Jurnal Telaah dan Pengembangan Kurikulum (1)

JURNAL BELAJAR
Jurnal belajar dalam matakuliah TELAAH DAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM BIOLOGI SMA ini berisi catatan refleksi dan rekaman selama
mengikuti perkuliahan, misalnya; melakukan analisis kritis tentang suatu topik dari
buku atau artikel, pelajaran yang dapat dipetik, hal-hal yang masih perlu dikaji, hal
lain yang ingin diketahui lebih lanjut, dan semua hal penting dari proses pembelajaran
yang diamati dan dialami selama satu semester. Tujuan penulisan jurnal belajar ini
adalah membantu mempersiapkan diri secara fisik dan mental sebagai mahasiswa S1
serta membiasakan diri untuk mencatat dan mengarsipkan hal-hal penting terutama
yang berkaitan dengan kegiatan akademik. Melalui jurnal belajar ini, diharapkan
keterlibatan mahasiswa secara optimal dalam mempelajari materi belajar dapat
terpenuhi.
Mata kuliah TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI
SMA merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diprogramkan Mahasiswa S1
Pendidikan Biologi Universitas Halu Oleo pada semester genap. Identitas matakuliah
ini adalah sebagai berikut:
Matakuliah

:

TELAAH


DAN

PENGEMBANGAN

Sandi/Kode

:

KURIKULUM BIOLOGI SMA
KIP6524

SKS

:

3 sks

Disajikan pada Jenjang
: S1, Pendidikan Biologi

Semester/Tahun Akademik
: Genap/2015-2016
Dosen Pembina
: Dr. Safilu, M.Si
Jurnal kegiatan belajar mahasiswa dalam perkuliahan TELAAH DAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA, disusun menurut urutan materi
pada setiap perkuliahan/pertemuan diberi identitas, meliputi:

Hari/tanggal

:

Rabu , 4 Mei 2016

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

1

Mata Kuliah


:

TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
BIOLOGI SMA

Topik

:

Penyaji

Silabus Mata Kuliah
:

Dr. Safilu, M.Si

Selama satu semester telah dilakukan 16 kali pertemuan dan 5 kali tatap
muka. Uraian jurnal kegiatan belajar tersebut adalah sebagai berikut :
PERTEMUAN PERTAMA
Hari/tanggal


: Rabu , 4 Mei 2016

Dosen Pembina

: Dr. Safilu, M.Si

Topik

: Proses Kognitif

Penyaji Topik

: Dr. Safilu, M.Si

A. Kegiatan yang dilakukan
Kegiatan yang di lakukan dalam pembelajaran adalah guru menjelaskan
mengenai proses kognitif serta materi pembelajaran SMA yang harus di kembangkan
proses kognitifnya dan bagian dari itu yang mencakup seluruh aspek kognitifnya.
Selain itu interakksi Tanya jawab yang di lakukan untuk membuat materi

pembelajaran bisa didiskusikan bersama.
B.Pembahasan Materi
Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh
siswa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. Ranah kognitif ini
terdiri atas enam level, yaitu: (1) knowledge (pengetahuan), (2) comprehension
(pemahaman atau persepsi), (3) application (penerapan), (4) analysis (penguraian
atau penjabaran), (5) synthesis (pemaduan), dan (6) evaluation (penilaian). Kognitif
berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan,
keterampilan berpikir.

a.

Mengingat (Remember)

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

2

dan


Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori
atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah
lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses
pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan pemecahan masalah
(problem solving). Mengingat meliputi mengenali (recognizing) dan memanggil
kembali (recalling).
1)
Mengenali (recognizing)
Mencakup proses kognitif untuk menarik kembali informasi yang tersimpan
dalam memori jangka panjang yang identik atau sama dengan informasi yang baru.
Bentuk tes yang meminta siswa menentukan betul atau salah, menjodohkan, dan
pilihan berganda merupakan tes yang sesuai untuk mengukur kemampuan mengenali.
Istilah lain untuk mengenali adalah mengidentifikasi (identifying).
2)
Memanggil kembali (recalling)
Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang
apabila ada petunjuk (tanda) untuk melakukan hal tersebut. Tanda di sini seringkali
berupa pertanyaan. Istilah lain untuk mengingat adalah menarik (retrieving). Contoh:
Siapakah penemu sel? (Robert Hook).

b.
Memahami (Understand)
Mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang
dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki,
atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam
pemikiran siswa. Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif, yaitu:
1)
Menafsirkan (interpreting)
Mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk informasi yang lainnya,
misalnya dari darikata-kata ke grafik atau gambar, atau sebaliknya, dari kata-kata ke
angka, atau sebaliknya, maupun dari kata-kata ke kata-kata, misalnya meringkas atau
membuat parafrase. Istilah lain untuk menafsirkan adalah mmengklarifikasi
(clarifying), memparafrase (paraphrasing), menerjemahkan (translating), dan
menyajikan kembali (representing).
2)
Memberikan contoh (exemplifying)
Memberikan contoh dari suatu konsep atau prinsip yang bersifat umum.
Memberikan contoh menuntut kemampuan mengidentifikasi ciri khas suatu konsep

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA


3

dan selanjutnya menggunakan ciri tersebut untuk membuat contoh. Istilah lain untuk
memberikan contoh adalah memberikan ilustrasi (illustrating) dan mencontohkan
(instantiating).
3)
Mengklasifikasikan (classifying)
Mengenali bahwa sesuatu (benda atau fenomena) masuk dalam kategori
tertentu. Termasuk dalam kemampuan mengkelasifikasikan adalah mengenali ciri-ciri
yang dimiliki suatu benda atau fenomena. Istilah lain untuk mengklasifikasikan
adalah mengkategorisasikan (categorising).
4)
Meringkas (summarsing)
Membuat suatu pernyataan yang mewakili seluruh informasi atau membuat
suatu abstrak dari sebuat tulisan. Meringkas menuntut siswa untuk memilih inti dari
suatu informasi dan meringkasnya. Istilah lain untuk meringkas adalah membuat
generalisasi (generalising) dan mengabstraksi (abstracting).
5)
Menarik inferensi (inferring)

Menemukan suatu pola dari sederetan contoh atau fakta. Untuk dapat
melakukan

inferensi

siswa

harus

terlebih

dapat

menarik

abstraksi

suatu

konsep/prinsip berdasarkan sejumlah contoh yang ada. Istilah lain untuk menarik

inferensi adalah mengekstrapolasi (extrapolating), menginterpolasi (interpolating),
memprediksi (predicting), dan menarik kesimpulan (concluding).
6)
Membandingkan (comparing)
Mendeteksi persamaan dan perbedaan yang dimiliki dua objek, ide, ataupun
situasi. Membandingkan mencakup juga menemukan kaitan antara unsur-unsur satu
objek atau keadaan dengan unsur yang dimiliki objek atau keadaan lain. Istilah lain
untuk

membandingkan

adalah

mengkontraskan

(contrasting),

mencocokkan

(matching), dan memetakan (mapping).

