Kajian Eksperimental Sistem Refrigerasi Adsorpsi Karbon Aktif - Methanol Menggunakan Karbon Aktif Lokal - repository civitas UGM

  

“PERANAN SAINS DAN TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS INOVASI

DALAM RANGKA MEMPERCEPAT KEMANDIRIAN EKONOMI NASIONAL”

W W

  

INDUSTRIAL RESEARCH WORKSHOP AND NASIONAL SEMINAR 2011

PROSIDING

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • – POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234, Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889 E-mail : uppm_polban@yahoo.co.id , URL : www.polban.ac.id

  

Pengantar

Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS) adalah seminar

tahunan yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Bandung ( POLBAN) sebagai

forum publikasi dan komunikasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan para

ilmuwan di lingkungan POLBAN khususnya, dan Perguruan Tinggi serta Institusi

Penelitian yang lain, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pada tahun 2011 ini,

penyelenggaraan IRWNS merupakan penyelenggaraan tahun kedua dengan

mengambil tema :

Peran Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka

Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional ”.

  

Berbagai klaim penemuan, pembaharuan serta inovasi baru terangkum dalam 45

makalah dari berbagai cabang ilmu, yang disajikan dalam sesi paralel. Semoga

penemuan, pembaharuan dan hasil inovasi baru yang dihasilkan dapat memberikan

kontribusi positif pada pembangunan ekonomi nasional, serta masuk dalam arus

utama dalam rangka menuju era kemandirian bangsa.

Penyelenggara menyampaikan terima kasih kepada pembicara utama yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan inspirasi serta arah penelitian di masa

mendatang. Apresiasi kami tujukan kepada seluruh pembicara serta peserta seminar

yang telah berperan aktif dalam sesi diskusi.

  

Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh Reviewer serta panitia yang telah

meluangkan waktunya untuk mempersiapkan kegiatan ini.

Kepada seluruh ilmuwan “Selamat bertemu, berdiskusi dan bertukar pikiran”, serta

sukses bagi kita semua.

  Bandung, 17 November 2011 Ketua IRWNS 2011, Dr. Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • – POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234, Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889 E-mail : uppm_polban@yahoo.co.id , URL : www.polban.ac.id

  Tim Reviewer Dr. Ismet P. Ilyas, BS.MET.,M.Eng.Sc.

  Dr. Ir. Kastam Astami, M.Sc. Haryadi, Ph.D Dr.Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono Ir. Hertog Nugroho,MSc., PhD. Dr. Maria F. Soetanto, MT Transmissia Semiawan, BSCS.,MIT.,PhD Ir. Conny K. Wahyoe, M.Eng.,PhD. Ir. Sumargo, M.Sc.,PhD. Dr.Ir. Hermagasantos Zein, MSc Dr. Dwi Suhartanto, MCM.

  Dr. M. Umar Mai, M.Si Dr. Ruhadi, SE.ME Ir. Suherman, M.Eng.,PhD. Dra. Bevy Lidya, MSi.,Apt Ir. Windy Hermawan M.,MT.

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • – POLBAN

    Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234,

    Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889

    E-mail : uppm_polban@yahoo.co.id , URL : www.polban.ac.id

  Susunan Panitia Pengarah : Ir. Mei Sutrisno, M.Sc., Ph.D.

  Haryadi, Ph.D. Dr. Drs. Muhammad Umar Mai, M.Si. Bambang Wisnuadhi, S.Si., MT Ir. Hertog Nugroho, Ph.D

  Penanggung Jawab : Dr. Ir. Ediana Sutjiredjeki, M.Sc.

Ketua : Dr. Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono

Wakil Ketua : Nani Yuningsih, S.Si., M.Si.

  

Sekretaris : Dra. Katharina Priyatiningsih, M.Si.

