JURNAL GEOGRAFI dan INQUIRING MINDS WANT (1)

MENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI GEOGRAFI
MELALUI PENDEKATAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW
APPROACH LEARNING KELAS XII-IPS-2 SEMESTER GANJIL
DI SMA NEGERI 6 MADIUN, KOTA MADIUN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Artikel
Ini Disusun Untuk Mengikuti Simposium Nasional Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan
KEMDIKBUD - TAHUN 2016

Kota Madiun

Disusun oleh :

Drs. ADI SUPRAYITNO. M.Pd
Nip. 19620615 198702 1 004

Unit Kerja :
SMA NEGERI 6 MADIUN, KOTA MADIUN
Madiun, 24 Oktober 2016


1

2

MENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI GEOGRAFI
MELALUI PENDEKATAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW
APPROACH LEARNING KELAS XII-IPS-2 SEMESTER GANJIL
DI SMA NEGERI 6 MADIUN, KOTA MADIUN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Disusun oleh :
Drs. ADI SUPRAYITNO. M.Pd
Nip. 19620615 198702 1 004
SMA NEGERI 6 MADIUN, KOTA MADIUN
ABSTRAKSI
Kata Kunci : Prestasi Belajar Geografi, Inquiring Minds Want To Know
Approach Learning
Guru dalam hal pelaksanaan Inquiring Minds Want To Know Approach Learning
(Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar)sebagai fasilitator

dan dinamisator kelas. Dari hasil observasi pada siklus I aktifitas siswa yang
kurang = 55,6 %, cukup = 22,2 % dan baik = 22,2 %. hasil prestasi siswa pada
siklus I menunjukkan nilai secara rata rata 54.73 (55 % ) pada awal tes, dan di
akhir tes menunjukkan rata rata sebesar 60.62 ( 61 % ) dan Pada Siklus II di awal
tes secara rata rata yang diperoleh menunjukkan 66.06 ( 66 % ) dan di akhir
dilaklukan test yang diperoleh sebesar 68.26 ( 68 % ). Sehingga secara garis besar
hasil prestasi belajar siswa pada siklus I mengalami kenaikan adri tes awal dan
akhir sebanyak 5.89 ( 6 % ) dan Pada Siklus II sebesar 2.2 ( 2 % ) Adapun hal
yang lebih penting lagi dalam pembelajaran dengan diperoleh data secara
keseluruhan secara rata rata anak yang kurang aktif sebesar 6.25 dengan anak 25.
dan yang memiliki aktivitas cukup sebanyak 10 anak ( 1.11 % ) dengan rata rata
1.11. serta yang memiliki aktivitas Baik sebanyak 10 anak ( 1.11 % ) dengan rata
rata 1.11. pada siklus I. Sedangkan hasil pengamatan antar kelompok pada siklus
II diperoleh data sebanyak 5 anak yang memiliki aktivitas kurang ( 0.56 % )
dengan rata rata yang diperoleh 0.56. yang memiliki aktivitas sedang senanyak 12
anak dengan rata rata yang diperoleh 1.33. dan yang memiliki aktivitas Baik
sebanyak 28 anak dengan rata rata yang diperoleh sebanyak 3.11. ( 3.11 % ).
Maka dari hasil pengamatan antar kelompok dapat dikategorikan berhasil atau
dapat diterima
A. Pendahuluan

Kurikulum sekolah di Indonesia mulai tahun ajaran 2015/2016 akan
menggunakan kurikulum 2015 yang berbasis kompetensi. Kurikulum ini
sebagai pengganti kurikulum 2009 yang lebih berorientasi pada KTSP yang
memiliki pada kemampuan yang seharusnya yang dimiliki oleh siswa setelah
menempuh pendidikan tertentu. Penerapan kurikulum 2004 merupakan
keputusan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam rangka

3

menghadapi era globalisasi dan pasar bebas yang tidak mungkin dihindari.
Kurikulum 2015 dipandang tepat diterapkan dalam rangka menerapkan
keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan,
ketidak menentuan, ketidak pastian dan kerumit-rumitan dalam kehidupan.
Kurikulum 2015 mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut : (1) Kurikulum
sebagai kegiatan intelektual untuk memahami, misalnya hakikat pengalaman
dalam pendidikan dan pengajaran secara eksisternal dan internal. Dalam
kegiatan intelektual kebanyakan menggunakan ilmu-ilmu sosial atau
behavioral sciens, falsafah, Geografi, agama dan sebagainya. Tujuan
Kurikulum bagi mereka adalah untuk mengembangkan dan mengkritik konsepkonsep tentang kurikulum. (2) Kurikulum mencari pendekatan rasional tentang
cara-cara atau metode-metode untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan

dengan berpegang pada data empiris untuk memvalidasi keampuhan alat-alat
itu untuk mencapai sasarannya. (Nasution, 2003 : 172 – 173).
Salah satu lembaga pendidikan dan pelatihan yang secara konseptual diberi
kewenangan untuk menghasilkan tenaga terampil tingkat menengah, sesuai
dengan keputusan Mendikbud No. 680 / V / 1993. Tujuan Sekolah Menengah
Atas adalah : (1) Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan
memgembangkan kerja sama dan mengembangkan sikap professional, (2)
Menyiapkan siswa agar mampu memiliki karir, berkompetensi dan
mengembangkan diri, (3)
menyiapkan tenaga kerja terampil tingkat
menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha-usaha. (4) Menyiapkan
tamatan untuki menjadi warga Negara yang produktif, adaptif, dan kreatif.
Dipandang memiliki profesi yang strategis dalam mempersiapkan dan mengisi
lapangan kerja guna mendukung pembangunan nasional.
Dalam rangka memantapkan sistem pengajaran, perlu adanya interaksi
belajar mengajar yang mengutamakan efisiensi dan efektifitas. Dengan
banyaknya kegiatan di sekolah, yang merupakan usaha meningkatkan mutu
pelajaran, maka sangat menyita waktu terutama bagi siswa maupun guru itu
sendiri dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Untuk mengatasi hal
tersebut maka guru harus dapat mencari metode mengajar yang lebih tepat

dan efisien, yang dapat membantu siswa dengan cepat memahami konsep –
konsep yang diberikan. Salah satu metode tersebut adalah memberikan
pengalaman langsung.
Metode mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Dalam
menggunakan metode ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan. dalam
bukunya Metode – Metode Mengajar syarat tersebut meliputi :
1. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif,
minat atau gairah belajar siswa.
2. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin
perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
3. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan
bagi siswa untuk berekspresi yang kreatif dari kepribadian siswa.
4. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan
dan dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan
eksplorasi dan inovasi ( pembaharuan ).

