankan sejumlah barang bukti seperti uang tunai dan alat kontrasepsi. Tak hanya Hesty, polisi juga mendapati lima terduga mucikari, empat diantaranya dari Lampung, satu dari Jakarta. Kepala Sub Direktorat IV Direktur Kriminal Umum Polda Lampung AKBP Ferdian Indra Fahmi mengatakan, Hesty merupakan korban kasus perdagangan manusia dan prostitusi. Hesty sempat ditawarkan kepada lelaki hidung belang oleh mucikari berinisial KS sebelum ia ditangkap polisi.

  Kasubdit IV Remaja Anak dan Wanita (Reknata) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Lampung AKBP Ferdyan Indra Fahmi mengatakan praktik prostitusi di Lampung disinyalir tinggi.

  Salah satu penyebabnya, peminat dari prostitusi itu cukup tinggi. Sementara sumber daya dan dana untuk pengungka pan terbatas. “Selain lima jaringan yang sudah kami ungkap, masih banyak jaringan lain, tetapi lebih kecil. Bahkan, berdasarkan hasil pemeriksaan dari kelima mucikari yang ditangkap beberapa waktu lalu, masing-masing memiliki anak asuh minimal

  10. “Prosetitusi yang melibatkan anak-anak dan artis cukup tinggi. Satu mucikari rata-rata punya anak asuh 10.

  Menanggapi prostitusi ini hokum di berbagai Negara berbeda-beda, ada yang mengkategorikan sebagai tindak pidana, namun ada pula yang bersikap diam dengan pengecualian. Pangkal hokum pidana Indonesia adalah Kitab Undang- undang Hukum Pidana (KUHP) sebagai apa yang disebut hokum pidana umum. Disamping itu terdapat pula hukum pidana khusus sebagaimana yang tersebar di berbagai perundang- undangan lainnya.

  10 Berkaitan dengan prostitusi KUHP

  mengaturnya dalam dua pasal, yaitu

  pasal 296 dan pasal 506. Pasal 296 menyatakan 'barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain, dan menjadikannya sebagai pencaharian atau kebiasaan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau denda paling banyak lima belas ribu rupiah'. Sedangkan pasal 506 menyatakan barang siapa menarik keuntungan dari perbuatan cabul seseorang wanita dan menjadikannya sebagai pelacur, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu tahun. Kepolisian Republik Indonesia mengemban dua tugas pokok antara lain Tugas Preventif dan Tugas Represif. Tugas Preventif dilakukan berupa patrolipatroli yang dilakukan secara terarah dan teratur, mengadakan tanya jawab dengan orang lewat, termasuk usaha pencegahan kejahatan atau pelaksanaan tugas preventif, memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum. Sedangkan tugas Represif dilakukan dengan menghimpun bukti- bukti sehubungan dengan pengusutan perkara dan bahkan berusaha untuk menemukan kembali barangbarang hasil curian, melakukan penahanan untuk kemudian diserahkan ke tangan Kejaksaan yang kelak akan meneruskannya ke Pengadilan.

  merupakan tugas Kepolisian yang dinilai paling efektif untuk menanggulangi terjadinya kejahatan dalam penanggulangan dan pengungkapan suatu tindak pidana adalah tugas preventif karena tugas yang luas hampir tanpa batas, dirumuskan dengan kata- kata berbuat apa saja boleh asal keamanan terpelihara dan asal tidak melanggar hukum itu sendiri. Preventif itu dilakukan dengan 4 kegiatan pokok; 1 Wildiada Gunakarya, Kebijakan

  Penanggulangan Tindak Pidana , Bandung:

  mengatur, menjaga, mengawal dan patroli . Berkaitan dengan berbagai hal tersebut maka peran dari seluruh pihak mulai dari pemerintah, masyarakat hingga aparat penegak hukum khususnya kepolisian yang langsung berhadapan dengan berbagai kasus tindak pidana prostitusi di lingkungan, diharapkan dapat mencegah atau setidaknya mengurangi terjadinya kejahatan prostitusi yang terjadi dimasyarakat daerah lampung.

  Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan penelitian ini adalah: Bagaimanakah peran polda lampung terhadap upaya penanggulangan prostitusi artis secara online ? serta Apakah faktor-faktor penghambat penanggulangan prostitusi artis secara online? Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dan yuridis empiris. Narasumber terdiri dari Polda Lampung Dinas Sosial, serta Dosen pada bagian Hukum Pidana Unila. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan. Selanjutnya dianalisis secara kualitatif.

