MAKRIFAT AKUNTANSI, DETERMINASI PUNCAK PERJALANAN SPIRITUALITAS AKUNTANSI: SUATU TINJAUAN ONTOLOGIS

Muhammad Ruslan Alimuddin

Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Email: aan_alimuddin@yahoo.com

Abstract: Accounting makrifat, determination of journey of accounting

spirituality: ontological evaluation. Accounting is basically a product of ideol- ogy was form as an ideological instrument to construct of reality. Logic Contradic- tions in building basic ontology of accounting to reproduce the contradictions in reality be the form of contradictions that lead to inequality and marginalization. The presence of Islamic accounting to be deconstructing the power of capitalism, altough in fact impressed’’ barren’’. The spirit of Islam as liberation ideology is reduced in the grip of market power. Therefore, an ontological perspective review to reassess the basic philosophy of Islamic accounting. Efforts to redefine and re- parse the critical relations with Islamic as ideology of science in accounting as

a doctrinal-theoretical framework. Creating patterns to be Islamic of ideology in accounting as a basic framework for understanding the scope Islamic accounting study, by positions’’ liberation’’ as the highlight of the discourse (makrifat) Islamic accounting.

Abstrak: Makrifat akuntansi, determinasi puncak perjalanan spirituali-

tas akuntansi: suatu tinjauan ontologism. Akuntansi pada dasarnya adalah produk ideologis yang lahir sebagai instrument dalam mengkonstruk realitas. Kontradiksi logic dalam bangunan dasar ontologi akuntansi akan mereproduksi model-model kontradiksi dalam realitas berupa lahirnya pertentangan-perten- tangan yang berujung pada ketimpangan dan marginalisasi. Hadirnya ideologis akuntansi Islam dalam mengdekonstruksi kuasa akuntansi kapitalisme, dalam kenyataannya terkesan ‘’mandul’’. Semangat pembebasan Islam sebagai ideologi tereduksi dalam cengkeraman kuasa pasar. Oleh karenanya tinjauan ontolo- gis merupakan sudut pandang untuk menilai kembali filosofi dasar akuntansi Islam. Upaya untuk meredefinisi dan mengurai kembali dengan kritis hubun- gan Islam sebagai ideologi dengan akuntansi sebagai ilmu pengetahuan dalam kerangka doktrinal-teoritis. Menciptakan pola pengideologisasian Islam dalam akuntansi sebagai kerangka dasar untuk memahami ruang lingkup kajian akun- tansi Islam, dengan menempatkan ‘’pembebasan’’ sebagai puncak perjalanan (makrifat) akuntansi Islam.

Kata kunci: doktrinal, teoritis, pengideologisasian Islam

dalam mencari dan menemukan akuntansi Islam semakin bergu-

Lebih dari 30 tahun, wacana

konsepsi filosofis yang ideal yang lir sejak tahun 1980-an, sampai di dalamnya terhindar dari kon-

hari ini konsepsi ideal yang turun tradiksi-kontradiksi filosofis. dalam bentuk praktik masih me-

Dapat diakui perkembangan nyisakan banyak persoalan yang

lahirnya entitas syariah jauh lebih kompleks. Kelemahan akar filoso-

deras dibanding dengan perkem- fis masih membuka ruang perde-

bangan teorisasi akuntansi Islam.

Jurnal Akuntansi Multiparadigma JAMAL

batan yang tak berkesudahan, Perkembangan entitas tersebut ti-

Volume 3 Nomor 3

sehingga mengharuskan kembali dak lagi dibatasi oleh batas-batas

Halaman 334-501 Malang, Desember 2012

untuk menggali dan mengkaji regional (ruang), tidak pula dibata-

ISSN 2086-7603

lebih dalam sumber-sumber pen- si oleh jenis aktivitas bisnis, tetapi getahuan dalam Islam. Upaya merembes keberbagai segmen bis-

Ruslan, Alimuddin, AccMakrifat Akuntansi, Determinasi Puncak Perjalanan...358

nis dan geografis. Hal ini kemudian secara fondasi newtonian menjadikan kerangka pragmatis mendorong lahirnya model ‘’kon-

akuntansi sebagai konsepsi yang kering, in- vergensi’’ pada tataran praktik akuntansi strument dalam memapankan sistem yang dengan mengandalkan model pengadopsian

mereproduksi gejala krisis kemanusiaan kerangka dasar akuntansi konvensional, berupa pertentangan kelas dan musnahnya pengteorisasian akuntansi syariah yang keseimbangan ekosistem. hadirpun lebih dominan dibangun lewat

Akuntansi lewat pengaturan-pe- pendekatan pasar untuk kepentingan pasar.

ngaturannya (penilaian, pengukuran dan Model konvergensi yang cenderung prag-

pengambilan keputusan) sebagai teknologi matis cukup menjadi semiotika atas betapa

termaknai sebagaimana makna teknologi derasnya kebutuhan ummat yang belum yang lahir dalam rentang histori. Teknologi mampu dijawab oleh para pemikir Muslim.

telah mengalami pergeseran fungsi, tidak Meski gagasan dasar dalam Islam dipahami

lagi berfungsi dalam memudahkan peker- sebagai petunjuk dan pedoman dalam men-

jaan manusia, teknologi (akuntansi) tidak jawab keseluruhan persoalan hidup manu-

pula membebaskan manusia, tetapi telah sia sebagaimana Islam hadir membawa ni-

menjadi instrument manusia untuk mengak- lai-nilai universal dan abadi sebagai bentuk

tualkan keserakahan dalam mengakumulasi kesempurnaan ajarannya (kaffah).

kekayaan dengan mengeksploitasi alam tan- Di Indonesia sendiri sejak tahun 1991,

pa kendali. Perkembangan teknologi (akun- perkembangan akuntansi Islam masih ban-

tansi) 3 dalam faktanya tidak menciptakan yak berputar pada poros sektor jasa perbank-

kesejahteraan bagi para buruh, yang tetap an seiring dengan lahirnya PSAK No 59 yang

terpenjara dalam jurang ketimpangan (social merupakan hasil adopsi dari konsep AAOIFI

gap) yang cukup ironis.

(Accounting and Auditing Standards for Is- Semenjak manusia beralih dari fase lamic Financial Institutions) hingga lahirnya

primitif menuju fase teknologi hingga me- PSAK 101-106 yang mengatur secara teknis

letusnya revolusi industri, teknologi (akun- penyajian laporan keuangan yang di dalam-

tansi) justru menjadikan manusia semakin nya masih menyisakan persoalan-persoalan

teralienasi (terasing) dalam jurang yang filosofis mendasar, masih kental dengan un-

dalam, gejala fethisisme (pembendaan) telah sur kapitalisme 1 . Realitas tersebut menjadi

menjadi penyakit manusia modern hari ini. indikator sebab tidak tercapainya tujuan Teknologi (akuntansi) yang lahir karena ma-

nusia, pada saat yang sama menjadikan Model konvergensi pada kenyataannya

akuntansi Islam untuk kesejahteraan 2 .

manusia sekaligus sebagai ‘’korban’’. Ketika juga telah menciptakan pencampuran nilai

Teknologi telah menggiring manusia menjadi sehingga validitas nilai Islam menjadi kabur.

