T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Praktek Kerja Industri Di SMK Negeri 1 Sayung T2 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Slogan

‘SMK-bisa’

yang

banyak

diiklankan

pemerintah di media sosial, media massa, dan di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) tentunya berdampak pada
semangat kinerja guru ataupun siswanya. Terlebih
memasuki era perdagangan bebas, keadaan Indonesia
sekarang ini, masyarakat dituntut untuk lebih mandiri
dan kreatif. Dengan demikian dibutuhkan jiwa mandiri
dan


keterampilan,

untuk

serta

menggerakkan

kewirausahaan

roda

masyarakat

perekonomian,

industri,

perdagangan dan jasa dengan harapan dapat menopang
kebutuhan hidup sehari-hari. Penanaman jiwa dan

keterampilan kewirausahaan dapat dilaksanakan melalui
pendidikan formal di sekolah,maupun nonformal
di masyarakat. Menurut Finch dalam Rusnani (2010),
pendidikan kejuruan di SMK memberikan bekal kepada
peserta

didik

untuk

bekerja

guna

menopang

kehidupannya. Sesuai dengan pernyataan di atas, siswa
SMK

diharapkan


mampu

mengembangkan

jiwa

kewirausahaannya, setelah belajar melalui programprogram sekolah, salah satunya adalah praktik kerja
industri (Prakerin).
Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah Bab I Pasal 1 ayat (3) berbunyi :
“Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan

1

pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan
jenis

pekerjaan


Menengah

tertentu”.

Kejuruan

tersebut

Karakteristik

Sekolah

menunjukkan

bahwa

transformasi pendidikan kejuruan harus merupakan
replika dunia kerja, sehingga pencapaian ketrampilan,
kebiasaan berfikir dan etika kerja dapat terbentuk sesuai

dengan tuntutan dunia kerja sebagaimana dikemukakan
Finch (1999), “Pendidikan kejuruan akan aktif jika dia
melatih seseorang dalam kebiasaan berfikir dan bekerja
seperti yang dilakukan dalam pekerjaan itu sendiri”.Hal
ini mengandung makna bahwa dalam pelaksanaan KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar) bagi para siswa di sekolah
kejuruan

memerlukan

latihan

ketrampilan

dimana

situasi belajar harus melakukan simulasi tuntutan
pekerjaan lapangan atau melaksanakanpekerjaan.
Praktik kerja industri (Prakerin) adalah program
yang dirancang untuk siswa SMK berlatih melakukan

pekerjaan di dunia usaha/ dunia industri (DU/DI).
Rusnani

(2010),

berpandangan

bahwa

lingkungan

belajar yang mendukung sekolah kejuruan sebagai
berikut: (1) ruang kelas, (2) bengkel sekolah, (3) unit
produksi, (4) fasilitas pusat latihan, (5) latihan di
industri dan (6) tempat kerja industri. Selanjutnya,
praktik kerja industri (Prakerin) merupakan salah satu
wadah yang bisa mengembangkan ketrampilan dan
mengasah kompetensi keahlian bagi siswa di dunia
usaha/ dunia industri (DU/DI).


2

Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk mendukung
kegiatan belajar yang berorientasi kepada dunia usaha
dan industri, maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
wajib melaksanakan program prakerin (Praktik kerja
industri).

Hal

ini

No.0490/U/1999,

sesuai

yaitu:

dengan


Permendiknas

“Menyiapkan siswa

untuk

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga dapat
mengembangkan diri sejalan dengan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta untuk memasuki dunia
kerja yang lebih profesional”. Berdasarkan pengamatan
dan fenomena yang ada di lapangan, tamatan SMK
diperoleh

gambaran

kurang

memiliki

sikap


berwirausaha.
Praktik

kerja

industri

(Prakerin)

merupakan

salah satu penerapan metode mengajar dalam bentuk
kerja lapangan, siswa di tempatkan langsung di dunia
usaha

dan

dunia


industri.

