Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi P

Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi Pupuk
dengan Metode Distribution Requirement Planning (DRP)
(Studi Kasus pada CV. Tani Jaya, Kota Serang)
Moh. Jawahir
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
[email protected]
Abstract
Cunsomers will actually be satisfied by a service of distribution company if the
produts they order are delivered in time, the right quality and quantity. CV. Tani
Jaya, a fertilizer distribution company in Serang city, Indonesia, encounters a
crucial problem on overstock rather than consumer demand and also on its
expedition system such as time expedition, the quantity and the variety of goods,
and the cost of expedition. This condition sometimes affects lacks and overstocks
of goods which disturbs delivering products to some partner retailers.
This research is conducted to plan a schedule of delivering goods with aim of
gaining a better coordination linked to an efficient cost of delivery and optimum
goods delivered using a method of distribution requirement planning (DRP). DRP
is a method to organize stocks in a network of multi level distributions. This
method utilizes Lot Size technical decision. A result from this research reveals that
the delivery of fertilizer done by a company spent Rp. 660, 452,750 over the year
of 2012. Yet, if the company uses a DRP method, the cost delivery spent by the

company is only Rp. 591,859,000. As such, a cost distribution using this method
is economically able to save up to Rp. 68,593,750 or 10,4% from the total
percentage of cost delivery.
Keywords : Distribution, Distribution Requirement Planning (DRP), Lot Size.

LATAR BELAKANG
Distribusi merupakan salah satu masalah inti dalam setiap perusahaan
distributor. Kelancaran proses distribusi dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya kondisi kendaraan, biaya distribusi, jumlah pesanan, terjaganya
kualitas barang, konstur jalan yang akan dilewati, serta tingkat kendala yang
terjadi di perjalanan seperti kemacetan. Pada sektor pertanian misalnya, pupuk
yang digunakan pada saat penanaman padi kualitas dan penyebarannya harus baik
dan teratur agar menghasilkan padi dengan kualitas super. Pupuk yang disimpan
terlalu lama didalam gudang akan menurunkan kualitasnya sehingga
menghasilkan padi dengan kualitas yang rendah. Oleh sebab itu, perusahaan tidak
boleh menyimpan pupuk terlalu lama karena dikhawatirkan akan merusak
kualitasnya. Namun kekurangan persediaan pupuk juga akan menghambat
distribusi pupuk sampai ke petani. Sehingga perusahaan harus memperhatikan
penjadwalan dan perencanaan distribusi pupuk dengan baik. Hal tersebut juga
terjadi pada CV. Tani Jaya, mengingat retail pupuk yang menjadi rekanan CV.

Tani Jaya berlokasi diluar kota, sehingga membuat pemesanan dan pengiriman
pupuk tidak fleksibel karena memerlukan waktu dalam proses pemesanan hingga
barang sampai pada retailer. Masalah teknis dan kondisional seperti faktor cuaca,
kemacetan dan faktor lainnya juga dapat menghambat jalannya proses
pengiriman. CV. Tani Jaya dalam melakukan perencanaan penjadwalan distribusi
masih menggunakan metode manual yang mengakibatkan terjadinya kesalahan
dalam penentuan jumlah pesanan berdampak pada frekuensi pengiriman dan
penjualan yang berulang-ulang, hal ini menyebabkan tingginya biaya pengiriman.
Selain itu, pera,malan yang digunakan untuk penyusunan perencanaan,
penjadwalan, pengiriman pupuk masih belum terukur akurasinya sehingga
menyebabkan terjadinya eror atau tingginya tingkat kesalahan dari hasil
perencanaan tersebut.
Untuk menghindari terjadinya permasalan tersebut maka, CV. Tani Jaya
harus merencanakan penjadwalan pengiriman pupuk yang tepat. Terdapat
berbagai metode yang berbeda untuk menangani setiap permasalahan
penjadwalan, salah satu metode yang dapat digunakan dalam melakukan
perencanaan penjadwalan distribusi adalah Distribution Requirement Planning
(DRP) yang merupakan suatu konsep dalam manajemen produksi yang membahas
tentang cara tepat dalam melakukan perencanaan penjadwalan distribusi.
Distribution Requirement Planning berfungsi menentukan kebutuhan-kebutuhan