‘’budak’’ atas karyanya sendiri, maka jadilah Misi Islam sebagai ajaran pembebas yang komoditi dan materi sebagai ‘’berhala’’ mod- membawa risalah pembebasan dalam akun-

ern dalam akuntansi.

tansi terkesan tenggelam bahkan ‘’mandul’’ Bias kelas atas penguasaan teknologi dalam cengkeraman percikan aroma kapital-

(akuntansi) untuk segelintir golongan men- isme. Sehingga instrument-instrument Syari-

ciptakan ketidakseimbangan kehidupan.

ah lebih cenderung menjadi simbolitas pasar Teknologi (akuntansi) menjadi simbol pen- ketimbang sebagai substantive ideologis.

guasaan manusia atas alam, sekaligus mar- Akuntansi yang mapan hari ini diban-

ginalisasi manusia atas manusia yang lain. gun atas kerangka yang bias kelas. Pijakan

Penguasaan Teknologi menciptakan akses paradigma positivistik yang dibangun di atas

yang tidak berimbang terhadap penguasaan dan pendistribusian sumber daya, yang

1 Baydoun dan Willet (2000) menganggap bahwa SAK Syariah adalah hasil adopsi dari model akuntansi Barat,

berujung pada penindasan manusia atas

tanpa ada perubahan mendasar. Begitupun Triyuwono

manusia.

(2006) yang menyebut SAK Syariah masih kental dengan

Akuntansi kontemporer sebagai sebuah

nilai kapitalisme dan begitu juga Hameed (2000), dan

produk teknologi ikut memainkan peran

Harahap (2001). Lihat juga: Mulawarman, Menyibak

yang cenderung bias kelas, ‘’dikontrol’’ oleh

Akuntansi Syariah (Yogjakarta: Kreasi Wacana, 2006), h. 108.

segelintir orang yang memiliki kekuasaan secara ekonomi. Sehingga citra akuntansi

2 Dan sekir anya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan

3 Dalam posisi ini, akuntansi ditafsirkan secara mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka

ideologis sebagai struktur yang memiliki kuasa dalam (Al Maaidah [5]: 66).

mendistribusikan hak.

359 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 357-367 tiada lain dalam kenyataannya menjadi rep-

Ambisi untuk mengakumulasi kekay- resentasi dan perpanjangtanganan dari pe-

aan dalam sistem kapitalisme adalah syarat milik modal yang seolah-olah ditakdirkan utama survival-nya sebuah entitas di tengah untuk ‘’menghamba’’ kepada pemodal dalam

kompetisi yang berdasar pada logika laizzess mengakumulasi kekayaan meskipun harus

faire. Maka akuntansi sebagai teknologipun mengeksploitasi dan merusak alam bahkan

digiring sebagai ‘’alat’’ aktualitas keseraka- tidak berlebihan ketika akuntansi dalam han manusia, bercengkerama dalam logika industri menjadi instrument ‘’suci’’ para going concern. Dalam perkembangannya se- manajer dan akuntan yang dilegitimasikan

cara evolutif di tengah pusaran kompetisi secara struktural yuridis sebagai konsepsi telah menggiring pula labelisasi agama ma- ilmiah yang digunakan untuk ‘’merampas’’ suk dalam pusaran pasar sebagai sebuah hak milik kaum buruh (surplus value) le-

‘’instrument pasar’’ dalam melanggengkan wat pengaturan-pengaturannya. Disinilah dan mempertahankan pengaruh status quo peran akuntansi memainkan peran dalam pasar di tengah semakin menguatnya para- melegitimasi ‘’perampasan’’ hak sehingga digma simbolitas pemahaman masyarakat mereproduksi kesenjangan sosial yang be-

atas agama.

gitu dalam. Atas dasar konsepsi akuntansi ilmiah Islam sangat memerangi asas pengua-

berbasis agama, muncul tampakan-tampak-

an wajah akuntansi yang ‘’shaleh’’ meski- baik kekuatan teknologi, kekuatan politik pun terpendam karakter yang ‘’tiranik’’ un- (kekuasaan), maupun kekuatan ekonomi tuk menguasai alam, menguasai buruh dan (modal). Sebab hukum pasar yang mencip-

saan sumber daya berdasarkan kekuatan 4 ,

memonopoli pasar untuk kepentingan laba. takan akses penguasaan yang tidak berim-

Hal ini sangat koheren dengan firman Tu- bang menciptakan gejala ketimpangan yang

han yang menyatakan bahwa ada sebagian berujung pada marginalisasi kaum yang ‘’le-

manusia mendirikan masjid untuk men- mah’’ sebagai pihak yang tertindas dan tergi-

ciptakan kemudharatan 6 , dan mengatakan las oleh keserakahan dan kebutaan teknolo-

dirinya beriman, padahal sesungguhnya ia gi (akuntansi).

tidak beriman 7 , seolah-olah memberi makan Perkembangan teknologi (akuntansi) pada fakir dan miskin meskipun kata Tuhan yang terkontrol oleh segelintir manusia, ti-

sungguh ia tidak melakukannya karena men- dak lain karena kompleksitas kehidupan campurbaurkan antara haq dan yang bathil 8 . manusia di tengah pusaran kompetisi yang

Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang begitu dahsyat. Lokomotif manusia bertin-

yang menulis dengan tangan mereka sendiri, dak tanpa terikat oleh fitrah manusia den-

lalu dikatakannya; “Ini dari Tuhan”, (dengan gan menggilas unsur-unsur kearifan hidup.

maksud) untuk memperoleh keuntungan Teknologi akuntansi telah menjebak ma-

yang sedikit dengan perbuatan itu (QS. Al

syarakat dalam pola hidup ‘’organik’’ 5 yang

Baqaraah [2]: 79).

cenderung memandang manusia sebagai Pertanyaan mendasar atas konsepsi ini ‘’musuh’’, terikat pada ikatan temporer atas

adalah apa makna spiritualitas dalam akun- dasar untung-rugi yang pada kenyataan-

tansi Islam?. Bagaimana bentuk konsepsi nya mereproduksi pertentangan hingga akuntansi yang melibatkan Tuhan sebagai berujung pada marginalisasi dalam pola stakeholders sentral 9 ?. Pertanyaan ini sear- superior-inferior.

ah dengan pertanyaan ‘’apa makna Tuhan dalam kehidupan’’?, dalam artian bagaima-

4 QS. Al Hasyr [59]: 6). Ayat ini mengindikasikan bahwa

6 QS. At Taubah [9]: 107.

perolehan harta dari sumber daya alam dalam Islam tidak didasarkan atas kekuatan. Akumulasi kekayaan yang lahir

7 QS. Al Hujurat [49]: 14; Al Baqaarah [2]: 8. dari perbedaan kepemilikan atas ‘’kekuatan’’ para manusia

8 QS Al Fajr [89]: 17-19.

menjadi penyebab ketimpangan sosial. 9 Tuhan adalah stakeholders sentral, pusat dari keseluruhan 5 Sistem sosial organik dalam teori Durkheim adalah hasil

realitas dan puncak kepentingan dalam akuntansi. Puncak ego pergeseran nilai dari sistem sosial mekanik. Sistem organik

menyatu dengan Ego Semesta (altruisme). Berbeda dengan ditandai dengan hancurnya tatanan solidaritas sosial menuju

akuntansi konvensional yang bercorak antroposentrisme, semangat indvidualisme. Hancurnya solidaritas sosial tiada

menempatkan manusia sebagai pusat realitas dan manusia lain adalah produk sejarah yang kompleks, yakni lahirnya era

adalah puncak segala kepentingan (egoisme). Sehingga industrialisasi dan urbanisasi berperan dalam merekayasa

akuntansi hadir hanya untuk mengakomodasi kepentingan pola hidup masyarakat (menjadi kapitalis). Lihat: Damsar,

manusia meski dalam kenyataannya terjadi pula reduksi Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2009),

makna ‘’manusia’’ yakni segelintir manusia yang memiliki h.69 & h.116-120.

kuasa terhadap modal.