Anggota : Sri Susilo Windarti, S.Pd Ase Sulaeman

  Yuniarti Surtiasih, A.Md. Tusijati Ranny Indriyani Yane Hendriyani Elsa Yusi Irmala Watty Herlina Sutjipto

Sri Mulyani

Winarya Boyke Gunawan R Enjang Karyana

Eka Kurnia

Asep Gandamanah

Asep Johan

Surya Nurkhakam

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • – POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234, Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889 E-mail : uppm_polban@yahoo.co.id , URL : www.polban.ac.id

  Jadwal Acara Waktu Acara SESI PLENO Conference Room Gedung P2T Lt.3 08.00 - 08.50 Pendaftaran & Coffee Break Pagi 08.50 - 08.55 Laporan Panitia Penyelenggara 08.55 - 09.00 Pembukaan 09.00 - 09.45 Pembicara Utama I (Dirut PLN) 09.45 - 10.30 Pembicara Utama II (Ketua DRN) 10.30 - 11.15 Pembicara Utama III (Kepala PPTIK ITB)

  SESI PARALEL R-1 R-2 R-3 R-4 Kode Makalah Kode Makalah Kode Makalah Kode Makalah

11.30 - 11.45 P1 P12 P23 P34

11.45 – 12.00 P2 P13 P24 P35

12.00 - 12.15 P3 P14 P25 P36

12.15 - 13.15

  ISOMA

13.15 - 13.30 P4 P15 P26 P37

13.30 - 13.45 P5 P16 P27 P38

13.45 - 14.00 P6 P17 P28 P39

14.00 - 14.15 P7 P18 P29 P40

14.15 - 14.30 P8 P19 P30 P41

14.30 - 14.45 P9 P20 P31 P42

14.45 - 15.00 P10 P21 P32 P43

15.00 - 15.15 P11 P22 P33 P45

15.15 - 15.45 Coffee Break Sore Penutupan 15.45 - 16.15

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • – POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234, Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889 E-mail : uppm_polban@yahoo.co.id , URL : www.polban.ac.id

  

Daftar Abstrak

Kode Judul Halaman

  P01 1 - 5

   P02

  6 - 11

  P03 12-17

   P04

  18

  P05 19-25

  P06 26- 3

  

P07 34-39

  

P08 40-45

  

P09 46-51

P10

  52-57

  

P11 58-61

  P12 62-65

   P13

  66-72

  P14 73-77

  

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • – POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234, Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889 E-mail : uppm_polban@yahoo.co.id , URL : www.polban.ac.id

   P15

  78-81

  P16 82-90

  

P17 91-97

  P18

  P19 98-103

   P20

  104-110

  P21 111-116

   P22

  22

  P23 117-123

   P24

  124-127

  

P25 134-138

  P27 139-142

  P28 143-147

   P29

  148-152

  P30 153-158

  

P31 165-174

P33

  175-180

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • – POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234, Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889 E-mail : uppm_polban@yahoo.co.id , URL : www.polban.ac.id

   P34

  34

  P35 181-186

   P36

  187

  P37 188-192

  

P38 193-199

   P39

  200-206

  P40

  40

  P41 207-215

  

P42 216-225

   P43

  226-230

  P45 231-236

  

  111    

Kajian Eksperimental Sistem Refrigerasi Adsorpsi

Karbon Aktif – Methanol Menggunakan Karbon

  C. Temperatur pendinginan yang tercapai masih jauh dari yang diharapkan, karena pasangan karbon aktif- metanol biasanya digunakan untuk menghasilkan es. Kata kunci : Refrigerasi, adsorpsi, karbon aktif, metanol

  C (Pridasawas, 2006). Dengan media kerja yang tidak menggunakan senyawa CFC (chloro flouro carbon) atau HCFC (hidrogen flouro chloro carbon) yang banyak digunakan pada sistem refrigerasi kompresi uap konvensional, maka sistem ini tidak berpengaruh pada penipisan lapisan ozon.

