RESUME AUDIO IN MEDIA

RESUME AUDIO IN MEDIA

MATA KULIAH: AUDIO IN MEDIA

DISUSUN OLEH:

  

ASPEK FISIK SUARA

GELOMBANG SUARA

  Suara dihasilkan oleh sebuah gelombang suara. Jika suatu benda dipukul, digesek, ditiup, dan digores berulang, maka partikel-partikel udara yang berada disekitar benda tersebut akan bergerak. Gerakan benda yang berulang-ulang, dapat menyebabkan udara menjadi mampat. Pemampatan dan perenggangan udara tersebutlah yang menyebabkan timbulnya gelombang suara. Gelombang suara merambat melalui udara ke telinga kita dan menggetarkan gendang telinga kita sehingga kita mendengar suara.

KECEPATAN SUARA

  Kecepatan suara dipengaruhi oleh medium yang dilewati oleh gelombang suara. Secara umum, kecepatan suara proprsional dengan akar kuadrat dari rasio elastic modulus dari medium ke kepadatannya.

  Kecepatan suara juga dipengaruhi oleh temperature udara. Udara panas menyebabkan kecepatan suara mejadi naik, sedangkan udara dingin menyebabkan kecepatan udara menjadi menurun. Setiap perubahan suhu sebesar 1 derajat Fahrenheit, maka kecepatan suara akan berubah 1.1 feet.

  FREKWENSI

  Frekwensi adalah jumlah getaran yang dihasilkan dari suatu peristiwa yang berulang dalam suatu waktu. Untuk suara, frekwensi adalah jumlah getaran suara yang dihasilkan setiap detiknya. Untuk proses siklus seperti rotasi dan gelombang, frekwensi didefnisikan sebagai jumlah siklus atau jumlah periode per satuan waktu.

  Dalam Satuan Internasional, unit frekwensi disebut hertz, yang diambil dari nama seorang fsikawan Jerman yaitu Heinrich Hertz.

  Sebagai contoh, bila dalam satu detik sebuah benda bergerak sebanyak 10 kali, maka getaran benda tersebut akan menimbulkan suara yang memiliki frekwensi 10 hertz.

  Pada umumnya, batas pendengaran manusia ada diantara frekwensi 16 hertz sampai 16.000 hertz. Suara yang memiliki frekwensi dibawah 16 hertz disebut infrasonik, sedangkan suara yang memiliki frekwensi diatas 16.000 hertz disebut ultrasonik.

  PITCH

  Pitch merupakan nama lain dari frekwensi. Bisa juga dikatakan sebagai kerendahan dan ketinggian relative dari suara. Semakin banyak getaran dalam tiap detiknya, maka semakin tinggi pitchnya.

  Ada beberapa karakter nada suara berdasarkan pitch, yaitu:  Cerah (bright)  Lembut (mellow)  Serak (respy)  Berdesis (hissy)

SOUND FREKWENSI SPEKTRUM

  Sound frekwensi spektrum adalah jangkauan suara yang dapat beberapa bagian yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda- beda.

  Menurut dunia barat, pembagian ini disebut oktaf. Jangkauan pendengaran manusia mencakup 10 oktaf.

  OKTAF

  Pembagian oktaf:

  1. Oktaf pertama (16Hz – 32Hz)

  2. Oktaf kedua (32Hz – 64Hz)

  3. Oktaf ketiga (64Hz – 128Hz)

  4. Dan seterusnya Oktaf biasanya digolongkan menjadi:  Bass (Low bass, Upper bass)

  Merupakan oktaf pertama dan kedua (16Hz – 63Hz); merupakan suara yang diasosiasikan dengan power, ledakan, atau sesuatu yang penuh tenaga; Not paling bawah dari piano, organ, tuba, gitar, dan bass; suara pada oktaf ini kalai sering diperdengarkan akan menimbulkan kesan tebal dan berlumpur.  Upper Bass Merupakan oktaf ketiga dan keempat (64Hz – 256Hz); sebagian besar dari nada-nada rendah yang dibangkitkan oleh rythym dan instrument pengiring seperti drum, piano, bass, trombone, dan French horn; jenis suara ini memberikan “keseimbangan” struktur suara misalnya pada music; terlalu banyak frekwensi dari golongan ini membuat suara terkesan tebal, jika terlalu sedikit akan membuat suara terkesan tipis.

  Merupakan oktaf keenam dan ketujuh (256Hz – 2.408Hz); Midrange mengandung frekwensi fundamental, biasanya tidak menimbulkan suara yang tidak menyenangkan; terlalu banyak penekanan pada oktaf keenam menyebabkan suara menjadi terasa seperti terompet; terlalu banyak penekanan pada oktaf ke tujuh menyebabkan suara menjadi kecil.

   Upper Midrange Merupakan oktaf ke delapan (2048Hz – 4096Hz), dimana telinga kita lebih sensitif mendengarnya; mengandung frekwensi yang kalau diberikan penekanan akan meningkatkan kejelasan pada vokal atau dialog, tetapi bila frekwensi ini terlalu diberikan penekanan, maka suara akan menjadi kasar dan vokal menjadi keras.

   Treble Merupakan oktaf ke Sembilan dan kesepuluh (4096Hz – 16384Hz); meskipun hanya 2% dari total tenaga output spectrum suara, namun frekwensi ini memberikan suara yang cemerlang dan ceria; terlalu banyak peningkatan pada frekwensi ini membuat suara menjadi mendesis dan menimbulkan noise pada elektronik.

GANGGUAN PADA SUARA

  Gangguan pada suara umumnya terbagi dua, yaitu:

  1. Gangguan External Gangguan External adalah gangguan yang disebabkan oleh sesuatu diluar media pemancaran.

  2. Gangguan Internal

  Gangguan Internal adalah gangguan yang disebabkan oleh penyimpangan teknis dari pemancaran media. Gangguan internal terdiri dari:

   Distorsi DIstorsi adalah perubahan bentuk asli dari sebuah objek, gambar, suara, bentuk gelombang, atau informasi dan representasi. Distorsi umumnya tidak dikehendaki, tetapi ada kalanya distorsi tidak dapat dihindari. Distorsi dibagi menjadi:  DIstorsi Harmonik Pembetukan suara baru berbeda dengan suara perangkat asli.

