PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TERPADU MANDIRI DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN MESUJI LAMPUNG

  

ABSTRAK

PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TERPADU MANDIRI

DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH DI

KABUPATEN MESUJI LAMPUNG

Oleh

Listiani Buditama, Ati Yuniati, S.H.,M.H., Nurmayani, SH., MH.

  Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

  Email : listiani.buditama2017@gmail.com Kota Terpadu Mandiri yang disingkat dengan KTM adalah kawasan yang direncanakan untuk menciptakan kawasan yang cepat tumbuh dan berkembang di kawasan lokasi transmigrasi. Menurut Kepmen Nakertrans Nomor: KEP.214/MEN/V/2007 bahwa dalam upaya Pembangunan dan Pengembangan Kota Terpadu Mandiri perlu ditetapkan Kawasan Pembangunan dan Pengembangan Kota Terpadu Mandiri. dari Tahun 2008- 2017 saat ini KTM mesuji di Tanjung Mas Makmur belum terlihat tanda-tanda sebagai kawasan cepat tumbuh, seperti belum dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang diharapkan untuk menunjang pertumbuh dan perkembangan menjadi sebuah kota yang berkembang terpadu dan mandiri, sehingga aspek- aspek pengembangan yang meliputi aktifitas usaha ekonomi, pendidikan serta prasana lain seperti jalan tersebut harus menjadi perhatian serius untuk mewujudkan konsep pengembangan KTM Di Kecamatan Mesuji Timur. Kabupaten Mesuji Lampung. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana pelaksanaan program KTM dikabupaten mesuji lampung? (2) apa sajakah faktor penghambat dari pelaksanaan tersebut? jenis penelitian ini adalah normative empiris yaitu dengan tipe penelitian analisis kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data skunder.

  Hasil penelitian bahwa Pelaksanaan program KTM diKabupaten Mesuji adalah pengembangan kawasan desa Tanjung Mas Makmur seperti pengembangan usaha, pengembangan masyarakat, serta program lingkungan dan keserasian lingkungan sebagai salah satu program dari Kota Terpadu Mandiri yang berada di Kabupaten Mesuji Lampung. Faktor-faktor penghambat lainnya dalam pelaksanaan KTM ini antara lain system permodalan yang masih dikuasai Bandar atau tengkulak, belum terdapat arahan masyarakat, belum dijabarkan mengenai arahan rencana pengelolahan lingkungan, serta kurangnya infrastruktur, kondisi jalan yang rusak,sumber daya manusia serta kondisi tanah yang tidak subur.

  Kata kunci: Pelaksanaan, Program, Kota Terpadu Mandiri

  

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF INTEGRATED AND INDEPENDENT

CITY PROGRAM IN THE FRAMEWORK OF REGIONAL

AUTONOMY OF MESUJI REGENCY - LAMPUNG

By

  

Listiani Buditama, Ati Yuniati, S.H.,M.H., Nurmayani, SH., MH.

  Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

  Email : listiani.buditama2017@gmail.com Integrated and Independent City (Kota Terpadu Mandiri), abbreviated as KTM is a planned area to create a fast growing and developing area in the transmigration region. According to the Minister of Manpower and Transmigration Number: KEP.214/MEN/V/2007 that in the effort to the development and the growth of an Integrated and Independent City, it is necessary to stipulate the development and the growth of Integrated and Independent area. From 2008 to 2017, KTM Mesuji in Tanjung Mas Makmur did not seem like a fast growing area, as it is not yet equipped with supporting facilities and infrastructure to support the growth and development of an integrated and independent city, includes some aspects like economy, education, and infrastructure like roads which require a serious concern to establish the concept of KTM in the Eastern Mesuji region. Mesuji regency, Lampung.

  The problems in this research are formulated as follows (1) how is the implementation of KTM program in the regency of Mesuji Lampung? (2) what are the inhibiting factors of the implementation of the program? This research is a normative empirical type with qualitative analysis. The data sources consisted of primary and secondary data. The results of the research showed that that the implementation of KTM program in Mesuji regency is the development of Tanjung Mas Makmur village area such as in business development, community development, environmental programs and environmental harmony as one of the programs of Integrated and Independent City located in Mesuji regency - Lampung. There were several inhibiting factors in the implementation of this program including the capital system which is still controlled by middlemen, the absence of community direction, the absence of the direction of environmental management plan, as well as lack of infrastructures included the damaged road conditions, lack of human resources and the infertile land conditions in the region.

  Keywords: Implementation, Program, Integrated and Independent City

BAB I PENDAHULUAN

  Lampung adalah sebua n yang merupakan wilayah yang relatif luas.Lampung adalah provinsi pertama transmigrasi di Indonesia. Perjalanan panjang transmigrasi di Indonesia telah dimulai sejak masa Kolonial tahun 1905. Sebagai wilayah tujuan transmigrasi, Lampung tidak perlu diragukan karena memang sudah mengalaminya sejak Indonesia sebelum merdeka. Ketika itu, pada jaman pemerintahan Hindia Belanda telah ditempatkan 155 kepala keluarga (KK) transimigran asal Bagelen (Kedu) Jawa Tengah. Program transmigrasi pertama di Provinsi Lampung itu bertujuan sebagai politik balas budi kepada rakyat. Padahal sesungguhnya itu hanya upaya Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan tenaga kerja yang murah untuk perkebunan- perkebunan tebu milik pemerintah. Setelah kemerdekaan Indonesia, program transmigrasi ke Lampung terjadi pertama kali pada tahun 1950. Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang ketransmigrasian setiap orang mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya menetapkan pilihan lapangan kerja dan usaha di wilayah pengembangan dan/atau lokasi permukiman transmigrasi sesuai dengan kualifikasi kemampuan masing-masing.