4

5. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik siswa dalam
teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha

pribadi.
6. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meniadakan penyajian
yang bersifat verbalistik dan menggantinya, dengan pengalaman atau
situasi nyata dan bertujuan.
7. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai – nilai dan sikap – sikap utama yang diharapkan
dalam kebiasaan cara belajar yang baik dalam kehidupan sehari – hari.
8. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membimbing siswa agar
dapat atau mampu bertanggung jawab sendiri.( Jusuf Djajadisastra 1982)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi ciri abad
sekarang atau milenium ketiga. Hal ini memberikan pengaruh yang sangat
besar kepada tatanan kehidupan manusia baik secara individu maupun
bangsa secara keseluruhan. Bagaimanapun ini adalah suatu tantangan yang
harus dihadapi, dan salah satu upaya yang harus kita lakukan adalah
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Diyakini banyak pihak bahwa
untuk meningkatkan SDM salah satu hal yang harus dibenahi ialah
pendidikan.
Untuk itu harus diakui proses pendidikan di Indonesia masih
didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat faktafakta yang harus dihafal. Pengajaran di kelas masih berfokus pada guru
sebagai satu-satunya nara sumber pengetahuan, kemudian ceramah menjadi

pilihan utama strategi pembelajaran. Pada hal pembelajaran yang
berorientasi pada target penguasaan penghafalan materi terbukti berhasil
dalam kompetisi jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak untuk
memecahkan persoalan dalam jangka panjang.
Sejauh ini mutu pendidikan negara Indonesia masih sangat
memprihatinkan. Surya (2002 : 32) menyatakan, ”dalam lingkungan antar
bangsa, mutu sumber daya manusia Indonesia berada pada peringkat yang
rendah (Indonesia menduduki posisi urutan ke 109 dalam indeks
perkembangan manusia) dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Bahkan lebih rendah satu tingkat di bawah Vietnam, padahal tahun yang lalu
berada di bawah negara Indonesia. Pendidikan di negara Indonesia harus
mendapat prioritas utama, sehingga dimasa mendatang tidak semakin
ketinggalan dan tenggelam arus milenium. Pendidikan harus menjadi
kebutuhan dan menjadi posisi sentral dalam upaya memperbaiki kualitas
SDM dan daya saing bangsa.
Disadari bahwa penerapan prinsip-prinsip dasar pembelajaran yang
berjalan sekarang ini banyak terdapat kelemahan. Hal tersebut disebabkan
karena kurangnya penguasaan kemampuan guru dalam proses pembelajaran,
dan disinyalir menyebabkan pendidikan menjadi kurang bermakna.
Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat berbangsa dan

bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya.
Perkembangan dan perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya

5

perbaikan sistem Pendidikan Nasional termasuk penyempurnaan kurikulum
sekolah yang berbasis pada kompetensi peserta didik. Penyempurnaan
kurikulum mengacu pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pelaksanaan Kurikulum 2015 dalam
Kurikulum 2004
Dengan demikian siswa perlu dibekali keterampilan hidup yang
diperlukan untuk berperan serta secara efektif di dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara untuk dapat mampu menyesuaikan
diri dan berhasil di masa datang.
Dengan demikian pendekatan Inquiring Minds Want To Know
Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat
belajar), dijadikan alternatif strategi belajar yang lebih memberdayakan
siswa. Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan
Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) ini sangat cocok untuk

menyampaikan pelajaran, karena Inquiring Minds Want To Know Approach
Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan
konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan
siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Jadi dalam hal ini strategi dan proses pembelajaran lebih
dipentingkan daripada hasil.
Pengertian pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa
(Degeng, 1990 : 2). Upaya tersebut tidak hanya berupa bagaimana siswa
belajar dengan sendiri, melainkan bertujuan, dan terkontrol. Lebih lanjut
Degeng (1990 : 2) mengemukakan bahwa ungkapan pembelajaran memiliki
makna yang lebih dalam untuk mengungkapkan hakikat perancangan
(desain) upaya membelajarkan siswa.
Guru juga harus senantiasa mengupayakan perbaikan-perbaikan
kualitas pembelajaran melalui serangkaian usaha yang langsung
berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab guru. Salah satunya adalah

memberikan dan mendorong motivasi belajar kepada para siswanya.
Memberikan dorongan atau motivasi agar siswa senantiasa rajin belajar
adalah bagian tugas guru sebagai motivator. Seringkali rendahnya motivasi
belajar siswa disebabkan karena beban belajar siswa yang berlebihan. Maka
tugas guru dalam hal ini adalah senantiasa memberikan dorongan agar siswa
tetap mau belajar.
Keberhasilan atau kegagalan siswa berprestasi seringkali dikaitkan
dengan tinggi rendahnya motivasi belajar siswa. Heckhausen (dalam
Panjaitan, 1993) mengatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi
selalu berusaha menyelesaikan tugas dengan baik, membandingkan prestasi
diri sendiri dengan prestasi sebelumnya atau prestasi orang lain.
Temuan penelitian sebelumnya Morgan (dalam Panjaitan 1993),
menunjukkan adanya hasil yang tidak konsisten yaitu disatu pihak

6

menemukan bahwa tinggi rendahnya tingkat motivasi berprestasi tidak
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar, sedangkan di
pihak lain menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi, hasil belajarnya lebih baik dibandingkan dengan siswa

yang motivasinya berprestasi rendah.
Oleh sebab itu pada penelitian ini dilakukan pembatasan-pembatasan,
yaitu hanya yang berkaitan dengan penerapan pendekatan Inquiring Minds
Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang
membangkitkan Minat belajar), interaksinya dengan minat atau motivasi
belajar siswa, serta hasil belajar siswa. Hasil belajar atau prestasi belajar
dalam hal ini sebagai faktor yang terpengaruh oleh manipulasi penerapan
pendekatan Inquiring Minds Want To Know Approach Learning
(Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar), pada
penelitian ini dibatasi, yaitu skor atau nilai tes mata pelajaran Geografi,
yang sengaja dilakukan peneliti pada akhir pelaksanaan eksperimen
berkaitan dengan penelitain ini.Telah kita ketahui bersama bahwa dunia
pendidikan yang semakin luas, senantiasa berkembang, seirama dengan
perkembangan ini pendidikan harus berusaha sekeras mungkin sehingga
bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan pengetahuan dan tehnologi.
Bangsa Indonesia dalam mengikuti perkembangan pendidikan ini
turut ambil bagian yang tidak kalah pentingnya kalau dibandingkan dengan
negara lain, hal ini dapat dijelaskan dalam UUD 1938, pasal 31 ayat 2 yang
berbunyi :
“Tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”, serta
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.”
Dengan adanya undang-undang ini maka masyarakat dituntut untuk giat dalam
hal pendidikan, karena ikut sertanya masyarakat dalam hal pendidikan ini
perkembangan pendidikan akan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi.
Dengan demikian mutu pendidikan harus diperhatikan untuk
mengejar ketinggalan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang mutlak untuk
mempercepat pembangunan. Sistem pendidikan harus disesuaikan dengan
keadaan masyarakatnya dan juga kebutuhan pembangunan serta dapat
sekaligus meningkatkan produktivitas, mutu dan efektivitas kerja. Titik tolak
program pendidikan di Indonesia yang diselenggarakan pada masa akhir-akhir
ini terletak pada perluasan pendidikan dasar dalam langkah pemberantasan
buta huruf dan pelaksanaan Wajib Belajar bagi anak-anak usia sekolah
sekaligus membina ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan dan
kecerdasan bangsa serta meningkatkan pendidikan tehnik dan Atas pada semua
tingkat usia untuk menghasilkan tenaga-tenaga ahli sesuai bidang yang
ditekuninya. Untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Geografi dan
penguasaan materi di Kelas XII-IPS-2 Semester Ganjil di SMA Negeri 6
Madiun, Kota Madiun Tahun Pelajaran 2015/2016 ada beberapa siswa yang
daya serap kurang dari 85 % dari nilai terendah 60. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kurang berhasilnya KBM Geografi yang antara lain :

7

a.
b.