Pelaksanaan

Prakerin

merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda yang
merupakan inovasi pada program SMK dimana peserta
didik melakukan praktik kerja (magang) di perusahaan
atau industri yang merupakan bagian integral dari proses
pendidikan dan pelatihan di SMK.
Prakerin dalam rangka pelaksanaan Pendidikan
Sistim Ganda (PSG) pada Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) didasarkan atas ketentuan yang tertuang dalam
Kepmendikbud No. 323/U/1993, tentang penyelenggaraan
PSG pada SMK. Praktik kerja industri merupakan salah
satu model penyelenggaraan pendidikan profesional yang
memadukan secara sistematis dan sinkronisasi antara

3


pendidikan di sekolah dan penguasaan keahlian atau
keterampilan yang diperoleh melalui bekerja langsung di
dunia kerja dan dunia industri untuk mencapai suatu
tingkat keahlian yang cukup profesional sesuai dengan
program keahlian dan dan yang diharapkan dalam profil
kemampuan lulusan SMK (Arifin, 2014: 5). Uraian
tersebut bermakna bahwa praktik kerja industri sangat
penting peranannnya untuk meningkatkan kompetensi
lulusan SMK memasuki dunia usaha/ dunia industri
secara nyata.
Praktik

kerja

industri

(Prakerin),

merupakan

wahana untuk mengenalkan dan mendekatkan siswa
SMK dengan lingkungan kerja yang nyata. Tempat
prakerin untuk siswa disesuaikan dengan program
keahlian yang ada di sekolah tersebut. Selain itu,
praktek

kerja

industri

juga

bisa

melatih

dan

mengembangkan ketrampilan siswa. Berangkat dari
pentingnya peranan praktek kerja industri dalam sebuah
Sekolah

Menengah

mengevaluasi
industri)

di

Kejuruan

pelaksanaan
SMK

Negeri

(SMK),

prakerin
1

Sayung

peneliti

ingin

(Praktik

kerja

yang

berbasis

peningkatan ketrampilan siswa. Dalam hal ini, peneliti
memilih SMK Negeri 1 Sayung, Kabupaten Demak
sebagai lokasi penelitian. Program keahlian atau jurusan
yang ada di SMK Negeri 1 Sayung Kabupaten Demak,
diantaranya adalah program keahlian Busana Butik
(Spektrum baru: Tata Busana), Teknik Pengelasan (TL),
dua jurusan ini adalah jurusan yang lebih awal didirikan
yaitu tahun 2004. Sedangkan

jurusan Teknik Sepeda

4

Motor (TSM), Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), dan Jasa
Boga (JB) adalah jurusan baru yang didirikan yaitu
tahun 2010 (TU SMK Negeri 1 Sayung, 2014). Masingmasing

program

keahlian

mempunyai

karakteristik

sendiri- sendiri sehingga tempat prakerin juga berbeda.
Semua tempat praktik kerja industri (Prakerin) yang
biasa disebut dengan dunia usaha/ dunia industri
(DU/DI)

yang

akan

ditempati

oleh

siswa

juga

disesuaikan atau diidentifikasi oleh guru produktif
masing- masing dengan mekanisme yang berbeda. Siswa
mencari sendiri tempat prakerin setelah itu dicek oleh
guru

yang

bersangkutan,

merekomendasikan

tempat

atau

guru

yang

prakerin

untuk

siswa.

Program praktik kerja industri (Prakerin) sudah pasti
diharapkan

untuk

mendukung

ketrampilan

siswa,

karena dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar),
pelajaran produktif SMK tidak bisa terpisah dari program
praktik kerja industri (Prakerin). Dengan demikian,
model evaluasi yang akan digunakan oleh peneliti untuk
mengevaluasi program prakerin adalah model CIPP dari
Stufflebeam (1986). Evaluasi program praktik kerja
industri (Prakerin) berbasis peningkatan ketrampilan
siswa

yang

dapat

dinilai

dari

sudut

sistem

yang

teridentifikasi dari konteks (Context), masukan (Input),
proses (Prosess), dan hasil (Product).
Menurut Stufflebeam (1985:15) dalam Badrujaman
(2011) menyatakan bahwa evaluasi seharusnya memiliki
tujuan untuk memperbaiki (to improve) bukan untuk
membuktikan (to prove). Dengan demikian, evaluasi

