pengaruh perubahan tutupan lahan terhada
Nama
NRP
: Ridwan Faizal Asep K
: G24110032
Kamis, 16 Oktober 2014
Tugas Kuliah
M. K. Aplikasi GIS/RS untuk Meteorologi Terapan
ANALISIS HUBUNGAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) TERHADAP
PERUBAHAN SUHU DI KOTA BANDUNG
METODOLOGI
Bahan dan Alat
- Laptop dengan Ms. Excel dan ArcGIS 10.1
- Data rata-rata suhu tahunan kota Bandung tahun 2000 sampai 2006 dari BPS dan data
citra landsat 7
Langkah Kerja
a. Memplotkan data suhu Kota Bandung tahun 2000 sampai 2006
b. Menggunakan data indokab dan Melakukan cropping untuk memperoleh data .shp Kota
Bandung.
c. Membuat clip tutupan lahan dari data klasifikasi lahan Jawa Barat tahun 2000, 2003, dan
2006 menggunakan ArcGis.
d. Mengubah data menjadi UTM WGS 48S dan kemudian Melakukan intersect data clip
tutupan lahan tahun 2000 dengan 2003 dan 2003 dengan 2006.
e. Melakukan klasifikasi tutupan lahan kota Bandung menjadi menjadi dua yaitu vegetasi
dan lahan terbangun dengan Asumsi bahwa hutan primer, sawah, perkebunan, dan
lainlain adalah tipe tutupan lahan vegetasi sedangkan perkotaan, pemukiman, pelabuhan
udara/laut, dan kampung adalah tipe tutupan lahan terbangun.
f. Membuat layout tutupan lahan Kota Bandung tahun 2000, 2003, dan 2006 dan membuat
tabel perubahan lahan tahun 2000 sampai 2003 dan tahun 2003 sampai 2006 dalam
bentuk pivot
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bandung merupakan ibu kota provinsi Jawa barat yang terkenal dengan
keindahannya sehingga sering di sebut “paris ban java”. Bandung terletak pada koordinat
107° BT and 6° 55’ LS. Luas Kota Bandung adalah 16767 hektar. Iklim kota Bandung
sangat di pengaruhi oleh pegunungan yang ada di sekitarnya. Bandung yang tergolong
wilayah pada dataran tinggi sehingga iklim di wilayah Bandung terasa lembab dan sejuk.
Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga Bandung merupakan suatu cekungan.
Bandung merupakan salah satu kota yang sangat tinggi perkembangannya baik dari segi
penduduk maupun infrastrukturknya.. Permintaan setiap penduduk terhadap pemanfaatan
lahan kota menjadi terus bertambah untuk pembangunan fasilitas perkotaan seperti untuk
kegiatan industri, transportasi dan pemukiman sehingga banyak terjadinya konversi lahan.
Hal tersebut membuat kawasan Ruang terbuka hijaunya menjadi terus menyusut. Jumlah
kendaraan dan pertambahan jalur transportasi telah menambah jumlah pencemar sehingga
menimbulkan ketidaknyamanan di lingkungan perkotaan. Oleh karena itu diperlukan
kawasan ruang terbuka hijau untuk mengatasi kondisi lingkungan tersebut. Luas ideal
jumlah Ruang terbuka hijau di suatu wilayah perkotaaan adalah sekitar 30% dari luas total
kota, namun hal tersebut dapat diturunkan menjadi 15% pada kota yang pertumbuhannya
sangat pesat.
Ruang terbuka hijau dalam perencanaan kota merupakan bagian-bagian dari ruang
dan kawasan kota yang sama sekali tidak terdapat bangunan. Contohnya adalah taman taman
kota dan hutan lindung (Sinulingga, 2005). Selain itu ruang terbuka hijau juga merupakan
suatu ruang dalam kota yang di dominasi oleh tanaman dan tumbuh-tumbuhan secara alami
( Danoedjeo, 1990). Vegetasi dalam ruang ruang terbuka hijau memiliki banyak peran. Salah
satu perannya adalah dapat menurunkan suhu udara di kota tersebut. Menurut Irwan (2005),
peranan RTH sebenarnya terletak pada proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan
dimana tumbuhan mampu menyerap CO2 yang menyebabkan suhu meningkat menjadi O2.
