Psikologi Industri dan Organisasi Perbed
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Organisasi terdiri dari sejumlah anggota atau individu yang
saling bekerja sama memberikan sumbangan mereka masingmasing
kepada
upaya
mencapai
tujuan
organisasi
melalui
kedudukan dan peran mereka didalam sebuah organisasi tersebut.
Tetapi dalam organisasi, individu adalah sesuatu yang unik yang
akan memunculkan perilaku yang berbeda dengan individu-individu
lainnya. Hal inilah mempengaruhi perilaku dan perbedaan individu
dalam sebuah organisasi.
Berkembangnya
organisasi
dalam
proses
perkembangan
dapat kita saksikan berlangsungnya diferensiasinya atau “pecah”nya satu pekerjaan menjadi berbagai macam pekerjaan. Diferensiasi
ini terjadi baik secara tegak maupun secara mendatar. (Psikologi
Industri dan Organisasi, 2001:33)
Menurut Yoder (1970) tentang organisasi kerja mengatakan,
bahwa secara teoritik istilah organisasi pada umumnya dipakai
dengan dua arti, yaitu : (a) Organisasi dipandang sebagai sebuah
asosiasi, yang dibuat untuk jangka panjang, dan dipelihara untuk
mencapai tujuan dan melaksanakan misi-misi khusus, (b) Organisasi
menunjukkan suatu proses pemeliharaan dan penciptaan struktur.
Dalam hal ini proses pemeliharaan organisasi dipakai untuk
melembagakan, memperluas, dan mengusahakan hal-hal lain dari
organisasi kerja. (Psikologi Industri, 1995)
Perbedaan individu perlu dibahas dan dipahami oleh suatu
organisasi atau perusahaan, dengan tujuan agar bisa memahami
perbedaan
dari
masing-masing
anggotanya.
Setiap
invidu
mempunyai karakateristik yang berbeda-beda, sehingga sering
timbul permasalahan akibat dari perbedaan itu. Perbedaan itu kita
1
akan mengetahui berbagai macam perbedaan individu, diantaranya
perbedaan dalam segi fisik dan psikis seseorang.
Sebagai
dasar
perbedaan
individu
adalah
keragaman
demografi yang terbentuk melalui karakteristik biografi. Anggota
organisasi pada akhirnya terbagi atas karakteristik gender, usiaetnis
dan ras
serta
karakteristik
lainnya.
(Psikologi
Industri
dan
Organisasi, 2005:90)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian individu ?
2. Bagaimana karakteristik individu ?
3. Factor-faktor apa saja yang menjadikan individu berbeda-beda
dalam bekerja?
4. Bagaimana perbedaan kepribadian dalam organisasi?
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan dan mengetahui apa yang disebut individu
2. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik individu
3. Untuk mengetahui factor-faktor yang menjadikan perbedaan
individu dalam bekerja
4. Untuk mengetahui setiap kepribadian individu
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN INDIVIDU
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai
sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah
menjadi obyek filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan
hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan
manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya.
Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berpikir
atau homo sapiens, mahluk yang berbuat atau homo faber, mahluk
yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya.
Dalam kamus echols & shadaly (1975), individu adalah kata
benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai
kebutuhan-kebutuhan. Pada awal kehidupannya bagi seorang bayi
mementingkan kebutuhan jasmaninya, ia belum peduli dengan apa
saja yang terjadi diluar dirinya. Ia sudah senang bila kebutuhan
fisiknya sudah terpenuhi. Dalam perkembangan selanjutnya maka ia
akan mulai mengenal lingkungannya, membutuhkan alat komunikasi
(bahasa),
membutuhkan
teman,
keamanan
dan
seterusnya.
Semakin besar anak tersebut semakin banyak kebutuhan non fisik
atau
psikologis
yang
dibutuhkannya.
(http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/01/karakteristik-danperbedaan-individu/)
B. KARAKTERISTIK INDIVIDU
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik
bawaan
(heredity)
dan
karakteristik
yang
memperoleh
dari
pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik
keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor
biologis maupun faktor sosial psikologis. Kepribadian, prilaku apa
yang diperkuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh seseorang (individu)
3
merupakan ha sil diri perpduan antara factor biologis sebagaimana
unsure bawaan dan pengaruh lingkungan.
