Pembuatan Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi Pada Mesin Pendingin Adsorpsi Dengan Menggunakan Adsorben Karbon Aktif

(1)

PEMBUATAN ALAT PENGUJI KAPASITAS ADSORPSI

PADA MESIN PENDINGIN ADSORPSI DENGAN

MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

OLOAN PURBA

NIM. 090401037

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PEMBUATAN ALAT PENGUJI KAPASITAS ADSORPSI

PADA MESIN PENDINGIN ADSORPSI DENGAN

MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF

OLOAN PURBA NIM. 09 0401 037

Diketahui / Disahkan : Disetujui Oleh :

Departemen Teknik Mesin Dosen Pembimbing,

Fakultas Teknik USU Ketua,

Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri Tulus B Sitorus, ST., MT NIP: 1964 1224 1992 111001 NIP. 1972 0923 2000 121003


(3)

PEMBUATAN ALAT PENGUJI KAPASITAS ADSORPSI

PADA MESIN PENDINGIN ADSORPSI DENGAN

MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF

OLOAN PURBA NIM. 090401037

Telah Disetujui Dari Hasil Seminar Skripsi Period ke-670 pada Tanggal 13 November 2013

Pembimbing,

Tulus B Sitorus, ST., MT NIP. 197209232000121003


(4)

PEMBUATAN ALAT PENGUJI KAPASITAS ADSORPSI

PADA MESIN PENDINGIN ADSORPSI DENGAN

MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF

OLOAN PURBA NIM. 09 0401 037

Telah Disetujui Dari Hasil Seminar Skripsi Period ke-760 pada Tanggal 13 November 2013

Pembanding I, Pembanding II,

Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri Dr. Eng. Himsar Ambarita, ST., MT


(5)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN

KARTU

BIMBINGAN

TUGAS SARJA

NA MAHASISWA

NO : 2097/ TS/ 2013 Sub. Program Studi : Konversi Energi

Bidang Studi : Teknik Pendingin

Judul Tugas : Pembuatan Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi pada Mesin

Pendingin Adsorpsi dengan Menggunakan Adsorben Karbon Aktif

Diberikan Tgl. : 15 Mei 2013 Selesai Tgl.: 23 Oktober 2013

Dosen Pembimbing : Tulus B Sitorus, ST., MT Nama Mhs: Oloan Purba

N.I.M: 090401037

No. Tanggal Kegiatan Asistensi Bimbingan

Tanda Tangan Dosen Pemb.

1. 15 Mei 2013 Spesifikasi judul

2. 25 Mei 2013 Survei bahan dan alat penguji kapasitas adsorpsi

3. 10 Juni 2013 Perancangan alat penguji adsorpsi

4. 29 Juni2013 Assembling alat pengujian adsorpsi

5. 8 Agustus 2013 Pengujian alat adsorpsi

6. 21 Agustus 2013 Asistensi Laporan I

7. 26 Agustus 2013 Asistensi Laporan II

8. 2 September 2013 Asistensi Laporan III 9. 11 September 2013 Asistensi Laporan IV 10. 16 September 2013 Asistensi Laporan V 11. 23 September 2013 Asistensi Laporan VI

12 5 Oktober 2013 Asistensi Laporan VII

13. 18 Oktober 2013 Asistensi Laporan VIII

14. 19 Oktober 2013 Asistensi Laporan IX

15. ACC seminar

CATATAN : Diketahui,

1. Kartu ini harus diperlihatkan kepada Ketua Departemen Teknik

Mesin

Dosen Pembimbing setiap Asistensi. F.T. U.S.U

2. Kartu ini harus dijaga bersih dan rapi.

3. Kartu ini harus dikembalikan ke Departemen,

bila kegiatan Asistensi telah selesai. Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri NIP 1964 1224 1992 111001

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN AGENDA : /TS/2013

FAKULTAS TEKNIK USU DITERIMA : / /2013


(6)

TUGAS SARJANA

NAMA : OLOAN PURBA

N I M : 090401037

MATA PELAJARAN : TEKNIK PENDINGIN

SPESIFIKASI : PEMBUATAN ALAT PENGUJI KAPASITAS ADSORPSI DARI ADSORBEN KARBON AKTIF TERHADAP BEBERAPA REFRIGERAN SEPERTI METANOL, ETANOL, AMONIA DAN MUSICOOL YANG DIGUNAKAN PADA MESIN PENDINGIN ADSORPSI TENAGA SURYA.

