Makalah Negara dan Sistem Pemerintahan

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“NEGARA & SISTEM PEMERINTAHAN”

7

MAKALAH
Oleh:

Nama

: Muhamad Zulfikar Adiansyah

NIM

: 1411021

Jurusan

: Sistem Informasi

STIMIK CATUR SAKTI KENDARI

2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah
mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Kalimat ” dapat selesai seperti waktu
yang telah kami rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari
berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1 Bapak Abd. Rahman S.Sos, M.S.i, selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan AMIK-STMIK Catur Sakti Kendari
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga
makalah ini dapat terselesaikan
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat di selesaikan
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini
disusun

untuk


memenuhi

salah

satu

tugas

Mata

Kuliah

Pendidikan

Kewarganegaraan . Makalah ini membahas tentang Negara & Sistem Pemerintahan.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalahmakalah selanjutnya.
Kendari,


Mei 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Setiap Negara dalam menjalankan pemerintahannya, memiliki sistem yang

berbeda-beda meskipun dengan nama yang sama seperti sistem presidensial atau
sistem parlementer. Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk
menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi
tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat
ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat
dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunya
sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selamalamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat,

menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi
pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga
menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya
masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.
Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan
itu secara menyeluruh.
Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk
menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif
lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu
sendiri.
1.3

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1.

Apa pengertian Negara ?

2.


Apa pengertian Sistem Pemerintahan ?

3.

Bagaimanakah Sistem Pemerintahan Di Indonesia ?

1.4

Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1.

Mendeskripsikan pengertian Negara.

2.

Mendeskripsikan Pengertian sistem pemerintahan.


3.

Mendeskripsikan sistem pemerintahan yang ada diindonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
II.1.

Definisi Negara
Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum yaitu untuk memudahkan

anggotanya dalam hal ini adalah rakyat dalam mencapai tujuan bersama atau yang
dicita - citakan. Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang
disebut sebagai Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi
oleh rakyat sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita
bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi merupakan dokumen hukum
tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola.
Konstitusi di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar. Dalam bentuk
modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk mencapai kesejahteraan
bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling kongkrit pertemuan

negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan
negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya adalah bagaimana negara memberi
pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan, fungsi pelayanan paling dasar adalah
pemberian rasa aman. Negara menjalankan fungsi pelayanan keamanan bagi seluruh
rakyat bila semua rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman dalam kehidupannya.
Dalam perkembangannya banyak negara memiliki kerajang layanan yang berbeda
bagi warganya.
Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara,
atau hukum, baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam
Konstitusi maupun untuk menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau
keinginan masyarakat, semua kebijakan ini tercantum dalam suatu Undang-Undang.
Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan Undang-Undang haruslah
dilakukan secara demokratis, yakni menghormati hak tiap orang untuk terlibat dalam
pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti juga dalam organisasi
biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat banyak. Dalam suatu

negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan rakyat banyak ini dipilih
secara demokratis pula.
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam
suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi

ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat
negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa
negara diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka
pada wilayah tempat negara itu berada.
Adapun definisi negara dari beberapa pendapat ahli yaitu sebagai berikut :
ü Prof. Farid S. Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapat pengakuan negara
lain serta memiliki kedaulatan.
ü Georg Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang
telah berkediaman di wilayah tertentu.
ü Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Negara merupakan organisasi kesusilaan yang
muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal
ü Roelof Krannenburg, Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak
dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.
ü

Roger H. Soltau, Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.

ü Prof. R. Djokosoetono, Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan
manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

ü Prof. Mr. Soenarko, Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai daerah
tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah kedaulatan.
ü Aristoteles, Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa,
hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan
dan kehormatan bersama.
Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk
mencapai tujuan bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga

negara tersebut. Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi citacita bangsa secara bersama-sama. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berbentuk republik yang telah diakui oleh dunia internasional dengan memiliki
ratusan juta rakyat, wilayah darat, laut dan udara yang luas serta terdapat organisasi
pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berkuasa.
II.2

Pengertian Sistem Pemerintahan
1. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan

terorganisasi, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang
membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh.