   DIstorsi Intermodulasi Dua suara atau lebih dengan frekwnsi yang berbeda melewati perangkat audio dan saling berinteraksi  Distorsi Kekerasan Suara yang masuk lebih besar dari kemampuan perangkat audio.

   Distorsi Spatial Penyimpangan yang timbul akibat sistem stereo yang kurang tepat.

   Distorsi Amplitudo Distorsi Amplitudo disebabkan oleh sistem, subsistem, atau peralatan ketika amplitudo output tidak satu linear fungsi dengan amplitudo input didalam situasi tertentu.

   Distorsi Frekwensi Distorsi jenis ini timbul ketika frekwensi yang berbeda dikeluarkan dengan jumlah yang berbeda yang ditimbulkan

  Distorsi jenis ini timbul dikarenakan komponen yang reaktif. Dalam situasi ini, semua komponen input tidak mengeluarkan bentuk shift yang sama sehingga mengakibatkan beberapa input signal menjadi out of shape dengan output yang lain.

   Noise Noise adalah suara yang tidak diinginkan atau polusi suara. Noise terbagi menjadi:  Equipment noise

  Ditimbulkan oleh komponen dalam perangkat audio atau lampu, kabel listrik, dan sebagainya.  Tape noise

  Ditimbulkan oleh tape akibat sistem perekaman dari perangkat perekam suara.  Sistem noise Merupakan gabungan antara equipment noise dan tape noise.  Acoustic noise

  Suara yang tidak dikehendaki volumenya lebih besar dan menggangu pendengaran.  Audio noise

  Terdengarnya suara-suara level rendah seperti desis dalam

PENDENGARAN BINAURAL

  Pendengaran kedua telinga biasanya disebut sebagai pendengaran binaural. Kedua telinga manusia masing-masing memberikan informasi persepsi pitch, loudness dan timbre yang sama. Binaural listening dipengaruhi oleh:

  1. Lokasi suara Perbedaan waktu datangnya suara antara telinga kiri dan telinga kanan; perbedaan intensitas suara yang diterima telinga kiri dan telinga kanan; telinga yang lebih dekat ke sumber suara akan mendengar suara lebih dahulu dan dengan intensitas lebih tinggi; disebut juga dengan “cocktail party efect”

  2. Dimensi suara Keterkaitan antara waktu kedatangan dan intensitas suara yang mencapai telinga kita dipengaruhi oleh dimensi suara.

SIGNAL TO NOISE SUARA

  Pada perangkat audio professional, perbandingan antara suara paling keras yang bisa direkam dengan sistem noise yang timbul harus sebesar mungkin. Perbandingan ini dikenal sebagai signal to noise ratio yang diukur dalam decibel. Sebagian besar perangkat audio professional memiliki S/N ratio paling sedikit 55 banding satu. Artinya adalah, memungkinkan untuk menghasilkan suara 55dB apabila noise yang timbul adalah 1dB.

  LINGKUNGAN SUARA Lingkungan dimana suara terdengar akan mempengaruhi suara.

  1. Penyerapan suara oleh udara

  2. Pemantulan suara Energi suara akan dipantulkan apabila mengenai objek yang keras. Apabila suara mengenai objek yang cembung, maka suara akan dipantulkan menyebar. Apabila mengenai bidang lengkung, maka suara akan terfokus pada satu titik. Satu sisi menguntungkan karena menambah energi suara, satu sisi tidak menguntungkan karena apabila terlalu keras maka suara menjadi tidak jelas.

  3. Pembiasan suara Sebagian dari energi suara tidak dipantulkan, tetapi diteruskan kedalam materi dibawah permukaan.

  4. Penyerapan suara Secara sederhana, kita bisa merasakan suara akan semakin melemah apabila jarak antara sumber suara dengan telinga semakin jauh. Energi suara akan berkurang karena adanya tekanan udara. Kelembaban udara akan sangat mempengaruhi hilangnya energy suara.

  Setiap benda mempunyai sifat yang berbeda terhadap suara. Benda-benda yang permukaanya berserat atau berbulir biasanya memiliki sifat menyerap suara. Seperti soft board dan glass wall, benda-benda ini merubah energi suara menjadi energi panas sehingga suara seolah-olah diserap dan tidak dipantulkan lagi. Penyerapan suara ini merupakan faktor yang banyak diperhitungkan dalam desain akustik untuk studio, gedung teater, dan sebagainya.

EVOLUSI TEKNOLOGI SUARA

  Teknologi penyiaran televise merupakan perkembangan dari taknologi perkembangan radio. Namun, secara teknis operasional, produksi program televise banyak menggunakan kaidah-kaidah produksi flm. Hal ini dikarenakan baik media flm maupun televise memiliki karakteristik yang sama. Yakni media pandang dengar atau yang lebih dikenal dengan audio visual. Prinsip dasar teknologi tata suara dan sistem perekaman suara flm, pada hakikatnya sama dengan prinsip dasar tata suara pada produksi program televisi.

  Pada awalnya, pemutaran flm diiringi musik hidup. Pada tahun 1940, Eugene Lauste, warga Perancis, berhasil merekam suara pada bahan fotograf. Proses sinkronisasi gambar dan suara berlangsung cukup lama hingga ditemukannya vitaphone pada tahun 1926.

  2. Periode Sound on disk (vitaphone) 1926 – 1929 Vitaphone adalah alat yang digunakan untuk mengisi suara pada features dan kurang lebih 2.000 subjek pendek yang diproduksi oleh

  Warner bersaudara dan studio saudara perempuan mereka dari tahun 1926 - 1930.

