Syamsul Anwar dan Pemikirannya dalam Bid
SYAMSUL ANWAR DAN PEMIKIRANNYA DALAM BIDANG HISAB-RUKYAT
Niki Alma Febriana Fauzi
Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah, Yogyakarta ([email protected])
Abstrak
Tulisan ini membahas pemikiran Syamsul Anwar dalam bidang ilmu falak, terutama dalam bidang hisab-rukyat. Di tengah minimnya ahli falak di Indonesia, terlebih di lingkungan Muhammadiyah, nama Syamsul Anwar terasa masih sangat asing di telinga kebanyakan orang. Akan tetapi jika kita melihat lebih saksama sesungguhnya dari tangan Syamsul Anwar-lah banyak pemikiran-pemikiran cemerlang tentang hisab- rukyat lahir dan sangat terasa kontribusinya bagi Muhammadiyah khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Tulisan ini memokuskan pada beberapa pemikiran Syamsul Anwar dalam bidang hisab-rukyat, yaitu mengenai kontekstualisasi pemahaman hadis-hadis tentang rukyat, hisab hakiki sebagai metode penentuan awal bulan dan interkoneksi studi hadis dan astronomi.
A. Prolog
pendapat sebagian orang Indonesia yang Syafiq Mughni sebagaimana
sadar akan pentingnya ilmu astronomi, dikutip Azyumardi Azra mengatakan, 2 terutama ilmu falak syar’i yang
“pada masa sekarang ini, ilmu falak menjadi bagian dari ilmu astronomi itu atau hisab telah menjadi langka dan
sendiri. Dalam konteks keindonesian, di literatur-literatur
mana mayoritas penduduk Indonesia Indonesia sangat sulit didapatkan.
yang
berbahasa
beragama Islam, ilmu falak syar’i benar- Padahal, sesungguhnya ilmu ini sangat
benar menjadi ilmu yang tidak dapat penting bukan saja karena dalam
dipisahkan dari setiap gerak langkah beberapa hal tetap diperlukan tetapi
umat Islam. Dikatakan demikian karena juga lebih dari itu memiliki makna yang
ilmu ini sangat berkaitan erat dengan sangat penting dalam mengapresiasi
ibadah yang dilakukan oleh umat Islam peradaban Islam.” 1
Apa yang dikatakan Syafiq
2 Istilah ilmu falak syar’i adalah istilah
Mughni di atas barangkali mewakili
yang digunakan untuk membedakan antara ilmu falak dalam arti astonommi dengan ilmu falak yang khusus mengkaji gerak matahari dan bulan
1 Lihat kata pengantar Azyumardi Azra untuk menentukan waktu-waktu ibadah dan arah untuk buku Pembaharuan Pemikiran Hisab di
kiblat. Yang terakhir inilah yang disebut dengan Indonesia: Studi Atas Pemikiran Saadoe’ddin
ilmu falak syar’i. Lihat Tim Majelis Tarjih dan Djambek karya Susiknan Azhari. Susiknan
Tajdid PP Muhammadiyah, Pedoman Hisab Azhari, Pembaharuan Pemikiran Hisab di
(Yogyakarta: Suara Indonesia: Studi Atas Pemikiran Saadoe’ddin
Muhammadiyah
Muhammadiyah, 1430/2009), h. 4. Dalam Djambek (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002),
tulisan ini ketika disebut ilmu falak, maka yang h. Vii.
dimaksud adalah ilmu falak syar’i.
itu sendiri, baik ibadah yang sifatnya sangat layak mendapat penghargaan harian, mingguan, bulanan dan juga
serta apresiasi.
tahunan. Namun sangat disayangkan Apabila dibandingkan antara karena pada kenyataannya urgensi ilmu
jumlah penduduk Indonesia dengan ini tidak diimbangi oleh semangat umat
jumlah ahli falak yang ada di negera ini, Islam untuk mendalaminya.
maka jumlah ahli falak kita tidak bisa Hal ini secara sekilas dapat
dikatakan melimpah, terlebih di dibuktikan dari prodi pada universitas-
lingkungan Muhammadiyah. Hanya ada universitas Islam di Indonesia, baik
beberapa nama yang sering disebut bila negeri maupun swasta, yang seakan
ahli falak tidak memberikan porsi proposional
mendiskusikan
- meskipun kepada para mahasiswa dan siapa saja
Muhammadiyah
sesungguhnya tidak sedikit ahli falak yang berminat untuk mempelajari dan
Muhammadiyah di daerah-daerah yang mengembangkan keilmuan ini. 3 Padahal
mulai bermunculan dan memberikan seperti diisyaratkan Syafiq Mughni di
kontribusi. Di antara nama-nama ahli atas, ilmu ini tidak sebatas diperlukan
falak Muhammadiyah tersebut ada satu dalam ranah praksis ibadah an sich, tapi
nama yang sesungguhnya banyak juga
memberikan sumbangsih pemikiran mengapresiasi
sangat
penting dalam
akan tetapi namanya kurang begitu Sayangnya, terkait peradaban Islam ini
peradaban
Islam.
popular di lingkungan Muhammadiyah, kita harus mengakui bahwa sampai
terlebih di luar perserikatan itu. Beliau sekarang umat Islam masih belum
adalah Syamsul Anwar, seorang Guru mampu memiliki suatu sistem tata
Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta waktu (kalender) yang baik, reliabel dan
yang sekaligus menjadi ketua Majelis bersifat global, yang dapat dijadikan
Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah. sebagai identitas peradaban. Akibatnya,
Meski spesialisasi keilmuan banyak problem yang timbul karena
Syamsul Anwar adalah hukum Islam ketiadaan sistem tata waktu tersebut. 4
(usul fikih), tapi kepakarannya dalam Pada titik ini tampak jelas bahwa
bidang ilmu falak , khususnya yang kelahiran Observatorium Ilmu Falak di
terkait dengan hisab-rukyat, tidak dapat Universitas Muhammadiyah Sumatera
dipandang sebelah mata. Terbukti Utara (OIF UMSU) merupakan kabar
banyak pemikiran cemerlang tentang yang sangat menggembirakan dan
hisab-rukyat yang ia lontarkan yang sangat kontributif. Tulisan ini akan
3 Ahmad Izzudin, “Pengembangan
memfokuskan pada beberapa saja dari
Kurikulum llmu Falak di PTAI (Belajar Pada
pemikiran Syamsul Anwar dalam
Prodi AS Konsentrasi
Ilmu Falak IAIN
bidang hisab-rukyat, yaitu mengenai
Walisongo,”,
h. 1-2.
kontekstualisasi hadis-hadis tentang
http://badilag.net/data/hisab%20rukyat/pengemb angan%20kurikulum%20ilmu%20falak%20di%
rukyat, hisab hakiki sebagai metode
penentuan awal bulan dan interkoneksi
20PTAI.pdf
4 , akses 24-12-2014. Lihat misalnya Syamsul Anwar,
studi hadis dan astronomi.
Diskusi & Korespondensi Kalender Hijriah Global (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,
B. Biografi Syamsul Anwar
2014), h.1.
Syamsul Anwar berasal dari orang Pesuku atau disebut Orang Laut. sebuah kampung di sebuah pulau kecil
Di masa lalu mereka ini hidup di laut di bernama
dalam perahu-perahu yang bertutupkan merupakan sebuah kecamatan di dalam
kajang dan mempunyai kepercayaan Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan
animistik. Di bawah kajang dalam Riau. Syamsul Anwar pada masa
perahu, mereka membawa keluarga dan kecilnya lebih akrab disapa dengan
harta benda mereka dengan suatu nama Syamsu oleh orang-orang di
tatanan kehidupan yang keras. Anggota kampungnya. 5 keluarga yang tidak dapat membantu
Kehidupan sosial masyarakat di 6 atau mengalami cacat dibunuh. pulau Midai ditandai dengan hadirnya
Pada masa kini, Orang Pesuku dua sub suku Melayu di pulau ini, yaitu
atau Orang Laut ini sudah tidak begitu Melayu Kepulauan dan Melayu
lagi. Akibat kebijakan Daratan. Di sini digunakan dua dialek
dikenali
kependudukan Pemerintah Belanda di bahasa Melayu: bahasa Melayu Riau
zamannya, mereka ini banyak yang Daratan yang dominan dan bahasa
dimukimkan di darat. Kemudian dengan Melayu Riau Kepulauan. Keadaan ini
pengaruh agama Islam dan akibat berbeda dengan keadaan di daerah lain
asimilasi, sebagian melalui perkawainan di Natuna di mana bahasa Melayu
dengan orang Melayu, mereka kini Kepulauan sebagai satu-satunya bahasa
sudah hampir tidak dikenali lagi dan komunikasi 7 yang digunakan menyatu dengan orang Melayu.
masyarakat. Selain suku Melayu, di Kehidupan agama di pulau Midai dan Natuna pada umumnya
Midai cukup semarak dan di lingkungan terdapat juga beberapa etnik Tionghoa
Pemerintahan Kabupaten Kepulauan yang umumnya hidup dari perdagangan.
