LAPORAN PRAKTIKUM SEL TUMBUHAN INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM SEL TUMBUHAN
Tujuan
Mengamati struktur sel-sel epidermis pada bawang merah.
Alat dan Bahan
Mikroskop
Kaca preparat
Kaca penutup
Jarum
Tisu
Pinset
Pipet tetes
Bawang merah
Yodium/betadine
Cara Kerja
Kupas lapisan epidermis yaitu siung dari bawang merah menggunakan pisau dan pinset! Cara
yang gampang lihat gambar! Potonglah sebagian kecil bawang merah, kemudiah patahkan.
Lepaskan lapisan epidermis yang tersisa.
Letakkan di atas kaca preparat, beri setetes air, tutup dengan kaca penutup. Gunakan jarum
bedah untuk menghilangkan gelembung udara pada preparat!
Amatilah sel epidermis dengan mikroskop.
Beri setetes larutan yodium untuk mewarnai sel dengan menggunakan teknik pengairan.

(teteskan sedikit yodium pada bagian tepi kaca penutup, lalu buang kelebihannya dengan tisu)
Gambar dan beri warna bagian–bagian sel seperti dinding sel, membran sel, sitoplasma,
nukleus, dan vakuola sel!
Diskusi
Bagaimanakah bentuk dan warna sel epidermis bawang merah yang sedang kalian amati?
Organel apa saja yang dapat diamati pada sel epidermis bawang merah dalam pengamatan ini?
Hasil pengamatan
Bergantung pada cara kerja, kualitas dan kondisi mikroskop, serta teknik pewarnaannya, hasil
pengamatan sel-sel epidermis bawang merah kira-kira seperti screenshot di bawah ini.
Pewarnaan epidermis bawang merah menggunakan yodium pada perbesaran 100x. Tampak
bulatan kecil di tengah sel adalah inti sel. Organel lain di dalam sel tidak tampak dengan
perbesaran ini, atau hanya dengan pewarnaan yodium.
Pewarnaan epidermis bawang merah menggunakan metilen blue pada perbesaran 400x.
Tampak bulatan kecil di tengah sel adalah inti sel. Organel lain di dalam sel yang masih
mungkin tampak adalah vakuola. Organel sel lain tidak tampak hanya dengan pewarnaan ini.
Epidermis bawang merah tanpa pewarnaan pada perbesaran 100x. Organel sel dan inti tidak
tampak tanpa pewarnaan.
Pewarnaan epidermis bawang merah menggunakan metilen blue pada perbesaran 450x.
Tampak bulatan kecil di tengah sel adalah inti sel. Organel lain yang masih mungkin tampak
adalah vakuola.

Praktikum enzim katalase
Tujuan Penelitian
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase
Dasar Teori













Fungsi enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan
oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Bila tidak segera diuraikan, senyawa ini akan bersifat
toksik dan dapat merusak sel.

Alat dan Bahan
Tabung reaksi + rak
Pipet tetes
Pembakar spiritus
mortar
Kaki tiga dan kaca
Lidi dan korek api
es batu
Ekstrak hati (enzim katalase)
Hidrogen Peroksida (H2O2)
HCl
NaOH
Cara Kerja
Haluskan hati dengan mortar lalu tambahkan sedikit air
Mengambil ekstrak hati dan tuangkan ke dalam tabung reaksi.
Teteskan larutan H2O2 dan secepatnya tutuplah ujung tabung reaksi dengan menggunakan ibu
jari, sambil mengocoknya dengan pelan.
Amatilah dan catat apa yang terjadi.
Siapkan sebuah lidi yang membara, lepaskan ibu jari dan secepatnya masukkan lidi yang
membara ke dalam tabung reaksi.

Amatilah dan catat apa yang terjadi.
Lakukan langkah 1 – 6 masing-masing dengan:
penambahan HCL
penambahan NaOH
memanaskan ekstrak hati lebih dulu sebelum ditambah H2O2
menambahkan es batu lebih dulu sebelum ditambah H2O2
Catat hasil pengamatanmu dalam bentuk tabel
Hasil Pengamatan
Misalnya hasil pengamatan kamu seperti ini
Berdasar tabel pengamatan di atas dapat ditarik beberapa konsep sebagai berikut:
Gelembung yang muncul adalah gelembung oksigen, berdasarkan reaksi
2H2O2 -----> 2H2O + O2 dengan bantuan enzim katalase
Gelembung oksigen ini banyak dihasilkan jika dalam percobaan menggunakan ekstrak hati,
artinya sel-sel hati banyak mengandung enzim katalase karena hati bertanggungjawab utama
terhadap proses detoksifikasi (menetralkan racun). Percobaan lain dengan membandingkan
ekstrak bahan lain misalnya kentang, wortel, atau jantung juga menghasilkan gelembung berarti
bahan-bahan tersebut juga mengandung enzim katalase. Tetapi kadar tertinggi tetap ekstrak
hati.
Pada perlakuan lain dengan penambahan NaOH, HCl, dipanaskan, dan diberi es batu, ternyata
jumlah gelembung sangat berkurang. Ini sesuai dengan sifat kerja enzim, bahwa enzim bekerja

pada pH tertentu dan bekerja pada suhu tertentu.