7)
Menjelaskan (explaining)
Mengkonstruk dan menggunakan model sebab-akibat dalam suatu sistem.
Termasuk dalam menjelaskan adalah menggunakan model tersebut untuk mengetahui
apa yang terjadi apabila salah satu bagian sistem tersebut diubah. Istilah lain untuk
menjelaskan adalah mengkonstruksi model (constructing a model).
c.
Menerapkan (apply)
Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau
mengerjakan tugas. Oleh karena itu mengaplikasikan berkaitan erat dengan
JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

4

pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk
pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif,
yaitu: menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing).
1)
Menjalankan (executing)
Menjalankan suatu prosedur rutin yang telah dipelajari sebelumnya. Langkahlangkah yang diperlukan sudah tertentu dan juga dalam urutan tertentu. Apabila
langkah-langkah tersebut benar, maka hasilnya sudah tertentu pula. Istilah lain untuk
menjalankan adalah melakukan (carrying out).
2)
Mengimplementasikan (implementing)
Memilih dan menggunakan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan tugas
yang baru. Karena diperlukan kemampuan memilih, siswa dituntut untuk memiliki
pemahaman tentang permasalahan yang akan dipecahkannya dan juga prosedurprosedur yang mungkin digunakannya. Apabila prosedur yang tersedia ternyata tidak
tepat benar, siswa dituntut untuk bisa memodifikasinya sesuai keadaan yang dihadapi.
Istilah lain untuk mengimplementasikan adalah menggunakan (using).
d.
Menganalisis (analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan

dengan

memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap
bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan
permasalahan. Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis,
yaitu membedakan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan
pesan tersirat (attributting).
1)
Membedakan (differentiating)
Membedakan bagian-bagian yang menyusun suatu struktur berdasarkan
relevansi, fungsi dan penting tidaknya. Oleh karena itu membedakan (differentiating)
berbeda dari membandingkan (comparing). Membedakan menuntut adanya
kemampuan untuk menentukan mana yang relevan/esensial dari suatu perbedaan
terkait dengan struktur yang lebih besar. Misalnya, apabila seseorang diminta
membedakan antara apel dan jeruk, faktor warna, bentuk dan ukuran bukanlah ciri
yang esensial. Namun apabila yang diminta adalah membandingkan, hal-hal tersebut

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

5

bisa dijadikan pembeda. Istilah lain untuk membedakan adalah memilih (selecting),
membedakan (distinguishing) dan memfokuskan (focusing).
2)
Mengorganisir (organizing)
Mengidentifikasi unsur-unsur suatu keadaan dan mengenali bagaimana unsurunsur tersebut terkait satu sama lain untuk membentuk suatu struktur yang padu.
Contoh: menganalisis keseimbangan dinamis suatu ekosistem.
3)
Menemukan pesan tersirat (attributting)
Menemukan sudut pandang, bias, dan tujuan dari suatu bentuk komunikasi. Contoh:
penentuan sebuah titik pandang bahwa manusia berasal dari kera menurut Charles
Darwin).
e.
Mengevaluasi (evaluate)
Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada.
Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan
konsistensi. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini, yaitu:
memeriksa (checking) dan mengkritik (critiquing).
1)
Memeriksa (checking)
Memeriksa dapat diartikan sebagai koordinasi, pendeteksian, monitoring, atau
pengujian, yaitu pendeteksian ketidakkonsistenan atau kekeliruan dalam proses atau
produk berdasarkan kriteria internal. Contoh: pendeteksian keefektifan prosedur yang
telah diimplementasikan, penentuan apakah kesimpulan saitis sesuai dengan data
hasil observasi, atau memeriksa apakah kesimpulan yang ditarik telah sesuai dengan
data yang ada.
2)
Mengkritik (critiquing)
Menilai suatu karya baik kelebihan maupun kekurangannya, berdasarkan
kriteria eksternal. Contoh: menilai apakah rumusan hipotesis sesuai atau tidak (sesuai
atau tidaknya rumusan hipotesis dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang
penilai).
f.
Mencipta/membuat/mengkreasikan (create)
Mencipta mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersamasama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk
menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi
bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Perbedaan mencipta ini dengan
dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti,
JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

6

menerapkan, dan menganalisis siswa bekerja dengan informasi yang sudah dikenal
sebelumnya, sedangkan pada mencipta siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu
yang baru. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu
Menggeneralisasikan (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi
(producing).
1)
Menggeneralisasikan (generating)
Menguraikan suatu masalah sehingga dapat dirumuskan berbagai kemungkinan
hipotesis yang mengarah pada pemecahan masalah tersebut. Contoh: merumuskan
hipotesis untuk memecahkan permasalahan yang terjadi berdasarkan pengamatan di
lapangan.
2)
Merencanakan (planning)
Merancang suatu metode atau strategi untuk memecahkan masalah. Contoh:
merancang serangkaian percobaan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
3)
Memproduksi (producing)
Membuat suatu rancangan atau menjalankan suatu rencana untuk memecahkan
masalah. Contoh: mendesain (atau juga membuat) suatu alat yang akan digunakan
untuk melakukan percobaan.
C. Refleksi diri
Semua proses yang kita telah lewati semuanya harus di kembalikan sikap
spiritual dan sikal social. Tiap materi yang telah di sampaikan di jelaskan makna
pembelajaran hakiki. Pengetahuan yang lahir dari proses kognisi tetapi tidak di
kembalikan ke C3 dan C4 akan melahirkan pengetahuan pincang.

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

7

PERTEMUAN KEDUA
Hari/tanggal

: Rabu , 11 Mei 2016

Dosen Pembina

: Dr. Safilu, M.Si

Topik

: Pengetahuan Kognitif

Penyaji Topik

: Dr. Safilu, M.Si

A. Kegiatan yang dilakukan
Guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah,dan
membacakan indicator pembelajaran. Terkadang di sela-sela pembelajaran guru
mengembalikan masalah sehingga membuat siswa berpikir dan terjadi diskusi yang
baik untuk di bahas bersama.
B. Pembahasan Materi
1.

