Makalah Proses Pembuatan Sabun Ii

Nama
NPM/Semester
Romb./Grup
NPM/Teman Praktek

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
Praktikum
Percobaan
Tanggal
Pembimbing

: KIMIA ORGANIK
: PEMBUATAN SABUN
: 8 DESEMBER 2015
: Ir. LUCKY INDRATI UTAMI,MT

: HASAN DJADID ASSEGAF
: 1431010056/III
:I/D

: 1431010067
AISYAH SEPTIANA P

DRAFT

BAB I
PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau
lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar, bagian kepala bersifat
hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu
mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan atau pakaian. Sabun adalah
benda wajib yang kita pakai setiap hari. Tanpa sabun, mandi terasa tidak bersih
karena sabun berfungsi untuk mengangkat kotoran yang menempel di tubuh kita.
Prosedur dari pembuatan sabun ini adalah ambil 50 ml minyak kelapa
dan masukkan kedalam cawan penguapan. Tambahkan 50ml etanol kedalam
cawan yang telah berisi minyak kalapa. Tambahkan 30ml larutan NaOH 10M,
sambil diaduk. Tutup cairan penguapan dengan kaca arloji. Panaskan campuran

dalam cawan penguapan. Teruskan penguapan sampai tidak berbau alcohol.
Dinginkan dan amati apa yang terjadi. Kemudian tambahkan 200ml larutan NaCl
pekat kedalam cawan porselen, amati apa yang terjadi. Aduk campuran dengan
baik, kemudian saring zat padat yang dihasilkan.
Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan dapat mengetahui reaksi dari
suatu penyabunan pada proses pembuatan sabun di laboratorium, dan
mengetahui bahan-bahan apa saja yang akan digunakan dalam pembuatan sabun
tersebut, serta mengetahui sifat-sifat dari bahan yang digunakan dalam
pembuatan sabun. Dengan mengetahui sifat-sifat yang di gunakan tersebut kita
sebagai praktikan akan lebih berhati-hati saat melakukan praktikum tersebut.

I.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk menunjukkan reaksi penyabunan pada proses pembuatan sabun di
laboratorium
2. Untuk

menunjukkan beberapa sifat sabun berdasarkan percobaan yang

dilakukan
3. Untuk mengetahui bahan-bahan apa saja yang digunakan pada proses

pembuatan sabun di laboratorium
I.3 Manfaat Praktikum
1. Praktikan dapat mengetahui reaksi penyabunan pada proses pembuatan sabun
di laboratorium
2. Praktikan dapat mengetahui bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam
pembuatan sabun
3. Praktikan dapat mengetahui sifat-sifat bahan yang digunakan dalam
pembuatan sabun

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum
Sabun merupakan suatu kebutuhan pokok manusia yang selalu digunakan
sehari-hari. Fungsi utama dari sabun adalah membersihkan. Dilingkungan sekitar,
banyak macam wujud sabun yang dapat ditemui, baik yang dalam bentuk cair, lunak,
krim, maupun yang padat. Kegunaannya pun beragam, ada yang sebagai sabun
mandi, sabun cuci sabun tangan, sabun cuci peralatan rumah tangga dan lain
sebagainya.
Sabun dibuat dari proses saponifikasi lemak hewan (tallow) dan dari minyak.
Gugus induk lemak disebut fatty acids yang terdiri dari rantai hidrokarbon panjang