Riau dahulu, masyarakat pulau ini Ada juga suku Bugis, namun mereka ini
santri. Tradisi telah terserap dan terasimilasi menjadi
dikenal sangat
keagamaan yang umum berlaku adalah orang Melayu karena mereka telah
faham modernis yang diusung oleh berabad-abad tinggal di Natuna. Pada
Muhammadiyah. Organisasi ini telah diri mereka sudah tidak ada lagi jejak
masuk ke pulau ini sejak zaman Belanda budaya dan tradisi Bugis. Apa yang
di sekitar akhir dasawarsa keempat abad tersisa hanyalah nama dan kenangan
yang lalu. Dapat dikatakan bahwa mitis mereka mengenai asal usul nenek
disinilah konsentrasi besar dan kuat dari moyang mereka. Penduduk asli pulau 8 Muhammadiyah di Kepulauan Riau.
Midai dan Natuna secara umum adalah Syamsul Anwar adalah anak kedua dari tujuh bersaudara dan satu-
5 Supriatna, “Menulusuri Pemikiran
satunya anak laki-laki. Kedua orang tua
Hukum Islam Prof. Dr. H. Syamsul Anwar,
Syamsul Anwar adalah orang Melayu
MA,” dalam Khoiruddin Nasution, Ahmad Pattiroy dan Slamet Khilmi (ed.), Dari Hasbi
dari Riau Daratan dan mereka dengan
Ash-Siddiqeiqy Hingga
Malik
Madany:
demikian adalah perantau di pulau
Pemikiran Hukum Islam Dekan Fakutas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
6 Ibid., h. 273.
(1963-2007) (Yogyakarta: Syari’ah Press UIN 7 Ibid., h. 273-274. Sunan Kalijaga, 2009), h. 270.
8 Ibid., h. 274.
Midai, yang biasanya disebut “orang Pada tahun 1951 ibu Syamsul dagang.” Tidak diketahui dengan persis
Anwar pulang ke Midai, Natuna untuk kapan kakek Syamsul Anwar dari pihak
kembali bersama orang tuanya dan ibu datang ke Natuna. Mungkin sekali
keluarga yang lain. pada akhir abad ke-19 atau awal abad
anggota
Sekembalinya ke Midai, ibu Syamsul ke-20. Ibu Syamsul Anwar sendiri, Hj.
dalam kegiatan Maryam, lahir di Midai, akan tetapi ia
Anwar
aktif
Muhammadiyah bagian Aisyiyah dan tidak tahu tahun kelahirannya. Setelah
untuk beberapa lama menjadi Ketua ibunya meniggal ketika ia masih kecil,
Aisyiyah Cabang Midai. Di Midai, ia dibawa oleh bibinya ke kampung
sampai usianya yang amat lanjut pun, ia halaman ayahnya di Cerenti, Inderagiri
tetap aktif memberikan pengajian untuk dan di sanalah ia menjalani pendidikan
masyarakat pada dasarnya di Madrasah. Pada tahun 1937 10 umumnya. Tahun 1977, bersama ayah
Aisyiyah
dan
ia melanjutkan sekolah ke Samratul Syamsul Anwar ia menunaikan ibadah Azhar yang didirikan oleh Tuan Guru
haji di tanah suci Mekah, sebagai Haji Musa, alumni al-Azhar di Kairo,
jamaah haji dari Kabupaten Jepara yang karena itu sekolahnya dinamakan
(Jateng) karena oleh abang sepupu Samratul Azhar (Buah al-Azhar).
Syamsul Anwar yang bekerja sebagai Menurutnya ketika itu ia berusia 12 atau
anggota Angkatan Laut di Jepara ia
13 tahun, yang berarti ia dilahirkan didaftarkan untuk menjadi jamaah haji sekitar tahun 1925. Ia belajar di sekolah 11 dari kota tersebut. Sekarang ibu
tersebut selama enam tahun, namun ia Syamsul Anwar tinggal dan menikmati tidak sempat menamatkannya karena 12 usia senjanya di Yogyakarta.
sekolah tersebut terpaksa bubar akibat Ayah Syamsul Anwar, seperti kekuasaan Jepang yang semakin
ibunya, juga berasal dari Inderagiri, mengganas sehingga para gurunya
Riau Daratan. Menurutnya ia lahir pada banyak yang tidak dapat mengajar. Tuan
tahun 1918. Tahun 1920 ia dibawa Guru Haji Musa sendiri pergi ke Kuala
ayahnya (kakek Syamsul Anwar) ke Lumpur dan meninggal dunia di sana.
Kelang, Malaysia. Pada tahun 1925 Ibu Syamsul Anwar bercerita bahwa
ayahnya naik haji dan ia dibawa pulang ketika sekolah di Samratul Azhar ia
ke Inderagiri. Ia datang ke Midai pada selalu mendapat juara dan nilai terbaik
permulaan tahun lima puluhan abad kecuali satu kali ketika ia sakit karena
yang lalu. Pendidikannya setelah ujung jarinya putus kena parang
sekolah dasar menlanjutkan ke Samratul sehingga ia tidak mengikuti pelajaran
Azhar, namun lebih belakangan dari ibu beerapa waktu lamanya. Sebab ia selalu mendapat nilai terbaik adalah karena
penguasaan 10 bahasa Arab-nya yang Ketika biografi ini ditulis Supriatna, relatif baik dan ketika ujian ia selalu ibunda Syamsul Anwar masih hidup meski
9 umurnya sudah teramat lanjut. Ibunda Syamsul
menjawab dengan bahasa Arab.
Anwar meninggal pada tahun 2012 di Yogyakarta dan dikebumikan di sana.
11 Supriatna, op.cit., h. 275. 12 Korespondensi penulis dengan 9 Ibid., h. 274-275.
Syamsul Anwar memalui email, 25-12-2014.
Syamsul Anwar. Ia juga tidak sempat Pendidikan pertama yang menamatkannya karena sekolah tersebut
dijalani Syamsul Anwar adalah belajar bubar pada zaman Jepang. Di Midai ia
membaca al-Qur’an kepada orang mewarisi dan melanjutkan pekerjaan
tuanya sendiri di rumah sebelum kakek Syamsul Anwar dari sebelah ibu
memasuki pendidikan formal. Ketika sebagai petani kelapa dan kemudian
berusia tujuh tahun, tepatnya pada tahun juga cengkeh. Sang ayah inilah yang
1963, Syamsul Anwar dimasukkan oleh kuat
orang tuanya ke Madrasah Ibtidaiyah menyekolahkan Syamsul Anwar pada
kehendaknya
untuk
di kampung jalur 13 pendidikan agama.