DIBERIKAN TANGGAL : 15 Mei 2013

SELESAI TANGGAL : 23 Oktober 2013

MEDAN, 23 Oktober 2013

KETUA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN, DOSEN PEMBIMBING,

Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri Tulus B Sitorus, ST., MT

NIP.1964 1224 1992 111001 NIP. 1972 0923 2000 121003

PEMBUATAN ALAT PENGUJI KAPASITAS ADSORPSI

PADA MESIN PENDINGIN ADSORPSI DENGAN

MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF

OLOAN PURBA NIM. 090401037


(7)

Telah disetujui oleh:

Pembimbing,

Tulus B Sitorus, ST., MT NIP. 197209232000121003

Penguji I, Penguji II,

Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri Dr. Eng. Himsar Ambarita, ST., MT

NIP. 196412241992111001 NIP. 197206102000121001

Diketahui oleh :

Departemen Teknik Mesin Ketua,

Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri NIP. 196412241992111001

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaanNya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan dengan baik dan tepat pada waktunya.


(8)

Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa S-1 untuk dapat menyelesaikan pendidikan agar memperoleh gelar sarjan di Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Tugas Sarjana ini berjudul “Pembuatan Alat Penguji Kapasitas

Adsorpsi pada Mesin Pendingin Adsorpsi dengan Menggunakan Adsorben Karbon Aktif” yang akan membahas tentang pengujian terhadap beberapa

refrigeran (metanol, etanol, amonia dan musicool) dan karbon aktif sebagai adsorben.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan dan masukan ide dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Tulus B Sitorus, ST., MT., selaku dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam pengujian dan penulisan laporan skripsi, memberikan bahan-bahan referensi, jurnal, dll.

2. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri, selaku Ketua Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. M. Syahril Gultom, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Departemen Teknik Mesin, yang telah membantu dan melengkapi segala keperluan dalam pengerjaan laporan ini.

5. Kepada kedua Orang tua saya, P. Purba dan E. br. Ambarita yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dan kasih sayang.

6. Kepada kakak dan abang saya: Ramaida Purba, Hotman M Purba,

Parningotan Purba, Rostiar Purba, Bintur Tio Ria Purba yang memberikan dukungan, motivasi dan nasehat-nasehat kepada penulis.

7. Rekan satu tim, Vinsensius Ginting atas kerja sama yang baik untuk

menyelesaikan penelitian ini.

8. Kepada Marisa Perucana Sinambela yang telah banyak memberikan


(9)

9. Seluruh rekan mahasiswa Teknik Mesin yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama pengerjaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Medan, Desember 2013 Penulis,

Oloan Purba


(10)

Akhir-akhir ini mesin pendingin siklus adsorpsi semakin banyak diteliti oleh para ahli karena disamping ekonomis juga ramah lingkungan dan menggunakan energi terbarukan yaitu energi surya. Agar proses adsorpsi dan desorpsi mesin pendingin adsorpsi dapat berjalan dengan baik perlu diketahui jumlah perbandingan yang ideal antara adsorben dengan refrigeran yang digunakan. Data tersebut dapat dicari menggunakan alat penguji kapasitas adsorpsi. Alat penguji kapasitas adsorpsi yang digunakan dilengkapi dengan lampu halogen 1000 W sebagai sumber panas. Adsorber pada alat penguji ini terbuat dari bahan stainless steel yang bertujuan agar tahan terhadap korosi akibat dari variasi refrigeran yang digunakan. Karbon aktif yang digunakan sebagai adsorben yang terbuat dari bahan dasar batok kelapa sebanyak 1 kg. Sedangkan variasi refrigeran yang digunakan ada 4 yaitu metanol, etanol, amonia dan musicool. Diperoleh refrigeran yang paling optimal pada proses adsorpsi-desorpsi adalah metanol. Kapasitas metanol yang dapat diadsorpsi dan didesorpsi oleh adsorben karbon aktif adalah sebanyak 275 mL.

Kata kunci: Adsorpsi, desorpsi, adsorber, karbon aktif, refrigeran.


(11)

Lately adsorption refrigeration cycle more and more scrutinized by experts as well as eco-friendly and economical use of renewable energy is solar energy. In order for the process of adsorption and desorption adsorption refrigeration cycle can run well to note that the ideal number of comparisons between the adsorbent with a refrigerant used. The data can be searched using the adsorption capacity tester. Adsorption capacity tester is used equipped with a 1000 W halogen lamp as a heat source. Adsorber on this tester is made of stainless steel which aims to resist corrosion due to the variation of refrigerant used. Activated carbon is used as adsorbent materials made from coconut shell base as much as 1 kg. While variations exist 4 refrigerant used is methanol, ethanol, ammonia and Musicool. Obtained the optimum refrigerant adsorption-desorption process is methanol. Capacity that can be adsorbed methanol and desorption by activated carbon adsorbent is 275 mL.

