PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN SEKTOR PERTANIAN

PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN
DAPAT MENINGKATKAN KETAHAHAN PANGAN NASIONAL
Oleh : Guntur ic Lelono PPRA XLVIII

1.

Pendahuluan
a.

Kondisi Geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau baik

besar dan kecil dengan wilayah daratan dan lautan yang sangat luas serta
posisi silang Indonesia yang sangat strategis membawa implikasi adanya
kandungan sumber kekayaan alam yang berlimpah dan beraneka ragam
yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Dengan melihat kondisi
lingkungan geografis Indonesia serta sebagian besar mata pencaharian
utama masyarakat Indonesia yang sebagai petani, sudah barang tentu hal
tersebut menjadikan sektor pertanian sebagai sektor penting dalam
struktur

perekonomian


Indonesia.

perekonomian bangsa yang

Seiring

dengan

berkembangnya

mencanangkan masa depan Indonesia

menuju era industrialisasi tentunya tetap dipertimbangkan pula untuk
memperkuat sektor pertanian.
Pernyataan PBB yang baru-baru ini menyatakan bahwa setengah dari
penduduk Indonesia adalah masyarakat miskin dengan penghasilan
kurang dari US$ 2 per hari, Kwik Kian Gie mengatakan bahwa hal tersebut
disebabkan karena adanya kekeliruan dalam arah pembangunan negara
Indonesia.[1] Beliau berpendapat bahwa pengelolaan seluruh sektor yang

ada pada saat ini belum dapat memberikan kemakmuran bagi rakyat
Indonesia, salah satu contoh pengelolaan sumber daya pertanian yang
belum dimafaatkan secara optimal untuk kesejahteraan rakyat Indonesia
dan sumber daya hutan serta kelautan yang masih banyak diserap dan
dimanfaatkan oleh masyarakat luar negeri.
Selain itu pertumbuhan penduduk yang semakin besar dan terus
meningkat yang diperkirakan mencapai 240 juta orang, tentunya hal

tersebut sangat mempengaruhi ketersediaan pangan serta merupakan
permasalahan didalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Kepemilikan aset para petani yang semakin minim juga keberadaan sawah
sebagai sumber penghasilan Petani yang makin berkurang karena
tersaingi oleh kepentingan pembangunan yang terus meningkat apabila
tidak segera ditangani dengan kebijakan yang tepat maka akan menjadi
masalah pembangunan sektor pertanian.
Sektor pertanian merupakan pilar utama pembangunan perekonomian
Indonesia dikarenakan hampir seluruh kegiatan perekonomian Indonesia
berpusat pada sektor tersebut. Untuk mencapai keberhasilan peningkatan
pembangunan sektor pertanian diperlukan adanya kerjasama antara
berbagai kalangan yang berkecimpung langsung dibidang pertanian baik

itu dari pelaku pertanian dalam hal ini petani, pemerintah, lembaga
peneliti, ilmuwan, innovator, kalangan akademik maupun pihak swasta
sebagai kalangan industry, dengan demikian diharapkan dengan hal
tersebut dapat memecahkan masalah kebuntuan terhadap masalah
pertanian yang dihadapi sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
ketahanan pangan nasional.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis akan
membuktikan keterkaitan antara pembangunan sektor pertanian dengan
Ketahanan Pangan Nasional. Mengingat permasalahan tersebut diatas,
maka

penulis

tertarik

untuk

mengkajinya

dalam


essay

yang

berjudul :” Pembangunan Sektor PertanianDapat Meningkatkan Ketah
ahan Pangan Nasional ”

b.