Berdasarkan hasil penelitian Effendy (2007), bahwa terdapat hubungan dan kaitan antara
jumlah RTH dengan suhu di perkotaan dimana RTH mampu meredam suhu udara perkotaan
ketika jumlah RTHnya sebesar 28%. Pengurangan RTH di wilayah perkotaan akan
meningkatkan suhu udara mikro di wilayah perkotaan. Suhu udara dan kelembaban sangat
menentukan kenyamanan yang di rasakan manusia. Suatu metode yang sering digunakan
andalan Temperature Humidity Index (THI). Hasil penelitian Niewolt (1975) juga
menyatakan bahwa THI Indonesia adalah pada kisaran 20 – 26 °C.
Konversi lahan yang terjadi di wilayah Bandung dapat dikatakan cukup tinggi. Hal
ini menyebaban terjadinya peningkatan maupun penurunan suhu di wilayah Bandung.
Dalam kurun waktu 7 tahun dari tahun 2000-2006 perubahan dan konversi lahan banyak
terjadi dimana kota Bandung masih sangat di dominasi lahan terbangun.
Tabel 1 jumlah perubahan lahan tahun 2000-2003
2000
Lahan Terbangun
Vegetasi
Total
Lahan Terbangun
13060,81377
1092,599975
14153,41374
2003
Vegetasi
1035,93047
1640,40942
2676,33989
Total
14096,74
2733,009
16829,75
Pada tahun 2000 hingga 2003 terdapat perubahan lahan yang terjadi di kota Bandung. Hasil
pengolahan data menunjukan bahwa lahan terbangun pada tahun 2000 dan 2003 masih
mendominasi tutupan lahan di Bandung. Tahun 2000 total lahan terbangunnya adalah
14096.74 hektar dan lahan bervegetasinya 2733.009 hektar sedangkan pada tahun 2003
terjadi peningkatan luas lahan terbangun menjadi 14153.41 hektar dan penurunan lahan
bervegetasi menjadi 2676,33986 hektar. Proporsi lahan terbangunnya adalah bahwa seluas
13060.31 hektar merupakan lahan terbangun yang tidak berubah dari tahun 2000 dan seluas
1092,599 hektar adalah l hasil konversi lahan bervegetasi di tahun 2000 menjadi lahan
terbangun di tahun 2003.
Tabel 2 jumlah perubahan lahan tahun 2003-2006
2003
Lahan Terbangun
Vegetasi
Total
Lahan Terbangun
13095,74447
733,6396027
13829,38407
2006
Vegetasi
1057,669279
1942,700287
3000,369566
Total
14153,41374
2676,33989
16829,75363
Perubahan tutupan lahan juga terjadi pada tahun 2003 hingga 2006. Berdasarkan
tabel diatas, Bandung masih di dominasi oleh lahan terbangun seperti bangunan, kawasan
industri dan jalur transportasi. Pada tahun 2003, jumlah luas lahan terbangun adalah seluas
14153.41374 hektar. Jumlah tersebut mengalami penurunan pada tahun 2006 menjadi seluas
13829.38 hektar dimana seluas 13095.74 lahan terbangun yang bukan hasil konversi lahan
dan 733,693 hasil konversi dari lahan bervegetasi. Lahan bervegetasi tahun 2006 mengalami
kenaikan menjadi 3000.369 hektar merupakan hasil konversi dari lahan terbangun menjadi
lahan bervegetasi dan seluas 1942.7 hektar adalah lahan vegetasi yang tidak merubah dari
tahun 2003.
Perubahan lahan yang terjadi memberikan efek pada suhu udara di kota Bandung.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, suhu rata rata tahunan di kota Bandung
mengalami kenaikan suhu dari tahun 2000-2003 dan menurun dari tahun 2003-2006. Hal ini
dipengaruhi oleh jumlah vegetasi dalam kurun waktu tersebut. Berdasarkan grafik 1 dan
tabel 3 yang terdapat pada lampiran, suhu udara di kota Bandung mengalami kenaikan
dimana tahun 2000 suhunya adalah sekitar 28.050oC dengan luas lahan bervegetasi
2733.009 hektar dan tahun 2003 naik sekitar 0.7 oC dengan luas lahan vegetasi 2676.339
hektar. Namun pada tahun 2006 suhu udara di kota Bandung mengalami penurunan menjadi
23.4 oC yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah lahan bervegetasi dari 2003 hingga 2006
menjadi seluas 3000.369 hektar. Hal tersebut menunjukan bahwa Ruang terbuka hijau
efektif untuk menurunkan suhu udara ekstrem di wilayah perkotaan yang aktivitas industri
dan manusianya cukup tinggi dengan tingkat pencemaran yang tinggi sehingga dengan
adanya RTH di wilayah perkotaan dapat menyeimbangan kondisi lingkungannya agar tetap
terasa nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy S. 2007. Keterkaitan ruang terbuka hijau dengan urban heat Island wilayah
Jabotabek. Bogor. (Disertasi). Tidak dipublikasikan. Sekolah Pasca Sarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Irwan, ZD. 2005. Tantangan lingkungan dan lansekap hutan kota. Penerbit PT. Bumi
Aksara. Jakarta.