Dimensi Pengetahuan (knowledge dimension)
Dalam dimensi ini akan dipaparkan empat jenis kategori pengetahuan. Tiga

kategori pertama dalam taksonomi revisi ini mencakup semua jenis pengetahuan yang
terdapat dalam taksonomi Bloom. Sementara kategori keempat, yaitu pengetahuan
metakognitif dan subjenisnya semuanya baru.
a.
Pengetahuan faktual (Factual knowledge)

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

8

Pengetahuan faktual berisikan elemen-elemen dasar yang harus diketahui
siswa jika mereka akan mempelajari suatu disiplin ilmu atau menyelesaikan masalah
dalam disiplin ilmu tersebut. Ada dua macam pengetahaun faktual, yaitu:
1)
Pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology)
Mencakup pengetahuan tentang label atau simbol tertentu baik yang bersifat
verbal maupun non verbal. Setiap disiplin ilmu biasanya mempunyai banyak sekali
terminologi yang khas untuk disiplin ilmu tersebut. Beberapa contoh pengetahuan
tentang terminologi: pengetahuan tentang alfabet, pengetahuan tentang istilah ilmiah,
dan pengetahuan tentang simbol dalam peta.
2)
Pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific
details and element)
Mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu dan informasi lain
yang sifatnya sangat spesifik. Beberapa contoh pengetahuan tentang bagian detail dan
unsur-unsur, misalnya pengetahuan tentang nama tempat dan waktu kejadian,
pengetahuan tentang produk suatu negara, dan pengetahuan tentang sumber
informasi.
b.
Pengetahuan konseptual (knowledge of conceptual)
Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar
dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama-sama. Ada tiga
macam pengetahuan konseptual, yaitu:
1)
Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori (Knowledge of classifications and
categories)
Mencakup pengetahuan tentang kategori, kelas, bagian, atau susunan yang
berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu. Pengetahuan tentang kelasifikasi dan
kategori merupakan pengetahuan yang sangat penting sebab pengetahaun ini juga
menjadi dasar bagi siswa dalam mengkelasifikasikan informasi dan pengetahuan.
Tanpa kemampuan melakukan kelasifikasi dan kategorisasi yang baik siswa akan
kesulitan dalam belajar. Beberapa contoh pengetahuan tentang klasifikasi dan
kategori, seperti pengetahuan tentang bagian-bagian kalimat, pengetahuan tentang
penggolongan hewan dan tumbuhan, dan pengetahuan tentang pengelompokan
tumbuhan.

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

9

2)

Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi (Knowledge of principles and

generalizations)
Prinsip dan generalisasi merupakan bagian yang dominan dalam sebuah
disiplin ilmu dan digunakan untuk mengkaji masalah-masalah dalam disiplin ilmu
tersebut. Contoh pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi di antaranya adalah
pengetahuan tentang hukum Mendel dan pengetahuan tentang prinsip-prinsip belajar.
3)
Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur (Knowledge of theories,
models, and structures)
Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur mencakup pengetahuan
tentang berbagai paradigma, epistemologi, teori, model yang digunakan dalam
disiplin-disiplin ilmu untuk mendeskripsikan, memahami, menjelaskan, dan
memprediksi fenomena. Contoh pengetahuan tentang teori, model, dan struktur antara
lain pengetahuan tentang teori evolusi, pengetahuan tentang model DNA, dan
pengetahuan tentang model atom.
c.
Pengetahuan prosedural (Knowledge of procedural)
Pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu. Seringkali pengetahuan
prosedural berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan
suatu hal tertentu. Pengetahuan prosedural ini terbagi menjadi tiga subjenis yaitu:
1)
Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu
bidang tertentu dan pengetahuan tentang algoritme (Knowledge of subject-specific
skills and algorithms)
Mencakup pengetahuan tentang keterampilan khusus yang diperlukan untuk
bekerja dalam suatu bidang ilmu atau tentang algoritme yang harus ditempuh untuk
menyelesaikan suatu permasalahan. Beberapa contoh pengetahuan yang termasuk hal
ini, misalnya: pengetahuan tentang keterampilan menimbang, pengetahuan mengukur
suhu air yang dididihkan dalam beker gelas, dan pengetahuan tentang memipet.
2)
Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan dengan suatu bidang
tertentu (Knowledge of subject-specific techniques and methods)
Pengetahuan tentang teknik dan metode lebih mencerminkan bagaimana
ilmuwan dalam bidang tersebut berpikir dan memecahkan masalah yang dihadapi.
Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya, pengetahuan tentang metode
penelitian yang sesuai untuk suatu permasalahan sosial dan pengetahuan tentang
JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

10

metode ilmiah. Jadi, pengetahuan ini lebih difokuskan bagaimana cara berpikir dan
menyelesaikan masalah-masalah, bukan hasil penyelesaian masalah atau hasil
pemikirannya.
3)
Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat
untuk digunakan (Knowledge of criteria for determining when to use appropriate
procedures)
Mencakup pengetahuan tentang kapan suatu teknik, strategi, atau metode
harus digunakan. Siswa dituntut bukan hanya tahu sejumlah teknik atau metode tetapi
juga dapat mempertimbangkan teknik atau metode tertentu yang sebaiknya digunakan
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu. Beberapa
contoh pengetahuan jenis ini misalnya: pengetahuan tentang kriteria untuk
menggunakan larutan dalam uji makanan, pengetahuan tentang kriteria pemilihan
rumus yang sesuai untuk memecahkan masalah, dan pengetahuan memilih metode
statistika yang sesuai untuk mengolah data.
C. Refleksi diri
Memerhatikan segala argument yang harus sesuai fakta, kita boleh melakukan
argument tetapi harus sesua fakta, inilah yang harus di lakukan guru biologi yakni
dengan mempertunjukan fakta-fakta pembelajaran di dalam setiap pertemuannya.
Karena pembelajaran biologi melalui metode ilmiah yang metode awalnya adalah
mengumpulkan fakta yang ada

