pengantar ilmu sosiologi program tanah
                                                                                LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
MATA KULIAH PENGANTAR ILMU TANAH (TSL 202)
ZEISA BINTAN TSALITSAN / A24130036
KELOMPOK 1 (JUM’AT)
ASISTEN PRAKTIKUM:
1. Dede Sulaiman, SP
2. Indah Aprilya
3. Salimah Fiddaroini
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmatNya saya dapat menyelesaikan praktikum serta laporan Pengantar Ilmu
Tanah. Isi dari laporan praktikum ini adalah kumpulan dari setiap laporan mingguan
dalam praktikum berlangsung. Laporan ini merupakan syarat untuk mengikuti Ujian
Praktikum Pengantar Ilmu Tanah serta syarat dalam kontrak perkuliahan bahwa
mahasiswa wajib membuat laporan mingguan selama praktikum berlangsung. Saya
juga tidak lupa untuk mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen, staf pengajar,
dan pembimbing dalam praktikum mata kuliah Pengantar Ilmu Tanah yang selalu
membimbing dan mengajari saya dalam melaksanakan praktikum dan dalam
menyusun laporan ini. Serta semua pihak yang membantu saya dalam hal penyusunan
laporan ini. Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saya
mohon maaf atas kesalahan yang ada di laporan ini. Atas perhatian dari Bapa / Ibu
dosen Mata Kuliah Pengantar Ilmu Tanah dan pembimbing praktikum saya ucapkan
terimakasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan bagi kita
semua.
Bogor, Desember 2014
Zeisa Bintan Tsalitsan
A24130036
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
Daftar Tabel
iii
I.
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Tujuan
2
II. METODE
3
2.1. Bahan dan Alat
3
2.1.1. Bahan dan Alat Tekstur, Warna, dan Konsistensi Tanah
3
2.1.2. Bahan dan Alat Morfologi Tanah
3
2.1.3. Bahan dan Alat Pengenalan Pupuk
3
2.1.4. Bahan dan Alat Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
3
2.1.5. Bahan dan Alat Pengenalan Evaluasi Kesuburan Tanah, Menghitung Kebutuhan
Pupuk dan Kapur
4
2.1.6. Bahan dan Alat Pengenalan Peta Topografi, Peta Geologi dan Peta Satuan Lahan 4
2.1.7. Bahan dan Alat Pengenalan peta tanah, peta kemampuan lahan dan peta
kesesuaian lahan
2.2. Prosedur
4
4
2.2.1 Prosedur praktikum tekstur, warna, dan kosistensi tanah
4
2.2.2. Prosedur Praktikum Morfologi Tanah
5
2.2.3. Prosedur Pengenalan Pupuk
5
2.2.4. Prosedur Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
5
2.2.5. Prosedur Pengenalan Evaluasi Kesuburan Tanah, Menghitung Kebutuhan Pupuk
dan Kapur
6
2.2.6. Prosedur Pengenalan Peta Topografi, Peta Geologi dan Peta Satuan Lahan
6
2.2.7. Prosedur Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan dan Peta Kesesuaian
Lahan
6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
6
6
3.1.1. Tekstur, Warna, dan Konsistensi Tanah
6
3.1.2. Morfologi tanah
7
3.1.3. Pengenalan Pupuk
3.1.4. Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
9
12
3.1.5. Pengenalan Evaluasi Kesuburan Tanah, Menghitung Kebutuhan Pupuk dan Kapur
16
3.1.6. Pengenalan Peta Geologi, Peta Topografi dan Peta Satuan Lahan
19
3.1.7. Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan, Peta Kesesuaian Lahan
23
3.2.
PEMBAHASAN
25
3.2.1. Pembahasan tekstur, warna, dan konsistensi
25
3.2.2. Pembahasan Morfologi Tanah Latosol dan Podsolik
26
3.2.3. Pembahasan Pengenalan Pupuk
27
3.2.4. Pembahasan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
28
3.2.5. Pembahasan Pengenalan Evaluasi Kesuburan Tanah, Menghitung Kebutuhan
Pupuk dan Kapur
29
3.2.6. Pembahasan Pengenalan Peta Geologi, Peta Topografi dan Peta Satuan Lahan
30
3.2.7. Pembahasan Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan, Peta Kesesuaian
Lahan
31
Gambar. Segitiga tekstur tanah
32
Gambar. Andosol Sukamantri
32
Gambar. Latosol Darmaga
33
Gambar. Podsolik Darmaga
33
DAFTAR PUSTAKA
34
Kesan dan Pesan Asisten Praktikum
35
Daftar Tabel
Tabel. Tekstur dengan metode kuantitatif
6
Tabel. Kelas tekstur dengan menggunakan segi tiga tekstur
7
Tabel. Tekstur lapang (metode kualitatif)
7
Tabel. Deskripsi profil Latosol Darmaga
8
Tabel. Deskripsi profil Podsolik Darmaga
9
Tabel. Nama, Rumus Kimia, Bentuk, Warna, Unsur Utama, dan Unsur Ikatan
berbagai Jenis Pupuk yang Dijual Di Pasaran
9
Tabel. Air Tersedia
15
Tabel. Distribusi Ukuran Pori
15
Tabel. Status hara tanah Podsolik
16
Tabel. Status hara tanah Latosol
17
Tabel. Hasil perhitungan kebutuhan kapur
18
Tabel. Peta RBI, Sistem Lahan, dan Peta Geologi
19
Tabel. Dua formasi geologi hasil volkan salak
20
Tabel. Dua formasi geologi berumur tersier
20
Tabel. Informasi wilayah yang dibatasi pada peta RBI
21
Tabel. Tiga satuan lahan pada peta system lahan Kabupaten Bogor
21
Tabel. Peta Tanah
23
Tabel. Peta Kemampuan Lahan
23
Tabel. Peta Kesesuaian Lahan
24
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah terdapat di mana-mana, tetapi kepentingan orang terhadap tanah
berbeda-beda. Seorang ahli pertambangan menganggap tanah sebagai sesuatu
yang tidak berguna karena menutupi barang-barang tambang yang dicarinya.