Keywords: Adsorption, desorption, adsorption, activated carbon, refrigerants.


(12)

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR SIMBOL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Tujuan Penelitian ... 2

1.3Batasan Masalah ... 2

1.4Manfaat Penelitian ... 2

1.5Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus Adsorpsi ... 4

2.1.1 Teori Umum Adsorpsi ... 4

2.2 Adsorben ... 7

2.2.1 Karbon Aktif ... 7

2.2.2 Pembuatan Karbon Aktif ... 9

2.2.3 Kegunaan Karbon Aktif ... 10

2.3 Refrigeran ... 11

2.3.1 Metanol ... 13

2.3.2 Etanol ... 14

2.3.3 Amonia ... 15

2..3.4 Musicool ... 16

2.4 Keamanan Refrigeran ... 18

2.5 Kalor (Q) ... 19

2.5.1 Kalor Laten ... 19

2.5.2 Kalor sensibel ... 19


(13)

BAB III METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu ... 25

3.2 Bahan ... 25

3.3 Alat Ukur yang Digunakan pada Pengujian Kapasitas Adsorpsi ... 25

3.4 Peralatan yang Digunakan ... 27

3.5 Set-Up Eksperimental ... 29

3.5.1 Prosedur Pengujian ... 30

3.6 Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi ... 32

3.6.1 Dimensi Utama Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi .... 34

3.7 Langkah Pembuatan Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi ... 36

3.7.1 Pembuatan Adsorber... 36

3.7.2 Pembuatan Gelas Ukur ... 39

3.8 Flowchart Penelitian ... 40

BAB IV ANALISA DATA 4.1 Hasil Pengujian ... 41

4.1.1 Pengujian dengan Gelas ukur Tidak Diisolasi ... 42

4.1.2 Pengujian dengan Gelas Ukur Diisolasi ... 62

4.2 Neraca Kalor ... 78

4.2.1 Kalor yang Diserap Gelas Ukur... 78

4.2.2 Perhitungan Kalor Laten dengan Gelas Ukur tidak Diisolasi ... 79

4.2.3 Perhitungan Kalor Laten dengan Gelas Ukur Diisolasi 81 4.3 Analisa Perpindahan Panas pada Adsorber saat Desorpsi .. 82

4.3.1 Perpindahan Panas pada Pengujian Metanol ... 83

4.3.2 Perpindahan Panas pada Pengujian Etanol ... 84

4.3.3 Perpindahan Panas pada Pengujian Amonia ... 84

4.4 Analisa Perpindahan Panas pada saat Adsorpsi ... 85

4.4.1 Konveksi Natural pada pengujian Metanol ... 85

4.4.2 Konveksi Natural pada pengujian Etanol ... 86


(14)

4.4.3 Effisiensi Gelas Ukur... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 93 5.2 Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Dasar Refrigerasi Adsorpsi ... 5

Gambar 2.2 Diagram Clayperon pada Sistem Pendingin Siklus Adsorpsi ... 6

Gambar 2.3 Adsorben Karbon Aktif ... 8

Gambar 2.4 Struktur Karbon Aktif ... 9

Gambar 2.5 Metanol ( CH3OH) ... 14

Gambar 2.6 Etanol ( C2H5OH) ... 14

Gambar 2.7 Amonia Cair (NH3) ... 16

Gambar 2.8 MC-134 ... 16

Gambar 2.9 Perpindahan Panas Konduksi Melalui Sebuah Pelat ... 20

Gambar 2.10 Perpindahan Panas Konveksi dari Permukaan Pelat .... 21

Gambar 2.11 Konveksi Natural pada Bidang Horizontal (tipe a) ... 23

Gambar 2.12 Konveksi Natural pada Bidang Horizontal (tipe b) ... 23

Gambar 3.1 Manometer Vakum ... 26

Gambar 3.2 Agilent ... 26

Gambar 3.3 Pompa Vakum ... 27

Gambar 3.4 Katup ... 27

Gambar 3.5 Pipa Penghubung ... 28

Gambar 3.6 Selang Karet ... 28

Gambar 3.7 Kotak Isolasi Syrofoam ... 29

Gambar 3.8 Set-Up Eksperimental pada Proses Desorpsi ... 29

Gambar 3.9 Set-Up Eksperimental pada Proses Adsorpsi ... 30

Gambar 3.10 Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi dengan gelas ukur tidak Disolasi ... 33