Latar belakang ekonomi siswa yang tidak sama
Masih kurangnya media Pembelajaran yang berkaitan dengan Memahami
pemanfaatan citra pengindraan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG)
pada dimasing – masing pulau atau daerah dan persebaran
c. Adanya minat belajar siswa masih kurang
d. Masih terbatasnya buku sumber
e. Seiring kemajuan teknologi (HP) sedikit mengganggu KBM dan
konsentrasi belajar siswa.
f. Sedikit malasnya siswa untuk mengerjakan tugas rumah.
Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat ditemukan
cara terbaik untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa.
Sesuai dengan rumusan masalah sebagaimana dikemukakan diatas,
maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Mendeskripsikan dan membuktikan ada tidaknya perbedaan pada hasil
belajar Geografi antara siswa yang diajar dengan pendekatan
Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan
Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) dengan yang
konvesional non pendekatan Inquiring Minds Want To Know
Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan
Minat belajar)
2.
Mendeskripsikan dan membuktikan ada tidaknya perbedaan pada hasil
belajar Geografi antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan
yang memiliki motivasi rendah.
3.
Mendeskripsikan dan membuktikan ada tidaknya interaksi antara
penerapan strategi dan motivasi siswa terhadap hasil belajar Geografi.
Pembelajaran Inquiring Minds Want To Know Approach Learning
(Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) sebenarnya
bukan merupakan barang baru. Pada awal abad ke-20 John Dewey sudah
mengemukakan konsep pembelajaran Inquiring Minds Want To Know
Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat
belajar) yang diikuti oleh Katz (1918) dan Howey & Zipher (1989)
(Sudikan, 2004 : 1) yang menyatakan bahwa kurikulum dan metode
mengajar terkait dengan pengalaman dan minat siswa. Sementara itu, Centre
of Occupational Research and Development (CORD) menyampaikan lima
strategi bagi pendidik dalam rangka penerapan pembelajaran Inquiring
Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang
membangkitkan Minat belajar) yang disingkat dengan REACT yaitu :
1. Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan
nyata
2. Experiencing, belajar ditekankan pada penggalian (eksplorasi),
penemuan (discovery), dan penciptaan (invention)
3. Applying, belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan di dalam
konteks pemanfaatannya
4. Cooperating, belajar melalui konteks komunikasi interpersonal,
pemakaian bersama dan sebagainya

8

5. Transfering, belajar melalui pemanfaatan pengetahuan dalam
situasi atau konteks baru.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi diartikan sebagai
suatu kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Demikian setiap
orang yang sempurna akalnya dapat dipastikan mempunyai keinginan.
Apakah keinginan untuk memiliki atau sekedar mendapat sesuatu yang
disenangi. Orang melakukan aktifitas dikarenakan ada motivasi atau
kemauan. Tanpa didahului adanya motivasi tentu tidak akan terlaksana.
Adapun pengertian belajar yaitu apabila ingin mengerti dan
memahami sesuatu harus belajar terlebih dahulu. Itulah serangkaian katakata yang sering kita dengar. Tentang pengertian belajar ada sejumlah ahli
telah berusaha memberikan rumusan atau definisi belajar, diantaranya
Ischak (1988 : 34) mengatakan bahwa : ”belajar adalah perubahan yang
terjadi pada diri seseorang yang relatif tetap, diperoleh karena pengalaman,
perubahan tersebut dapat diukur, perubahan itu secara fungsional harus
bermakna.” Dengan demikian merupakan perubahan dari suatu abilitas ke
abilitas lain.
Raths (1971 : 389) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu hal
yang penting dan menentukan untuk mengarahkan seseorang serta
mengendalikan perbuatannya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki.
Begitu juga, Ardhana (1989 : 3) mengemukakan bahwa motivasi merupakan
suatu unsur yang sangat penting dalam proses pendidikan maupun proses
menjalankan tugas dalam kehidupan sehari-hari.
Motivasi belajar adalah pelaksanaan atau penerapan motivasi di
bidang pendidikan, khususnya yang menyangkut proses belajar mengajar.
Winskel (1987 : 94) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi
tercapainya tujuan maksud yang sama, Sardiman (1986 : 38) mengemukakan
bahwa motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual,
dan penerapannya yang khas yaitu menumbuhkan gairah, merasa senang,
dan semangat dalam belajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
perolehan belajar. begitu juga, Ardhana (1990 : 21) menyatakan bahwa
motivasi belajar adalah suatu faktor yang sangat penting dalam mencapai
suatu prestasi, baik akademik maupun prestasi dalam bidang lain.
Beberapa ciri siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, dapat
dikenal selama mengikuti proses belajar-mengajar di kelas. Brown (1961 :
150) mengemukakan ada delapan ciri, yaitu sebagai berikut : (1) tertarik
pada guru, artinya tidak bersikap acuh tak acuh, (2) tertarik pada mata
pelajaran yang diajarkan, (3) antusiasme tinggi, serta mengendalikan
perhatian dan energinya kepada kegiatan belajar, (4) ingin selalu tergabung
dalam satu kelompok kelas, (5) ingin identitas diri diakui orang lain, (6)
tindakan dan kebiasaannya, serta moralnya selalu dalam kontrol diri, (7)
selalu mengingat pelajaran dan selalu mempelajarinya kembali di rumah,
dan (8) selalu terkontrol oleh lingkungan.
Berdasarkan kutipan diatas, yang jelas motivasi adalah menyangkut
suatu tingkah laku yang positif, dan tidak mengarah kepada hal yang negatif.

9

Sejalan dengan itu, Sardiman (1986 : 51) mengemukakan motivasi yang ada
pada diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) tekun dalam
menghadapi tugas atau bekerja secara terus menerus dalam waktu yang
lama, (2) ulet menghadapi kesulitan dan tidak lekas putus asa, dan tidak
cepat puas dengan prestasi yang diperolehnya, (3) menunjukkan minat
terhadap macam-macam masalah (belajar), sehingga kurang kreatif, (4)
dapat mempertahankan pendapatnya (kalau yakin akan sesuatu), (5) tidak
mudah melepaskan hal yang diyakini, serta (6) senang mencari dan
memecahkan masalah. Prestasi adalah hasil nilai yang dicapai yang telah
dilakukan ataupun dikerjakan. Hadari Nawawi (1981 : 100) mengemukakan
pengertian prestasi sebagai keberhasilan murid dalam mempelajari materi
pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai/ skor dari hasil
tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Dengan merencana Tindakan
antara lainnya.
a. Rencana Tindakan
1. Menentukan Materi
2. Siswa dikelompokkan dan tiap kelompok diberi materi yang berbeda
3. Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim berbeda dan telah mempelajari bagian / sub bagian
yang sama berbeda dalam kelompok baru ( kelompok ahli ) untuk men
kan sub bab tertentu.
5. Setelah selesai sebagai tim ahli tiap anggota kelompok kembali ke
asalnya dan bergantian mengajar teman satu tim
6. tim ahli mempersentasikan hasil
7. Guru memberi evaluasi.
b. Persiapan Penelitian
a. Membuat jadwal kegiatan penelitian
b. Menentukan materi penelitian dan metode penelitian
c. Membuat soal untuk Pretest dan Postest
d. Menentukan kelas yang akan dijadikan penelitian.
e. Membentuk kelompok
f. Memberikan judul pada masing – masing kelompok dan penjelasan
jalannya
g. Mengevaluasi
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui hasil pengamatan
proses pembelajaran, kemudian dirancang tindakan untuk siklus berikutnya.
1. Langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu :
a. Absensi kehadiran siswa appresepsi dan motivasi
b. Kegiatan inti setiap kelompok menkan sesuai pembagian topik
c. Guru mengadakan pengamatan selama jalannya sekaligus melaksanakan
penilaian jalannya
d. Guru memberi tugas kepada siswa membaca materi sesuai dengan
topik masing – masing untuk menindak lanjutinya di minggu
berikutnya.
2. Instrumen
a. Pembuatan daftar kelompok dan nama siswa.