(C12 sampai C18) yang berikatan membentuk gugus karboksil. Asam lemak rantai
pendek jarang digunakan karena menghasilkan sedikit busa. Reaksi saponifikasi
tidak lain adalah hidrolisis basa suatu ester dengan alkali (NaOH/KOH). Range atom
C diatas mempengaruhi sifat-sifat sabun seperti kelarutan, proses emulsi dan
pembasahan. Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah air,
gliserin, garam dan kemurnian lainnya. Semua minyak atau lemak pada dasarnya
dapat digunakan untuk membuat sabun. Lemak merupakan campuran ester yang
dibuat dari alkohol dan asam karboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam
palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat, sedangkan
minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat.
(Lukman , 2012)
II.1.1 Sabun
Merupakan garam Na dari asam lemak. Pembuatannya dari penyabunan
lemak dengan NaOH, yang dipanaskan dengan uap air. Lapisan atas mengandung
gliserin yang dapat diambil dan dimurnikan. Pada cara yang lain lemak dihidrolisa
lebih dahulu sehingga pecah menjadi gliserin dan asam lemak, kemudian asam
lemak direaksikan dengan Na2CO3 (lebih murni dari pada NaOH).
Asam lemak yang biasa dipakai: asam stearat dan palmitat. Sabun ini
ditambah zat-zat lain untuk keperluan yang khusus: sabun cuci ditambah : Na meta
silikat, tetra Na piro fosfat. Sabun mandi ditambah : zat warna, parfum. Medicated

soap (bersifat anti septis) ditambah kresol. (Respati,2000)

Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam
lemak. Sabun mengandung terutma garam C16 dan C18, namun dapat juga
mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Kemungkinan
sabun ditemukan oleh orang mesir kuno beberapa ribu tahun yang lalu. Pembuatan
sabun oleh suku bangsa suku bangsa jerman dilaporkan oleh Julius Caesar. Teknik
pembuatan sabun dilupakan orang dalam Zaman Kegelapan (dark ages), namun
ditemukan kembali selama Renaissance. Penggunaan sabun mulai meluas pada abad
-18.
Dewasa ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang digunakan pada
zaman yang lampau. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan lindi
(natrium hidroksida) dan karenanya terhidrolisis menjadi gliserol dan garam natrium
dari asam lemak. Dulu digunakan abu kayu ( yang mengandung basa seperti kalium
karbonat) sebagai ganti lindi
Penyabunan :
CH2O2C(CH2)16CH3
CHO2C(CH2)16CH3 + 3NaOH
CH2O2C(CH2)16CH3


CH2OH
kalor

CHOH+3CH3(CH2)16CO2-Na+
CH2OH

Sekali penyabunan itu telaah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol
dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan. Gliserol digunakan sebagai
pelembab dalan tembakau, industry farmasi dan kosmetik. (sifat melembabkan
timbul dari gugus-gugus hidroksil yang dapat berikatan hydrogen dengan air dan
mencegah penguapan air itu). Sabunnya dimurnikan dengan mendidihkanya dalam
air bersih untuk membuang lindi yang berlebih, NaCl dan gliserol. Zat tambahan
(additive) seperti batu apung, zat warna dan parfum kemudian ditambahkan. Sabun
padat itu lalu dilelehkan dan dituang ke dalam suatu cakatan.
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus
ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam
zat-zat non polar,sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena
adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benarbenar larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk

misel (micelles), yakni segerombol (50-150) molekul sabun yang rantai

hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-ujung ionnya menghadap ke air.
Kegunaan sabun ialah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak
sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua
sifat sabun. Pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun, yang tertarik pada
air, ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan
minyak lain. Karena tolak-menolak antara tetes-tetes sabun minyak, maka minyak itu
tidak dapat saling bergabung tetapi tetap tersuspensi.
(Fessenden,1997)
II.1.2 Pembuatan Sabun
Sabun merupakan hasil produk dari trigliserida dan NaOH yang mempunyai
produk samping berupa gliserol. trigliserida merupakan ester dari gliserol dan tiga
asam lemak. Cara mendapatkan trigliserida adalah minyak dari tumbuhan atau hewan
yang merupakan penyusun utamanya.cara pembuatan sabun adalah mencampurkan
trigliserida dengan NaOH.reaksinya dinamakan reaksi penyabunan (saponifikasi)
Beberapa cara pembuatan sabun:
1. Proses dingin
Pembuatan sabun dilakukan pada suhu biasa.pada proses ini reaksi penyabunan
berjalan lambat.dan gliserol tidak dapat dipisahkan
2. Proses panas
minyak terlebih dahulu dipanaskan hingga suhu 90 derajat celsius baru ditambahkan