Dalam rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2012, ketahanan

pangan merupakan salah satu prioritas bagi Pemerintah[2], oleh karena itu
sektor pangan sangat berkontribusi besar terhadap sektor pertanian.
Namun dengan melihat masalah yang ada pada saat ini ternyata sektor
pertanian sudah tidak lagi menjanjikan. Dalam penyediaan lapangan kerja

di Indonesia, sebenarnya sektor pertanian mempunyai kontribusi sangat
besar dan terbesar di antara sektor-sektor yang ada, namun dari data BPS
dalam waktu 10 tahun terakhir dimana telah terjadi alih fungsi lahan sawah

seluas 80.000 ha per tahun menjadi lahan industri dan perumahan,
sehingga hal tersebut menyebabkan berkurangnya sumber daya manusia
petani.
Lemahnya akses modal petani untuk pertanian serta kurangnya peran
lembaga pendukung sektor pertanian juga menjadi ancaman yang nyata
pada produktifitas pertanian. Apabila hal tersebut dibiarkan begitu saja
niscaya Indonesia lambat laun akan mengalami krisis pangan yang
merupakan bentuk terburuk krisis agraria. Krisis ini tentunya tidak hanya
berimbas pada kehidupan kaum tani sebagai kalangan yang paling
menggantungkan hidupnya pada sokongan sumber-sumber pertanian
tetapi juga akan menimpa seluruh rakyat Indonesia. Selain itu perusakan
lingkungan dan pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan juga
merupakan ancaman kasat mata yang tidak bisa dipungkiri akan
mempengaruhi ketahanan pangan nasional.

c.

Dari latar belakang masalah serta pengidentifikasian masalah

terkait dengan pembangunan sektor pertanian terdapat beberapa pokok

permasalahan yang dapat menghambat peningkatan ketahanan pangan
nasional, antara lain sebagai berikut :

1)

Menurunnya jumlah SDM Petani serta rendahnya

kualitas SDM petani dalam hal informasi dan teknologi
pertanian.
2)

Lemahnya akses modal yang didapat petani untuk

mengembangkan usaha pertanian

3)

Berkurangnya lahan pertanian akibat adanya alih

lahan untuk pengembangan Industri dan pertanian

4)

Dan masih kurangnya peran lembaga penunjang

atau pendukung sektor pertanian.

2.

Pembahasan
a.

Sektor Pertanian Indonesia

Pertanian

adalah

kegiatan

dilakukan manusia untuk


pemanfaatan sumber

menghasilkan

daya

hayati yang

bahan pangan,

bahan

baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan
hidupnya [3]. Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua
kegiatan

yang

melibatkan


pemanfaatan

makhluk

hidup

( termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia ) untuk kepentingan manusia,
sedangkan dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan
pemanfaatan sebidang

lahan untuk

membudidayakan

jenis

tanaman

tertentu.

Sektor pertanian di Indonesia merupakan tulang punggung dari
perekonomian dan pembangunan nasional, hal tersebut dapat dilihat
dalam pembentukan PDB, penerimaan devisa, penyerapan tenaga kerja,
penyediaan pangan, dan penyediaan bahan baku industri. Sektor
pertanian juga berperan dalam memeratakan pembangunan melalui upaya
pengentasan kemiskinan dan perbaikan pendapatan masyarakat. Selain
itu, sektor pertanian juga telah menjadi salah satu pembentuk budaya
bangsa dan penyeimbang ekosistem.
Dengan memperhatikan aspek kehidupan bangsa (astagatra), maka
terdapat banyak sekali peluang dan kendala didalam meningkatkan
pembangunan sektor pertanian antara lain ;
1)

Geografi.

Ditinjau dari segi geografi Indonesia, pertanian merupakan sistem
keruangan yang terdiri dari aspek fisik dan aspek manusia. Aspek
fisik antara lain meliputi lahan, iklim, air, dan udara. Adapun aspek
manusia meliputi tenaga kerja, tradisi kehidupan, teknologi, dan
ekonomi masyarakat. Analisis hubungan antara aspek fisik dan

manusia tersebut dalam studi geografi sangat bermanfaat untuk
menyusun diversifikasi tanaman pada lahan pertanian. Namun disisi
lain perbedaan kondisi geografi tiap daerah merupakan kendala
untuk memeratakan pembangunan sektor pertanian.

2)

Demografi

Kurang lebih 240 juta jiwa penduduk Indonesia saat ini, yang disertai
dengan pertumbuhan penduduk yang begitu pesat tentunya hal
tersebut akan memperberat tekanan pada lahan, pengangguran,
dan ketersediaan pangan serta akan memicu kemiskinan. Jika
pertumbuhan

penduduk

tidak

terkontrol,

Indonesia

akan

menghadapi masalah penyediaan pangan dan pemeliharaan gizi
masyarakat.