10

b. Membuat alat evaluasi
c. Membuat tabel pengamatan dengan kreteria aktif dan perhatian baik,
cukup, kurang.
Adapun langkah – langkah yang dilakukan oleh penelitian dalam
penelitian ini adalah :
a. Observasi lokasi penelitian
Tahap ini merupakan tahap orientasi lapangan dengan
tujuan untuk mengenal segala unsur lingkungan fisik dan alam
sekitar. Menurut Nasution (1988) yang dimaksud dengan
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan selama di
lapangan, peneliti berusaha berinteraksi dengan subjek secara
aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif dari suatu proses
aktif. Dimaksudkan untuk mengetahui keadaan obyek penelitian
sebelum peneliti melakukan penelitian sesuai dengan kenyataan
yang ada.
b. Penentuan lokasi penelitian
Tahap ini memastikan bahwa Siswa Kelas XII-IPS-2
Semester Ganjil di SMA Negeri 6 Madiun, Kota Madiun Tahun
Pelajaran 2015/2016. dijadikan sebagai latar penelitian dengan
pertimbangan tempat yang diteliti tersedia sumber daya yang
cukup.
c. Pengumpulan data awal
Pengumpulan data awal untuk pemfokusan masalah
penelitian dilakukan peneliti dengan mengadakan pengamatan
langsung. Hal ini dimaksudkan, agar mendapatkan data yang
valid dan reliable sesuai dengan kondisi obyek penelitian.
Dengan melakukan pengamatan langsung, maka peneliti akan
memperoleh
catatan
lapangan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. Moleong (1995) mengatakan bahwa
penelitian kualitatif memposisikan manusia sebagai instrumen
utama dalam pengumpulan data. Kehadiran peneliti di lapangan
sangat diutamakan, sebab dalam pengumpulan data harus
dilakukan dalam situasi yang sebenarnya. Selanjutnya penelitian
ini dilaksanakan dengan siklus sebagai berikut :
1) Pada tahap awal (pra siklus), siswa diberikan beberapa
pertanyaan (pra pengetahuan) yang berhubungan dengan
pelajaran Terpadu materi Geografi yang sesuai dengan pokok
bahasan Dengan Kompetensi Memahami pemanfaatan citra
pengindraan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG)
2) Pada siklus I, guru menyajikan pembelajaran Geografi
dengan pokok bahasan Dengan Kompetensi Memahami
pemanfaatan citra pengindraan jauh dan Sistem Informasi
Geografi (SIG) tanpa menerapkan Inquiring Minds Want To
Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang
membangkitkan Minat belajar). Di akhir KBM diberikan
evaluasi. Hasil test dianalisis. Pada siklus ini untuk
mengetahui prestasi belajar siswa

11

3) Pada siklus II, guru menyajikan pembelajaran Geografi
tentang Dengan Kompetensi Memahami pemanfaatan citra
pengindraan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG)
dengan menerapkan Inquiring Minds Want To Know
Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang
membangkitkan Minat belajar), terus diadakan evaluasi dan
dianalisis prestasi belajar siswa. Pada siklus ini untuk
melihat apakah ada peningkatan prestasi belajar siswa,
dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
4) Pada siklus III, guru mengadakan ulangan harian yang terdir i
dari materi Geografi bangun ruang dan simetri pencerminan.
Hasilnya dianalisis. Pada siklus ini merupakan siklus
pemantapan hasil guru melaksanakan pembelajaran Inquiring
Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan
Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar),
diharapkan dapat mengambil suatu kesimpulan tentang
dampak pelaksanaan metode pada prestasi belajar siswa.
Pada prinsipnya dalam penelitian ini, peneliti dan guru kelas yang
menjadi instrumen utama serta berusaha mengumpulkan sendiri hasil
observasi yang diperlukan (Nasution, 1992).
Instrumen yang digunakan untuk meneliti adalah penilaian yang
dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh guru.
Bentuk tes yang digunakan adalah uraian obyektif. Penskoran
dilakukan secara analitik, yaitu setiap langkah pengerjaan diberi skor.
Penskoran juga bersifat hierarkhis, sesuai dengan langkah pengerjaan
soal.
Kriteria penilaian pada tiap – tiap siklus penelitian sekaligus
berfungsi sebagai rambu – rambu refleksi, dan indikator tingkat
keberhasilan siswa. Adapun kriteria tersebut ditentukan sebagai
berikut :
1. Nilai 86 – 100
= A (baik sekali)
2. Nilai 70 – 85
= B (baik)
3. Nilai 60 – 69
= C (cukup)
4. Nilai 50 – 59
= D (kurang)
5. Nilai 0 – 49
= E (kurang sekali)
Analisis menurut Patton (1980) adalah proses mengatur urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan
uraian dasar. Analisis data adalah proses yang merinci usaha secara
formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis sesuai
dengan arah dan saran data yang ada. Miles dan Hubermen (1984)
mengatakan analisis data perlu dilakukan secara terus menerus selama
penelitian berlangsung. Moleong (1995 : 103) mengemukakan,
“analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data ke
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat
ditemukan tema seperti yang disarankan oleh data.” Teknik analisis