Soal Tugas

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

11

Telusuri semua materi yang ada di SMA kemudian pilih 3 topik kemudian
tentukan proses kognitif yang pada masing masing materi tersebut?
Jawab:
Materi yang saya pilih adalah Keanekaragaman hayati, ekositem dan Pencemaran
Lingkungan
1. EKOSISTEM
Materi ekosistem menekankan pada beberapa aspek kognitif :
a. Mengingat
1. Mengingat kembali apa saja komponen ekosistem
2. Mengingat kembali apa saja macam-macam ekositem
3. Mengingat kembali jenis-jenis interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
b. Memahami
1. Menjelaskan kembali arti ekositem berdasarkan fakta yang di amati
2. Menyebutkan jenis-jenis ekositem berdasarkan pemahamannya
3. Memahami pengertian ekosistem berdasarkan berdasarkan konstruknya sendiri
4. Memahami peran manusia dalam ekositem
C. Menerapkan
1. Menyadari pentingnya peran manusia dalam ekositem sehingga tidak merusak
lingkungan, serta menjaganya
2. Mampu memelihara lingkungan sekitar sebagai bentuk kesadarannya setelah
mempelajari ekositem
3. Menghindari barang-barang yang menggunakan bahan yang susah di urai
d. Analisis
Menganalisis adalah usaha mengurai suatu materi menjadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan antara bagian-bagian dengan materi secara
keseluruhan. Setelah melakukan perlu di lakukan analisis untuk mengecek
keberhasilan materi yang telah kita pahami sehingga perlu beberapa bagian yang
harus di perbaiki.
e. evaluasi

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

12

Evaluasi adalah melihat kembali proses yang telah kita sehingga perlu repair
atau memperbaiki beberapa bagian sehingga bisa melahirkan sebuah kreatifitas baru
mengenai pembelajaran ini seperti melihat kembali peran manusia dalam ekosistem
serta hubungan tibal balik di antara, sehingga membuat kesadaran bahwa makhluk
hidupp ada yang saling membutuhkan sehingga membentuk kestabilan di alam.
f. Mencipta
Mencipta adalah menghasilkan suatu karya dari hasil proses pembelajaran
yang di lewati baik berupa proses kognitifnya. Hasil mencipta yang bisa di lakukan
setelah

mempelajari

ekosistem

adalah

membuat

ekositem

buatan

dengan

menggunakan aquarium
2. KEANEKARAGAMAN HAYATI
Materi ini menekankan pada beberapa aspek kognitif:
a. Mengingat
1. Mengingat kembali pengertian keanekaragaman hayati
2. Mengingat kembali masalah keanekaragaman hayati
3. Mengingat kembali keanekaragaman hayati di Indonesia
4. Mengingat kembai berbagai jenis keanekragaman hayati yang terancam punah
b. Memahami
1. Mendeskripsikan keanekaragaman hayati
2. Menjelaskan keanekaragaman hayati di Indonesia
3. Menentuka fakta-fakta dalam keanekaragaman hayati
4. Mendeskripisikan macam-macam keanekaragaman hayati

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

13

5. Menjelaskan tingkat keanekaragaman hayati
c. Menerapkan
Penerapan pembelajaran merupakan implementasi dari hasil belajar bisa
berupa sikap kita dan ketrampilan yang telah di peroleh dari mempelajari ini seperti
1. Melindungi spesies langkah dengan mengembalikan ke pusat konservasi
2. Mampu memilah sampah organic dan anorganik sehingga meminimalis
sampah
d. Analisis
Memperbaiki beberapa proses atau mengecek kesaahan mendasar sebeum
masuk tahap evaluasi dengan memperhatikan permasalahan yang ada pada materi
seperti masalah flora dan fauna yang teracam punah, maka perlu di selidiki
penyebabnya hingga dapat di simpukan masalah secara keseluruhan.
e. Evaluasi
Setalah permasahan dapat di simpulkan maka perlu di lakukan evaluasi secara
keseluruhan sehingga bisa di berikan solusi dari permasalah tersebut, seperti solusi
bagaimana mengatasi flora dan fauna yang terancam punah? Sehingga perlu
dilakukan pembuatan ide atau rencana membuat ini bisa di atasi sehingga bia masuk
dalam tahap mencipta
f. Mencipta
Setelah dilakukan evaluasi maka di buatlah ide untuk mengatasi masalah yang
telah di evauasi untuk dapat membuat, sseperti membuat konservasi untuk
menagkarkan for a dan fauna yang terancam punah.
3. PENCEMARAN LINGKUNGAN
Materi ini menekankan pada beberapa aspek kognitif:
a. Mengingat
1. Mengingat kembali penyebab terjadinya pencemaran
2. Mengingat kembali apa itu pencemaran berdasarkan fakta yang ada

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

14

3. Mengigat kembai jenis-jenis pencemaran
4. Mengingat kembali pencemaran yan di sebabkan oleh ulah manusia
b. Memahami
1. Memahami pengertian pencemaran berdasarkan fakta yang di temui
2. Menjelaskan proses terjadi pencemaran berdasarkan fakta yang di temui
3. Menyebutkan jenis-jenis pencemaran
4. Menjelaskan penyebab pencemaran lingkungan berdasarkan fisiknya kimianya
dan biologinya.
5. Menjelaskan penggunaan bahan-bahan yang tidak menyebabkan pencemaran
c. Menerapkan
Menerapkan berarti mengaplikasikan pengetahuan yang telah kita peroleh
kedalam kehidupan nyata sehingga bermanfaat untuk dirinya dan orang lain seperti :
1. Membuang sampah pada tempatnya
2. Memilah sampah organic dan anorganik
3. Mengurangi penggunan kantung plastic ketika berbelanja
4. Menanam pohon sebagai bentuk kesadaran akan pentingnya tumbuhan dalam
pembersih udara yang alami.
5. Memungut sampah di jam sebagai wujud dari sikap sosia dan spiritual dalam
mempelajari materi ini.

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

15

d. Menganalisis
Evaluasi di perlukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan kita
memahami materi ini sehingga perlu di lakukan review proses yang telah lewati
seperti, apakah menjadi penyebab utama pencemaran di indonesiayang menjadi
masalah nasional? Berdasarkan masalah ini perlu di lakukan analysis untuk
menentukan penyebab utamanya.
e. Mengevaluasi
Mengevaluasi perlu di lakukan untukmengukur sejauh mana pengetahua itu di
pahami sehingga bisa di tentukan solusi tepat dari masalaah tersebut. Seperti
penyebab utama dari pencemaran lingkungan di Indonesia adalah rendahnya
pemahaman masyarakat mengenai dampak membaung sampah sembarang ini di
sebabkan pua tingkat pendidikan masyarakat yang rendah sehingga tidak
menumbuhkan sikap spiritual dan social yang benar.
f. Mencipta
Setelah melewati tahap evaluasi maka dapat di tentukan solusi yang
berdasarkan penyebab utama dari masalah itu. Seperti menyediakan tempat sampah di
rumah tangga yang terdiri dari 2 yakni untuk sampah organic dan anorganic. Setelah
itu sampah itu di ambil tiga hari sekali untuk di kumpulkan di suatu tempat.
Menggunakan sampah tersebut untuk di daur ulang bisa berupa menjadikan pupuk
organic dari sisa-sisa sampah organic rumah tangga.