Dalam sistem terkandung unsur-unsur:
a. Seperangkat elemen, komponen, dan bagian.
b. Saling berkaitan dan bergantung.
c. Kesatuan yang terintegerasi (terkait dan menyatu).
d. Memiliki peranan dan tujuan tertentu.
2. Pengertian Pemerintahan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pemerintahan diartikan pertama,
sebagai proses, cara, perbuatan pemerintah. Kedua, segala urusan yang dilakukan
negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat dan kepentingan negara.

Berikut pengertian pemerintahan menurut berbagai ahli:
a. Utrecht
1. Pemerintahan sebagai gabungan dari semua badan kenegaraan yang berkuasa
memerintah.
2. Pemerintahan sebagai gabungan badan-badan kenegaraan tertinggi yan
berkuasa memerintah di wilayah satu negara.
3. Pemerintahan dalam arti kepala negara (Presiden) bersama dengan kabinetnya.

b. Austin Ranney
Pemerintahan adalah proses kegiatan pemerintah, yaitu proses membuat dan

menegakkan hukum dalam suatu negara.
3. Pengertian Sistem Pemerintahan
Menurut doktri hukum tata negara, pengertian sistem pemerintahan negara dapat
dibagi ke dalam tiga pengertian, yaitu sebagai berikut:
a. Sistem Pemerintahan Negara dalam Arti Paling Luas
Tatanan yang berupa struktur dari suatu negara dengan menitikberatkan hubungan
antara negara dan rakyat. Pengertian seperti ini akan menimbulkan model
pemerintahan monarki, aristrokasi, dan demokrasi.
b. Sistem Pemerintahan Negara dalam Arti Luas
Suatu tatanan atau struktur pemerintahan negara yang bertitik tolak dari hubungan
antarsemua organ negara, termasuk hubungn antara pemerintah pusat (central
government)

dan

bagian-bagian

c. Sistem Pemerintahan Negara dalam Arti Sempit
Suatu tatanan atau struktur pemerintah yang bertitik tolak dari hubungan sebagai
organ
negara di tingkat pusat, khususnya antara eksekutif dan legislatif.
1) Sistem parlementer, yaitu parlemen (legialatif) mempunyai kedudukan yang lebih
tinggi daripada eksekutif. Contoh negara yan menetapkan sistem ini antara lain :
Prancis, Belgia, Inggris, Jepang, India, Belanda, New Zeland, Sudan, Portugal, dan
Italia.
2) Sistem pemisahan kekuasaan (presidensil), yaitu parlemen (legislatif) dan
pemerintah (eksekutif) mempunyai kedudukan yang sama dan saling melakukkan
kontrol (chech and ). Contohnya : Amerika Serikat, Indonesia, Paraguay, Brunai
Darusalam,

Peru,

dan

Swedia.

3) Sistem pemerintahan dengan pengawasan langsung oleh rakyat, yaitu
pemerintahan (eksekutif), pada hakikatnya adalah badan pekerja dari parlemen
(legislatif), dengan fakta lain eksekutif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
legislatif.

Pada masyarakat modern, pola pemerintah dapat dikembangkan sesuai dengan
karakter masing-masing. Pertimbangan yang digunakan terutama menyangkut hal-hal
berikut.
a. Kompleksitas
b. Dinamika
c. Keanekaragaman

1. Bentuk Pemerintahan
a. Bentuk pemerintahan klasik
Bentuk pemerintahan klasik pada umumnya masih menggabungkan benttuk
negara dan bentuk pemerintahan. Berdasarkan teori ini, bentuk pemerintahan bisa
dibedakan berdasarkan jumlah orang yang memerintah serta sifat pemerintahannya.
Teori ini dianut oleh Aristoteles, Plato, dan Polybios.
1) Aristoteles
Berikut bentuk pemerintahan menurut Aristoteles.
a)