5

seharusnya dapat membuat perbaikan, meningkatkan
akuntabilitas,

serta

pemahaman

yang

lebih

dalam

mengenai program prakerin. Berdasarkan pengamatan
awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan
praktik kerja industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung,
terdapat fenomena yang melatarbelakangi penelitian ini
yaitu: (1) Belum optimalnya keahlian kerja (kompetensi)
sebagian siswa yang telah melaksanakan praktik kerja
industri

(Prakerin);

sebagian

siswa

(2)

dalam

Masih

rendahnya

melaksanakan

disiplin

praktik

kerja

industri (Prakerin); (3) Masih terdapat sebagian dunia
usaha / dunia industri (DU/ DI) yang menjadi partner/
institusi

pasangan

pendidikan

atau

belum

pelatihan

mempunyai
bersama

program

serta

adanya

sebagian DU/ DI yang menempatkan siswa praktik pada
bidang

kerja

yang

tidak

sesuai

dengan

program

keahliannya. Dari beberapa masalah yang ada di atas,
evaluasi

seharusnya

dapat

memberikan

gambaran

menyeluruh terhadap program. Dengan melaksanakan
evaluasi manajemen program praktik kerja industri
(Prakerin) secara menyeluruh, maka dapat membuat
perbaikan dan pengembangan program. Berdasarkan
pemikiran di atas akan dilakukan penelitian dengan
judul “Evaluasi Praktik Kerja Industri di SMK Negeri
1 Sayung”.

6

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana konteks (context) penyelenggaraan Praktik
Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung ?
2. Bagaimana input (input) penyelenggaraan Praktik
Kerja Industri(Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung?
3. Bagaimana proses (process) penyelenggaraan Praktik
Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung?
4. Bagaimana hasil (product) penyelenggaraan Praktik
Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk

mengetahui

konteks

(context)

penyelenggaraan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
di SMK Negeri 1 Sayung.
2. Untuk mengetahui input (input) penyelenggaraan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 1
Sayung.
3. Untuk

mengetahui

proses

(process)

penyelenggaraan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
di SMK Negeri 1 Sayung.
4. Untuk mengetahui hasil (product) penyelenggaraan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) di SMK Negeri 1
Sayung.

7

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat

teoritis:

Untuk

memperdalam

kajian

administrasi pendidikan, khususnya pengelolaan dan
evaluasi program sekolah tentang praktik kerja
industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung yang
bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan siswa.
2. Manfaat praktis :
-

Untuk sekolah, diharapkan penelitian ini dapat
menjadi

bahan

masukan

dan

pertimbangan

dalam pengelolaan dan pelaksanaan praktik kerja
industri (Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung.
Selain

itu,

sumbangan
mendalam

diharapkan
pemikiran

mengenai

dapat

dan

dijadikan

pengkajian

pengembangan

lebih

program

praktik kerja industri (Prakerin).
-

Untuk kepala sekolah, diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan bahan masukan agar kepala
sekolah

sebagai

mengambil

penanggung

kebijakan

guna

jawab,

dapat

mengefektifkan

program praktik kerja industri (Prakerin)di SMK
Negeri 1 Sayung.
-

Untuk guru dan karyawan, diharapkan penelitian
ini dapat dijadikan masukan yang lebih baik
untuk

pelaksanaan

praktik

kerja

industri

(Prakerin) di SMK Negeri 1 Sayung.
-

Untuk

siswa,

diharapkan

dengan

adanya

penelitian ini, siswa dapat mengetahui bahwa
program praktik kerja industri (Prakerin) penting

8

sekali

peranannya

dalam

mengembangkan

keahlian atau ketrampilannya yang tidak hanya
bisa didapatkan di kelas atau di sekolah tetapi
bisa juga didapatkan di dunia usaha/ dunia
industri (DU/DI).

9

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

IMPROVING CLASS VIII C STUDENTS’ LISTENING COMPREHENSION ACHIEVEMENT BY USING STORYTELLING AT SMPN I MLANDINGAN SITUBONDO IN THE 2010/2011 ACADEMIC YEAR

8 135 12

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3