Ruslan, Alimuddin, AccMakrifat Akuntansi, Determinasi Puncak Perjalanan...360

na menerjemahkan ‘’Tuhan’’ dalam kehidu- dan ‘’al iman billah’’ (transendensi atau spir- pan?, selaras dengan pertanyaan ‘’bagaima-

itualitas) sebagai landasan (Jurdi 2010: 9). na menerjemahkan makna ‘’Tuhan’’ dalam Dalam hal ini makna transendensi dan spiri- konsepsi akuntansi?. Sebab Kebenaran ti-

tualitas sesungguhnya adalah bentuk pem- dak hanya didapatkan dalam ide sebagai bebasan manusia secara sosiologis, dalam sebuah konsep, melainkan bagaimana kes-

kaitannya manusia dengan manusia dan esuaian ‘’ide’’ dengan ‘’realitas’’ dapat terja-

alam. Relasi unsur yang terbangun bersifat lin, Tuhan sebagai Al Haq harus ditemukan

hyper, melampaui batas-batas profan. dalam konteks sosial termasuk dalam struk-

Disinilah letak ketersingkapan tabir tur akuntansi.

dalam akuntansi, berpangkal ujung pada Spiritualitas dalam akuntansi seperti kesadaran transendensi (altruisme) dalam halnya spiritualitas dalam makna agama menegakkan sisi ideologis Islam dalam akun- yakni bersifat substansi (esoteric) bukan tansi (pengideologisasian Islam) untuk mem- simbol (eksoteric), yang bermakna pembe-

bebaskan yang tertindas ( mustadha’afin) se- basan. Hakikat perjalanan spiritual manusia

bagai bentuk penyucian akuntansi. Pembe- menuju maqam spiritual tertinggi, bentuk basan menjadi puncak makrifat, determinasi kedekatan manusia dengan Tuhan ketika atas manunggalnya ego partikulir akuntansi

tabir 10 makna kehidupan tersingkap (makri- dalam lautan Ego Universal (altruisme). fatullah). Ketersingkapan tabir menggiring

Akuntansi yang sampai pada maqam manusia dalam menemukan makna dari se-

makrifat adalah akuntansi yang tidak lagi tiap nafas kehidupan dan seluruh eksistensi

terjebak pada pola dikotomis (subjek-ob- adalah esensi dan tajalli dari pemilik-Nya. jek, superior-inferior), melainkan manung- Egoisme dan pragmatisme sebagai dasar gal disebabkan hilangnya tabir (penghalang) dalam akuntansi kapitalisme adalah tabir yang memisahkannya, dengan memandang (penghalang), sekaligus musabab tergiring-

kehakikian realitas stakeholders (manu- nya akuntansi dalam mereproduksi margin-

sia, buruh, masyarakat, dan alam) sebagai alisasi yang berujung pada penindasan.

luapan eksistensi dari Tuhan sebagai pusat Dalam Islam egoisme hanya dapat tun-

akuntansi.

duk pada kesadaran altruisme. Altruisme Syariati (1984) menegaskan ketika dalam akuntansi Islam adalah simbol pem-

ia menafsirkan makna terminologi ‘’Tu- bebasan. Mulla Shadra menjelaskan hakikat

han’’ dalam Al Qur’an, dalam frasa ‘’Kera- perjalanan altruisme tersebut dalam istilah

jaan Tuhan’’ 11 , menurut Syariati (1984), empat kategori perjalanan, yakni perjalanan

kata ‘’Tuhan’’ dalam Al Qur’an memiliki ‘’makhluk menuju Tuhan’’, ‘’dari Tuhan ber-

padanan makna secara sosiologis yang ber- sama makhluk menuju Tuhan’’, ‘’bersama makna golongan masyarakat yang tertindas Tuhan menuju makhluk’’ dan ‘’dari makh-

( mustada’afin) 12 . Sehingga makna ‘’kerajaan luk ke makhluk bersama Tuhan menuju Tuhan’’ sebagai representasi dari sistem so- Tuhan’’. Sebuah konsepsi intuitif manusia sial kemasyarakatan termasuk entitas ma- dalam merefleksikan makna kehidupan den-

syarakat ekonomi merupakan bentuk pemu- gan menempatkan terminologi sosial sebagai

liaan dan keberpihakan kepada orang-orang puncak penyucian manusia.

tertindas, termarginalkan yang menyandang Perjalanan ‘’dari makhluk ke makhluk

status sebagai miskin, fakir, mustadha’afin, bersama Tuhan menuju Tuhan’’ selaras den-

buruh, budak, pekerja, yang umumnya gan fitrah dan amanah manusia dalam men-

bekerja secara paksa untuk kepentingan jalankan misi penciptaan sebagai ummat segelintir orang, tereksploitasi sebagai kor- terbaik manusia yang dilahirkan untuk me-

ban atas sistem yang tidak adil. Kerajaan Tu- nyuruh yang ma’ruf (kebaikan) dan mence-

han adalah kerajaan orang-orang tertindas, gah yang mungkar (keburukan) (QS. Ali Im-

sebagaimana Islam mengandung asas eman- ran [3] :110).

sipatoris, kesetaraan atas semua makhluk. Kuntowijoyo (2006) menafsirkan mak- na ayat tersebut dalam tiga makna yakni

11 QS. Az Zukhruf [43]: 85; dan Al Furqaan [25]: 2.

‘’nahy mungkar’’ yang berarti emansipatif, ‘’amar ma’ruf’’ (liberasi atau pembebasan),

12 Seperti pada ayat: Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu (QS. At

10 Ketidaktersingkapan tabir disebabkan adanya tembok yang Taghabuun [64]: 17). Kata ‘’pinjam’’ melekat pada orang- memisahkan. Dan tembok itu diciptakan oleh manusia

orang yang berkekurangan ( mustada’afin) yang dinisbahkan sebagai ego.

dalam frasa (hak) ‘’Tuhan’’.

361 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 357-367 Hal ini dipertegas oleh Tuhan, ketika Tuhan

Orang-orang pergi ke kuil mereka, demi menyetarakan diri-Nya dan Rasul-Nya den-

menemui-Ku, betapa sederhana dan gan orang-orang tertindas,

bodohnya anak-anak-Ku, yang berpikir ...Apa saja harta… yang diberikan

bahwa Aku ada dalam pengasingan. Allah kepada Rasul-Nya… adalah

Mengapa mereka tidak datang dan untuk Allah, Rasul, kerabat Ra-

menemui-Ku, dalam prosesi kehidu- sul, anak-anak yatim, orang-orang

pan, dimana Aku selalu hidup, di tanah miskin dan orang yang dalam per-

pertanian, pabrik dan pasar, dimana jalanan (QS Al Hasyr [59]: 7). Aku mendorong mereka yang mencari nafkah dengan keringat di keningnya?. Penyetaraan secara beriringan anta-

Mengapa mereka tidak datang me- ra Tuhan, Rasul dan orang yang tertindas

nyambut-Ku, di gubuk-gubuk si miskin, ( mustada’afin) merupakan akumulasi mak-

dan menjumpai-Ku dengan memberi si na yang secara semantik menjelaskan keter-

miskin dan orang yang membutuhkan hubungan antara Tuhan dan kehidupan

dan menghapus air mata janda-janda sosial, dalam pola kemanunggalan antara

dan yatim piatu?, Mengapa mereka ti-

dak datang menyambut-Ku di antara han’’ adalah representasi orang-orang tertin-

Tuhan dengan orang-orang tertindas 13 . ‘’Tu-

orang-orang tertindas?. das secara sosial, hal ini sejalan dengan per-

Aku yakin mereka tidak pernah ke- intah Tuhan untuk menegakkan keadilan,

hilangan diri-Ku, jika mereka berusaha selaras dengan peran agama untuk membe-

menemui diri-Ku, di dalam keringat dan baskan para ‘’hamba-hamba’’ Tuhan yang

perjuangan hidup dan dalam air mata

tertindas dengan melawan para tiran 14 yang

dan tragedi orang miskin.