Natur dan nature merupakan istilah yang biasa digunakan
untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal
fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan.
Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis
keluarga, yaitu garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Sejak
terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru, maka
secara
berkesinambungan
dipengaruhi
oleh
bermacam-macam
faktor lingkungan yang merangsang.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADIKAN PERBEDAAN INDIVIDU DALAM
BEKERJA
Industri-industri
modern
sadar
akan
pentingnya
untuk
menetapkan pekerjaan sesuai dengan orangnya, yang tidak hanya
baik dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan orangnya, tetapi
juga dapat menyesuaikan diri terhadap pekerjaannya. (Psikologi
Industri, 1995)
Ada beberapa factor yang merupakan sumber perbedaan
individu di dalam bekerja, yaitu meliputi factor fisik dan
factor
psikis. Secara garis besar factor yang menimbulkan perbedaan
individu dalam segi fisiknya ialah:
a) Bentuk tubuh dan komposisinya
b) Taraf kesehatan fisik pada umumnya
c) Kemampuan panca indranya
Adapun perbedaan individu berdasarkan factor psikisnya
meliputi :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Inteligensi (kognitif)
Bakat
Minat
Kepribadian
Motivasi
Edukasi
4
Disini
perlu
dijabarkan
dari
masing-masing
klasifikasi
perbedaan individu baik dari segi fisik maupun psikis.
1. Perbedaan Tubuh dan Komposisinya
a. Bentuk Tubuh dan Komposisinya
Bentuk tubuh meliputi besar kecilnya tubuh dan bagian
bagiannya, warna kulit dan kelengkapan anggota badan. Dan
komposisinya meliputi bagaimana letak dan kesesuaiannya
dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Penting dan tidaknya
pengar uh kedua hal ini di dalam pekerjaan tergantung jenis
pekerjaannya.
b. Taraf Kesehatan Fisik
Taraf kesehatan individu pada umumnya berbeda, taraf
kesehatan ini sangat menentukan produktivitas kerja. Oleh
karna di dalam bekerja terdapat aktivitas fisik dan kesehatan
di dalam produktivitas kerja.
c. Kemampuan Panca Indera
Kemampuan panca indera diperlukan di dalam bekerja, usaha
untuk mengukur kemampuan alat-alat indera ini banyak sekali
dilakukan
di
dalam
penerimaan
calon-calon
angkatan
bersenjata. Disamping itu banyak sekali riset-riset yang
diadakan menunjukkan pengaruh gangguan sensoris terhadap
kuantitas dan kualitas produksi.
2. Perbedaan Individu Dalam Segi Psikis
a. Inteligensi
Sejauhmana kemampuan seseorang di dalam mengatasi
masalah tergantung pada taraf kesulitan masalah dan tingkat
inteligensi yang dimilikinya. Inteligensi diberi batasan sebagai
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan sebaik-baiknya
terhadap lingkungan.
b. Bakat
5
Bakat
merupakan
Kemampuan
dasar
yang
menentukan
sejauh mana kesuksesan individu untuk memperoleh keahlian
atau pengetahuan tertentu, apabila individu tiu diberi latihanlatihan tertentu. Hal ini diperlukan karena untuk masingmasing pekerjaan seringkali menuntut bakat yang berbedabeda pula. Dengan adanya kesesuaian antara bakat dan
pekerjaan maka hasil kerjanya menjadi sukses.
c. Minat
Minat merupakan suatu sikap yang membuat orang senang
akan obyek situasi atau ide-ide tertentu, hal ini diikuti dengan
perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek
yang
disenangi
itu.
Tingkat
prestasi
kerja
seseorang
ditentukan oleh perpaduan antara bakat dan minat.
d. Kepribadian
Menurut super dan crites pengukuran kepribadian di dalam
bimbingan jabatan karyawan berguna bagi maksud-maksud
sebagai berikut :
Bagi mereka yang penyesuaian kepribadiannya tidak
baik, mungkin akan mengalami kesukaran penyesuaian
diri di dalam training ataupun dalam situasi kerja.