  Transmigrasi juga berfungsi untuk mempercepat perubahan pengelompokan dan penggolongan manusia dan membentuk jalinan hubungan sosial dan interaksi sosial yang baru. Transmigrasi sebagai perpindahan penduduk dari daerah asal ke daerah yang baru untuk mendapatkan pekerjaan atau mencari mata pencarian di daerah yang baru dalam rangka memperbaiki kehidupannya. Biasanya para transmigran berasal dari daerah padat penduduk dengan kondisi ekonomi yang kurang baik dan kurang menguntungkan.

1.1 Latar Belakang

  Kawasan transmigrasi di Mesuji dikembangkan pada sekitar tahun 1982-1983 dan para transmigran sudah ditempatkan di sini sejak tahun 1985, sehingga sampai dengan tahun 2017(saat ini), kawasan transmigrasi Mesuji kurang lebih selama 32 tahun. Namun demikian meskipun secara sumber daya alam dan sosial ekonomi kawasan ini cukup potensial untuk berkembang, tetapi dalam perjalanan perkembangannya relatif masih tertinggal dibanding dengan kawasan-kawasan transmigrasi disekitarnya. Kabupaten Mesuji, merupakan salah satu dari 18 (delapan belas) KTM yang mendapatkan program revitalisasi pengembangan kawasan transmigrasi di bawah Direktorat Perencanaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT) Departermen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. KTM Mesuji merupakan KTM generasi pertama dalam menjalankan program revitalisasi kawasan transmigrasi sejak diusulkan oleh daerah Kabupaten Tulang Bawang dan direkomendasikan oleh Provinsi Lampung yang kemudian ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada sekitar bulan November 2006. Kajian master plan dan rencana teknis kawasan, dimulai pada tahun 2005 dan DED Site Plan dan sarana prasarana Pusat KTM disusun pada tahun 2006/2007, sehingga awal pembangunan sudah dimulai pada tahun anggaran 2008 sampai sekara.

  KTM ini merupakan salah satu cara untuk mencapai pengembangan wilayah yang berkelanjutan perlu diadakan pendekatan pembangunan di kawasan pengembangan lahan yang disesuaikan dengan daya dukung dan karakteristik yang dimiliki Mesuji. Kecamatan Mesuji Timur merupakan salah satu dari 7 Kecamatan Mesuji. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan sebelah tenggara berbatasan dengan Rawa Jitu Utara, sebelah barat berbatasan dengan Tanjung Raya dan sebelah selatan berbatasan dengan Way Serdang.

  Salah satu hal utama penyebab ketertinggalan kawasan transmigrasi Mesuji ini adalah karena ketidak tersediaan infrastruktur kawasan yang kurang memadai, terutama berkaitan dengan infrastruktur jalan- jembatan dan trans-portasi, baik di dalam kawasan maupun keluar- masuk kawasan, jaringan telekomunikasi, serta sarana dan prasarana ekonomi lainnya yang dapat mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat dengan basis kegiatan ekonomi agribisnis. Melihat adanya potensi sumberdaya alam berbasis pertanian dengan luas kawasan sekitar 46.560 sampai dengan 109.302 Ha dan jumlah penduduk ± 11.985 KK (46.021 jiwa), untuk itu maka kawasantransmigrasi Mesuji layak didorongperkembangannya melalui paradigma program pembangunan Kota Terpadu Mandiri di Kawasan Transmigrasi.

  Kota Terpadu Mandiri (KTM) Mesuji Kabupaten Tulang Bawang, sekarang masuk di Kecamatan Mesuji Timur berdiri sejak Tahun 2007 sampai sekarang telah menjadi kawasan daerah perkotaan, akan tetapi berbagai fasilitas yang ada sangat tidak menjadi daya tarik bagi masyarakat sekitar. Berbagai sarana yang ada banyak yang tidak digunakan sebagaimana mestinya, contohnya perpustakaan daerah yang terbengkalai, gedung pusat bisnis yang tidak difungsikan sebagaimana mestinya,serta banyak berbagai permasalahan lain yang dihadapi dalam pengembangan unit-unit yang ada di Mesuji ini diantaranya yaitu tingkat aksesibilitas ke lokasi yang rendah, lahan yang marginal atau tidak subur, sarana dan prasarana sosial-ekonomi kurang mendukung pengembangan usaha. Hal ini menyebabkan pembangunan di Mesuji tidak berkembang.

  Berdasarkan gambaran tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul pelaksanaan program kota terpadu mandiri dalam kerangka otonomi daerah di Kabupaten Mesuji Lampung.

  1.2 Rumusan Masalah `

  Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang timbul berkaitan dengan pembangunan kota terpadu mandiri yaitu:

  1. Bagaimanakah pelaksanaan program kota terpadu mandiri (KTM) dalam kerangka otonomi daerah di Kabupaten Mesuji Lampung? 2. Apa sajakah faktor penghambat dalam pelaksanaan program kota terpadu mandiri (KTM) di Kabupaten Mesuji Lampung?

  2.1 Pendekatan Masalah

  Penelitian ini menggunakan pendekatan masalah dengan cara normatif empiris. Suatu penelitian hukum normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama, menelaah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum, konsepsi hukum, pandangan dan doktrin-doktrin hukum, peraturan dan sistem hukum.