12

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Dengan maksud bahwa penelitian deskriptif dirancang untuk
memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian
dilakukan. Setelah data hasil penelitian terkumpul maka, selanjutnya
data tersebut disusun secara sistematis. Dengan cara diorganisir,
kemudian dikerjakan yang akhirnya data tersebut diungkap
permasalahan yang penting sesuai dengan topik yang sesuai dengan
permasalahan.
Proses analisis data pada penelitian ini, dengan langkah –
langkah sebagai berikut :
1. Dari pengumpulan data di lapangan melalui data di sekolah sudah
dianggap cukup maka seluruh data dibaca berulang – ulang,
kemudian diidentifikasi dan dikelompokkan siswa yang sudah
tuntas dan yang tidak tuntas belajarnya.
2. Data yang terkumpul lalu diolah dengan metode pengolahan data
prosentase dengan menggunakan rumus :
Fx 100
P
N
Dengan P = Prosentase, F = Frekuensi dari jawaban alternatif
jawaban yang berhubungan dengan masalah yang dinyatakan, dan
N = Jumlah seluruh responden.
3. Tingkat penguasaan siswa dikelompokkan sebagai berikut :
90% - 100% = baik sekali
80% - 89%
= baik
70% - 79%
= cukup
< 70%
= kurang
4. Setiap kategori data yang didapatkan, selanjutnya dideskrikan
dalam laporan penelitian yang terangkum dalam temuan penelitian,
kemudian hasil rangkuman dibahs dengan membandingkan dengan
teori yang ada. Peneliti juga memberikan komentar – komentar
bahkan saran – saran terhadap penentuan sikap terbaik dalam
bentuk pemecahan masalah yang dapat digunakan sebagai wacana /
atau langsung dilakukan jika memungkinkan dari temuan kasus
kasus di Siswa Kelas XII-IPS-2 Semester Ganjil di SMA Negeri 6
Madiun, Kota Madiun Tahun Pelajaran 2015/2016.
5. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa
setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
a. Penilaian untuk tugas karangan dan mencari pengertian Geografi dari
situs internet.
b. Penilaian berdasarkan pada rubrik penilaian berikut ini.
c. Tindak lanjut:
Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya dengan
SKBM 6.5 (65%)
Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat
pencapaiannya kurang dari 65%

13

Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat
pencapaiannya lebih dari 65%
LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF
No

Nama

1

No soal
2
3

Skor

4

Keterangan

1
2
dst
Keterangan
:
No
Aspek yang diniali
1
Jawaban siswa kurang tepat
2
Jawaban siswa tidak lengkap tetapi benar
3
Jawaban siswa lengkap dan benar

Skor
0 - 25
26 - 75
76 - 100

Lembar Penilaian Afektif
No.

Pernyataan

Sl
Siswa mengikuti pelajaran Geografi
Siswa
merasa
senang
dengan
pengajaran Geografi
3
Siswa bertanya pada guru bila ada yang
tidak jelas
4
Siswa menyerahkan tugas tepat waktu
5
Siswa selalu mengerjakan soal – soal
latihan
6
Siswa berusaha memiliki buku pelajaran
Geografi
7
Siswa berusaha mencari referensi
Jumlah
Keterangan :
Skor pernyataan
Aspek yang dinilai
positif
1. Sl = selalu
4
2. Sr = sering
3
3. Jr = jarang
2
4. Tp = tidak pernah
1

Skala
Sr
Jr

Tp

1
2

Skor pernyataan
negatif
1
2
3
4

Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa
Aspek yang dinilai

Nilai
kualitatif

Pengantar menunjukkan isi
Pengantar disajikan dengan bahasa
yang baik
Isi menunjukkan penjelasan dari

14

Nilai
kuantitatif

Deskripsi
(Alasan)

kutipan/pendapat tokoh
Isi disajikan dengan bahasa yang
baik
Penutup memberi kesimpulan akhir
terhadap kutipan/pendapat tokoh
Penutup disajikan dengan bahasa
yang baik
Nilai rata-rata
Komentar
Kriteria Penilaian:
Nilai kualitatif
Memuaskan
Baik
Cukup
Kurang

Nilai kuantitatif
4
> 80
3
68 - 79
2
56 - 67
1
< 55

B. Pembahasan
1. Siklus I
Materi dikan adalah kompetensi dasar Memahami pemanfaatan citra
pengindraan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) dan dampaknya
terhadap kehidupan sosial. Hal – hal yang ditemukan pada siklus I
diperbaiki pada siklus II dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a. Perencanaan
- Merancang rencana pembelajaran Inquiring Minds Want To Know
Approach
Learning
(Pendekatan
Pembelajaran
yang
membangkitkan Minat belajar).
- Mengifisienkan waktu yang kurang tepat
b. Acting
- Pelaksanaan metode pembelajaran sudah berjalan dengan baik,
anak terkesan luwes bahkan dari masing masing kelompok asik
dengan materi yang diberikan
- Dengan waktu yang telah ditentukan masing masing kelompok
dapat mengifisienkan waktu dengan baik
c. Pengamatan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilaksanakan pada siklus ini
secara umum menunjukkan sedikit adanya keberanian siswa didalam
pelaksanaan. Adanya beberapa siswa yang kurang berani
mengemukakan pendapat hal ini disebabkan siswa yang bersangkutan
lamban dalam menerima pelajaran, banyak tidak hadir dan kadang
keluar sewaktu KMB.
DAFTAR HASIL KREATIVITAS SISWA
PADA SIKLUS II
Kreativitas
No NIS
Nama Siswa
Kurang
Cukup
Baik

15

1

8632

2
3
4

8638
8640
8642

5

8650

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

8654
8657
8662
8668
8674
8685
8694
8696
8698
8707
8711
8717
8720
8721
8729
8744
8754
8766
8772

25

8776

26
27

8782
8787

28

8802

29
30
31
32
33
34
35
36

8809
8811
8815
8824
8812
8828
8835
8836

ALFIAN YUDHA
PRATAMA
DEVI SETIAWATI
DWI PRIYO PAMBUDI
ERVAN EKO SUSANTO
MARDIANA MIKE
WIJAYA
NURLITA DWI EKAWATI
RIDHOI YUSNU GUFRON
TEGAR ALDINO PUTRA
YOGI BINTANG K
DAVID AS RANI
IRVAN JUNI ARDIANTO
PRATIWI ARI ASTUTI
RAHMAD BASUKI
RANI AMBAR WATI
YANUAR DWIKI A
APRIN KUSUMANING W
DHITA KUSUMA W P
DIMAS ADITIYA EKA
DWI NUR WULANDARI
ILHAM ZULFIKAR
RUDI ADITYA YUSUF
ANGGER SUKMA MADA
DIKA APRILIA
KRISTIAN W W
NANDA MEUTIA
BERLIAN
RISKI DWI ARYANI
YAYAN BUDI PRASETYO
DIMAS CAHYO
SAPUTRO
FAUZI AKBAR P
JUNIANTO TRI UTAMA
MILA PITA KUSUMA W
SURYANTI
KURNIA SAFITRI
YUNITA MIRSA K W
ARLIN DIAH ASTUTI
BRILIANDI