untuk mengisi kembali inventori pada distribution center. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa perencanaan dan penjadwalan distribusi adalah hal yang
sangat penting dalam perusahaan, maka dari itu perlu dilakukan perencanaan dan
penjadwalan distribusi dengan metode Distribution Requirement Planning (DRP).
Diharapkan dengan adanya perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi yang
baik, keberhasilan dalam pemenuhan permintaan pelanggan menjadi optimal,
kinerja penjualan meningkat dalam memenuhi order dengan tepat waktu dan tepat
jumlah sehingga biaya distribusi dapat ditekan seminimun mungkin. Oleh sebab
itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan membandingkan kebijakan
perencanaan penjadwalan aktivitas distribusi yang digunakan oleh perusahaan

dengan menggunakan metode Distribution Requirement Planning (DRP). Dengan
tujuan penelitian ini dapat menghasilkan solusi berupa sistem perencanaan dan
penjadwalan aktivitas distribusi pupuk yang baik, dan tepat waktu untuk dapat
diterapkan di perusahaan, sehingga dapat menjamin kelancaran proses
pendistribusian pupuk dengan biaya seminimum mungkin pada perusahaan
tersebut.
Penelitian relevan juga dilakukan oleh Donna Suci Istianingrum (2006).
Perencanaan dan Penjadwalan Aktivitas Distribusi dengan menggunakan
Distribustion Requirement Planning (DRP). Penelitian ini fokus pada empat

kriteria yaitu pertama, permasalahannya adalah “Bagaimana melakukan
perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi sehingga dapat mengurangi
total jarak perjalanan yang harus ditempuh di perusahaan Genteng Super Jaya”.
Kedua, variabel yang membahs jumlah permintaan (Demand), persediaan produk
jadi, biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya produksi, biaya set-up, data
jumlah dan kapasitas masing-masing kendaraan, serta jarak dan waktu tempuh
kendaraan. Ketiga, metode pemecahan masalah yang digunakan adalah
Distribustion Requirement Planning (DRP) dan Clarke Wright di perusahaan.
Kemudian yang terakhir adalah hasil penelitian didapatkan perencanaan dan
penjadwalan aktivitas distribusi metode perusahaan, total costnya sebesar Rp.
129.273.602,96. sedangkan metode DRP, total costnya sebesar Rp.
102.138.142,99. terjadi penurunan sebesar 20,99%. Kemudian Achmad Agus
(2007). Penjadwalan Distribusi Produk Wafer Stick dengan menggunakan
Distribustion Requirement Planning di PT. Kurnia Wijaya Aneka Industri.
Tentang “Bagaimana pendistribusian produk wafer stick di PT. Kurnia Wijaya
Aneka Industri”. Variabelnya membahas
jumlah permintaan (Demand),
persediaan produk jadi, biaya penyimpanan, biaya pemesanan, biaya transportasi.
Metode pemecahan masalah yang digunakan adalah Distribustion Requirement
Planning. Hasil penelitian Dengan menerapkan metode Distribustion