Bagi mereka yang mempunyai sifat-sifat kepribadian
tertentu yang mengganggu penyesuaian diri dengan
posisi
kerja
bisa
dilakukan
usaha-usaha
yaitu
penempatan yang sesuai dengan kepribadiannya.
e. Motivasi
Motivasi ialah factor yang menyebabkan organisme berbuat
seperti apa yang dia perbuat. Untuk memahami prinsip-prinsip
motivasi kita harus memperhatikan dua aspek motivasi yang
disebut need dan incentive.
f. Edukasi
6
Edukasi
ialah
pendidikan
formal
disekolah-sekolah
atau
kursus-kursus, di dalam bekerja seringkali factor edukasi
merupakan syarat paling pokok untuk memegang fungsifungsi tertentu. Selain itu untuk tercapainya kesuksesan di
dalam bekerja dituntut pendidikan yang sesuai dengan
jabatan yang akan dipegangnya.
D. KEPRIBADIAN DALAM ORGANISASI
Kepribadian sebagai faktor yang memegang peranan penting
dalam perilaku sehari-hari individu merupakan satu bagian yang tak
terpisahkan dalam pembicaraan mengenai perlaku organisasi.
Pendekatan
untuk
seleksi
dalam
organisasi
yang
lebih
mementingkan aspek-aspek kepribadian, seperti intellegensi, sikap,
motivasi dan lain-lain. Terjadi satu diskusi yang cukup panjang,
apakah
dalam
organisasi,
lebih
penting
melihat
aspek-aspek
kepribadian seperti yang telah dilakukan selama ini, ataukah
memandang kepribadian sebagai sesuatu yang holistik. (Psikologi
Industri dan Organisasi, 2005:91)
Locus of Control Eksternal dan Internal
Locus of control merupakan persepsi seseorang tentang
sumber keberhasilan atau kegagalannya (nasibnya). Pribadi
yang mempersepsikan dan menyakini bahwa mereka adalah
pengendali bagi nasibnya sendiri dikatakan memiliki locus of
control intenal. Sebaliknya, pribadi yang mempersepsikan
dirinya sebagai pion nasib dan menyakini bahwa segala yang
terjadi
dalam
kehidupan
mereka
disebabkan
karena
keberuntungan dikatakan memiliki locus of control eksternal.
Kepribadian Proaktif
Kepribadian yang proaktif menunjukkan respon yang
berbeda ketika dihadapkan pada situasi yang menghambat.
Individu dengan kepribadian yang proaktif memiliki inisiatif
yang tinggi untuk merubah situasi melalui pendekatan aktif
hingga
mereka
berhasil
mencapai
tujuan
yang
mereka
inginkan. Kepribadian proaktif bukan berarti sifat yang kurang
adaptif. Sebelum bertindak mereka telah mengidentifikasikan
7
peluang yang mungkin diraih untuk kemudian menyusun
strategi yang logis.
Self Monitoring
Self monitoring merujuk pada kemampuan individu
untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor situasional
eksternal. Individu dengan self monitoring yang tinggi terlihat
peka terhadap fenomena eksternal dan mampu menyesuaikan
perilakunya dalam menghadapi situasi yang berbeda.
Machiavelianisme
Ciri kepribadian machiavelianisme menunjukkan sejauh
mana individu bersikap pragmatis, mempertahankan jaran
emosional dan menyakini bahwa tujuan dapat dicapai dengan
menghalalkan segala macam cara. Kecenderungan individu
untuk
memunculkan
segi
machiavelianismenya
sangat
tergantung pada faktor-faktor situasional. Pada umumnya
kepribadian ini akan menonjol pada saat : (1) individu
berinteraksi langsung atau bertatap muka dengan orang lain,
(2) pada saat aturan yang ada terlalu minim, sehingga
memungkinkan terciptanya ruang gerak untuk manipulasi,
dan (3) pada saat timbul keterlibatan emosional yang cukup
kuat antara individu tersebut dengan orang lain
Kepribadian Tipe A dan Tipe B
Kepribadian tipe A dicirikan sebagai individu yang sangat
agresif mendebat segala sesuatu, berusha mencapai banyak
dalam waktu cepat, atau bila perlu melawan usaha dan orang
yang
lain
menantang.