Perlakuan normal (kontrol) menghasilkan banyak gelembung, berarti enzim katalase bekerja
pada suhu normal dalam suasana netral.

Pengamatan Sel Tumbuhan
I.

Tujuan
Menentukan perbedaan sel tumbuhan (bawang merah dan dau Rhoeo discolor).

II.

Tanggal dan Tempat Praktikum
Tanggal
: Kamis, 22 Agustus 2013
Tempat
: Kelas XI IA-3 SMAN 1 Glagah

III.


IV.

Alat dan Bahan
 Mikroskop
 Gelas benda
 Gelas penutup
 Silet
 Pipet
 Gunting
 Lapisan sel bawang merah
 Daun Rhoeo discolor
 Larutan metilen biru
 Cotton bud
 Aquades
 Laptop
Cara Kerja
 Bawang merah
1. Membelah bawang merah menjadi dua bagian menggunakan silet.
2. Kemudian mengupas bagian dalam bawang merah hingga menjadi bagian yang sangat tipis.

3. Mengambil bagian bawang merah yang sangat tipis tersebut dengan hati-hati menggunakan
tusuk gigi, lalu meletakkan diatas preparat.
4. Meneteskan sedikit air akuades diatas preparat.
5. Meletakkan preparat pada meja preparat.
6. Menjepit preparat dengan penjepit preparat pada mikroskop digital.
7. Lalu mengatur kedekatan lensa objektif dengan objek yang akan diamati dengan cara memutar
skrup pemutar kasar.
8. Mencari gambar yang paling jelas dan mengamati struktur bawang merah tersebut.
9. Mengambil foto tersebut dengan menekan tombol “snap”, lalu memasang kabel data untuk
dikirim ke laptop.

 Rhoeo discolor

1. Menyayat lapisan belakang daun Rhoeo discolor setipis – tipisnya.
2. meletakkan sayatan daun dengan menggunakan tusuk gigi ke kaca preparat.
3. Meneteskan setetes akuades di atas sayatan dengan pipet tetes.
4. Meletakkan preparat pada meja preparat.
5. Menjepit preparat dengan penjepit preparat pada mikroskop digital.
6. Mengatur kedekatan lensa objektif dengan objek yang akan diamati dengan cara memutar
skrup pemutar kasar.

7. Mencari gambar yang paling jelas dan mengamati struktur bawang merah tersebut.
8. Mengambil gambar tersebut dengan menekan tombol “snap”, lalu memasang kabel data untuk
dikirim ke laptop.

V.

Hasil Pengamatan
No.

1

Gambar bagian sel daun Rhoediscolor
-

-

-

Keterangan
Dinding sel : penyokong dan

pelindung selaput plasma
serta memelihara
keseimbangan sel dari
tekanan.
Pigmen antosianin :
penyebab warna merah, biru,
dan violet pada daun.
Sel penutup(guard cells) :
mengatur besarnya lubang
yang ada disekitarnya.
Sel tetangga
Kloroplas : tempat
berlangsungnya fotosintesis
Stomata : tempat pertukaran
gas (CO2 dan H2O)

No
Ga
mb
ar

bag
ian
dau
n
sel
baw
ang
mer
ah

VI.

Keterangan
Nucleus : pengatur pembelahan
sel, pengendalian seluruh
kegiatan sel dan pembawa
informasi genetic.
Sitoplasma : sumber bahan
kimia penting bagi seldan
tempat

terjadinya
reaksi
metabolisme.
Dinding sel : sebagai
penyokong dan pelindung
selaput
plasma
serta
memelihara keseimbangan sel
dari tekanan.

Pembahasan
a. Bawang Merah
Sel bawang merah memang tampak sangat sederhana, namun sebenarnya sel bawang merah
sangatlah kompleks. Dinding sel bawang merah dan sel-sel tumbuhan yang lain, sangatlah
rapat. Tersusun dari lapisan lipid (lemak) dan lipoprotein yang sangat teratur. Hanya zat
tertentu saja yang bisa keluar masuk sel dengan mudah, seperti air dan ion-ion mineral (K, Cl
dan Ca) sedangkan zat-zat lain harus melewati screening dinding sel yang sangat ketat.
Dinding Sel
Dinding sel berfungsi sebagai pelindung sel. Batang tumbuhan pada umumnya lebih keras
dibandingkan dengan tubuh manusia maupun hewan. Khal ini disebabkan karena bagian luar
sel tumbuhan tersusun dari dinding sel yang amat keras. Bahan utama penyusun dinding sel
berupa zat kayu yaitu selulosa yang tersusun dari glukosa. Selain selulosa, dinding sel juga
mengandung zat lain, misalnya pektin, hemiselulosa, dan glikoprotein.

