T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Praktek Kerja Industri Di SMK Negeri 1 Sayung T2 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Slogan
‘SMK-bisa’
yang
banyak
diiklankan
pemerintah di media sosial, media massa, dan di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) tentunya berdampak pada
semangat kinerja guru ataupun siswanya. Terlebih
memasuki era perdagangan bebas, keadaan Indonesia
sekarang ini, masyarakat dituntut untuk lebih mandiri
dan kreatif. Dengan demikian dibutuhkan jiwa mandiri
dan
keterampilan,
untuk
serta
menggerakkan
kewirausahaan
roda
masyarakat
perekonomian,
industri,
perdagangan dan jasa dengan harapan dapat menopang
kebutuhan hidup sehari-hari. Penanaman jiwa dan
keterampilan kewirausahaan dapat dilaksanakan melalui
pendidikan formal di sekolah,maupun nonformal
di masyarakat. Menurut Finch dalam Rusnani (2010),
pendidikan kejuruan di SMK memberikan bekal kepada
peserta
didik
untuk
bekerja
guna
menopang
kehidupannya. Sesuai dengan pernyataan di atas, siswa
SMK
diharapkan
mampu
mengembangkan
jiwa
kewirausahaannya, setelah belajar melalui programprogram sekolah, salah satunya adalah praktik kerja
industri (Prakerin).
Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah Bab I Pasal 1 ayat (3) berbunyi :
“Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan
1
pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan
jenis
pekerjaan
Menengah
tertentu”.
Kejuruan
tersebut
Karakteristik
Sekolah
menunjukkan
bahwa
transformasi pendidikan kejuruan harus merupakan
replika dunia kerja, sehingga pencapaian ketrampilan,
kebiasaan berfikir dan etika kerja dapat terbentuk sesuai
dengan tuntutan dunia kerja sebagaimana dikemukakan
Finch (1999), “Pendidikan kejuruan akan aktif jika dia
melatih seseorang dalam kebiasaan berfikir dan bekerja
seperti yang dilakukan dalam pekerjaan itu sendiri”.Hal
ini mengandung makna bahwa dalam pelaksanaan KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar) bagi para siswa di sekolah
kejuruan
memerlukan
latihan
ketrampilan
dimana
situasi belajar harus melakukan simulasi tuntutan
pekerjaan lapangan atau melaksanakanpekerjaan.
Praktik kerja industri (Prakerin) adalah program
yang dirancang untuk siswa SMK berlatih melakukan
pekerjaan di dunia usaha/ dunia industri (DU/DI).
Rusnani
(2010),
berpandangan
bahwa
lingkungan
belajar yang mendukung sekolah kejuruan sebagai
berikut: (1) ruang kelas, (2) bengkel sekolah, (3) unit
produksi, (4) fasilitas pusat latihan, (5) latihan di
industri dan (6) tempat kerja industri. Selanjutnya,
praktik kerja industri (Prakerin) merupakan salah satu
wadah yang bisa mengembangkan ketrampilan dan
mengasah kompetensi keahlian bagi siswa di dunia
usaha/ dunia industri (DU/DI).
2
Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk mendukung
kegiatan belajar yang berorientasi kepada dunia usaha
dan industri, maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
wajib melaksanakan program prakerin (Praktik kerja
industri).
Hal
ini
No.0490/U/1999,
sesuai
yaitu:
dengan
Permendiknas
“Menyiapkan siswa
untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga dapat
mengembangkan diri sejalan dengan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta untuk memasuki dunia
kerja yang lebih profesional”. Berdasarkan pengamatan
dan fenomena yang ada di lapangan, tamatan SMK
diperoleh
gambaran
kurang
memiliki
sikap
berwirausaha.
Praktik
kerja
industri
(Prakerin)
merupakan
salah satu penerapan metode mengajar dalam bentuk
kerja lapangan, siswa di tempatkan langsung di dunia
usaha
dan
dunia
industri.