Islamiyah (MII)
halamannya Midai, dan tamat dari ayahandanya
Kini
telah tiada. Beliau sekolah tersebut tahun 1968. Di sekolah meninggal pada 08 Februari 2013 dan
Syamsul Anwar tidak terlalu tertinggal dimakamkan di Yogyakarta. 14
dalam pelajaran dibandingkan dengan Syamsul Anwar sendiri menikah
teman-temannya yang lain. Syamsul pada tahun 1989 dengan seorang gadis
Anwar termasuk salah seorang murid asal Belinyu, Bangka, Dra. Suryani.
yang dapat mengikuti pelajaran dengan Pasangan ini kini dikarunia dua orang
baik dan karena itu pula selalu buah hati; Fitri Prawitasari dan Jamal
mendapat nilai yang baik. Fajri. 15
Setelah duduk di kelas lima, Syamsul Anwar lahir pada
pada tahun 1967 Syamul Anwar masuk tanggal 17 Rajab 1375 H pada hari
Muhammadiyah yang Kamis sore pukul 17.30 yang bertepatan
Madrasah
diselenggarakan sore hari sehingga dengan 30 Maret 1956. 16 Masa kecil sekolahnya dua kali, sekolah pagi di
sejak lahir hingga usia 12 tahun dijalani MII dan sekolah sore di Madrasah Syamsul Anwar di kampung halaman
Muhammadiyah. Di madrasah sore bersama orang tuanya. Pada usia 5
inilah Syamul Anwar mulai belajar tahun sebelum masuk sekolah dasar
pengetahuan agama secara lebih intensif Syamsul Anwar kecil dibawa oleh orang
kepada beberapa guru yang sebagiannya tuanya mengunjungi kampung halaman
lulusan dari Mekah dan sebagian lain leluhurnya di Inderagiri, Riau Daratan.
dari Thawalib Padang Panjang. Mata Melalui kedua orang tuanya ini Syamsul
pelajaran meliputi bahasa Arab, fikih, Anwar sejak kecil mendapat bimbingan
hadis, tafsir, tarikh dan tulisan Melayu keagamaan dan dididik dalam suasana
(tulisan bahasa Indonesia dengan semangat religius yang dimiliki kedua 18 menggunakan huruf Arab).
Tamat dari MII pada tahun 1968, kampungnya. 17 Syamsul Anwar pada tahun 1969
orang tuanya
dan
lingkungan
meneruskan pelajaran ke Sekolah
13 Supriatna, loc.cit.,”, h. 276. Menegah Pertama Negeri (SMPN) di
14 kampung halamannya. Namun Syamsul
Korespondensi penulis dengan Syamsul Anwar memalui email, 25-12-2014.
Anwar hanya beberapa bulan saja
15 Supriatna, loc.cit.,”, h. 276.
belajar di sekolah tersebut. Syamsul
16 Korespondensi penulis dengan Syamsul Anwar melalui email, 25-12-2014.
17 Supriatna, loc.cit., h. 276-277.
18 Ibid., h. 277.
Anwar kemdudian
bahasa Arab dengan metode yang kampung halaman dan berangkat ke
meninggalkan
sangat efektif. Bahkan di luar pelajaran Tanjung Pinang di mana ia masuk
pun sang ustaz berbicara dalam bahasa Pendidikan Guru Agama Negeri
Arab kepada Syamsul Anwar sekalipun (PGAN). Di sekolah ini ia belajar
di depan tamu-tamu penting. Dengan selama enam tahun sampai tamat kelas
demikian, ketika tamat PGAN 6 Tahun enam pada tahun 1974. 19 Tanjung Pinang Syamsul Anwar telah Selama 20 belajar di Tanjung mampu berbahasa Arab dan membaca
Pinang, 21 Syamsul Anwar banyak kita Arab. memanfaatkan
Syamsul Anwar juga aktif menambah pelajaran di luar sekolah
waktunya
untuk
mengikuti kegiatan sekolah terutama di formal. Antara lain ia mengikuti
bidang olahraga. Ia adalah salah seorang pelajaran privat bahasa Arab kepada
anggota tim pemain sepak bola sekolah beberapa guru dan ustaz. Di antara yang
yang kerap ikut serta dalam paling banyak kontribusinya adalah
pertandingan pada berbagai event, juga Ustaz Abu Bakar Ali (w. 1981).
pertandingan persahabatan Syamsul Anwar mengunjungi ustaz ini
dalam
dengan berbagai klub sepakbola seperti setiap minggu secara rutin, dan karena
persatuan olahraga PN Aneka Tambang, ketekunan serta kesungguhan yang
persatuan sepak bola Angkatan Laut dan diperlihatkan Syamsul Anwar dalam
lain-lain. Syamsul Anwar juga tidak belajar bahasa Arab, sang ustaz merasa
ketinggalan dalam aktifitas dakwah. amat senang dan memberikan fasilitas
Melalui pelajaran ekstra kurikuler dan pelajaran
keaktifan dalam Seksi Ubudiyah dalam meminjaminya
organisasi intra sekolah, Syamsul berbahasa Arab untuk menunjang
buku-buku
bacaan
Anwar berkesempatan belajar cara-cara pelajaran
berpidato dan khutbah. Sejak kelas 5 pengembangan kosakata. Sang ustaz
dan
mempercepat
(PGAN 6 Tahun) ia telah sering tidak memberikan pelajaran kepada
melakukan kegiatan tablig dalam bentuk Syamsul Anwar 22 di rumahnya, ceramah, pengajian dan khutbah.
melainkan di sebuah surau kecil Setelah enam tahun tinggal di miliknya di Kampung Bakar Batu, tidak
dan meninmba jauh dari rumahnya. Ustaz ini selain
Tanjung Pinang
pengetahuan menengah di kota tersebut, berprofesi sebagai dai yang banyak
Syamsul Anwar pada akhir tahun 1974 berdakwah di tengah masyarakat, ia
berangkat menuju Yogyakarta untuk pada waktu itu juga adalah Ketua
meneruskan kuliahnya di kota Gudeg Pengadilan Agama Tanjung Pinang. Ia
belajar di sekolah Arab di Singapura 20 Penulis menyaksikan sendiri betapa dan Malaysia serta sangat lancara
baik kemampuan berbahasa Arab beliau ketika
berbahasa Arab. Ia memberi pelajaran beliau mengajar penulis saat masih menjadi
Thalabah
di Pendidikan Ulama Tarjih
bahasa Arab kepada Syamsul Anwar
Muhammadiyah (PUTM) Yogyakarta. Saat itu
secara privat dengan menggunakan
beliau mengajar mata kuliah Fikih Siyasah dengan bahasa Arab fuṣ ha yang sangat baik.
21 Ibid., h. 278-279. 19 Ibid., h. 2277-278.
22 Ibid., h. 279279279.
ini. Pilihannya dijatuhkan ke kota kursus bahasa Perancis di Lembaga Yogyakarta sebagai tempat melanjutkan 24 Indonesia Perancis (LIP) Yogyakarta.
pelajaran tidak lepas dari saran beberapa Pendidikan Strata 2 (S-2) gurunya ketika di PGAN Tanjung
diselesaikan Syamsul Anwar di Jurusan Pinang yang sebagian adalah tamatan
Filsafat Program Yogyakarta. Atas dorongan guru bahasa
Akidah
dan
Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga pada Arabnya Ustaz Abu Bakar Ali, Syamsul
tahun 1991 dengan menulis tesis Anwar masuk Fakultas Syariah Institut
berjudul “Konsep Negara dalam Dunia Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan
Melayu: Kajian terhadap Pemikiran Ali Kalijaga pada awal tahun 1975. Pada
Haji,” dibawah bimbingan Prof. Dr. H. tahun 1978 ia memperoleh gelar Sarjana
A. Mukti Ali. Selain kuliah di S-2 IAIN Muda. Kemudian pada tahun itu juga ia
Sunan Kalijaga, Syamsul Anwar juga melanjutkan studi pada tingkat doktoral
mendapat beasiswa bersama sejumlah dengan mengambil Jurusan Pidana dan
13 orang dosen IAIN se-Indonesia Perdata Islam dan lulus pada tahun 1981
lainnya untuk belajar di Universitas dengan
Leiden tahun 1989-1990. Untuk itu Kebebasan Berkontrak dalam Hukum
Syamsul Anwar harus belajar bahasa Islam.” 23
Belanda secara super intensif di Pusat Selain dari mengikuti kuliah di
Kebudayaan Belanda “Erasmus Huis” kampus,
Keduataan Besar Belanda di Jakarta mengikuti berbagai pelajaran tambahan
selama satu semester. Setelah itu di luar kampus. Sejak pertama kali
berangkat ke Belanda untuk uliah di sampai di Yogyakarta ia mengikuti
Universitas Negeri Leiden. Namun kursus
untuk memperlancar bahasa Inggris oleh diselenggarakan oleh Pendidikan Kader
Universitas Leiden dikirim ke School of Masjid Syuhada (PKMS) pada tahun
Oriental and African Studies (SOAS) 1975. Tahun berikutnya ia ikut serta
Universitas London di London selama menjadi pengurus PKMS sebagai Ketua
dua bulan (Juli-Agustus 1989). Seksi Bahasa Arab. Selain itu Syamsul
Di Leiden Syamsul Anwar Anwar masih mengikuti pelajaran
mengikuti kuliah dalam bidang Islamic bahasa Arab privat kepada salah
Studies yang diberikan oleh sejumlah seorang dosen IAIN Sunan Kalijaga
spesialis Islamic Studies di kota yang mahir berbahasa Arab, yaitu Ali
tersebut. Antara lain Prof. Dr. C. Van Abu Bakar Basalamah (w. 1997). Ia
Dijk, Dr. Johannes den Heijer, Dr. Nico secara rutin mendatangi rumah sang
Kaptein. Selain itu juga ada kuliah- guru setiap minggu. Sedangkan
kuliah dari dosen tamu seperti Dr. pelajaran tambahan bahasa Inggris
G.H.A Juynboll, Dr. P.S. ban diikuti pada beberapa tempat kursus di
Koningsveld, serta para ahli dari negeri- Yogyakarta. Ia juga pernah mengikuti
negeri muslim sendiri. Selain mengikuti kuliah Syamsul Anwar juga melakukan penelitian untuk tesis masternya di