Tuhan melekatkan diri-Nya kepada Disnilah letak konsepsi puncak perjala-

disimbolisasikan dengan makna jihad 15 .

orang-orang yang termarginalkan 17 yang be- nan akuntansi Islam ketika akuntansi men-

rarti hak Tuhan melekat secara sosiologis jadi konsepsi ideologis dalam membela dan

kepada pihak yang tertindas sebagai korban memperjuangkan masyarakat yang tertin-

ketidakadilan sistem. Rasulullah pernah das. Sejalan dengan apa yang pernah diung-

berkata: Saya bersumpah kepada Allah bu- kapkan oleh Ghandi ketika ia mengatakan

kanlah orang yang beriman yang sepanjang ‘’aku tidak menemukan Tuhan, kecuali di hari makan kenyang sedang mereka menge-

tahui tetangganya kelaparan 18 . Tuhan me- syair Kushdeva Singh (1974) melantungkan

wajah orang-orang tertindas’’ 16 . Dalam suatu

nyebut sistem akuntansi (sebagaimana ke- syairnya:

tika menunjuk manusia) yang tidak mendis- tribusikan hak ‘’Tuhan’’ kepada yang tertin-

das adalah sistem yang terpenjara dalam

13 Hindarilah do’a orang-orang tertindas, sebab ia tidak

kesesatan yang nyata 19 .

memiliki tabir (penghalang) dengan Allah (HR. Ibn Abbas).

Tuhan memanifestasikan wajah-Nya

14 Tirani adalah akar ketidakadilan yang memicu ketimpangan,

menghancurkan tatanan sosial yang harmonis. Tirani

kepada orang-orang tertindas. Masyarakat

merujuk pada sistem yang di dalamnya terdapat eksploitasi

kata Engineer (2009: 7) yang membiarkan

segelintir orang (golongan) dengan memarginalkan sebagian

masyarakat yang lain tertindas bukanlah

yang lain. Sistem akuntansi kapitalisme yang membangun

masyarakat Islam. Sistem akuntansi yang

kesejahteraan di atas marginalisasi adalah salah satu bentuk

membiarkan dan memapankan penindasan

tirani.

dan eksploitasi segelintir orang kepada may-

15. Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita- wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya

17. Metaforis Jalaluddin Rumi: Ketika Tuhan berkata pada Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah)

musa ‘’Akulah Tuhan, Aku jatuh sakit sedang kau tidak yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari

menjenguk-Ku’’, Musa bertanya, ‘’wahai Tuhan, engkau sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!.”

tidak pernah sakit, aku tidak mengerti; berilah petujuk (QS. An Nisaa’ [4]: 75).

tentang ucapan ini’’, dan Tuhan menjawab: Sesungguhnya hamba-Ku yang terpilih dan tersayang telah sakit, Aku

16. Gandhi menganggap tujuan hidupnya tiada lain keinginannya adalah dia, perhatikan baik-baik, sakitnya adalah sakit-Ku. untuk menjumpai Tuhannya secara langsung, baginya Tuhan

Yang dimaksud adalah orang-orang mustada’afin (tertindas). adalah kebenaran, dan kebenaran adalah Tuhan. Dan tempat

Dan Ucapan Isa: jika engkau (menolong) memberi makan baginya untuk itu adalah dengan melayani kebutuhan-

orang tahanan dan orang sakit dan lapar, maka engkau telah kebutuhan orang-orang tertidas. Pembebasan adalah ikhtiar

menolong-Ku. Ibid., h.189.

satu-satunya untuk menjumpai Tuhan yang bersatu dalam ciptaannya. Lihat Lihat: Hick, Dimensi Kelima, (Jakarta: PT

18. HR. Bukhari.

Rajagrafindo Persada , 2001), h. 241.

19. QS. Yasiin [36]: 47.

Ruslan, Alimuddin, AccMakrifat Akuntansi, Determinasi Puncak Perjalanan...362

oritas manusia adalah sistem yang berten- Konsepsi pembebasan adalah cerminan tangan dengan hukum-hukum Tuhan.

makna mi’raj 25 Rasulullah dalam menjalani Sebab ketimpangan sosial muncul ti-

pendakian spiritual untuk menjalin kontak dak secara natural 20 , melainkan dibentuk dengan Pemilik Kesucian untuk kemudian dan dikonstruk oleh struktur akuntansi berpaling ke bumi untuk membebaskan ma- yang tidak berpijak pada keadilan Tuhan. nusia-manusia yang tertindas. Membebas- konstruksi tersebut disebut oleh Tuhan se-

kan ummat dari belenggu pemikiran materi-

alistik dan kekejaman teknologi (akuntansi) minologi ekonomi mengandung arti bahwa yang mengakibatkan penindasan akibat ketimpangan sosial adalah bentuk ‘’peram-

bagai ‘’pendusta agama’’ 21 yang dalam ter-

menyimpangnya manusia dari fitrahnya. pasan hak’’ 22 oleh mereka para ‘’pendusta

Mi’raj adalah simbol pencapaian mak- agama’’ yang dimapankan oleh struktur so-

na syahadat tertinggi berupa ‘’persaksian’’. sial, dengan menggunakan akuntansi seb-

Sebagaimana syahadat adalah ikrar manu- agai instrument dalam menumpuk-numpuk

sia untuk menjadi abdullah (abdi Tuhan), harta 23 . Akuntansi yang mapan telah men-

konsekuensi atas persaksian adalah kepas- jadi instrument terhambatnya hak masyara-

rahan total 26 kepada Tuhan yang berarti kat lemah (surplus value) yang dilegitimasi

abdi Tuhan tidak sekadar ‘’pembebas’’ yang secara yuridis, ilmiah bahkan moral sebagai

tertindas tapi juga ‘’penentang’’ kedzaliman sebuah kewajaran.