Nukleus ( Inti Sel )
Nucleus merupakan bagian sel yang paling mencolok di antara organel- organel di dalam sel.
Fungsi Inti sel adalah sebagai berikut :
- Mengendalikan proses berlangsungnya metabolisme dalam sel:
- Menyimpan informasi genetik ( gen ) dalam bentuk DNA;
- Mengatur kapan dan di mana ekspresi gen- gen harus dimulai, dijalankan dan diakhiri.
- Tempat terjadinya replika ( perbanyakan DNA ) dan trankripsi ( pengutipan DNA ).
b. Rhoe discolor





Rhoeo mempunyai jaringan yang terdiri dari sel-sel yang bentuknya sama dapat juga
melakukan fungsi khusus yang dapat juga bersama jaringan lain membentuk fungsi yang lebih
kompleks.
Pertumbuhan darai tanaman ini sangat penting pada aktivitas jaringan meristem.
Dan jaringanya terbagi dua yang berdasarkan kemampuan untuk tumbuh dan memperbanyak
diri yaitu jaringan meristem dan jaringan yang permanen

Fungsi dari masing- masing organel yang ada pada sel Daun Rhodiscolor adalah :
Dinding Sel,
Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk
membesar. Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya
sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat
memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri.
Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.Dinding sel terbuat dari berbagai
macam komponen, tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel
sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin
sebagai penyusun penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding
sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga
terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).racun.
Stomata
Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi
kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berlainan dengan epidermis.
Fungsi stomata:




Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis
Sebagai jalan penguapan (transpirasi)
Sebagai jalan pernafasan (respirasi)

Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan
osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih
tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan
epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah
permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas
yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis
lignin
Sel Penjaga
Sel penjaga berfungsi untuk mengatur, membuka dan menutupnya stomata. Pada epidermis
terdapat suatu lubang yang sangat kecil, bernama stoma (stomata). bagian ini adalah celah yang
dibatasi oleh dua sel khusus yang disebut sel penjaga. Jadi, stomata terdiri atas sel penjaga yang
berkloroplas, sel tetangga yang tidak berkloroplas dan celah stomata.
Pertanyaan
Bagian-bagian sel apa saja yang dapat anda amati dari sel bawang merah dan Rhoeo discolor?
Jawab : - pada pengamatan yang telah dilakukan, bagian-bagian sel pada bawang merah yaitu dinding sel,
nucleus dan sitoplasma.
- pada pengamatan yang telah dilakukan, bagian-bagian sel pada rhoeo discolor adalah Dinding
sel , Pigmen antosianin , Sel penutup (guard cells), Sel tetangga, Kloroplas dan Stomata.
b. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa sel bawang merah terdiri dari
sitoplasma, nucleus dan dinding sel. Sel bawang merah memang tampak sangat sederhana,
namun sebenarnya sel bawang merah sangatlah kompleks. Dinding sel bawang merah dan selsel tumbuhan yang lain, sangatlah rapat. Tersusun dari lapisan lipid (lemak) dan lipoprotein
yang sangat teratur.
Sedangkan Rhoeo discolor terdiri dari struktur yang lebih kompleks, terdiri dari dinding
sel, pigmen antisianin, sel penjaga, sel tetangga, kloroplas dan celah stomata. Pigmen antisianin
pada daun Rhoeo discolor ini yang menyebabkan daun menjadi berwarna ungu serta dilengkapi
dengan stomata.

Laporan Praktikum Bentuk dan Struktur Sel

1.

Judul : Bentuk dan Struktur Sel

2.

Tujuan:



Menjelaskan struksel sel hewan dan sel tumbuhan



Menggambarkan bermacam-macam bentuk sel

3.

Dasar Teori :
Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Tedapat beberapa teori yang
mengemukakan mengenai sel. Menurut Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti
sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasil pengamatannya ditemukan ronggarongga yang disebut sel (cellula). Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak
hanya berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella (kantong
yang berisi). Seorang ilmuan dari Perancis Felix Durjadin meneliti beberapa jenis
sel hidup dan menemukan isi dalam, rongga sel tersebut yang penyusunnya
disebut “Sarcode” namun mengalami perubahan yaitu, Johanes Purkinje (17871869) mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi Protoplasma. Matthias
Schleiden seorang ahli botani dan Theodore Schwann seorang ahli zoologi pada
tahun 1838 menemukan adanya kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan
tumbuhan dan hewan. Mereka mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri
atas sel . Konsep yang diajukan tersebut menunjukkan bahwa sel merupakan
satuan

structural

(Scotlandia,

1831)

makhluk

hidup.

menemukan

Berbeda

benda

kecil

halnya
yang

dengan

Robert

melayang-layang

Brown
pada

protoplasma yaitu inti (nucleus). Seorang ahli anatomi Max Shultze (1825-1874)
menyatakan sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup. Pada tahun 1858,
Rudolf Virchow menyatakan bahwa setiap cel berasal dari cel sebelumnya (omnis
celulla ex celulla) ( Putu, 2009)

