MAKALAH ini adalah KIMIA LINGKUNGAN tanah

MAKALAH KIMIA INDUSTRI
“K3 (KESEHATAN KESELAMAN DAN KERJA)”

Disusun Oleh:
Dewi Rahmadani
1413140009

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang
cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.


Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena
manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun.

Setiap tahun di dunia terjadi 270 juta kecelakaan kerja, 160 juta pekerja menderita
penyakit akibat kerja, kematian 2.2 juta dan kerugian finansial sebesar 1.25 triliun USD.
Sedangkan di Indonesia menurut data PT. Jamsostek (Persero) dalam periode 2002-2005
terjadi lebih dari 300 ribu kecelakaan kerja, 5000 kematian, 500 cacat tetap dan konpensasi
lebih dari Rp. 550 milyar. Konpensasi ini adalah sebagian dari kerugian langsung dan 7.5 juta
pekerja sektor formal yang aktif sebagai peserta Jamsostek. Diperkirakan kerugian tidak
langsung dari seluruh sektor formal lebih dari Rp. 2 triliun, dimana sebagian besar
merupakan kerugian dunia usaha.(DK3N,2007). Melihat angka-angka tersebut tentu saja
bukan suatu hal yang membanggakan, akan tetapi hendaklah dapat menjadi pemicu bagi
dunia usaha dan kita semua untuk bersama-sama mencegah dan mengendalikannya.

Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di tempat kerja.Secara keilmuan K3, didefinisikan sebagai ilmu dan
penerapan teknologi tentang pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Dari
aspek hukum K3 merupakan kumpulan peraturan perundang-undangan yang mengatur

tentang perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.

Melalui peraturan yang jelas dan sanksi yang tegas, perlindungan K3 dapat ditegakkan,
untuk itu diperlukan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang K3. Bahkan
ditingkat internasionalpun telah disepakati adanya konvensi-konvensi yang mengatur tentang

K3 secara universal sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik yang
dikeluarkan oleh organisasi dunia seperti ILO, WHO, maupun tingkat regional.
Ditinjau dari aspek ekonomis, dengan menerapkan K3, maka tingkat kecelakaan akan
menurun, sehingga kompensasi terhadap kecelakaan juga menurun, dan biaya tenaga kerja
dapat berkurang. Sejalan dengan itu, K3 yang efektif akan dapat meningkatkan produktivitas
kerja sehingga dapat meningkatkan hasil produksi. Hal ini pada gilirannya kemudian dapat
mendorong semua tempat kerja/industri maupun tempat-tempat umum merasakan perlunya
dan memiliki budaya K3 untuk diterapkan disetiap tempat dan waktu, sehingga K3 menjadi
salah satu budaya industrial.

Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja dari
risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan
pekerjaan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3, diharapkan akan
tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja yang produktif, sehingga

akan meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. Dengan demikian K3
sangat besar peranannya dalam upaya meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama
dapat mencegah korban manusia..

Dengan demikian untuk mewujudkan K3 diperusahaan perlu dilaksanakan dengan
perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya terletak pada
peran serta pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun obyek perlindungan dimaksud
dengan memperhatikan banyaknya risiko yang diperoleh perusahaan, mulai diterapkan
manajemen risiko, sebagai inti dan cikal bakal SMK3. Penerapan ini sudah mulai
menerapkan pola preventif terhadap kecelakaan kerja yang akan terjadi.

Manajemen risiko menuntut tidak hanya keterlibatan pihak manajemen tetapi juga
komitmen manajemen dan seluruh pihak yang terkait. Pada konsep ini, bahaya sebagai
sumber kecelakaan kerja harus harus teridentifikasi, kemudian diadakan perhitungan dan
prioritas terhadap risiko dari bahaya tersebut dan terakhir adalah pengontrolan risiko.

Ditahap pengontrolan risiko, peran manajemen sangat penting karena pengontrolan
risiko membutuhkan ketersediaan semua sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, karena
pihak manajemen yang sanggup memenuhi ketersediaan ini. Semua konsep-konsep utama
tersebut semakin menyadarkan akan pentingnya kebutuhan pengelolaan K3 dalam bentuk

manajemen yang sistematis dan mendasar agar dapat terintegrasi dengan manajemen
perusahaan yang lain. Integrasi ini diawali dengan kebijakan dari perusahaan untuk
mengelola K3 menerapkan suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3).