Monarki
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh satu orang demi kepentingan
umum.

b)

Tirani
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh seseorang demi kepentingan
pribadi.
c) Aristokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh sekelompok cendekiawan demi
kepentingan umum
d) Oligarki
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh sekelompok cendekiawan demi
kepentingan pribadi.
e) Politeia
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh seluruh rakyat demi kepentingan
umum.
f) Anarki
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh banyak orang yang tidak berhasil
menjalankan kekuasaannya untuk kepentingan umum.

g) Demokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh rakyat dan dijalankan untuk
kepentingan seluruh rakyat.

2) Plato
Plato mengungkapkan lima bentuk pemerintahan yaitu sebagai berikut.
a) Aritrokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh kaum cendikiawan yang dilaksanakan
sesuai dengan pikiran keadilan.
b)

Oligarki
Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh golongan hartawan.

c)

Temokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang yang ingin mencapai
kemasyhuran dan kehormatan.

d)

Demokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat jelata.
e) Tirani
Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang tiran(sewenang-wenang)
sehingga jauh dari cita-cita keadilan.

3) Polybios
Polybios terkenal dengan teorinya yang disebut cyclus theory, yang sebenarnya
merupakan pengembangan lebih lanjut dari ajaran Aristoteles dengan sedikit
perubahan, yaitu dengan mengganti bentuk pemerintahan politela dengan demokrasi.

A. Bentuk pemerintahan monarki (Kerajaan)
Adapun bentuk monarki ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1. Monarki Absolut
Pada bentuk pemerintahan ini, pemerintahan dikepalai oleh seorang raja, ratu,
syah, atau kaisar. Perintah penguasa merupakan hukum dan harus dilaksanakan
seluruh rakyat. Pada penguasa terdapat kekuaaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Contoh: Prancis di masa kekuasaan Louis XIV.
2. Monarki Konstitusional
Bentuk pemerintahan monarki abssolut banyak dipraktikkan masa lalu, ketika
partiipasi rakyat dibatasi.
Pengalaman beberapa bentukk kerajaan berkaitan dengan proses terbentuknya
monarki konstitusional dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Adakalanya inisiatif untuk mengubah bentuk monarki absolut menjadi monarki
konstitusional itu datang dari raja itu sendiri karena dia takut kekuasaannya akan
runtuh. Contoh: Jepang dengan hak octrool.
b. Adakalanya monarki absolut berubah menjadi monarki konstitusional karena
adanya desakan dari rakyat atau terjadi revolusi yang berakibat dibatasinya kekuasaan
raja (sehingga tidak lagi mutlak/absolut). Contoh: Inggris yang melahirkan Bill of
Rights pada tahun 1689, Yordania, Denmark, Arab Saudi, dan Brunei Darussalam.
3. Monarki Parlementer
Dalam pemerintahan ini, kekuasaan tertinggi di tangan parlemen.

B. Bentuk Pemerintahan Republik
Bentuk-bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Republik Absolut
Dalam republik absolut, pemerintah bersifat diktator. Hukum dimanipulasi hingga
mendukung kekuasaannya. Contoh: Jerman pada masa Hitler, Italia pada masa
Mussolini, dan Spanyol pada masa Jendral Franco.
2. Republik Konstitusional
Dalam pemerintahan republik konstitusional, kekuasaan kepala negara dan kepala
pemerintahan tidak diwariskan. Kedudukan politik dapat diperebutkan melalui caracara yang sah, seperti yang ditetapkan dalam undang-undang.
3. Republik Parlementer
Dalam bentuk pemerintahan ini, presiden sebagai kepala negara yang tidak aktif
memimpin penyelenggaraan pemerintahan. Kepala pemerintahan dipegang oleh
perdana menteri yang memimpin kabinet. Para menteri bertanggung jawab pada
parlemen.
Klasifikasi Sitem Pemerintahan
Sistem pemerintahan dibagi menjadi dua, yaitu sistem pemerintahan presidensial
dan sistem pemerintahan parelementer.
a. Sistem Pemerintahan Parlementer
Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut.
1) Kepala negara bisa raja/ratu/presiden. Namun, tidak bertanggung jawab atas
segala kebijakan yang diambil oleh kabinet.