Berdasarkan

organisasi

internalnya

sel

dibedakan

menjadi

dua

yaitu,

sel

prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik memiliki struktur yang lebih
sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik, namun sel prokariotik memiliki
banyak ribosom. Pada sel eukariotik mempunyai inti sel yang dibatasi oleh
membran inti yang dinamakan nukleus. Organel-organel pada sel eukariotik
dibatasi oleh membran, yang mana membran sel nya tersusun atas fosfolipid.
Kromosomnya tersusun secara linear. Berbeda dengan sel prokariotik yang tidak
memiliki inti yang jelas karena tidak memiliki membran inti. Organel-organelnya
juga tidak dibatasi oleh membran. Membran plasmanya tersusun atas senyawa
peptidoglikan. Krosomosomya tersusun secara sirkuler. ( Soediarto, 1991, 17)
Sel mengandung protoplasma, yaitu bahan hidup setengah kental. Protoplasma
terdiri atas, sitoplasma atau disebut dengan plasma sel dan nukleoplasma atau
plasma inti. Berdasarkan jumlahnya sel dapat dibedakan menjadi dua yaitu,
uniseluler (bersel tunggal) dan multiseluler (bersel banyak). Pada uniseluler (bersel
tunggal) segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan
pada makhluk hidup yang bersel banyak, berbagai fungsi kehidupan oleh
kelompok-kelompok sel yang berbeda yang membentuk suatu jaringan, organ atau
membentuk suatu sistem. (Yatim, 1987, 26)
Sel hewan dan sel tumbuhan memiliki berbagai perbedaan, namun masih tetap
mempunyai persamaan-persamaan dasar tertentu, mengenai sifat, bentuk dan
fungsi dari bagian-bagian selnya. (Tim Dosen Pembina, 2012)
Pada sel hewan tidak memiliki dinding sel, butir plastida dan bentuknya tidak tetap
karena hanya memiliki membran sel yang keadaanya tidak kaku. Pada sel hewan
jumlah mitokondrianya relatif banyak, vakuolanya relatif kecil namun banyak dan
sentriol pada sel hean tampak jelas. Berbeda halnya dengan sel tumbuhan, sel
tumbuhan memiliki dinding sel, butir plastida serta bentuknya tetap karena
memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Pada sel hewan jumlah
mitokondreanya dan vakuolanya sedikit, namumn pada sel tumbuhan vakuolanya
berukuran besar. Sentrosom dan sentriolnya tidak jelas pada sel tumbuhan. (Putu,
2009)
Secara umum sel terdiri dari tiga komponen utama, diantaranya; membran,
sitoplasma dan inti atau nukleus, yang mana memiliki fungsi sebagai berikut;
a.

Membran plasma, tersusun atas lemak- lemak protein atau lipoprotein.

Mengatur keluar masuknya zat, menyampaikan tanda dan menerima rangsangan
serta pertahanan. ( Yatim, 2009, 28)

b.

Sitoplasma, cairan setengah kental yang mengandung bahan kimia organis

dan anorganis serta terdapat organel didalamnya. Sitoplasma merupakan tempat
terjadinya atau berlangsungnya metabolisme sel. (Soemarwoto, 1980, 155)
Dalam sitoplasma terdapat organel-organel yaitu retikulum endosplasma, ribosom,
aparathus golgi, lisosom, mitokondrea, plastid dan sentriol.
c.

Inti sel merupakan organ terbesar sel, dengan ukuran diameter antara 10-

20 nm. Nukleus memiliki bentuk bulat atau lonjong. Hampir semua sel memiliki
nukleus, karena nukleus ini berperan penting dalam aktivitas sel, terutama dalam
melakukan sintesis protein. Namun ada beberapa sel yang tidak memiliki nukleus
antara lain sel eritrosit dan sel trombosit. Komposisi nukleus terdiri atas membran
nukleus, matriks, dan anak inti. (Alfansyah, 2010)

Dalam sel terdapat organel-organel yaitu;
 Lisosom, Organel yang berperan dalam pencernaan sel. Organel ini

mengandung enzim lisozim yang akan melisis bagain sel yang telah mati,
rusak atau sudah tua.
 Mitokondria, Organel yang berperan dalam respirasi sel. Respirasi sel

bertujuan untuk mengahasilkan energi yang akan digunakan dalam aktivitas
sel.
 Aparatus Golgi, Oraganel yang berperan dalam sekresi produk, baik

protein, polisakarida maupun lemak.
 Retikulum Endoplasma (RE), organel yang berperan dalam sintesis

produk. Ada dua jenis RE, yaitu RE kasar (RE yang di bagian permukaannya
terdapat butiran ribosom) dan RE halus (RE yang tidak memiliki ribosom).
RE kasar berfungsi untuk mensintesis protein, sedangkan RE halus
berfungsi dalam sintesis lemak dan sterol.
 Plastida, organel yang mengandung pigmen (warna).
 Vakuola, organel yang berfungsi dalam penyimpanan cadangan makanan,

minyak atsiri dan sisa metabolisme sel.
 Mikrotubulus, organel yang memiliki struktur tabung. contohnya fagela

(untuk pergerakan sel), silia (alat pelekatan sel) dan spindel (untuk
pembelahan sel).
 Mikrofilamen, oragnel yang memiliki struktur flamen (benang). berfungsi

dalam pergerakan sitoplasma dan kontraksi otot.