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

16

PERTEMUAN KETIGA
Hari/tanggal

: Rabu, 18 Mei 2016

Dosen Pembina

: Dr. Safilu, M.Si

Topik

: Pengembangan topik 1 dan 2

Penyaji Topik

: Dr. Safilu, M.Si

A. Kegiatan yang dilakukan
B. Pembahasan Materi
C. Refleksi diri

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

17

PERTEMUAN KEEMPAT
Hari/tanggal

: Rabu, 25 Mei 2016

Dosen Pembina

: Dr. Safilu, M.Si

Topik

: Pengembangan topik 1 dan 2

Penyaji Topik

: Dr. Safilu, M.Si

A. Kegiatan yang dilakukan
B. Pembahasan Materi
C. Refleksi diri

PERTEMUAN KELIMA
Hari/tanggal

: Rabu, 1 Juni 2016

Dosen Pembina

: Dr. Safilu, M.Si

Topik

: Keterampilan Berpikir

Penyaji Topik

: Dr. Safilu, M.Si

A. Kegiatan yang dilakukan
Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah menggunakan
pendekatan saintifik sehingga siswa lebih leluasa menyimak materi. Di sela-sela
penyampaim materi guru melempar beberapa pertanyaan yang di melatih untuk
JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

18

berpikir kreatif . Selain itu di angkat pula permaslah social yang sering terjadi untuk
di ajak memikirkan ulang apa telah kita lakukan sehingga menimbulkan rasa bahwa
pengetehaun yang kita peroleh harus di kembalikan sikap spritual dan dan sikap
social.
B. Pembahasan Materi
Keterampilan berpikir dapat didefinisikan sebagai proses kognitif yang
dipecah-pecah ke dalam langkah-langkah nyata yang kemudian digunakan sebagai
pedoman berpikir. Satu contoh keterampilan berpikir adalah menarik kesimpulan
(inferring), yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghubungkan berbagai
petunjuk (clue) dan fakta atau informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki
untuk membuat suatu prediksi hasil akhir yang terumuskan. Untuk mengajarkan
keterampilan berpikir menarik kesimpulan tersebut, pertama-tama proses kognitif
inferring

harus

dipecah

ke

dalam

langkah-langkah

sebagai

berikut:

(a)

mengidentifikasi pertanyaan atau fokus kesimpulan yang akan dibuat, (b)
mengidentifikasi fakta yang diketahui, (c) mengidentifikasi pengetahuan yang relevan
yang telah diketahui sebelumnya, dan (d) membuat perumusan prediksi hasi
akhir……………………………..
Terdapat tiga istilah yang berkaitan dengan keterampilan berpikir, yang
sebenarnya cukup berbeda; yaitu berpikir tingkat tinggi (high level thinking), berpikir
kompleks (complex thinking), dan berpikir kritis (critical thinking). Berpikir tingkat
tinggi adalah operasi kognitif yang banyak dibutuhkan pada proses-proses berpikir
yang terjadi dalam short-term memory. Jika dikaitkan dengan taksonomi Bloom,
berpikir tingkat tinggi meliputi evaluasi, sintesis, dan analisis. Berpikir kompleks
adalah proses kognitif yang melibatkan banyak tahapan atau bagian-bagian. Berpikir
kritis merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu menuju ke satu titik.
Lawan dari berpikir kritis adalah berpikir kreatif, yaitu jenis berpikir divergen, yang
bersifat menyebar dari suatu titik.

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

19

Salah satu kecakapan hidup ( life skill ) yang perlu dikembangkan melalui
proses pendidikan adalah ketrampilan berpikir (Depdiknas, 2003). Kemampuan
seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh
ketrampilan berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah
kehidupan yang dihadapinya. Di samping pengembangan fitrah bertuhan,
pembentukan fitrah moral dan budipekerti, inkuiri dan berpikir kritis disarankan
sebagai tujuan utama pendidikan sains dan merupakan dua hal yang bersifat sangat
berkaitan satu sama lain (Ennis, 1985; Garrison & Archer, 2004).
Dimensi berpikir sebagai proses yang bersifat pribadi dan internal yang dapat
berawal dan berakhir pada dunia luar atau lingkungan seseorang. Dimensi kedua ialah
persepsi dan konsepsi sebagai perantara dari pengalaman langsung dan konsep
abstrak dalam pikiran. merefleksikan siklus umum inkuiri yang bermula dari kegiatan
mendefinisikan masalah, melakukan eksplorasi, mengintegrasikan gagasan dan
berakhir pada pengambilan keputusan dan mengaplikasikan gagasan. Dari gambar
tersebut terlihat bahwa inkuiri sebagai strategi pembelajaran dan berpikir kritis
sebagai proses belajar untuk membangun makna dan mengkonfirmasikan pemahaman
mengenai sesuatu materi pelajaran memberikan penekanan pada pentingnya
keterlibatan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran
di sekolah berperan dalam membantu siswa untuk berkembang menjadi pemikir yang
kritis dan kreatif terutama jika guru dapat memfasilitasinya melalui kegiatan belajar
yang efektif.
Johnson (2000), mengemukakan keterampilan berpikir dapat dibedakan
menjadi berpikir kritis dan berpikir kreatif. Kedua jenis berpikir ini disebut juga
sebagai keterampilan berpikir tingkat tinggi (Liliasari, 2002). Berpikir kritis
merupakan proses mental yang terorganisasi dengan baik dan berperan dalam proses
mengambil keputusan untuk memecahkan masalah dengan menganalisis dan
menginterpretasi data dalam kegiatan inkuiri ilmiah. Sedangkan berpikir kreatif
adalah proses berpikir yang menghasilkan gagasan asli atau orisinal, konstruktif, dan