  o

  Untuk pembuatan es pasangan karbon aktif – metanol lebih banyak digunakan. Pasangan silicagel–air digunakan untuk pengkondisian udara yang mempunyai temperatur kerja di atas 0

  o C.

  bawah 0

  dengan menggunakan pasangan media kerja karbon aktif – metanol dan CaCl – amonia dapat digunakan untuk pembuatan es, karena temperatur kerjanya bisa berada di

  Penggerak utama dalam operasi sistem refrigerasi adsorpsi adalah energi kalor yang bisa berasal dari minyak bumi, gas alam, listrik, energi buangan industri atau energi matahari. Dengan energi penggerak yang tidak tergantung pada listrik dan minyak bumi, sistem ini bisa menjadi alternatif untuk mengurangi pengaruh krisis energi terutama yang disebabkan oleh sistem refrigerasi kompresi uap yang banyak berkontribusi dalam pemakaian energi saat ini. Dengan menggunakan energi matahari, sistem ini bisa beroperasi di tempat terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik, terutama di daerah tropis seperti indonesia. Media kerja dari sistem refrigerasi adsorpsi terdiri dari dua zat yaitu adsorbent, penyerap yang berbentuk padat, dan refrigerant (adsorbat) yang diserap adsorbent dalam fasa uap. Pasangan media kerja bisa bermacam-macam, diantaranya Karbon aktif – Metanol, karbon aktif – amonia, CaCl –amonia, atau Silicagel – Air. Sistem adsorpsi

  1.PENDAHULUAN

  C. Produk yang disimpan di kabin evaporator pada pengujian pendinginan

adalah air 200 gram. Dari pengujian diperoleh temperatur terendah evaporator dan produk, ketika proses pendinginan

dievaporator, untuk pemanasan 140 o C masing-masing adalah 14,1 o C dan 18,0, sedangkan pemanasan 160 o C adalah 10,0 o C dan 16,2 o

  

Aktif Lokal

RUDI RUSTANDI

  ABSTRAK

Sistem refrigerasi adsorpsi merupakan sistem refrigerasi alternatif untuk menghadapi krisis energi dan penipisan lapisan

ozon yang disebabkan oleh penggunaan refrigeran CFC dan HCFC pada sistem refrigerasi konvensional. Sistem ini

menggunakan energi kalor yang bisa berasal dari minyak bumi,gas alam, listrik, energi buangan industri/ proses, atau

energi matahari. Tetapi mesin refrigerasi adsorpsi jarang ditemui dipasaran, kalaun ada harganya cukup mahal dan

biasanya perlu diimpor. Karena mesinnya harus diimpor, medium pendingin yang digunakan juga harus diimpor dengan

harga yang mahal.Pada penelitian ini dilakukan pengujian sistem refrigerasi adsorpsi dengan medium pendingin karbon

aktif –metanol dengan menggunakan karbon aktif yang terdapat di pasaran lokal. Sistem refrigerasi adsorpsi telah dibuat

dengan dirancang untuk bisa dioperasikan menggunakan energi matahari. Dalam pengujian digunakan karbon aktif

sebanyak 2,67 kg, sumber energi yang digunakan berasal dari heater listrik.. Pengujian dilakukan dengan variasi temperatur