16

V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

37

8844

38

8848

DINI WIDIYASTUTI
ELLA ANGGUN
DANILLA

V
V

d. Refleksi
Hambatan yang masih ditemukan pada siklus I :
1. Siswa didalam pelaksanaan Inquiring Minds Want To Know
Approach
Learning
(Pendekatan
Pembelajaran
yang
membangkitkan Minat belajar) belum lancar dan ramai.
2. Masih ada beberapa siswa yang belum tuntas belajarnya secara
individual
Alternatif pemecahannya :
1. Guru meningkatkan pengetahuan kelas dengan baik.
2. Memberi tindakan perbaikan.
KREATIVITAS
NO
KELOMPOK
KURANG
CUKUP
BAIK
1
KELOMPOK I
2
1
1
2
KELOMPOK 2
3
1
1
3
KELOMPOK 3
2
2
1
4
KELOMPOK 4
0
3
2
5
KELOMPOK 5
2
2
1
6
KELOMPOK 6
3
0
1
7
KELOMPOK 7
3
0
1
8
KELOMPOK 8
2
1
1
Jumlah
21
10
10
Rata Rata
6.25
1.11
1.11
Prosentase
6.25 %
1.11 %
1.11 %
2. Siklus II
a. Perencanaan
 Tiap siswa dalam kelompok membaca bagian materi yang
ditugaskan.
 Anggota dari tim berbeda yang telah mempelajarai bagian atau sub
bagian yang berbeda dalam kelompok baru ( kelompok ahli ) untuk
menkan sub bab tertentu
 Setelah selesai sebagai tim ahli anggota kelompok kembali
keasalnya dan bergantian mengajar teman satu tim
 Tim ahli mempresentasikan hasil
 Guru memberi evaluasi
b. Pelaksanaan
Guru menginformasikan pelaksanaan pembelajaran dan siswa pada
kelompok masing – masing dengan pembagian materi yang berbeda.
Anak yang mendapatkan materi nomor satu berkumpul membentuk
kelompok sendiri dengan materi ke 1. Anak yang mendapatkan materi
nomor 2 berkumpul membentuk kelompok sendiri dengan materi ke 2.
Anak yang mendapatkan materi nomor 3 berkumpul membentuk

17

kelompok sendiri dengan materi ke 3. Anak yang mendapatkan materi
nomor 4 berkumpul membentuk kelompok sendiri dengan materi ke 4.
Anak yang mendapatkan materi ke 5 berkumpul membentuk kelompok
sendiri dengan materi ke 5. Setelah masing – masing siswa telah
mempelajari materi yang diberikan, kemudian siswa kembali
kekelompoknya semula dan bergantian mengajar satu tim. Disini Guru
mengadakan observasi ekspresi maupun melihat kadar aktifitas siswa
dalam kelompok
dengan kreteria : baik, cukup dan kurang.
Dengan memberi tanda cek lis.
3. Pengamatan
Berdasarkan hasil observasi ditemukan adanya kenaikan belajar siswa,
yakni dari tes awal yang mendapatkan nilai di atas 65 = 15,5 % menjadi 20 %.
Dengan demikian, Inquiring Minds Want To Know Approach Learning
(Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) mempunyai
dampak positif pada peningkatan hasil belajar.
Keberanian siswa untuk tampil idepan anggota kelompoknya masih
terdapat kendala, dimana anak kelihatan bingung dan canggung hal ini dapat
dilihat dari hasil observasi aktifitas siswa yang kurang = 55,6 %, cukup =
22,2 % dan baik = 22,2 %.
Setelah ditanya mengapa mereka kurang aktif dalam pelaksanaan
sehingga hasil tesnya belum mengalami perubahan yang lebih optimal, mereka
menjawab belum memahami pelaksanaan Inquiring Minds Want To Know
Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat
belajar)dengan model tim ahli.

No

NIS

1

8632

2
3
4

8638
8640
8642

5

8650

6
7
8
9
10
11
12
13

8654
8657
8662
8668
8674
8685
8694
8696

DAFTAR HASIL KREATIVITAS SISWA
PADA SIKLUS II
Kreativitas
Nama Siswa
Kurang
Cukup
ALFIAN YUDHA
V
PRATAMA
DEVI SETIAWATI
V
DWI PRIYO PAMBUDI
ERVAN EKO SUSANTO
V
MARDIANA MIKE
V
WIJAYA
NURLITA DWI EKAWATI
V
RIDHOI YUSNU GUFRON
V
TEGAR ALDINO PUTRA
YOGI BINTANG K
DAVID AS RANI
IRVAN JUNI ARDIANTO
PRATIWI ARI ASTUTI
RAHMAD BASUKI

18

Baik

V

V
V
V
V
V
V

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

8698
8707
8711
8717
8720
8721
8729
8744
8754
8766
8772

25

8776

26
27

8782
8787

28

8802

29
30
31
32
33
34
35
36
37

8809
8811
8815
8824
8812
8828
8835
8836
8844

38

8848

RANI AMBAR WATI
YANUAR DWIKI A
APRIN KUSUMANING W
DHITA KUSUMA W P
DIMAS ADITIYA EKA
DWI NUR WULANDARI
ILHAM ZULFIKAR
RUDI ADITYA YUSUF
ANGGER SUKMA MADA
DIKA APRILIA
KRISTIAN W W
NANDA MEUTIA
BERLIAN
RISKI DWI ARYANI
YAYAN BUDI PRASETYO
DIMAS CAHYO
SAPUTRO
FAUZI AKBAR P
JUNIANTO TRI UTAMA
MILA PITA KUSUMA W
SURYANTI
KURNIA SAFITRI
YUNITA MIRSA K W
ARLIN DIAH ASTUTI
BRILIANDI
DINI WIDIYASTUTI
ELLA ANGGUN
DANILLA

V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

4. Refleksi
Refleksi lengkap dari siklus 1 terungkap beberapa hambatan, antara
lain :
1. Suasana pembelajaran
agak tegang dan terkesan kaku. Hal ini
disebabkan anak masih asing didalam melaksanakan .
2. Waktu yang dialokasikan untuk tindakan ini tidak cukup karena tersita
dalam pembentukan kelompok.
KREATIVITAS
NO
KELOMPOK
KURANG
CUKUP
BAIK
1
KELOMPOK I
1
3
1
2
KELOMPOK 2
1
1
3
3
KELOMPOK 3
0
0
5
4
KELOMPOK 4
0
1
4

19

5
6
7
8

KELOMPOK 5
KELOMPOK 6
KELOMPOK 7
KELOMPOK 8
Jumlah
Rata Rata
Prosentase

1
0
2
0
5
0.56
0.56 %

2
1
2
1
12
1.33
1.33 %

2
4
1
4
4
3.11
3.11 %

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, disarankan
kepada guru menjelaskan pada siswa bahwa pelaksanaan Inquiring Minds
Want To Know Approach Learning (Pendekatan Pembelajaran yang
membangkitkan Minat belajar) ini sangat menyenangkan dan dapat
membangkitkan kreatifitas dan perhatian siswa.
DAFTAR HASIL KREATIVITAS SISWA PADA
SIKLUS I DAN SIKLUS II
Kreativitas
No NIS
Nama Siswa
Siklus I
Siklus II
K
C
B
K
C
B
ALFIAN YUDHA
1 8632
V
V
PRATAMA
2 8638 DEVI SETIAWATI
V
V
3 8640 DWI PRIYO PAMBUDI
V
V
ERVAN EKO
4 8642
V
V
SUSANTO
MARDIANA MIKE
5 8650
V
V
WIJAYA
NURLITA DWI
6 8654
V
V
EKAWATI
RIDHOI YUSNU
7 8657
V
V
GUFRON
TEGAR ALDINO
8 8662
V
V
PUTRA
9 8668 YOGI BINTANG K
V
V
10 8674 DAVID AS RANI
V
V
IRVAN JUNI
11 8685
V
V
ARDIANTO
12 8694 PRATIWI ARI ASTUTI
V
V
13 8696 RAHMAD BASUKI
V
V
14 8698 RANI AMBAR WATI
V
V
15 8707 YANUAR DWIKI A
V
V
APRIN KUSUMANING
16 8711
V
V
W
17 8717 DHITA KUSUMA W P
V
V
18 8720 DIMAS ADITIYA EKA
V
V