(sistem yang menindas). Dengan menafi- Konsepsi Mulla Shadra yang meman-

kan atau menegasikan Tuhan-Tuhan ‘’kecil‘’ dang puncak perjalanan pada bentuk pem-

menuju persaksian kepada Tuhan Sejati. bebasan manusia secara sosial merupakan

Tuhan-Tuhan ‘’kecil’’ yang dimaksud adalah analogi dari bentuk penyempurnaan spiri-

‘’nafsu’’ 27 yang melingkupi dan merepresen- tualitas akuntansi (makrifat akuntansi). tasikan segala bentuk penindasan. Akun- Penglibatan Tuhan dalam akuntansi adalah

tansi yang hanya berorientasi materil adalah bentuk penglibatan kaum mustadah’afin 24 bentuk ‘’berhala’’ dalam akuntansi Islam.

dalam konsepsi filosofis akuntansi, yang Bahkan menurut Syariati (1984), eksis- disebut Kuntowijoyo (2006:49) sebagai ob-

tensi agama selalu hadir untuk melawan jektivikasi dalam ilmu pengetahuan yakni ‘’agama’’ yakni agama pembebasan (Tauhid) kerangka ilmu yang mengarah pada fungsi

melawan agama perbudakan yang sering sosial yang bersifat transformatif.

disimbolkan sebagai agama ‘’berhala’’ 28 . Re- alitas tersebut cukup merepresentasikan ke-

20. Pada dasarnya kemiskinan, keitmpangan adalah gejala

tika konsepsi akuntansi Islam pembebasan

alam yang dipersepsi manusia sebagai ‘’kejahatan’’ akibat

hadir tidak hanya untuk melawan hege-

ketidaktersampaian hak. Disebabkan ia adalah gejala alam maka sebabnya pun pasti berasal dari alam. Oleh karenanya

moni kapitalisme maupun sosialisme tetapi

persoalan alam ini harus diseleseikan di alam dengan berdasarkan sistem-sistem alam. Mustahil realitas alam dan

25. Mi’raj Rasul adalah bentuk pencapaian spiritual Nabi untuk kejadian alam mandiri berdiri sendiri tanpa ada keterkaitan

memulai proses revolusi besar dalam sejarah hidup manusia. dengan realitas alam yang lain. Ia tidak memiliki keterkaitan

Kata Iqbal dalam Muthahhari (2008: 263): Seandainya dengan transendental, dalam artian kemiskinan bukan karena

Nabi hanya seorang mistikus, tentu Beliau tidak akan ‘’takdir’’ melainkan dikonstruk oleh struktur (sistem). Salah

kembali lagi ke ‘’bumi’’ karena telah tenteram bertemu satunya adalah sistem akuntansi sebagai struktur yang tidak

dengan Tuhannya. Tetapi Nabi kembali ke ‘’bumi’’ untuk berpihak pada keadilan yang mereproduksi gejala alam

menggerakkan perubahan sosial dalam mengubah jalannya tersebut.

sejarah manusia dengan memimpin revolusi sosial-budaya 21. QS. Al Maa’uun [107]: 1-3).

untuk membebaskan para makhluk Tuhan yang tertindas, 22. Istilah yang dipergunakan Allah dalam Al Qur’an yang

melawan struktur yang menindas (jahiliyah). Turunnya selaras dengan makna ‘’perampasan hak’’, terdapat dalam

Nabi untuk membebaskan manusia adalah puncak (hakikat) surah An Nisaa’ [4]: 161, dan Al Baqaraah [2]: 188 yang

Islam yang sesungguhnya.

berbunyi: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta

26. QS. Al An’am [6]: 161.

sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang

27. QS. Al Furqaan [25]: 43.

batil... Lihat juga: QS. Adz Dzaariyaat [51]: 19. Mereka yang merampas hak atau memakan harta dengan cara

28. Bagi Syariati, sejarah hidup manusia adalah sejarah bhatil disebut oleh Tuhan sebagai ‘’pendusta agama’’, yang

pertentangan dua kutub yang berbeda yakni kutub Habil tindakan tersebut dianggap memusuhi Tuhan dan Rasul-

dan Qabil yakni penindasan dan pembebasan, kedzaliman Nya.

dan keadilan. Ironinya kata Syariati senjata dari kedua front itu adalah agama, yakni agama hadir untuk melawan

23. QS. An Nisaa’ [4]: 37; dan Al Humazah [4]: 2-4. ‘’agama’’. Lihat: Syariati, Tugas Cendekiawan Muslim 24. Istilah yang dipergunakan Tuhan dalam Al Qur’an yang

(terj) (Rajawali: Jakarta, 1984), h. 37-38. Dan, Dharmawan, secara ideologis menunjuk pada golongan masyarakat yang

Agama Itu Bukan Candu (Resist Book: Yogjakarta, 2005), h. tertindas.

12-13.

363 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 357-367 juga akuntansi Syariah yang berkarakter (sains) melainkan sebuah doktrin Islam 34

kapitalisme. Sebab paradigma modernisme dalam mengatur sistem pencatatan yang yang dibangun atas rasionalitas instrumen-

berlandaskan pada pijakan nilai Islam, yang talism yang berkarakter kapitalisme telah kandungan maknanya merupakan instru-

ment Islam dalam memberi kepastian atas tergerusnya keseimbangan alam dan tertin-

menciptakan gejala syndrom midas 29 yakni

terdistribusinya hak-hak manusia maupun dasnya kehidupan sebagian besar manusia

alam secara adil sesuai konsepsi Islam ten- yang dikontrol oleh segelintir manusia atas

tang keadilan. Dalam sistem yang lebih luas, nama ilmu pengetahuan (baca: akuntansi).

akuntansi Islam merupakan bagian dari Al Qur’an dan Hadist merupakan lan-

sistem, kaidah, dan doktrin Islam tentang dasan pokok akuntansi Islam, Al Qur’an bu-

ekonomi.

kanlah buku yang berbicara tentang teori il- Doktrin pada dasarnya menurut Ash miah (sains) melainkan kitab yang di dalam-

Shadr (2008: 61) adalah metode atau cara nya berisi doktrin (nilai) dan mengandung yang dipilih dan diikuti masyarakat dalam

kehidupan ekonominya serta dalam mem- merupakan petunjuk dan pedoman 32 yang ecahkan problem praktis yang dihadapinya, mulia 33 untuk manusia dalam mengatur ten-

hikmah 30 dalam menjelaskan realitas 31 yang

dalam hal ini doktrin adalah ‘’ideologi atau tang bagaimana tatanan yang sesuai dengan

sistem’’, yang secara normatif, objeknya nilai-nilai Ketuhanan yang selaras dengan adalah bagaimana menciptakan tatanan so- hakikat penciptaan dan fitrah manusia se-

sial yang adil. Sedangkan teori ilmiah (sains) bagai ciptaan. Al Qur’an mengatur seluruh

berhubungan dengan penjelasan terperinci sistem hidup makhluk-Nya yang ditujukan

perihal kehidupan ekonomi, peristiwa, geja- untuk manusia agar keseimbangan kehidu-

la-gejala lahiriahnya, serta hubungan antara pan alam dapat tercapai, yang di dalamnya

peristiwa dan fenomena dengan sebab-sebab berisi perintah dan larangan yang dalam eko-

dan faktor umum yang mempengaruhinya nomi mengatur secara normatif bagaimana

(Ash Shadr 2008: 78-90). manusia seharusnya memanfaatkan alam

Islam mereproduksi model pengeta- untuk memenuhi kebutuhannya.

huan yang bersifat doktrinal sehingga pen- Dikarenakan Al Qur’an sebagai pedo-

getahuan tersebut mengandung nilai-nilai man normatif, maka akuntansi Islam seb-

yang bersifat transformatif. Sebagai sebuah agai sebuah disiplin ilmu yang berlandaskan

ideologi, agama Islam bertengger di atas Al Qur’an, pada hakikatnya bukanlah teori

keyakinan yang secara sadar dipilih un- tuk menjawab kebutuhan-kebutuhan serta masalah-masalah yang mencuat dalam ma-