 Badan

Mikro, ada dua macam badan mikro, yaitu Peroksisom
(mengandung enzim katalase) dan Glioksisom (mengandung enzim
katalase dan oksidase)

 Dinding Sel, struktur selulolitik dan kitin yang berfungsi memberi bentuk

sel dan sebagai pelindung sel.
 Sentriol, organel yang berperan dalam pembelahan sel. Sentriol berfungsi

menarik kromosom ke arah kutub yang berlawanan. (Farid, 2009)
4.

Alat dan Bahan :

4.1 Alat :
a.

Mikroskop

b.

Gelas obyek dan Gelas penutup

c.

Pipet tetes

d.

Beaker glass

e.

Silet baru

f.

Lap dari kain kaos

g.

Skalpel

h.

Tisu

4.2 Bahan :
a.

Sel epitel rongga mulut

b.

Umbi lapis bawang merah ( Allium cepa )

c.

Serabut buah kapuk randu ( Ceiba petandra )

d.

Helaian daun bayam ( Amaranthus sp. )

e.

Helaian daun rumput teki ( Cyperus rotundus )

f.

Penampang melintang batang ( Zea mays )

g.

Air

h.

Alkohol 70 %

i.

Larutan Methilen Blue

j.

Kerstas hisap

5.

Cara kerja :

6.


Hasil pengamatan :
Hasil pengamatan epitel rongga mulut :

Keterangan :



1.

Membran sel

2.

Sitoplasma

3.

Inti sel atau Nukleus

Hasil pengamatan sel umbi lapis bawang merah :

Keterangan :



1.

Membran sel

2.

Sitoplasma

3.

Inti sel atau Nukleus

Hasil pengamatan sel serabut kapuk randu :

Keterangan :



1.

Dinding sel

2.

Gelembung udara

3.

Ruang sel

Hasil pengamatan sel epidermis daun bayam

Keterangan :



1.

Ruang sel

2.

Sitoplasma

3.

Inti sel atau Nukleus

Hasil pengamatan sel epidermis daun rumput

Keterangan :



1.

Dinding sel

2.

Ruang sel

3.

Sel berbentuk kubus

4.

Sel berbentuk panjang

Hasil pengamatan penampang melintang batang awetan :

Keterangan :

7.

1.

Dinding sel

2.

Jaringan epidermis

3.

Jaringan berkas pengangkut

a.

Xylem

b.

Floem

4.

Jaringan korteks

5.

Ruang sel

Pembahasan :
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang
secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan

kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel
dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara
lain melakukan aktiftas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya.
Dalam praktikum acara kedua ini kami mengamati bentuk dan struktur sel.
Berbagai macam bentuk sel kami jumpai. Kami mengamati beberapa bahan antara
lain, sel epitel rongga mulut, umbi lapis bawang merah ( Allium cepa), helaian
daun bayam (Amaranthus sp), helaian daun rumput teki (Cyperus rotundus),
serabut buah kapuk randu Ceiba petandra), dan penampang melintang batang
awetan ( Zea mays )


Umbi lapis bawang merah
Pada saat kami mengamati umbi lapis pada bawang merah ( Allium cepa )
dengan perbesaran 4 x 10 atau 40 kali, kami mengamati bahwa terdapat beberapa
sel didalamnya yang tampak dengan jelas, yaitu dinding sel, sitoplasma dan inti
sel. Bentuk selnya heksagonal yang mana bentuk ini beraturan, hal ini di
karenakan bawang merah mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa,
hemiselulosa dan polisakaridapektat, yang mana ketiga komponen tersebut
merupakan polisakarida. Dinding akan tumbuh serta menjadi tebal dan kaku
setelah menjadi tumbuhan dewasa.



Sel epitel rongga mulut
Saat mengamati sel epitel rongga mulut dengan perbesaran dari lemah ke
kuat tepatnya 4 x 100 atau 400 kali perbesaran, terlihat bahwa terdapat membran
sel yang melindungi sel epitel rongga mulut, sitoplasma dan inti sel atau nukleus.
Pada sel epitel rongga mulut bentuknya tidak beraturan. Hal ini dikarenakan pada
sel hewan tidak memiliki dinding sel, karena dalam dinding sel terdapat
kandungan lignin atau zat kayu yang menyebabkan kaku, apabila dinding sel
terdapat pada sel hewan akan menyebabkan hewan tersebut tidak bisa bergerak
secara aktif. Pernyataan ini adalah salah satu yang membedakan antara sel hewan
dan sel tumbuhan.



Serabut buah kapuk randu (Ceiba petandra)
Pada pengamatan selanjutnya kami mengamati serabut kapuk randu dengan
perbesaran 4 x 6 atau 24 kali perbesaran yang mana sel nya berbentuk panjang.
Sel kapuk randu seperti halnya sel kapas berbentuk memanjang, perbedaannya;
pada sel kapuk tidak terdapat torsi, sehingga sel kapas hanya berupa lumen
(rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel dengan lingkungan luar. Oleh karena itu
sel kapuk mampu menyimpan udara sehingga baik digunakan sebagai bahan

isolasi. Dalam sel kapuk randu terdapat dinding sel, ruang antar sel yang berfungsi
untuk pertukaran gas, serta terdapat gelembung udara untuk menyimpan udara.
Sel kapuk randu adalah sel mati yang membutuhkan udara lebih banyak maka dari
itu memiliki ruang antar sel dan gelembung udara didalam selnya.


