Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara

SMAN 1 BABELAN
DIREKTORAT PROGRAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Diajukan Guna Memenuhi Tugas PKN

SISTEM PERTAHANAN dan KEAMANAN NEGARA
Kelas
: XI IPA 2
Pembimbing : Dra. Hj. Nurhayati . MA.
Kelompok :
1. Siti Masrifah
2. Syafira Firdhiani
3. Ulfiatun Nurul F.
4. Vera Ratna A.
5. Wisnu Dwi P.
6. Yulia Ningsih

Tahun Ajaran
2014/2015
Jl. Kebalen Indah
SMAN 1 BABELAN


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “SISTEM PERTAHANAN
dan KEAMANAN NEGARA” dengan baik. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu syarat untuk melengkapi dan memperoleh nilai dari guru PKN kami
sebagi pelengkap dari presentasi.
Mengingat dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, penulis
mengharapkan bimbingan, saran dan kritik yang membangun kepada penulis,
sehingga dikemudian hari penulis dapat menciptakan karya tulis yang lebih baik
lagi.
Tidak lupa, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak
lainnya, sehingga makalah ini selesai disusun. Serta tidak lupa kami ucapkan
terima kasih pula kepada semua jajaran siswa/siswi SMAN 1 BABELAN yang
tidak dapat saya sebut satu persatu.
Telah sampailah penulis dalam menyelesaikan penulisan ini yang sematamata, karena berkat rahmat Allah S.W.T yang telah memberikan kemudahan
dalam setiap langkah kepada penulis menuju cita-cita yang penulis impikan.
Disamping itu masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu

penulis menyampaikan maaf dan sebagai perubahan yang berarti dalam
perkembangan yang positif baik dalam penulisan makalah ini maupun karya tulis
lain yang akan penulis ciptakan dikemudian hari, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga penulisan makalah ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Bekasi, 01 November 2014
Penulis

i

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ....................................................................................

i

Daftar Isi ................................................ .............................................


ii

BAB I PENDAHUUAN .....................................................................

1

1.1.Latar Belakang ............................................................................

1

1.2.Tujuan ........................................................................................

1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................

2

2.1.Pengertian Pertahanan Negara ....................................................


2

2.2.Definisi Keamanan Negara ………………………………………

2

2.3.Pertahanan terhadap Keamanan Negara …………………………

3

2.4.Komponen Pertahanan Negara …………………………………..

3

2.4.1.Komponen Utama ……………………………………….

3

2.4.2.Komponen Cadangan ……………………………………


3

2.4.3.Komponen Pendukung …………………………………..

3

2.5. Redifinisi Doktrin, Pembagian Wewenang dan Strategi Pertahanan... 4
2.6. Perkembangan Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta…….. 5
2.7. Pembahasan Umum Ketahanan Nasional Dalam Lingkungan Hidup. 8
BAB III ASAS – ASAS KETAHANAN NASIONAL ......................

10

3.1.Asas – Asas Ketahanan Nasional .................................................

10

3.2.Sifat Ketahanan Nasional ………………………………………..

10


BAB IV PENUTUP ...........................................................................

12

4.1.Kesimpulan ................................................................................

12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………

13

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1


Latar Belakang
Sejauh menyangkut ancaman militer dari luar, tidak diragukan bahwa peningkatan
kemampuan militer (modernisasi dan profesionalisasi) merupakan sa1ah satu pilihan. Namun,
selain karena pertimbangan ekonomi, peningkatan kekuatan militer selalu mengundang
kecurigaan pihak 1ain, terutama jika hal itu dilakukan dengan lebih banyak memberikan prioritas
pada modernisasi senjata-senjata ofensif.
Dalam suasana anarki dan ketidakpastian, upaya unilateral bisa menimbulkan dilema keamanan
(security dilemma) terutama jika upaya unilateral itu berupa penggelaran jenis senjata- senjata
ofensif baru. Pengembangan kekuatan militer yang mengarah pada non-provocative defense
merupakan salah satu pilihan strategis.
Selain itu, di tengah gelombang interdependensi dalam kehidupan antarbangsa, suatu negara
tidak bisa mengamankan dirinya dengan mengancam orang lain. Upaya untuk membangun
keamanan, oleh karenanya, bergeser dari konsep “security against” menjadi “security with”. Apa
yang selama ini dikenal sebagai cooperative security, confidence building measures, dan
preventive diplomacy yang dilakukan secara bilateral, regiona1, global, maupun multilateral
adalah sebagian dari berbagai upaya menjawab persoalan ini.
1.2

Tujuan
Mengetahui tentang sistem pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia.


SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertahanan Negara
Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan segenap
bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Hakikat pertahanan
negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan
pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem
pertahanan negara.
Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu
Negara untuk menjamin integritas wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga
kepentingan-kepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh Departemen Pertahanan.
2.2 Definisi keamanan Negara

Keamanan merupakan istilah yang secara sederhana dapat dimengerti sebagai suasana
"bebas dari segala bentuk ancaman bahaya, kecemasan, dan ketakutan". Dalam kajian
tradisional, keamanan lebih sering ditafsirkan dalam konteks ancaman fisik (militer) yang berasal
dari luar. Walter Lippmann merangkum kecenderungan ini dengan pernyataannya yang terkenal:
"suatu bangsa berada dalam keadaan aman selama bangsa itu tidak dapat dipaksa untuk
mengorbankan nilai-nilai yang diaggapnya penting (vital) ...dan jika dapat menghindari perang
atau, jika terpaksa melakukannya, dapat keluar sebagai pemenang. Karena itu, seperti kemudian
disimpulkan Arnord Wolfers, masalah utama yang dihadapi setiap negara adalah membangun
kekuatan untuk menangkal (to deter) atau mengalahkan (to defeat) suatu serangan. Dengan
semangat yang sama, kolom keamanan nasional dalam International Encyclopaedia of the Social
Science mendefinisikan keamanan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk melindungi nilainilai internalnya dari ancaman luar".
Kajian keamanan mengenal dua istilah penting, dilemma keamanan (security dilemma) dan
dilemma pertahanan (defence di1emma). Istilah yang pertama, dilema keamanan,
menggambarkan betapa upaya suatu negara untuk meningkatkan keamanannya dengan
mempersenjatai diri justru, dalam suasana anarki internasional, membuatnya semakin rawan
terhadap kemungkinan serangan pertama pihak lain. Istilah kedua, dilema pertahanan,
menggambarkan betapa pengembangan dan penggelaran senjata baru maupun aplikasi doktrinal
nasional mungkin saja justru tidak produktif atau bahkan bertentangan dengan tujuannya untuk
melindungi keamanan nasional. Berbeda dari dilema keamanan yang bersifat interaktif dengan
apa yang [mungkin] dilakukan pihak lain, dilema pertahanan semata-mata bersifat non-interaktif,

dan hanya terjadi dalam lingkup nasional, terlepas dari apa yang mungkin dilakukan pihak lain.

SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2

2.3 Pertahanan terhadap Keamanan Negara
Dalam bahasa militer, pertahanan adalah cara-cara untuk menjamin perlindungan dari
satu unit yang sensitif dan jika sumber daya ini jelas, misalnya tentang cara-cara membela diri
sesuai dengan spesialisasi mereka, pertahanan udara (sebelumnya pertahanan terhadap pesawat:
DCA), pertahanan rudal, dll. Tindakan, taktik, operasi atau strategi pertahanan adalah untuk
menentang/membalas serangan.
Jenis pertahanan:
• Pertahanan militer untuk menghadapi ancaman militer.
• Pertahanan nonmiliter/nirmiliter untuk menghadapi ancaman nonmiliter/nirmiliter.
2.4 Komponen Pertahanan Negara
Di Indonesia, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan
Tentara Nasional Indonesia sebagai "komponen utama" dengan didukung oleh "komponen
cadangan" dan "komponen pendukung". Sistem Pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman
nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama,

sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur unsur lain
dari kekuatan bangsa.
2.4.1 Komponen Utama
"Komponen utama" adalah Tentara Nasional Indonesia, yang siap digunakan untuk
melaksanakan tugas tugas pertahanan.
2.4.2 Komponen Cadangan
"Komponen cadangan" (Komcad) adalah "sumber daya nasional" yang telah disiapkan
untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan
kemampuan komponen utama.
2.4.3 Komponen Pendukung
"Komponen pendukung" adalah "sumber daya nasional" yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan.
Komponen pendukung tidak membentuk kekuatan nyata untuk perlawanan fisik.
"Sumber daya nasional" terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya
buatan. Sumber daya nasional yang dapat dimobilisasi dan didemobilisasi terdiri dari sumber
daya alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang mencakup berbagai
cadangan materiil strategis, faktor geografi dan lingkungan, sarana dan prasarana di darat, di
perairan maupun di udara dengan segenap unsur perlengkapannya dengan atau tanpa
modifikasi.
Komponen pendukung terdiri dari 5 segmen :
• Polisi (Brimob) - (lihat pula Polri)
• Resimen Mahasiswa (Menwa)
• Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
• Organisasi kepemudaan
• Perlindungan masyarakat(Linmas)
• Organisasi bela diri
• Satuan pengamanan (Satpam)
• Satuan tugas (Satgas) partai
SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

3

2.5 Redifinisi Doktrin, Pembagian Wewenang dan Strategi Pertahanan
Threat, survival dan defence dilemma itu membawa implikasi serius. Pesan yang
hendaknya digarisbawahi adalah penggunaan eksesif dari resources tidak boleh. Penggunaan
kekerasan untuk menghadapi ancaman harus sepadan. Ancaman tertentu harus dihadapi dengan
instrumen tertentu yang sesuai, efektif, efisien, dan tidak menimbulkan dislokasi sosial, ekonomi,
politik, ideologi. Security deficit yang timbu1 karena vu1nerabilitas membawa kompleksitas
tersendiri. Semuanya bermuara pada satu persoalan besar: perlunya kajiulang terhadap doktrin
keamanan dan pertahanan nasional, khususnya sejauh menyangkut “apa yang harus
dipertahankan”, “bagaimana untuk mempertahankannya”, dan “siapa yang harus memikul
tanggungjawab” itu.
Jawaban atas pertanyaan pertama, apa yang harus dipertahankan, memerlukan suatu kesepakatan
politik. Pertimbangan historis, geografis, ideologis dan perkembangan politik kontemporer harus
dimasukkan dalam kalkulasi itu. Gravitas hubungan antarnegara pada dinamika ekonomi tidak
sepenuhnya menghapus relevansi konteks politik geostrategi. Bagi sebuah negara kepulauan,
termasuk Indonesia, melindungi keamanan nasional adalah usaha besar untuk melindungi dan
mempertahankan kedaulatan maritim berikut sumberdaya yang berada di dalamnya. Pada tingkat
strategi, bagaimana mempertahankan dari ancaman, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana
merumuskan ancaman secara lebih realistik. Untuk waktu yang dapat diperhitungkan ke depan,
keamanan terhadap ancaman interna1 masih akan mendominasi pemikiran strategis di Indonesia.
Pluralisme sosial, ketimpangan ekonomi, disparitas regional menjadikan upaya bina-bangsa dan
bina-bangsa menjadi soal serius. Indonesia adalah suatu entitas politik (negara) yang dibangun di
atas fondasi pluralitas. Persatuan Indonesia seperti diikrarkan dalam Sumpah Pemuda 1928,
selama ini lebih direkat oleh common history anti-kolonia1isme. Common history menghadapi
kolonialisme kelihatannya perlu dijelmakan dalam wujud yang lebih konkret, misalnya common
platform dan komitmen untuk menegakkan keadilan sosia1, dan dengan menggunakan instrumen
yang lebih appropriate seperti ketentuan hukum yang demokratik.
Di tengah keharusan untuk mempersiapkan diri terhadap keamanan internal, ancaman militer
dari luar merupakan sesuatu yang harus selalu diperhitungkan, sekalipun pada saat yang sama
harus diakui pula bahwa untuk beberapa tahun yang dapat diperhitungkan ke depan sukar
dibayangkan terjadinya perang dalam pengertian tradisional. Menduduki wilayah asing
(occupation) menjadi sesuatu yang secara moral memperoleh gugatan semakin tajam dan secara
ekonomis semakin mahal. Konflik bersenjata, jika harus terjadi, kemungkinan besar akan bersifat
terbatas, berlangsung dalam waktu singkat, dan menggunakan teknologi tinggi. Amerika Serikat
diperkirakan tetap memainkan peranan penting di kawasan Asia Pasifik, baik karena potensi
ketidakstabilan di semenanjung Korea, hubungan tradisionalnya dengan Jepang dan Korea
Selatan, kekhawatirannya terhadap tampilnya Cina sebagai kekuatan hegemon regional, maupun
karena kepentingan ekonominya di kawasan ini. Ancaman militer dari luar terhadap Indonesia
kelihatannya akan bersifat ancaman tidak langsung yang terjadi karena ketidakstabiIan regional.
Termasuk dalam kategori ini adalah perlombaan senjata yang dapat terjadi karena
ketidakstabilan di Semenanjung Korea dan Asia Timur, prospek penyelesaian masalah Taiwan,
dan kemungkinan konf1ik tapalbatas.
Masalah pokok, seperti dirumuskan sebagai pertanyaan ketiga, adalah apa cara yang paling
efektif dan efisien untuk menghadapi sumber dan watak ancaman-ancaman tertentu. Ancaman
SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