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

20

menekankan pada aspek intuitif dan rasional (Johnson, 2000). Pemahaman umum
mengenai berpikir kritis, sebenarnya adalah pencerminan dari apa yang digagas oleh
John Dewey sejak tahun 1916 sebagai inkuiri ilmiah dan merupakan suatu cara untuk
membangun pengetahuan.
Morgan (1999) mengutip pendapat Marzano (1992) memberikan kerangka
tentang pentingnya pembelajaran berpikir yaitu: (1) berpikir diperlukan untuk
mengembangkan sikap dan persepsi yang mendukung terciptanya kondisi kelas yang
positif, (2) berpikir perlu untuk memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan, (3)
perlu untuk memperluas wawasan pengetahuan, (4) perlu untuk mengaktualisasikan
kebermaknaan pengetahuan, (5) perlu untuk mengembangkan perilaku berpikir yang
menguntungkan. Berpikir kritis merupakan suatu kompetensi yang harus dilatihkan
pada peserta didik, karena kemampuan ini sangat diperlukan dalam kehidupan
sekarang (Schafersman, 1999 dalam Arnyana, 2004). Guru perlu membantu siswa
untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis melalui strategi, dan metode
pembelajaran yang mendukung siswa untuk belajar secara aktif. Inkuiri yang
dipadukan dengan strategi kooperatif merupakan salah satu cara untuk itu. Dengan
kegiatan inkuiri, siswa dapat belajar secara aktif untuk merumuskan masalah,
melakukan

penyelidikan,

menganalisis

dan

menginterpretasikan

data,

serta

mengambil keputusan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Perpaduan
kegiatan inkuiri dengan strategi kooperatif dapat melatih siswa untuk bekerjasama
dengan teman sebayanya.
Dalam makalahnya Andrew P. Jhonson (The Educational Resources
Information Center (ERIC), 2002) memberikan contoh 10 keterampilan berpikir
kritis dan 8 keterampilan berpikir kreatif beserta kerangka berpikirnya. Yang
dimaksud dengan kerangka berpikir adalah suatu representasi dari proses kognitif
tertentu yang dipecah ke dalam langkah-langkah spesifik dan digunakan untuk
mendukung proses berpikir. Kerangka berpikir tersebut digunakan sebagai petunjuk

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

21

berpikir bagi siswa ketika mereka mempelajari suatu keterampilan berpikir. Dalam
praktiknya, kerangka berpikir tersebut dapat dibuat dalam bentuk poster yang
ditempatkan di dalam ruang kelas untuk membantu proses belajar mengajar.
Mengajarkan

Keterampilan

Berpikir……………………………………….

Jika pengajaran keterampilan berpikir kepada siswa belum sampai pada tahap siswa
dapat mengerti dan belajar menggunakannya, maka keterampilan berpikir tidak akan
banyak bermanfaat. Pembelajaran yang efektif dari suatu keterampilan memiliki
empat komponen, yaitu: identifikasi komponen-komponen prosedural, instruksi dan
pemodelan langsung, latihan terbimbing, dan latihan bebas.
Pada dasarnya pembelajaran keterampilan berpikir dapat dengan mudah
dilakukan. Sayangnya, kondisi pembelajaran yang ada di kebanyakan sekolah di
Indonesia belum begitu mendukung untuk terlaksananya pembelajaran ketrampilan
berpikir yang efektif. Beberapa kendalanya antara lain pembelajaran di sekolah masih
terfokus pada guru, belum student centered; dan fokus pendidikan di sekolah lebih
pada yang bersifat menghafal/pengetahuan faktual. Keterampilan berpikir sebenarnya
merupakan suatu keterampilan yang dapat dipelajari dan diajarkan, baik di sekolah
maupun melalui belajar mandiri. Yang perlu diperhatikan dalam pengajaran
keterampilan berpikir ini adalah bahwa keterampilan tersebut harus dilakukan melalui
latihan yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak. Tahapan tersebut
adalah:
1. Identifikasi komponen-komponen procedural……………………………….
Siswa diperkenalkan pada keterampilan dan langkah-langkah khusus yang diperlukan
dalam keterampilan tersebut. Ketika mengajarkan keterampilan berpikir, siswa
diperkenalkan pada kerangka berpikir yang digunakan untuk menuntun pemikiran
siswa.

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

22

2. Instruksi dan pemodelan langsung…………………………………………
Selanjutnya, guru memberikan instruksi dan pemodelan secara eksplisit, misalnya
tentang kapan keterampilan tersebut dapat digunakan. Instruksi dan pemodelan ini
dimaksudkan supaya siswa memiliki gambaran singkat tentang keterampilan yang
sedang dipelajari, sehingga instruksi dan pemodelan ini harus relatif ringkas.
3. Latihan terbimbing
Latihan terbimbing seringkali dianggap sebagai instruksi bertingkat seperti
sebuah tangga. Tujuan dari latihan terbimbing adalah memberikan bantuan kepada
anak agar nantinya bisa menggunakan keterampilan tersebut secara mandiri. Dalam
tahapan ini guru memegang kendali atas kelas dan melakukan pengulanganpengulangan.
4. Latihan bebas
Guru mendesain aktivitas sedemikian rupa sehingga siswa dapat melatih
keterampilannya secara mandiri, misalnya berupa pekerjaan rumah. Jika ketiga
langkah pertama telah diajarkan secara efektif, maka diharapkan siswa akan mampu
menyelesaikan tugas atau aktivitas ini 95% – 100%. Latihan mandiri tidak berarti
sesuatu yang menantang, melainkan sesuatu yang dapat melatih keterampilan yang
telah diajarkan.
C. Refleksi diri
Soft berpikir merupakan hal wajib harus ada tiap materi karena peserta didik
yang akan di ajar adalah peserta didik abad 21. Berpikir kreatif akan membuat kita
menjadi pribad yang jujur, karena berpikir kreatif berarti berpikir original sesuai
dengan pemahaman kita mengenai suatu masalah. Selain itu kreatif membuat banyak
opsi dalam pilihan hidup sesuai kreatifitas kita mengenai menghadapi suatu problem.