Requirement Planning, didapatkan penjadwalan yang optimal dengan hasil yang
lebih baik di bandingkan dengan yang ada di perusahaan. Penelitian yang sama
juda dilakukan Anna Anggraini (2007). Penelitianya menjelaskan “Bagaimana
membuat perencanaan distribusi produk agar permintaan semua distributor
dapat terpenuhi dengan biaya seminimal mungkin di Tjakrindo Mas – Gresik”.
Variabel yang digunakan diantaranya jumlah permintaan (Demand), persediaan
produk jadi, biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya transportasi.
Metode pemecahan masalah yang digunakan adalah DRP. Hasil Penelitiannya
didapatkan perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi metode perusahaan,
total costnya sebesar Rp. 111.494.115,01. Sedangkan metode DRP, Total Costnya
sebesar Rp. 80.055.755,52. terjadi penurunan sebesar 28,20%.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kuantitatif dengan
menggunakan metode Distribution Requirement Planning yaitu, mengupayakan
untuk mendistribusikan barang tepat waktu, menekan biaya seminimal mungkin
dan menjaga kualitas dan kuantitas barang. Penggunaan metode ini memberikan
pelayanan yang sesuai dengan keinginan konsumen dan dapat meningkatkan laba
perusahaan

Penelitan ini dilakukan selama kurang lebih 2 (dua) bulan, dimulai pada
bulan Juli sampai Agustus 2016. Penelitian ini dilakukan di CV. Tani Jaya,
kecamatan Ciruas, kota Serang. Dengan pertimbangan perusahaan tersebut
memiliki karakteristik tertentu sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
Pengumpulan data dilakukan dengan dua metode yaitu wawancara dan observasi.
Wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang sama terhadap 20 responden,
trdiri dari satu orang direktur utama, satu orang kepala bagian administrasi, satu
orang sekretaris perusahaan, lima orang bagian pengecekan barang, enam orang
supir truk bagian pengiriman, dan enam orang bagian adminstrasi pengiriman.
HASIL PENELITIAN
Analisis hasil penelitian menggunakan metode Distribution Requirement
Planning (DRP) yang terdiri dari lima tahap yaitu menentukan kebutuhan kotor
(gross requirements), menghitung kebutuhan bersih (net requirements),
menentukan ukuran lot (lot size), menentukan penerimaan pesanan yang
direncanakan “planned order receipt” dan pelepasan pesanan yang direncanakan
“planned order release” serta menghitung persediaan yang ada “projected on
hand”. Namun, sebelum menentukan penghitungan dengan metode DRP, berikut
disajikan perhitungan biaya distribusi dengan menggunakan metode perusahaan.
Perhitungan Biaya Distribusi dengan Menggunakan Metode Perusahaan, dalam
menghitung total biaya logistik digunakan data bulanan selama tahun 2012.

Kemudian mencari total biaya pengiriman selama satu tahun. Dengan
mempertimbangkan daerah tujuan harus melintasi daerah (x) jalan provinsi maka
berdasarkan aturan pemerintah bahwa berat muatan maksimal pada jalan provinsi
seberat 8 Ton sehingga total pupuk yang didistribusikan dibagi 8 ton/mobil (Lihat
Lampiran B).
Dari data biaya pengiriman dan data frekuensi pengiriman selama 1 tahun,
didapatkan total biaya pengiriman sebagai berikut:
Biaya Pengiriman per tahun = Frekuensi kirim x Biaya kirim per bulan
Tabel 1.1. Biaya Pengiriman Pupuk Phonska dan SP-36 selama Tahun 2012 (Rp.)
Tujuan
Frekuensi
Biaya Kirim
Total Biaya
Kirim
Kota Serang
12 kali
Rp. 600.000 Rp 82,200,000.00
Kab. Serang
12 kali
Rp. 600.000 Rp 230,325,000.00

Kota Cilegon
12 kali
Rp. 600.000 Rp 42,525,000.00

Kab. Tangerang
12 kali
Rp. 700.000 Rp 147,043,750.00
Grand Total
Rp 502.093.750,00
Sumber : CV. Tani Jaya
Dari perhitungan total biaya penyimpanan dan total biaya pengiriman didapatkan
hasil sebagai berikut :
Biaya Distribusi
= Biaya Penyimpanan + Biaya Pengiriman
= Rp. 158,359,000.00 + Rp. 502.093.750,00
= Rp. 660,452,750.00
Dengan menggunakan metode yang digunakan perusahaan, didapatkan
grand total cost distribusi sebesar Rp. 660,452,750.00 selama satu tahun.
Peramalan permintaan dilakukan untuk memperkirakan jumlah permintaan pupuk
Phonska dan SP-36 pada masa mendatang. Peramalan ini akan dilakukan dalam