4

internal harus diketahui dengan pasti alasan timbulnya. Gagasan-gagasan, termasuk komunisme
dan fundamentalisme religius, tidak pernah secara langsung mempengaruhi tindakan [kekerasan]
politik. Menghilangkan deprivasi ekonomi, politik dan kultural. Demokratisasi dalam
penggunaan dan pengelolaan sumberdaya, dan distribusi pembangunan. Penghormatan pada
budaya lokal. Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan yang seharusnya ditafsirkan sebagai
komitmen untuk menghormati keragaman, bukan untuk menciptakan keseragaman. Upaya
nasional, unilateral, adalah demokratisasi. Pengenda1ian dan resolusi konflik seharusnya sematamata dilakukan sebagai tindakan polisionil.
2.6 Perkembangan Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta
A. Umum
Sistem pertahan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), berkembang seiring dengan
perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan, kemudian
berlanjut dengan operasi – operasi pemulihan keamanan dalam negri dalam upaya menumpas
pemberontakan dan gerakan separatis serta berbagai gangguan kemanan lainnya.
Berdasarkan hasil – hasil pengalaman tersebut telah dapat dihimpun doktrin Hamkamrata
yang disahkan pada tahun 1982 dengan skep menhankam/pangab No. Skep/820/vii/1982 tanggal
12 Juli 1982. Sedangkan Undang – undang No.20 Tahun 1982 tentang ketentuan – ketentuan
pokok pertahanan keamanan negara telah menetapkan Sishankamrata sebagai sistem
penyelenggara Hankamneg.
B. Perang (peperangan ) gerilnya Rakyat Semesta
Konsep peperangan adn operasi – opersai gerilnya implementasikan selama perang
kemerdekaan menghadapi aksi polisionalis Belanda yang memiliki kekuatan angkatan bersenjata
dengan tingkat latihan, organisasi dan persenjataan yang lebih unggul.
Sejak itu diletakkan strategi dasar untuk memanfaatkan segenap potensi wilayah dan
partisipasi masayarakat dalam operasi – operasi gerilnya, dan pembentukan pemerintahan darurat
yang terdiri atas gabungan aparat pemerintahan sipil dan militer merupakan “basisi perlawanan
rakyat semesta” terhadap agresi militer Belanda.
Hal ini tidak hanya berdampak terhadap pertimbangan kekuatan di lapangan tetapi juga moril
para pejuang serta memperkuat keyakinan untuk melanjutkan perjuangan.
a. Bahwa beberapa kelebihan yang bersifat fisik materil yang dimiliki kekuatan angkatan
bersenjata pihak lawan telah dapat diimbangi bahkan dapat diungguli dengan melancarkan
operasi-operasi gerilnya yang non konvensional, mobil dan luwes.
b. Bahwa dapat mengembangkan inisiatif terhadap lawan serta dapat memilih dan menentukan
sasaran pada tempat dan saat yang tepat untuk diserang.
c. Bahwa operasi – operasi gerilnya tidak hanya mengandalkan pada kekuatan fisik militer
semata – mata, namun harus mampu mengembangkan segenap unsur kekuatan yang ada pada
masyarakat dan aspek potensi wilayah.
SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