29. Midas adalah nama raja dalam suatu mitologi yunani yang kerakusannya membawa bencana bagi semua ummat

syarakatnya. Disinilah letak Islam bukan

manusia. Dalam mitologi tersebut disebutkan karena

pengetahuan kultural (sains) yang mere-

keserakahan Raja Midas atas kekayaan materil, ia meminta

produksi pengetahuan yang bebas nilai, me-

mantera pada Dewa Olympus agar dikaruniai emas yang

lainkan Islam adalah ideologi, sebagaimana

melimpah. Maka permintaan itupun dipenuhi dengan

ideologi adalah keberpihakan. Ideologi Islam

memberi mukjizat pada tangan Midas, sehingga dengan sentuhan tangan Midas membuat semua yang tersentuh berubah menjadi emas. Maka satu persatu yang disentuhpun

34. Teori pada dasarnya adalah kajian tentang fakta (konkrit) mejadi emas hingga istri dan anaknya bahkan makanan pun

yang secara metodologis didekati dari dua metode yakni ikut menjadi emas. Gejala inilah yang membawa bencanan

deduktif dan induktif. Keilmiahan teori khsususnya dalam akhirnya Raja Midas dikucilkan oleh rakyatnya sendiri

perspektif Barat terletak pada kecenderungannya pada karena takut disentuh oleh Rajanya. Sardar mengasumsikan

observasional. Islam dalam posisi ini bukanlah sains atau bahwa tangan Raja Midas dalam konteks modernisme hari

teori sebab ideologi Islam bukanlah ideologi eksprimental, ini terdapat pada tekhnologi (termasuk akuntansi sebagai

yang kebenarannya digagas dan dibuktikan dari realitas tekhnologi) yang justru membawa bencana yang begitu

sosial (empirik). Melainkan ideologi Islam melampaui dahsyat bagi ummat manusia. Operasionalisasi tekhnologi

realitas fisik (metafisik), yang kadar kebenarannya terletak oleh segelintir penguasa (Midas) telah menjadikan alam

pada realitas yang mandiri (wahyu) bukan pada alam. dan buruh sebagai tumbal atas keserakahan pemodal dan

Disinilah yang dimaksud Islam sebagai kajian doktrinal atau penguasa lainnya (Midas). Lihat, Komaruddin Hidayat,

ilmu tasydiqi, konsepsi doktrinal lahir dari pengorganisasian Tragedi Raja Midas: Moralitas Agama dan Krisis

persepsi-persepsi Islam tentang alam, manusia, sosial dan Modernisme, (Jakarta: Paramadina, 1998).

Tuhan.

30. QS. Yaa Siin [36]: 2. 35. Kapitalisme maupun sosialisme dalam posisi ini adalah 31. QS. An Nahl [16]: 89.

bentuk ideologi yang pada dasarnya dibangun dari realitas alam secara teoritis. Bergerak dari kecenderungan positif

32. QS. Ibrahim [14]: 1; An Nahl [16]: 64. sebagai teori menuju kecenderungan normatif sebagai 33. QS. Qaaf [50]: 1.

ideologi.

Ruslan, Alimuddin, AccMakrifat Akuntansi, Determinasi Puncak Perjalanan...364

Dalam aktivitas bisnis yang lebih luas, gas dan lahir dari fakta (gejala-gejala) alam

bukanlah ideologi eksprimental 35 yang diga-

sistem produksi dan sistem distribusi meru- atau sosial.

pakan wilayah kajian doktrinal bukan teori- Berbeda dengan teori ilmiah (sains) tis. Akuntansi sebagai instrument teknologi yang pada hakikatnya bersifat relatif sebab

yang memetakan arus distribusi dan meng- teori dibangun dan bersandar pada alam, gambarkan sistem produksi dipengaruhi sebagaimana hakikat alam yang cenderung

oleh doktrin ideologis atas sistem produksi berubah-ubah sebagai keniscayaan sifatnya

maupun distribusi entitas bisnis. Misalnya yang materil. Sedangkan doktrin bersifat perbedaan konsepsi distribusi sistem kapi- mandiri sebagai sebuah konsepsi ide yang talisme dan sosialisme. Dalam kapitalisme eksistensi dan esensinya adalah nomena, ti-

aspek dasar sistem distribusi berdasarkan dak terikat apalagi didikte secara eksistensi

hakikat kebebasan individu dalam beru- oleh fenomena yakni realitas alam. Kuntowi-

saha berupa hukum pasar (kompetisi) sur- joyo (2006) menggunakan istilah struktural-

vival the fittest. Kebebasan individu adalah isme transendental.

landasan akuntansi dalam memastikan ter- Berbeda dengan akuntansi saintis catatnya sistem pembukuan berdasarkan yang proses penggagasannya berangkat dari

hukum tersebut yakni terdistribusinya hak analisa masalah dan kebenarannya dibuk-

berdasarkan usaha (keadilan proporsional/ tikan pada realitas alam sebagai fenomena

proportional justice).

disebut sebagai metode ilmiah (metode posi- Begitupun dengan sosialisme yang me- tif, induksi ataupun deduksi) yang bersifat

landaskan sistem distribusi hak pada kebu- empirikal (observasional). Akuntansi Islam tuhan individu secara kolektif, maka akun- sebagai pengetahuan doktrinal (tasydiqi)

tansipun hadir untuk memastikan terdistri- meletakkan kebenaran pada realitas yang businya hak kepada semua individu secara mandiri, alam bukan sumber kebenaran kolektif berdasarkan kebutuhan masing-ma- pengetahuan melainkan hanya merupakan sing individu (keadilan distributif/distribu- medan untuk mengaktualnya kebenaran tive justice) serta memastikan tidak muncul- pengetahuan secara normatif. Kebenaran nya kepemilikan individu. Dalam kaitannya melekat pada realitas yang melampaui alam

dengan ideologi maka akuntansi berperan (wahyu).

dalam memastikan sistem ideologi berlaku Meskipun pengetahuan doktrin dan sesuai dengan doktrinal dalam masyarakat pengetahuan teoritis berbeda, tetapi tetap penganut ideologi tersebut. Sehingga dengan saja Islam menganggap tidak ada keterpisa-

jelas bahwa wilayah kajian akuntansi adalah han diantaranya, seperti halnya antara nilai

wilayah doktrinal.

(normatif) dengan prilaku tidak dipisahkan Dengan demikian, akuntansi Islam dalam kehidupan. Pengetahuan dalam Islam

adalah sistem pencatatan yang berdasar- memiliki karakter ideal sebagai alat untuk

kan sisi doktrinal Islam tentang keadilan. menegakkan nilai-nilai (keadilan). Penulis Filosofi laporan keuangan sebagai produk menggunakan istilah ‘’pengideologisasian akuntansi dalam Islam adalah memastikan Islam’’ dalam akuntansi sebagai wujud dia-

sistem produksi dan distribusi hak atas en- logis antara Islam secara doktrinal dengan

titas bisnis berjalan sesuai dengan doktrin realitas sebagai konstruk teoritis.

nilai Islam yakni terciptanya kesejahteraan Substansi perbedaan antara akuntansi

bagi seluruh alam 36 . Dalam posisi ini lapo- Islam, akuntansi kapitalisme dan akuntansi

ran keuangan dalam Islam tidak sekadar di- sosialisme pada hakikatnya bukanlah per-

persepsi sebagai produk intelektual melain- bedaan teoritis melainkan perbedaan dok-

kan mencakup kediriannya sebagai produk trin atau nilai (tasydiqi ) yang secara filosofis

spiritual.

perbedaan tersebut merupakan konsekuensi Akuntansi Islam secara fungsional dari perbedaan epistemologi dan pandangan

berperan dalam memastikan berjalannya dunia masing-masing ideologi. Disinilah le-

proses bisnis dalam koridor ketersampaian tak kedudukan untuk menegaskan bahwa hak baik sosial maupun alam. Pokok ka- akuntansi Islam, akuntansi kapitalisme dan

jian akuntansi Islam adalah kajian doktri- akuntansi sosialisme adalah konstruk gaga-

nal. Sebagaimana Al Qur’an sebagai kitab san yang berdiri sendiri, berbeda satu sama

doktrinal (nilai) 37 , Ketika Al Qur’an dimak- lain, yang tidak mungkin dikompromikan atau dicampurbaurkan.