  Percobaan awal “talking flm”, pada umumnya menggunakan gramophone. Pada mulanya flm diproduksi dengan kecepatan 16 frame per second, dengan berkembangnya teknologi vitaphone atau “sound on disc”, terjadi perubahan speed kamera dan proyektor menjadi 24 frame per second dengan memasang tachnometer (alat pengukur perputaran) pada proyektor untuk menjaga kecepatan perputaran. Sejak saat itu, semua flm menggunakan kecepatan 24 frame per second.

  3. Periode Sound on flm single system (movietone) 1927 – 1929 Movietone sound system adalah metode pengisian suara pada flm yang menjanjikan sinkronisasi antara suara dengan gambar. Hal itu dapat terjadi dengan cara merekam suara pada flm strip yang sama yang digunakan untuk merekam gambar.

  Teknologi ini ditemukan pada masa vitaphone. Berdasarkan pada prinsip dasar mengubah gelombang suara menjadi getaran listrik. Getaran listrik dialirkan pada dua rangkaian sempit kawat logam yang berada dalam medan magnet. Inilah yang kemudian melahirkan

  4. Periode Sound on flm double system 1929 – 1951 Sound on flm mengacu kepada kelas produksi suara flm dimana suara yang ditemani oleh gambar direkam pada flm fotografs, dalam strip flm yang sama dengan gambar.

  5. Periode Magnetic flm double system 1951 – 1960 Sistem perekaman ini mulai diperkenalkan tahun 1945, tetapi untuk non syncronaous (misalnya untuk perekaman musik dan siaran radio). Kualitas jauh lebih baik dan bisa langsung di playback. Pada awalnya berukuran besar, namun kemudian disederhanakan. Sampai pada saat ini, media magnetik flm ini masih digunakan, terutama untuk kebutuhan sinkronisasi gambar dan suara atau untuk proses mastering pada rekaman musik.

  6. Periode ¼ inch double system 1960 – kini Magnetik tape secara luas dipergunakan di dunia radio dan industry rekaman. Kemudian, dikembangkan pula untuk produksi program audio visual televisi. Produk yang terkenal adalah Nagra.

  7. Periode digital double system 1990 – kini Dengan semakin berkembangnya technology computer, maka terjadi perkembangan pesat pada system perekaman audio.

  Diperkenalkan DAT (Digital Audio Tape). Ada dua kemungkinan editing, yaitu transfer ke magnetik atau memanfaatkan time code.

DAT (DIGITAL AUDIO TAPE)

  Digital Audio Tape adalah perekam signal dan media pemutar kembali yang dikembangkan oleh sony pada pertengahan tahun 1980-an. Bentuknya serupa dengan kaset, menggunakan 4 mm magnetic tape yang dilindungi oleh pelindung, dan ukurannya 75mm x 54mm x 10.5mm. Sesuai namanya, alat ini merekam secara digital, bukan analog. DAT mengkonvert dan merekam dengan sampling rate yang lebih tinggi, sama dengan, atau lebih rendah dari CD. Jika sumber digital dikopi, maka DAT akan menghasilkan kopian yang sama persis dengan aslinya, tidak seperti media lain seperti digital compact cassette atau non-Hi-MD Mini Disc.

  VARIABLE DENSITY Adalah sistem informasi suara yang terlihat pada bahan fotografs.

  Galvanometer yang menggerakkan cermin dan menghasilkan garis pada bahan fotografs. Besar kecilnya energi listrik tergantung dari besar kecilnya suara yang masuk melalui microphone. Garis yang tebal mengindikasikan amplitude atau volume yang tinggi. Rapat renggangnya mengindikasikan tinggi rendahnya frekwensi.

  

MICROPHONE telephone, tape recorder, alat bantu dengar, produksi motion picture, peralatan audio untuk pertunjukan langsung maupun rekaman, di radio, televise, di computer untuk merekam suara, dan untuk pemakaian non- akustik seperti pemeriksaan ultrasonik.

JENIS-JENIS MICROPHONE

  1. Dynamic Microphone Microphone dinamik bekerja dengan mengunakan induksi elektromagnetik. Mengunakan kumparan dan membran sebagai media pengubah energi suara menjadi energy listrik, cocok digunakan di lapangan (outdoor) dan mempunyai frekwensi respon antara 40Hz –

  16Khz. Mic ini harganya tidak terlalu mahal dan tahan terhadap uap air, karena alasan itulah mic jenis ini banyak dipakai oleh para penyanyi ketika berada dipanggung.

  Sebuah membran akan bergetar apabila terkena energi suara, yang disatukan pada membrant tersebut. Listrik ini secara keseluruhan akan diteruskan ke mixer audio atau alat perekam suara.

  ynamic Microphone

  2. Condenser Microphone Mic jenis ini menggunakan sebuah elektroda metal yang sangat tipis (biasanya berupa lembar plastik yang dilapisi metal) ditempatkan didepan elektroda lain (counter electrode) yang dibuat dari logam atau keramik yang dilapisi oleh logam. Kedua keeping ini berlaku sebagai kapasitor. diberikan tegangan 48 Vdc, dengan sensitivitas yang tinggi, cocok digunakan didalam ruangan. Lebih sensitif dengan frekwensi respon antara 50hz – 12Khz.

  Keping yang pertama berlaku sebagai membrant yang akan dengan tegangan listrik secara konstan. Perubahan kapasitas muatan listrik akibat perubahan energi suara ini kemudian diteruskan ke perangkat perekam suara.

  Clip on, salah satu jenis condenser microphone

  3. Ribbon Microphone Didalam ribbon microphone, biasanya pita logam yang bergelombang tergantung di plat magnetic. Pita logam tersebut terhubung secara elektronik ke output microphone, dan getaran yang yang terjadi di plat magnetic menghasilkan sinyal elektrik.

  4. Carbon Microphone Carbon microphone dulunya banyak digunakan pada telephone handset. Bentuknya seperti kapsul yang berisi karbon granules yang ditekan diantara dua plat logam. Voltase yang terjadi di seberang plat logam mengakibatkan sebagian kecil mengalir melalui karbon. Salah satu plat, diafragma, yang bergetar akibat gelombang suara mengakibatkan tekanan yang berbeda pada karbon. Perubahan akibat tekanan tersebut mengakibatkan perubahan bentuk granule, dan hal ini mengakibatkan resistan elektronik pada granue berubah.

