BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Integrasi Metode Dematel (Decision Making Trial And Evaluation Laboratory) dan Balanced Scorecard pada Penentuan Prioritas Pusat Distribusi di PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Semakin maju dan berkembangnya kondisi perekonomian menyebabkan persaingan di dunia bisnis menjadi semakin ketat. Persaingan tersebut menuntut para pelaku bisnis melakukan peningkatan kinerja perusahaan secara berkelanjutan, salah satunya melalui pengukuran kinerja rantai supply perusahaan.

  Menurut Najmi dan Makui (2010), selama dua dekade terakhir sejumlah besar penelitian berfokus pada pengukuran kinerja supply chain management khususnya pada jaringan distribusi (distribution channel). Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi kriteria-kriteria penting yang mempengaruhi keberhasilan program dan manajemen distribusi sebagai bagian penting dari supply chain perusahaan. Oleh sebab itu, kegiatan distribusi perlu diperhatikan dan diukur demi menunjang keberhasilan supply chain.

  Salah satu aspek paling penting dari kegiatan manajemen distribusi adalah pengambilan keputusan tentang penentuan prioritas lokasi fasilitas seperti pengecer dan pusat distribusi (DCs). Keputusan ini merupakan faktor penting dalam menentukan apakah bahan, dan informasi akan mengalir dengan efisien melalui sistem distribusi. Dalam kegiatan manajemen distribusi, pusat distribusi bertujuan untuk mengirimkan produk kepada pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan kondisi yang baik. Schechter dan Sander (2002) dalam (Amiri et al, 2011) mengungkapkan bahwa pusat distribusi (Distribution Centers) adalah titik dalam rantai supply sebagai tempat pengadaan stok maupun buffered untuk beberapa periode waktu, menyediakan, menyalurkan, dan menahan

  inventory dari penundaan kegiatan distribusi manufaktur kepada retailer.

  PT. XYZ merupakan salah satu industri pestisida yang memiliki sejumlah pusat distribusi sebagai salah satu strategi penting dalam kegiatan manajemen distribusinya. Pembagian pusat distribusi ini dilakukan guna meningkatkan jumlah pelanggan dan level penjualan produk, sehingga mampu bersaing dengan industri-industri pestisida lainnya, mengingat terdapat 6 perusahaan pestisida multinasional dengan market share terbesar di Indonesia (Nugroho, 2007). Pusat distribusi tersebut antara lain terdapat di daerah Medan, Brastagi, Aceh, Pekanbaru, Jambi, dan Jakarta. Adapun pendistribusian produk di pusat distribusi selama ini dipenuhi berdasarkan pengelolaan dan peramalan permintaan dalam kegiatan perencanaan produksi.

  Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat kendala yang dihadapi perusahaan dalam hal pendistribusian, yaitu tidak optimalnya pendistribusian produk di pusat- pusat distribusi. Jumlah permintaan dan pangsa pasar yang bervariasi dari setiap pusat distribusi menyebabkan kelebihan dan kekurangan persediaan di pusat-pusat distribusi milik perusahaan.

  Berdasarkan studi pendahuluan, terlihat bahwa jumlah produk yang didistribusikan pada periode setahun terakhir belum optimal. Wilayah Brastagi merupakan wilayah distribusi yang memiliki jumlah permintaan tertinggi, begitu juga dengan jumlah produk yang dipasok. Pelanggan di wilayah distribusi Brastagi juga cenderung meningkat setiap tahunnya. Oleh sebab itu, Perusahaan menilai pusat distribusi di Brastagi merupakan wilayah yang memiliki pangsa pasar terbesar, diikuti dengan wilayah lainnya, yaitu Medan, Jakarta, Pekanbaru, Jambi, dan Aceh yang memiliki pangsa pasar yang lebih kecil.

  Adanya kendala juga terlihat dari sisi costumer, yaitu terdapat jumlah klaim pelanggan terhadap ketidakpuasan produk (mutu) perusahaan PT. XYZ.

  Data klaim pelanggan terhadap perusahaan yaitu jumlah klaim pelanggan terhadap kerusakan spesifikasi produk dan kemasan (mutu) tahun 2011.