Semua bahan yang digali kecuali batu-batunya dinamakan tanah. Demikian pula
seorang ahli jalan menganggap tanah adalah bagian permukaan bumi yang lembek
sehingga perlu dipasang batu-batu di permukaannya agar menjadi kuat. Dalam
kehidupan sehari-hari tanah diartikan sebagai wilayah darat di mana di atasnya
dapat digunakan untuk berbagai usaha misalnya pertanian, peternakan,
mendirikan bangunan, dan lain-lain.
Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media
tumbuhnya tanaman darat. Tanah berasal dan hasil pelapukan batuan bercampur
dengan sisa-sisa bahan organic dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup
di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air.
Tanah adalah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari
bahan-bahan mineral sebagai hasil alam tanaman dan hewan, yang mampu
menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat tertentu akibat pengaruh iklim dan
jasad hidup yang bertindak sebagai atau terhadap batuan induk dalam keadaan
wilayah tertentu selama jangka waktu tertentu (Anonim, 2007).
Air dalam tanah berasal dan air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga
tidak meresap ke tempat lain. Di samping percampuran bahan mineral dengan
bahan organic, maka dalam proses pembentukan tanah terbentuk pula lapisasnlapisan tanah atau horison-horison. Oleh karena itu, dalam definisi ilmiahnya
tanah (soil) adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun
dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organic, air
dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman. Tanah (soil) berbeda
dengan lahan (land) karena lahan meliputi tanah beserta faktor-faktor fisik
lingkungannya aseperti lereng, hidrologi, iklim, dan sebagainya.
Pembentukan tanah dipengaruhi oleh lima faktor yang bekerja sama dalam
berbagai proses, baik reaksi fisik maupun reaksi kimia. Semula dianggap sebagai
faktor pembentuk tanah hanyalah bahan induk, iklim, dan matahari. Setelah
diketahui mahluk hidup berkembang terus maka faktor ditambah oleh faktor watu.
Topografi yang mempengaruhi tata air ditanah dan erosi tanah juga merupakan
faktor pembentuk tanah (Darma wijaya, 1990). Ilmu yang mempelajari prosesproses pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah,
survai tanah, dan cara-cara pengamatan tanah dilapangan disebut pedologi. Dalam
hal ini tanah dipandang sebagai suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara
khusus dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman. Walaupun demikian,
penemuan-penemuan dalam bidang pedologi akan sangat bermanfaat pula dalam
bidang pertanian maupun nonpertanian seperti pembuatan bangunan.
Apabila tanah dipelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan disebut
edaphologi. Dalam hal ini dipelajari sifat-sifat tanah dan pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tanaman, serta usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki sifat-sifat tanah bagi pertumbuhan tanaman seperti pemupukan,
pengapuran dan lain-lain.
Tanah yang tertutup vegetasi yang tebal selalu mempunyai run off
minimum. Pembajakan tanah dapat untuk menghasilkan permukaan tanah yang
kasar yang membantu run off, tetapi permukaan tanah yang halus/gundul bila
terkena air hujan akan membentuk kulit yang keras dan dapat mengurangi
infiltrasi serta tingkat waktu, yaitu waktu yang dibutuhkan bervariasi yang
tergantung pada stabilitas struktur tanah. Run off maksimal dari tanah berlereng
akan terjadi. Ketika sisa-sisa bahan tertimbun di bawah dan permukaan menjadi
lembab (Thomson, 1979). Dengan meningkatnya pengetahuan manusia tentang
tanah, maka Ilmu Tanah menjadi ilmu yang sangat luas, sehingga untuk dapat
mempelajari dengan baik perlu pengelompokan lebih lanjut kedalam bidangbidang yang lebih khusus. Beberapa bidang khusus dalam Ilmu Tanah tersebut
antara lain Fisika Tanah, Kimia Tanah, kesuburan tanah, konservasi (pengawetan)
Tanah dan Air, Mikrobiologi Tanah.
1.2. Tujuan
Praktikum terdiri atas tujuh materi yang mempunyai tujuan berbeda,
diantaranya sebagai berikut.