23 Ibid., h. 279-280.
24 Ibid., h. 280280280.
IAIN. Oleh INIS selaku sponsor, untuk almamaternya untuk menjadi tenaga penelitian guna penyusunan tesis di
pengajar di sana. Ia memilih untuk ke Leiden ini ditunjuk Prof. Dr. C. Van
Yogyakarta dengan alasan kota ini Dijk selaku supervisor.
adalah kota budaya dan pendidikan Pendidikan S-3 diselesaikan
sehingga dengan demikian minatnya pada tahun 2001 di Pascasarjana IAIN
dalam pengembangan ilmu dan Sunan Kalijaga dalam bidang hukum
mengabdikannya melalui pendidikan Islam
dapat direalisasikan dengan baik. “Epistemologi Hukum Islam dalam al-
dengan disertasi
berjudul
Sebagai dosen Syamsul Anwar Mustaṣ fa Karya al-Gazzali.” Disertasi
mengambil spesialisasi dalam ilmu usul ini sebagian ditulis di Hartford,
fikih. Namun ia juga memberi perhatian Connecticut, pada tahun 1997 di mana
besar dalam bidang fikih, khususnya Syamsul Anwar pada tahun itu
muamalat dengan beberapa cabangnya. mendapat
Ia berpandangan bahwa penguasaan Sandwich Program dalam rangka studi
kesempatan
mengikuti
ilmu usul fikih, sebagai teori dan agama-agama di Hartford Seminary.
metodologi hukum Islam, akan tidak Kesempatan ini digunakannya untuk
banyak berguna apabila tidak diikuti mengumpulkan bahan dan menulis
dengan penguasaan salah satu cabang disertasi. Sebagian lagi ditulis di Jakarta
hukum substantif Islam sebagai arena karena Syamsul Anwar secara sengaja
penerapan teori dan metodologi usul beruzlah selama delapan bulan ke IAIN
fikih.
Jakarta pada tahun 1998 untuk Karir sebagai tenaga edukatif dijalani menyelesaikan penulisan disertasi.
oleh Syamsul Anwar dengan tekun Penulisan disertasi ini berada di abwah
hingga akhirnya ia mencapai jenjang
kepangkatan akademik tertinggi dalam Djatnika dan Dr. H. Satria Effendi M.
bimbingan Prof. Dr. H. Rachmat
pekerjaan tersebut, yaitu sebagai guru Zein.
besar terhitung sejak 1 Oktober 2004. Setelah menyelesaikan kuliah
Untuk pengukuhan guru besarnya, pada Sarjana Lengkap, Syamsul Anwar
tanggal 26 September 2005 Syamsul diterima sebagai dosen di Fakultas
Anwar menyampaikan pidato ilmiah Syariah tempatnya belajar sebelumnya.
“Membangun Good Pekerjaan ini sesuai dengan minatnya
berjudul
Governance dalam Penyelenggaraan yang menyenangi pekerjaan dalam
Birokrasi Publik di Indonesia: Tinjauan pengembangan ilmu dan kegiatan
dari Perspektif Syariah dengan pendidikan. Minat ini telah tertanam
Pendekatan Usul Fikih.” pada dirinya sejak bersekolah di PGAN
Sebagai dosen Syamsul Anwar Tanjung Pinang. Ia diangkat pertama
tidak hanya mengajarkan ilmu yang kali pada tanggal 1 Maret 1983 sebagai
dimilikinya di Fakultas Syariah tempat Asisten Ahli Madya. Semula ia
ia menjalankan tugas pokoknya. berkeinginan untuk menjadi dosen di
Menurutnya, mengajar di luar perguruan IAIN Susqa Pekanbaru. Akan tetapi
tinggi tempat tugas pokok dijalankan ketika sedang memproses lamarannya,
akan memberi tambahan wawasan ia
melalui kontak dengan para mahasiswa melalui kontak dengan para mahasiswa
(MABBIM) yang aktif mengikuti karena itu, di samping memberikan
kegiatan institusi tersebut. kuliah di fakultasnya sendiri, ia juga
Kegiatan sosial juga merupakan memberikan kuliah di sejumlah
bagian dari kesibukan Syamsul Anwar. perguruan tinggi yang ada di
Pengalaman yang berkesan baginya Yogyakarta
dalam kaitan ini adalah mengikuti Yogyakarta. 25 Di samping menjalankan
kegiatan dialog dan amal bakti pemuda tugas pokok sebagai tenaga edukatif
agama se-dunia pada bulan Juli dan Syamsul
Agustus 1988 di Spanyol. Diberi nama melaksanakan tugas-tugas tambahan
Religious Youth Service (RYS), (administratif) di lingkungan UIN
disponsori oleh Sunan Kalijaga, di mana salah satunya
kegiatan
ini
International Religious Fondation yang ialah menjadi Dekan Fakultas Syariah
berkedudukan di New York. Program IAIN Sunan Kalijaga, terhitung sejak 1
ini diselenggarakan pada musim panas September 1999 s/d 31 Agustus 2003.
setiap tahun.
Syamsul Anwar di samping Dengan melibatkan 150 pemuda dari 40 sibuk dengan kegiatan mengajar sebagai
negara yang mwakili 13 agama dan tugas pokok, juga sibuk dengan
dengan latar belakang yang amat kegiatan-kegiatan ilmiah dan sosial. Ia
beragam, program Religious Youth banyak mengikuti seimnar, simposium,
Service yang diikuti Syamsul Anwar ini lokakarya atau sejeninsnya pada tingkat
menyediakan suatu forum bagi pemuda- lokal, nasional atau internasional, baik
pemuda agama untuk melakukan sebagai perserta maupun sebagai
interaksi dan mencari titik temu di pemateri. Ia juga menjadi salah seorang
dalam keragaman kultur dan perbedaan Project Leaders (bersama Prof. C. Van
agama yang mereka miliki. Program Dijk) untuk sub project ‘The Traditional
dalam kegiatan ini meliputi kuliah dan Religious Authority: Ulama and Fatwa’
diskusi tentang agama-agama dan dari Program “Islam in Indonesia:
tentang kebudayaan Spanyol tempat Dissemination of Religious Authority in
acara diselenggarakan, bakti sosial dan the 20th century” yang merupakan
rekreasi. Bakti sosial dan rekreasi ini program penelitian bilateral dan salah
dimaksudkan sebagai forum dialog non- satu dari lima priority programme yang
verbal yang langsung dalam bentuk dijalankan [1 Januari 2001 – 31 aksi. Dari situ diharapkan bagaimana
para peserta dapat membinan kerja sama Scientific
yang baik sekalipun berbeda latar Netherlands (SPIN) di bawah tangggung
Programme
Indonesia-
belakang agama dan budaya, bagaimana jawab Royal Netherlands Academy of
bertenggang rasa terhadap orang lain Arts and Sciences (KNAW). Selain itu
yang bertindak menurut kebiasaan dan Syamsul Anwar juga merupakan salah
kepercayaan agamanya yang berbeda, seorang pakar Majelis Bahasa Brunei
dan juga bagaiamana para peserta dapat mengenali secara lebih dekat dan
25 langsung bermacam-macam Ibid., h. 284. agama 25 langsung bermacam-macam Ibid., h. 284. agama
Kemudian ia keterlibatan
Bagi Syamsul
dipercayai untuk menjadi Ketua untuk memberikan suatu wawasan baru dalam
masa kepengurusan 2000-2005, 2005- konteks 28 upaya bagaimana membina 2010 dan 2010-2015.