NaOH.pada proses ini reaksi berjalan cepat.tetapi pada proses ini gliserol tidak
dapat dipisahkan
3. Proses pendidihan
pada proses ini NaOH dan minyak dipanaskan bersama-sama. kemudian
ditambahkan larutan garam misal NaCI untuk memisahkan gliserol
Bahan-bahan lain yang digunakan dalam pembuatan sabun:
1. Parfum
2. Zat pewarna
3. Zat aktif misal gel lidah buaya
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun
sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan
campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak. Bahan pembuatan sabun terdiri
dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam
pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan

pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk
sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum
dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium
karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut:

Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi
trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin.
Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH

C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR

Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping
juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak
dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki
struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air,
tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam
bentuk ion.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat.
Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam
reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik
(NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai
alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun
yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada

minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.
(Livenia, 2013)
I.1.3 Bahan Baku
Minyak/lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa
ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang
digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan
lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud cair
pada temperatur ruang (± 28°C), sedangkan lemak akan berwujud padat.
Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa trigliserida.
Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun memiliki
asam lemak dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 18. Asam lemak dengan
panjang rantai karbon kurang dari 12 akan menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan

rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun menjadi keras dan sulit terlarut
dalam air.
Kandungan asam lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat, dan linolenat yang
terlalu banyak akan menyebabkan sabun mudah teroksidasi pada keadaan atmosferik
sehingga sabun menjadi tengik. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap
sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tak memiliki
ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah

meleleh pada temperatur tinggi.
(Livenia, 2013)
II.1.4 Jenis – Jenis Minyak dan Lemak
Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun
harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi
produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lainlain. Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan
sabun di antaranya:
1. Palm Oil (minyak kelapa sawit). Umumnya digunakan sebagai pengganti
tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa
sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya
kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan
baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat
dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka
dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak
kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.
2. Coconut Oil (minyak kelapa). Merupakan minyak nabati yang sering
digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning
pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra).
Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama
asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang
menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam
lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.
(Livenia, 2013)

II.2 Sifat dan Fungsi Bahan
a. Minyak kelapa
1. Nama lain

: Coconut Oil

2.

: Campuran dari Trigliserida

Rumus molekul

3. Kelarutan

: tidak larut dalam air

4. Bahaya

: Tidak memberikan bahaya pada pengontakan secara
lansung
5. Penanganan : Bilas dengan Air
6. Fungsi
: Bahan baku
(Anonim, 2015)
b. Fenolftalin
1.

Rumus Molekul

: C20H14O4

2.

Berat Molekul

: 318,32 g/mol

3.

Densitas

: 1,299 g/cm³

4.

Bahaya

5.

Penanganan

6.

Fungsi

: Mengiritasi kulit. Penyerapan kulit dapat
menyebabkan efek toksik
: Hapus untukdengan segar. Mendapatkan perhatian
medis untuk setiap kesulitan bernapas.
: indicator reaksi

(Anonim, 2007)
c. Natrium Hidroksida
1.

Rumus Molekul

: NaOH

2.

Berat Molekul

: 40,05 g/mol

3.

Densitas

: 1,142 g/cm³

4.
5.
6.

Bahaya
Penanganan
Fungsi

: Mengiritasi kulit. Dan terasa sangat panas dikulit
:Segera cuci dengan air yang mengalir selama 15 menit
: Bahan membuat sabun

(Anonim, 2002)
d. Ethanol
1. Rumus Molekul

: C2H6O

2.