Gambar 3.11 Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi dengan gelas ukur Disolasi ... 34

Gambar 3.12 Dimensi Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi ... 35

Gambar 3.13 Dimensi Adsorber ... 35

Gambar 3.14 Gelas Ukur ... 36

Gambar 3.15 Bentuk Adsorber ... 36


(16)

Gambar 3.17 Pemasangan Kawat Nyamuk ... 37

Gambar 3.18 Penyambungan Pelat Adsorber ... 37

Gambar 3.19 Pemasangan Pipa, Manometer Vakum dan Katup ... 38

Gambar 3.20 Adsorber Lengkap ... 38

Gambar 3.21 Adsorber Setelah Dicat Warna Hitam ... 38

Gambar 3.22 Pembuatan Gelas Ukur ... 39

Gambar 3.23 Gelas Ukur ... 39

Gambar 4.1 Letak Titik-Titik thermocouple pada Alat Penguji ... 41

Gambar 4.2 Grafik Temperatur vs Waktu Pemvakuman Alat Penguji Adsorpsi (metanol) ... 43

Gambar 4.3 Grafik Suhu Rata-Rata vs Waktu pada Adsorber (metanol) ... 43

Gambar 4.4 Grafik Temperatur vs Waktu Pemvakuman (etanol) ... 44

Gambar 4.5 Grafik rata-rata Temperatur vs Waktu pemvakuman Adsorber (etanol) ... 45

Gambar 4.6 Grafik Temperatur vs Waktu Pemvakum (amonia) ... 46

Gambar 4.7 Grafik Suhu Rata-Rata vs Waktu pada Adsorber (amonia) ... 46

Gambar 4.8 Awal Sebelum Pengisian Musicool ke dalam Gelas Ukur ... 47

Gambar 4.9 Proses Pengisian Musicool ke dalam Alat Penguji ... 47

Gambar 4.10 Setelah Pengisian Musicool ke Alat Uji ... 48

Gambar 4.11 Grafik Tekanan vs Waktu Adsorpsi Metanol ... 49

Gambar 4.12 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi pada Adsorber (metanol) ... 50

Gambar 4.13 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Metanol Pada Gelas Ukur ... 50

Gambar 4.14 Grafik Tekanan vs Waktu (etanol) ... 52

Gambar 4.15 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Etanol pada Adsorber ... 52

Gambar 4.16 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Etanol Pada Gelas Ukur ... 53


(17)

Gambar 4.17 Grafik Tekanan vs Waktu Adsorpsi Amonia ... 54 Gambar 4.18 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Amonia

pada Adsorber ... 55 Gambar 4.19 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Amonia

pada Gelas Ukur ... 55 Gambar 4.20 Grafik Temperatur dan Waktu Desorpsi Metanol

pada Adsorber ... 56 Gambar 4.21 Grafik Temperatur Rata-Rata Desorpsi Metanol

pada Adsorber ... 57 Gambar 4.22 Grafik Temperatur vs Waktu Desorpsi Metanol

pada Gelas Ukur ... 57 Gambar 4.23 Grafik Temperatur dan Waktu Desorpsi pada

Adsorber (etanol) ... 58 Gambar 4.24 Grafik Temperatur Rata-Rata Desorpsi Etanol pada

Adsorber ... 59 Gambar 4.25 Grafik Temperatur vs Waktu Desorpsi pada Gelas

Ukur (etanol) ... 59 Gambar 4.26 Grafik Temperatur dan Waktu Desorpsi Amonia

pada Adsorber ... 60 Gambar 4.27 Grafik Temperatur Rata-Rata Desorpsi Amonia

pada Adsorber ... 61 Gambar 4.28 Grafik Temperatur vs Waktu Desorpsi Amonia

pada Gelas Ukur ... 61 Gambar 4.29 Grafik Temperatur vs Waktu Pemvakuman Alat

Penguji Adsorpsi (metanol) ... 63

Gambar 4.30 Grafik Temperatur vs Waktu Pemvakuman (etanol) ... 64

Gambar 4.31 Grafik Temperatur vs Waktu Pemvakum (amonia) ... 64

Gambar 4.32 Grafik Tekanan vs Waktu Adsorpsi Metanol ... 66 Gambar 4.33 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi pada

Adsorber (metanol) ... 66 Gambar 4.34 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Metanol Pada