1.1.1
Tekstur, Warna, dan Konsistensi
Tujuan : Mengetahui perbandingan liat, debu, dan pasir sebagai
penentu tekstur serta perbedaan jenis tanah di Dramaga
berdasarkan tekstur, warna, dan konsistensi.
1.1.2
Morfologi Tanah Latosol dan Podsolik
Tujuan : Mendeskripsikan profil tanah latosol dan podsolik di
Dramaga
1.1.3
Pengenalan Pupuk
Tujuan : Memberikan pengetahuan tentang perbedaan jenis-jenis
pupuk kimia yang biasa digunakan dalam kegiatan pertanian
1.1.4
Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
Tujuan : Menganalisis beberapa sifat kimia dan fisika tanah yang
penting pada beberapa contoh tanah latosol dan podsolik
1.1.5
Pengenalan Evaluasi Kesuburan Tanah, Menghitung Kebutuhan
Pupuk dan Kapur
Tujuan : Mengetahui status hara tanah latosol dan podsolik serta
cara perhitungan untuk menentukan kebutuhan pupuk dan kapur
dalam pertanian
1.1.6
Pengenalan Peta Geologi, Peta Topografi, dan Peta Satuan Lahan
Tujuan : Mengetahui berbagai informasi yang terdapat pada peta
geologi, peta topografi, dan peta satuan lahan Kabupaten Bogor
dengan skala tertentu
1.1.7
Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan, dan Peta
Kesesuaian Lahan
Tujuan : Menentukan karakteristik lahan berdasarkan informasi
dalam peta tanah, mengetahui faktor penghambat pada lahan
berdasarkan informasi pada peta kemampaun lahan dengan skala
tertentu, dan menentukan kesesuaian lahan.
II. METODE
2.1. Bahan dan Alat
2.1.1. Bahan dan Alat Tekstur, Warna, dan Konsistensi Tanah
Pada praktikum ini menggunakan beberapa alat dan bahan di antaranya:
1. Tanah latosol Dramaga
2. Tanah podsolik Dramaga
3. Tanah andosol Sukamantri
4. Tanah regosol Ciomas
5. 4 buah ember plastik kecil
6. 4 buah piring plastik kecil
7. 4 buah sendok plastik kecil
8. Air
9. Buku standar warna Munsell khusus tanah (Munsell Soil Color Chart)
10. Segi tiga tekstur
2.1.2. Bahan dan Alat Morfologi Tanah
1. Profil tanah latosol di kebun sawit Cikabayan
2. Profil tanah di kebun Cikabayan bagian bawah
3. Cangkul
4. Air
5. Buku standar warna Munsell khusus tanah (Munsell Soil Color
Chart)
6. Kertas indikator pH
7. Cangkul
2.1.3. Bahan dan Alat Pengenalan Pupuk
1. Berbagai macam pupuk yang dijual di pasaran
2.1.4. Bahan dan Alat Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
1. Kertas fotocopy yang berisi materi praktikum pengenalan data sifat kimia
dan fisik tanah
2. Alat tulis
2.1.5. Bahan dan Alat Pengenalan Evaluasi Kesuburan Tanah, Menghitung
Kebutuhan Pupuk dan Kapur
1. Lembar fotokopi PIT materi 5
2. Alat Tulis
3. Kertas
2.1.6. Bahan dan Alat Pengenalan Peta Topografi, Peta Geologi dan Peta Satuan
Lahan
1. Peta
2. Kertas HVS
3. Alat Tulis (Pensil, Pena, Penggaris)
2.1.7. Bahan dan Alat Pengenalan peta tanah, peta kemampuan lahan dan peta
kesesuaian lahan
1. Alat tulis
2. Satuan peta tanah
3. Peta kemampuan lahan
2.2. Prosedur
2.2.1 Prosedur praktikum tekstur, warna, dan kosistensi tanah
Pada praktikum ini dilakukan klasifikasi tanah berdasarkan metode
kuantitatif dan metode kualitatif. Selain itu, pada praktikum kali ini menguji
konsistensi tanah.
Metode kuantitatif memiliki prosedur sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Bandingkan persentase kandungan pasir, debu, dan liat pada suatu masa
tanah
3.
Klasifikasikan masa tanah tersebut berdasarkan perbandingan persentase
kandungan pasir, debu, dan liat pada segi tiga tekstur
Selanjutnya, metode kualitatif memiliki prosedur sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil masa tanah dalam ember ke sebuah piring
3. Beri sedikit air agar masa tanah tersebut lembab
4. Selanjutnya, masa tanah tersebut dipijat dan dipilin di antara ibu jari dan
telunjuk hingga menjadi pasta tanah yang sempurna
5. Perhatikan rasa kasar, lengket, dan licinnya
6. Selajutnya pasta tanah dibuat gulungan-gulungan sambil diperhatikan daya
tahannya tekanan dan kelekatannya pada ibu jari dan telunjuk
7. Hasil pengamatan berdasarkan perasaan terhadap pasta tanah ini kemudian
dibandingkan dengan cirri-ciri tertentu pada tabel cirri penentu kelas
tekstur tanah dengan metode perasaan
Setelah itu, konsistensi tanah ditetapkan dalam 3 kondisi air yaitu
konsistensi basah, konsistensi lembab, dan konsistensi kering. Konsistensi
tanah dalam keadaan basah memiiki prosedur yaitu:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil masa tanah dalam ember ke sebuah piring
3. Beri sedikit air agar masa tanah memiliki kadar air lebih tinggi daripada
kapasitas lapang
4. Selanjutnya, untuk menentukan sifat kelekatan, ambil pasta tanah tersebut
lalu tekan di antara ibu jari dan telunjuk kemudian ibu jari dan telunjuk
tersebut direngganggkan.