5

C. Peran Wilayah
Pada tahun 1950 meskipun masih menghadapi gangguan keamanan dan gerakan separatis
serta unsur – unsur subversi yang belum terkikis abis, angkatan perang Republik Indonesia mulai
mengarahkan pemikirannya pada konsolidasi seluruh jajarang organisasi agar dapat
dikembangkan dan dibina menjadi suatu angkatan perang yang modern.
Pada tahun 1958 dengan dibekali pengalaman peperangan Gelirna Rakyat semesta dan
hasil studi perbandingan doktrin dari beberapa Negara.
Pelaksanaan operasi perang wilayah meliputi bentuk bentuk perlawanan terhadap invasi militer
dalam empat tahap :
a. Menghancurkan serangan musuh yang hemdak memancangkan kaki di bumi Indonesia.
b. Mengadakan pertahanan pantai untuk mencegah pendaratan musuh, menghambat dan
menghentikan perbuatannya.
c. Di bagian wilayah yang diduduki musuh atau bila musuh mampu menduduki bagian bagian
strategis wilayah di Indonesia, melancarkan peperangan gerilnya semesta menukar ruang dengan
waktu untuk mengadakan serangan balasan.
d. Bila sudah dicapai keseimbangan antara kekuatan kita dan lawan lancarkan serangan balasan
untuk melumpubkan dan mengusirnya dari wilayah RI.
D. Perang Rakyat Semesta
Seminar TNI angkatan darat II yang diselenggarakan tanggal 25 s/d 31 Agustus di ruang
Graha Wiyati Yudha seskoad di Bandung, menghasilkan gagasan pengintegrasian Angkatan
bersenjata Republik Indonesia.
Melalui pra seminar Hamkam yang diselenggarakan di lemhannas
a. Doktrin Hankamrata
a) Hankamrata adalah upaya pengerahan seluruh kekuatan nasional secara total dan integral,
dengan mengutamakan negara Republik Indonesia, menjamin keutuhan bangsa serta
mengamankan segala usaha mencapai tujuan nasional.
b) Hankamrata mencakup segenap kegiatan, persiapan dan penggunaan seluruh rakyat dan
wilayah nasional, termasuk segala daya mampu yang berada di atas dan di dalamnya untuk
mempertahankan keamanan negara dan bangsa Indonesia.
c) Hankamrata bersifat total dalam subjek, objek dan metode dengan ABRI sebagai kekuatan inti
dan masyarakat sebagai kekuatan dasar.
d) Kedudukan doktrin Hankamrata merupakan salah satu Doktrin pelaksanaan dari doktrin
perjuangan ABRI dan doktrin pertahanan keamanan Nasional Catur Dharma Eka Karma
(CADEK)

SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

6

e) Peranan doktrin Hankamrata adalah sebagai pedoman pelaksanaan pembinaan dan
penggunaan kekuatan hankamrata.
b. Pola Dasar Operasi Hankamrata
Doktrin Hankamrata menggariskan pola dasar operasi yaitu :
1. Pola operasi keamanan dalam negeri (KAMDAGRI) meliputi semua operasi dalam rangka
menanggulangi subversi, infiltrasi, sabotase dan pemberontakan – pemberontakan baik secara
preventif maupun repsesif.
Tujuannya untuk memelihara atau mengembalikan kekuasaan dan kewibawaan pemerintah
Negara Republik Indonesia gangguan keamanan dan kestabilan pemerintah serta jalannya
pembangunan nasional.
2. Pola operasi Pertahanan dalaha semua operasi dalam rangka menjamin kemerdekaan dan
kedaulatan negara terhadap serangan atau ancaman nyata dari kekuatan negara lain.
c. Kemestaan Hankamrata
Yang hendak diwujudkan adalah terciptanya keamanan nasional dalam arti luas, yang dapat
memelihara perkembangan dan kestabilan yang dinamik dalam segala aspek kehidupan bangsa.
d. Organisai pengikutsertaan Rakyat dalam hankamrata
Pengikutsertaan rakyat dalam hamkamrata memerlukan pewadahan organisasi sebagai beriukut :
a) Organisasi perlawanan rakyat merupakan salah satu wadah penyaluran hak dan kewajiban
setiap warga negara sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 30.
b) Organisasi keamanan rakyat semesta adalah wadah penyaluran hak dan kewajiban setiap
warga negara dalam upaya bela negara yang memiliki kemampuan teknis kepolisian tertentu
dalam rangka membantu tugas kepolisian yang pada dasarnya merupakan bagian dari sistem
keamanan lingkungan sebagai sistem keamanan swakarsa masyarakat.
c) Perlindungan masyarakat dan pertahanan sipil merupakan organissi bagi keselamatan
masyarakat yang bersifat swadaya dan swakarsa masyarakat guna melaksanakan fungsinya untuk
menanggulanginya akibat bencana perang, bencana alam atau bencana lainnya.
e. Pola kerjasama pertahanan keamanan Asia Tenggara
Pola kerjasama pertahanan keamanan yang meliputi seluruh wilayah Asia Tenggara bersama –
sama dengan angkatan bersenjata negara – negara asia Tenggara dilakukan atas kerjasama antar
negara secara bilateral.
E. Prospek perkembangan sistem keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata)
a. Sishankamrata yang merupakan perwujudan mengemban tugas seluruh bangsa Indonesia
sebagai diamanatkan dalam UUD 1945 ialah dalam upaya :
- Melindungi segenap bangsa Indonesia seluruh tumpah darah Indonesia
SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