2) Kepala negara hanya sebagai simbol negara karena yang menjadi kepala
pemerintahan adalah perdana menteri.
3) Parelemen mempunyai kekuasaan sebagai badan perwakilan dan lembaga
legislatif. Anggota parlemen dipilih oleh rakyat melalui pemilu.
4) Eksekutif (kabinet) bertanggung jawab kepada legislatif. Jika parlemen
mengeluarkan mosi tidak percaya kepada menteri, maka kabinet harus mngembalikan
mandat kepada kepala negara.
5) Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet sekaligus
perdana menteri adalah ketua parpol pemenang pemilu.
6) Dalam sistem banyak partai, formatur kabinet harus membentuk kabinet secara
koalisi, karena kabinet harus mendapat dukungan kepercayaan dari parlemen.
7) Kepala negara bisa menjatuhkan parlemen. Selanjutnya kabinet harus
membentuk parlemen baru melalui pemilu.
b. Sistem Pemerintahan Presidensial
Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut.
1) Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala
negara.
2) Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan
dipiliih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
3) Presiden memiliki hak prerogatif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan nondepartemen.

c. Sistem Pemerintahan Referendum

Referendum berasal dari kata refer yang berarti mengembalikan. Sistem
pemerintahan referendum adalah bentuk sistem pemerintahan yang merupakan variasi
dari sistem pemerintahan parlementer dan presidensial.
Macam-macam referendum adalah sebagai berikut.
1) Referendum obligator adalah referendum yang harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan langsung dari rakyat sebelum suatu undang-undang tertentu diberlakukan.
2) Referensi fakultatif adalah referendum yang dilaksanakan apabila dalam waktu
tertentu sesudah suatu undang-undang diumumkan dan dilaksanakan, sejumlah orang
tertentu yang mempunyai hak suara menginginkan diadakannya referendum.
3) Referendum konsultatif adalah referendum yang menyangkut soal-soal teknik.
d. Sistem Parlemen Satu Kamar dan Dua Kamar
1) Sistem Parlemen Satu Kamar
Sistem ini timbul berdasarkan pemikiran bahwa jika majelis tingginya
demokratis, hal iyu merupakan pencerminan majelis rendah yang juga demokratis,
sehingga hanya merupakan duplikasi saja. Teori ini pun didukung suatu pendapat
bahwa fungsi kamar kedua dapat dilakukan oleh komisi parlementer, seperti meninjau
atau

merevisi

undang-undang.

Hal-hal yang berhubungan dengan sistem parlemen satu kamar adalah sebagai
berikut.
a) Para pendukung menyatakan bahwa sistem satu kamar mencatat perlunya
pengendalian atas pengeluaran pemerintah dan dihapuskannya pekerjaan berganda
yang dilakukan oleh kedua kamar.

b) Para pengkritik menyatakan bahwa sistem satu kamar menunjukan adanya
pemeriksaan dan pengimbangan ganda ang diberikan oleh sistem dua kamar dan
dapat menambah tingkat konsensus dalam masalah legislatif.
2) Sistem Parlemen Dua Kamar
Sistem parlemen dua kamar merupakan praktik pemerintahan yang menggunakan
dua kamar legislatif atau parlemen.