5. Selanjutnya, pasta tanah tersebut dipijat dan dipilin di antara ibu jari dan
telunjuk untuk menentukan sifat plastis
2.2.2. Prosedur Praktikum Morfologi Tanah
1. Buatlah galian tanah dengan kedalaman kira-kira 1 meter.
2. Amatilah profil tanah galian tersebut dengan menentukan batas-batas
horizon (batas antar lapisan tanah).
3. Apabila batas antar lapisan tanah sulit ditentukan, maka tusuk-tusuk tanah
dengan pisau dan tentukan batas kedalamannya untuk mencari batas antar
lapisan tanahnya.
4. Amati sifat biologi dan sifat fisik tanah tersebut dengan melihat aktivitas
akar dari tegakan pohon yang ada disekitar tanah.
2.2.3. Prosedur Pengenalan Pupuk
Diamati sebanyak 38 jenis pupuk yang sudah disediakan. Kemudian,
setiap jenis pupuk diklasifikasikan berdasarkan nama pupuk, rumus kimia,
bentuk, warna, dan unsur ikatan. Masing-masing pupuk tersebut digolongkan
berdasarkan kandungannya (pupuk tunggal atau pupuk majemuk).
2.2.4. Prosedur Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
1. Menganalisis tampilan data fisika tanah yang diterbitkan oleh Departemen
Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Fakultas Pertanian IPB pada tanggal
28 Juni 2013 mengenai data ukuran pori dan air tersedia sudah sesuai apa
tidak
2. Menganalisis mengenai data permeabilitas dan kadar air maksimum yang
dapat disimpan pada tanah
3. Menghitung kandungan bahan organik, nisbah C/N, kandungan P dan K di
dalam tanah (P2O5 dan K2O), Kejenuhan basa dan Kejenuhan Al pada
praktikum pengenalan Data Kimia Tanah
4. Menentukan tekstur tanah yang terdapat pada praktikum tersebut.
2.2.5. Prosedur Pengenalan Evaluasi Kesuburan Tanah, Menghitung Kebutuhan
Pupuk dan Kapur
1. Menentukan status kesuburan tanah Latosol dan Podsolik berdasarkan
yang digunakan pada praktikum minggu 8.
2. Menentukan jumlah pupuk phonska yang diperlukan dan pupuk lain yang
harus ditambahkan berdasarkan data pada lembar tugas praktikum 5.
3. Menentukan jumlah pupuk majemuk yang diperlukan dan berapa pupuk
lain yang harus ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan pupuk yang
telah ditentukan.
4. Menentukan jumlah kapur yang harus diberikan pada beberapa macam
tanah yang telah diketahui kedalaman tanah, dosis kapur, dan particle
density.
2.2.6. Prosedur Pengenalan Peta Topografi, Peta Geologi dan Peta Satuan Lahan
1. Persiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan
2. Amati dengan seksama setiap seluk beluk informasi yang diberikan di peta
3. Catat setiap informasi penting yang dibutuhkan yang terdapat pada peta
2.2.7. Prosedur Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan dan Peta
Kesesuaian Lahan
1. Memperhatikan peta kemampuan lahan.
2. Menghitung luas lahan untuk usaha pertanian.
3. Mencatat kelas kemampuan lahan dan faktor pembatasnya.
4. Memperhatikan satuan peta tanah.
5. Mengelomp;okkan SPT ke dalam kelas kesesuaian lahan.
6. Mencatat luas lahan yang termasuk kelas S2 dan S3 beserta faktor-faktor
pembatasnya.