Kepribadian
tipe
A
memiliki
karakteristik sebagai berikut :
Bergerak, berjalan dan makan dengan cepat
Merasa tidak sabar terhadap banyak hal
Berusaha keras untuk berpikir dan melakukan dua hal
secara sekaligus
Kurang dapat menerima waktu luang
Terobsesi dengan jumlah, mengukur sukses secara
kuantitatif
Kepribadian dengan tipe B dicirikan sebagai individu yang
sebaliknya. Mereka jarang terdorong oleh keinginan untuk
memperoleh sejumlah barang secara kuantitatif maupun
8
berpartisipasi
secara
aktif
dalam
kegiatan
tertentu.
Kepribadian tipe B memiliki karakteristik sebagai berikut:
Tidak pernah merasa terdesak maupun tidak sabar
terhadap sesuatu
Kurang terdorong
potensi
dan
prestasinya, kecuali dalam keadaan terpaksa
Berorientasi untuk memperoleh kegembiraan
dan
relaksasi,
untuk
bukannya
menunjukkan
berkompetisi
menunjukkan
superioritas
Bersikap santai tanpa perasaan bersalah
Afeksi Positif dan Negatif
Afeksi positif merupakan kecenderungan individu untuk
mengalami mood dan perasaan yang positif dalam berbagai
situasi dan kondisi yang berbeda. Individu dengan afeksi yang
positif memiliki pola pandang yang terbuka dan flleksibel,
sehingga mudah mengelola dorongan emosi mereka. Adapun
individu dengan afeksi negatif berada dalam kondisi yang
sebaliknya mereka cenderung memandang segala sesuatu
secara negatif dan mengalami kesulitan dalam mengendalikan
dorongan emosional mereka.
Konsep Diri: Self-Esteem dan Self-Efficacy
Self-Esteem menunjukkan keyakinan
individu
akan
kelayakan dirinya dengan berdasarkan pada evaluasi diri yang
menyeluruh. Self-esteem berkaitan erat dengan harapan akan
keberhasilan.
Individu
dengan
self-esteem
yang
tinggi
memiliki keberanian untuk memilih pekerjaan dengan resiko
yang tinggi bila dibandingkan dengan individu ber-self-esteem
rendah.
Self-Efficacy
adalah
kepercayaan
individu
atas
kemampuannya dalam menyelesaikan tugas tertentu dengan
sukses.
Perkembangan
sel-efficacy
ditentukan
oleh
pengalaman langsung maupun tidak langsung terhadap suatu
tugas. Dengan memahami tugas tersebut, individu berusaha
menyimpulkan kesesuaian antara tugas yang ada dengan
kemampuan dirinya.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai
sudut pandang . Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia
telah
menjadi
obyek
filsafat,
baik
obyek
formal
yang
mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang
mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan
berbagai kondisinya.
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan
(heredity) dan karakteristik yang memperoleh dari pengaruh
lingkungan.
Karakteristik
bawaan
merupakan
karakteristik
keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor
biologis maupun faktor sosial psikologis. Kepribadian, prilaku apa
yang
diperkuat,
dipikirkan,
dan
dirasakan
oleh
seseorang
(individu) merupakan ha sil diri perpduan antara factor biologis
sebagaimana unsure bawaan dan pengaruh lingkungan.
Dua factor perbedaan individu adalah factor fisik dan factor
psikis. factor fisik meliputi : bentuk tubuh dan komposisinya,
taraf kesehatan fisik pada umumnya, dan kemampuan panca
indera. Sedangkan faktor psikis meliputi : inteligensi, bakat,
minat, kepribadian, motivasi, dan edukasi.
Individu dengan sifat yang sesuai sebagaimana
tuntutan
lingkungan kerjanya akan merasa diterima dalam organisasi.
Kepuasan kerja akan tecapai bilamana terdapat kesesuaian
antara tipe dan karakteristik kepribadian dengan kedudukannya
sehingga karyawan merasa sebagai bagian yang tidak terpisah
dari organisasinya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Davidson, Gerald C. 2006. Psikologi Abnormal (edisi 9). Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Handoyo, seger. 2006. Psikologi Industri dan Organisasi. Bogor : Grafika
Mardi Yuana
As’as, Muhammad. 1995. Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty
Munandar, Ashar Suntoyo. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi.