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

23

PERTEMUAN KEENAM
Hari/tanggal

: Rabu, 8 Juni 2016

Dosen Pembina

: Dr. Safilu, M.Si

Topik

: Keterampilan berpikir kritis

Penyaji Topik

: Dr. Safilu, M.Si

A. Kegiatan yang dilakukan
Kegiatan yang di lakukan dalam pembelajaran adalah guru menjelaskan
mengenai Keterampilan berpikir kritis serta materi pembelajaran SMA yang harus di
kembangkan Keterampilan berpikir kritisnya. Selain itu interakksi Tanya jawab yang
di lakukan untuk membuat materi pembelajaran bisa didiskusikan bersama.
B. Pembahasan Materi
JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

24

Soft skill merupakan kemampuan khusus, diantaranya meliputi interaksi
sosial (sosial interaksi), ketrampilan teknis dan managerial. Kemampuan ini adalah
salah satu hal yang harus dimiliki tiap tiap peserta didik setelah melalui proses
pembelajaran. Untuk mendiseminasikan soft skill pada para peserta didik, faktor yang
sangat berpengaruh adalah dimulai dari guru. mendukung pelaksanaan pelatihan bagi
para guru supaya mengerti lebih jauh tentang soft skil karean guru harus bisa jadi
living example. Hal ini dapat kita lihat dari kemampuan peserta didik yang ada
sekarang ini banyak yang belum mengerti dan mengetahui tentang bagaimana soft
skill tersebut.
Menurut Ennis (dalam Hassoubah, 2004), berpikir kritis adalah berpikir secara
beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa
yang harus dipercayai atau dilakukan. Oleh karena itu, indikator kemampuan berpikir
kritis dapat diturunkan dari aktivitas kritis siswa sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan.
Mencari alasan.
Berusaha mengetahui informasi dengan baik.
Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya.
(Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan.
Berusaha tetap relevan dengan ide utama.
Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar.
Mencari alternatif.
Bersikap dan berpikir terbuka.
Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu.
Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan.

12. Bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan
masalah.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 1
adalah mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan. Indikator yang diturunkan
dari aktivitas kritis no. 3, 4, dan 7 adalah mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan suatu masalah. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis
no. 2, 6, dan 12 adalah mampu memilih argumen logis, relevan dan akurat. Indikator

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

25

yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 8 dan 10, dan 11 adalah mampu mendeteksi
bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda. Indikator yang diturunkan dari
aktivitas kritis no. 5 dan 9 adalah mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan
yang diambil sebagai suatu keputusan.
Beyer (dalam Hassoubah, 2004) mengatakan bahwa keterampilan berpikir
kritis meliputi beberapa kemampuan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Menentukan kredibilitas suatu sumber.
Membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan.
Membedakan fakta dari penilaian.
Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan.
Mengidentifikasi bias yang ada.
Mengidentifikasi sudut pandang.
Mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan.
Selain itu, Gokhale (1995) dalam penelitiannya yang berjudul Collaborative

Learning Enhances Critical Thinking menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
soal berpikir kritis adalah soal yang melibatkan analisis, sintesis, dan evaluasi dari
suatu konsep. Cotton (1991), menyatakan bahwa berpikir kritis disebut juga berpikir
logis dan berpikir analitis. Selanjutnya menurut Langrehr (2006), untuk melatih
berpikir kritis siswa harus didorong untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :
(1) Menentukan konsekuensi dari suatu keputusan atau suatu kejadian;
(2) Mengidentifikasi asumsi yang digunakan dalam suatu pernyataan;
(3) Merumuskan pokok-pokok permasalahan;
(4) Menemukan adanya bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda;
(5) Mengungkapkan penyebab suatu kejadian;
(6) Memilih fakor-faktor yang mendukung terhadap suatu keputusan
C. Refleksi diri
Keterampian soft skill berupa berpikir kreatif merupakan hal wajib yang harus
ada tiap pembelajaran materi apapun. Karena skill ini untuk mebuat peserta didik
lebih memikirkan dahulu sebelum melakukan perbuatannya karena dengan dengan
berpikir kritis konsekuensi perbuatan kita bisa juga berdampak pada orang lain. Serta
mampu memutuskan suatu piihan bersama dengan tepat secara bersama.

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

26

PERTEMUAN KE TUJUH
Hari/tanggal

: Rabu, 15 Mei 2016

Dosen Pembina

: Dr. Safilu, M.Si

Topik

: Menelaah materi biologi yang ada di kurikulum SMA

Penyaji Topik

: Dr. Safilu, M.Si

A. Kegiatan yang dilakukan
Kegiatan yang di lakukan yaitu mendiskusikan mengenai materi pelajran
biologi yang ada di SMA. Berjalannya diskusi di pimpim oleh seorang moderator
dengan mengajukan topic yaitu SEL. Topic itu akan didiskusikan bersama peserta
diskusi. Lalu terdapat beberapa orang yang mengajukan pertanyaan.
B. Pembahasan Materi
1.Pertayaan pertama oleh oleh Ali muh. Akbar
Mengapa sel di katakan sebagai unit terkecil dari makhluk hidup? Sedangkan ada
ukuran yang lebih kecil yaitu virus dan beberapa jenis bakteri.
Tanggapan dari forum yaitu Sdr. Okto Asrianto
Menjawab:

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

27

Bahwa Virus tidak dapat di katakan unit terkecil dari makhluk hidup karena
virus tidak dapat hidup lama tanpa ada inangnya sehingga tidak bisa di kataka unit
terkecil makhluk hidup. Sedangan sel melakukan segala aktivitas kehidupan dalam
satu sel itu saja dan bisa hidup tanpa da inangnya.
2. Pertanyaan kedua dari Kadek Mertayasa
Mengapa di katakana organel? (Pertanyaan yang ingin di ketahu lebih lanjut)
Tanggapan dari forum:
3.Pertanyaan dari sdri. Yarni Indrayanti
Kita telah mempelajari sel hewan dan sel tumbuhan. Kemudiann apa yang
menjadi pengetahuan faktualnya
Tanggapan dari forum: Pengetahuan faktual adalah pengetahuan yang berupa faktafakta. Misalnya sel, seluruh organel-organel sel (lisosom, mitokondria, badan golgi,
inti sel, RE, dan lain-lain.
C. Refleksi diri
Terdapat banyak sekali materi di SMA yang perlu di jelaskan sehingga tidak
kekeliruan seperti mengapa sel d katakanan unit terkecil dasar dari kehidupan? Jika
guru tidak paham maka bisa keliru menyampaikan ini. Pertanyaan-pertanyaan seperti
ini akan sering kita temui di pembelajaran abad 21 di mana siswa memiliki
keterampilan berpikir kritis mengenai suatu materi.