1 Penjabaran tugas kepolisian diatas,

  II. Pembahasan A. Peran Polda Lampung dalam Menanggulangi Upaya Penanggulangan Prostitusi Artis Secara Online

  Polri melaksanakan tugasnya dengan konsep dan pola pembinaan dalam wujud pemberian pengayoman, perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat, agar masyarakat merasa aman, tertib dan tentram dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari. kenyataan, dalam hal ini kehendak Sedangkan tindakan represif yang hukum harus mementukan dengan

  2 dilakukan Polri dapat berupa dengan kenyataan yang ada.

  mengadakan penyidikan atas kejahatan dan pelanggaran menurut ketentuan Berdasarkan Pasal 2, Pasal 5 dan Pasal dalam undang-undang. Tentunya

  14 Ayat (1) Undang-Undang No. 2 tindakan represif ini merupakan tugas Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara kepolisian dalam bidang peradilan Republik Indonesia. atau penegakan hukum sebagaimana menjadi tugas serta amanat dari

  Pasal 2 Undang-Undang No. 2 Tahun peraturan yang berlaku. 2002: “Fungsi kepolisian adalah salah

  Suatu peran dari individu atau kelompok satu fungsi pemerintahan negara dapat dijabarkan dalam beberapa bagian, dibidang pemeliharaan yaitu: keamanan dan ketertiban a. masyarakat, penegakan hukum,

  Peran yang ideal yaitu peran yang di jalankan oleh individu atau perlindungan, pengayoman dan kelompok sesuai dengan ketentuan- pelayanan kepada masyarakat.” ketentuan yang di tetapkan.

  b.

  Pasal 5 Undang-Undang No. 2 Tahun Peran yang seharusnya yaitu peran yang memang seharusnya 2002: dijalankan oleh individu atau (1)

  Kepolisian Negara Republik kelompok sesuai dengan Indonesia merupakan alat kedudukannya. Negara yang berperan dalam c. memelihara keamanan dan

  Peran yang dianggap diri sendiri yaitu peran yang di jalankan oleh ketertiban masyarakat, diri sendiri karena kedudukannya megekan hukum, serta dilakukan untuk kepentingannya. memberikan perlindungan, d. pengayoman dan pelayanan

  Peran yang sebenarnya di lakukan yaitu peran dimana individu kepada masyarakat rangka mempunyai kedudukan dan benar terpeliharanya keamanan telah menjalankan peran sesuai dalam Negeri. dengan kedudukannya. (2)

  Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah kepolisian

  Berdasarkan hasil wawancara Suratmi, nasional yang merupakan satu berkaitan dengan penegakan hukum, kesatuan dalam melaksanakan peranan yang ideal dan peranan yang peran sebagaimana yang sebenarnya adalah memang peranan dimaksud dalam ayat (1). yang di kehendaki dan diharapkan oleh hukum di tetapkan oleh undang-undang. Sedangkan peran yang di anggap diri sendiri dan peran yang sebenarnya telah 2 dilakukan adalah peran yang

  Hasil wawancara Suratmi S.H, Kanit PPA

  mempertimbangakan antara kehendak

  Satreskrim Polda Lampung. Jum’at 09

  hukum yang tertulis dengan kenyataan-

  Pasal 14 Ayat (1) mengenai tugas bentuk-bentuk pengamanan Kepolisian Republik Indonesia. yaitu: awakarsa yang memiliki a. kewenangan kepolisian

  Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua terbatas; tindak pidana sesuai dengan j. pengawasan

  Melakukan Hukum Acara Pidana dan terhadap orang asing yang Peraturan perundang-undangan berada di wilayah Indonesia lainnya; dengan koordinasi terkait sesuai b. dengan peraturan perundang-

  Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran undangan ; kepolisian, dan laboratorium k.

  Mewakili pemerintah Repubik forensik serta psikologi Indonesia dalam organisasi kepolisian untuk kepentingan kepolisian Internasional. tugas kepolisian;

  c. Sedangkan dalam wewenang khusus Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum; kepolisian, antara lain meliputi, d. kewenangan sesuai peraturan

  pertama:

  Memelihara keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat perundang-undangan (Pasal 15 ayat 2), dan lingkungan hidup dari dan kedua : wewenang penegakan gangguan ketertiban dan/ atau hukum pidana dalam hal ini becana termasuk memberikan sebagaimana fungsi penyelidikan dan perlindungan dan pertolongan penyidikan yang ada dalam organisasi dengan menjunjung tinggi Hak kepolisian. Adapun wewenang khusus Asasi Manusia; kepolisian dalam hal penegakan hukum

  e. segala pidana tersebut tertuang dalam Pasal 16 Menyelenggarakan kegiatan dalam rangka ayat 1 Undang-Undang No. 2 Tahun membina keamanan, ketertiban, 2002 tentang Polri sebagai berikut : dan kelancaran lalu lintas a. penangkapan,

  Melakukan dijalan; penahanan, penggeledahan, f. dan melayani dan penyitaan.