  Penelitian hukum empiris dilakukan dengan meneliti secara langsung ke lapangan untuk melihat secara langsung penerapan peraturan perundang-undangan atau antara hukum yang berkaitan dengan penegak hukum, serta melakukan wawancara dengan beberapa responden yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai pelaksanaan penegak hukum tersebut.

  2.2 Sumber Data dan Jenis Data

  Sumber data terdiri atas data primer dan data skunder.

  2.3 Metode Pengumpulan Data

  Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan, dengan studi pustaka dan studi lapangan.

  2.4 Analisis Data

  Untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang ada maka data tersebut perlu dianalisis. Pada penelitian ini data dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang dihasilkan dari penelitian dilapangan kedalam bentuk penjelasan dengan cara sistematis sehingga memiliki arti dan dapat dirangkum guna pembahasan pada bab-bab selanjutnya.

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN

  3.2 Pelaksanaan Program Kota Terpadu Mandiri Dalam Kerangka Otonomi Daerah di Kabupaten Mesuji Lampung.

  Kota terpadu mandiri yang disingkat KTM mesuji adalah kawasan transmigrasi dan desa sekitar yang pembangunan dan pengembangan- nya dirancang menjadi pusat pertumbuhan yang mempunyai fungsi perkotaan melalui pengelolahan sumber daya alam yang berkelanjutan serta mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap dan secara ekonomi mampu memenuhi kebutuhan operasional sendiri dimana pengembangan kota tersebut berdasarkan perkembangan produksinya serta bermanfaat bagi desa-desa sekitar.

  Pembangunan Kota Terpadu Mandiri Mesuji sendiri diresmikan tahun 2007 merupakan generasi pertama.

  Kota Terpadu Mandiri di Kampung Tanjung Mas Makmur bertujuan agar mampu berkembang sebagai pusat pertumbuhan baru dan mampu mendukung pertumbuhan perekonomian Mesuji yang baru dimekarkan pada tahun 2007. Kota Terpadu Mandiri di Kampung Tanjung Mas Makmur dibangun infrastruktur dan fasilitas umum yang meliputi pembangunan jalan, jaringan listrik, air bersih, draenase pasar, kantor kecamatan, kantor polisi dan pusat pendidikan (SD, SMP, SMK atau SMA), fasilitas olahraga dan Masjid.

  Pembangunan dan Pengembangan Kota Terpadu Mandiri di Kampung Tanjung Mas Makmur sebagai kebijakan pemerintah dalam membangun kawasan transmigrasi yang belum berkembang, arah pengembangan Kota Terpadu Mandiri adalah agar mampu tumbuh dan berkembang menjadi pusat pertumbuhan baru sesuai dengan tujuan pembangunan transmigrasi.

  Pembangunan Kota Terpadu Mandiri pada prinsipnya adalah membangunan kawasan transmigrasi yang memiliki fasilitas perkotaan melalui pengembangan usaha berbasis potensi lokal (Priyatno, dkk, 2010:25). Kep. Menakertrans No. 214 Tahun 2007 “Strategi Pembangunan Agrobisnis Di Kota Terpadu Mandiri Mesuji Provinsi Lampung” Kota Terpadu Mandiri adalah kawasan transmigrasi yang pembangunan dan pengembangan- nya dirancang menjadi pusat pertumbuhan yang mempunyai fungsi perkotaan melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Fungsi perkotaan dimaksud antara lain meliputi: Pusat kegiatan agribisnis mencakup yakni: a.

  Pengolahan hasil pertanian menjadi barang produksi dan atau barang konsumsi.

  b.

  Pusat pelayanan agroindustri khusus (Special Agroindustry

  Services ), dan pemuliaan tanaman unggul.

  c.

  Pusat pendidikan dan pelatihan di sektor pertanian, industri dan jasa.

  Pusat perdagangan wilayah yang ditandai dengan adanya lembaga keuangan pasar-pasar grosir dan pergudangan.

  Adanya pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum di kawasan Kota Terpadu Mandiri seperti: Infrastruktur meliputi pola jalan, pola jaringan irigasi, air bersih, jaringan listrik, pola draenase, tempat pembuangan sampah akhir dan dilengkapi pengelola kompos. Fasilitas umum meliputi pasar, pusat perdagangan, kantor kecamatan, kantor polisi, fasilitas kesehatan (puskesmas), dermaga, terminal, kantor pemerintah, pendidikan (PAUD, SD, SMP, SMA/SMK), fasilitas olahraga dan Masjid. (Priyatno, dkk, 2010:29). Adanya pembangunan fasilitas umum dan infrastruktur di atas menyebabkan perubahan bidang pendidikan, ekonomi, hukum dan teknologi. Salah satu syarat utama berhasilnya suatu pembangunan yang berdaya guna dan hasil guna, adalah keharusan adanya rencana dan perencanaan. Berdasarkan perencanaan itu kemudian dilaksanakan pembangunan. Masih adanya peluang untuk pengembangan komoditas unggulan menunjukkan bahwa masih terdapat peluang dalam menarik partisipasi pemerintah dalam pembangunan KTM. Fasilitas yang sudah dibangun di pusat KTM masih terbatas dan belum mampu menjawab kebutuhan untuk pengembangan komoditas unggulan. Masyarakat kawasan Mesuji Timur membutuhkan air bersih, sedangkan yang sudah dibangun adalah pusat bisnis. Contoh lain di Kawasan Mesuji Timur dibutuhkan adalah pembanguanan jalan guna membantu aktifitas perekonomian mesuji dalam mencapai kawasan yang lebih unggul, sedangkan yang pertama dibangun di pusat KTM adalah pusat bisnis dan rumah pintar atau perpustakaan sedangkan kedua gedung tersebut tidak difungsikan, selain gedung pusat bisnis dan perpustakaan daerah yang merupakan infrastruktur dari pembangunan KTM. Masalah infrastruktur berupa sarana dan prasarana masih merupakan masalah lagi bagi Pemerintah Kabupaten Mesuji Timur, sarana dan prasarana yang perlu dipersiapkan oleh pemerintah daerah kabupaten atau kota tersebut adalah jalan menuju kelokasi, jaringan Telekomunikasi, jaringan listrik.