Bentuk parlemen dengan sistem dua kamar ini dapat dibedakan sebagai berikut.
a) Federalisme
Negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, Brazil, India, dan Jerman
mengaitkan sistem dua kamar dengan struktur politik federal mereka. Misalnya di
Amerika Serikat, Australia, dan Brazil, masing-masing negara bagian mendapatkan
jumlah penduduk antara masing-masing negara bagian. Hal ini untuk memastikan
bahwa negara bagian yang lebih sedikit penduduknya tidak berada dibawah bayangbayang negara-negara bagian yang penduduknya lebih banyak. Akan tetapi, di
majelis rendah, kursi dimenangkan berdasarkan jumlah penduduk. Di India dan
Jerman, majelis tinggi. Rajya Sabha (India) dan Bundesrat (Jerman), bahkan lebih
erat terkait dengan sistem federal karena para anggotanya dipilih langsung oleh
pemerintah dari masing-masing negara bagian India atau Bundesland (Jerman). Ini
pernah terjadi di negara Amerika Serikat sebelum amandemen ke-17.
b) Sistem Dua Kamar Kebangsawaan

Di beberapa negara, sistem dua kamar dilakukan dengan menyejajarkan
unsur-unsur demokratis dan kebangsawaan. Sebagai contoh majelis tinggi (House of
Lords) di Britania Raya yang merupakan sisa-sisa sistem kebangsawanan yang dulu
pernah mendominasi politik Britania Raya, sedangkan majelis rendah (House of
Commons), anggotanya sepenuhnya dipilih. Contoh lain, House of Peers di Jepang,
yang dihapuskan setelah PD II.

II.3 Sistem Pemerintahan Indonesia
1) Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut Konstitusi RIS
Sistem Pemerintahan Indonesia menurut konstitusi RIS adalah sistem Pemerintah
Parlementer yang tidak murni. Pasal 118 konstitusi RIS antara lain :
a. Presiden tidak dapat di ganggu gugat
b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah
Ketentuan pasal tersebut menunjukkan bahwa RIS mempergunakan sistem
pertanggung jawaban menteri.
2) Sistem Pemerintahan Indonesia menurut UUDS 1950
UUDS 1950 masih tetap mempergunakan bentuk sistem pemerintahan seperti yang
diatur dalam konstitusi RIS. Di dalam pasal 83 UUDS 1950 dinyatakan :
a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat
b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik
bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendirisendiri.
3) Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum diamandemen:

1. Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.
2. DPR sebagai pembuat UU.
3. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.
4. DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.
5. MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.
6. BPK pengaudit keuangan.
4) Sistem Pemerintahan setelah amandemen
1. MPR bukan lembaga tertinggi lagi.
2. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh
rakyat.
3. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
4. Presiden tidak dapat membubarkan DPR.
5. Kekuasaan Legislatif lebih dominan.
Negara indonesia adalah negara yang berbentuk republik. Pemerintahan republik
adalah suatu pemerintahan dimana seluruh atau sebagian rakyat memegang
kekuasaan yang tertinggi di dalam negara. Oleh karena itu, kadaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Sistem pemerintahan di dunia terbagi atas sistem pemerintahan parlementer

dan presidensial. Pada umumnya, negara-negara di dunia menganut salah satu dari
sistem pemerintahan tersebut. Sistem parlementer adalah sebuah sistem
permerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan.
Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan
parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan
semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensil, di mana sistem
parlemen dapat memiliki seorang presiden presiden dan seorang perdana menteri,
yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensil, presiden
berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer
presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.
B.

Saran-saran
Dengan memahami sistem pemerintahan di berbagai negara, terutama negara

maju, diharapkan kita mampu membandingkannya dengan sistem pemerintahan
negara kita, sehingga kita dapat menyimpulkan mengapa negara kita sangat terlambat
sekali maju, bahkan dibandingkan dengan negara muda yang beru lahir. Serta dapat
mengkritik sistem pemerintahan negara kita dengan kritikan yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA
 C.S.T Kansil dan Christine. (2001). Ilmu Negara. Jakarta: Pradnya Paramita.
 C.S.T. Kansil. (1987). Hukum Antar Tata Pemerintahan (Comparative
Government). Jakarta: Erlangga.
 Ibrahim R.dkk. (1995). Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidesial.
Jakarta: Grafindo Persada.