pemanasan (proses desorpsi) 140 o C dan 160 o

  Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Email: rustandis@gmail.com  

  2 Jurusan Teknik Mesin dan Industri

  Politeknik Negeri Bandung

  1 Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

  2

  2 , PRAJITNO

  1,2 , PURNOMO

  Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan kelayakan pemanfaatan sistem refrigerasi adsorpsi ini. A. Boubakri (A Boubakri, 2003) telah melakukan penelitian dengan sistem adsorpsi carbon aktif -metahanol yang digerakkan oleh tenaga surya, menggunakan kolektor surya jenis datar (plat), kondenser menyatu dengan adsorber dengan menggunakan pendingin udara. Dengan alat tersebut berhasil dikurangi biaya komponen dan juga peningkatan COP. Dari hasil penelitian diketahui salah satu kelemahan dari sinar matahari berbentuk parabola. dalam satu siklus sistem adsorpsi adalah rendahnya koefisien alat bisa menghasilkan es sekitar 4 kg. Dalam perpindahan kalor pada adsorbent (karbon aktif) penelitian ini dilakukan pengujian sistem refrigerasi sehingga perlu dilakukan upaya untuk adsorpsi Karbon aktif-metanol dengan menggunakan meningkatkannya. N.M. Khatab (N.M. Khatab, karbon aktif yang terdapat di pasaran lokal. 2004) melakukan penelitian dengan beberapa bentuk Generator dirancang untuk bisa dioperasikan oleh susunan pengumpul surya, dan melakukan energi matahari dengan bantuan kolektor surya. pencampuran karbon aktif dengan butiran logam. Untuk memudahkan dalam pengujian, sumber kalor Dari hasil penelitiannya diketahui terdapat diperoleh dari heater listrik. peningkatan koefisien perpindahan kalor pada kumpulan adsorbent yang dicampur dengan butiran

  2. METODELOGI logam. Sumathy dan Zhongfu (Sumathy, K, Siklus refrigerasi pada sistem adsorpsi terdiri dari

  Zhongfu, Li, 1999) telah membuat sistem adsorpsi dua proses utama, yaitu proses refrigerasi (adsorpsi) karbon aktif-metanol yang digerakan oleh sinar dan proses regenerasi. Pada saat proses refrigerasi matahari menggunakan pengumpul sinar matahari uap refrigeran diserap oleh adsorbent digenerator, jenis datar (flat plate collector) dengan luas 0,92 yang menghasilkan pendinginan di evaporator.

  2

  m A alat tersebut bisa menghasilkan es sebanyak 4 - Sedangkan saat regenerasi (desorpsi) uap refrigeran 5 kg per hari. Vanek (Jaroslav Vanek, 1996) telah dilepaskan dari adsorbent dengan bantuan pemberian membuat sistem adsorpsi CaCl2 – amonia dengan kalor pada generator. sumber energi matahari, menggunakan pengumpul Sistem refrigerasi adsorpsi bisa dioperasikan selanjutnya menyebabkan pelepasan uap menggunakan energi matahari dengan bantuan refrigeran (desorpsi), selanjutnya uap tersebut konsentrator parabola, seperti terlihat pada gambar akan berkondensasi di kondenser dan masuk ke 1. Pada sistem ini proses regenerasi terjadi di waktu evaporator. siang dan refrigerasi terjadi di waktu malam, secara bergantian, oleh karena itu sistem ini dikenal sebagai

  3. Penurunan temperatur adsorbent (D-F) sistem intermiten. Proses ke tiga, ketika energi matahari menurun, temperatur adsorbent turun dan tekanan uap refrigeran pun turun sampai mencapai kondisi dimana mulai terjadi kembali penyerapan uap refrigeran oleh adsorbent (F).

  4. Pengikatan (adsorpsi) di adsorber dan pendinginan di Evaportor (F-A) Proses ke empat, semakin turunnya temperatur adsorber menyebabkan terjadinya penyerapan (adsorpsi) kembali uap refrigeran, sehingga refrigeran cair yang ada di evaporator menguap, menyebabkan terjadinya pendinginan di ruangan tempat evaporator

  Gambar 1. Sistem adsorpsi menggunakan energi matahari Siklus refrigerasi adsorpsi yang menggunakan energi matahari pada dasarnya terdiri dari 4 proses (N.M. Khatab,2004), seperti terlihat pada gambar 2.5, yaitu :

  1. Proses pemanasan (A-B) Prores pertama, A-B, Adsorbent dipanaskan oleh energi matahari sampai tekanannya mencapai tingkat yang memungkinkan terjadinya pelepasan uap refrigeran dari permukaannya (kondisi B).