  Perubahan tersebut mengakibatkan perubahan korespondensi pada

5. Piezoelectric Microphones (crystal microphone)

  Crystal microphone umumya digunakan untuk mensupply peralatan vacuum tube seperti tape recorder.

  6. Laser Microphone Laser microphone sangat langka dan mahal, dan biasanya hanya muncul di flm-flm sebagai alat mata-mata.

  7. Liquid Microphone Liquid microphone transmitter terdiri dari logam cekung yang dipenuhi oleh air dan sedikit sulfuric acid. Gelombang suara menyebabkan diagfragma untuk bergerak, membuat sebuah jarum bergerak keatas dan kebawah didalam air.

  8. MEMS Microphone MEMS microphone disebut juga dengan microphone chip atau microphone silikon. Diagfragma yang sensitif terhadap tekanan ditempelkan langsung di chip silikon oleh teknik MEMS (Micro Electrical Mechanical System) dan biasanya ditemani oleh integrated preamplifer.

POLAR PATTERN MICROPHONE

  1. Omnidirectional Microphone dapat menangkap suara dari segala arah dengan level yang sama. Jika sumber bunyi dating dari depan, belakang, kanan, dan kiri, maka hasil suara yang diproduksi oleh mic akan sama baik kekerasannya maupun warnanya. Microphone jenis ini baik digunakan jika seluruh suara disekeliling ingin ditangkap Mic omnidirectional dan pola penerimaannya

  2. Subcardioid

  3. Cardioid Microphone ini dinamakan cardioids karena bentuk pola penerimaannya yang seperti jantung. Microphone ini hanya dapat menangkap suara dari satu arah tertentu saja dan tidak dapat menangkap suara dari arah yang berlawanan dengan mic. Dengan

  Mic cardioid dengan pola penerimaannya

  4. Supercardioid

  5. Hypercardioid

  6. Bi-directional Microphone bi-directional mencegah suara dari samping.

  Microphone ini dapat menangkap suara hanya dari dua arah yang berlawanan ( depan – belakang atau kiri – kanan) saja. Disebut juga dengan microphone fgure eight. Bekerja dengan baik pada jarak 5 – 15 kaki dan tidak dapat menangkap suara secara stereo.

  Microphone Bi – directional dan pola penerimaannya

  7. Shotgun

  Microphone jenis ini mempunyai sudut penerimaan yang lebih sempit, bentuknya yang lebih panjang dan lebih berat dari jenis microphone yang lain. Berguna untuk mempersempit daya tangkap. Paling banyak digunakan ISTILAH – ISTILAH

  1. Frequency response Adalah kemampuan microphone dalam menerima jangkauan frekwensi. Microphone yang bagus harus dapat menerima semua frekwensi dengan sama baiknya, penerimaan frekwensi yang sama baiknya ini disebut fat response.

  2. Sensitivity Adalah besar kecilnya energi listrik yang dihasilkan oleh microphone. Microphone kondensor mempunyai kepekaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan microphone dinamik. Dalam hal menentukan pilihan jenis mic untuk suatu kegunaan tertentu, masalah kepekaan ini perlu untuk diperhatikan. Untuk menerima suara dengan tingkat kekerasan yang tinggi seperti ledakan, mic dinamik lebih tepat untuk digunakan. Sedangkan rekaman dialog yang keras lemahnya sangat berfariasi (dari teriakan sampi bisikan), sebaiknya menggunakan mic jenis kondensor.

  3. Of axis Jarak mic dengan sumber suara harus dijaga. Jika sudut penerimaan tidak tepat, maka akan terjadi of axis. Of axis merupakan sudut penerimaan lain yang tidak tertangkap oleh sudut penerimaan microphone. Jika terjadi of axis, maka akan mengakibatkan:

   Penurunan frekwensi tinggi.  Lebih banyak suara-suara pantulan yang tidak dikehendaki.

  Kaitannya dengan jenis microphone:

   Omni directional Tidak menimbulkan of axis karena dapat menangkap suara dari berbagai arah, tetapi biasanya level atmosfr lebih tinggi.

   Bi – directional Peka terhadap noise atmofr bernada rendah, tetapi bagus untuk pengambilan gambar two shot. Dalam hal ini, of axis bisa terjadi.

   Cardioid Mempunyai pola penerimaan yang sempit yang bisa menaikkan perbandingan dialog dengan atmosfr, tetapi lebih mudah terjadi of axis lebih – lebih pada jenis hypercardioid.

  4. Popping Pada dasarnya, microphone didesain untuk merubah getaran mekanik menjadi getaran listrik. Salah satu getaran lain yang cukup menggangu adalah angin. Angin yang mengenai membran microphone akan menimbulkan bunyi yang sangat tidak diharapkan. Efek ini dinamakan popping. Untuk menghindari efek popping, perekaman di lokasi terbuka biasanya menggunakan wind screen yang berfungsi sebagai peredam angin.

  5. Impedance Secara teknis, impedance merupakan kombinasi antara tahanan arus searah (DC resistance), tahanan arus bolak – balik (induktansi) dan rangkaian arus bolak-balik (AC circuit) yang menghasilkan penguatan pada sinyal lemah. Untuk mencapai hasil yang maksimal, impedansi input dari alat perekam atau mixer harus sesuai dengan impedansi dari microphone.

  

AUDIO CONSOLE

AUDIO MIXING

  Alat elektronik ini mempunyai sebutan lain seperti Audio Mixing Board, Audio Mixing Desk, Audio Mixer, atau terkadang oleh para professional hanya disebut sebagai desk atau board saja. Untuk proses perekaman audio di lokasi pembuatan program jurnalistik atau flm, biasanya alat ini memiliki dimensi yang relatif kecil dan mempunyai jumlah input yang sedikit.