  Fakta memperlihatkan bahwa cukup banyak wilayah transmigrasi di Indonesia yang telah berkembang menjadi pusat pertumbuhan baru yang mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah secara teratur. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya ibukota kabupaten, ibukota kecamatan, dan sentra

  ‐sentra produksi pertanian yang berasal dari permukiman transmigrasi. Namun disadari bahwa proses pertumbuhan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama disebabkan antara lain karena rendahnya produktifitas, kurang lancarnya proses distribusi dan keterbatasan suber daya manusia. Untuk mempercepat terwujudnya pusat

  ‐pusat pertumbuhan, maka Wilayah Pengembangan Transmigrasi (WPT) dan Lokasi Permukiman Transmigrasi (LPT) perlu diakselerasi pembangunan dan pengembangannya melalui pendekatan pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM).

  Berdasarkan Master Plan KTM Mesuji Timur bahwa dalam jangka panjang, pengembangannya didasarkan pada peningkatan daya saing wilayah sehingga memberikan daya tarik dan daya saing bagi setiap kegiatan ekonomi produktif.Secara konseptual, daya saing suatu wilayah secara implisit menunjukkan tingkat kemampuan wilayah untuk tumbuh dan berkembang secara optimal dalam jangka waktu tertuntu.Artinya, daya saing wilayah pada dasarnya merupakan kondisi dasar (state of

  nature) bagi suatu daerah untuk

  dapat bertumbuh dan berkembang dalam skala dan jangka waktu tertentu. Pendekatan peningkatan daya saing wilayah masyarakat bahwa perencanaan pengembangan kawasan KTM Mesuji Timur harus didasarkan pada potensi dan daya dukung wilayah untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Hal ini penting untuk menjamin kegiatan pembangunan yang direncanakan tidak melampaui kemampuan daya dukung optimalnya. Posisi daya saing suatu wilayah secara umum memberikan gambaran nyata tentang potensi sesungguhnya dan suatu wilayah untuk dapat bertumbuh. Pada prinsipnya pengembangan daya

3.2.1 Pengembangan Kawasan Desa Tanjung Mas Makmur sebagai KTM di Mesuji Timur

  saing wilayah mengarah kepada pemanfaatan sumber daya daerah secara optimal.

  Pengembangan Usaha Tani

  Sektor ekonomi yang sudah berkembang di kawasan KTM Mesuji adalah, sektor pertanian lahan basah (tanaman pangan jagung dan padi); perkebunan sawit, dan karet. Sedangkan ekonomi lokal adalah ekonomi rumah tangga dalam bentuk kegiatan perdagangan di dalam kawasan berupa kegiatan pasar, toko, warung, dan jasa transportasi ojek dan perahu getek. komoditas unggulan yang sangat potensial untuk dikembangkan di kawasan KTM Mesuji adalah tanaman pangan padi dan jagung, Komoditas lainnya diarahkan sebagai kegiatan ekonomi pendukung, yaitu peternakan, perikanan, jasa perdagangan, dan transportasi.

  dan informasi yang ada wawancara kepada bapak agus pada Tanggal 16 februari 2017, di kawasan KTM Mesuji ini masih cukup tersedia lahan untuk pengembangan komoditas unggulan yaitu: lahan basah untuk pertanian tanaman pangan padi dan palawija; lahan kering untuk perkebunan sawit (skala besar dan sawit rakyat) dan perkebunan karet rakyat; dan untuk mendorong percepatan serta menunjang kelancaran kegiatan usaha sesuai dengan komoditas unggulan, maka pencanangan program pembangunan dan pengembangan KTM perlu diarahkan pada program pengembangan usaha ekonomi berbasis komoditi unggulan padi dan jagung untuk lahan basah kemudian sawit dan karet untuk

  Hasil wawancara dengan bapak agus warga

  lahan kering dengan fasilitas industri pendukungnya dan pembangunan pusat ekonomi kawasan.

  Program Pengembangan Masyarakat

  Masyarakat belum diarahkan secara spesifik mengenai bagaimana masyarakat transmigran dan penduduk lokal di kawasan KTM disiapkan untuk mengisi pembangunan dan pengembangan KTM. Kegiatan program pengembangan masyarakat yang dilaksanakan selama proses pembangunan KTM Mesuji berlangsung sampai dengan tahun 2013 antara lain Pembinaan mental Pembinaan kepemudaan, peningkatan kapasitas SDM (Kampung Tanjung mas makmur dan Penguatan kelembagaan koperasi (berkaitan dengan usaha pengembangan ekonomi keluarga).