  2. Proses Pelepasan uap refrigeran (B-D) Gambar 2. Siklus refrigerasi adsorpsi ideal

  Proses ke dua, setelah kondisi B tercapai, Pada diagram Clapeyron penambahan panas dari energi matahari

  112    

  • Q

  Perkiraan unjuk Kerja (performance estimates) dari system refrigerasi adsorpsi tertutup bisa dinyatkan sebagai berikut :

  (2.9) Q

  I

  /Q

  T

  = Q

  I

  1. Efisiensi kolektor : η

  Perkiraan Unjuk Kerja

  adalah energi input total ke sistem selama proses generasi.

  C dan untuk menghasikan es. Q ice1 = M*(L* + Cp Water (TA -0)) (2.7) M* dan L* masing-masing adalah massa dan kalor laten peleburan es dan pendinginan neto yang dihasilkan adalah Q ice = M* L* (2.8)

  o

  ke 0

  A

  adalah energi yang diperlukan untuk mendinginkan air dari T

  ice1

  adalah energi yang diperlukan untuk mendinginkan cairan adsorbat dari temperatur kondensasi ke temperatur evaporasinya. Q e2 = (m mA – m md ) Cpm (Tc – Te) (2.6) Q

  I

  2. Efisiensi Evaporator η

  • Cp
    • – m

  /Q

  3. PENGUJIAN

  Karbon aktif bisa dihasilkan dari beberapa bahan diantaranya tempurung kelapa, kayu, dan batubara. Bentuk karbon aktif yang digunakan untuk penyerapan gas adalah Granular (butiran). Pada penelitian ini karbon aktif yang digunakan adalah bentuk granular yang terdapat di pasaran lokal.

  2 .

  Karbon aktif (activated carbon) adalah suatu bentuk dari karbon yang telah diolah supaya zat tersebut mempunyai banyak pori-pori sehingga mempunyai luas permukaan yang sangat besar untuk penyerapan(adsorption) atau reaksi-reaksi kimia (Wikipedia). Disebut karbon aktif karena mempunyai derajat mikroporositas (degree of microporosity) yang tinggi, satu gram karbon aktif mempunyai luas permukaan lebih dari 500 m

  Karbon Aktif

  (2-12)

  I

  ice

  2

  COP = Q

  COP = Qe1/QT (2. 11) 4. COP neto matahari (Sumber kalor lain)

  (2.10) 3. COP Siklus refrigerasi

  e

  /Q

  ice

  = Q

  e2

  H = Energi pelepasan metanol dari karbon aktif. Kalor yang diserap selama pendinginan dievaporator Q e1, sama dengan energi penguapan dari metahanol. Q e1 = (m mA – m mD ) L (2.4) Sedangkan energi yang digunakan untuk menghasilkan es adalah: Q e = Q e1 – Q e2 (2.5) Q

  Cp = Kalor spesifik. T A = Temperatur di titik A T B = Temperatur di titik B.

  = [m

  mA +

  (m

  m

  pAC

  C

  AC

  BD

  mD

  (2.1) Q AB = (m AC C pAC + Cp m m mA )(T B – T A ) (2.2) Q

  BD

  AB

  = Q

  T

  Dari diagram Calpeyron, persamaan energi dari proses yang terjadi adalah: Q

  113       Persamaan Energi

  m

  )/2)](T

  mD = massa metanol pada karbon aktif di titik D.

  AB

  m

  mA = massa metanol pada karbon aktif di titik A.

  = Massa karbon aktif m

  AC

  = Energi untuk menaikan temperatur karbon aktif dari B ke D dan energi pelepasan (desorption) metanol. m

  BD

  = Energi penikan temperatur karbon aktif dan metanol dari A ke B. Q

  Q

  D -

  T = Energi total yang diterima sistem.