Karena

semakin

tahun

pertumbuhan

penduduk

meningkat maka akan berdampak pula pada permintaan pangan
yang juga akan semakin meningkat. Selama ini sektor pertanian
memang telah banyak menyerap tenaga kerja yang begitu besar,
namun disisi lain apabila pertumbuhan penduduk yang terus
meningkat tersebut tidak di kontrol dan diawasi hal tersebut juga
akan

menyebabkan

masalah

yang

serius

bagi

pemenuhan

kebutuhan pangan.

3)

Sumber Kekayaan Alam

Sumber kekayaan alam yang berlimpah khususnya yang terkait
dengan sektor pertanian seperti; lahan, pengairan, iklim dan aneka

ragam tanaman pertanian apabila dimanfaatkan secara baik dan
maksimal maka merupakan potensi yang sangat besar didalam
pembangunan sektor pertanian. Namun disisi lain eksplorasi yang
berlebihan tanpa memperhatikan kearifan lokal dan lingkungan hal
tersebut akan menyebabkan berkurang dan rusaknya sumber
kekayaan

alam

yang

dimiliki

sehingga

akan

menghambat

pembangunan sektor pertanian.

4)

Ideologi

Sistem ekonomi yang mengacu pada Pancasila yaitu Sistem
Ekonomi Pancasila yang merupakan sistem ekonomi pasar yang
memihak pada upaya-upaya pewujudan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Asas Pancasila yang utuh serta memadukan ke-5
sila Pancasila lebih tegas mengarahkan kebijakan yang memihak
pada pengembangan pertanian rakyat. Pertanian yang mengacu
atau berperspektif Pancasila pasti memihak pada kebijakan yang
mengarah secara kongkrit pada program pembangunan pertanian
dan peningkatan kesejahteraan petani.

5)

Politik

Dalam bidang politik tampak sekali kebijakan politik pemerintah
terhadap sektor pertanian belum sepenuhnya memihak kepada
petani dan masyarakat, sehingga masih banyak petani yang hidup
dalam kemiskinan. Sebagai contoh belum adanya undang-undang
Perlindungan Petani serta impor produk pertanian dan pangan yang
terus melaju hal tersebut tentunya akan menjadi permasalahan
didalam mewujudkan ketahanan pangan.
6)

Ekonomi

Tantangan

perekonomian

di

era

globalisasi

ini

adalah

mensejahterakan penduduk Indonesia. Dengan jumlah penduduk
yang sangat besar yang saat ini mencapai kurang lebih 240 juta jiwa
yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, tentunya hal ini
menjadi pertimbangan utama pemerintah baik pusat maupun
daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia masa saat ini
dibangun

untuk

Berdasarkan

memenuhi

pertimbangan

kebutuhan
tersebut,

pangan

maka

sektor

rakyatnya.
pertanian

menjadi sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia.
Namun seiring dengan dicanangkannya masa depan Indonesia
menuju era industrialisasi maka tentunya hal tersebut harus tetap
mempertimbangkan sektor pertanian agar tidak berdampak pada
kerawanan pangan.

7)
Dalam

Sosial Budaya
bidang

sosial

budaya,

peralihan

teknologi

pertanian

tradisional ke teknologi pertanian modern tentunya akan berkaitan
erat dengan perubahan antara hubungan manusia (petani) dengan
alam, khususnya dalam peningkatan eksploitasi lahan. Apabila
sistem pertanian yang diterapkan tidak/ kurang memperhatikan
prinsip-prinsip kelestarian lingkungan maka hal tersebut akan
menimbulkan dampak negatif terhadap sumber daya alam dan
lingkungan serta hasil pertanian. Oleh karena itu norma-norma
sosial dan budaya harus
pertanian

berkelanjutan

di

diperhatikan, apalagi dalam sistem
Indonesia

biasanya

jarak

antara

perumahan penduduk dengan areal pertanian sangat berdekatan
yang didukung dengan tingginya nilai sosial pertimbangan utama
sebelum merencanakan suatu usaha pertanian.