semangat toleransi dan membangun Di saat menjadi Ketua inilah dialog konstruktif antara penganut
Syamsul Anwar mulai mendalami lebih agama-agama. Ini adalah langkah awal
jauh ilmu falak Syar’i dan mulai bagi
menelurkan banyak pemikiran yang ia pengalamannya di bidang dialog antar
tuangkan dalam buku, artikel dan agama. Langkah awal ini dilanjutkannya 29 sebagainya.
dengan studi hubungan Islam-Kristen di Hartford Seminary pada tahun 1997.
C. Awal Mula Mempelajari Ilmu
Selama hampir satu tahin di Hartford,
Falak
AS, Syamsul Anwar selain mengikuti Perkenalan Syamsul Anwar perkuliahan mengenai berbagai teologi
dengan ilmu falak syar’i dimulai ketika dan agama, ia juga terlibat dalam
ia menjadi mahasiswa S-1 Fakultas banyak acara-acara dialog langsung
di IAIN sunan Kalijaga yang mirip dengan kegiatan RYS di
Syariah
Yogyakarta. Ketika itu ilmu ini menjadi atas, meskipun waktunya lebih singkat.
salah satu rangkain mata kuliah pada Sebagai hasil dari ini semua ia menulis
program studi yang di ambil Syamsul “Islamic Jurisprudence of Christian-
Anwar. Dosen yang mengajari Syamsul Muslim
a Anwar ilmu falak saat itu adalah Ustaz Reinterpretation.” 27 Drs. H. Abdur Rahim (1935-2004) (ahli
Relations:
Toward
Kegiatan sosial keagamaan falak Muhammadiyah) dan Drs. H. dijalani Syamsul Anwar melalui
Marwazi NZ (w. 2010) selama dua keterlibatannya di dalam Majelis Tarjih
Setelah menyelesaikan dan
semester.
program S-1, Syamsul Anwar tidak bergabung dengan institusi ini sejak
Tajdid Muhammadiyah.
ia
pernah berinteraksi kembali dengan tahun 1986 ketika pertama kali ia
ilmu ini, karena memang setelah itu ia menjadi anggota pengurus Majelis
memilih untuk mengambil spesifikasi Tarjih Pimpinan Wilayah DIY. Pada 30 ilmu usul fikih.
periode 1990-1995, ia masuk dalam Layaknya manusia biasa, setelah kepengurusan Majelis Tarjih Pimpinan
sekian lama tidak pernah berinteraksi Pusat
sebagai wakil sekretaris dengan suatu disiplin ilmu tertentu, [Ketuanya adalah Prof. Drs. H. Asjmuni
pasti akan banyak pengetahuan dari Abdurrahman]. Pada periode berikutnya
ilmu tersebut yang terbenam meski dulu tahun 1995-2000, ia menjadi Wakil Ketua
28 Ibid., h. 289. 29 Wawancara penulis dengan Syamsul
Anwar, 14-12-2014.
Ibid., h. 285-288. 30 Wawancara penulis dengan Syamsul 27 Ibid., h. 288-289.
Anwar, 14-12-2014.
telah didapatkan. Hal ini berlaku juga 31 yang terkenal itu. Padahal saat itu ia pada Syamsul Anwar. Setelah begitu 32 telah menjadi seorang Guru Besar.
lama tidak pernah membuka kembali Diakui Syamsul Anwar ada tiga ilmu ini banyak pengetahuan yang
guru yang sangat berperan dalam didapat Syamsul Anwar terkait ilmu
pengembangan keilmuannya dalam tersebut yang dulunya ia kuasai menjadi
bidang ilmu falak, khususnya dalam hal lupa. Berkecimpungnya Syamsul Anwar
metode perhitungan, yaitu dua dosennya di Muhammadiyah, khususnya di
ketika menjadi mahasiswa: Ustaz Drs. Majelis Tarjih, membuatnya termotivasi
H. Abdur Rahim dan Ustaz Drs. H. untuk kembali mendalami ilmu yang
Marwazi NZ, dan satu guru lagi yang ia hampir ia lupakan ini. Motivasi tersebut
belajar darinya bersama Thalabah semakin kuat setelah ia diamanahi
PUTM yaitu Ustaz Drs. H. Oman sebagai Ketua Majelis Tarjih. Syamsul
Fathurrahman SW, M. Ag. Adapun Anwar menyadari bahwa sebagai Ketua
dalam hal pengembangan wacana dan Majelis Tarjih, ia harus turut
Syamsul Anwar bertanggung jawab atas segala macam
pemikiran,
mengembangkannya dengan cara persoalan yang dihadapi masyarakat, di
memperbanyak bacaan literatur-literatur mana salah satu masalah yang sering
astronomi dari berbagai bahasa, baik muncul adalah masalah-masalah yang
bahasa Indonesia, bahasa Inggris penyelesaiannya mau tidak mau harus 33 maupun bahasa Arab.
menggunakan perangkat yang terdapat dalam ilmu falak ini, seperti masalah
D. Karya-Karya Syamsul Anwar di
perbedaan dalam mengawali Ramadan
Bidang Hisab Rukyat
dan perbedaan hari raya. Amanah ini
Terjemah:
menjadi dorongan paling kuat bagi
1. “Penetapan Bulan Ramadan Syamsul Anwar untuk mau membuka
dan Pembahasan tentang kembali buku-buku dan literatur-
Penggunaan Hisab,” dalam literatur astronomi, khususnya yang
Rida, dkk., Hisab Bulan terkait dengan ilmu falak syar’i. Bahkan
Kamariah: Tinjauan Syar’i khusus untuk mengasah kembali dan
tentang Penetapan Awal memperlancar
Ramadlan, Syawwal dan metode perhitungan, ia tidak malu-malu
kemampuan
dalam
Dzulhijjah (Yogyakarta, untuk duduk bersama dengan Thalabah
Muhammadiyah, PUTM (Pendidikan Ulama Tarjih
Suara
2012), h. 87-93. Tulisan ini Muhammadiyah) mengikuti kuliah Ilmu
diterjemahkan dari tulisan Falak yang diampu oleh Ustaz Drs. H. Oman Fathurrahmaman SW, M. Ag.
(lahir 1957), ahli falak Muhammadiyah 31 Wawancara penulis dengan Syamsul
Anwar, 14-12-2014. 32
Syamsul Anwar diangkat menjadi Guru Besar pada tahun 2004, sementara kuliahnya bersama-sama Thalabah PUTM berlangsung sekitar tahun 2008-2009.
33 Wawancara penulis dengan Syamsul Anwar, 14-12-2014.
Muḥ ammad Rasyid Riḍ a Nabawiyyah: Ma’alim wa berjudul
Ḍ awabiṭ . (Terjemah) Ramaḍ an wa Baḥ ṡ al -‘Amal
“Iṡ bat
Syahri
4. Kalender Kamariah Islam fihi wa Gairihi bi al-Ḥ isab”
Unifikatif: Satu Hari Satu dalam Jurnal al-Manar, vol.
Tanggal di Seluruh Dunia
1, no. 28, tanggal 28 (Yogyakarta: Itqan Syakban 1345 H bertepatan
Publishing, 2013). Buku ini dengan 3 Maret 1927
terjemahan dari buku At- (Terjemah).