Jakarta : UI-Press
11
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Organisasi terdiri dari sejumlah anggota atau individu yang
saling bekerja sama memberikan sumbangan mereka masingmasing
kepada
upaya
mencapai
tujuan
organisasi
melalui
kedudukan dan peran mereka didalam sebuah organisasi tersebut.
Tetapi dalam organisasi, individu adalah sesuatu yang unik yang
akan memunculkan perilaku yang berbeda dengan individu-individu
lainnya. Hal inilah mempengaruhi perilaku dan perbedaan individu
dalam sebuah organisasi.
Berkembangnya
organisasi
dalam
proses
perkembangan
dapat kita saksikan berlangsungnya diferensiasinya atau “pecah”nya satu pekerjaan menjadi berbagai macam pekerjaan. Diferensiasi
ini terjadi baik secara tegak maupun secara mendatar. (Psikologi
Industri dan Organisasi, 2001:33)
Menurut Yoder (1970) tentang organisasi kerja mengatakan,
bahwa secara teoritik istilah organisasi pada umumnya dipakai
dengan dua arti, yaitu : (a) Organisasi dipandang sebagai sebuah
asosiasi, yang dibuat untuk jangka panjang, dan dipelihara untuk
mencapai tujuan dan melaksanakan misi-misi khusus, (b) Organisasi
menunjukkan suatu proses pemeliharaan dan penciptaan struktur.
Dalam hal ini proses pemeliharaan organisasi dipakai untuk
melembagakan, memperluas, dan mengusahakan hal-hal lain dari
organisasi kerja. (Psikologi Industri, 1995)
Perbedaan individu perlu dibahas dan dipahami oleh suatu
organisasi atau perusahaan, dengan tujuan agar bisa memahami
perbedaan
dari
masing-masing
anggotanya.
Setiap
invidu
mempunyai karakateristik yang berbeda-beda, sehingga sering
timbul permasalahan akibat dari perbedaan itu. Perbedaan itu kita
1
akan mengetahui berbagai macam perbedaan individu, diantaranya
perbedaan dalam segi fisik dan psikis seseorang.
Sebagai
dasar
perbedaan
individu
adalah
keragaman
demografi yang terbentuk melalui karakteristik biografi. Anggota
organisasi pada akhirnya terbagi atas karakteristik gender, usiaetnis
dan ras
serta
karakteristik
lainnya.
(Psikologi
Industri
dan
Organisasi, 2005:90)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian individu ?
2. Bagaimana karakteristik individu ?
3. Factor-faktor apa saja yang menjadikan individu berbeda-beda
dalam bekerja?
4. Bagaimana perbedaan kepribadian dalam organisasi?
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan dan mengetahui apa yang disebut individu
2. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik individu
3. Untuk mengetahui factor-faktor yang menjadikan perbedaan
individu dalam bekerja
4. Untuk mengetahui setiap kepribadian individu
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN INDIVIDU
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai
sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah
menjadi obyek filsafat, baik obyek formal yang mempersoalkan
hakikat manusia maupun obyek material yang mempersoalkan
manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya.
Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai mahluk yang berpikir
atau homo sapiens, mahluk yang berbuat atau homo faber, mahluk
yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya.
Dalam kamus echols & shadaly (1975), individu adalah kata
benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai
kebutuhan-kebutuhan. Pada awal kehidupannya bagi seorang bayi
mementingkan kebutuhan jasmaninya, ia belum peduli dengan apa
saja yang terjadi diluar dirinya. Ia sudah senang bila kebutuhan
fisiknya sudah terpenuhi. Dalam perkembangan selanjutnya maka ia
akan mulai mengenal lingkungannya, membutuhkan alat komunikasi
(bahasa),
membutuhkan
teman,
keamanan
dan
seterusnya.
Semakin besar anak tersebut semakin banyak kebutuhan non fisik
atau
psikologis
yang
dibutuhkannya.
(http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/01/karakteristik-danperbedaan-individu/)
B. KARAKTERISTIK INDIVIDU
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik
bawaan
(heredity)
dan
karakteristik
yang
memperoleh
dari
pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik
keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor
biologis maupun faktor sosial psikologis. Kepribadian, prilaku apa
yang diperkuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh seseorang (individu)
3
merupakan ha sil diri perpduan antara factor biologis sebagaimana
unsure bawaan dan pengaruh lingkungan.