Danoedjoe, S. 1990. Standar RTH di wilayah perkotaan dalam rangka melengkapi standar
nasional Indonesia. Dalam pembinaan dan aktualisasi ruang terbuka hijau di wilayah
perkotaan
Sinulingga, B. D. 2005. Pembangunan kota: tinjauan regional dan lokal. Pustaka sinar
harapan Jakarta
LAMPIRAN
Tabel 3 penggunaan bahan project
Alat
Data
Sumber
Kegunaan
Laptop
Suhu tahun 2000-2006 Kota Bandung
BPS
Mengetahui tren suhu tahunan
ArcGis
Klasifikasi lahan Jawa Barat tahun
10.1
2000, 2003, 2006
Ms.Excel
.shp Kota Bandung
Citra
Landsat
7
Indokab
Mengetahui proporsi luas
lahan terbangun dan RTH
Membuat clip tutupan lahan
Tabel 3 suhu rataan dan luasan Ruang terbuka hijau di kota Bandung tahun 2000-2006
Tahun Suhu Rataan (oC) RTH (ha)
2000
28,050
2.733,009
2001
27,258
2002
28,333
2003
28,730
2.676,339
2004
28,470
2005
23,40
2006
23,440
3.000,370
RTH
suhu
3.100,000
35 ,0
3.000,000
30 ,0
25 ,0
2.900,000
20 ,0
2.800,000
15 ,0
2.700,000
10 ,0
2.600,000
5 ,0
2.500,000
,0
2000
2001
2002
2003 2004
TAHUN
2005
2006
Grafik 1 hubungan luas RTH dan suhu rataan pada tahun 2000-2006 di kota Bandung
Gambar 1 peta tutupan lahan kota Bandung tahun 2000
Gambar 2 peta tutupan lahan kota Bandung tahun 2003
Gambar 3 peta tutupan lahan kota Bandung tahun 2006
NRP
: Ridwan Faizal Asep K
: G24110032
Kamis, 16 Oktober 2014
Tugas Kuliah
M. K. Aplikasi GIS/RS untuk Meteorologi Terapan
ANALISIS HUBUNGAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) TERHADAP
PERUBAHAN SUHU DI KOTA BANDUNG
METODOLOGI
Bahan dan Alat
- Laptop dengan Ms. Excel dan ArcGIS 10.1
- Data rata-rata suhu tahunan kota Bandung tahun 2000 sampai 2006 dari BPS dan data
citra landsat 7
Langkah Kerja
a. Memplotkan data suhu Kota Bandung tahun 2000 sampai 2006
b. Menggunakan data indokab dan Melakukan cropping untuk memperoleh data .shp Kota
Bandung.
c. Membuat clip tutupan lahan dari data klasifikasi lahan Jawa Barat tahun 2000, 2003, dan
2006 menggunakan ArcGis.
d. Mengubah data menjadi UTM WGS 48S dan kemudian Melakukan intersect data clip
tutupan lahan tahun 2000 dengan 2003 dan 2003 dengan 2006.
e. Melakukan klasifikasi tutupan lahan kota Bandung menjadi menjadi dua yaitu vegetasi
dan lahan terbangun dengan Asumsi bahwa hutan primer, sawah, perkebunan, dan
lainlain adalah tipe tutupan lahan vegetasi sedangkan perkotaan, pemukiman, pelabuhan
udara/laut, dan kampung adalah tipe tutupan lahan terbangun.
f. Membuat layout tutupan lahan Kota Bandung tahun 2000, 2003, dan 2006 dan membuat
tabel perubahan lahan tahun 2000 sampai 2003 dan tahun 2003 sampai 2006 dalam
bentuk pivot
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bandung merupakan ibu kota provinsi Jawa barat yang terkenal dengan
keindahannya sehingga sering di sebut “paris ban java”. Bandung terletak pada koordinat
107° BT and 6° 55’ LS. Luas Kota Bandung adalah 16767 hektar. Iklim kota Bandung
sangat di pengaruhi oleh pegunungan yang ada di sekitarnya. Bandung yang tergolong
wilayah pada dataran tinggi sehingga iklim di wilayah Bandung terasa lembab dan sejuk.
Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga Bandung merupakan suatu cekungan.
Bandung merupakan salah satu kota yang sangat tinggi perkembangannya baik dari segi
penduduk maupun infrastrukturknya.. Permintaan setiap penduduk terhadap pemanfaatan
lahan kota menjadi terus bertambah untuk pembangunan fasilitas perkotaan seperti untuk
kegiatan industri, transportasi dan pemukiman sehingga banyak terjadinya konversi lahan.
Hal tersebut membuat kawasan Ruang terbuka hijaunya menjadi terus menyusut. Jumlah
kendaraan dan pertambahan jalur transportasi telah menambah jumlah pencemar sehingga
menimbulkan ketidaknyamanan di lingkungan perkotaan. Oleh karena itu diperlukan
kawasan ruang terbuka hijau untuk mengatasi kondisi lingkungan tersebut. Luas ideal
jumlah Ruang terbuka hijau di suatu wilayah perkotaaan adalah sekitar 30% dari luas total
kota, namun hal tersebut dapat diturunkan menjadi 15% pada kota yang pertumbuhannya
sangat pesat.
Ruang terbuka hijau dalam perencanaan kota merupakan bagian-bagian dari ruang
dan kawasan kota yang sama sekali tidak terdapat bangunan. Contohnya adalah taman taman
kota dan hutan lindung (Sinulingga, 2005). Selain itu ruang terbuka hijau juga merupakan
suatu ruang dalam kota yang di dominasi oleh tanaman dan tumbuh-tumbuhan secara alami
( Danoedjeo, 1990). Vegetasi dalam ruang ruang terbuka hijau memiliki banyak peran. Salah
satu perannya adalah dapat menurunkan suhu udara di kota tersebut. Menurut Irwan (2005),
peranan RTH sebenarnya terletak pada proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan
dimana tumbuhan mampu menyerap CO2 yang menyebabkan suhu meningkat menjadi O2.
Berdasarkan hasil penelitian Effendy (2007), bahwa terdapat hubungan dan kaitan antara
jumlah RTH dengan suhu di perkotaan dimana RTH mampu meredam suhu udara perkotaan
ketika jumlah RTHnya sebesar 28%. Pengurangan RTH di wilayah perkotaan akan
meningkatkan suhu udara mikro di wilayah perkotaan. Suhu udara dan kelembaban sangat
menentukan kenyamanan yang di rasakan manusia. Suatu metode yang sering digunakan
andalan Temperature Humidity Index (THI). Hasil penelitian Niewolt (1975) juga
menyatakan bahwa THI Indonesia adalah pada kisaran 20 – 26 °C.
Konversi lahan yang terjadi di wilayah Bandung dapat dikatakan cukup tinggi. Hal
ini menyebaban terjadinya peningkatan maupun penurunan suhu di wilayah Bandung.
Dalam kurun waktu 7 tahun dari tahun 2000-2006 perubahan dan konversi lahan banyak
terjadi dimana kota Bandung masih sangat di dominasi lahan terbangun.
Tabel 1 jumlah perubahan lahan tahun 2000-2003
2000
Lahan Terbangun
Vegetasi
Total
Lahan Terbangun
13060,81377
1092,599975
14153,41374
2003
Vegetasi
1035,93047
1640,40942
2676,33989
Total
14096,74
2733,009
16829,75
Pada tahun 2000 hingga 2003 terdapat perubahan lahan yang terjadi di kota Bandung. Hasil
pengolahan data menunjukan bahwa lahan terbangun pada tahun 2000 dan 2003 masih
mendominasi tutupan lahan di Bandung. Tahun 2000 total lahan terbangunnya adalah
14096.74 hektar dan lahan bervegetasinya 2733.009 hektar sedangkan pada tahun 2003
terjadi peningkatan luas lahan terbangun menjadi 14153.41 hektar dan penurunan lahan
bervegetasi menjadi 2676,33986 hektar. Proporsi lahan terbangunnya adalah bahwa seluas
13060.31 hektar merupakan lahan terbangun yang tidak berubah dari tahun 2000 dan seluas
1092,599 hektar adalah l hasil konversi lahan bervegetasi di tahun 2000 menjadi lahan
terbangun di tahun 2003.