periode bulanan selama satu tahun, yaitu dari Januari – Desember 2012.
Peramalan permintaan ini menggunakan metode Least Square. Hasil peramalan
permintaan diperoleh dari metode peramalan terbaik yang merupakan hasil
perbandingan antara metode least Square dan metode pemulusan eksponensial
tunggal. (Lihat Lampiran Tabel 4.8)
Table 1.2 Metode Peramalan Least Square Pupuk Phonska Kabupaten Serang
No.

Bulan

X

A

B

Y = a + Bx

1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September

Oktober
Nopember
Desember
Total

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

87.03
87.03
87.03
87.03
87.03
87.03
87.03
87.03
87.03
87.03
87.03
87.03

4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3

138.63
142.93
147.23
151.53
155.83
160.13
164.43
168.73
173.03
177.33
181.63
185.93
1947.36

Peramalan produk yang lain dapat dilihat pada lampiran B
Distribution Requirement Planning (DRP) yang diimplementasikan pada CV. Tani
Jaya adalah DRP untuk pupuk jenis Phonska dan SP-36. DRP ini dibuat dalam
periode bulanan yakni dari bulan Januari-Desember 2012. Periode bulanan yang
dihasilkan selama tahun 2012 adalah 12 Periode. DRP untuk CV. Tani Jaya
memiliki karakteristik simultan. Artinya, DRP masing-masing produk saling
berhubungan dan terjadi secara serentak satu sama lain. Hal ini dapat dilihat dari

gabungan kuantitas pemesanan tiap produk untuk menyesuaikan dengan
pemenuhan kapasitas alat transportasi dalam sekali pengiriman. Dengan demikian,
setiap alat transportasi tidak hanya berisikan satu jenis produk melainkan (x)
terdiri dari beberapa jenis produk yang saling berbagi kapasitas sebagai berikut ;
Penetapan Lead Time merupakan salah satu indikator terpenting untuk mengukur
kinerja bagian Produksi (Processing), disamping quality dan cost. Lead Time
adalah waktu yang diperlukan oleh bagian Produksi (Processing), untuk
memproduksi item produk perkapasitas yang sudah ditentukan. Misal Lead Time
produksi sosis A = 3.5 hari, ini bisa diartikan waktu yang diperlukan untuk
processing mulai dari tahap awal sampai akhir (sosis A) memerlukan waktu 3.5
hari, dengan batasan produksi sebesar x unit kapasitas. Jika anda sebagai sales di
perusahaan sosis, akan sangat membantu dalam memberikan kepastian (waktu
tunggu) pada customer. Apalagi produk perusahaan anda menjadi bahan baku
bagi produk customer anda. Seperti sosis menjadi produk untuk restoran. Lead
Time yang digunakan adalah Lead Time dari Distribution Center ke Stock
Retailer. Penetapan Lead Time dilakukan berdasarkan kebijakan perusahaan
Perusahaan menetapkan Lead Time selama satu bulan untuk masing-masing
produk. (Sumber : sekretaris CV. Tani Jaya)
Penentuan Lot Size disesuaikan dengan kapasitas alat transportasi pengiriman
yang dimiliki perusahaan dengan mempertimbangkan bobot maksimal muatan
jalan provinsi karena seluruh Stock Retailer memiliki letak geografis yang harus
dilewati melalui jalan provinsi yaitu truk dengan kapasitas 8 Ton. Kemudian
perhitungan Safety Stock, besarnya Safety Stock yang harus dibebankan pada
setiap level distribusi tergantung kuantitas permintaan, lamanya lead time dan
service level yang ingin dicapai perusahaan. Formulasi untuk menghitung Safety
Stock adalah : S = B -D . L sedangkan Reorder (B) dapat diperoleh berdasarkan
permintaan selama periode pengisian kembali (lead time).
Rumusnya
B = DL +ZασL
Pihak manajemen CV. Tani Jaya menentukan tingkat service level yang
dipergunakan dalam Safety Stock adalah sebesar 90 %. Sehingga Zα dapat
ditentukan dengan melihat tabel distribusi normal yaitu sebesar 1,28. Data Lead
Time dapat dilihat pada Tabel 4.5. yang menunjukkan waktu pemesanan produk
sampai di tangan Distribution Center. Perhitungan Safety Stock untuk Pupuk
Phonska Kabupaten Serang dan yang lainnya. (Lihat Lampiran L)
Pembuatan Distribution Requirement Planning (DRP), sebelum menjadwalkan
aktivitas distribusi, perlu diketahui terlebih dahulu persediaan masing-masing
produk yang ada di gudang CV. Tani Jaya. Oleh karena itu, dibutuhkan data
persediaan setiap produk pada akhir tahun 2011. (Lihat Tabel 5.4.)
Tabel 1.3. Persediaan Masing-masing Pupuk Desember 2011
Bulan

