Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Review S
Nama: Muhammad Suprani
NPM: 1316071051
Mata kuliah: Demokrasi
“ Review film Sometimes in April dan menganalisa keterkaitan film ini
dengan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia yang terjadi di Republik Rwanda”
“I have a dream that one day this nation will rise up and live out the true
meaning of its creed: We hold these truths to be self-evident, that all men
are created equal” – Sometimes in April
Sebuah quote diatas adalah menceritakan bagaimana inti dari film ini,
dimana sebuah mimpi untuk melihat bangkitnya negeri Rwanda dan harapan
untuk memandang perbedaan yang ada menjadi sama.
Film ini mungkin mengesankan karena saya lagi belajar soal “Hak Asasi
Manusia” dalam mata kuliah Demokrasi. Film yang berlatar belakang di
Republik Rwanda ini menceritakan tentang krisis internal yang dialami oleh
negara Republik Rwanda pada April 1994. Republik Rwanda adalah sebuah
negara kecil yang berada di Benua Afrika yang bertetangga dengan negara
Uganda, Burundi, Republik Demokrasi Kongo, dan Tanzania. Republik Rwanda
sendiri merupakan negara bekas jajahan Belgia. Didalam film Sometimes in
April ini, menceritakan tentang perang saudara yang melibatkan suku Hutu
dan Tutsi. Dimana yang menjadi korban dalam film ini adalah suku Tutsi, dan
yang menjadi aktor pembantaian adalah suku Hutu. Perang Genosida1 yang
1 Definisi "genocide" diresmikan pada "Convention on the Prevention and Punishment of the
Crime of Genocide" yang disetujui oleh U.N. General Assembly dalam sidang umum 9
Desember 1948.
terjadi merupakan lanjutan dari konflik yang terjadi diantara kedua suku
tersebut. Korban jiwa yang dihasilkan oleh Genosida ini hampir menebus
1.000.000 jiwa.
Film ini merupakan film dokumenter, yang mengangkat kehidupan seorang
mantan anggota militer Rwanda, bernama Augustin. Di awal mula film ini
akan diperlihatkan bagaimana tragedi genosida ini adalah kudeta yang
dilakukan oleh petinggi militer, karena presiden dianggap tidak tegas dalam
menyelesaikan konflik etnis yang terjadi. Keadaan semakin diperparah oleh
sebuah siaran radio yang sangat jelas memercikkan api permusuhan
diantara Suku Hutu dan Tutsi. Genosida dimulai setelah pesawat
kepresidenan di bom jatuh oleh pihak militer, para Militan Hutu mengadakan
genosida massal untuk membantai para "Cockroaches" atau suku Tutsi, dan
menyamakan mereka dengan tidak lebih dari derajat seekor kecoa untuk
dibantai. Dengan kata sandi "LETS CUT THE TALL TREES!!" mereka memulai
pembantaian itu. Akhirnya Pecahlah perang genosida tersebut
Suku Hutu turun ke jalan, membawa parang dan senjata, atau apa saja yang
bisa dipakai untuk membunuh kaum Tutsi. Dengan memakai seragam
kebanggaan mereka, mereka membantai siapa saja kaum Tutsi yg ada.
Operasi mereka dimulai dengan sweeping masal KTP warga negara Rwanda
yang dimana di KTP tsb ada cap besar untuk membedakan antara Hutu dan
Tutsi. Pembantaian ini dilakukan dengan cara mengunjungi rumah ke rumah,
jalanan, tempat ibadah, dan sekolah-sekolah yang ada di Rwanda.
Melihat hal tersebut, Keluarga Augustin yang juga masuk kedalam list namanama yang akan dibunuh, padahal Augustin merupakan suku Hutu. Mengapa
Pasal 2 tentang definisi "genocide" “… any of the following acts committed with intent to
destroy, in whole or in part, a national, ethnical, racial or religious group, as such:
(a) Killing members of the group;
(b) Causing serious bodily or mental harm to members of the group;
(c) Deliberately inflicting on the group conditions of life calculated to bring about its physical
destruction in whole or in part;
(d) Imposing measures intended to prevent births within the group;
(e) Forcibly transferring children of the group to another group.”
demikian ? Karena, Augustin memiliki seorang istri yang mempunyai darah
tutsi, sehingga anggota keluarganya terancam untuk dibunuh.