8)

Pertahanan Keamanan

Dewasa ini sistem pertahanan keamanan terhadap sektor pertanian
di Indonesia sudah semakin menurun, hal ini dikarenakan berbagai
pengaruh teknologi yang modern serta banyaknya pengaruhpengaruh asing dari luar. Pertanian yang mulanya menjadi faktor
utama mata pencarian rakyat Indonesia pada masa dahulu, kini
seakan telah digantikan dengan iming-iming gaji yang besar dari
sektor lainnya. Belum lagi impor pangan yang dilakukan setiap
tahunnya oleh pemerintah untuk memenuhi ketercukupan pangan
menjadikan ketergantungan pemerintah terhadap pihak asing.
Dengan

demikian

system

pertahanan

dan

keamanan

perlu

ditingkatkan untuk mengawasi usaha pemenuhan kebutuhan
pangan nasional termasuk dari sektor pertanian.

Faktor lain yang berpengaruh pada pembangunan sektor pertanian
Indonesia adalah permasalahan sosial-ekonomi dan pengembangan
investasi yang diikuti penggunaan teknologi dalam proses produksi
pertanian. Dengan kondisi demikian pada masa pemulihan perekonomian
yang masih berjalan maka kembali harus dilihat potensi sumber daya alam
yang dimiliki serta keahlian masyarakat lokal terhadap bidang pertanian.
Atau dengan kata lain, perlu disusun suatu konsep pembangunan yang
menempatkan pembangunan pertanian dan pemanfaatan sumber daya
alam sebagai mesin penggerak utama perekonomian nasional sehingga
kebutuhan pangan terpenuhi sehingga ketahanan pangan nasional dapat
terwujud.

b.

Ketahanan Pangan Nasional.

Ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan
bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup,

baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau[4]. Hingga
saat ini ketahanan pangan nasional masih merupakan isu strategis bagi
Indonesia mengingat kecukupan produksi, distribusi dan konsumsi pangan
mempunyai dimensi yang sangat luas dan terkait dengan dimensi sosial,
ekonomi dan politik.
Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang terdiri
atas berbagai subsistem diantaranya ketersediaan pangan, distribusi
pangan

dan

konsumsi

pangan.

Terwujudnya

ketahanan

pangan

merupakan sinergi dari interaksi ketiga sub sistem tersebut. Mengenai
ketersediaan pangan hal tersebut mencakup aspek produksi, cadangan
serta keseimbangan antara impor dan ekspor pangan. Ketersediaan
pangan harus dikelola sedemikian rupa sehingga walaupun produksi
pangan bersifat musiman, terbatas dan tersebar antar wilayah, tetapi
volume pangan yang tersedia bagi masyarakat harus cukup jumlah dan
jenisnya serta stabil penyediaannya dari waktu ke waktu. Mengenai
distribusi pangan hal tersebut mencakup aspek aksesibilitas secara fisik
dan ekonomi atas pangan secara merata. Sistem distribusi ini tentunya
perlu dikelola secara optimal dan tidak bertentangan dengan mekanisme
pasar terbuka agar tercapai efisiensi dalam proses pemerataan akses
pangan bagi seluruh penduduk. Sedangkan masalah konsumsi pangan hal
tersebut menyangkut upaya peningkatan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat agar mempunyai pemahaman atas pangan, gizi dan
kesehatan yang baik. Impor pangan yang dilakukan pemerintah setiap
tahunnya merupakan upaya didalam menjamin ketersediaan pangan
nasional, tetapi sampai kapan negara akan bergantung kepada negara
luar didalam memenuhi kebutuhan pangan nasional. Untuk itu perlu upaya
peningkatan produksi pangan dalam negeri yang salah satunya dapat
dilakukan dengan peningkatan pembangunan sektor pertanian.
Selain itu pemantapan ketahanan pangan juga tidak terlepas dari
penanganan kerawanan pangan karena kerawanan pangan merupakan