7. Menyebutkan kelas kesesuaian lahan pada SPT-7 dan SPT-10 untuk
tanaman semusim dan tanaman tahunan serta menyebutkan factor
pembatasnya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.1.1. Tekstur, Warna, dan Konsistensi Tanah
a. Tekstur berdasarkan hasil analisis laboratorium (metode Kuantitatif)
Tabel. Tekstur dengan metode kuantitatif
<
0.0002
(%)
(a) 5
(b) 6
(c) 10
(d) 4
0.00020.002
(%)
10
9
30
6
0.0020.01
(%)
20
30
30
10
0.01-0.05
(%)
25
30
10
20
0.050.25
(%)
20
15
10
30
0.25-2.0
(mm)
(%)
20
10
10
30
1. Kelompokkan kelas ukuran butir berdasarkan USDA
Jawab: Pasir (sand) 0.05-2 mm, Debu (silt) 0.002-0.05 mm, dan Klei
(clay)
                MATA KULIAH PENGANTAR ILMU TANAH (TSL 202)
ZEISA BINTAN TSALITSAN / A24130036
KELOMPOK 1 (JUM’AT)
ASISTEN PRAKTIKUM:
1. Dede Sulaiman, SP
2. Indah Aprilya
3. Salimah Fiddaroini
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmatNya saya dapat menyelesaikan praktikum serta laporan Pengantar Ilmu
Tanah. Isi dari laporan praktikum ini adalah kumpulan dari setiap laporan mingguan
dalam praktikum berlangsung. Laporan ini merupakan syarat untuk mengikuti Ujian
Praktikum Pengantar Ilmu Tanah serta syarat dalam kontrak perkuliahan bahwa
mahasiswa wajib membuat laporan mingguan selama praktikum berlangsung. Saya
juga tidak lupa untuk mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen, staf pengajar,
dan pembimbing dalam praktikum mata kuliah Pengantar Ilmu Tanah yang selalu
membimbing dan mengajari saya dalam melaksanakan praktikum dan dalam
menyusun laporan ini. Serta semua pihak yang membantu saya dalam hal penyusunan
laporan ini. Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saya
mohon maaf atas kesalahan yang ada di laporan ini. Atas perhatian dari Bapa / Ibu
dosen Mata Kuliah Pengantar Ilmu Tanah dan pembimbing praktikum saya ucapkan
terimakasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan bagi kita
semua.
Bogor, Desember 2014
Zeisa Bintan Tsalitsan
A24130036
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
Daftar Tabel
iii
I.
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Tujuan
2
II. METODE
3
2.1. Bahan dan Alat
3
2.1.1. Bahan dan Alat Tekstur, Warna, dan Konsistensi Tanah
3
2.1.2. Bahan dan Alat Morfologi Tanah
3
2.1.3. Bahan dan Alat Pengenalan Pupuk
3
2.1.4. Bahan dan Alat Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
3
2.1.5. Bahan dan Alat Pengenalan Evaluasi Kesuburan Tanah, Menghitung Kebutuhan
Pupuk dan Kapur
4
2.1.6. Bahan dan Alat Pengenalan Peta Topografi, Peta Geologi dan Peta Satuan Lahan 4
2.1.7. Bahan dan Alat Pengenalan peta tanah, peta kemampuan lahan dan peta
kesesuaian lahan
2.2. Prosedur
4
4
2.2.1 Prosedur praktikum tekstur, warna, dan kosistensi tanah
4
2.2.2. Prosedur Praktikum Morfologi Tanah
5
2.2.3. Prosedur Pengenalan Pupuk
5
2.2.4. Prosedur Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
5
2.2.5. Prosedur Pengenalan Evaluasi Kesuburan Tanah, Menghitung Kebutuhan Pupuk
dan Kapur
6
2.2.6. Prosedur Pengenalan Peta Topografi, Peta Geologi dan Peta Satuan Lahan
6
2.2.7. Prosedur Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan dan Peta Kesesuaian
Lahan
6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
6
6
3.1.1. Tekstur, Warna, dan Konsistensi Tanah
6
3.1.2. Morfologi tanah
7
3.1.3. Pengenalan Pupuk
3.1.4. Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
9
12
3.1.5. Pengenalan Evaluasi Kesuburan Tanah, Menghitung Kebutuhan Pupuk dan Kapur
16
3.1.6. Pengenalan Peta Geologi, Peta Topografi dan Peta Satuan Lahan
19
3.1.7. Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan, Peta Kesesuaian Lahan
23
3.2.
PEMBAHASAN
25
3.2.1. Pembahasan tekstur, warna, dan konsistensi
25
3.2.2. Pembahasan Morfologi Tanah Latosol dan Podsolik
26
3.2.3. Pembahasan Pengenalan Pupuk
27
3.2.4. Pembahasan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
28
3.2.5. Pembahasan Pengenalan Evaluasi Kesuburan Tanah, Menghitung Kebutuhan
Pupuk dan Kapur
29
3.2.6. Pembahasan Pengenalan Peta Geologi, Peta Topografi dan Peta Satuan Lahan
30
3.2.7. Pembahasan Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan, Peta Kesesuaian
Lahan
31
Gambar. Segitiga tekstur tanah
32
Gambar. Andosol Sukamantri
32
Gambar. Latosol Darmaga
33
Gambar. Podsolik Darmaga
33
DAFTAR PUSTAKA
34
Kesan dan Pesan Asisten Praktikum
35
Daftar Tabel
Tabel. Tekstur dengan metode kuantitatif
6
Tabel. Kelas tekstur dengan menggunakan segi tiga tekstur
7
Tabel. Tekstur lapang (metode kualitatif)
7
Tabel. Deskripsi profil Latosol Darmaga
8
Tabel. Deskripsi profil Podsolik Darmaga
9
Tabel. Nama, Rumus Kimia, Bentuk, Warna, Unsur Utama, dan Unsur Ikatan
berbagai Jenis Pupuk yang Dijual Di Pasaran
9
Tabel. Air Tersedia
15
Tabel. Distribusi Ukuran Pori
15
Tabel. Status hara tanah Podsolik
16
Tabel. Status hara tanah Latosol
17
Tabel. Hasil perhitungan kebutuhan kapur
18
Tabel. Peta RBI, Sistem Lahan, dan Peta Geologi
19
Tabel. Dua formasi geologi hasil volkan salak
20
Tabel. Dua formasi geologi berumur tersier
20
Tabel. Informasi wilayah yang dibatasi pada peta RBI
21
Tabel. Tiga satuan lahan pada peta system lahan Kabupaten Bogor
21
Tabel. Peta Tanah
23
Tabel. Peta Kemampuan Lahan
23
Tabel. Peta Kesesuaian Lahan
24
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah terdapat di mana-mana, tetapi kepentingan orang terhadap tanah
berbeda-beda. Seorang ahli pertambangan menganggap tanah sebagai sesuatu
yang tidak berguna karena menutupi barang-barang tambang yang dicarinya.