1 Dengan demikian berdasarkan data

  Program Lingkungan hidup dan keserasian lingkungan.

  pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi di KTM Mesuji, belum dilengkapi dengan dokumen hasil studi Amdal (Analisis mengenai dampak lingkungan). Oleh Karena itu selain di dalam dokumen

  master plan dan rentek belum

  dijabarkan mengenai bagaimana arahan rencana pengelolaan lingkungan di kawasan KTM Mesuji agar keserasian lingkungan secara ekologis tetap terjaga, juga di dalam indikasi program tidak terakomodir rencana program dan kegiatan apa dari aspek keserasian lingkungan kawasan KTM yang perlu dikelola dan dikendalikan. Indikasi program di master plan dan rentek yang tekait dengan keserasian lingkungan terbatas pada rencana perbaikan jalan, jaringan drainase, pengolahan sampah, dan limbah industri. Begitu juga di lapangan belum ada program pengembangan keserasian lingkungan, selain membangun taman kota dan saluran drainase.

  Pengembangan sarana dan prasarana Pembangunan Gedung Pusat Bisnis

  Pembangunan gedung pusat bisnis yang dibangun oleh Kementrian Transmigrasi di Wilayah Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten Mesuji ini, sungguh sangat disayangkan. Pembangunan gedung yang telah menelan biaya milyaran rupiah tersebut selain tidak bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya bahkan kini kondisinya telah mulai rusak parah, seperti pintu utama dan lantai keramik yang berlubang. Diduga bangunan itu terbengkalai karena belum ada kejelasan mengenai pengelola resminya. Sejauh ini gedung yang dibangun dikawasan Transmigrasi kota terpadu mandiri Mesuji Timur tersebut belum ada tindak lanjut. bahkan pemerintah kabupaten sendiri belum dapat mengelola bangunan itu. Karena belum jelasnya keputusan pengelolaan gedung baik dari pemerintah Kabupaten Tulang Bawang maupun dari Kementrian Transmigrasi selaku pelaksana program sebelumnya. Hingga akhirnya gedung pusat bisnis yang dibangun dan diresmikan oleh Mentri Transmigrasi Drs.H.A, Muhaimin Iskandar, M si. pada Tahun 2010 silam tersebut, kini kondisinya sangat memprihatinkan dan sangat jauh dari harapan masyarakat.

  Masyarakat diwilayah kini betanya- tanya siapakah sebenarnya yang bertanggung jawab atas bangunan yang terbengkalai itu. Seperti yang dijelaskan oleh Camat Mesuji Timur, Bpk Pariman, S.P. Pada Tanggal 13 november 2016 dilihat dari kondisinya sekarang layaknya gedung itu menjadi ikon kecamatan mesuji timur, sementara bangunan saat ini kondisinya rusak parah akibat tidak ada yang merawat dan tidak difungsikan sebagaimana mestinya gedung pusat bisnis itu.

  2 Rumah Pintar atau Perpustakaan Daerah

  Rumah pintar atau perpustakaan desa di kota terpadu mandiri tempatnya di Mesuji Timur di Kabupaten Mesuji nampaknya harus segera diberi pengawasan, pasalnya gedung megah ini sering menjadi tempat nongkrong anak-anak pelajar diwaktu hari libur, gedung perpustakaan yang difungsikan sebagai tempat untuk mencari pengetahuan atau sebagai jendela dunia tidak digunakan sebagai mana fungsinya. Gedung yang tidak difungsikan selain itu terbengkalai dan menjadi daya tarik para remaja tempat untuk nongkrong. Terkait hal itu beberapa masyarakat sekitar mulai resah.

  Seperti yang yang dijelaskan bapak Darwis SH. Polsek Mesuji Timur,

  3

  mereka mangkal dihari jum’at sabtu dan minggu sering juga mereka masih menggunakan pakaian sekolah, mereka mangkal ber pasang-pasangan, baik siang hari maupun dimalam hari. Perpustakaan yang digunakan sebagaimana mestinya kini digunakan untuk hal yang tidak bermoral. disisi lain sangat disayangkan Rumah Pintar 2 Wawancara kepada Camat Mesuji Timur Bapak Pariman S,P. 3 Wawancara Kepada Bapak Darwis, SH atau perpustakaan desa ini yang merupakan bangunan terkenal di kota terpadu mandiri yang sebagaimana menjadi fasilitas infrastruktur pembangunan KTM ini terlihat tidak terurus bahkan tidak difungsikan oleh Pemerintah Kabupaten Mesuji.

  Pembangunan Jalan KTM

  Kondisi jaringan transportasi dari Ibukota Kabupaten Mesuji ke Desa Tanjung Mas Makmur sebagai pusat KTM di Mesuji Timur melalui jalan darat baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan kondisi jalan tanah atau kerikil.

  Beberapa jembatan yang dilalui pun masih terbuat dari jembatan kayu sehingga menyulitkan bagi pengendara pada saat musim hujan, dimana kondisi jalan menjadi becek dan licin. Kondisi jalan lingkungan masih menggunakan material sirtu/kerikil dan sebagian masih banyak terbuat dari jalan tanah dengan kondisi drainase yang dibentuk dengan galian tanah serta jembatan pelintasan sungai kecil atau drainase masih terbuat dari jembatan kayu yang sifatnya sementara karena hanya terbuat dari kayu-kayu sisa olahan atau batang-batang kayu pohon kelapa. Pada saat musim hujan, beberapa ruas jalan digenangi air sehingga kondisinya berlumpur dan sulit dilalui kendaraan. Saat ini, pemerintah terus melakukan pembangunan, perbaikan, dan peningkatan jalan untuk mendukung aktifitas masyarakat.