Salah satu kebijakan K3 Nasional 2007-2010 adalah pemberdayaan pengusaha, tenaga
kerja dan pemerintah agar mampu menerapkan dan meningkatan budaya K3, diantara
programnya berupa pelaksanaan K3 di sektor pemerintahan dengan target 50 % departemen
melaksanakan K3 pada tahun 2010.

Pengelolaan ini memiliki pola “Total Loss Control” yaitu sebuah kebijakan untuk
menghindarkan kerugian bagi perusahaan-property, personil di perusahaan dan lingkungan
melalui penerapan sistem manajemen K3 yang mengintegrasikan sumber daya manusia,
material, peralatan, proses, bahan, fasilitas dan lingkungan dengan pola penerapan prinsip
manajemen yaitu Planning, Do, Check and Improvement (PDGI).

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum.
Mahasiswa mampu mengetahui tentang cara-cara pencegahan kesehatan kerja diproyek

kontruksi khususnya.

b. Tujuan khusus
Dengan penyusunan makalah ini, mahasiswa diharapkan :
- Mampu menentukan masalah tentang kesehatan kerja diproyek kontruksi
- Mampu memahami dan mngetahui tentang kesehatan kerja di proyek kontruksi

BAB II
PEMBAHASAN

TEKNOLOGI KESELAMATAN

1. PENGERTIAN KESELAMATAN

Keselamatan adalah : suatu keadaan aman , dalam suatu kondisi yang aman secara
fisik, sosial, spiritual, finasial, politis, emosional, pekerjaan, priskologis, ataupun pendidikan
dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk mencapai hal ini, dapat
dilakukan perlindungan terhadap suatu kejadian yang memungkinkan terjadinya kerugian
Ekonomi atau kesehatan


2. JENIS KESELAMATAN.

perlu dilakukan pembedaan antara produk yang memenuhi standar, yang aman dan
yang dirasakan aman.

Terdapat 3 jenis keadaan:
keselamatan normatif: digunakan untuk menerangkan produk atau desain yang
memenuhi standar desain.
keselamatan substantif: digunakan untuk menerangkan pentingnya keadaan aman,
meskinpun mungkin tidak memenuhi standar.

keselamatan yang dirasakan: digunakan untuk menerangkan keadaan aman yang timbul
dalam persepsi orang.

RESIKO DAN RESPON

Keselamatan umumnya didefinisikan sebagai evaluasi dampak dari adanya resiko
kematian, cedera atau kerusakan pada manusia atau benda. Resiko ini dapat timbul karena
adanya situasi yang tidak aman atau tindakan yang tidak aman.


Contoh situasi yang tidak aman adalah:

lingkungan kerja yang sanggat bising.

Lingkungan kerja dengan kondisi ekstrim (bertemperatur sanggat tinggi atau rendah
atau bertekanan tinggi) atau terdapat senyawa kimia yang berbahaya

Sebagai respons dari resiko ini Berbagai tindakan diambil sebagai pencengahan

Sebagai tindakan pencengahan akhir,dilakukan asuransi yang akan memberikan
kompensasi atau restutusi bila terjadi kecelakaan atau kerusakan.

SISTEM KESELAMATAN

sistem keselamatan adalah: cabang ilmu teknis. Perubahan teknologi secara kontinu,
peraturan lingkungan serta perhatian terhadap keselamatan publik menyebabkan
berkembangya sistem keselamatan. Keselamatan umumnya dipandang sebagai gabungan dari
berbagai aspek:

1. Kualitas

2. Kehandalan
3. Ketersediaan
4. Kestabilan
5. Keamanan

PENGGUKURAN KESELAMATAN

Penggukuran keselamatan adalah aktifitas yang dilakukan untuk meningkatkan
keselamatan, contohnya menggurangi resiko kecelakaan. Beberapa resiko kecelakaan
meliputi:

1. pengamatan visual terhadap keadaan tidak aman seperti terdeteksinya pintu keluar darurat
yg tertutupi oleh barang yang disimpan
2. pmeriksaan visual terhadap cacat seperti retak sambungan yang kendor
3. analisis kimia x-ray untuk memeriksa objek yang tertutup seperti hasil pengelasan tembok
semen, atau kulit bagian luar pesawat.
4. pemeriksaan fisik untuk menentukan apakah seseorang berada dalm keadaan yang
mungkin menyebabkan masalah
5. evaluasi priodik terhadap karyawan, departemen-departemen
6. survei lingkungan untuk mengamati tinggkat pencemaran lingkungan.