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

28

PERTEMUAN KEDELAPAN
Hari/tanggal

: Rabu, 22 Juni 2016

Dosen Pembina

: Dr. Safilu, M.Si

Topik

: Keterampilan berpikir kreatif

Penyaji Topik

: Dr. Safilu, M.Si

A. Kegiatan yang dilakukan
Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah menggunakan
pendekatan saintifik sehingga siswa lebih leluasa menyimak materi. Di sela-sela
penyampaim materi guru melempar beberapa pertanyaan yang di melatih untuk
berpikir kreatif berupa menghungkan 15 titik membentuk pola tanpa putus. Selain itu
di angkat pula permaslah social yang sering terjadi untuk di ajak memikirkan ulang
apa telah kita lakukan sehingga menimbulkan rasa bahwa pengetehaun yang kita
peroleh harus di kembalikan sikap spritual dan dan sikap sosial
B. Pembahasan Materi
Pengertian Keterampilan Bepikir Kreatif

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

29

Dalam mendefiniskan soal berpikir ini terdapat adanya beberapa macam
pendapat, di antaranya ada yang menganggap berpikir sebagai suatu proses asosiasi
saja, ada pula yang memandang berpikir sebagai proses penguatan hubungan antara
stimulus dan respons, ada yang mengemukakan bahwa berpikir itu merupakan suatu
kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih, bahkan ada pula
yang mengatakan bahwa berpikir merupakan kegiatan kognitif tingkat tinggi (higher
level cognitive), sering pula dikemukakan bahwa berpikir itu merupakan aktivitas
psikis yang intensional.
Keterampilan berpikir diarahkan untuk memecahkan masalah, dapat
dilukiskan sebagai upaya mengeksplorasi model-model tugas pelajaran di sekolah
agar model-model itu menjadi lebih baik dan memuaskan. Terkadang model dapat
mendorong para pemikir untuk berpikir lebih jauh berdasarkan informasi perseptual
yang mantap yang diperoleh dari lingkungannya (Bruner, 1957), dan mampu
mengantisipasi hasil-hasilnya tanpa melalui perlakuan mencoba salah (tryal and
error).
Berpikir adalah serangkaian, gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi yang
diarahkan kepada suatu pemecahan masalah. Jika melihat arti berpikir seperti ini
maka dapat dipahami bahwa pengertian ini merujuk berdasarkan hasi berpikir dan
tujuan berpikir.
Penulis mendefenisikan berpikir adalah suatu proses pencarian gagasan, ideide, dan konsep yang diarahkan untuk pemecahan masalah. Dikatakan sebagai proses
karena sebelum berpikir kita tidak mempunyai gagasan maupun ide, dan sewaktu
berpikir itulah ide bisa datang sehingga melahirkan berbagai pemikiran, diantaranya
adalah pemikiran kreatif.
Berpikir juga dapat diartikan dengan bertanya tentang sesuatu, karena disaat
kita berpikir yang ada diotak kita adalah berbagai pertanyaan analisa diantaranya
adalah: apa, mengapa, kenapa, bagaimana, dan dimana.
Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus
menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan. Penelitian
Brookfield (1987) menunjukkan bahwa orang yang kreatif biasanya (1) sering

JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

30

menolak teknik yang standar dalam menyelesaikan masalah, (2) mempunyai
ketertarikan yang luas dalam masalah yang berkaitan maupun tidak berkaitan dengan
dirinya, (3) mampu memandang suatu masalah dari berbagai perspektif, (4)
cenderung menatap dunia secara relatif dan kontekstual, bukannya secara universal
atau absolut, (5) biasanya melakukan pendekatan trial and error dalam menyelesaikan
permasalahan yang memberikan alternatif, berorientasi ke depan dan bersikap optimis
dalam menghadapi perubahan demi suatu kemajuan. Marzano (1988) mengatakan
bahwa untuk menjadi kreatif seseorang harus: (1) bekerja di ujung kompetensi bukan
ditengahnya, (2) tinjau ulang ide, (3) melakukan sesuatu karena dorongan internela
dan bukan karena dorongan eksternal, (4) pola pikir divergen/ menyebar, (5) pola
pikir lateral/imajinatif.
Berpikir Kreatif adalah menghubungkan ide atau hal-hal yang sebelumnya
tidak berhubungan. Dalam kenyataan teknik modern timbul semboyan yang menarik
(jargon) atau istilah khas yang menjadi bahasa golongan tertentu. Begitu pula tak
terkecuali Berpikir Kreatif yang memiliki empat kata khas yaitu imajinatif. Tidak
dapat diramalkan. Divergen dan lateral.
Keterampilan merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan
sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Pada umumnya orang menghubungkan
kreativitas dengan produk-produk kreasi, dengan perkataan lain, produk-produk
kreasi itu merupakan hal yang penting untuk menilai kreativitas. Pada hakikatnya,
pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang
menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Ini
sesuai dengan perumusan kreativitas secara tradisional. Secara tradisional kreativitas
dibatasi sebagai memujudkan sesuatu yang baru dalam kenyataan. Sesuatu yang baru
ini mungkin berupa perbuatan atau tingkah laku.
Perumusan pengertian kreativitas yang telah disebutkan di atas adalah
perumusan yang tradisional. Menurut Moreno, (dalam Slameto, 2003 : 146) yang
penting dalam kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah
diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan
sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi
JURNAL TELAAH DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI SMA

31

orang lain atau dunia pada umumnya, misalnya seorang siswa menciptakan untuk
dirinya sendiri suatu hubungan baru dengan siswa atau orang lain.
Taylor dan Holland 1962 (dalam Slameto, 2003 : 146), menerangkan bahwa
kecerdasan hanya memegang peranan yang kecil saja di dalam tingkah laku kreatif,
dan dengan demikian tidak memadai untuk dipakai sebagai ukuran kreativitas. Dalam
hubungan ini Klausmeier dan Ripple (1971), menjelaskan bahwa janganlah kita lalu
berkesimpulan atau mengharapkan bahwa siswa yang kecerdasannya rendah atau
normal akan dapat menjadi sama kreatifnya dengan siswa yang kecerdasannya tinggi.
Di kalangan siswa yang tingkat kecerdasannya sama, terdapat perbedaan kreativitas.
Menurut Nunnally 1970, (dalam Slameto, 2003 : 147) pada umumnya orangorang kreatif berada pada 10 atau 15 persen tingkat atas dari tes kecerdasan.
Selanjutnya dikatakannya, bahwa jika jarang menemukan orang yang hasilnya dalam
tes kecerdasan normal atau dibawah normal mempunyai produk-produk kreasi yang
menunjukkan potensi kreativitas. Dalam hal ini kita tidak mengadakan pemisahan
antara cerdas dan kreatif, pembedaan itu sebaiknya dilakukan antara orang-orang
yang cerdas tetapi tidak kreatif, dengan orang-orang yang cerdas dan kreatif.
Keterampilan berpikir kreatif, yaitu keterampilan individu

dalam

menggunakan proses berpikirnya untuk menghasilkan suatu ide yang baru, kontruktif,