7

- Mencerdaskan kehidupan bangsa
- Memajukan kesejahteraan umum
- Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
b. Sishankamrata yang telah berkembang sejalan dengan tuntunan perjuangan rakyat dan bangsa
Indonesia dalam mewujudkan aspirasi dan cita – cita kemerdekaannya.
c. Bahwa keampuhan dan ketangguhan sishankamrata di masa lalu di masa yang akan datang
ialah dalam kesemetaan bela negara yang merupakan pencerminan dari keunggulan ABRIRakyat secara serasi serta perpaduan sistem senjata teknologi dan sistem senjata sosial.
2.7 Pembahasan Umum Ketahanan Nasional Dalam Lingkungan Hidup
Ketahanan nasional hanya dapat terwujud kalau meliputi seluruh segi kehidupan bangsa
yang biasanya kita namakan aspek social kehidupan, meliputi Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial,
Budaya dan Hankam. Juga meliputi aspek alam, yaitu Geografi, Penduduk dan Kekayaan Alam.
Di lingkungan Lembaga Ketahanan Nasioanal seluruh segi kehidupan bangsa dinamakan Astra
Gatra, terdiri dari Panca Gatra (social) dan Tri Gatra (Alam). Seluruhnya itu harus selalu
diusahakan untuk memberikan peranannya dalam perwujudan Kesejahteraan dan Keamanan.
Salah satu pengaruh yang dapat mengancam ketahanan nasional yaitu kekayaan alam
seperti sumber daya energi. Bila kita mencermati kelangkaan energi yang terjadi saat ini dapat
menjadi sebuah ancaman yang serius bagi Negara kesatuan republik Indonesia di masa yang
akan datang. Dikatakan demikian karena hal tersebut akan dapat mengganggu jalannya
pembangunan Nasional yang berkelanjutan dan pada akhirnya nanti mengancam ketahanan
nasional.Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945, tujuan
pembangunan Nasional adalah: Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan.
Keamanan nasional yang mendukung suasana kondusif dalam mewujudkan tujuan
pembangunan nasional sangat diperlukan, dimana sistem keamanan nasional meliputi keamanan
individu,kebebasan,jiwa dan harta individu dan keluarganya; keamanan publik yang berkaitan
dengan pemeliharaan keamanan penyelenggaraan pemerintah Negara,pelayanan dan
pengayoman terhadap rakyat dan masyarakat; keamanan internal yang menyangkut pemeliharaan
keamanan dalam negeri meliputi seluruh perikehidupan rakyat, masyarakat, bangsa dan Negara;
pertahanan nasional yang meliputi pemeliharaan keamanan kemerdekaan bangsa, kedaulatan
Negara, keutuhan wilayah Negara dan keamanan vital national interest pada umumnya.
Pada masa akhir pemerintahan presiden Suharto Mei 1998 dimana stabilitas politik dan
ekonomi di dalam negeri yang sempat terganggu yang di akibatkan antara lain karena kasus
kelangkaan BBM (Bahan bakar minyak),mungkin dapat terulang kembali kepada masa
pemerintahan SBY dengan diperlihatkan tanda-tanda berupa kecemasan para pelaku ekonomi
akan prospek perekonomian Indonesia di masa yang akan datang akibat naiknya harga minyak
SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