Tabel 2 jumlah perubahan lahan tahun 2003-2006
2003
Lahan Terbangun
Vegetasi
Total
Lahan Terbangun
13095,74447
733,6396027
13829,38407
2006
Vegetasi
1057,669279
1942,700287
3000,369566
Total
14153,41374
2676,33989
16829,75363
Perubahan tutupan lahan juga terjadi pada tahun 2003 hingga 2006. Berdasarkan
tabel diatas, Bandung masih di dominasi oleh lahan terbangun seperti bangunan, kawasan
industri dan jalur transportasi. Pada tahun 2003, jumlah luas lahan terbangun adalah seluas
14153.41374 hektar. Jumlah tersebut mengalami penurunan pada tahun 2006 menjadi seluas
13829.38 hektar dimana seluas 13095.74 lahan terbangun yang bukan hasil konversi lahan
dan 733,693 hasil konversi dari lahan bervegetasi. Lahan bervegetasi tahun 2006 mengalami
kenaikan menjadi 3000.369 hektar merupakan hasil konversi dari lahan terbangun menjadi
lahan bervegetasi dan seluas 1942.7 hektar adalah lahan vegetasi yang tidak merubah dari
tahun 2003.
Perubahan lahan yang terjadi memberikan efek pada suhu udara di kota Bandung.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, suhu rata rata tahunan di kota Bandung
mengalami kenaikan suhu dari tahun 2000-2003 dan menurun dari tahun 2003-2006. Hal ini
dipengaruhi oleh jumlah vegetasi dalam kurun waktu tersebut. Berdasarkan grafik 1 dan
tabel 3 yang terdapat pada lampiran, suhu udara di kota Bandung mengalami kenaikan
dimana tahun 2000 suhunya adalah sekitar 28.050oC dengan luas lahan bervegetasi
2733.009 hektar dan tahun 2003 naik sekitar 0.7 oC dengan luas lahan vegetasi 2676.339
hektar. Namun pada tahun 2006 suhu udara di kota Bandung mengalami penurunan menjadi
23.4 oC yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah lahan bervegetasi dari 2003 hingga 2006
menjadi seluas 3000.369 hektar. Hal tersebut menunjukan bahwa Ruang terbuka hijau
efektif untuk menurunkan suhu udara ekstrem di wilayah perkotaan yang aktivitas industri
dan manusianya cukup tinggi dengan tingkat pencemaran yang tinggi sehingga dengan
adanya RTH di wilayah perkotaan dapat menyeimbangan kondisi lingkungannya agar tetap
terasa nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy S. 2007. Keterkaitan ruang terbuka hijau dengan urban heat Island wilayah
Jabotabek. Bogor. (Disertasi). Tidak dipublikasikan. Sekolah Pasca Sarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Irwan, ZD. 2005. Tantangan lingkungan dan lansekap hutan kota. Penerbit PT. Bumi
Aksara. Jakarta.
Danoedjoe, S. 1990. Standar RTH di wilayah perkotaan dalam rangka melengkapi standar
nasional Indonesia. Dalam pembinaan dan aktualisasi ruang terbuka hijau di wilayah
perkotaan
Sinulingga, B. D. 2005. Pembangunan kota: tinjauan regional dan lokal. Pustaka sinar
harapan Jakarta
LAMPIRAN
Tabel 3 penggunaan bahan project
Alat
Data
Sumber
Kegunaan
Laptop
Suhu tahun 2000-2006 Kota Bandung
BPS
Mengetahui tren suhu tahunan
ArcGis
Klasifikasi lahan Jawa Barat tahun
10.1
2000, 2003, 2006
Ms.Excel
.shp Kota Bandung
Citra
Landsat
7
Indokab
Mengetahui proporsi luas
lahan terbangun dan RTH
Membuat clip tutupan lahan
Tabel 3 suhu rataan dan luasan Ruang terbuka hijau di kota Bandung tahun 2000-2006
Tahun Suhu Rataan (oC) RTH (ha)
2000
28,050
2.733,009
2001
27,258
2002
28,333
2003
28,730
2.676,339
2004
28,470
2005
23,40
2006
23,440
3.000,370
RTH
suhu
3.100,000
35 ,0
3.000,000
30 ,0
25 ,0
2.900,000
20 ,0
2.800,000
15 ,0
2.700,000
10 ,0
2.600,000
5 ,0
2.500,000
,0
2000
2001
2002
2003 2004
TAHUN
2005
2006
Grafik 1 hubungan luas RTH dan suhu rataan pada tahun 2000-2006 di kota Bandung
Gambar 1 peta tutupan lahan kota Bandung tahun 2000
Gambar 2 peta tutupan lahan kota Bandung tahun 2003
Gambar 3 peta tutupan lahan kota Bandung tahun 2006