Stock Retail

Phonska
SP-36

Kab. Serang
185,00
137,00

Kota Serang
95,00
89,00

Cilegon
109,00
79,00

Tangerang
209,00
142,00

Menentukan kebutuhan kotor (gross requirements) untuk menunjukan jumlah
permintaan masing-masing pupuk setiap bulan selama satu tahun. Gross
Requirement tersebut diperoleh dari hasil peramalan permintaan dengan metode
peramalan terbaik yang sudah dilakukan sebelumnya.
Tabel 1.4. Gross Requirement masing-masing produk berdasarkan hasil
peramaladalam Ton
Kab. Serang
Serang
Cilegon
Tangerang
Periode
Phonska SP-36
Phonska SP-36 Phonska SP-36 Phonska SP-36
Januari
138.63
28.87
60.19
34.79
30.96
16.23
48.28
59.6
Februari
142.93
12.67
62.27
33.27
31.98
15.2
46.38
56.55
Maret
147.23
-3.53
64.35
31.75
33
14.17
44.48
53.5
April
151.53
-19.73
66.43
30.23
34.02
13.14
42.58
50.45
Mei
155.83
-35.93
68.51
28.71
35.04
12.11
40.68
47.4
Juni
160.13
-52.13
70.59
27.19
36.06
11.08
38.78
44.35
Juli
164.43
-68.33
72.67
25.67
37.08
10.05
36.88
41.3
Agustus
168.73
-84.53
74.75
24.15
38.1
9.02
34.98
38.25
September
173.03
-100.73
76.83
22.63
39.12
7.99
33.08
35.2
Oktober
177.33
-116.93
78.91
21.11
40.14
6.96
31.18
32.15
November
181.63
-133.13
80.99
19.59
41.16
5.93
29.28
29.1
Desember
185.93
-149.33
83.07
18.07
42.18
4.9
27.38
26.05
Menghitung kebutuhan bersih (Net Requirements) menunjukan kuantitas produk
yang dibutuhkan perusahaan distributor untuk dilakukan pemesanan ke pabrik
agar mampu memenuhi permintaan pada periode tersebut. Berikut perhitungan
net requirements masing-masing produk pada periode Januari :
Net Requirements = (Gross Requirements + Safety Stock) – (Schedule Receipt +
Projected on Hand periode sebelumnya )
Tabel 1.5. Net Requirements Pupuk Phonska Tahun 2012
NET REQUIREMENTS
BULAN
Januari
Februari
Maret
April
Mei