Pelaksanaan
Prakerin
merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda yang
merupakan inovasi pada program SMK dimana peserta
didik melakukan praktik kerja (magang) di perusahaan
atau industri yang merupakan bagian integral dari proses
pendidikan dan pelatihan di SMK.
Prakerin dalam rangka pelaksanaan Pendidikan
Sistim Ganda (PSG) pada Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) didasarkan atas ketentuan yang tertuang dalam
Kepmendikbud No. 323/U/1993, tentang penyelenggaraan
PSG pada SMK. Praktik kerja industri merupakan salah
satu model penyelenggaraan pendidikan profesional yang
memadukan secara sistematis dan sinkronisasi antara
3
pendidikan di sekolah dan penguasaan keahlian atau
keterampilan yang diperoleh melalui bekerja langsung di
dunia kerja dan dunia industri untuk mencapai suatu
tingkat keahlian yang cukup profesional sesuai dengan
program keahlian dan dan yang diharapkan dalam profil
kemampuan lulusan SMK (Arifin, 2014: 5). Uraian
tersebut bermakna bahwa praktik kerja industri sangat
penting peranannnya untuk meningkatkan kompetensi
lulusan SMK memasuki dunia usaha/ dunia industri
secara nyata.
Praktik
kerja
industri
(Prakerin),
merupakan
wahana untuk mengenalkan dan mendekatkan siswa
SMK dengan lingkungan kerja yang nyata. Tempat
prakerin untuk siswa disesuaikan dengan program
keahlian yang ada di sekolah tersebut. Selain itu,
praktek
kerja
industri
juga
bisa
melatih
dan
mengembangkan ketrampilan siswa. Berangkat dari
pentingnya peranan praktek kerja industri dalam sebuah
Sekolah
Menengah
mengevaluasi
industri)
di
Kejuruan
pelaksanaan
SMK
Negeri
(SMK),
prakerin
1
Sayung
peneliti
ingin
(Praktik
kerja
yang
berbasis
peningkatan ketrampilan siswa. Dalam hal ini, peneliti
memilih SMK Negeri 1 Sayung, Kabupaten Demak
sebagai lokasi penelitian. Program keahlian atau jurusan
yang ada di SMK Negeri 1 Sayung Kabupaten Demak,
diantaranya adalah program keahlian Busana Butik
(Spektrum baru: Tata Busana), Teknik Pengelasan (TL),
dua jurusan ini adalah jurusan yang lebih awal didirikan
yaitu tahun 2004. Sedangkan
jurusan Teknik Sepeda
4
Motor (TSM), Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), dan Jasa
Boga (JB) adalah jurusan baru yang didirikan yaitu
tahun 2010 (TU SMK Negeri 1 Sayung, 2014). Masingmasing
program
keahlian
mempunyai
karakteristik
sendiri- sendiri sehingga tempat prakerin juga berbeda.
Semua tempat praktik kerja industri (Prakerin) yang
biasa disebut dengan dunia usaha/ dunia industri
(DU/DI)
yang
akan
ditempati
oleh
siswa
juga
disesuaikan atau diidentifikasi oleh guru produktif
masing- masing dengan mekanisme yang berbeda. Siswa
mencari sendiri tempat prakerin setelah itu dicek oleh
guru
yang
bersangkutan,
merekomendasikan
tempat
atau
guru
yang
prakerin
untuk
siswa.
Program praktik kerja industri (Prakerin) sudah pasti
diharapkan
untuk
mendukung
ketrampilan
siswa,
karena dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar),
pelajaran produktif SMK tidak bisa terpisah dari program
praktik kerja industri (Prakerin). Dengan demikian,
model evaluasi yang akan digunakan oleh peneliti untuk
mengevaluasi program prakerin adalah model CIPP dari
Stufflebeam (1986). Evaluasi program praktik kerja
industri (Prakerin) berbasis peningkatan ketrampilan
siswa
yang
dapat
dinilai
dari
sudut
sistem
yang
teridentifikasi dari konteks (Context), masukan (Input),
proses (Prosess), dan hasil (Product).