  Alat mixing ini digunakan di banyak tempat seperti di studio rekaman, public address system, sound reinforcement system, penyiaran, televisi, dan post produksi flm.

  FUNGSI

  Secara umum, untuk menerima sumber suara yang relatif banyak, kemudian dilakukan pencampuran (mixing) supaya hasilnya mempunyai keluaran yang lebih sedikit. Alat ini juga dapat merubah level, timbre atau dinamik dari suara.

  BAGIAN

  Secara umum, alat ini terdiri dari:

  1. Input Channel Jenis input channel dapat dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan tiga kategori yang berbeda:

   Berdasarkan besarnya level input dari sumber suaranya (mic in atau line in).

  Microphone input berguna untuk menerima signal kondensor. Line in berguna untuk menerima signal audio yang mempunyai level standart (sekitar 1 volt), biasanya signal audio yang bermuatan line level ini berasal dari digital keyboard; CD player; DVD player; MP3 player; Ampli gitar; bass; tape; dan lain sebagainya.

   Berdasarkan jenis koneksinya (balance atau unbalance).

  Pada alat professional audio, biasanya seluruh koneksi adalah balance. Jenis koneksi balance ini digunakan agar noise yang dihasilkan oleh signal analog yang dihantarkan oleh kabel dapat diminimumkan. Jika koneksinya unbalance, maka kita harus merubahnya menjadi balance dengan menggunakan alat “Direct Injection Box” (DI – Box).

  DI – Box  Berdasarkan jenis sumber suaranya (mono atau stereo).

  Khusus untuk sumber-sumber suara stereo seperti CD player; efect processor; digital keyboard; tape; dan sebagainya, biasanya tersedia channel stereo input, stereo channel, atau stereo aux return. Jenis stereo input dapat mengontrol stereo input dari peralatan yang bersangkutan.

  Sedangkan untuk sumber suara mono, tinggal dikoneksikan

  2. Output Channel

  HEADROOM

  Pada mixer kelas menengah kebawah, biasanya hanya bagian mic in saja yang mempunyai fasilitas gain atau trim atau sense yang berasal dari kata sensitivity. Gain ini berfungsi untuk menyelaraskan impedansi microphone pada mixer. Proses ini dalam bahasa sehari-hari yang digunakan oleh para soundman disebut pencarian headroom. Jika pencarian headroom ini salah, maka akan terjadi distorsi karena signal yang masuk menjadi terlalu besar.

  Salah satu cara untuk mengetahui bahwa signal kita sudah berada di head room atau belum, caranya dengan menggunakan fasilitas lampu led yang ada disetiap channel. Biasanya mempunyai tiga warna yang berbeda, yaitu hijau, kuning, dan merah. Ini tergantung dari fasilitas kalibrasi indikator mixer yang bersangkutan.

  Biasanya, headroom berada pada daerah lampu kuning. Artinya, jika signal terlalu kecil (berada pada daerah lampu hijau), maka gen harus diputar hingga lampu indicator menjadi kuning. Lampu indikator yang berwarna merah menunjukkan bahwa headroom terlalu tinggi, yang mengakibatkan terjadinya distorsi. Headroom

  PERHATIAN

  Jika muncul background sound yang tidak diinginkan (noise dan distorsi), anda tidak bisa memisahkan suara orang dengan noisy background seperti halnya menghapus background pada foto. Jika hal ini dibiarkan, maka background musik akan terganggu. Solusinya, anda harus menyingkirkan sumber suara yang berpotensi menjadi noise sound background seperti AC, handphone, dan lain-lain dari lokasi shooting atau perekaman.

  Jika muncul artikulensi talent yang buruk akibat refeksi suara yang terlalu tinggi, solusinya adalah dengan mendekatkan mic ke sumber suara. Gunakan selalu headphone untuk mengevaluasi hasil perekaman yang anda lakukan.

  Jika muncul suara desis atau getaran pada signal suara, maka solusinya adalah jika menggunakan monitor, lepaskan kabel kamera dan gunakan baterai. Lepaskan juga kabel S video dan lakukan pengecekan terhadap kualitas kabel.

OPERASIONAL PADA SISTEM PENYIARAN

  Pada sistem operasional penyiaran televisi, biasanya kita mengenal dua bagian mixing console yang masing-masing melakukan proses sesuai dengan kebutuhan dan berlangsung secara simultan dalam sebuah produksi

  Audio mixer yang digunakan untuk melakukan mixing guna memenuhi kebutuhan foor (studio dan lapangan) penonton yang berada di tempat dimana pertunjukan berlangsung.

  FoH Audio Mixer

   Mixer broadcast Audio mixer yang digunakan untuk melakukan mixing guna memenuhi kebutuhan broadcast penyiaran.

  AUDIOMAN

   PENGERTIAN Audioman adalah seseorang yang menguasai sistem audio dan bertanggung jawab terhadap kualitas audio, dan mengoperasikan mixer audio secara professional sesuai dengan kebutuhan produksi program.

  Audioman adalah seseorang dengan keahlian dan pengalaman dalam memproduksi dan mencampurkan suara melalui proses analog dan digital. Bisa berasal dari banyak latar belakang jurusan seperti teknik listrik atau seni.

  Seorang Audioman umumnya sudah terbiasa dengan rancangan, alat-alat penyiaran suara termasuk konsol dalam format yang besar dan yang kecil.

   TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB  Bertanggung jawab terhadap kualitas audio baik secara teknis maupun non teknis.

   Memahami instalasi jaringan distribusi audio secara teknis dan dapat mengatasi apabila terjadi gangguan.  Mengetahui karakter mic dan peralatan audio yang lainnya dan mempersiapkan peralatan audio sesuai dengan yang dibutuhkan.  Berkoordinasi dengan program director / producer dan rekan kerja yang lain selama proses produksi program televise berlangsung.

   Mengoperasikan mixer audio dengan baik dan professional.

   PRODUK YANG DIHASILKAN Menghasilkan kualitas audio yang baik dan prima sesuai dengan standar yang ditetapkan baik secara teknos maupun non teknis.