  Pembangunan Jaringan Listrik

  Kawasan ini belum semuanya mendapat aliran listrik dari PLN hanya sebagian desa saja yaitu di Desa Tanjung Mas Makmur yang merupakan pusat dari Kota Terpadu

  Mandiri dan lainnya belum mendapat penerangan listrik. Dari hasil wawancara dengan warga pada Tanggal 15-november 2016 bersama bapak suyetno bahwa generator atau diesel adalah satu-satunya sumber energi listrik di Kecamatan Mesuji Timur yang kemampuannya sangat terbatas baik untuk kebutuhan sehari- hari maupun untuk mendukung aktifitas ekonomi masyarakat. Kapasitas pelayanan generator ini hanya empat jam yaitu sejak pukul 18.00 hingga pukul 22.00, itupun belum semua rumah warga bisa terlayani karena hanya dimiliki oleh beberapa warga sehingga warga lainnya hanya bergantung pada pemilik generator.

  4 Berdasarkan hasil wawancara dengan

  bapak agus pada Tanggal

  15 november 2015 Jaringan listrik yang digunakan sangat sederhana dengan menggunakan tiang kayu dan kabel jaringan listrik seadanya. Kondisi ini selain tingkat pelayanan yang sangat terbatas dan aspek keamanan jaringannya juga tidak terjamin. Padahal dalam kawasan ini dilintasi oleh sungai Mesuji sehingga sangat potensial untuk pengembangan sumber energi listrik dengan model Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

  Pembangunan Jaringan Telekomunikasi

  Kawasan KTM Mesuji Timur belum terlayani sistem jaringan Telkom yang berupa jaringan telekomunikasi. Di Mesuji Timur hanya terdapat satu jenis jaringan Telekomunikasi yaitu jaringan Telkomsel Oleh karena itu, 4 Hasil Wawancara dengan Bpak suyetno

  warga Tanjung Mas Makmur sekaligus penyediaan jaringan telekomunikasi perlu menjadi perhatian agar dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat yang terdapat di Kabupaten Mesuji. Kawasan ini sangat potensial bagi investor untuk menanamkan modal pada sektor telekomunikasi khususnya jaringan telepon seluler mengingat kawasan ini akan sulit dijangkau dengan jaringan telepon kabel.

3.2 Faktor Penghambat dari Pelaksanaan Program KTM Dalam Kerangka Otonomi Daerah Di Kabupaten Mesuji Lampung Sistem Permodalan Masih dikuasai oleh Bandar atau Tengkulak.

  Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan ekonomi komoditas unggulan padi dan jagung antara lain adalah: sistem permodalan masih dikuasai “bandar/tengkulak” dan harga padi ditentukan oleh harga pasar, sehingga secara ekonomi hasil panen padi jagung belum dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi petani. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya lahan tidak digarap bahkan menjadi “bongkor, karena sawah tadah hujan (1 x setahun), lahan basah pasang surut dengan iklim sulit ditebak, palawija jagung sering gagal, hama “tikus” seringkali tidak terkendali, biaya produksi relatif mahal, saprodi dan alsintan terbatas, tidak ada penjamin keberlangsungan berproduksi (tidak ada modal kerja, pergudangan, Bulog kurang berperan).

  Belum Terarahkan Masyarakat Dalam Mengisi pembangunan dan pengembangan KTM

  Persoalan utama mengenai pengembangan masyarakat di kawasan KTM Mesuji adalah belum teridentifikasi dan belum diarahkan secara spesifik mengenai bagaimana masyarakat transmigran dan penduduk lokal di kawasan KTM disiapkan dalam mengisi pembangunan dan pengembangan KTM. Dengan berpijak pada kondisi dan konsep arahan pengembangan masyarakat.

  Belum dijabarkan Mengenai Arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan.

  Pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi di KTM Mesuji, belum dilengkapi dengan dokumen hasil studi Amdal (Analisis mengenai dampak lingkungan). belum dijabarkan mengenai bagaimana arahan rencana pengelolaan lingkungan di kawasan KTM Mesuji agar keserasian lingkungan secara ekologis tetap terjaga, juga di dalam indikasi program tidak terakomodir rencana program dan kegiatan apa dari aspek keserasian lingkungan kawasan KTM yang perlu dikelola dan dikendalikan. Indikasi program di master plan dan rentek yang tekait dengan keserasian lingkungan terbatas pada rencana penghi-jauan jalan, jaringan drainase, pengolahan sampah, dan limbah industri. Begitu juga di lapangan belum ada program pengembangan keserasian lingkungan, selain mebangun taman kota dan saluran drainase.

  Infrastruktur Jalan

  Dalam upaya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari faktor penghambat sebagai aspek yang sering muncul dalam pembangunan. Salah satu faktor penghambat pembangunan ini adalah minimnya infrastruktur jalan menuju ke Kabupaten Mesuji. Menurut Sekertaris Camat Bpk Tarbin, faktor penghambat yang utama itu adalah jalan. Kabupaten Mesuji banyak terdapat jalan rusak berat sehingga sulit dilewati oleh kendaraan. Keadaan jalan yang seperti ini dapat memperlambat akses transaksi ekonomi terutama berdagang masyarakat yang berdagang di kabupaten ini sering mengeluhkan jalan karena pada saat musim hujan jalan di mesuji terutama di Mesuji Timur ini sangat memprihatinkan jalan menjadi lumpur sehingga banyak kendaraan yang macet,” ujarnya. Padahal dari sisi grand