  Melindungi kepentingan warga masyarakat b. settiap orang

  Melarang untuk sementara, sebelum meninggalkan atau memasuki ditangani oleh instansi dan/ atau tempat kejadian perkara untuk pihak yang berwenang; kepentingan penyidikan.

  g.

  c. Melindungi ketaatan diri warga Membawa dan menghadapkan masyarakat terhadap hukum dan orang kepada penyidik dalam peraturan perundang-undangan; rangka penyidikan.

  h.

  d. Turut serta dalam pembinaan Menyuruh berhenti orang yang hukum nasional dan pembinaan dicurigai dan menanyakan serta kendaraan hukum masyarakat; memeriksa tanda pengenal diri. i. koordinasi,

  e. pemeriksaan- Melakukan Melakukan pengawasan dan pembinaan pemeriksaan surat. tekhinis terhadap alat-alat f.

  Memanggil orang untuk kepolisian khusu, penyidik didengar dan diperiksan pegawai negeri sipil, dan sebagai tersangka atau saksi. g. masyarakat, memelihara keselamatan

  Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam orang-orang dan harta bendanya hubungannya dengan termasui member perlindungan dan pemeriksaan perkara. pertolongan, khususnya mencegah h. penghentian dilakukannya perbuatan-perbuatan

  Mengadakan penyidikan. lain yang hakekatnya dapat i. mengancam atau membahayakan

  Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum. ketertiban dan ketentraman umum. j.

  Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat Pihak kepolisian dalam hal imigrasi yang berwenang di melakukan upaya pencegahan yang tempat pemeriksaaan imigrasi bersifat preventif yag berhubungan dalam keadaan mendesak atau dengan prostitusi online, maka pihak mendadak untuk mencegah atau Polda Lampung memberikan menangkal orang yang penyuluhan- penyuluhan dan disangka melakukan tindak sosialisasi kepada masyarakat pidana. mengenai dampak negative apabila k. memilih pekerjaan sebagai pekerja

  Memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik seks komersial dan membrikan pegawai negeri sipil untuk penyuluhan mengenai tindak pidana diserahkan kepada penuntut yang akan dikenakan kepada umum. masyarakat apabila masyarakat l. tersebut memilih untuk mejadi

  Mengadakan tindak lain menurut hukum yang mucikari, germo atau pekerja bertanggungjawab. seks komersial, penyuluhan dan soaialisasi kepada masyarakat ini

  Berdasarkan hasil wawancara Suratmi dilakukan untuk menghindari mengatakan, Salah satu penyebab betambahnya kasus prostitusi yang terjadinya prostitusi artis secara online sudah ada didalam masyarakat. dilampung disebabkan oleh adanya mucikari yang melakukan tindak pidana Upaya lain yang dilakukan oleh perdagangan orang yang menyalurkan pihak Polda Lampung ialah mencari gadis dibawah umur maupun artis yang informasi secara terus menerus memasang tarif dari jutaan rupiah hingga melalui media internet dengan puluhan juta rupiah. Ada beberapa upaya tujuan agar Kepolisian Polda yang dilakukan oleh pihak Polda Lampung dapat menangkap dan Lampung dalam menaggulangi mengurangi para mucikari lainnya Prostitusi Online. Ada beberapa upaya yang masih bisa sampai sekarang yang dilakukan oleh Polda Lampung malakukan transaksi prostitusi yaitu : melalui layanan internet dengan

  1) pengguna jasa (pria hidung

  Upaya non-penal Upaya non-penal bersifat preventif belang) yang ingin memakai yaitu, segala usaha dan kegiatan pekerja seks komersial tersebut, dibidang kepolisian untuk menjaga polisi juga berharap dapat keamanan dan ketertiban membongkar jaringan prostitusi melalui media online tersebut agar masyarakat dapat hidup lebih aman, nyaman, dan tertib. 2)

  Upaya Penal Upaya penal berupa tindakan represif yaitu upaya yang dilakukan setelah perbuatan yang bersifat pelanggaran atau kejahatan terjadi.