   TOLOK UKUR KEBERHASILAN  Tidak melakukan kesalahan pada saat menjalankan operasional produksi program.

   Program berjalan lancar, tidak ada kendala pada teknis audio.  Berkoordinasi dengan baik dengan program director, producer, dan crew pendukung yang lain.

   Jabatan Audioman berhubungan langsung dengan program director dan secara tidak langsung dengan technical director dan producer.

  Secara structural berada dibawah koordinasi supervisor

   audioman.

   KUALIFIKASI Pendidikan : D3 / SMA dengan catatan pengalaman dan  menguasai teknik Pengalaman : lebih diutamakan mengetahui instalasi

   audio Pengetahuan : produksi program audio visual atau audio

   saja

SOP AUDIOMAN

   Persiapan produksi  Melaksanakan set up peralatan sistem audio untuk tugas luar.

   Cek kondisi peralatan audio (audio mixer, microphone, accessories, dan lain-lain).  Melakukan alignment sistem audio bersama TD (dengan test pattern).  Melakukan check sound dan mixing audio pada saat latihan.  Berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan sistem tata suara.  Mengikuti general rehearsel / run true program.  Terima dan baca run down acara.  Mengikuti breafng  Untuk acara rekaman, semua crew tiba di tempat tugas satu

   Untuk acara live, semua crew tiba di tempat tugas tiga jam sebelum jam booking.  Terima dan baca schedule audioman per minggu.  Pelaksanaan produksi

   Memastikan seluruh crew berada dan siap di post masing-masing selambat-lambatnya satu jam sebelum acara dimulai.  Melakukan tes jeringan intercom / komunikasi.

  Melakukan fnal check seluruh sistem peralatan audio yang  dipakai.  Membaca run down acara.  Melakukan mixing / mengoperasikan mixer audio dengan professional sesuai dengan kebutuhan produksi program acara.  Bila diperlukan, memberi masukan, dan berdiskusi dengan produser mengenai tata suara program acara.  Berkoordinasi dengan TD mengenai segala hal yang berhubungan dengan teknis peralatan.  Bekerjasama dengan segenap tim produksi lainnya.  Dapat mengambil keputusan apabila ada masalah teknis dan segera melaporkan kerusakan pada maintenance apabila tidak dapat ditangani sendiri.

   Selalu siap ditempat pada saat acara sedang berlangsung.

   Selesai produksi  Melaksanakan dismantle peralatan audio (kabel dan aksesoris untuk tugas luar).

   Mengembalikan semua peralatan pada tempat penyimpanan semula dan melakukan pemerikasaan ulang.  Memberi laporan kepada petugas pengisian operation sheet.  Menyerahkan kembali kunci gudang peralatan kepada petugas jaga setelah acara selesai.  Jangan lupa absen sebelum pulang.

AUDIO UNTUK PRODUKSI

  Kebutuhan audio untuk setiap produksi berbeda-beda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh:

  1. Jenis program

  2. Lokasi produksi

  3. Jumlah dan jenis performance

CHANNEL LIST

  Disamping menyusun kebutuhan peralatan audio, pertimbangan penting lainnya adalah membuat kalkulasi audio input/ audio source. Karena proses produksi sangat mempertimbangkan banyak hal, maka pada saat persiapan produksi sebuah program perlu dibuat channel list.

  Channel list merupakan daftar kebutuhan audio input. Channel list mencantumkan semua kebutuhan source audio dari mic, CD player, Tape, dan sebagainya. Jumlah dari keseluruhan input ini yang menjadi dasar pertimbangan untuk menentukan jenis mixer audio yang akan dipakai, jenis microphone, dan aksesoris lainnya.

  Misalnya, untuk performance sebuah musik band yang terdiri dari bass, gitar, keyboard, dan vokal, maka setidaknya membutuhkan 12 channel audio yang terdiri dari:

  1. 7 drum set mic 2. 1 gitar 3. 1 bass 4. 1 keyboard 5. 1 mic untuk vokalis 6. 1 untuk cadangan Beberapa hal yang perlu dijadikan sebagai bahan pertimbangan

   Proses perekaman, langsung atau tidak langsung.

  Karena konfgurasi dan karakteristiknya, microphone cardioids paling banyak digunakan dalam sistem rekaman langsung baik dalam flm maupun video meskipun sering terjadi of axis. Untuk jarak dekat, penggunaan cardioids menghasilkan suara yang bagus, namun untuk jarak yang lebih jauh atau diluar ruangan, maka yang dibutuhkan adalah super / hypercardioid.

   Menentukan jenis microphone dengan memperhatikan polar patternnya.

  Kalau semua jenis microphone diatas tidak memungkinkan, maka dipergunakan wireless mic.

PENEMPATAN MICROPHONE

  Usahakan sedekat mungkin, tetapi tetap diluar frame kamera. Jarak yang dianjurkan dua kaki. Jarak mic yang terlalu dekat akan menimbulkan bass tip up (menonjolnya suara rendah). Posisi normal adalah diatas dengan sudut 45 derajat dan didepan sumber suara. Posisi mic diatas dan mengarah 45 derajat kebawah akan sangat menguntungkan dalam kontinuitas atmosfr. Perubahan angle kamera tidak terlalu banyak merubah atmosfr yang ditangkap.

SUBJEK BERGERAK

  Shoot dimana aktor atau talent bergerak dan microphone harus bergerak agar jarak dan sudut pengambilan suara tidak berubah.

MICROPHONE, BOOM, DAN LIGHTING

  Boom sebaiknya berada pada sisi yang berlawanan dengan angle key

  Tata cahaya hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga cahaya yang diarahkan ke sebuah adegan berbeda dengan yang diarahkan ke background. Cahaya lampu yang menimbulkan bayangan tajam dibatasi, usahakan hanya key light saja yang menimbulkan bayangan tajam sementara back light dan fll light diusahakan lebih lunak.