penyebab penting instabilitas ketahanann pangan. Kerawanan pangan
dapat disebabkan karena adanya kendala yang bersifat kronis seperti
terbatasnya sumber daya dan kemampuan pangan. Untuk mengatasi hal
tersebut pemerintah dan masyarakat perlu membangun suatu sistem
kewaspadaan, yang mampu mendeteksi secara dini adanya gejala
kerawanan pangan di daerah masing-masing serta dapat meresponnya
dengan cepat dan efektif. Penanganan yang cepat dan tepat sangat
diperlukan untuk menghindarklan masyarakat tersebut dari kerawanan
yang lebih parah, dengan segala dampak yang mengikutinya.
Berikut dapat dilihat peta ketahanan dan kerentanan pangan yang
disajikan oleh badan ketahanan pangan agar diketahui kekuatan
ketahanan pangan Indonesia pada saat ini.

Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia Th.2009[5]

Dengan melihat gambaran kondisi ketahanan pangan pada peta di atas,
maka permasalahan ketahanan pangan harus menjadi prioritas nasional
dengan penggeraknya adalah pemerintah daerah. Karena sebenarnya
Pemda lah yang lebih mengetahui kondisi sebenarnya tentang potensi dan
keunggulan komoditi pangan yang dimiliki daerah masing-masing,
tentunya hal tersebut dilakukan juga dengan dukungan dari pihak terkait
seperti universitas setempat, Litbang Pertanian Daerah dan seluruh
elemen masyarakat daerah.

c.

Pembangunan

sektor

ketahanan pangan nasional.

pertanian

dapat

meningkatkan

Sebagai salah satu prioritas kebijakan untuk mewujudkan misi Indonesia
yang sejahtera, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, pembangunan sektor
pertanian diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Di sektor pertanian banyak sekali permasalahan yang dapat menghambat
dalam meningkatkan jumlah produksi pangan, hal ini disebabkan oleh
beberapa masalah diantaranya menurunnya jumlah sumber daya manusia
petani serta masih rendahnya kualitas petani dalam hal informasi dan
teknologi pertanian, lemahnya akses modal yang didapat petani untuk
mengembangkan usaha pertanian, berkurangnya lahan pertanian akibat
adanya alih fungsi lahan untuk pengembangan Industri dan pertanian dan
masih kurangnya peran lembaga penunjang atau pendukung sektor
pertanian.
Dengan memperhatikan permasalahan dan kondisi sektor pertanian
seperti diuraikan diatas maka diperlukan kebijakan, strategi dan upaya
didalam meningkatkan pembangunan sektor pertanian sehingga dapat
meningkatkan ketahanan pangan nasional melalui beberapa hal berikut ;
1)

Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia petani

melalui

penyuluhan

serta upaya meningkatkan kualitas SDM

petani

melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan pertanian

sehingga pengetahuan informasi dan teknologi pertanian dapat
dikuasai oleh petani.
2)

Penguatan

peran

lembaga

ekonomi

petani

melalui

peningkatan modal usaha tani seperti Koperasi pertanian.
3)

Penerapan inovasi teknologi budi daya pertanian dengan

memanfaatkan lahan-lahan non produktif sehingga dapat dijadikan
lahan produktif pertanian.

4)

Pembangunan dan pengembangan infrastruktur pertanian

seperti lahan, air, jalan desa, perluasan areal panen serta
infrastruktur perbenihan.
5)

Peningkatan kerjasama pemanfaatan dan perluasan kredit

pertanian melalui lembaga keuangan mikro di pedesaan.
6)

Penyediaan bantuan benih atau bibit kepada petani dan

pemberdayaan kelembagaan perbenihan/ Perbibitan.
7)

Pengembangan

sistem

cadangan

pangan

dan

pemberdayaan pangan lokal serta mutu dan keamanan pangan.
8)

Pengembangan

Pertanian

Terpadu

dengan

tetap

memperhatikan Lingkungan Hidup.

Pembangunan sektor pertanian yang merupakan salah satu unsur
peningkatan produksi pangan guna menjamin ketersediaan pangan
melalui beberapa upaya diatas tentunya akan dapat meningkatkan
ketersediaan pangan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pula
ketahanan pangan nasional.

3.

Penutup

a.