Menurut Stufflebeam (1985:15) dalam Badrujaman
(2011) menyatakan bahwa evaluasi seharusnya memiliki
tujuan untuk memperbaiki (to improve) bukan untuk
membuktikan (to prove). Dengan demikian, evaluasi
5
seharusnya dapat membuat perbaikan, meningkatkan
akuntabilitas,
serta
pemahaman
yang
lebih
dalam
mengenai program prakerin. Berdasarkan pengamatan
awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan
praktik kerja industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung,
terdapat fenomena yang melatarbelakangi penelitian ini
yaitu: (1) Belum optimalnya keahlian kerja (kompetensi)
sebagian siswa yang telah melaksanakan praktik kerja
industri
(Prakerin);
sebagian
siswa
(2)
dalam
Masih
rendahnya
melaksanakan
disiplin
praktik
kerja
industri (Prakerin); (3) Masih terdapat sebagian dunia
usaha / dunia industri (DU/ DI) yang menjadi partner/
institusi
pasangan
pendidikan
atau
belum
pelatihan
mempunyai
bersama
program
serta
adanya
sebagian DU/ DI yang menempatkan siswa praktik pada
bidang
kerja
yang
tidak
sesuai
dengan
program
keahliannya. Dari beberapa masalah yang ada di atas,
evaluasi
seharusnya
dapat
memberikan
gambaran
menyeluruh terhadap program. Dengan melaksanakan
evaluasi manajemen program praktik kerja industri
(Prakerin) secara menyeluruh, maka dapat membuat
perbaikan dan pengembangan program. Berdasarkan
pemikiran di atas akan dilakukan penelitian dengan
judul “Evaluasi Praktik Kerja Industri di SMK Negeri
1 Sayung”.
6
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana konteks (context) penyelenggaraan Praktik
Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung ?
2. Bagaimana input (input) penyelenggaraan Praktik
Kerja Industri(Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung?
3. Bagaimana proses (process) penyelenggaraan Praktik
Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung?
4. Bagaimana hasil (product) penyelenggaraan Praktik
Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk
mengetahui
konteks
(context)
penyelenggaraan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
di SMK Negeri 1 Sayung.
2. Untuk mengetahui input (input) penyelenggaraan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 1
Sayung.
3. Untuk
mengetahui
proses
(process)
penyelenggaraan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
di SMK Negeri 1 Sayung.
4. Untuk mengetahui hasil (product) penyelenggaraan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 1
Sayung.
7
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat
teoritis:
Untuk
memperdalam
kajian
administrasi pendidikan, khususnya pengelolaan dan
evaluasi program sekolah tentang praktik kerja
industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung yang
bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan siswa.
2. Manfaat praktis :
-
Untuk sekolah, diharapkan penelitian ini dapat
menjadi
bahan
masukan
dan
pertimbangan
dalam pengelolaan dan pelaksanaan praktik kerja
industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung.
Selain
itu,
sumbangan
mendalam
diharapkan
pemikiran
mengenai
dapat
dan
dijadikan
pengkajian
pengembangan
lebih
program
praktik kerja industri (Prakerin).
-
Untuk kepala sekolah, diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan bahan masukan agar kepala
sekolah
sebagai
mengambil
penanggung
kebijakan
guna
jawab,
dapat
mengefektifkan
program praktik kerja industri (Prakerin)di SMK
Negeri 1 Sayung.
-
Untuk guru dan karyawan, diharapkan penelitian
ini dapat dijadikan masukan yang lebih baik
untuk
pelaksanaan
praktik
kerja
industri
(Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung.
-
Untuk
siswa,
diharapkan
dengan
adanya
penelitian ini, siswa dapat mengetahui bahwa
program praktik kerja industri (Prakerin) penting
8
sekali
peranannya
dalam
mengembangkan
keahlian atau ketrampilannya yang tidak hanya
bisa didapatkan di kelas atau di sekolah tetapi
bisa juga didapatkan di dunia usaha/ dunia
industri (DU/DI).