KAB. SERANG

SERANG

CILEGON

TANGERANG

78.63
82.93
87.23
91.53
95.83

45.19
47.27
49.35
51.43
53.51

27.96
28.98
30
31.02
32.04

-169.22
-171.12
-173.02
-174.92
-176.82

Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

100.13
104.43
108.73
113.03
117.33
121.63
125.93

55.59
57.67
59.75
61.83
63.91
65.99
68.07

33.06
34.08
35.1
36.12
37.14
38.16
39.18

-178.72
-180.62
-182.52
-184.42
-186.32
-188.22
-190.12

Tabel 1.6. Net Requirements Pupuk SP-36 Tahun 2012
NET REQUIREMENTS
BULAN
KAB. SERANG
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

23.87
7.67
-8.53
-24.73
-40.93
-57.13
-73.33
-89.53
-105.73
-121.93
-138.13
-154.33

KOTA
SERANG
31.79
30.27
28.75
27.23
25.71
24.19
22.67
21.15
19.63
18.11
16.59
15.07

CILEGON

TANGERANG

14.23
13.2
12.17
11.14
10.11
9.08
8.05
7.02
5.99
4.96
3.93
2.9

52.6
49.55
46.5
43.45
40.4
37.35
34.3
31.25
28.2
25.15
22.1
19.05

Menentukan ukuran lot (Lot Size) dimana (x) merupakan kuantitas produk yang
harus dipesan perusahaan distributor dalam sekali pemesanan terdiri dari 2
komponen, yaitu Net Requirements dan alokasi sisa kapasitas keseluruhan pupuk.
Pengalokasian sisa kapasitas dihitung berdasarkan presentase dari jumlah
permintaan aktual masing-masing pupuk selama Januari-Desember 2012.
Presentase ini juga menunjukkan peringkat pupuk. Perhitungan pengalokasian sisa
kapasitas dilakukan dengan cara mengkalikan presentase masing-masig pupuk
dengan sisa kapasitas. Berikut penentuan Lot Size untuk masing-masing produk
pada periode Januari : Total Net Requirements Periode Januari = Net
Requirements Pupuk Phonska Periode Januari + Net Requirements Pupuk SP-36
Periode Januari:
(Lihat Lampiran B).
Menentukan penerimaan pesanan yang direncanakan (Planned Order Receipt) dan
pelepasan pesanan yang direncanakan (Planned Order Release)

Planned order receipt (PORec) dan planned order release (PORel) ditentukan
agar pupuk-pupuk yang dipesan tersedia saat akan didistribusikan. Untuk dapat
menentukan PORec dan PORel, dibutuhkan data mengenai Lead Time. Lead Time
yang dimaksud adalah jarak waktu antara pemesanan pupuk ke Distribution
Center dan penerimaan pupuk di Stock Retailer. Lead Time yang telah ditetapkan
berdasarkan kebijakan perusahaan adalah 1 bulan. Kemudian menghitung
persediaan yang ada atau projected on hand dalam DRP, persediaan disebut
dengan projected on hand (POH). POH berarti persediaan yang ada di tangan
perusahaan atau persediaan yang ada di gudang perusahaan. POH pada suatu
periode menunjukan persediaan akhir bagi periode tersebut. Kemudian, POH
tersebut akan menjadi perediaan awal untuk periode selanjutnya.
Tabel 1.7. Biaya Pengiriman Pupuk
Tahun 2012 (Rp.)
Tujuan
Frekuensi Kirim
Kota Serang
12 kali
Kab. Serang
12 kali
Kota Cilegon
12 kali
Kab. Tangerang
12 kali
Grand Total

Phonska dan SP-36 metode DRP selama
Biaya Kirim
Rp. 600.000
Rp. 600.000
Rp. 600.000
Rp. 700.000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Total Biaya
85,500,000
126.000.000
85.500.000
136.500.000
433.500.000