Natur dan nature merupakan istilah yang biasa digunakan
untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal
fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan.
Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis
keluarga, yaitu garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Sejak
terjadinya pembuahan atau konsepsi kehidupan yang baru, maka
secara
berkesinambungan
dipengaruhi
oleh
bermacam-macam
faktor lingkungan yang merangsang.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADIKAN PERBEDAAN INDIVIDU DALAM
BEKERJA
Industri-industri
modern
sadar
akan
pentingnya
untuk
menetapkan pekerjaan sesuai dengan orangnya, yang tidak hanya
baik dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan orangnya, tetapi
juga dapat menyesuaikan diri terhadap pekerjaannya. (Psikologi
Industri, 1995)
Ada beberapa factor yang merupakan sumber perbedaan
individu di dalam bekerja, yaitu meliputi factor fisik dan
factor
psikis. Secara garis besar factor yang menimbulkan perbedaan
individu dalam segi fisiknya ialah:
a) Bentuk tubuh dan komposisinya
b) Taraf kesehatan fisik pada umumnya
c) Kemampuan panca indranya
Adapun perbedaan individu berdasarkan factor psikisnya
meliputi :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Inteligensi (kognitif)
Bakat
Minat
Kepribadian
Motivasi
Edukasi
4
Disini
perlu
dijabarkan
dari
masing-masing
klasifikasi
perbedaan individu baik dari segi fisik maupun psikis.
1. Perbedaan Tubuh dan Komposisinya
a. Bentuk Tubuh dan Komposisinya
Bentuk tubuh meliputi besar kecilnya tubuh dan bagian
bagiannya, warna kulit dan kelengkapan anggota badan. Dan
komposisinya meliputi bagaimana letak dan kesesuaiannya
dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Penting dan tidaknya
pengar uh kedua hal ini di dalam pekerjaan tergantung jenis
pekerjaannya.
b. Taraf Kesehatan Fisik
Taraf kesehatan individu pada umumnya berbeda, taraf
kesehatan ini sangat menentukan produktivitas kerja. Oleh
karna di dalam bekerja terdapat aktivitas fisik dan kesehatan
di dalam produktivitas kerja.
c. Kemampuan Panca Indera
Kemampuan panca indera diperlukan di dalam bekerja, usaha
untuk mengukur kemampuan alat-alat indera ini banyak sekali
dilakukan
di
dalam
penerimaan
calon-calon
angkatan
bersenjata. Disamping itu banyak sekali riset-riset yang
diadakan menunjukkan pengaruh gangguan sensoris terhadap
kuantitas dan kualitas produksi.
2. Perbedaan Individu Dalam Segi Psikis
a. Inteligensi
Sejauhmana kemampuan seseorang di dalam mengatasi
masalah tergantung pada taraf kesulitan masalah dan tingkat
inteligensi yang dimilikinya. Inteligensi diberi batasan sebagai
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan sebaik-baiknya
terhadap lingkungan.
b. Bakat
5
Bakat
merupakan
Kemampuan
dasar
yang
menentukan
sejauh mana kesuksesan individu untuk memperoleh keahlian
atau pengetahuan tertentu, apabila individu tiu diberi latihanlatihan tertentu. Hal ini diperlukan karena untuk masingmasing pekerjaan seringkali menuntut bakat yang berbedabeda pula. Dengan adanya kesesuaian antara bakat dan
pekerjaan maka hasil kerjanya menjadi sukses.
c. Minat
Minat merupakan suatu sikap yang membuat orang senang
akan obyek situasi atau ide-ide tertentu, hal ini diikuti dengan
perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek
yang
disenangi
itu.
Tingkat
prestasi
kerja
seseorang
ditentukan oleh perpaduan antara bakat dan minat.
d. Kepribadian
Menurut super dan crites pengukuran kepribadian di dalam
bimbingan jabatan karyawan berguna bagi maksud-maksud
sebagai berikut :
Bagi mereka yang penyesuaian kepribadiannya tidak
baik, mungkin akan mengalami kesukaran penyesuaian
diri di dalam training ataupun dalam situasi kerja.