  Kepolisian mengadakan penyelesaian dalam bentuk memeriksa seorang atau orang- orang yang disangka melakukan perbuatan itu. Setelah penyelesaian pemeriksaan oleh kepolisian sudah dianggap selesai maka akan diserahkan kepada kejaksaan Pihak Polda Lampung dalam hal melakukan upaya yang bersifat represif yang berhubungan dengan prostitusi online, maka Polda Lampung melakukan penagkapan terhadap para mucikari dan para pengguna jasa pekerja seks komersial tersebut untuk diberika hukuman yang sesuai dengan Undang-Undang yang belaku saat ini. Untuk mucikari dapat dikenakan

  pasal 506 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang menyatakan bahwa : “ Barang siapa menarik keuntungan dari perbuatan cabul seorang wanita dan menjadikan sebagai pencarian,diancam dengan kurungan paling lama satu tahun.

  ” Selanjutnya berdasarkan wawancara dari Susan Takarianti, Prostitusi secara online baik dilampung maupun diwilayah lainnya yang semakin banyak dikarnakan faktor atau sebab-sebab pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi telah mengubah perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. Teknologi informasi saaat ini menjadi pedang bermata dua karena selain memberi kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan,

  3

  kemajuan dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum.

  B. Faktor-Faktor Penghambat Penanggulangan Prostitusi Artis Secara Online

  Proses meralisasikan suatu tujuan hukum, sangat ditentukan oleh profesionalisme aparat penegak hukum yang meliputi kemampuan dan keterampilan yang baik dalam menjabarkan peraturan-peraturan maupun didalam penerapannya. Untuk mewujdukan penegakan hukum yaitu untuk memperoleh kepastian hukum, keadilan dan manfaat penegakan hukum tersebut. Faktor-faktor penghambat yang mempengaruhi proses penegakan hukum yaitu: a.

  Faktor hukumnya itu sendiri b.

  Faktor penegak hukum, yaitu pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum 3 Hasil wawancara dengan Dra. Susan Takarianti,

  Seksi Data dan Informasi Dinas Sosial Kota d.

  Faktor masyarakat e. Faktor kebudayaan.

  4

  : Berdasarkan hasil wawancara Suratmi, faktor-faktor penghambat yang mempengaruhi proses penegakan hukum yaitu Sebab-sebab timbulnya kejahatan secara garis besar terdiri atas dua bagian yaitu, faktor internal adalah faktor penyebab dari dalam diri manusia sendiri tanpa pengaruh lingkungan sekitar seperti tingkat emosional, gangguan kejiwaan, personality (kepribadian), kelamin, kedudukan dalam keluarga. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor penyebab dari luar si pelaku, seperti tekanan ekonomi, lingkungan, dan lain-lain. Faktor intern ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor intern yang bersifat khusus dan faktor intern yang bersifat umum. Sifat khusus dari diri individu adalah keadaan psikologis, dimana masalah kepribadian sering tertekan perasaannya cenderung melakukan penyimpangan dan penyimpangan ini biasanya terjadi pada sistem sosial ataupun terhadap pola-pola kebudayaan. Suratmi melanjutkan, pihak Kepolisian dalam menanggulagi prostitusi online yang sudah banyak beredar dimasayarakat luas mengalami beberapa kendala yaitu kendala internal dan eksternal. Hal ini memiliki makna bahwa hanya perempuan dewasa dan anak laki-laki dibawah umur yang mendapat 4 Soerjono Soekanto, Beberapa Aspek Sosio Yuridis Masyarakat. Alumni Bandung, 1983. perlindungan hukum dalam Pasal tersebut, sedangkan laki- laki dewasa dan anak-anak perempuan tidak mendapat perlindungan hukum. Kemudian setelah adanya Undang - undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdaganan Orang bahwa delik tindak pidana tersebut memiliki arti yang lebih spesfiik sebagaimana dalam Pasal 2 Ayat 1 yang berbunyi :Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). Yang perlu dimengerti dari Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perdagangan Orang ini yaitu adanya tindak pidana perdagangan orang hanya cukup dengan dipenuhinya unsur-unsur perbutan yang sudah dirumuskan dalam undang - undang dan tidak mensyaratkan lagi adanya akibat dieksploitasi atau tereksploitasi yang akan timbul.