ORGANISASI STANDARISASI

Pada saat ini , terdapat berbagai organisasi yang menggatur standar Keselamatan ini dapat
berupa organisasi publik ataupun organisasi perintah.

1. American National Standar Institute

Salah satu organisasi standar diAmerica Serikat yang banyak dijadikan acuan oleh dunia
adalah American National Standar Institute (ANSI).pada umumnya beberapa anggota dari
suatu jenis industri secara suka rela membentuk komite untuk mempelajari suatu masalah
keselamatan dan kemudian mengajukan standarisasi.

Standarisasi ini diajukan ke ANSI yang kemudian melakukan peninjauan yang akhirnya
mengadopsi standarisasi yang telah dibuat. Sebagian anturan pemerintah menentukan bahwa
produk yang dijual harus memenuhi standarisasi ANSI tertentu

1. lembaga pemerintah

Beberapa lembaga pemerintah menerapkan standarisasi untuk meningkatkan

keselamatan. Contoh dari lembaga ini adalah BPOM (baan dan pengawas obat dan makanan).

ilmu terapan meliputi: kecerdasan buatan, teknologi keramik, elektronika, teknologi
komputasi, teknologi energi, penyimpanan energi, rekayasa fisika, teknologi , teknik material,
mikroteknologi, nanoteknologi, teknologi nuklir, komputer guantum.olahraga dan rekleasi
meliputi: peralatan kemah, tempat bermain, peralatan olahraga. informasi dan komunikasi
meliputi: teknologi informasi, teknologi komunikasi, grafis, teknologi musik, pengenalan
suara, teknologi visual. industri meliputi: kontruksi, teknik finansial, manufaktur, mesin dan
pertambangan militer meliputi: bom, senapan, amunisi, teknologi militer dan peralatan.rumah
tangga meliputi: peralatan rumah tangga, teknologi pendidikan, dan teknologi pangan.teknik
meliputi: teknik biomedis, teknik kelautan, teknik keselamatan, teknik penerbanggan, teknik
kesehatan dan teknik kimia,elektro,komputer,listrik.kesehatan dan keselamatan meliputi:
biomedis, bioformatika, bioteknologi, informatika kimiawi, teknologi perlindungan
kebakaran, farmakologi, teknik keselamatan, dan teknik kesehatan.tranportasi meliputi:
angkasa luar, teknik penerbangan, teknik perkapalan, kendaraan bermotor, teknologi luar
angkasa.

SISTEM K3 / SOP DILABORATARIUM KESELAMATAN KERJA DAN KEAMANAN
DILABORATARIUM IPA


Laboratarim kimia merupakan kelengkapan sebuah program studi yang digunakan untuk
meningkatkan ketrampilan penggunaan dan pemakaian bahan kimia peralatan analisis
(instrumentasi).dalam pengunaan lanjut, laboratarium merupakan sarana untuk melaksanakan
kegiatan penelitiaan ilmiah di

.laboratarium kimia dg segala kelengkapan peralatan dan bahan kimia merupakn tempat
berpontensi menimbulkan bahaya kepada para penggunanya jika para pekerja didalamnya
tidak dibekali dg pengetahuan

Kesehatan dan keselamatan kerja secara fisiologi adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan
keselamatan dan kesehatan kerja maka para penguna diharapkan dapat melakukan pekerjaan
dg aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun dilakukan oleh pekerja tersebut,

resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para perkerja
yang bersangkutan dapat melakukan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah
capek.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dg cara
penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpontensi membahayakan para
perkerja. Peningkatan kemampuan dalam membuat alat teknologi baru haryang mungkin
timbul akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antra lain menyangkut
ukuran alat,alat pengendali,kemempuan dan ketrampilan pekerja,alat penanggulangan
musibah,dan pengawasan yang dilakukan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Keselamatan kerja merupakan suatu keadaan aman dalam suatu kondisi aman secara fisik,
sosial, spritual, finalsial, politis dan emosional.

jenis keselamatan perluh dilakukan pembedaan antara produk yang memenuhi standar,
yang aman, dan yang dirasakan.

resiko dan respon adanya resiko kematian, cedera, atau kerusakan pada suatu benda.

sistem keselamatan adalah cabang ilmu teknik

SARAN

jagalah keselamatan anda dalam kondisi yang aman

patuhlah pada peraturan rambu lalu lintas agar tidak terjadi kecelakaan dan mengurangi
resiko kecelakaan