9
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Slogan
‘SMK-bisa’
yang
banyak
diiklankan
pemerintah di media sosial, media massa, dan di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) tentunya berdampak pada
semangat kinerja guru ataupun siswanya. Terlebih
memasuki era perdagangan bebas, keadaan Indonesia
sekarang ini, masyarakat dituntut untuk lebih mandiri
dan kreatif. Dengan demikian dibutuhkan jiwa mandiri
dan
keterampilan,
untuk
serta
menggerakkan
kewirausahaan
roda
masyarakat
perekonomian,
industri,
perdagangan dan jasa dengan harapan dapat menopang
kebutuhan hidup sehari-hari. Penanaman jiwa dan
keterampilan kewirausahaan dapat dilaksanakan melalui
pendidikan formal di sekolah,maupun nonformal
di masyarakat. Menurut Finch dalam Rusnani (2010),
pendidikan kejuruan di SMK memberikan bekal kepada
peserta
didik
untuk
bekerja
guna
menopang
kehidupannya. Sesuai dengan pernyataan di atas, siswa
SMK
diharapkan
mampu
mengembangkan
jiwa
kewirausahaannya, setelah belajar melalui programprogram sekolah, salah satunya adalah praktik kerja
industri (Prakerin).
Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah Bab I Pasal 1 ayat (3) berbunyi :
“Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan
1
pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan
jenis
pekerjaan
Menengah
tertentu”.
Kejuruan
tersebut
Karakteristik
Sekolah
menunjukkan
bahwa
transformasi pendidikan kejuruan harus merupakan
replika dunia kerja, sehingga pencapaian ketrampilan,
kebiasaan berfikir dan etika kerja dapat terbentuk sesuai
dengan tuntutan dunia kerja sebagaimana dikemukakan
Finch (1999), “Pendidikan kejuruan akan aktif jika dia
melatih seseorang dalam kebiasaan berfikir dan bekerja
seperti yang dilakukan dalam pekerjaan itu sendiri”.Hal
ini mengandung makna bahwa dalam pelaksanaan KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar) bagi para siswa di sekolah
kejuruan
memerlukan
latihan
ketrampilan
dimana
situasi belajar harus melakukan simulasi tuntutan
pekerjaan lapangan atau melaksanakanpekerjaan.
Praktik kerja industri (Prakerin) adalah program
yang dirancang untuk siswa SMK berlatih melakukan
pekerjaan di dunia usaha/ dunia industri (DU/DI).
Rusnani
(2010),
berpandangan
bahwa
lingkungan
belajar yang mendukung sekolah kejuruan sebagai
berikut: (1) ruang kelas, (2) bengkel sekolah, (3) unit
produksi, (4) fasilitas pusat latihan, (5) latihan di
industri dan (6) tempat kerja industri. Selanjutnya,
praktik kerja industri (Prakerin) merupakan salah satu
wadah yang bisa mengembangkan ketrampilan dan
mengasah kompetensi keahlian bagi siswa di dunia
usaha/ dunia industri (DU/DI).
2
Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk mendukung
kegiatan belajar yang berorientasi kepada dunia usaha
dan industri, maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
wajib melaksanakan program prakerin (Praktik kerja
industri).
Hal
ini
No.0490/U/1999,
sesuai
yaitu:
dengan
Permendiknas
“Menyiapkan siswa
untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga dapat
mengembangkan diri sejalan dengan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta untuk memasuki dunia
kerja yang lebih profesional”. Berdasarkan pengamatan
dan fenomena yang ada di lapangan, tamatan SMK
diperoleh
gambaran
kurang
memiliki
sikap
berwirausaha.
Praktik
kerja
industri
(Prakerin)
merupakan
salah satu penerapan metode mengajar dalam bentuk
kerja lapangan, siswa di tempatkan langsung di dunia
usaha
dan
dunia
industri.