Taqwim al-Qamari al-Islami
2. “Tentang Penentuan Hilal al-Muwaḥ ḥ ad karya dengan Hisab pada Zaman
Jamaluddin ‘Abd Raziq. Sekarang,” dalam Rida, dkk.,
(Terjemah) Hisab Bulan Kamariah:
Buku
Tinjauan Syar’i tentang
1. Hari Raya & Problematika Penetapan Awal Ramadlan,
Hisab-Rukyat (Yogyakrta: Syawwal dan Dzulhijjah
Muhammadiyah, (Yogyakarta,
Muhammadiyah, 2012), h.
2. “Kontoversi Hisab dan 95-123.
Rukyat,” dalam Rida, dkk., diterjemahkan dari salah satu
Tulisan
ini
Hisab Bulan Kamariah: artikel Muṣ ṭ afa Aḥ mad az-
Tinjauan Syar’i tentang Zarqa berjudul “Ḥ aula Iṡ bat
Penetapan Awal Ramadlan, al-Hilal bi al-Ḥ isab al-Falaki
Syawwal dan Dzulhijjah, fi Haż a al-‘Aṣ r” yang
edisi ke-2 (Yogyakarta, diterbitkan dalam bukunya
Muhammadiyah, Al-‘Aql wa al-Fiqh fi Fahmi
Suara
2009), h. 1-20. al-Ḥ adiṡ
Penggunaan (Terjemah)
an-Nabawi.
3. “Problem
Rukyat,” dalam Rida, dkk.,
3. “Rukyat Hilal
Hisab Bulan Kamariah: Menentukan Bulan,” dalam
Untuk
Tinjauan Syar’i tentang Rida, dkk., Hisab Bulan
Penetapan Awal Ramadlan, Kamariah: Tinjauan Syar’i
Syawwal dan Dzulhijjah, tentang Penetapan Awal
edisi ke-3 (Yogyakarta, Ramadlan, Syawwal dan
Muhammadiyah, Dzulhijjah
Suara
(Yogyakarta, 2012), h. 1-26. Suara
4. “Alasan Penggunaan Hisab,” 2012), h. 125-142. Tulisan
Muhammadiyah,
dalam Rida, dkk., Hisab ini diterjemahkan dari tulisan
Bulan Kamariah: Tinjauan Yūsuf al-Qaraḍ awi yang
Syar’i tentang Penetapan berjudul “Ru’yah al-Hilal li
Awal Ramadlan, Syawwal Iṡ bat asy-Syahr,” dalam
dan Dzulhijjah, edisi ke-3 bukunya Kaifa Nata’amal
(Yogyakarta, Suara ma’a
as-Sunnah
an-
Muhammadiyah, 2012), h. (Yogyakarta: Suara 27-50.
Muhammadiyah, 2013).
5. “Tentang Hadis Estimasi dan
11. Diskusi & Korespondensi Istikmal,” dalam Rida, dkk.,
Kalender Hijriah Global Hisab Bulan Kamariah:
(Yogyakarta: Suara Tinjauan Syar’i tentang
Muhammadiyah, 2014). Penetapan Awal Ramadlan, Syawwal dan Dzulhijjah,
E. Pemikiran-Pemikiran Syamsul
edisi ke-3 (Yogyakarta,
Anwar Dalam Bidang Ilmu Falak
Pemahaman 2012), h. 51-60.
Suara Muhammadiyah,
Kontekstualisasi
Hadis-Hadis tentang Rukyat
6. “Bulan Sinodis dan Beberapa Ada sejumlah hadis yang sering Pengetahuan Populer tentang
dijadikan dasar untuk melegitimasi Hisab-Rukyat,” dalam Rida,
perintah rukyat. Hadis-hadis tersebut dkk.,
Kamariah: Tinjauan Syar’i ﺳ ﻤﻌ ﺖ ﺎﺑأ ﺮھ ﺮﯾ ة ر ﺿ ﻲ ﷲ ﻋ ﻨ ﮫ ﯾﻘﻮ ل ﻗﺎ ل ﻟا ﻨﺒ ﻲ tentang Penetapan Awal
ﺻ ﻠﻰ ﷲ ﻋ ﯿﻠ ﮫ ﺳو ﻠﻢ أو ﻗﺎ ل ﻗﺎ ل ﻮﺑأ ﻘﻟا ﺎﺳﻢ ﺻ ﻠﻰ ﷲ Ramadlan, Syawwal dan
Muhammadiyah, 2012), h. “(Muḥ ammad ibn Ziyad berkata): Aku 61-86.
mendengar Abū Ḥ urairah berkata:
7. Interkomeksi Studi Hadis Rasulullah atau Abū al-Qasim saw dan Astronomi (Yogyakarta:
bersabda: Berpuasalah kamu ketika Suara
Muhammadiyah, melihat hilal dan beridulfitrilah ketika 2011).
melihat hilal pula. Jika hilal di atasmu
8. “Al-Jawanib asy-Syar’iyyah terhalang awan, maka genapkanlah wa al-Fiqhiyyah li Waḍ ’ at -
bilangan bulan Syakban tiga puluh Taqwim 34 al-Islami,” Al- hari”.
Jami’ah: Journal of Islamic Studies, vol. 46, no. 2,
ﻋ ﻦ ﻋ ﺪﺒ ﷲ ﻦﺑ ﻋ ﺮﻤ ر ﺿ ﻲ ﷲ ﻋ ﻨﮭﻤ ﺎ نأ ر ﺳﻮ ل ﷲ 2008/1429, h. 457-478.
9. “Metode Usul Fikih untuk ﺣ ﻰﺘ ﺮﺗ او ﻟا ﻼﮭ ل ﻻو ﻔﺗ ﻄﺮ او ﺣ ﻰﺘ ﺮﺗ ﻮھ ﻓﺈ ن ﻏ ﻢ Kontekstualisasi Pemahaman
ﻋ ﻠ ﯿﻜ ﻢ ﻓﺎﻗ ﺪ رو ا ﮫﻟ Hadis-hadis Rukyat,” Jurnal Tarjih, Volume 11 (1) 1434
“Dari Ibn ‘Umar ra (diriwayatkan)
H / 2013 M, h. 113-130. bahwa Rasulullah menyebut-nyebut
10. Terjemahan
Ramadan, dan berkata: Janganlah Jamaluddin ‘Abd ar-Raziq,
karya
kamu berpuasa sebelum melihat hilal Kalender Kamariah Islam Unifikatif: Satu Hari Satu
34 Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, edisi
Tanggal di Seluruh Dunia
Muhammad Zuhair ibn Naṣ ir al -Naṣ ir (Beirut: Dar Tauq an-Najah, 1422/2002), III: 27, hadis no. 1909.
dan janganlah kamu beridulfitri Dalam tradisi penentuan awal bulan sebelum melihat hilal pula. Jika hilal di
kamariah ada dua kubu yang atasmu 38 terhalang awan, maka berkembang; rukyat dan hisab. Kubu
estimasikanlah”. 35 yang berpendapat bahwa penentuan awal bulan adalah dengan metode
نأ ﻦﺑا ﻋ ﺮﻤ ر ﺿ ﻲ ﷲ ﻋ ﻨﮭﻤ ﺎ ﻗﺎ ل ﺳ ﻤﻌ ﺖ ر ﺳﻮ ل ﷲ rukyat tidak membolehkan penggunaan ﺻ ﻠﻰ ﷲ ﻋ ﯿﻠ ﮫ ﺳو ﻠﻢ ﯾﻘﻮ ل إ ذا ر أ ﯾﺘﻤ هﻮ ﺼﻓ ﻣﻮ اﻮ و إذ ا
hisab sebagai metode penentuannya. ر أ ﯾﺘﻤ هﻮ ﻓﺄ ﻓ ﻄﺮ او ﻓﺈ ن ﻏﻢ ﻋ ﻠ ﯿﻜ ﻢ ﺎﻓ ﺪﻗ رو ا ﻟ ﮫ
Pendapat ini mengharuskan obeservasi “Sesungguhnya Ibn ‘Umar ra berkata:
langsung untuk dapat melihat hilal. Aku mendengar Rasulullah saw
Adapun kubu yang kedua, yaitu hisab, bersabda: Apabila kamu melihat hilal,
berpendapat bahwa penentuan awal maka berpuasalah; dan apabila kamu
bulan kamariah termasuk juga bulan- melihatnya, beridulfitrilah! Jika bulan
bulan ibadah adalah dengan metode terhalang oleh awan terhadapmu, maka
hisab, bahkan penggunaan metode ini estimasikanlah”. 36 menurut orang-orang yang berpendapat
demikian dianggap lebih akurat dan Hadis-hadis di atas seringkali
dapat memberikan kepastian dibanding dijadikan dasar oleh orang-orang yang
dengan rukyat, selain juga karena rukyat berpandangan
itu adalah cara yang sukar dilakukan. melegitimasi pendapatnya tersebut.
rukyat
untuk
Dalam hal ini Syamsul Anwar masuk Mereka memahami hadis-hadis tersebut
dalam kubu yang kedua, yaitu orang secara
yang berpandangan hisab sebagai mempertimbangkan dalil-dalil yang
tekstual
tanpa
metode penentuan awal bulan. lain.