BLOCKING LIGHTING

  Back Light

  Edge light Edge light

area area

Side

  Side light light Fill light Fill light

area area

Key light

area

Key light

  WIRELESS

  Terdiri dari tiga bagian: 1. Microphone berbentuk mini dan bersifat omni directional.

  2. Pemancar (transmitter)

  3. Penerima (receiver) membentuk dimensi atau fat. Disamping itu, dengan penggunaan gelombang frekwensi, sangat rentan terjadinya gangguan.

  AUDIO SYSTEM CONNECTOR Ada berbagai jenis connector yang digunakan dalam instalasi audio.

  Umumnya, jenis-jenis connector yang dipakai dalam proses perekaman suara atau instalasi sistem audio seperti:

1. Jack Phono / TRS

  Ada beberapa ukuran Jack Phono, besar dan kecil. Masing- masing memiliki adapter untuk menyesuaikan dengan perangkat audio yang lain. Jack phono satu ring untuk suara mono, sedangkan dua ring untuk suara stereo.

  Jack Phono biasanya digunakan untuk:  Headphone dan earphone

  Biasanya digunakan jack phono dengan ukuran 3.5 milimeter.

  Digunakan untuk menghubungkan microphone dengan tape atau alat perekam.  Personal computer sound cards

  DIgunakan 3.5 milimeter jack plug untuk line in (stereo), line out (stereo), headphone / loudspeaker out (stereo), dan microphone input.

   Electric guitar Pada umumnya, gitar listrik menggunakan ¼ inch mono jack sebagai output connectornya.

   Instrument amplifers Menggunakan ¼ inch jack connectors untuk input, loudspeaker output, line output, foot switches and efect pedals, dan efect loops.

   Electronic keyboards Menggunakan jack yang sama seperti gitar listrik dan amplifers pada umumnya.

   Electronic Drums Menggunakan Jack connectors untuk menghubungkan sensor pads ke synthesizer atau MIDI encoder.

   Modular Synthesizers Umumnya menggunakan mono jack connectors untuk menimbulkan patch.

   Mixing desk Menggunakan stereo jack connectors untuk balance microphone inputs.

   Camera Beberapa kamera menggunakan 2.5 milimeter jack

  Beberapa peralatan kecil seperti audio cassette player menggunakan dua konduktor 3.5 Milimeter atau 2.5 milimeter jack connector sebagai DC power connectors.  CCTV

  Di kamera CCTV dan video encoders, mono audio in (yang berasal dari microphone yang berada di dalam atau didekat kamera CCTV), dan mono audio out ( yang ditujukan ke speaker yang berada di dalam atau didekat kamera CCTV) disediakan didalam satu connector yang terdiri dari tiga jack connector.

  2. Cannon / XLR Connector XLR merupakan connector yang banyak digunakan pada sistem instalasi audio professional. Cannon merupakan brand pertama yang menciptakan connector jenis ini. Kemudian, connector ini lazim disebut dengan connector / jack cannon. Terdiri dari dua jenis, yaitu:

   MALE Pada bagian atas, biasanya terdapat tambahan untuk

   FEMALE Tambahan grounding juga berfungsi untuk mereduksi efek sengatan listrik ketika tangan kita memegang kepala connector ini.

  3. RCA Connector ini diperkenalkan oleh industry broadcast Amerika pada tahun 1940 -an yang kemudian dipergunakan luas pada produk elektronik sebagai standard connector AV untuk alat elektronik. RCA merupakan singkatan dari Radio Corporation of America.

  Biasanya, connector ini digunakan untuk power connector, RF connector, dan sebagai connector untuk loudspeaker. Connector ini juga dibagi dalam tiga warna, merah untuk channel sebelah kiri, putih untuk channel untuk audio stereo, dan kuning untuk channel video. Ketiga jack warna ini biasa ditemukan pada hamper semua peralatan audio dan video. Dan biasa ditemukan di bagian depan TV

  Masalah pada jack ini adalah bahwa setiap channel membutuhkan kabel sendiri. Misalnya pada audio cassette player membutuhkan 4 connector. Dua untuk input dan dua untuk output.

  BALANCE UNBALANCE

  Beberapa perangkat audio khususnya yang berkualitas rendah (tidak digunakan untuk audio broadcast atau pertunjukan yang membutuhkan kualitas audio yang prima) biasanya mengunakan sistem unbalance. Perangkat audio jenis ini hanya memunculkan suara mid to high misalnya pada speaker di masjid atau pada speaker toa.

  KURVA

LOCATION SOUND

  Perhatian crew pada saat shooting umumnya tertuju pada pengambilan gambar sementara usaha untuk mendapatkan suara yang berkualitas sering kali dikesampingkan. Padahal kualitas rekaman gambar yang memiliki kekurangan dapat ditutupi dengan memasukkan rekaman audio yang berkualitas. Rangkaian gambar yang kualitasnya tidak seragam (tinggi rendah) bisa disatukan menjadi sebuah masterpiece setelah digabungkan dengan rekaman audio yang prima. Inilah rahasia kesuksesan Hollywood.

  Sebaliknya, kualitas rekaman audio yang tinggi rendahnya tidak dapat digabungkan dengan bantuan gambar. Satu sesi atau cuplikan kecil audio berkualitas rendah dapat menjadikan konsentrasi penonton menjadi buyar yang mengakibatkan hilangnya kontinuitas ilusi yang terbentuk dari sebuah flm. Location sound yang berkualitas sangat berpengaruh terhadap ilusi pemirsa.

  Location sound yang berkualitas merupakan kunci dari suatu adegan yang hebat. Dan dengan meng-capture suara yang berkualitas jauh lebih sulit daripada meng-capture gambar, maka kualitas rekaman suara yang tinggi harus tetap dijaga. Location sound adalah kualitas suara yag berasal dari tempat dimana proses perekaman berlangsung.