Semua bahan yang digali kecuali batu-batunya dinamakan tanah. Demikian pula
seorang ahli jalan menganggap tanah adalah bagian permukaan bumi yang lembek
sehingga perlu dipasang batu-batu di permukaannya agar menjadi kuat. Dalam
kehidupan sehari-hari tanah diartikan sebagai wilayah darat di mana di atasnya
dapat digunakan untuk berbagai usaha misalnya pertanian, peternakan,
mendirikan bangunan, dan lain-lain.
Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media
tumbuhnya tanaman darat. Tanah berasal dan hasil pelapukan batuan bercampur
dengan sisa-sisa bahan organic dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup
di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air.
Tanah adalah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari
bahan-bahan mineral sebagai hasil alam tanaman dan hewan, yang mampu
menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat tertentu akibat pengaruh iklim dan
jasad hidup yang bertindak sebagai atau terhadap batuan induk dalam keadaan
wilayah tertentu selama jangka waktu tertentu (Anonim, 2007).
Air dalam tanah berasal dan air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga
tidak meresap ke tempat lain. Di samping percampuran bahan mineral dengan
bahan organic, maka dalam proses pembentukan tanah terbentuk pula lapisasnlapisan tanah atau horison-horison. Oleh karena itu, dalam definisi ilmiahnya
tanah (soil) adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun
dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organic, air
dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman. Tanah (soil) berbeda
dengan lahan (land) karena lahan meliputi tanah beserta faktor-faktor fisik
lingkungannya aseperti lereng, hidrologi, iklim, dan sebagainya.
Pembentukan tanah dipengaruhi oleh lima faktor yang bekerja sama dalam
berbagai proses, baik reaksi fisik maupun reaksi kimia. Semula dianggap sebagai
faktor pembentuk tanah hanyalah bahan induk, iklim, dan matahari. Setelah
diketahui mahluk hidup berkembang terus maka faktor ditambah oleh faktor watu.
Topografi yang mempengaruhi tata air ditanah dan erosi tanah juga merupakan
faktor pembentuk tanah (Darma wijaya, 1990). Ilmu yang mempelajari prosesproses pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah,
survai tanah, dan cara-cara pengamatan tanah dilapangan disebut pedologi. Dalam
hal ini tanah dipandang sebagai suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara
khusus dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman. Walaupun demikian,
penemuan-penemuan dalam bidang pedologi akan sangat bermanfaat pula dalam
bidang pertanian maupun nonpertanian seperti pembuatan bangunan.
Apabila tanah dipelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan disebut
edaphologi. Dalam hal ini dipelajari sifat-sifat tanah dan pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tanaman, serta usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki sifat-sifat tanah bagi pertumbuhan tanaman seperti pemupukan,
pengapuran dan lain-lain.
Tanah yang tertutup vegetasi yang tebal selalu mempunyai run off
minimum. Pembajakan tanah dapat untuk menghasilkan permukaan tanah yang
kasar yang membantu run off, tetapi permukaan tanah yang halus/gundul bila
terkena air hujan akan membentuk kulit yang keras dan dapat mengurangi
infiltrasi serta tingkat waktu, yaitu waktu yang dibutuhkan bervariasi yang
tergantung pada stabilitas struktur tanah. Run off maksimal dari tanah berlereng
akan terjadi. Ketika sisa-sisa bahan tertimbun di bawah dan permukaan menjadi
lembab (Thomson, 1979). Dengan meningkatnya pengetahuan manusia tentang
tanah, maka Ilmu Tanah menjadi ilmu yang sangat luas, sehingga untuk dapat
mempelajari dengan baik perlu pengelompokan lebih lanjut kedalam bidangbidang yang lebih khusus. Beberapa bidang khusus dalam Ilmu Tanah tersebut
antara lain Fisika Tanah, Kimia Tanah, kesuburan tanah, konservasi (pengawetan)
Tanah dan Air, Mikrobiologi Tanah.
1.2. Tujuan
Praktikum terdiri atas tujuh materi yang mempunyai tujuan berbeda,
diantaranya sebagai berikut.