Dari perhitungan total biaya penyimpanan dan total biaya pengiriman didapatkan
hasil sebagai berikut :
Biaya Distribusi
= Biaya Penyimpanan + Biaya Pengiriman
= Rp. 158.359.000+ Rp. 433.500.000
= Rp. 591.859.000
Dengan menggunakan metode DRP, didapatkan grand total cost distribusi sebesar
Rp. 591.859.000 selama satu tahun. Setelah diketahui jumlah biaya distribusi
dengan metode DRP, maka dilakukan perbandingan dengan biaya distribusi
metode perusahaan. Ternyata total biaya distribusi dengan menggunakan metode
perusahaan sebesar Rp. 660,452,750 lebih besar dari metode Distribution
Requirement Planning (DRP) yaitu sebesar Rp. 591.859.000 dengan selisih :
Rp. 660,452,750 - Rp. 591.859.000 = Rp. 68.593.750
Dengan presentase :
Rp. 660,452,750 - Rp. 591.859.000
X 100% = 10,4 %
Rp. 660,452,750
Sehingga metode Distribution Requirement Planning (DRP) dipilih untuk
melakukan perencanaan dan penjadwalan pupuk Phonska dan SP-36 ke 4
Kabupaten dan Kota tujuan.

KESIMPULAN

Distribusi pupuk yang dilakukan perusahaan selama tahun 2012 menghabiskan
biaya sebesar Rp. 660.452.750. Apabila menerapkan metode DRP. Biaya
distribusi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 591.859.000.
sehingga dapat menghemat biaya distribusi sebesar Rp. 68.593.750 atau sebesar
10,4 %.
Sedangkan distribusi produk dengan menggunakan metode DRP untuk permintaan
yang akan datang lebih efisien karena terkoordinasi dengan baik mulai dari
distribution center sampai stock retailer sehingga tidak akan menambah beban
biaya simpan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

REFERENSI
Abdillah, A. Fahrozi. 2009. Perencanaaan Dan Penjadwalan Aktivitas Distribusi
Hasil Perikanaan Dengan Menggunakan Distribution Requirement
Planning (DRP), Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional). ”Veteran Jatim”.
Agus, Achmad. 2007. Penjadwalan Distribusi Produk Wafer Stick dengan
Menggunakan Distribustion Requirement Planning (DRP) di PT. Kurnia
Wijaya Aneka Industri.
Andre J. Martin. 1995. DRP : Distribution Resource Planning, Revised Edition,
Foreword By Walter E, Goddord. Newyork : John Wiley Dan Sons, Inc.

Anggraini, Anna. 2007. Perencanaan Distribusi Produk Dengan Metode
Distribustion Requirement Planning (DRP) di PT. Tjakrindo Mas –
Gresik.
Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi Dan Operasi. Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta
.
Baroto, Teguh. 2006. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Ghalia
Indonesia: Jakarta.
Gasper, Vincent. 2004. Production Planning And Inventory Control :Berdasarkan
Pendekatan System Terintegrasi Mrp II Dan JIT Menuju Manufacturing
21, Edisi Kelima. Jakarta.

Heizer, J. Dan Render B. 2005. Manajemen Operasi. Edisi .Jakarta :Salemba
Empat.

Indrajit, RE, Djokopranoto. 2003. Manajemen Persediaan : Barang Umum Dan
Suku Cadang Untuk Pemenuhan Pemeliharan, Kebaikan Dan Operasi.
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Istianingrum, Donna Suci. 2006. Perencanaandan Penjadwalan Aktivitas
Distribusi dengan Menggunakan Distribustion Requirement Planning
(DRP) dan Clarke Wright di Perusahaan Genteng Super Jaya.
Lyson, K.Gilling, M. 2000. Purchasing And Supply Chain Management, 6th
Edition, Financial Time. London : Prentice Hall.
Nasution, A.H. 2004. Perencanaan Dan PengendalianProduksi. Surabaya:
GunaWidya.
Syahyunan. 2004. Efektivitas Saluran Distribusi Dalam
Pencapaian Target Penjualan, e-USU Repository.

Meningkatkan

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Tersine, R.J., 2003, Principles Of Inventory And Materials Management, North
Holland, New York