Helaian daun bayam (Amaranthus sp)
Pada helaian daun bayam kami mengamati dengan perbesaran 4 x 10 atau
40 kali perbesaran. Dalam daun bayam terdapat inti sel yang berada ditengah,
sitoplasma, ruang antar sel, dan dinding sel. Bentuk sel pada daun bayam yaitu
tidak beraturan. Pada sel ini terlihat bahwa terdapat ruang antar sel yang berungsi
sebagai tempat pertukaran gas.



Helaian daun rumput teki (Cyperus rotundus)
Pada pengamatan berikutnya, kami mengamati helaian rumput teki dengan
perbesaran 4 x 100 atau 400 kali perbesaran, yang mana dalam sel nya terdapat
dinding sel, ruang sel dan stomata. Dalam rumput teki juga terdapat sel yang
berbentuk kubus dan berbentuk panjang. Bentuk ini terkait dengan fungsinya



Penampang melintang batang ( awetan)
Pada pengamatan ini, kami mengamati dengan perbesaran 10 x 10 atau 100
kali perbesaran. Kami melihat bahwa terdapat dinding sel, ruang sel, jaringan
epidermis berupa jaringan pelindung atau jaringan penutup yang mana berfungsi
untuk melindungi permukaan sehingga tidak dapat ditembus air dari luar, jaringan
berkas pengangkut berupa xylem dan foem yang mana berfungsi untuk
mengangkut air dan mineral dari tanah ke arah tubuh tumbuhan maupun hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan, jaringan korteks, jaringan
penguat berupa kolenkima dan sklerenkima yang berfungsi sebagai penguat atau
penyokong.

8.

Kesimpulan dan Saran :

a.

Kesimpulan
i.

Sel merupakan unit terkecil dari bagian tubuh makhluk hidup yang

mampu melaksanakan suatu fungsi.
ii.

Bentuk, ukuran serta struktur sel berbeda antara sel yang dsatu den

gan sel yang lainnya. Ada yang berbentuk kubus dan panjang pada daun rumput
teki, heksagonal pada bawang merah, berbentuk pipih pada daun bayam, dan
pada kapuk randu berbentuk panjang.
iii.

Pada pengamatan dapat disimpulkan bahwa masing-masing sel

mempunyai organel yang berbeda namun ada juga persamaannya. Pada sel epitel
rongga mulut terdapat inti sel, sitoplasma dan membran sel. Pada umbi lapis

bawang merah, terdapat inti sel, dinding sel dan sitoplasma. Pada kapuk randu,
terdapat ruang antar sel, dinding sel, dan gelembung udara. Pada rumput teki
terdapat dinding sel, ruang antar sel, dan beberapa bentuk sel yaitu bentuk kubus
dan panjang, sedangkan pada penampang melintang batang terdapat jaringan
penguat, jaringan korteks, jaringan berkas pengangkut, jaringan epidermis,
dinding sel, serta ruang sel. Jadi dapat disimpulkan bahwa antar sel yang satu
dengan sel yang lainnya memiliki penyusun organel yang berbeda. Pad sel epitel
rongga mulut tidak memiliki dinding sel karena apabila memiliki ia tidak akan bisa
bergerak secara aktif karena tersusun atas polisakarida.
iv.

Pada sel hewan bentuk sel tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel

sehingga membrane sel dapat bergerak dengan bebas.
v.

Pada tumbuhan memiliki bentuk yang tetap karena memliki sel

sehingga gerakan membrane sel terbatas.
vi.

Struktur sel hidup adalah ruang sel yang berisi nukleus, sitoplasma, dan

antar selnya dibatasi oleh dinding sel.
vii.

Struktur sel mati adalah ruang sel yang di dalamnya kosong karena

organ-organ selnya telah mati dan mempunyai dinding sel untuk membatasi sel
satu dengan sel yang lainnya
viii.

Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel dan paada sel hewan tidak

mempunyai dinding sel tetapi sel hewan meiliki membran sel.
ix.

Yang termasuk sel tumbuhan adalah umbi lapis bawang merah, serabut

buah kapuk randu, helaian daun bayam, helaian daun rumput teki, penampang
melintang batang awetan dan yang termasuk sel hewan adalah sel epitel rongga
mulut.
b.

Saran
i. Pada saat mengamati dimulai dari perbesaran lemah terlebih dahulu
lalu perbesaran kuat.
ii. Ketelitian dan kesabaran perlu ada pada saat mengamati sel beserta
bagian-bagian yang berada didalamnya
.