Menurut Syamsul Anwar, tidak Rukyat (ru’yah) secara harfiah
dapat dipungkiri bahwa di antara dua berarti melihat, atau yang lebih umum
kubu tersebut, kubu yang berpendapat adalah melihat dengan mata kepala.
rukyat sebagai metode penentuan awal Rukyat dalam pengertian yang sering 39 bulan masih menjadi mayoritas. Hal
digunakan oleh ilmu Astronomi ini dapat dimaklumi, karena memang mengacu kepada pengertian Ru’yah al-
dalam sejumlah hadis - seperti Hilal. Yang terakhir ini mengandung
dikemukakan di atas - secara tegas Nabi pengertian melihat atau mengamati hilal
untuk merukyat. pada saat matahari terbenam menjelang
memerintahkan
Persoalannya adalah bahwa di zaman awal bulan kamariah dengan mata atau
Nabi penentuan awal bulan kamariah teleskop. Dalam astronomi hal ini
dengan menggunakan rukyat tidak dikenal juga dengan istilah obeservasi. 37 menimbulkan masalah. Hal itu karena
35 Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, III: 38 Syamsul Anwar, “Kontrovesi Hisab 27, hadis no. 1906.
dan Rukyat,” dalam Rida, dkk., Hisab Bulan 36 Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, III:
Kamariah: Tinjauan Syar’i tentang Penetapan 27, hadis no. 1900.
Syawal dan Zulhijah 37 Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab
Awal
Ramadan.
(Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2009), Rukyat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h.
edisi ke-2, h. 1.
39 Ibid.
umat Islam baru berkembang di Jazirah kapasitas yang dimilikinya dalam Arab saja, belum ada di negeri-negeri
bidang Usul Fikih, menggunakan lain yang jauh dari situ. Terlihat dan
metode-metode dalam ilmu tersebut tidaknya hilal di Jazirah Arab tidak
untuk merekonstruksi pemahamaan berpengaruh bagi penetapan jatuhnya
hadis-hadis tentang rukyat secara waktu-waktu ibadah umat Islam di
kontekstual.
tempat lain yang jauh dari Semenanjung Syamsul Anwar mengatakan ada Arabia tersebut. Berbeda halnya setelah
dua metode Usul Fikih yang bisa umat Islam berkembang meluas ke
untuk meletakkan berbagai penjuru dunia seperti sekarang
digunakan
pemahaman hadis-hadis tentang rukyat ini. 40 itu secara kontekstual, yaitu metode
Dalam keadaan umat Islam yang kausasi dan kaidah perubahan hukum. telah ada di berbagai belahan bola bumi
Namun sebelum membahas kedua yang bulat ini, menurut Syamsul Anwar,
metode tersebut nampaknya perlu penggunaan rukyat tidak lagi memadai
dikemukakan juga beberapa penafsiran bahkan menimbulkan banyak problem.
para ulama terhadap hadis-hadis rukyat, Hal itu karena rukyat tidak mencakup
mengingat ada anggapan bahwa seluruh permukaan bumi saat visibilitas
penggunaan hisab itu agak jauh dari pertama. Pada saat itu mungkin hanya 42 sunah Nabi saw.
sebagian sangat kecil saja dari muka Dalam kitab-kitab fikih paling bumi yang dapat mengalami rukyat,
tidak ada tiga kemungkinan makna yang atau mungkin separohnya, atau mungkin
terkandung dalam hadi-hadis tentang sebagian besar. 43 Akan tetapi jelas rukyat: pertama, jumhur ulama
mustahil seluruh muka bumi dapat berpendapat hadis-hadis tentang rukyat mengalami rukyat pada hari pertama
memerintahkan melakukan rukyat dan penampakan hilal di muka bumi.
dalam hal rukyat tidak dapat dilakukan Dengan kata lain, rukyat akan
karena langit berawan, maka bulan membelah bumi, yang berakibat tidak
berjalan digenapkan 30 hari. Kedua, dapatnya hari ibadah dijatuhkan satu
pendapat yang menyatakan bahwa hari di seluruh dunia. 41 apabila hilal tertutup awan saat langit
Masalahnya bagaimana dengan mendung sehingga tidak dapat dirukyat, hadis-hadis
maka bulan berjalan dicukupkan 29 memerintahkan untuk
hari, artinya bulan Syakban bila akan Apakah ada pemahaman terhadap hadis-
merukyat?
memasuki Ramadan atau bulan hadis tersebut yang lebih bisa
Ramadan bila akan memasuki Syawal mengakomodir kenyataan alam seperti
disempitkan bilangannya, yakni cukup yang dijelaskan di atas? Di sinilah kemudian Syamsul Anwar, dengan
42 Ibid., h. 124-124. 43 Syamsul Anwar, “Peralihan Kepada 40 Syamsul Anwar, “Metode Usul Fikih
Hisab Adalah Pilihan yang Tidak Mungkin untuk Kontekstualisasi Pemahaman Hadis-
Ditawar Lagi dan Sah Adanya,” dalam Hadis Rukyat”, dalam Jurnal Tarjih, vol. 11,
Argumentasi Hisab Muhammadiyah (Ttp.: 2013, h. 113.
dan Tajdid Pimpinan 41 Ibid., h. 114. Muhammadiyah, 2014), h. 11-13.
Majelis
Tarjih
29 hari saja. Ketiga, pendapat yang tampakan hilal yang terbatas di muka mengatakan bahwa makna faqdurū lahu 46 bumi.
adalah perintah melakukan hisab. Salah Di sinilah kemudian dua metode seorang ulama penganut pendapat ketiga
Usul Fikih yang digunakan Syamsul ini mengatakan, “Apabila hilal tertutup
Anwar untuk kontekstualisasi hadis- awan dan ada orang yang mengerti
hadis tentang rukyat menemukan peran hisab dan manzilah perjalanan bulan
pentingnya. Metode yang pertama dan dengan hisab itu ia mengetahui
adalah metode kausasi. Metode kausasi bahwa bulan Ramadan telah masuk,
adalah metode penemuan hukum maka ada dua pendapat: Abū al-‘Abbas
syariah dalam hal tidak ada teks syariah mengatakan orang itu wajib puasa
yang langsung berkaitan dengan karena ia telah mengetahui masuknya
kasusnya atau ada teks syariah terkait, bulan berdasarkan suatu dalil sehingga
tetapi diperlukan perubahan hukum sama dengan kesaksian (rukyat);
karena ketentuan hukum berdasarkan menurut pendapat lain tidak wajib
teks tersebut tidak lagi memadai puasa...” 44 lantaran adanya perubahan kondisi yang
adanya perubahan bahwa
Dari tiga pendapat di atas jelas
menghendaki
sesungguhnya hadis-hadis sehingga karena itu perlu ditemukan tentang rukyat mengandung salah satu
hukum baru. Metode ini juga bisa kemungkinan 47 makna, yaitu perintah disebut sebagai metode argumentasi.
hisab, dan dalam hal ini Syamsul Anwar Cara kerja metode ini adalah menarjihkan pendapat ketiga tersebut
dengan melakukan analisis terhadap ilat sembari
(kausa, ratio legis) hukum dari kasus Perluasan makna tersebut artinya
memperluas
maknanya.