1.1.1
Tekstur, Warna, dan Konsistensi
Tujuan : Mengetahui perbandingan liat, debu, dan pasir sebagai
penentu tekstur serta perbedaan jenis tanah di Dramaga
berdasarkan tekstur, warna, dan konsistensi.
1.1.2
Morfologi Tanah Latosol dan Podsolik
Tujuan : Mendeskripsikan profil tanah latosol dan podsolik di
Dramaga
1.1.3
Pengenalan Pupuk
Tujuan : Memberikan pengetahuan tentang perbedaan jenis-jenis
pupuk kimia yang biasa digunakan dalam kegiatan pertanian
1.1.4
Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
Tujuan : Menganalisis beberapa sifat kimia dan fisika tanah yang
penting pada beberapa contoh tanah latosol dan podsolik
1.1.5
Pengenalan Evaluasi Kesuburan Tanah, Menghitung Kebutuhan
Pupuk dan Kapur
Tujuan : Mengetahui status hara tanah latosol dan podsolik serta
cara perhitungan untuk menentukan kebutuhan pupuk dan kapur
dalam pertanian
1.1.6
Pengenalan Peta Geologi, Peta Topografi, dan Peta Satuan Lahan
Tujuan : Mengetahui berbagai informasi yang terdapat pada peta
geologi, peta topografi, dan peta satuan lahan Kabupaten Bogor
dengan skala tertentu
1.1.7
Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan, dan Peta
Kesesuaian Lahan
Tujuan : Menentukan karakteristik lahan berdasarkan informasi
dalam peta tanah, mengetahui faktor penghambat pada lahan
berdasarkan informasi pada peta kemampaun lahan dengan skala
tertentu, dan menentukan kesesuaian lahan.
II. METODE
2.1. Bahan dan Alat
2.1.1. Bahan dan Alat Tekstur, Warna, dan Konsistensi Tanah
Pada praktikum ini menggunakan beberapa alat dan bahan di antaranya:
1. Tanah latosol Dramaga
2. Tanah podsolik Dramaga
3. Tanah andosol Sukamantri
4. Tanah regosol Ciomas
5. 4 buah ember plastik kecil
6. 4 buah piring plastik kecil
7. 4 buah sendok plastik kecil
8. Air
9. Buku standar warna Munsell khusus tanah (Munsell Soil Color Chart)
10. Segi tiga tekstur
2.1.2. Bahan dan Alat Morfologi Tanah
1. Profil tanah latosol di kebun sawit Cikabayan
2. Profil tanah di kebun Cikabayan bagian bawah
3. Cangkul
4. Air
5. Buku standar warna Munsell khusus tanah (Munsell Soil Color
Chart)
6. Kertas indikator pH
7. Cangkul
2.1.3. Bahan dan Alat Pengenalan Pupuk
1. Berbagai macam pupuk yang dijual di pasaran
2.1.4. Bahan dan Alat Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
1. Kertas fotocopy yang berisi materi praktikum pengenalan data sifat kimia
dan fisik tanah
2. Alat tulis
2.1.5. Bahan dan Alat Pengenalan Evaluasi Kesuburan Tanah, Menghitung
Kebutuhan Pupuk dan Kapur
1. Lembar fotokopi PIT materi 5
2. Alat Tulis
3. Kertas
2.1.6. Bahan dan Alat Pengenalan Peta Topografi, Peta Geologi dan Peta Satuan
Lahan
1. Peta
2. Kertas HVS
3. Alat Tulis (Pensil, Pena, Penggaris)
2.1.7. Bahan dan Alat Pengenalan peta tanah, peta kemampuan lahan dan peta
kesesuaian lahan
1. Alat tulis
2. Satuan peta tanah
3. Peta kemampuan lahan
2.2. Prosedur
2.2.1 Prosedur praktikum tekstur, warna, dan kosistensi tanah
Pada praktikum ini dilakukan klasifikasi tanah berdasarkan metode
kuantitatif dan metode kualitatif. Selain itu, pada praktikum kali ini menguji
konsistensi tanah.
Metode kuantitatif memiliki prosedur sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Bandingkan persentase kandungan pasir, debu, dan liat pada suatu masa
tanah
3.
Klasifikasikan masa tanah tersebut berdasarkan perbandingan persentase
kandungan pasir, debu, dan liat pada segi tiga tekstur
Selanjutnya, metode kualitatif memiliki prosedur sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil masa tanah dalam ember ke sebuah piring
3. Beri sedikit air agar masa tanah tersebut lembab
4. Selanjutnya, masa tanah tersebut dipijat dan dipilin di antara ibu jari dan
telunjuk hingga menjadi pasta tanah yang sempurna
5. Perhatikan rasa kasar, lengket, dan licinnya
6. Selajutnya pasta tanah dibuat gulungan-gulungan sambil diperhatikan daya
tahannya tekanan dan kelekatannya pada ibu jari dan telunjuk
7. Hasil pengamatan berdasarkan perasaan terhadap pasta tanah ini kemudian
dibandingkan dengan cirri-ciri tertentu pada tabel cirri penentu kelas
tekstur tanah dengan metode perasaan
Setelah itu, konsistensi tanah ditetapkan dalam 3 kondisi air yaitu
konsistensi basah, konsistensi lembab, dan konsistensi kering. Konsistensi
tanah dalam keadaan basah memiiki prosedur yaitu:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil masa tanah dalam ember ke sebuah piring
3. Beri sedikit air agar masa tanah memiliki kadar air lebih tinggi daripada
kapasitas lapang
4. Selanjutnya, untuk menentukan sifat kelekatan, ambil pasta tanah tersebut
lalu tekan di antara ibu jari dan telunjuk kemudian ibu jari dan telunjuk
tersebut direngganggkan.