Pelaksanaan
Prakerin
merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda yang
merupakan inovasi pada program SMK dimana peserta
didik melakukan praktik kerja (magang) di perusahaan
atau industri yang merupakan bagian integral dari proses
pendidikan dan pelatihan di SMK.
Prakerin dalam rangka pelaksanaan Pendidikan
Sistim Ganda (PSG) pada Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) didasarkan atas ketentuan yang tertuang dalam
Kepmendikbud No. 323/U/1993, tentang penyelenggaraan
PSG pada SMK. Praktik kerja industri merupakan salah
satu model penyelenggaraan pendidikan profesional yang
memadukan secara sistematis dan sinkronisasi antara
3
pendidikan di sekolah dan penguasaan keahlian atau
keterampilan yang diperoleh melalui bekerja langsung di
dunia kerja dan dunia industri untuk mencapai suatu
tingkat keahlian yang cukup profesional sesuai dengan
program keahlian dan dan yang diharapkan dalam profil
kemampuan lulusan SMK (Arifin, 2014: 5). Uraian
tersebut bermakna bahwa praktik kerja industri sangat
penting peranannnya untuk meningkatkan kompetensi
lulusan SMK memasuki dunia usaha/ dunia industri
secara nyata.
Praktik
kerja
industri
(Prakerin),
merupakan
wahana untuk mengenalkan dan mendekatkan siswa
SMK dengan lingkungan kerja yang nyata. Tempat
prakerin untuk siswa disesuaikan dengan program
keahlian yang ada di sekolah tersebut. Selain itu,
praktek
kerja
industri
juga
bisa
melatih
dan
mengembangkan ketrampilan siswa. Berangkat dari
pentingnya peranan praktek kerja industri dalam sebuah
Sekolah
Menengah
mengevaluasi
industri)
di
Kejuruan
pelaksanaan
SMK
Negeri
(SMK),
prakerin
1
Sayung
peneliti
ingin
(Praktik
kerja
yang
berbasis
peningkatan ketrampilan siswa. Dalam hal ini, peneliti
memilih SMK Negeri 1 Sayung, Kabupaten Demak
sebagai lokasi penelitian. Program keahlian atau jurusan
yang ada di SMK Negeri 1 Sayung Kabupaten Demak,
diantaranya adalah program keahlian Busana Butik
(Spektrum baru: Tata Busana), Teknik Pengelasan (TL),
dua jurusan ini adalah jurusan yang lebih awal didirikan
yaitu tahun 2004. Sedangkan
jurusan Teknik Sepeda
4
Motor (TSM), Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), dan Jasa
Boga (JB) adalah jurusan baru yang didirikan yaitu
tahun 2010 (TU SMK Negeri 1 Sayung, 2014). Masingmasing
program
keahlian
mempunyai
karakteristik
sendiri- sendiri sehingga tempat prakerin juga berbeda.
Semua tempat praktik kerja industri (Prakerin) yang
biasa disebut dengan dunia usaha/ dunia industri
(DU/DI)
yang
akan
ditempati
oleh
siswa
juga
disesuaikan atau diidentifikasi oleh guru produktif
masing- masing dengan mekanisme yang berbeda. Siswa
mencari sendiri tempat prakerin setelah itu dicek oleh
guru
yang
bersangkutan,
merekomendasikan
tempat
atau
guru
yang
prakerin
untuk
siswa.
Program praktik kerja industri (Prakerin) sudah pasti
diharapkan
untuk
mendukung
ketrampilan
siswa,
karena dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar),
pelajaran produktif SMK tidak bisa terpisah dari program
praktik kerja industri (Prakerin). Dengan demikian,
model evaluasi yang akan digunakan oleh peneliti untuk
mengevaluasi program prakerin adalah model CIPP dari
Stufflebeam (1986). Evaluasi program praktik kerja
industri (Prakerin) berbasis peningkatan ketrampilan
siswa
yang
dapat
dinilai
dari
sudut
sistem
yang
teridentifikasi dari konteks (Context), masukan (Input),
proses (Prosess), dan hasil (Product).