20

19

8721

20
21

8729
8744

22

8754

23
24

8766
8772

25

8776

26

8782

27

8787

28

8802

29

8809

30

8811

31

8815

32
33
34
35
36
37

8824
8812
8828
8835
8836
8844

38

8848

38

8859

DWI NUR
WULANDARI
ILHAM ZULFIKAR
RUDI ADITYA YUSUF
ANGGER SUKMA
MADA
DIKA APRILIA
KRISTIAN W W
NANDA MEUTIA
BERLIAN
RISKI DWI ARYANI
YAYAN BUDI
PRASETYO
DIMAS CAHYO
SAPUTRO
FAUZI AKBAR P
JUNIANTO TRI
UTAMA
MILA PITA KUSUMA
W
SURYANTI
KURNIA SAFITRI
YUNITA MIRSA K W
ARLIN DIAH ASTUTI
BRILIANDI
DINI WIDIYASTUTI
ELLA ANGGUN
DANILLA
PUTUT KRISHANTO

V

V

V
V

V
V

V

V
V

V

V

V

V

V
V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V
V
V
V
V
V

V
V
V
V
V
V
V

V
V

V

PERBANDINGAN PEROLEHAN HASIL OBSERVASI / PENGAMATAN
PADA MASING MASING KELAOMPOK
SIKLUS I
SIKLUS II
N
KREATIFITAS
KREATIFITAS
KELOMPOK
O
KURAN
BAI
KURANG CUKUP BAIK
CUKUP
G
K
KELOMPOK
1
3
1
1
1
3
1
I
KELOMPOK
2
3
1
1
1
1
3
2
KELOMPOK
3
2
2
1
0
0
5
3
KELOMPOK
4
0
3
2
0
1
4
4

21

5
6
7
8

KELOMPOK
5
KELOMPOK
6
KELOMPOK
7
KELOMPOK
8
Jumlah
Rata Rata
Prosentase

2

2

1

1

2

2

4

0

1

0

1

4

4

0

1

2

2

1

3

1

1

0

1

4

25
6.25

10
1.11

5
0.56

12
1.33

6.25 %

1.11 %

10
1.11
1.11
%

0.56 %

1.33 %

28
3.11
3.11
%

Dari data diatas dapat disimpulkan hasil pengamatan pada setiap kelompok
yang telah ditentukan dari kelompok 1 sampai dengan kelompok yang ke
IX diperoleh data secara keseluruhan secara rata rata anak yang kurang
aktif sebesar 6.25 dengan anak 25. dan yang memiliki aktivitas cukup
sebanyak 10 anak ( 1.11 % ) dengan rata rata 1.11. serta yang memiliki
aktivitas Baik sebanyak 10 anak ( 1.11 % ) dengan rata rata 1.11. pada
siklus I. Sedangkan hasil pengamatan antar kelompok pada siklus II
diperoleh data sebanyak 5 anak yang memiliki aktivitas kurang ( 0.56 % )
dengan rata rata yang diperoleh 0.56. yang memiliki aktivitas sedang
senanyak 12 anak dengan rata rata yang diperoleh 1.33. dan yang memiliki
aktivitas Baik sebanyak 28 anak dengan rata rata yang diperoleh sebanyak
3.11. ( 3.11 % ). Maka dari hasil pengamatan antar kelompok dapat
dikategorikan berhasil atau dapat diterima

No
1
2
3
4
5
6
7

TABEL PENGAMATAN DAN DAFTAR NILAI KELAS XII-IPS-2
SEMESTER GANJIL
DI SMA NEGERI 6 MADIUN, KOTA MADIUN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Aktivitas dalam
Tes
Tes
NIS
Nama
Awal
Akhir
Baik Sedang
Kurang
ALFIAN YUDHA
8632
V
55.5
90
PRATAMA
8638 DEVI SETIAWATI
V
68
90
DWI PRIYO
8640
V
69.5
90
PAMBUDI
ERVAN EKO
8642
V
69.5
77
SUSANTO
MARDIANA
8650
V
71
71
MIKE WIJAYA
NURLITA DWI
8654
V
66.5
90
EKAWATI
RIDHOI YUSNU
8657
V
74
90
GUFRON

22

8

8662

9

8668

10

8674

11

8685

12

8694

13

8696

14

8698

15

8707

16

8711

17

8717

18

8720

19

8721

20

8729

21

8744

22

8754

23
24

8766
8772

25

8776

26

8782

27

8787

28

8802

29

8809

30

8811

31

8815

32
33

8824
8812

TEGAR ALDINO
PUTRA
YOGI BINTANG
K
DAVID AS RANI
IRVAN JUNI
ARDIANTO
PRATIWI ARI
ASTUTI
RAHMAD
BASUKI
RANI AMBAR
WATI
YANUAR DWIKI
A
APRIN
KUSUMANING W
DHITA KUSUMA
WP
DIMAS ADITIYA
EKA
DWI NUR
WULANDARI
ILHAM
ZULFIKAR
RUDI ADITYA
YUSUF
ANGGER SUKMA
MADA
DIKA APRILIA
KRISTIAN W W
NANDA MEUTIA
BERLIAN
RISKI DWI
ARYANI
YAYAN BUDI
PRASETYO
DIMAS CAHYO
SAPUTRO
FAUZI AKBAR P
JUNIANTO TRI
UTAMA
MILA PITA
KUSUMA W
SURYANTI
KURNIA SAFITRI

V

71

77

V

64

90

68

90

V

74

90

V

68

78.5

V

68

77

68

90

64

90

V

69.5

69.5

V

68.5

75.5

V

69.5

90

V

66.5

90

V

66.5

90

66.5

90

V

68

72.5

V
V

68
66.5

77
90

V

72.5

78.5

V

69.5

90

V

66.5

74

V

66.5

75.5

V

68

90

68

90

V

61

78.5

V
V

69.5
66.5

90
72.5

V

V
V

V

V

23

34

8828

35

8835

36

8836

37

8844

38

8848

YUNITA MIRSA
KW
ARLIN DIAH
ASTUTI
BRILIANDI
DINI
WIDIYASTUTI
ELLA ANGGUN
DANILLA

V

68

90

68

90

V

69.5

74

V

68

90

V

63.5

90

V

DAFTAR NILAI SISWA KELAS XII-IPS-2 SEMESTER GANJIL
DI SMA NEGERI 6 MADIUN, KOTA MADIUN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SIKLUS I
No

NIS

1

8632

2

8638

3

8640

4

8642

5

8650

6

8654

7

8657

8

8662

9
10

8668
8674

11

8685

12

8694

13
14
15

8696
8698
8707

16

8711

17

8717

18

8720

SIKLUS II

Nama
AWAL

AKHIR

AWAL

AKHIR

32

48

56

66

48

60

68

68

48

58

60

60

44

56

62

65

52

60

68

70

48

56

64

66

52

56

62

66

52

60

75

72

56
56

60
58

68
66

70
68

70

70

62

82

32

48

62

67

48
40
60

58
52
70

62
65
75

62
66
75

56

60

70

70

65

66

72

72

56

60

68

68

ALFIAN YUDHA
PRATAMA
DEVI SETIAWATI
DWI PRIYO
PAMBUDI
ERVAN EKO
SUSANTO
MARDIANA MIKE
WIJAYA
NURLITA DWI
EKAWATI
RIDHOI YUSNU
GUFRON
TEGAR ALDINO
PUTRA
YOGI BINTANG K
DAVID AS RANI
IRVAN JUNI
ARDIANTO
PRATIWI ARI
ASTUTI
RAHMAD BASUKI
RANI AMBAR WATI
YANUAR DWIKI A
APRIN
KUSUMANING W
DHITA KUSUMA W
P
DIMAS ADITIYA
EKA