  Berdasarkan permasalahan di atas, tidak optimalnya pendistribusian produk yang ditandai dengan adanya kelebihan persediaan di pusat distribusi, dapat mengakibatkan biaya persediaan dan biaya penyimpanan akan lebih besar (Snyder et al, 2006). Sedangkan kekurangan persediaan di pusat distribusi menyebabkan order dari tiap-tiap retailer tidak bisa dipenuhi dan lead time pengiriman dari pusat distribusi kepada pelanggan menjadi lebih lama. Maka, untuk mengoptimalkan pendistribusian produk, perusahaan perlu melakukan pengambilan keputusan terhadap prioritas pusat distribusi, terlebih perusahaan belum melakukan analisis dan penentuan prioritas dari distribusi yang ada.

  Sementara itu, dari sisi pelanggan (customer), adanya klaim dari pusat- pusat distribusi menunjukkan telah terjadi masalah (gap), kesenjangan antara kebutuhan konsumen terhadap kualitas atau atribut produk pestisida dengan apa yang saat ini diberikan oleh pihak perusahaan PT. XYZ. Hal ini dapat berpengaruh bukan hanya kepercayaan costumer terhadap perusahaan, tetapi juga dapat mempengaruhi aspek penting lainnya, seperti finansial dan sistem informasi logistik perusahaan. Oleh Sebab itu, dibutuhkan model pengukuran kinerja dalam pengambilan keputusan untuk menilai kinerja perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam hal ini, diusulkan konsep balanced scorecard (Richmond, 2001) dalam (Vanany, 2003).

  Balanced Scorecard merupakan metode pengukuran kinerja yang

  terintegrasi. Terdapat beberapa alasan penggunaan metode Balanced Scorecard dalam pengambilan keputusan ini (Wardana, 2009), antara lain:

  tidak hanya terbatas pada perspektif 1.

  kejelasan visi dan strategi yang diterapkan,

  

keuangan, namun meluas ke perspektif pelanggan, proses bisnis internal, juga

pembelajaran dan pertumbuhan, sehingga fokus perusahaan bukan hanya pada

keuangan, tetapi juga fungsi-fungsi perusahaan yang lain. mengukur 2.

  Monitoring dan konsentrasi pada strategi-strategi perusahaan,

  

tingkat keberhasilan pencapaian sasaran dan faktor yang memacu pencapaian

sasaran strategik tersebut.

  3. Jika diamati, maka perspektif pelanggan dan pembelajaran pertumbuhan

  

merupakan perspektif yang condong pada orang (people-centric), sementara

keuangan dan proses bisnis internal berfokus pada proses produksi, sehingga BSC

merupakan jawaban akan keseimbangan antara fokus pada proses dan

pembelajaran dan pertumbuhan.

  4. Cause/Effect Relationship sebagai instrumen bagi manajemen, dimana

keempat perspektif BSC ini memiliki hubungan sebab akibat, sehingga saling

terkait dan terintegrasi, yang akhirnya memudahkan dalam pemantauan dan

evaluasi yang dilakukan perusahaan. Maka, dalam hal ini BSC diintegrasikan

dengan metode pengambilan keputusan DEMATEL.

  Metode DEMATEL digunakan untuk menentukan keterkaitan yang terjadi antar kriteria dari variabel yang digunakan. Selain itu, metode DEMATEL menggunakan matriks dan diagram untuk memvisualisasikan hubungan sebab akibat dan analisis kriteria yang dominan pada suatu sistem (Tzeng et al., 2007).

  Pentingnya pengukuran kinerja dalam menentukan prioritas terhadap pusat distribusi juga dikemukakan oleh Amiri et al (2011) di dalam penelitiannya terhadap pusat-pusat distribusi di Iran. Permasalahan dikaji melalui implementasi strategi yang dijalankan oleh perusahaan terkait dengan aspek finansial, internal, dan sifat pelanggan terkait dalam hal pengadaan pusat distribusi. Hasil penelitian dengan mengintegrasikan metode DEMATEL dan konsep Balanced Scorecard ditemukan bahwa kriteria dari perspektif internal merupakan variabel terpenting yang mempengaruhi lokasi penentuan pusat distribusi.

  Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini mengintegrasikan metode DEMATEL dan konsep Balanced Scorecard pada pengambilan keputusan penentuan prioritas pusat distribusi. Penelitian dimulai dengan menganalisis kriteria-kriteria yang mempengaruhi berdasarkan empat perspektif balanced

  scorecard, yaitu financial, internal, costumer, dan learning & Growth. Kemudian

  dilakukan analisis untuk menentukan keterkaitan yang terjadi antar kriteria, menemukan kriteria yang dominan, serta menentukan bobot akhir prioritas pusat distribusi dengan AHP.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah “bagaimana model pengambilan keputusan terhadap penentuan prioritas pusat distribusi di PT. XYZ”.

  1.3 Tujuan Penelitian

  Adapan tujuan dari penelitian ini terbagi atas dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian yaitu mendapatkan prioritas dan tingkat kepentingan pusat distribusi dari supply chain. Sedangkan Tujuan khusus penelitian: a. Mengetahui kriteria dominan pada masing-masing perspektif balanced scorecard.

  b. Menjelaskan relation antara kriteria-kriteria penentuan pusat distribusi dari strategi fungsional yang dijalankan perusahaan berdasarkan konsep balanced

  scorecard.

  1.4 Batasan Masalah dan Asumsi

  Batasan terhadap masalah yang akan dianalisis antara lain, yaitu: 1. Metode yang digunakan pada penentuan dan pengambilan keputusan adalah

  

decision making trial and evaluation laboratory (DEMATEL) dan multi

criteria decision making AHP.

  2. Kriteria yang digunakan dalam pusat distribusi supply chain sesuai dengan empat kelas balanced score card yaitu perspektif keuangan (financial), perspektif pelanggan (customer), perspektif internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Learning and Growth).

  3. Kajian penelitian hanya dilakukan pada produksi pestisida untuk penjualan dalam negeri (Sumatera dan Jakarta) yang ditangani PT XYZ.

  4. Responden (Populasi) yang dipilih adalah Responden yang ditempatkan oleh PT XYZ di Kota Medan.

  Adapun Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Tidak ada perubahan jalur rantai supply selama penelitian dilakukan.

  2. Jawaban yang diberikan responden jujur apa adanya tidak dipengaruhi oleh pihak lain.

1.5 Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian, antara lain: 1. Bagi Mahasiswa

  Dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan dengan cara membandingkan teori-teori ilmiah yang ada dengan permasalahan yang ada di perusahaan khususnya mengenai pengukuran kinerja, metode serta aplikasinya di lapangan.

  2. Bagi Departemen Teknik Industri USU Dapat meningkatkan hubungan kerjasama Departemen Teknik Industri dengan perusahaan.

  3. Bagi Perusahaan

  Sebagai masukan bagi perusahaan juga sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan menggunakan metode decision making trial and

  

evaluation laboratory (DEMATEL), BSC, dan AHP untuk menentukan

  prioritas pusat distribusi dalam supply chain dan melakukan peningkatan terhadap pusat distribusi lainnya sehingga dapat meningkatkan kinerja dari perusahaan.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

  Sistematika penulisan laporan hasil penelitian ini terdiri dari 7 bab, yaitu :

BAB I : Pendahuluan Bab ini meliputi uraian tentang latar belakang timbulnya masalah pada

  perusahaan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah serta sistematika penulisan tugas sarjana.

  BAB II : Gambaran Umum Perusahaan Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan secara keseluruhan dan menguraikan kinerja perusahaan saat ini. BAB III : Landasan Teori Bab ini menguraikan mengenai tinjauan pustaka yang berisi teori-teori

  dan konsep yang digunakan sebagai landasan utama dalam melakukan analisa dan pembahasan masalah penulisan.

  BAB IV : Metodologi Penelitian Bab ini memaparkan metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan

  penelitian meliputi penjelasan tahapan penelitian secara ringkas disertai diagram alirnya.

  BAB V : Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah. BAB VI : Analisis Pemecahan Masalah Bab ini berisi proses pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada

  pemecahan masalah dan melakukan analisis hasil pengolahan data dan pemecahan masalah.

  BAB VII : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.