8

dunia, kepastian penanganan kasus-kasus hokum, kondisi politik dan keamanan dalam Negara,
sehingga mulai munculnya keraguan sebagian masyarakat terhadap kinerja lembaga-lembaga
pemerintahan atau kemampuan pemerintah SBY mengantisipasi kondisi yang ada ini.
Hal lain yang perlu juga mendapat perhatian dalam mewujudkan tujuan pembangunan
Nasional adalah Lingkungan hidup. Dalam era globalisasi dan pengalaman buruk yang terjadi
seperti “efek rumah kaca” akibat pembakaran yang melepaskan karbon dioksida(CO2)
menipisnya lapisan ozon akibat gas CFC (clorofluorocarbon) yang terlepas ke udara, terlepasnya
logam berat pada penambangan emas, dan ion-ion menyebabkan kita harus lebih sadar akan
resiko yang membbahayakan kelangsungan kehidupan di bumi ini. Lebih-lebih lagi,kecepatan
berlangsungnya perubahan dalam penggunaan sumber daya meninggalkan sedikit waktu untuk
mengantisipasi dan mencegah dampak yang tidak diharapkan.

SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

9

BAB III
ASAS – ASAS KETAHANAN NASIONAL

3.1 Asas – Asas Ketahanan Nasional
Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang disadari nilai-nilai yang tersusun
berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai
berikut (lemhanmas,2000:99-11) :
1. Asas kesejahteraan dan keamanan
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu
maupun masyarakat atau kelompok. Didalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara,
unsur kesejahteraan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya
ketahanan nasional.
2. Asas komprehensif/menyeluruh terpadu
Artinya, ketahanan nasioanal mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut
berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.
3. Asas kekeluargaan
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan
tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini
hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini
dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat
merusak/destruktif.
3.2 Sifat Ketahanan Nasional
1. Mandiri
Percaya kepada kemampuan dan kekuatan diri sendiri, keuletan dan ketangguhan yang
mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas dan
kepribadian bangsa. Kemandirian merupakan syarat untuk menjalin kerja sama yang saling
menguntungkan dalam perkembangan global.
2. Dinamis
Ketahanan nasional dapat meningkat atau menurun tergantung pada situasi dan kondisi
bangsa dan negara serta lingkungan strateginya. Hal ini sesuai dengan hakekat dan
pengertian bahwa yang ada di dunia ini selalu berubah dan perubahan itu sendiri senantiasa
berubah pula. Upaya peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan kemasa
depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang baik.

SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

10

3. Wibawa
Keberhasilan pembinaan nasional secara berlanjut dan berkesinambungan akan
meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa. Makin tinggi tingkat ketahanan nasional
Indonesia berarti makin tinggi daya tangkap yang dimiliki bangsa dan Negara Indonesia.
4. Konsultasi dan kerjasama
Konsultasi dan kerjasama berarti tidak mengutamakan sifat konfrontatif dan antagonis,
tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih bersikap konsultatif
dan kerjasama serta saling menghargai dan mengandalkan pada kekuatan moral dan
kepribadian bangsa.

SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

11

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pertahanan adalah sebuah system yang harus diterapkan sebagai sebuah kesadaran
bersama antara Negara, pemerintah, masyarakat, dan seluruh tatanan.
Pertahanan Negara melingkupi bidang- bidang :
1. politik
2. social
3. budaya
4. persatuan
5. ancaman-ancaman lain terhadap keselamatan bangsa dan Negara
Persoalan siapa yang harus bertanggungjawab untuk menjawab ancaman keamanan tertentu
menjadi rumit dan politikal: rumit, karena perkembangan konsep dan ketidapastian setelah
berakhirnya Perang Dingin dan politikal, karena landasan konstitusiona1, sejarah, maupun realita
politik bisa menjadi kekuatan inersia untuk membangun pola pembagian kerja baru. Salah satu
konsekuensi penting adalah perlunya ketentuan yang mengatur level of engagement dan
instrumen yang boleh digunakan dalam setiap bagian dari spektrum ancaman terhadap keamanan
nasional.

SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

12

DAFTAR PUSTAKA
[1]

Baroto, Wisnu. 2003. Ketahanan dan pertahanan negara. Jakarta: Elex
Media Komputindo.

[2]

Gumawang, Atang. 2010. Belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:
Media Bandung.

[3]

URL : http://bse.kemdikbud.go.id, 31 oktober 2014

[4]

URL : http://www.deluk12.wordpress.com/makalah.htm, 01 november 2014

[5]

URL : http://www.pertahanandankeamanannegara.blogspot.com/pertahanandan-keamanan-negara.htm 31 oktober 2014

13