36. QS. Al Anbiyaa’ [21]: 107. 37. QS. An Nahl [16]: 89.

365 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 357-367 nai sebagai teori (sains), maka kita terjebak

fat dialektis integratif yang merepresenta- pada relativitas dalam memaknai kitab suci

sikan realitas sebagai fakta sosial dalam sebagaimana teori yang bersifat fluktuatif,

kerangka nilai doktrinal secara mandiri. Se- berevolusi secara kumulatif bahkan revo-

hingga kerangka aksiden dalam akuntansi lutif. Sebagaimana ditegaskan oleh Kun-

Islam bisa saja mirip dengan kerangka ak- towijoyo (2006: 4) bahwasanya kebenaran siden dengan akuntansi kapitalisme atau- bersifat non-kumulatif sedangkan teori (ke-

pun sosialisme secara fenomena. Tetapi majuan) bersifat dinamis, berkembang dan

dalam kajian substansi pada tataran teoritis kumulatif.

hukum doktrinal akan tampak perbedaan Perbedaan doktrinal akuntansi antara

yang signifikan.

Islam, kapitalisme dan sosialisme disebab- Seperti halnya sistem ekonomi Islam kan perbedaan konsepsi. Islam memiliki dalam rentang historis, nampak bahwa Is- konsepsi sendiri dalam memahami fakta kos-

lam pada masa Nabi juga menganut kebi- mik, fakta sosial, fenomena-fenomena serta

jakan kebebasan ekonomi 38 , yang dalam keterhubungannya dengan segenap hukum

terminologi modern kebebasan ekonomi yang ada. Ada dua kerangka konsepsi Islam

identik dengan sistem kapitalisme. Tetapi yang menopang kerangka akuntansi Islam,

kadang pula Islam memperlihatkan gejala sebagaimana konsepsi Islam atas Syariat sosialistik dalam perekonomian, ketika Nabi terdiri dari Syariat yang bersifat substansi sebagai kepala negara ikut mengintervensi dan aksiden.

keseimbangan pasar. Gejala ini disebut ge- Substansi pada hakikatnya merujuk jala aksiden yang menggiring pada fenomena pada konsepsi yang mutlak, tidak berubah,

yang sama tetapi dengan sisi substansi yang dan eksistensinya sebagai konsepsi yang sungguh berbeda bahkan bertentangan. mandiri (independent) sebagai sebuah no-

Dalam akuntansi munculnya istilah mena, bukan fenomena. Kategori substansi

pertanggungjawaban sosial. Konsep per- akuntansi Islam merupakan kaidah absolut

tanggungjawaban sosial tidak lagi menjadi sebagai sebuah nilai yang melekat, secara domain akuntansi Islam, melainkan juga logis merupakan hubungan niscaya dalam menjadi milik akuntansi kapitalisme dan so- hal ini adalah universalitas nilai Islam yang

sialisme. Secara aksiden terlihat tidak ada tidak terbatasi oleh ruang dan waktu. Se-

perbedaan secara fenomena, tetapi secara dangkan aksiden merupakan sisi eksoterik

substansi (keterikatan nilai) akan memperli- akuntansi Islam yang bersifat relatif dan de-

hatkan perbedaan signifikan. Sebab kerang- rivative, yang konsepsinya ditentukan oleh ka teori dalam akuntansi dibentuk oleh pertimbangan-pertimbangan praktis.

kerangka nilai yang mendasarinya (ideologi), Sisi aksiden akuntansi Islam menis-

epistemologi mempengaruhi perbedaan ide- cayakan perbedaan konsepsi yang mungkin

ologi maka akar yang berbeda meniscayakan saja dibatasi oleh ruang maupun waktu yang

substansi teoritis (doktrinal) yang berbeda berbeda (relatif), tetapi eksistensinya tetap pula. menyatu dalam kategori substansi (absolut) sebagaimana aksiden tidak boleh berten- tangan sisi doktrinal (substansi) Islam ten-

38. Baqir merangkai penjelasan terkait dengan kebijakan-

tang keadilan sebagai landasan nilai dalam

kebijakan pada masa Rasul yang kadang cenderung

akuntansi. sosialistik kadang pula memperlihatkan sisi kebebasan

ekonomi (kapitalisme) sebagai sebuah fenomena. Kebebasan

Konsepsi aksiden dalam akuntansi Is-

ekonomi yang terjadi pada masa Rasul, secara doktrinal

lam mengindikatori akuntansi Islam sebagai

berbeda dengan kebebasan dalam doktrin kapitalisme.

konsep yang dinamis, beradaptasi dalam se-

Kebebasan ekonomi pada kondisi historis tersebut mengikuti

gala zaman dan ruang sebagaimana realitas

kecenderungan alamiah kondisi hidup masyarakat yang

kehidupan manusia yang kompleks, tidak

masih cenderung dengan keterbatasan daya dan kekuatan

statis melainkan berkembang secara terus eksploitasi. Sehingga ditetapkannya dengan sebuah fakta

bahwasanya individu yang mengeksploitasi secara bebas

menerus. Baqir (2008: 109) dalam menjelas-

tidak meyakinkannya sampai pada tahap yang merusak.

kan ekonomi Islam menggunakan istilah

Berbeda ketika makna kebebasan dikontekskan dengan

‘’ruang kosong’’ untuk mengisi kaidah hu-

kondisi lazimnya hari ini, kebebasan ekonomi justru akan

kum yang non-permanen atas doktrin Islam

mengancam kehidupan manusia seiring munculnya sarana-

tentang ekonomi yang tidak terdapat pada

sarana manusia untuk mengeksploitasi berupa teknologi. Disamping itu, kebebasan tersebut tidak seperti kebebasan

ruang legislasi hukum Islam yang absolut

kapitalisme yang bersifat naturalistik (non-intervensi). Lihat

(substansi).

Baqir, Iqthisadhuna (terj), (Jakarta: Zahra, 2008),h. 137-

Pola relasi substansi dan aksiden bersi-

Ruslan, Alimuddin, AccMakrifat Akuntansi, Determinasi Puncak Perjalanan...366

Begitupun halnya dalam akuntansi Is- produk budaya masyarakat setempat. lam. Sisi aksiden bisa saja tampak sama se-

Islam bukanlah realitas nilai yang ha- cara fenomena, sebab fenomena adalah se-

rus dipertentangkan dengan budaya. Sebab buah fakta alam. Tetapi yang membedakan-

pada dasarnya dalam rentang sejarah telah nya secara substansi adalah kajian doktrinal

terjadi proses integratif. Bukankah firman dan hukum yang mendasarinya. Misalnya Tuhan yang disebut sebagai ‘’wahyu’’ untuk sisi debet dan kredit dalam struktur akun-

turun ke bumi harus diterjemahkan dalam tansi, sistem penjurnalan dan pengelompo-

bahasa?. Dan realitas bahasa adalah produk kan akun dan sejenisnya bukanlah hal yang

budaya manusia. Oleh karenanya akuntansi mutlak sebagai sebuah konsep, bahwasan-

Islam sebagai ideologi bukan hadir untuk ya akuntansi Islam harus berbeda dengan menggusur budaya lokal sebagai nilai me- akuntansi kapitalisme dan sosialisme.