Bagi mereka yang mempunyai sifat-sifat kepribadian
tertentu yang mengganggu penyesuaian diri dengan
posisi
kerja
bisa
dilakukan
usaha-usaha
yaitu
penempatan yang sesuai dengan kepribadiannya.
e. Motivasi
Motivasi ialah factor yang menyebabkan organisme berbuat
seperti apa yang dia perbuat. Untuk memahami prinsip-prinsip
motivasi kita harus memperhatikan dua aspek motivasi yang
disebut need dan incentive.
f. Edukasi
6
Edukasi
ialah
pendidikan
formal
disekolah-sekolah
atau
kursus-kursus, di dalam bekerja seringkali factor edukasi
merupakan syarat paling pokok untuk memegang fungsifungsi tertentu. Selain itu untuk tercapainya kesuksesan di
dalam bekerja dituntut pendidikan yang sesuai dengan
jabatan yang akan dipegangnya.
D. KEPRIBADIAN DALAM ORGANISASI
Kepribadian sebagai faktor yang memegang peranan penting
dalam perilaku sehari-hari individu merupakan satu bagian yang tak
terpisahkan dalam pembicaraan mengenai perlaku organisasi.
Pendekatan
untuk
seleksi
dalam
organisasi
yang
lebih
mementingkan aspek-aspek kepribadian, seperti intellegensi, sikap,
motivasi dan lain-lain. Terjadi satu diskusi yang cukup panjang,
apakah
dalam
organisasi,
lebih
penting
melihat
aspek-aspek
kepribadian seperti yang telah dilakukan selama ini, ataukah
memandang kepribadian sebagai sesuatu yang holistik. (Psikologi
Industri dan Organisasi, 2005:91)
Locus of Control Eksternal dan Internal
Locus of control merupakan persepsi seseorang tentang
sumber keberhasilan atau kegagalannya (nasibnya). Pribadi
yang mempersepsikan dan menyakini bahwa mereka adalah
pengendali bagi nasibnya sendiri dikatakan memiliki locus of
control intenal. Sebaliknya, pribadi yang mempersepsikan
dirinya sebagai pion nasib dan menyakini bahwa segala yang
terjadi
dalam
kehidupan
mereka
disebabkan
karena
keberuntungan dikatakan memiliki locus of control eksternal.
Kepribadian Proaktif
Kepribadian yang proaktif menunjukkan respon yang
berbeda ketika dihadapkan pada situasi yang menghambat.
Individu dengan kepribadian yang proaktif memiliki inisiatif
yang tinggi untuk merubah situasi melalui pendekatan aktif
hingga
mereka
berhasil
mencapai
tujuan
yang
mereka
inginkan. Kepribadian proaktif bukan berarti sifat yang kurang
adaptif. Sebelum bertindak mereka telah mengidentifikasikan
7
peluang yang mungkin diraih untuk kemudian menyusun
strategi yang logis.
Self Monitoring
Self monitoring merujuk pada kemampuan individu
untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor situasional
eksternal. Individu dengan self monitoring yang tinggi terlihat
peka terhadap fenomena eksternal dan mampu menyesuaikan
perilakunya dalam menghadapi situasi yang berbeda.
Machiavelianisme
Ciri kepribadian machiavelianisme menunjukkan sejauh
mana individu bersikap pragmatis, mempertahankan jaran
emosional dan menyakini bahwa tujuan dapat dicapai dengan
menghalalkan segala macam cara. Kecenderungan individu
untuk
memunculkan
segi
machiavelianismenya
sangat
tergantung pada faktor-faktor situasional. Pada umumnya
kepribadian ini akan menonjol pada saat : (1) individu
berinteraksi langsung atau bertatap muka dengan orang lain,
(2) pada saat aturan yang ada terlalu minim, sehingga
memungkinkan terciptanya ruang gerak untuk manipulasi,
dan (3) pada saat timbul keterlibatan emosional yang cukup
kuat antara individu tersebut dengan orang lain
Kepribadian Tipe A dan Tipe B
Kepribadian tipe A dicirikan sebagai individu yang sangat
agresif mendebat segala sesuatu, berusha mencapai banyak
dalam waktu cepat, atau bila perlu melawan usaha dan orang
yang
lain
menantang.