Menurut Stufflebeam (1985:15) dalam Badrujaman
(2011) menyatakan bahwa evaluasi seharusnya memiliki
tujuan untuk memperbaiki (to improve) bukan untuk
membuktikan (to prove). Dengan demikian, evaluasi
5
seharusnya dapat membuat perbaikan, meningkatkan
akuntabilitas,
serta
pemahaman
yang
lebih
dalam
mengenai program prakerin. Berdasarkan pengamatan
awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan
praktik kerja industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung,
terdapat fenomena yang melatarbelakangi penelitian ini
yaitu: (1) Belum optimalnya keahlian kerja (kompetensi)
sebagian siswa yang telah melaksanakan praktik kerja
industri
(Prakerin);
sebagian
siswa
(2)
dalam
Masih
rendahnya
melaksanakan
disiplin
praktik
kerja
industri (Prakerin); (3) Masih terdapat sebagian dunia
usaha / dunia industri (DU/ DI) yang menjadi partner/
institusi
pasangan
pendidikan
atau
belum
pelatihan
mempunyai
bersama
program
serta
adanya
sebagian DU/ DI yang menempatkan siswa praktik pada
bidang
kerja
yang
tidak
sesuai
dengan
program
keahliannya. Dari beberapa masalah yang ada di atas,
evaluasi
seharusnya
dapat
memberikan
gambaran
menyeluruh terhadap program. Dengan melaksanakan
evaluasi manajemen program praktik kerja industri
(Prakerin) secara menyeluruh, maka dapat membuat
perbaikan dan pengembangan program. Berdasarkan
pemikiran di atas akan dilakukan penelitian dengan
judul “Evaluasi Praktik Kerja Industri di SMK Negeri
1 Sayung”.
6
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana konteks (context) penyelenggaraan Praktik
Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung ?
2. Bagaimana input (input) penyelenggaraan Praktik
Kerja Industri(Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung?
3. Bagaimana proses (process) penyelenggaraan Praktik
Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung?
4. Bagaimana hasil (product) penyelenggaraan Praktik
Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk
mengetahui
konteks
(context)
penyelenggaraan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
di SMK Negeri 1 Sayung.
2. Untuk mengetahui input (input) penyelenggaraan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 1
Sayung.
3. Untuk
mengetahui
proses
(process)
penyelenggaraan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
di SMK Negeri 1 Sayung.
4. Untuk mengetahui hasil (product) penyelenggaraan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 1
Sayung.
7
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat
teoritis:
Untuk
memperdalam
kajian
administrasi pendidikan, khususnya pengelolaan dan
evaluasi program sekolah tentang praktik kerja
industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung yang
bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan siswa.
2. Manfaat praktis :
-
Untuk sekolah, diharapkan penelitian ini dapat
menjadi
bahan
masukan
dan
pertimbangan
dalam pengelolaan dan pelaksanaan praktik kerja
industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung.
Selain
itu,
sumbangan
mendalam
diharapkan
pemikiran
mengenai
dapat
dan
dijadikan
pengkajian
pengembangan
lebih
program
praktik kerja industri (Prakerin).
-
Untuk kepala sekolah, diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan bahan masukan agar kepala
sekolah
sebagai
mengambil
penanggung
kebijakan
guna
jawab,
dapat
mengefektifkan
program praktik kerja industri (Prakerin)di SMK
Negeri 1 Sayung.
-
Untuk guru dan karyawan, diharapkan penelitian
ini dapat dijadikan masukan yang lebih baik
untuk
pelaksanaan
praktik
kerja
industri
(Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung.
-
Untuk
siswa,
diharapkan
dengan
adanya
penelitian ini, siswa dapat mengetahui bahwa
program praktik kerja industri (Prakerin) penting
8
sekali
peranannya
dalam
mengembangkan
keahlian atau ketrampilannya yang tidak hanya
bisa didapatkan di kelas atau di sekolah tetapi
bisa juga didapatkan di dunia usaha/ dunia
industri (DU/DI).
9