24

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

DWI NUR
WULANDARI
8729 ILHAM ZULFIKAR
RUDI ADITYA
8744
YUSUF
ANGGER SUKMA
8754
MADA
8766 DIKA APRILIA
8772 KRISTIAN W W
NANDA MEUTIA
8776
BERLIAN
8782 RISKI DWI ARYANI
YAYAN BUDI
8787
PRASETYO
DIMAS CAHYO
8802
SAPUTRO
8809 FAUZI AKBAR P
JUNIANTO TRI
8811
UTAMA
MILA PITA
8815
KUSUMA W
8824 SURYANTI
8812 KURNIA SAFITRI
YUNITA MIRSA K
8828
W
ARLIN DIAH
8835
ASTUTI
8836 BRILIANDI
8844 DINI WIDIYASTUTI
ELLA ANGGUN
8848
DANILLA
JUMLAH
Rata rata
Prosentase
Kenaikan Hasil Prestasi Belajar
Prosentase
8721

60

66

72

74

60

62

74

76

60

64

66

66

66

70

80

80

60
70

70
62

74
70

74
70

56

60

62

66

52

56

58

66

56

60

66

66

58

60

65

64

48

60

65

64

56

58

60

66

66

68

72

72

58
56

60
68

62
74

62
74

48

52

58

66

58

62

65

64

56
52

60
60

60
60

66
66

60

64

66

66

2463
54.73
55 %

2728
60.62
61 %

2973
66.06
66 %

3072
68.26
68 %

5.89
6%

2.2
2%

Dari data diatas dapat disimpulkan hasil prestasi siswa pada siklus I
menunjukkan nilai secara rata rata 54.73 (55 % ) pada awal tes, dan di akhir
tes menunjukkan rata rata sebesar 60.62 ( 61 % ) dan Pada Siklus II di awal tes
secara rata rata yang diperoleh menunjukkan 66.06 ( 66 % ) dan di akhir
dilaklukan test yang diperoleh sebesar 68.26 ( 68 % ). Sehingga secara garis
besar hasil prestasi belajar siswa pada siklus I mengalami kenaikan adri tes
awal dan akhir sebanyak 5.89 ( 6 % ) dan Pada Siklus II sebesar 2.2 ( 2 % )
C. Penutup

25

a. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian Tindakan Kelas yang sudah dilaksanakan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Inquiring Minds Want To Know Approach Learning (Pendekatan
Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar) meningkatkan
kreativitas dan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat
2. Metode ini dapat mendorong Guru untuk meningkatkan kemampuan
penguasaan materi
3. Guru dalam hal pelaksanaan Inquiring Minds Want To Know Approach
Learning (Pendekatan Pembelajaran yang membangkitkan Minat belajar)
sebagai fasilitator dan dinamisator kelas.
4. hasil observasi pada siklus I aktifitas siswa yang kurang = 55,6 %, cukup
= 22,2 % dan baik = 22,2 %. hasil prestasi siswa pada siklus I
menunjukkan nilai secara rata rata 54.73 (55 % ) pada awal tes, dan di
akhir tes menunjukkan rata rata sebesar 60.62 ( 61 % ) dan Pada Siklus II
di awal tes secara rata rata yang diperoleh menunjukkan 66.06 ( 66 % )
dan di akhir dilaklukan test yang diperoleh sebesar 68.26 ( 68 % ).
Sehingga secara garis besar hasil prestasi belajar siswa pada siklus I
mengalami kenaikan adri tes awal dan akhir sebanyak 5.89 ( 6 % ) dan
Pada Siklus II sebesar 2.2 ( 2 % ) Adapun hal yang lebih penting lagi
dalam pembelajaran dengan diperoleh data secara keseluruhan secara rata
rata anak yang kurang aktif sebesar 6.25 dengan anak 25. dan yang
memiliki aktivitas cukup sebanyak 10 anak ( 1.11 % ) dengan rata rata
1.11. serta yang memiliki aktivitas Baik sebanyak 10 anak ( 1.11 % )
dengan rata rata 1.11. pada siklus I. Sedangkan hasil pengamatan antar
kelompok pada siklus II diperoleh data sebanyak 5 anak yang memiliki
aktivitas kurang ( 0.56 % ) dengan rata rata yang diperoleh 0.56. yang
memiliki aktivitas sedang senanyak 12 anak dengan rata rata yang
diperoleh 1.33. dan yang memiliki aktivitas Baik sebanyak 28 anak dengan
rata rata yang diperoleh sebanyak 3.11. ( 3.11 % ). Maka dari hasil
pengamatan antar kelompok dapat dikategorikan berhasil atau dapat
diterima
5. Pembelajaran dengan prestasi belajar Geografi, bahwa dengan adanya
pemberian pembelajaran metode pembelajaran yang teratur dan tetap
maka siswa timbul aktivitas belajar didalam Geografi dan berkembanglah
pengetahuan yang diterimanya. Dengan demikian maka ketepatan atau
keefektifan metode pembelajaran metode pembelajaran akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Hal inilah yang
dapat digunakan sebagai bukti bahwa dengan adanya efektivitas belajar
tersebut siswa akan memperoleh prestasi atau nilai yang baik. Jadi dengan
demikian metode pemberian pembelajaran metode pembelajaran itu lebih
tepat diterapkan pada semua mata pelajaran sehingga hasil penelitian dapat
dinyatakan dapat diterima
b. Saran
1. Dari kesimpulan di atas Guru harus tidak selalu menjadi actor dominan
dalam proses pembelajaran Geografi

26

2. Guru harus membawa media sesuai dengan kompetensi dasarnya
DAFTAR PUSTAKA
1.
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ali, Muhammad. 1975. Kamus Lengkap Geografi Modern. Jakarta :
Pustaka Amani.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah Pendidikan Menengah
Umum DEPDIKBUD RI. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar Kurikulum SMA DEPDIKBUD RI. Jakarta 1985.
Jujun Suryasumantri. Pedoman Penulisan Ilmiah. Jakarta IKIP Jakarta,
1986.
Nasution S. Didaktik Azas-Azas Mengajar. Bandung Jemars, 1982.
Marasuddin Siregar. Didaktik Metodik dan Kedudukannya dalam Proses
Belajar Mengajar. Yogyakarta : Penerbit Sumbangsih ; 1985.
Depdikbud, 1999, Garis – garis Besar Program Pengajaran IPS,
Jakarta.
Medya, S, 1994, Panduan Penelitian Tindakan. Jogjakarta.
Usman, M.U, 1990, Menjadi Guru Profisional. Bandung : PT Remaja
Rosda Karya.

27