yang sudah ada hukumnya yang masuk penggunaan
ke dalam satu himpunan yang sama diberlakukan pada saat hilal tertutup
dengan kasus yang hendak dicari awan saja, melainkan digunakan dalam
hukumnya. Kesamaan dalam himpunan semua keadaan. 45 Alasannya karena itu ditandai dengan kesamaan kausa
faktor alam pada zaman moodern ini (ilat) antara kedua kasus tersebut. Ada bukan saja faktor awan yang menutup
dua macam kausa dalam ilmu Usul hilal, melainkan juga faktor alam berupa
Fikih. Pertama, kausa efisien, yaitu sebab atau alasan mengapa suatu hukum yang sudah ada itu ditetapkan hukumnya seperti itu. Kedua, kausa finalis, yaitu alasan berupa tujuan
44 Ibid., h. 13. Lihat pula Syamsul
hukum yang hendak dicapai melalui
Anwar, “Alasan Penggunaan Hisab,” dalam
penetapan hukum. Artinnya suatu
Rida, dkk., Hisab Bulan Kamariah: Tinjauan
hukum ditetapkan adalah karena
Syar’i tentang Penetapan Awal Ramadan. Syawal dan Zulhijah (Yogyakarta: Suara
penetapan hukum demikian diharapkan
Muhammadiyah, 2012), edisi ke-3, h. 39. Pendapat ini dikutip Syamsul Anwar dari Asy- Syirazi dalam al-Muhaż ab fi fiqh al-Imam asy-
46 Syamsul Anwar, Metode Usul Fikih Syafi’i.
45 ..., h. 128.
Syamsul Anwar, Peralihan ..., h. 14.
47 Ibid., h. 115.
akan dapat mewujudkan tujuan hukum Syamsul Anwar berkesimpulan bahwa tertentu.
perintah rukyat adalah suatu perintah Syamsul
yang disertai ilat. Ia menguatkan pendapat al-Gazzali (w. 505/1111) yang
Anwar
mengutip
argumennya tersebut dengan mengutip mengatakan bahwa semua ketentuan
penegasan para ulama terkemuka, hukum syariah yang berkaitan dengan
seperti Muḥ ammad Rasyid Riḍ a (w. kepentingan manusia, selain ibadah,
Syaikh Aḥ mad adalah tedas makna (ma’qūlah al-
Muḥ ammad Syakir (w. 1377/ 1958) dan ma’na). Tindakan-tindakan Pembuat
Muṣ ṭ afa az-Zarqa (w. 1420/ 1999) yang Hukum
menyatakan bahwa perintah rukyat itu berdasarkan rasionalitas. Sehingga
Syar’i pada
dasarnya
merupakan perintah yang didasarkan berarti setiap ketentuan hukum syariah -
atas suatu kausa (ilat), yaitu kondisi kecuali dalam beberapa aspek ibadah -
umat pada saat itu masih ummi, di mana selalu ada ilat yang menjadi dasar
kebanyakan mereka belum mengenal legitimasinya.
tulis baca dan hisab, sehingga untuk mempengaruhi ada atau tidak adanya
memudahkan Nabi saw memerintahkan hukum
sarana yang mungkin dan tersedia saat mengatakan, 48
itu, yaitu rukyat.
ﺤﻟا ﻢﻜ ﺪﯾ ور ﻣﻊ ﻋ ﺘﻠ ﮫ و ﺳ ﺒﺒ ﮫ ﺟو ﻮ دا و ﻋ ﺪ ﺎﻣ Metode kedua yang digunakan “Hukum itu berlaku menurut ada atau
Syamsul Anwar adalah terkait dengan tidak adanya ilat dan sebabnya”.
metode penemuan hukum baru. Dalam hal ini ia mengutip kaidah fikhiah yang
Penerapan metode pertama ini sudah amat popular yang menyatakan, dalam kaitannya dengan hadis-hadis
ﻻ ﻨﯾ ﺮﻜ ﻐﺗ ﱡﺮﯿ ا ﻷﺣ ﻜ مﺎ ﺑ ِ◌ ﻐﺘ ﱡﺮﯿ ﻷا ز ﻣ نﺎ rukyat, menurut Syamsul Anwar, bisa
“Tidak diingkari perubahan hukum ditelusuri dengan terlebih dahulu
karena perubahan zaman”. mengajukan
pertanyaaan:
apakah
Syamsul Anwar, memulai Ramadan dan Syawal dalam
perintah melakukan rukyat untuk
Menurut
hukum Islam bukanlah hukum yang hadis-hadis Nabi adalah suatu perintah
kaku. Oleh karena itu dalam sejumlah mutlak tanpa alasan apapun atau
hal hukum Islam dapat mengalami merupakan perintah karena alasan
perubahan sesuai dengan perubahan tertentu (perintah berkausa/berilat)? 49
kemaslahatan manusia pada zaman Untuk menjawab pertanyaan
tertentu. Namun hukum itu tidak boleh tersebut Syamsul Anwar melandaskan
juga asal berubah. Di sini kemudian pada pernyataan al-Gazzali di atas
Syamsul Anwar mengajukan empat bahwa semua ketentuan hukum syariah
syarat yang harus terpenuhi untuk suatu yang berkaitan dengan kepentingan
hukum itu dapat berubah, yaitu: manusia, selain ibadah, adalah tedas
pertama, adanya tuntutan kemaslahatan makna. Sehingga oleh karenanya
untuk berubah, yang berarti bahwa apabila tidak ada tuntutan dan keperluan untuk berubah, maka hukum tidak dapat
49 diubah. Kedua, hukum itu Ibid., h. 125. tidak
48 Ibid., h. 116-117.
mengenai pokok ibadah maḥ ḍ ah, seluruh dunia, serta tidak dapat menata melainkan di luar ibadah maḥ ḍ ah, yang
sistem waktu secara prediktif ke masa berarti
ketentuan-ketentuan ibadah depan maupun ke masa lalu. Oleh maḥ ḍ ah tidak dapat diubah karena pada
karena itu perubahan dari rukyat kepada dasarnya hukum ibadah itu bersifat
hisab merupakan tuntutan yang sangat tidak tedas makna. Ketiga, hukum itu 50 imperatif.
tidak bersifat qaṭ ’i ; apabila hukum itu Kedua, rukyat bukan ibadah, qaṭ ’i, maka tidak dapat diubah seperti
hanya sarana untuk ketentuan larangan makan riba, makan
melainkan
menentukan waktu dan sarana dapat harta sesama dengan jalan batil,
saja berubah demi mencapai tujuan larangan membunuh, larangan berzina,
pokok secara lebih efektif. Ketiga, wajibnya puasa Ramadan, wajibnya
perintah melakukan rukyat bukanlah salat lima waktu, dan sebagainya.
perintah yang qaṭ ’i karena perintah itu Keempat, perubahan baru dari hukum
berdasarkan kepada hadis ahad. Dalam itu harus berlandaskan kepada suatu
kaidah ilmu hadis dan usul fikih, hadis dalil syar’i juga, sehingga perubahan
ahad tidak menimbulkan pengetahuan hukum itu sesungguhnya tidak lain
pasti (qaṭ ’i ), melainkan menimbulkan adalah perpindahan dari suatu dalil
hukum yang ẓ anni. Oleh karena hukum kepada dalil yang lain.
menggunakan rukyat itu bukan hukum Apakah perubahan dari rukyat
yang qaṭ ’i, maka ia tidak kebal terhadap kepada hisab memenuhi empat syarat di
kemungkinan diadakan perubahan. atas? Menurut Syamsul Anwar empat
Keempat, penggunaan hisab sebagai syarat di atas telah terpenuhi untuk
hukum hasil perubahan mendapatkan dijadikan alasan kenapa harus berubah
dasar-dasarnya di dalam al-Qur’an dan dari rukyat kepada hisab. Pertama,
sunnah. Dalam al-Qur’an terdapat dua sudah amat jelas bahwa terdapat
ayat yang mengandung isyarat yang tuntututan untuk melakukan perubahan
jelas kepada hisab, yaitu surat ar- dari penggunaan rukyat kepada