DAFTAR PUSTAKA
Alfansyah,
2010,
BENTUK
DAN
STRUKTUR
SEL.
edukasi.com/2010/04/struktur-dan-peranan-bagian-bagiansel.html#.UISRNWeMiA (di akses 19 oktober)

www.sentra-

Ftkhomi, 2009, STRUKTUR DAN FUNGSI SEL.
http://wordbiology.wordpress.com/20
09/08/27/struktur-danfungsi-sel-2/ (di akses 19 oktober)
Putu, 2009, STRUKTUR DAN FUNGSI SEL.
http://kamuspengetahuan.blogspot.com
dan-fungsi-sel.html (diakses 19oktober)

/2009/04/biologi-sel-struktur-

Soediarto, Ahmad., dkk, 1991. ANATOMI TUMBUHAN. Yongyakarta: Gadjah Mada
University Press
Soemarwoto, Idjah, dkk 1980. BIOLOGI UMUM II. Jakarta: PT Gramedia.
TIM DOSEN PEMBINA, 2012. PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR. Fakultas
Biologi UNEJ, Jember.
Yatim, Wildan, 1987. PANDUAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM I. Bandung: Tarsito
Bandung.

Laporan Hasil Penelitian Biologi
TENTANG SEL
Di Susun untuk Memenuhi Tugas
Mata Pelajaran : Biology
Pengajar : manariah S,pd
DI
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama : ANDI SITI AISYAH INZANA
Kelas : XI IPA 1
Nis : 102118

SMA NEGERI 21 MAKASSAR
Tahun Ajaran 2011/2012
LAPORAN HASIL PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Struktur sel dan fungsi-fungsinya
secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh
oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendirisendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota
beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.
Oleh karena itu sel berperan begitu penting bagi tubuh ini, walaupun strukturnya begitu
sangat kecil karena merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup. Hanya menggunakan
mikroskop sel dapat kita amati. Namun penuh ketelitian dan ketekunan untuk dapat mengamati
struktur dari sel tersebut. Ada tiga macam bentuk sel yaitu, sel mati, sel tumbuhan, dan sel
hewan. Setiap sel memiliki struktur yang berbeda. Dan untuk lebih jelasnya tentang sel – sel
tersebut, dilakukanlah sebuah praktikum untuk mengamati masing – masing sel tersebut.
II . Tujuan

Untuk mengetahui perbedaan antara sel mati, sel hewan, dan sel
III . Rumusan masalah
1) Bagaimana struktur sel?
2) Apa perbedaan sel mati dan sel hidup?
3) Apa perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan?

BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian
muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan
mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel. Berbagai penelitian
para ahli biologi, antara lain seperti berikut.
1. Robert Hooke (1635-1703)
Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil
pengamatannya diketahui terlihat -rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara
keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan
sel.
2. Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882)
Mereka mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian
terhadap tumbuhan. Setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel
yang menyusun tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari
tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam
pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel.
Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel. Dari dua
penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil penyusun
makhluk hidup.
3. Robert Brown
Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat
benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus.
Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran
inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel.
4. Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
melihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma.
5. Max Schultze (1825-1874)
Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma
merupakan tempat terjadinya proses hidup.
Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel
antara lain:
a. sel merupakan unit struktural makhluk hidup;
b. sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;
c. sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;
d. sel merupakan unit hereditas.

BAB III
METODE
A. Alat dan Bahan
Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu kita mempersiapkan alat dan bahan untuk
mendukung dalam pengamatan pada sel. Alat dan bahan yang dipersiapkan diantaranya sebagai
berikut,
a. Alat-alat
 Microskop
 Kaca objek
 Kaca penutup (the glass)
 Pipet tetes
 Pinset
 Silet tajam
 Tusuk gigi
b. Bahan-bahan
 Bawang merah
 Aqua (air gelas)
 Tissue
 Gabus
 Rhoe discolor (kalau ada)

B. CARA KERJA
Setelah semua perlengkapan untuk melakukan sebuah praktikum pengamatan pada sel
tersedia, kita dapat memulai praktikum dengan langkah – langkah sebagai berikut,
1. Mengamati Sel Mati
Cara Kerja:
1.Menyayat gabus setipis mungkin secara melintang
2.Meletakkan sayatan gabus itu ditengah kaca objek dan tetesilah dengan air . Kemudian,
tutplah secara hati-hati dengan kaca penutup .
3.Memasang preparat tersebut pada meja benda mikroskop dan amatilah dengan perbesaran
lemah yang dilanjutkan dengan perbesaran kuat . Gambarlah hasil pengamatan di buku kerja
dan berilah keterangan.
2. Mengamati Sel Tumbuhan
Cara Kerja:
1. Sayatlah bawang dengan menggunakan pisau. Ambillah bagian tipis yang transparan dari
bawang(epidermis dalam an epidermis luar)
2. Berilah 1 tetes air pada objek gelas. Letakkan potongan bawang tadi pada tetesan air,
kemudian tutuplah dengan gelas penutup.
3. Amatilah di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil dan besar.
4. Gambarlah hasil pengamatan Anda dan berilah keterangan pada bagian-bagian sel yang dapat
diamati.

3. Mengamati Sel Hewan
Cara Kerja:
1. Amatilah lapisan dalam rongga mulut dengan cara menggoreskan tusuk gigi dengan hati-hati
pada bagian dalam rongga mulut.
2. Berilah 1 tetes air pada objek gelas, kemudian letakkan goresan rongga mulut tadi pada
tetesan air di atas objek gelas. Setelah itu tutuplah dengan gelas penutup.
3. Amatilah di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil dan besar.