DIRECT VS REFLECTION

  Suara yang sampai ke telinga kita bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Suara yang langsung berasal dari sumbernya (direct sound)

  2. Suara yang berasal dari pantulan (refection sound)

  Bayangkan diri anda dan seorang teman anda berada di sebuah aula. Teman anda berbicara kepada anda dengan jarak 1 meter didepan anda. Suara yang keluar dari mulutnya akan tersebar ke seluruh ruangan. Namun, karena jarak anda dekat, telinga anda lebih dominan mendengar suara yang keluar dari mulut teman anda dibanding suara gema yang terdengar dari seluruh penjuru ruangan.

  Lalu, teman anda berlari mengitari ruangan sambil tetap berbicara. Kali ini, suara yang tertangkap telinga anda tidak sepenuhnya dating dari mulutnya. Pantulan suara teman anda dari lantai, dinding, dan langit – langit ruangan juga masuk ke telinga anda. Saking banyaknya suara pantulan dengan frekwensi dan kecepatan yang beragam, maka sulit bagi anda untuk mencerna isi pembicaraan.

  Maka, dalam proses perekaman suara, crew harus meletakkan microphone sedekat mungkin dengan sumber suara. Apalagi bila perekaman dilakukan diruangan yang lantai, dinding, dan langit – langitnya terbuat dari bahan yang permukaannya keras.

  Berbagai hal diatas hendaknya dijadikan bahan pertimbangan saat mengambil keputusan untuk melakukan proses perekaman suara. Misalnya menentukan jenis microphone dan jenis aksesorisnya. Maka, perekaman merupakan hasil analisa anda terhadap location sound.

  HEADPHONE

  Untuk memonitor dan mengevaluasi lokasi audio, sangat disarankan menggunakan headphone. Background noise sering muncul direkaman tanpa disadari, dengan headphone semua suara yang tertangkap oleh microphone dapat terdengar dengan jelas. Audioman harus memperhatikan suara angin, desis, dan distorsi karena suara-suara ini tidak dapat dihapus pada sesi editing.

  Peran headphone dalam merekam location sound sama esensialnya yang cocok digunakan untul location sound memiliki karakteristik sebagai berikut:  Menutup seluruh telinga sehingga suara embiance tidak masuk.  Sensibilitasnya harus sesuai dengan kamera sehingga memungkinkan memonitor dan mengurangi ambient tanpa melalukan distorsi.

   Dapat dilipat sehingga lebih portable.  Memiliki jack yang sesuai dengan kamera atau perangkat teknis audio yang lain (misal VTR) tanpa menggunakan adapter.

   Bukan dari jenis headphone yang dipakai untuk walkman atau sejenisnya.

  

PENYUTRADARAAN TV

SIAPA ITU….

  1. Program Director / Pengarah Acara Adalah seseorang yang bertugas untuk mengintegrasikan unsur- unsur pendukung produksi dalam sebuah produksi program acara televisi dan bertanggung jawab terhadap aspek teknis maupun estetis serta mampu menterjemahkan sebuah gagasan / naskah / rundown sebuah program acara kedalam pelaksanaan produksi program siaran.

  Seorang Program Director TV hendaknya:  Memahami type of program  Menguasai manajemen produksi  Mendalami sinematograf

   Mampu menggunakan peralatan produksi Dapat menterjemahkan gagasan kedalam eksekusi sebuah program acara TV (menggabungkan hal teknis dan seni).

  2. Sutradara Televisi Adalah seorang yang mempunyai profesi manyutradarai program acara televisi baik untuk drama maupun non drama dalam produksi single maupun multi kamera.

  3. Producer Director Adalah seorang yang mendesain sebuah produksi program acara sekaligus bertanggung jawab terhadap teknis eksekusi produksi program tersebut.

TYPE OF PROGRAM

  1. News Terdiri dari berita, talk show, documenter, magazine atau feature, dan lain-lain.

  2. Entertainment Terdiri dari Musik, flm atau sinetron, variety show, kuis, dan lain- lain.

TYPE OF PROGRAM AGB NELSON

  Disusun Nelson bersama dengan stasiun TV untuk bahan dasar penentuan klasifkasi. Disusun sebagai langkah atas perkembangan program yang semakin variatif dan kompleks dan untuk membagi kategori sesuai dengan target audience serta kepentingan program agar sesuai dengan opposition program. Terdiri dari series, movies, entertainment, children, information, education, news, religious, sport, special, dan fller.

MANAJEMEN PRODUKSI

  1. Pra Produksi  Menentukan tema atau topik.

   Melakukan riset dan observasi.  Menyusun naskah dan rundown.  Menyiapkan breakdown equipment dan kebutuhan lainnya.  Melakukan technical meeting.

  2. Produksi  Melakukan pengambilan gambar baik live maupun taping.

  3. Pasca Produksi  Melakukan editing.

   Melakukan evaluasi dan review.  QC  Melakukan pengarsipan fling. HUBUNGAN KERJA

SINEMATOGRAFI DAN SCREEN DIRECTION

   Type of shot

   Komposisi dan angle kamera  Camera movement

  Blocking untuk wawancara dengan tiga kamera:  Sepakati bahasa komando

Dokumen yang terkait

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

AN ANALYSIS OF LANGUAGE CONTENT IN THE SYLLABUS FOR ESP COURSE USING ESP APPROACH THE SECRETARY AND MANAGEMENT PROGRAM BUSINESS TRAINING CENTER (BTC) JEMBER IN ACADEMIC YEAR OF 2000 2001

3 95 76

A DESCRIPTIVE STUDY ON THE TENTH YEAR STUDENTS’ RECOUNT TEXT WRITING ABILITY AT MAN 2 SITUBONDO IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

5 197 17

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

EVALUASI IN VITRO ANTIOKSIDAN SENYAWA FENOL BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) SELAMA PROSES PENGOLAHAN EMPING MELINJO BERDASARKAN SNI 01-3712-1995

4 111 16

HE APPLICATION OF PROFESSION ETHICS FOR SUPPORTING THE WORKING PERFORMANCE OF CUSTOMER SERVICE STAFF IN PT BRI RAMBIPUJI JEMBER

2 94 12