  design , KTM cukup ideal untuk

  meningkatkan pembangunan kawasan transmigrasi secara terpadu. Selama ini, banyak daerah penempatan transmigrasi tidak berkembang karena hanya didasarkan pada Satuan Pemukiman (SP) atau desa, tanpa mempertimbangkan keterpaduan pengelolaannya. Infrastrukturnya pun hanya terbatas dan minim akses ke daerah luar." Karena KTM itu sifatnya terpadu, mestinya pada Dinakertrans segera membangun sinergi dengan dinas terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU), Dinas Pertanian, dan Dinas Kesehatan," katanya. Karena tiga Dinas tersebut adalah stakeholder utama untuk membangun KTM. Apalagi masalah utama dari kawasan transmigrasi selama ini selalu terkait dengan irigasi, infrastruktur jalan, dan minimnya pelayanan kesehatan yang memadai. Paling tidak kalau tercipta sinergitas dengan tiga Dinas itu, kebijakan dan program KTM tak terkesan mubazir. Sehingga program dinas tenaga kerja dan transmigrasi itu tak terkesan berjalan sendiri- sendiri.

  Kopetensi Sumber Daya Manusia

  Kompetensi sumber daya manusia disini adalah masyarakat yang berada dalam lingkungan Kota Terpadu Mandiri. Dari hasil wawancara bersama Kepala Camat Mesuji Timur yakni Pariman. Sp. Di Desa Tanjung Mas Makmur bulan September 2016, mengatakan bahwa salah satu faktor penghambat dari KTM ini adalah keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki dalam mengelola sarana dan prasarana yang sudah ada.contohnya dalam mengelola gedung pusat bisnis, masyarakat Mesuji Timur belum mampu mengelola gedung tersebut dikarenakan masyarakat mesuji sebagian besar berpenghasilan petani bukan bisnis.

  5 Rendahnya Pendidikan di Mesuji Timur

  Meskipun tokoh

  • –tokoh masyarakat di kawasan KTM Mesuji Timur menyadari betapa pentingnya pendidikan dan keterampilan dalam proses pembangunan, namun minimnya sarana pendidikan menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan. Berdasarkan hasil wawancara kepada warga masyarakat Mesuji Timur Kepada Bapak Alimudin Pada Tanggal 15 november 2015 , penyebab lain rendahnya mutu pendidikan dan keterampilan masyarakat disebabkan oleh keterbatasan dana karena sebagian besar masyarakat berpengasilan rendah dengan mata pencaharian utama sebagai petani, termasuk masyarakat transmigran asal Pulau Jawa.selain itu masyarakat tersebut
  • 5 Hasil wawancara dengan Bapak Kepala
memilih untuk mencari kerja setelah lulus sekolah, dari pada melanjutkan ke perguruan tinggi.

  6 BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

  Pelaksanaan Program Kota Terpadu Mandiri sebagaimana diamanatkan dalam Kepmen Nakertrans No: KEP.214/MEN/V/2007, pada umumnya sudah dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah tetapi sebagian belum optimal. Dari 10 peran yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Provinsi, satu peran penting yang belum dilaksanakan adalah menyusun petunjuk pelaksanaan. Peran lainnya sudah dilaksanakan, tetapi lima peran diantaranya (yaitu melaksanakan sosialisasi kepada stakeholder , menjaring dan memfasilitasi investor/badan usaha, melaksanakan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi program dan anggaran dengan stakeholder, melaksanakan pengendalian, monitoring dan evaluasi, dan membuat laporan kepada menteri) belum dilaksanakan secara optimal. Di dalam master plan dan rentek, baru diketahui komoditas unggulan apa yang potensial dikembangkan di KTM Mesuji Timur, yaitu: tanaman pangan padi dan jagung di lahan basah, kemudian sawit dan karet di lahan kering.

  Sedangkan data dan informasi rinci mengenai karakteristik sistem usaha masyarakat di kawasan KTM Mesuji belum teridentifikasi dengan jelas dan terukur, seperti misalnya: berapa jumlah petani lahan basah efektif di 6 Hasil wawancara dengan Bpak Alimudin

  Warga desa Tanjung Mas Makmur, mesuji

  kawasan dan berapa luas lahan usaha efektif yang mereka garap; bagaimana sebetulnya profil kegiatan produksi mereka; hal-hal apa yang menjadi persoalan bagi mereka; intinya menyangkut data profil dan karakteristik kondisi usaha masyarakat baik secara individu, kelompok, maupun kelembagaannya: 1.

  Perencanaan Pengembangan

  Masyarakat Mengenai kondisi karakteristik dan profil masyarakat transmigran dan masyarakat lokal di sekitarnya belum tersedia, maka untuk menyusun master plan dan rencana teknis yang jelas dan terukur mengenai pengembangan masyarakat di kawasan KTM Mesuji masih diperlukan data dan informasi detail tersebut di atas.

  2. Perencanaan Keserasian

  Lingkungan Untuk menyusun rencana keserasian lingkungan, perlu dilakukan kajian Analisis Mengenai dampak Lingkungan (Studi Amdal).

  3. Pengembangan Sarana dan prasarana

  Bahwa sarana dan prasarana yang ada di Kawasan KTM Tanjung Mas Makmur belum mampu menjawab kebutuhan masyarakat sekitar seperti gedung pusat bisnis dan perpustakaan. karena masyarakat di Kecamatan Mesuji Timur sebagian besar masyarakatnya berpenghasilan petani dan kebun. Faktor penghambat 1.