  )H (2.3) Keterangan : Q

  mD

  mA

  ) + (m

  B

  T

  Sistem refrigerasi adsorpsi yang dibuat dirancang untuk bisa digerakan oleh energi matahari dengan bantuan konsentrator parabola. Pengujian yang dilakukan baru sampai tahap unjuk kerja generator dengan bantuan sumber kalor dari heater listrik. Skema sistem terlihat pada Gambar 3. Generator terbuat dari dua pipa tembaga masing- masing berdiameter 2,5 inci dan 3/4 inci, yang dipasang secara konsentrik, panjang 196 cm. Pipa dalam diberi lubang-lubang berdiameter 5 mm, dengan jarak antar lubang 1 cm, kemudian ditutup screen. Karbon aktif sebanyak 2,67 kg diletakan di ruang antara ke dua pippa tersebut (anulus). Metanol yang digunakan adalah jenis praktikal analisys, dari Merck, diisikan ke evaporator sebanyak 400 ml. Skema konstruksi generator terlihat pada Gambar 4.

  Dari hasil pengujian, untuk pemanasan diperoleh temperatur refrigeran keluar generator tidak sama dengan temperatur permukaan generator, perbedaan cukup jauh, seperti terlihat pada Gambar 5.

  Gambar 3. Skema sistem adsorpsi pengujian Pengujian dilakukan dengan temperatur

  o o o

  Gambar 5. Pemanasan generator 140 C pemanasan generator 140 C dan 160 C, lama pemanasan 4 jam.

  Perbedaan temperatur tersebut disebabkan karena rendahnya koefisien perpindahan kalor dari karbon aktif, hal ini sesuai dengan pernyataan A. Boubakri (A Boubakri, 2003). Temperatur generator dan keluar generator selama 4 jam pemanasan untuk setting temperatur termostat

  o o

  140 C dan 160 C terlihat pada Gambar 6. Dari Gambar 6 tersebut, pada 50 menit pertama temperatur generator tidak berbeda jauh untuk kedua setting termostat, hal ini karena kalor yang diberikan sama, sesuai dengan daya listrik heater yang digunakan. Termostat yang digunakan sudah berfungsi dengan baik.

  Gambar 4 Konstruksi generator

5.HASIL DAN PEMBAHASAN

  Dari percobaan awal diperoleh kondisi metanol seperti Tabel 1. Dari tabel tersebut diperoleh bahwa daya serap karbon aktif yang digunakan terhadap metanol adalah 0,087/2,67 kg/kg = 32,679 g/kg, jauh lebih kecil daripada yang dinyatakan oleh Leite dkk, yaitu 286 gr/kg. Sehingga perlu jumlah karbon aktif yang lebih besar untuk menyerap lebih banyak metanol.

  Gambar 6. Temperatur Pemanasan Tabel 1. Kuantitas metanol yang digunakan

  Perubahan tekanan selama 4 jam pemanasan terlihat pada Gambar 7. Temperatur pemanasan yang Metanol diisikan 400 ml lebih tinggi menghasilkan tekanan generator yang Metanol tersisa setelah 289,8 ml lebih besar, ketika katup generator ke Kondenser adsorpsi

  (KGK) dan katup kondenser ke evaporator dibuka Metanol terserap karbon 110,2 ml

  (KKE) maka terjadi penyesuaian tekanan, tekanan aktif gtenerator dan tekanan evaporator hampir sama. Massa metanol terserap 0,087 kg

  114     KESIMPULAN Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan : 1. Daya serap karbon aktif lokal terhadap metanol, dari penelitian ini diperoleh

DAFTAR PUSTAKA

  (refrigerasi) Temperatur evaporator dan produk yang tercapai tidak memungkinkan untuk menghasilkan es. Untuk mencapai temperatur rendah perlu digunakan karbon aktif yang lebih banyak. Vanek, Jaroslav, et all, A Solar Ammonia Absorption Icemaker, Home Power #53, 1966

  katup  KGK dan KKE  dibuka  

  Performance Analysis of A Solar Adsorption Heating And Cooling Sytem http://www.thaiscience.info