Dillihat secara sekilas, kasus ini merupakan krisis internal dalam negeri
Rwanda, tetapi yang diceritakan oleh film ini lain, terdapat keikutsertaan
pihak asing dalam kasus yang terjadi. Senjata – senjata yang digunakan
untuk membantai Suku Tutsi adalah sumbangan dari pihak asing seperti
Perancis, Israel, China, Mesir.
Secara sederhana, "genocide" adalah upaya-upaya untuk menghancurkan
sekelompok atau sebagian orang karena kebangsaannya, etnik, ras atau agamanya .
Genosida merupakan salah satu pelanggaran berat dalam Hukum Humaniter
Internasional, bersama – sama dengan pelanggaran terhadap hukum dan
kebiasaan perang, kejahatan terhadap perdamaian, dan kejahatan terhadap
perikemanusiaan.
Diatas semua itu, pelanggaran terberat yang terjadi adalah genosida.
Pembantaian yang terjadi selamanya akan menjadi sejarah hitam bangsa
Rwanda. Kesakitan dan trauma yang diakibatan oleh kejadian itu akan
selamanya membekas dalam pikiran rakyat Rwanda, terutama para korban
selamat yang mengalami langsung kejadian itu, ataupun mereka yang
kehilangan anggota keluarganya.
Lalu, keterkaitan Demokrasi dan HAM didalam film Sometimes in April ini
sendiri adalah:
Didalam film ini, sudah jelas bahwa sistem demokrasi yang dijalankan belum
sepenuhnya terbangun, demokrasi yang bersumber dari rakyat, belum bisa
dimaksimalkan dengan baik dengan cara bagaimana rakyatnya bisa bersatu
dan didamaikan, masih adanya etnosentrisme didalam masyarakat Rwanda
yang berasal dari zaman penjajahan Belgia, belum mampu ditangani oleh
pemerintah Rwanda sehingga menimbulkan perang genosida
Hubungan dengan Hak Asasi Manusia, sangat jelas bahwa dalam film ini
terlihat pembunuhan manusia secara keji dan brutal yang telah melanggar
hak asasi manusia seseorang untuk hidup.
REFERENSI
https://treaties.un.org/doc/Publication/UNTS/Volume%2078/volume-78-I1021-English.pdf
NPM: 1316071051
Mata kuliah: Demokrasi
“ Review film Sometimes in April dan menganalisa keterkaitan film ini
dengan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia yang terjadi di Republik Rwanda”
“I have a dream that one day this nation will rise up and live out the true
meaning of its creed: We hold these truths to be self-evident, that all men
are created equal” – Sometimes in April
Sebuah quote diatas adalah menceritakan bagaimana inti dari film ini,
dimana sebuah mimpi untuk melihat bangkitnya negeri Rwanda dan harapan
untuk memandang perbedaan yang ada menjadi sama.
Film ini mungkin mengesankan karena saya lagi belajar soal “Hak Asasi
Manusia” dalam mata kuliah Demokrasi. Film yang berlatar belakang di
Republik Rwanda ini menceritakan tentang krisis internal yang dialami oleh
negara Republik Rwanda pada April 1994. Republik Rwanda adalah sebuah
negara kecil yang berada di Benua Afrika yang bertetangga dengan negara
Uganda, Burundi, Republik Demokrasi Kongo, dan Tanzania. Republik Rwanda
sendiri merupakan negara bekas jajahan Belgia. Didalam film Sometimes in
April ini, menceritakan tentang perang saudara yang melibatkan suku Hutu
dan Tutsi. Dimana yang menjadi korban dalam film ini adalah suku Tutsi, dan
yang menjadi aktor pembantaian adalah suku Hutu. Perang Genosida1 yang
1 Definisi "genocide" diresmikan pada "Convention on the Prevention and Punishment of the
Crime of Genocide" yang disetujui oleh U.N. General Assembly dalam sidang umum 9
Desember 1948.
terjadi merupakan lanjutan dari konflik yang terjadi diantara kedua suku
tersebut. Korban jiwa yang dihasilkan oleh Genosida ini hampir menebus
1.000.000 jiwa.