BAB IV
PEMBAHASAN
Dengan menggambar hasil sel penelitian kita dapat melakukan sebuah pembahasan pada
sel mati, sel hidup, dan sel hewan.
1) Pada sel mati (gabus)
Bentuk sel-sel gabus adalah segi delapan, tetapi ada juga yang bentuknya seperti segi
lima atau segi enam. Sel gabus termasuk sel mati karena sel gabus tidak memiliki isi, tidak
memiliki inti sel dan tidak ada aktivitas yang terjadi. Pada se mati hanya terdapat dinding sel
sementara bagian yang lain kosong. Sel mati ini tidak berperan bagi kehidupan.
2) pada sel tumbuhan (bawang merah)
Bentuk sel epidermis bawang merah seperti balok yang disusun miring. Sel epidermis
bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang merah mempunyai inti sel, memliki
cairan di dalamnya dan ada aktivitas yang terjadi di dalamnya seperti pertukaran zat dalam sel.
cairan yang ada di dalam sel epidermis bawang merah disebut nukleoplasma. Fungsi cairan
nukleoplasma adalah untuk melindungi vakuola. Bawang merah memiliki struktur yang jauh
lengkap dari pada sel mati, yaitu memiliki, inti sel,dinding sel,kloroplas,membran sel, dan
sitoplasma. Sel pada bawang merah berwarna merah mudah, hal ini di sebabkan karena bawang
merah mengandung plastid yang menghasilkan kloroplas. Adapun epitel pada bawang merah
mempunyai tiga bagian yaitu membran plasma, inti sel, dan sitoplasma. Sel pada bawang merah
dan epitel mempunyai peran yang cukup penting bagi kelangsungan hidup.
Adapun persamaan dan perbedaan pada sel gabus dan sel tumbuhan :
1. Persamaan dengan sel gabus adalah karena sama-sama memiliki pori-pori.
2. Perbedaan dengan sel gabus adalah jika sel gabus mati tetapi sel bawang merah hidup danjuga
berbeda pada bentuknya.
3) pada sel hewan (epitel rongga mulut)

Bentuk sel pada epitel rongga mulut berbentuk seperti partikel-partikel kecil yang
bergerak bebas. Sel hewan tidak memiliki bentuk yang tetap; tidak memiliki dinding sel; tidak
mempunyai plastida; tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang sel beberapa hewan
uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Adapun yang dimiliki
sel hewan ialah vesikel; menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen;
mempunyai sentrosom; memiliki lisosom; nukleus lebih besar daripada vesikel.
BAB V
KESIMPULAN / SARAN-SARAN
A. Kesimpulan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Setelah melakukan sebuah praktikkum pengamatan pada sel, kita dapat menyimpulkan
perbedaan diantara sel tumbuhan, sel hewan, dan sel mati, yang sebelumnya telah diamati
dengan menggunakan mikroskop. Berikut perbedaan diantara sel– sel tersebut.
Pada sel tumbuhan
Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan
Mempunyai bentuk yang tetap
Mempunyai dinding sel
Mempunyai plastid
Mempunyai vakuola atau rongga sel yang besar
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati
Tidak Mempunyai sentrosom
Tidak memiliki lisosom
Nukleus lebih kecil daripada vakuola
Pada sel hewan
Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan
Tidak mempunyai bentuk yang tetap
Tidak mempunyai dinding sel
Tidak mempunyai plastid
Tidak mempunyai vakuola [vacuole], walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler
memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Yang biasa dimiliki hewan
adalah vesikel.
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen
Mempunyai sentrosom
Memiliki lisosom
Nukleus lebih besar daripada vesikel
B.Saran
Saya pribadi membutuhkan saran dari anda karena laporan ini pasti memiliki
kekurangan.
Diposkan oleh ICHA ECHA ACHA di 09.32

SEL

Pertanyaan :
1. Sebutkan perbedaan mendasar antara sel hewan dan sel tumbuhan !
Jawab : Sel-sel tumbuhan memiliki dinding sel ekstraseluler yang terbuat dari selulosa, sedangkan sel
hewan tidak memiliki dinding sel. Sel tumbuhan terdapat vakuola, sedangkan sel hewan tidak
terdapat vakuola sama sekali. Sel hewan terdapat sepasang sentriol yang terletak tepat diluar
nukleus, sedangkan sel tumbuhan tidak memiliki sentriol.
2. Mengapa diperlukan pewarnaan JKJ pada pengamatan umbi lapis Allium cepa
Jawab : Untuk mengurangi sudut bias dan untuk menambah fokus pada perbesaran maksimum saat
melakukan pengamatan dan memberikan warna pada Allium cepa sehingga memperjelas
bagian-bagiannya.

Lakitan,benyamin.2012. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta:raja wali pers
Nugroho, Hartanto. 2004. Biologi Dasar. Bandung: Penebar Swadaya
Reece.campbell.2008.BIOLOGI edisi kedelapan jilid 1.jakarta: Erlangga
Reshi gusta.dkk.2013.Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan.Bandar lapung:IAIN Raden
intan lampung
Salisbury,frank B.dkk.1995.FISIOLOGI TUMBUHAN jilid 1.Bandung:ITB