  Sistem permodalan yang masih dikuasai tengkulak Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan ekonomi komoditas unggulan padi dan jagung antara lain adalah sistem permodalan yang masih dikuasai tengkulak, dan harga padi yang ditentukan oleh harga pasar, sehingga ekonomi hasil panen padi dan jagung belum dapat memberikan keuntungan yang memuaskan.

  2. Belum terarahkan masyarakat dalam mengisi pembangunan dan pengembangan KTM Persoalan utama dalam mengenai pembangunan masyarakat di kawasan KTM mesuji adalah belum teridentifikasi dan belum diarahkan mengenai bagaimana masyarakat transmigran dan penduduk lokal dikawasan KTM disiapkan dalam mengisi pembangunan dan pengembangan KTM, dengan kondisi dan konsep arahan pengembangan masyarakat.

  3. Belum dijabarkannya mengenai arahan rencana pengelolaan lingkngan.

  Belum dijabarkan mengenai bagaimana arahan rencana pengelolahan lingkungan dikawasan KTM Mesuji agar keserasian lingkungan secara ekologis tetap terjaga, juga didalam indikasi program tidak terakomodir rencana program dan kegiatan apa saja aspek keserasian lingkungan kawasan KTM yang perlu dikelola dan dikendalikan.

  5.2 Saran 1.

  Perlu keberpihakan pemerintah kepada masyarakat petani perlu penyuluhan dan pendampingan; penjaminan modal kerja dan produksi; rehabilitasi tata air.

  2. Bahwa program pengembangan masyarakat di kawasan KTM Mesuji perlu diarahkan pada Bidang Ekonomi. (pembinaan masyarakat transmigrasi dan masyarakat setempat dalam hal peningkatan pemanfaatan lahan melalui sistem pola penggarapan lahan dan penggunaan tekonologi pertanian tepat guna.) Bidang Sosial Budaya. (Peningkatan pembinaan dan penyediaan pelayanan di bidang: pendidikan, kesehatan, dan olahraga).

  3. Untuk menyusun rencana keserasian lingkungan, perlu dilakukan kajian Analisis Mengenai dampak Lingkungan (Studi Amdal).

  4. Infrastruktur seperti pembangunan jalan, pembangunan listrik, dan jaringan telekomunikasi merupakan fasilitas yang mendesak perlu dibangun di pusat KTM. Pembangunan fasilitas gedung pusat bisnis dan Perpustakaan daerah tersebut harus digunakan dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya agar tidak kelihatan terbengkalai. Pendidikan harus di utamakan agar supaya masyarakat Mesuji Tidak akan tertinggal.

DAFTAR PUSTAKA

  Akib Muhammad, 2013 hukum

  penataan ruang . Bandar

  Lampung: penerbit universitas lampung Bachsan Mustafa, 2001. Sistem

  hukum administrasi Negara Indonesia, Bandung : PT. Citra

  Aditya Bakti Hasni 2010, hukum penataan ruang

  dan penatagunaan tanah

  Bandung: PT. Raja grafindo persada Muhammad, Abdulkadir 2014,

  Hukum Dan Penelitianhukum,

  Bandung: PT. Citra Aditya Bakti Nurmayani, 2009.

  Hukum Administrasi Daerah , Bandar

  Lampung: penerbit Universitas Lampung. Priyono. dkk. 2010. Strategi

  Pembangngunan Agrobisnis Di Kota Terpadu Mandiri Mesuji Provinsi Lampung Leusercita Abadi. Jakarta.

  Samun Ismaya, M. Hum. 2013.

  .

  Hokum administrasi pertananan Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.

  Sardjadidjaja, Rukman 2004.

  Transmigrasi pembaharuan dan integrasinsional. PT. Pustaka Sinar Harahap. Jakarta

  Soehardjo,1993. Hukum

  Administrasi Negara Pokok- pokok Pengertian Serta , Perkembangannya di Indonesia ,

  Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA SECARA SERENTAK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA (STUDI KASUS KABUPATEN SERANG)

0 0 17

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP MENARA TELEKOMUNIKASI TAK BERIZIN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

1 0 16

PERAN KEPOLISIAN DALAM PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA (Studi Kasus di Polda Metro Jaya) Desy Dwi Katrin, Diah Gustiniati, Rini Fathonah email: (desydwikatrinyahoo.co.id)

0 0 11

PERENCANAAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PENERAPAN KOTA LAYAK ANAK

0 1 15

PELAKSANAAN SURAT EDARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR: SE.8PSLB3PSPLB.052016 TENTANG PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK MELALUI PENERAPAN KANTONG BELANJA PLASTIK SEKALI PAKAI TIDAK GRATIS DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Jurnal)

0 0 15

PERANAN JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (TRAFICKING) Windy Astria, Mahasiswa Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung. Email: windyastria11gmail.com, Erna Dewi, Eko Raharjo, Bagian Hukum Pidana Fa

0 0 13

PENGISIAN JABATAN SEKRETARIS DAERAH SECARA TERBUKA DI PROVINSI LAMPUNG

0 0 16

PERAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM PROVINSI LAMPUNG DALAM PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT TERHADAP NARAPIDANA DI LAPAS WANITA KELAS II A BANDAR LAMPUNG

0 0 16

PENEGAKAN HUKUM OLEH BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP AIR MINUM DALAM KEMASAN TANPA IZIN EDAR

1 2 23

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN PIDANA MATI DALAM SISTEM PEMIDANAAN INDONESIA

0 0 12