Film ini merupakan film dokumenter, yang mengangkat kehidupan seorang
mantan anggota militer Rwanda, bernama Augustin. Di awal mula film ini
akan diperlihatkan bagaimana tragedi genosida ini adalah kudeta yang
dilakukan oleh petinggi militer, karena presiden dianggap tidak tegas dalam
menyelesaikan konflik etnis yang terjadi. Keadaan semakin diperparah oleh
sebuah siaran radio yang sangat jelas memercikkan api permusuhan
diantara Suku Hutu dan Tutsi. Genosida dimulai setelah pesawat
kepresidenan di bom jatuh oleh pihak militer, para Militan Hutu mengadakan
genosida massal untuk membantai para "Cockroaches" atau suku Tutsi, dan
menyamakan mereka dengan tidak lebih dari derajat seekor kecoa untuk
dibantai. Dengan kata sandi "LETS CUT THE TALL TREES!!" mereka memulai
pembantaian itu. Akhirnya Pecahlah perang genosida tersebut
Suku Hutu turun ke jalan, membawa parang dan senjata, atau apa saja yang
bisa dipakai untuk membunuh kaum Tutsi. Dengan memakai seragam
kebanggaan mereka, mereka membantai siapa saja kaum Tutsi yg ada.
Operasi mereka dimulai dengan sweeping masal KTP warga negara Rwanda
yang dimana di KTP tsb ada cap besar untuk membedakan antara Hutu dan
Tutsi. Pembantaian ini dilakukan dengan cara mengunjungi rumah ke rumah,
jalanan, tempat ibadah, dan sekolah-sekolah yang ada di Rwanda.
Melihat hal tersebut, Keluarga Augustin yang juga masuk kedalam list namanama yang akan dibunuh, padahal Augustin merupakan suku Hutu. Mengapa
Pasal 2 tentang definisi "genocide" “… any of the following acts committed with intent to
destroy, in whole or in part, a national, ethnical, racial or religious group, as such:
(a) Killing members of the group;
(b) Causing serious bodily or mental harm to members of the group;
(c) Deliberately inflicting on the group conditions of life calculated to bring about its physical
destruction in whole or in part;
(d) Imposing measures intended to prevent births within the group;
(e) Forcibly transferring children of the group to another group.”
demikian ? Karena, Augustin memiliki seorang istri yang mempunyai darah
tutsi, sehingga anggota keluarganya terancam untuk dibunuh.
Dillihat secara sekilas, kasus ini merupakan krisis internal dalam negeri
Rwanda, tetapi yang diceritakan oleh film ini lain, terdapat keikutsertaan
pihak asing dalam kasus yang terjadi. Senjata – senjata yang digunakan
untuk membantai Suku Tutsi adalah sumbangan dari pihak asing seperti
Perancis, Israel, China, Mesir.
Secara sederhana, "genocide" adalah upaya-upaya untuk menghancurkan
sekelompok atau sebagian orang karena kebangsaannya, etnik, ras atau agamanya .
Genosida merupakan salah satu pelanggaran berat dalam Hukum Humaniter
Internasional, bersama – sama dengan pelanggaran terhadap hukum dan
kebiasaan perang, kejahatan terhadap perdamaian, dan kejahatan terhadap
perikemanusiaan.
Diatas semua itu, pelanggaran terberat yang terjadi adalah genosida.
Pembantaian yang terjadi selamanya akan menjadi sejarah hitam bangsa
Rwanda. Kesakitan dan trauma yang diakibatan oleh kejadian itu akan
selamanya membekas dalam pikiran rakyat Rwanda, terutama para korban
selamat yang mengalami langsung kejadian itu, ataupun mereka yang
kehilangan anggota keluarganya.
Lalu, keterkaitan Demokrasi dan HAM didalam film Sometimes in April ini
sendiri adalah:
Didalam film ini, sudah jelas bahwa sistem demokrasi yang dijalankan belum
sepenuhnya terbangun, demokrasi yang bersumber dari rakyat, belum bisa
dimaksimalkan dengan baik dengan cara bagaimana rakyatnya bisa bersatu
dan didamaikan, masih adanya etnosentrisme didalam masyarakat Rwanda
yang berasal dari zaman penjajahan Belgia, belum mampu ditangani oleh
pemerintah Rwanda sehingga menimbulkan perang genosida
Hubungan dengan Hak Asasi Manusia, sangat jelas bahwa dalam film ini
terlihat pembunuhan manusia secara keji dan brutal yang telah melanggar
hak asasi manusia seseorang untuk hidup.
REFERENSI
https://treaties.un.org/doc/Publication/UNTS/Volume%2078/volume-78-I1021-English.pdf