  Adapun makna Perdagangan Orang Menurut RUU KUHP terdapat dalam BAB XXI mengenai Tindak Pidana terhadap Kemerdekaan Orang, Bagian Kesatu Perdagangan orang, yang terdiri dari 12 paragraf dan 16 Pasal. Pasal 566 Rancangan KUHP berbunyi sebagai berikut : Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengiriman, penyerahterimaan orang dengan menggunakan kekerasan atau anaman kekerasan, penipuan, penculikan, penyekapan, penyalahgunaan kekuasaan, pemanfaat posisi kerentanan, atau penjeratan ulang, untuk tuan mengeskploitasi atau perbuatan yang dapat tereksploitasi orang tersebut, dipidana karena melakukan tindak pidana perdaganagn orang, dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Kategor IV dan paling banyak Kategori VI.

  online internet semakin marak terjadi

  dan terus berkembang dari waktu ke waktu, dalam makalah ini penulis memaparkan 5 faktor penyebab terjadinya pelacuran Polda Lampung mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mengatasi dan menanggulangi perdagangan perempuan atau perdagangan orang. Dengan peraturan perundang-undangan yang sudah ada, seharusnya pemerintah Indonesia bisa menjerat pelakunya dan memberikan perlindungan bagi korbannya. Melalui lembaga yudikatif pemerintah hendaknya secara sinergi 5 Siswanto Sunarso, Viktimologi dalam Sistem

  Peradilan Pidana, Sinar Grafika, Jakarta 2014,

  dapat menanggulangi kasus perdagangan orang. Berdasarkan perumusan seperti di atas, maka sebuah perbuatan tindak pidana perdagangan orang yang akhirnya menjadi prostiusi online pada umumnya dapat terpenuhi bila salah satu dari tiga elemen tersebut dilakukan. Misalnya, seseorang melakukan perekrutan dengan menggunakan pemanfaatan posisi kerentanan untuk tujuan mengeksploitasi, maka orang tersebut telah memenuhi unsur unsur tindak pidana. Tindak pidana atau sering disebut dalam bahasa asin g “delict” merupakan

  “perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana saja yang disertai ancaman (sanksi) berupa pidana tertentu, bagi seseorang atau beberapa orang atau korporasi yang melanggar hal terse but” Dalam merinci suatu rumusan delik ke dalam unsur- unsurnya, maka akan dengan mudah dapat dijumpai suatu perbuatan manusia.

5 Faktor yang menyebabkan prostitusi

  III. Penutup

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan:

  1. Peran Polda Lampung dalam hal melakukan peranan yang ideal dan peranan yang sebenarnya adalah peranan yang di kehendaki dan diharapkan oleh hukum di tetapkan oleh undang- undang. Sedangkan peran yang di anggap diri sendiri dan peran yang sebenarnya telah dilakukan adalah peran yang mempertimbangakan antara kehendak hukum yang tertulis dengan kenyataan-kenyataan, pidana prostitusi mendapatkan efek dalam hal ini kehendak hukum jera agar tidak mengulangi harus mementukan dengan perbuatan prostitusi. Serta kenyataan yang ada. memberantas pelaku prostitusi

  2. Faktor Upaya lain yang telah secara online dikalangan dilakukan oleh polisi ialah telah masyarakat. menutup forum-forum praktik prostitusi online dan menangkap pihak-pihak yang berkaitan

  Daftar Pustaka

  dengan kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan peran Kepolisian Gunakarya, Wildiada. 2012 Kebijakan yang terdapat dalam Pasal 13

  Penanggulangan Tindak Pidana ,.

  Undang-Undang Nomor 2 Tahun Bandung: Alfabeta. 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang

  Soekanto, Soerjono. 1983. Beberapa menyatakan bahwa memelihara

  Aspek Sosio Yuridis Masyarakat.

  keamanan, ketertiban Bandung: Alumni masyarakat, menegakkan hukum dan memberikan perlindungan,

  Sunarso Siswanto. 2014. Viktimologi pengayoman dan pelayanan

  dalam Sistem Peradilan Pidana, kepada masyarakat.

  Jakart a: Sinar Grafika. Saran dalam penelitian ini adalah: Diharapkan kepada Polda Lampung untuk dapat mengambil peran yang lebih besar dalam penanggulangan dan pencegahan tindak pidana perdagangan orang. Pemerintah diharapkan dapat membantu Polda Lampung seperti misalnya memberikan kemudahan akses pendidikan kepada warga Kota Bandar Lampung, menyediakan lapangan pekerjaan yang terverifikasi, melakukan operasi sidak pada tempat yang terindikasi adanya perdagangan orang.

  1. Lampung dalam Polda menanggulangi tindak pidana prostitusi perdagangan orang lebih melakukan penegakan hukum yang sesuai dengan undang-undang.

  Sehingga pelaku prostitusi serta mucikari yang melakukan tindak