Kepribadian
tipe
A
memiliki
karakteristik sebagai berikut :
Bergerak, berjalan dan makan dengan cepat
Merasa tidak sabar terhadap banyak hal
Berusaha keras untuk berpikir dan melakukan dua hal
secara sekaligus
Kurang dapat menerima waktu luang
Terobsesi dengan jumlah, mengukur sukses secara
kuantitatif
Kepribadian dengan tipe B dicirikan sebagai individu yang
sebaliknya. Mereka jarang terdorong oleh keinginan untuk
memperoleh sejumlah barang secara kuantitatif maupun
8
berpartisipasi
secara
aktif
dalam
kegiatan
tertentu.
Kepribadian tipe B memiliki karakteristik sebagai berikut:
Tidak pernah merasa terdesak maupun tidak sabar
terhadap sesuatu
Kurang terdorong
potensi
dan
prestasinya, kecuali dalam keadaan terpaksa
Berorientasi untuk memperoleh kegembiraan
dan
relaksasi,
untuk
bukannya
menunjukkan
berkompetisi
menunjukkan
superioritas
Bersikap santai tanpa perasaan bersalah
Afeksi Positif dan Negatif
Afeksi positif merupakan kecenderungan individu untuk
mengalami mood dan perasaan yang positif dalam berbagai
situasi dan kondisi yang berbeda. Individu dengan afeksi yang
positif memiliki pola pandang yang terbuka dan flleksibel,
sehingga mudah mengelola dorongan emosi mereka. Adapun
individu dengan afeksi negatif berada dalam kondisi yang
sebaliknya mereka cenderung memandang segala sesuatu
secara negatif dan mengalami kesulitan dalam mengendalikan
dorongan emosional mereka.
Konsep Diri: Self-Esteem dan Self-Efficacy
Self-Esteem menunjukkan keyakinan
individu
akan
kelayakan dirinya dengan berdasarkan pada evaluasi diri yang
menyeluruh. Self-esteem berkaitan erat dengan harapan akan
keberhasilan.
Individu
dengan
self-esteem
yang
tinggi
memiliki keberanian untuk memilih pekerjaan dengan resiko
yang tinggi bila dibandingkan dengan individu ber-self-esteem
rendah.
Self-Efficacy
adalah
kepercayaan
individu
atas
kemampuannya dalam menyelesaikan tugas tertentu dengan
sukses.
Perkembangan
sel-efficacy
ditentukan
oleh
pengalaman langsung maupun tidak langsung terhadap suatu
tugas. Dengan memahami tugas tersebut, individu berusaha
menyimpulkan kesesuaian antara tugas yang ada dengan
kemampuan dirinya.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai
sudut pandang . Sejak ratusan tahun sebelum masehi, manusia
telah
menjadi
obyek
filsafat,
baik
obyek
formal
yang
mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang
mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan
berbagai kondisinya.
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan
(heredity) dan karakteristik yang memperoleh dari pengaruh
lingkungan.
Karakteristik
bawaan
merupakan
karakteristik
keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor
biologis maupun faktor sosial psikologis. Kepribadian, prilaku apa
yang
diperkuat,
dipikirkan,
dan
dirasakan
oleh
seseorang
(individu) merupakan ha sil diri perpduan antara factor biologis
sebagaimana unsure bawaan dan pengaruh lingkungan.
Dua factor perbedaan individu adalah factor fisik dan factor
psikis. factor fisik meliputi : bentuk tubuh dan komposisinya,
taraf kesehatan fisik pada umumnya, dan kemampuan panca
indera. Sedangkan faktor psikis meliputi : inteligensi, bakat,
minat, kepribadian, motivasi, dan edukasi.
Individu dengan sifat yang sesuai sebagaimana
tuntutan
lingkungan kerjanya akan merasa diterima dalam organisasi.
Kepuasan kerja akan tecapai bilamana terdapat kesesuaian
antara tipe dan karakteristik kepribadian dengan kedudukannya
sehingga karyawan merasa sebagai bagian yang tidak terpisah
dari organisasinya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Davidson, Gerald C. 2006. Psikologi Abnormal (edisi 9). Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Handoyo, seger. 2006. Psikologi Industri dan Organisasi. Bogor : Grafika
Mardi Yuana
As’as, Muhammad. 1995. Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty
Munandar, Ashar Suntoyo. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi.
Jakarta : UI-Press
11