Kesimpulan
1)

Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian

Indonesia dikarenakan hampir seluruh kegiatan perekonomian
Indonesia berpusat pada sektor pertanian. Didalam peningkatan
pembangunan sektor pertanian diperlukan adanya kerjasama antar
pihak yang terkait seperti petani, pemerintah, lembaga peneliti
pertanian, ilmuwan, innovator serta kalangan akademik maupun

swasta sehingga dengan demikian diharapkan dengan hal tersebut
dapat meningkatkan produksi pangan dan memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat Indonesia.

2)

Didalam meningkatkan pembangunan sektor pertanian

terdapat

beberapa

permasalahan

yang

dapat

menghambat

peningkatan produksi pangan diantaranya menurunnya jumlah
sumber daya manusia petani serta masih rendahnya kualitas petani
dalam hal informasi dan teknologi pertanian, lemahnya akses modal
yang didapat petani untuk mengembangkan usaha pertanian,
berkurangnya lahan pertanian akibat adanya alih fungsi lahan untuk
pengembangan Industri dan pertanian dan masih kurangnya peran
lembaga penunjang atau pendukung sektor pertanian.

3)

Untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan sektor

pertanian diperlukan kebijakan, strategi dan upaya dari pemerintah
secara optimal dengan dukungan dari berbagai pihak sehingga hasil
produksi pangan dapat meningkat dan kebutuhan pangan terpenuhi
yang pada akhirnya dapat meningkatkan ketahanan pangan
nasional.

b.

Saran

1)

Didalam pembangunan sektor pertanian peran pemerintah

daerah perlu ditingkatkan terutama didalam menganalisa dan
meningkatkan komoditi sumber pangan unggulan dari tiap daerah
masing-masing,

sehingga

masing-masing

daerah

memiliki

ketersediaan pangan unggulan yang dapat saling memenuhi dengan
daerah lainnya.

2)

Perlu

adanya

undang-undang

peningkatan

produksi

pertanian serta perlindungan petani sebagai subjek utama produksi
pangan di daerah/ pedesaan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia. 1996. Undangundang RI No.7 tahun 1996 tentang Pangan
ejournal.umm.ac.id/index.php/.../66_umm_scientific_journal.doc

diakses

pada tanggal 25 April 2012 pukul 15.00WIB
http://bkp.deptan.go.id
http://www.scribd.com/alfulaila/d/52682605/17-Boks-1-1-PermasalahanMendasar-Sektor-Pertania diakses tanggal 17 April 2012 pukul 14.00 WIB
http://dayintapinasthika.wordpress.com/2011/03/23/sektor-pertanian/ diaks
es tanggal 17 april 2012 pukul 13.00 WIB
http://www.tabanankab.go.id/potensi-daerah/pertanian/362-permasalahandan-langkah-pemecahan-dalam-bidang-pertanian diakses tanggal 17 April
2012
Lembaga Ketahanan Nasional RI. 2012. Term of Reference (TOR)
Perumusan judul Essay BS. Kewaspadaan nasional dalam rangka PPRA
XLVIII/2012

Pokja Lemhannas RI BS. Kewaspadaan Nasional. 2012. Modul 1
Kewaspadaan Nasional Dari Era Ke Era Serta Hakikat Ancaman Yang
Dihadapi.
Suwarna, Budi. M. Yunus, Bankir Kaum Papa, Artikel Kompas tanggal 14
Oktober 2006

[1] Suwarna, Budi. M. Yunus, Bankir Kaum Papa, Artikel Kompas tanggal 14
Oktober 2006
[2] Lembaga Ketahanan Nasional RI. 2012. Term of Reference (TOR)
Perumusan judul Essay BS. Kewaspadaan nasional dalam rangka PPRA
XLVIII/2012
[3] http://dayintapinasthika.wordpress.com/2011/03/23/sektor-pertanian/ diakses
tanggal 17 april 2012 pukul 13.00 WIB
[4] Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia. 1996. Undangundang RI No.7 tahun 1996 tentang Pangan.
[5] http://bkp.deptan.go.id
http://fhukum.unpatti.ac.id/htn-han/169-pembangunan-sektor-pertanian-dapat-meningkatkanketahahan-pangan-nasional