5. Selanjutnya, pasta tanah tersebut dipijat dan dipilin di antara ibu jari dan
telunjuk untuk menentukan sifat plastis
2.2.2. Prosedur Praktikum Morfologi Tanah
1. Buatlah galian tanah dengan kedalaman kira-kira 1 meter.
2. Amatilah profil tanah galian tersebut dengan menentukan batas-batas
horizon (batas antar lapisan tanah).
3. Apabila batas antar lapisan tanah sulit ditentukan, maka tusuk-tusuk tanah
dengan pisau dan tentukan batas kedalamannya untuk mencari batas antar
lapisan tanahnya.
4. Amati sifat biologi dan sifat fisik tanah tersebut dengan melihat aktivitas
akar dari tegakan pohon yang ada disekitar tanah.
2.2.3. Prosedur Pengenalan Pupuk
Diamati sebanyak 38 jenis pupuk yang sudah disediakan. Kemudian,
setiap jenis pupuk diklasifikasikan berdasarkan nama pupuk, rumus kimia,
bentuk, warna, dan unsur ikatan. Masing-masing pupuk tersebut digolongkan
berdasarkan kandungannya (pupuk tunggal atau pupuk majemuk).
2.2.4. Prosedur Pengenalan Data Sifat Kimia dan Sifat Fisika Tanah
1. Menganalisis tampilan data fisika tanah yang diterbitkan oleh Departemen
Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Fakultas Pertanian IPB pada tanggal
28 Juni 2013 mengenai data ukuran pori dan air tersedia sudah sesuai apa
tidak
2. Menganalisis mengenai data permeabilitas dan kadar air maksimum yang
dapat disimpan pada tanah
3. Menghitung kandungan bahan organik, nisbah C/N, kandungan P dan K di
dalam tanah (P2O5 dan K2O), Kejenuhan basa dan Kejenuhan Al pada
praktikum pengenalan Data Kimia Tanah
4. Menentukan tekstur tanah yang terdapat pada praktikum tersebut.
2.2.5. Prosedur Pengenalan Evaluasi Kesuburan Tanah, Menghitung Kebutuhan
Pupuk dan Kapur
1. Menentukan status kesuburan tanah Latosol dan Podsolik berdasarkan
yang digunakan pada praktikum minggu 8.
2. Menentukan jumlah pupuk phonska yang diperlukan dan pupuk lain yang
harus ditambahkan berdasarkan data pada lembar tugas praktikum 5.
3. Menentukan jumlah pupuk majemuk yang diperlukan dan berapa pupuk
lain yang harus ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan pupuk yang
telah ditentukan.
4. Menentukan jumlah kapur yang harus diberikan pada beberapa macam
tanah yang telah diketahui kedalaman tanah, dosis kapur, dan particle
density.
2.2.6. Prosedur Pengenalan Peta Topografi, Peta Geologi dan Peta Satuan Lahan
1. Persiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan
2. Amati dengan seksama setiap seluk beluk informasi yang diberikan di peta
3. Catat setiap informasi penting yang dibutuhkan yang terdapat pada peta
2.2.7. Prosedur Pengenalan Peta Tanah, Peta Kemampuan Lahan dan Peta
Kesesuaian Lahan
1. Memperhatikan peta kemampuan lahan.
2. Menghitung luas lahan untuk usaha pertanian.
3. Mencatat kelas kemampuan lahan dan faktor pembatasnya.
4. Memperhatikan satuan peta tanah.
5. Mengelomp;okkan SPT ke dalam kelas kesesuaian lahan.
6. Mencatat luas lahan yang termasuk kelas S2 dan S3 beserta faktor-faktor
pembatasnya.
7. Menyebutkan kelas kesesuaian lahan pada SPT-7 dan SPT-10 untuk
tanaman semusim dan tanaman tahunan serta menyebutkan factor
pembatasnya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.1.1. Tekstur, Warna, dan Konsistensi Tanah
a. Tekstur berdasarkan hasil analisis laboratorium (metode Kuantitatif)
Tabel. Tekstur dengan metode kuantitatif
<
0.0002
(%)
(a) 5
(b) 6
(c) 10
(d) 4
0.00020.002
(%)
10
9
30
6
0.0020.01
(%)
20
30
30
10
0.01-0.05
(%)
25
30
10
20
0.050.25
(%)
20
15
10
30
0.25-2.0
(mm)
(%)
20
10
10
30
1. Kelompokkan kelas ukuran butir berdasarkan USDA
Jawab: Pasir (sand) 0.05-2 mm, Debu (silt) 0.002-0.05 mm, dan Klei
(clay)