lainkan berbaur tanpa harus kehilangan Substansi perbedaan akuntansi Islam

identitas nilainya yang substansial sebagai terdapat pada interpretasi substansi nilai pedoman manusia 39 . Seiring dengan sema- doktrinal bahwa apakah ketika menggunak-

kin ekspansifnya korporasi memasuki dae- an sistem pembukuan ganda (double entry)

rah-daerah lokalitas masyarakat, sehingga atau singgle entry sebagai sebuah kebutu-

pertanggungjawaban kepada masyarakat han praktis telah mengakomodir unsur ni-

sebagai stakeholders harus menyesuaikan lai yang menjadi doktrin Islam atau tidak?.

secara lokalitas. Islam sebagai ajaran eman- Akuntansi Islam tidak menganggap funda-

sipatoris harus diterjemahkan dalam akun- mental model struktur akuntansi yang pada

tansi berupa kesederajatan dalam mengak- hakikatnya tidak mempengaruhi pemben-

ses informasi akuntansi, refleksi sebagai tukan nilai-nilai Islam. Hal tersebut adalah

upaya dalam memasyarakatkan akuntansi bagian dari kondisi yang bersifat variabel se-

yang selama ini cenderung elitis dan berba- cara geopolitik, geografis dan pertimbangan

sis kelas.

kebutuhan praktis lainnya. Aksiden sebagai sebuah tampakan sep-

KESIMPULAN

erti makna cabang (furu’) dalam Syariat fiq- Perbedaan akuntansi Islam dengan ih, yang dibatasi oleh unsur ruang dan wak-

akuntansi kapitalisme maupun sosialisme tu. Hal ini sejalan dengan asas kemudahan

terletak pada akar paradigma (pandangan dalam Islam yang terakomodir sebagai prin-

dunia) masing-masing. Disebabkan Is- sip dalam akuntansi Islam. Sebagaimana lam bersandar pada realitas transendental, Islam, akuntansi Islam menolak penyeraga-

maka secara ontologis hakikat paling dasar man formil sebagai aksiden, sebab aksiden

untuk memahami akuntansi Islam adalah adalah bagian dari produk budaya secara mengurai makna Tuhan dalam akuntansi. lokalitas.

Upaya ini merupakan ‘’pensucian akuntan- Kebenaran akuntansi Islam sebagai se-

si’’ (syahadat akuntansi) dengan menempat- buah konsep sangat tergantung dari kebena-

kan ‘’pembebasan’’ sebagai puncak perjalan- ran dan ketepatan akuntan dalam mengung-

an spiritualitas, seperti halnya makna mi’raj kap tabir makna hakiki konsepsi Islam seb-

Rasul yang puncak penyempurnaan risalah agai doktrinal nilai, peran akal dan intuisi

ketika Ia turun ‘’membebaskan’’ manusia dalam memahami sumber hukum Islam me-

dari belenggu ketidakadilan. mainkan peran signifikan. Proses ini dikenal sebagai proses ijtihad. Kesalahan konsepsi

doktrinal akan mengakibatkan kesalah-

39. Salah satu corak akuntansi Syariah yang hadir hari ini (di Indonesia) dalam konteks bahasa, banyak yang menggunakan

an dalam mengkonsepsi dan menjalankan

bahasa Arab yang kadangkala justru menyusahkan pemakai

akuntansi yang sesuai dengan Islam.

laporan keuangan, sehingga tidak terpenuhi asas kemudahan,

Begitupun halnya ketepatan dalam

sehingga terkesan cukup bias kelas (elitis) tidak menyentuh

membedakan dan mengintegrasikan kon-

semua lapisan stakeholders. Realitas bahasa adalah budaya

sepsi substansi dan aksiden dalam akun-

yang bersifat aksiden, indikator sebuah akuntansi Islam tentu

tansi Islam. Sebab makna substansi dan ak- sangat sempit bahkan tidak memiliki relevansi yang jelas

ketika ia hanya direduksi secara simbolik lewat penggunaan

siden tidak dapat lepas dari peran lokalitas

bahasa-bahasa. Sebab Islam itu pada hakikatnya adalah

budaya dan pola hidup serta standar hidup

nilai. Dan bahasa hanyalah alat untuk mengungkap makna

masyarakat yang bersangkutan. Hal ini sep-

dari nilai itu sendiri. Janganlah penulis dan saksi saling

erti halnya dalam Syariat berpakaian, Islam

sulit menyulitkan, jika kamu lakukan (yang demikian), maka

hanya mengajarkan makna substansi tetapi

sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu

aksidensial atasnya merupakan bagian dari (QS. Al Baqaarah [2]: 282).

367 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 357-367 Persaksian Tuhan dalam akuntansi Dharmawan, E P. 2005. Agama Itu Bukan

menggiring kesiapan untuk menerima segala Candu: Tesis-Tesis Feurbach, Marx dan ketentuan Tuhan tentang fungsi akuntansi

Tan Malaka. Yogjakarta: Resist Book. yang berperan dalam membebaskan rakyat-

Departemen Agama Republik Indonesia. rakyat tertindas ( mustada’afin) dalam per-

1989. Al-Quran Dan Terjemahannya annya sebagai instrument ideologis dalam

Juz 1 – Juz 30. Semarang: CV. Toha memetakan pendistribusian hak yang adil

Putra.

berdasarkan konsepsi ‘’keadilan’’ dalam Engineer, A A. 2009. Islam dan Teologi Pem- Islam.

bebasan. Terjemahan oleh Agung Pri- Tabir Tuhan tersingkap pada wajah

hantoro. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. orang-orang tertindas ( mustada’afin), para Harahap, S S. 2001. Kritik Terhadap PSAK

buruh, pekerja, fakir, miskin, ‘’budak’’, seb- Perbankan Syariah IAI dan AAOIFI. Me- agai korban ketidakadilan sistem, yang ‘’ter-

dia Riset Akuntansi, Auditing dan Infor- ampas’’ hak-haknya. Maka akuntansi Islam

masi, Vol1, No3, hal 87-105. Desember (pembebasan) hadir untuk mendistribusi-

2001.

kan hak-hak yang ‘’terampas’’ tersebut. Oleh Hick, J. 2001. Dimensi Kelima: Menelusuri karenanya akuntansi Islam pembebasan

Makna Kehidupan. Terjemahan Tatan menganggap signifikan untuk meredefini-

Hermansyah. Jakarta: PT Rajagrafindo si kembali apa hakikat dan ruang lingkup

Persada.

akuntansi Islam sesungguhnya. Landasan Hidayat, K. 1998. Tragedi Raja Midas: Mo- pokoknya adalah Al Qur’an sebagai teks (wa-

ralitas Agama dan Krisis Modernisme. hyu) meniscayakan akuntansi Islam pada

Jakarta. Paramadina. dasarnya adalah sebuah doktrinal bukan Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Pernyata-

teoritis (saintis). Objek kajian akuntansi Is- an Standar Akuntansi Keuangan dan lam terletak pada nilai-nilai (keadilan, kema-

Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: nusiaan dll) dalam menjawab persoalan hid-

IAI.

up manusia, bukan pada fakta alam konkrit Jurdi, S. 2010. Sosiologi Islam dan Masyara- sebagai sebuah teori.

kat Modern: Teori, Fakta dan Aksi Sos- Realitas akuntansi Islam secara dok-