: 46,06844 g/mol

Berat Molekul

3. Densitas

: 789 kg/m³

4. Bahaya

: Menyebabkan gangguan mata berat. Dapat

menyebabkan sensitisasi menyakitkan untuk cahaya. Dapat menyebabkan
konjungtivitis kimia dan kerusakan kornea
5. Penanganan

: Segera siram mata dengan banyak air selama

minimal 15 menit, sesekali mengangkat kelopak
mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Lembut mengangkat kelopak mata dan menyiram
dengan air terus menerus
6. Fungsi

: sebagai pelarut Kristal

(Anonim, 2001)
e. Natrium Klorida
1.

Rumus Molekul

: NaCl

2.

Berat Molekul: 58.443 g/mol

3.

Densitas

: 2.17 g/cm³

4.

Bahaya

5.
6.

Penanganan
Fungsi

: sangat irritant terhadap logam, dapat
menyebabkan permasalahan pernapasan
serius jika terhirup banyak
:Segera cuci dengan air yang mengalir
: Bahan membuat sabun

(Anonim, 2004)
f. Kerosin
1.

Rumus Molekul

: Mengandung C9-C14

2.

Nama lain

: Minyak Tanah

3.

Densitas

: 0,825 g/cm³

4.

Bahaya

: Tidak memberikan bahaya pada

pengontakan
secara lansung
5.
6.

Penanganan
Fungsi

:Segera cuci dengan air yang mengalir
: Bahan membuat sabun

(Anonim, 2015)
g. Kalsium sulfat
1.

Rumus Molekul

: CaSO4

2.

Berat Molekul

: 172.17 g/mol

3.

Densitas

: 2.32 g/cm3

4.

Bahaya

: penghirupan yang berlebihan dapan

merusak
paru paru
5.

Penanganan

6.

Fungsi

: pada kasus kontak dengan mata segera cuci
mata dengan air yang mengalir
: Bahan membuat sabun

(Anonim, 2004)

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1

Bahan yang Digunakan

1. Minyak kelapa

5. Kerosin

2. Etanol

6. CaSO4

3. NaOH 10M

7. Fenolftalin

4. NaCl jenuh
III.2

Alat yang Digunakan

1. Cawan penguapan
2. Gelas ukur 10ml
3. Gelas ukur 50ml
4. Pengaduk (spatula)
5. Penangas
6. Tabung reaksi 3buah
7. Penjepit
8. Kertas saring
9. Corong
10. Neraca analitik
11. Pipet tetes
12. Oven
13. Gelas arloji

III.3

Gambar alat

Cawan Penguapan

Water Bath

Neraca Analitik

Gelas Ukur 10ml

Tabung Reaksi

Pipet Tetes

Penjepit

Oven

Spatula

Corong

Gelas Arloji

III.4

Prosedur percobaan

1. Ambil 50ml minyak kelapa dan masukkan kedalam cawan penguapan.
2. Tambahkan 50ml etanol kedalam cawan yang telah berisi minyak
kalapa.
3. Tambahkan 30ml larutan NaOH 10M, sambil diaduk.
4. Tutup cairan penguapan dengan kaca arloji.
5. Panaskan campuran dalam cawan penguapan.
6. Teruskan penguapan sampai tidak berbau alcohol.
7. dinginkan dan amati apa yang terjadi.
8. Kemudian tambahkan 200ml larutan NaCl pekat kedalam cawan
porselen, amati apa yang terjadi.
9. Aduk campuran dengan baik, kemudian saring zat padat yang
dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden.1997.”KIMIA ORGANIK EDISI KETIGA”.Jakarta:Erlangga
Livenia.2013. “Pembuatan sabun”.(http://mychemicaldream .blogspot.co.id/
2013/06/pembuatan-sabun.html). Dikutip pada 2 Desember pukul 22.40
WIB
Lukman.2012. “Safonikfikasi”.(http://lukmanarifin.blogspot.com/2012/02/
Safonifikasi.html ) Dikutip pada 2 Desember pukul 22.40 WIB
Respati.2000.”PENGANTAR KIMIA ORGANIK”.Jakarta:Erlangga