UJIAN TENGAH SEMESTER BAHASA SEBAGAI SAR

UJIAN TENGAH SEMESTER
BAHASA SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ILMIAH

Dosen :
Dr, Fahrurrozi, M.pd
Disusun oleh:
Putri Mulia Yaumil Akhir

(1815154110)

MATA KULIAH BAHASA SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ILMIAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018

Pada saat akan melakukan penelitian tugas akhir nanti, penulis tertarik
menggunakan jenis Penetilian Tindakan Kelas (PTK). Penulis akan melakukan
penelitian dengan judul "Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Keanekaragaman
Budaya Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Siswa Kelas IV
SDN Jatimulya 01 Bekasi".

Beberapa hal yang membuat penulis tertarik melakukan penelitian dengan
mengambil rumpun IPS dan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
learning tipe jigsaw diantaranya adalah, IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji
tentang seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan serangkaian proses
pembelajaran yang mendukungnya.1
Berdasarkan pengamatan penulis dalam kegiatan pelaksanaan proses belajar
yang dilakukan di SD, khususnya pada mata pelajaran IPS memiliki beberapa
kelemahan di antaranya adalah guru tidak mengembangkan berbagai metode dan model
pembelajaran, kurangnya mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran
serta hanya menggunakan metode ceramah atau ekspositori. Hal tersebut menyebabkan
gairah belajar dan motivasi siswa menjadi rendah. Pada umumnya pendidik memulai
kegitan belajar dengan bercerita kemudian memompakan bahan yang telah diketahuinya
itu kepada peserta didik. Pendidik hanya menuntut peserta didik untuk mendengarkan
dengan tertib, kemudian menghafalkannya di rumah (Sudjana, 2000, p. 27).2
Penulis melihat proses pembelajarannya masih menggunakan
sistem pembelajaran yang bersifat teacher centered, dalam hal ini guru merupakan satusatunya sumber belajar bagi siswa. Hal ini membuat siswa tidak termovitasi seperti
merasa mengantuk dan malas untuk mendengarkan, juga siswa merasa jenuh mengikuti

proses pembelajaran IPS. Guru kurang menggunakan media pembelajaran yang
bervariasi dan dapat menarik perhatian siswa, sehingga dalam mengikuti pembelajaran,
siswa merasa malas, dan kurang memperhatikan dan pada akhirnya ketika diberikan
1

Targana Adi Saputra, “Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Berbasis Pembelajaran Tematik”,
EDUHUMANIORA: Jurnal Pendidikan Dasar.
2
Krisno Prastyo Wibowo, “Penerapan Model Make A Match Berbantuan Media Untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar IPS”, Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 2, No 2, September
2015(158-169).

tugas, siswa tidak memahami sehingga memperoleh nilai yang rendah atas pekerjaan
tugasnya.
Melihat fenomena tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran
yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna
meningkatkan prestasi belajar IPS disetiap jenjang pendidikan. Salah satu model
pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif sangat cocok diterapkan pada pembelajaran
IPS karena dalam mempelajari IPS tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal

konsep-konsep IPS tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan
menyelesaikan persoalan IPS dengan baik dan benar.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif pada materi keanekaragaman
budaya dianggap sesuai. Menurut Johnson dalam B. Santoso Cooperative Learning
adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan
bekerjasama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman
individu maupun kelompok.3
Penerapan model pembelajaran yang tepat dalam proses mengajar akan dapat
menarik minat dan motivasi peserta didik untuk belajar, untuk itu perlu ada usaha-usaha
dari semua pihak terutama guru dan peserta didik dalam mewujudkannya. Salah satu
model pembelajaran kooperatif yang bisa melibatkan siswa secara aktif adalah tipe
Jigsaw.
Pada tipe Jigsaw, dalam satu kelompok siswa memiliki latar belakang heterogen.
Dalam tekhnik ini siswa menjadi “tenaga ahli” tentang sebuah topik dengan cara
bekerjasama dengan para anggota dari kelompok lain yang telah ditetapkan sesuai
dengan keahlian dengan topik tersebut. Setelah kembali kepada kelompok mereka
masing-masing siswa mengajar kelompoknya. Pada akhirnya, semua siswa akan
dievaluasi pada semua aspek yang berhubungan dengan topik tersebut.4
Model pembelajaran dengan melalui pendekatan Jigsaw merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang menggabungkan berbagai potensi yang dimiliki siswa

untuk membangkitkan keinginan belajar yang kuat untuk menemukan konsep secara
sistematis dengan melibatkan berbagai potensi berupa peningkatan motivasi belajar,
3

B Santos,Cooperative Learning: Penerapan Tekhnik Jigsaw Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di
SLTP. (Buletin Pelangi Pendidikan. Vol. 1. No. 1. 1999), hal 6.
4
M. Nafiur Rofiq, “Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Dalam Pengajaran Pendidikan
Agama Islam”, JURNAL FALASIFA. Vol. 1 No. 1 Maret 2010

percepatan belajar melalui perencanaan matang dengan melibatkan partisipasi semua
siswa untuk menemukan inspirasi secara alami dalam kegiatan belajarnya.5
Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan
sekaligus mengajarkan kepada siswa lainnya. Dalam hal ini, siswa dapat bekerja sama
antar siswa lainnya untuk belajar lebih efektif dan juga untuk memberikan kesempatan
pada siswa lainnya berinteraksi lebih inten dengan yang lainnya.
Demikian pemaparan alasan ketertarikan penulis dalam melakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Keanekaragaman
Budaya Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Siswa Kelas IV
SDN Jatimulya 01 Bekasi".


5

Maya Kartika Sari, “Pengaruh Metode Kooperatif Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS
Pada Siswa Kelas III”, Premiere Educandum. 2016;4(02) DOI.

DAFTAR PUSTAKA


Targana Adi Saputra, “Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Berbasis
Pembelajaran Tematik”, EDUHUMANIORA: Jurnal Pendidikan Dasar.



Krisno Prastyo Wibowo, “Penerapan Model Make A Match Berbantuan Media
Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS”, Harmoni Sosial: Jurnal
Pendidikan IPS Volume 2, No 2, September 2015(158-169).




B Santos,Cooperative Learning: Penerapan Tekhnik Jigsaw Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia di SLTP. (Buletin Pelangi Pendidikan. Vol. 1. No. 1. 1999), hal
6.



Hanafi Pontoh, “Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres
Salabenda Kecamatan Bunta”, Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 11.



Maya Kartika Sari, “Pengaruh Metode Kooperatif Jigsaw Terhadap Prestasi
Belajar Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas III”, Premiere Educandum.
2016;4(02) DOI.