  Pridasawas, W. Solar-Driven Refrigeration Systems with Focus on the Ejector Cycle, Doctoral Thesis School of Industrial Engineering and Management Insitute of Technology, KTH, Stockholm (2006). Saphis, N.,et all, Study on Solar Adsorption refrigeration cycle utilizing activated carbon prepared from olive stones, Revue des Energies renouvelables, vol 10 (2007), p 415 – 420. Sumathy, K, Zhongfu, Li, Experiments With Solar- powered Adsorption Ice-Maker, Renewable Energy 16 (1999) 704-707 Thumautok, P., Wongsuwan, W., and Kiatsiriroat,T.

  Perry, Robert H., Green, Don W., Maloney, James O., Perry’s Chemical Engineers’ Hand Book, Mc Graw-Hill, New York, 1997.

  http://dougbr.webng.com

  Leite, Antonio P. Ferreira, Machado, Moacir Martin, Riffel, Douglas Bressan, Belo, Francisco Antonio, Experimental Study of an Adsorptive Refrigeration Cycle,

  Khatab, N.M., A Novel Solar-Powered Adsorption Refrigeration Module, Applied Thermal Engineering 24 (2004) 2747-2760, Elsevier

  Hu, Eric Jing, Simulated Results Of A non-valve, daily-Cycled, Solar-Powered Carbon/Methanol Refrigerator With Tubular Solar Collector

  Boubakri, A., A New Conception of An Adsorptive solar powered ice maker, Renewable Energy 28 (2003) 831 – 842, Pergamon Press

  ASHRAE ,ASHRAE HANDBOOK OF FUNDAMENTAL 2001, SI Edition, Atlanta, 2001.

  3. Daya serap karbon aktif lokal terhadap metanol yang rendah, memerlukan jumlah karbon aktif yang lebih besar untuk pencapaian temperatur yang sama dengan karbon aktif impor.

  2. Sistem refrigerasi adsorpsi menggunakan karbon aktif lokal, bisa bekerja namun temperatur yang dicapai masih terlalu tinggi.

  32,679 gram/kg.

  115    

  Gambar 7. Tekanan selama pemanasan Pada saat proses pendinginan di evaporator (absorpsi), perubahan temperatur yang terjadi terlihat pada Gambar 8. Pada saat penyerapan (adsorpsi) metanol oleh karbon aktif terjadi, generator mengalami penaikan temperatur, hal ini sesuai dengan teori bahwa reaksi adsorpsi menyebabkan terjadinya pelepasan kalor. Proses pendinginana di evaporator dari hasil pemanasan generator 140

  Gambar 8. Perubahan temperatur pada saat proses

  C. Dari Gambar 8 terlihat bahwa setelah temperatur evaporator terendah tercapai, evaporator mengalami kenaikan temperatur, demikian juga temperatur produk. Kenaikan temperatur yang cepat disebabkan masuknya kalor dari lingkungan luar kabin, berarti insulasi kabin kurang baik.

  o

  C dan produk terendah 16,2

  o

  C temperatur evaporator terendah 10,0

  o

  C, sedangkan untuk pemanasan generator 160

  o

  C dan produk 18

  o

  C mengasilkan temperatur evaporator terendah 14,1

  o

  absorpsi

  Wang, R.Z., Li, M., XU, X, and Wu, J.Y., An Energy Efficient Hybrid System of Solar Powered Water Heater And Adsorption Ice Maker, Solar Energy Vol. 68. No. 2, pp 189- 195, Elsevier Science Ltd, 2000.

  http://en.wikipedia.org/wiki/Activated_carbon http://www.engineeringtoolbox.com/methanol- properties-d_1209.html

  116