(18)

Gambar 4.35 Grafik Tekanan vs Waktu (etanol) ... 69 Gambar 4.36 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Etanol

pada Adsorber ... 69 Gambar 4.37 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Etanol Pada

Gelas Ukur ... 70 Gambar 4.38 Grafik Tekanan vs Waktu Adsorpsi Amonia ... 71 Gambar 4.39 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Amonia

pada Adsorber ... 72 Gambar 4.40 Grafik Temperatur vs Waktu Adsorpsi Amonia

pada Gelas Ukur ... 72 Gambar 4.41 Grafik Temperatur dan Waktu Desorpsi Metanol

pada Adsorber ... 73 Gambar 4.42 Grafik Temperatur vs Waktu Desorpsi Metanol

pada Gelas Ukur ... 74 Gambar 4.43 Grafik Temperatur dan Waktu Desorpsi pada

Adsorber (etanol) ... 75 Gambar 4.44 Grafik Temperatur vs Waktu Desorpsi pada Gelas

Ukur (etanol) ... 75 Gambar 4.45 Grafik Temperatur dan Waktu Desorpsi Amonia

pada Adsorber ... 76 Gambar 4.46 Grafik Temperatur vs Waktu Desorpsi Amonia

pada Gelas Ukur ... 77 Gambar 4.47 Mekanisme Perpindahan Panas pada Adsorber ... 83 Gambar 4.48 Konveksi Natural pada Proses Adsorpsi ... 85


(19)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sifat Adsorben Karbon Aktif ... 8

Tabel 2.2 Kegunaan Karbon Aktif ... 11

Tabel 2.3 Standar Mutu Karbon Aktif ... 11

Tabel 2.4 Sifat Metanol ... 13

Tabel 2.5 Sifat Etanol ... 15

Tabel 2.6 Sifat Amonia ... 15

Tabel 2.7 Sifat Musicool ... 17

Tabel 4.1 Data Pengukuran Tekanan dan Temperatur Rata-Rata pada Proses Adsorpsi (metanol) ... 48

Tabel 4.2 Data Pengukuran Tekanan dan Temperatur Rata-Rata Adsorpsi Etanol ... 51

Tabel 4.3 Data Pengukuran Tekanan dan Temperatur Rata-Rata Adsorpsi Amonia ... 53

Tabel 4.4 Data Pengukuran Tekanan dan Temperatur Rata-Rata pada Proses Adsorpsi (metanol) ... 65

Tabel 4.5 Data Pengukuran Tekanan dan Temperatur Rata-Rata Adsorpsi Etanol ... 68

Tabel 4.6 Data Pengukuran Tekanan dan Temperatur Rata-Rata Adsorpsi Amonia ... 71


(20)

DAFTAR SIMBOL

Simbol Arti Satuan

Cp Kalor spesifik tekanan tetap J/kg.K

QL Kalor laten J

Le Kapasitas kalor spesifik laten J/kg

m Massa zat kg

Qs Kalor sensibel J

T Beda temperatur K

x Panjang/tebal pelat m

h koefisien konveksi W(m2K)

A Luas penampang m2

k Koefisien konduksi W/m.K

t interval waktu s

Tgl Temperatur gelas ukur K

Ts Temperatur permukaan adsorber K

Tb Temperatur bawah adsorber K

Tf Temperatur film K

TG Temperatur gelas ukur K

Qc Laju perpindahan panas konduksi W

Qh laju perpindahan panas konveksi W

Qr laju perpindahan panas radiasi W

P Tekanan Vakum cmHg

ε emisitas dari pelat penyerap

ρ Massa jenis kg/cm3


(21)

Akhir-akhir ini mesin pendingin siklus adsorpsi semakin banyak diteliti oleh para ahli karena disamping ekonomis juga ramah lingkungan dan menggunakan energi terbarukan yaitu energi surya. Agar proses adsorpsi dan desorpsi mesin pendingin adsorpsi dapat berjalan dengan baik perlu diketahui jumlah perbandingan yang ideal antara adsorben dengan refrigeran yang digunakan. Data tersebut dapat dicari menggunakan alat penguji kapasitas adsorpsi. Alat penguji kapasitas adsorpsi yang digunakan dilengkapi dengan lampu halogen 1000 W sebagai sumber panas. Adsorber pada alat penguji ini terbuat dari bahan stainless steel yang bertujuan agar tahan terhadap korosi akibat dari variasi refrigeran yang digunakan. Karbon aktif yang digunakan sebagai adsorben yang terbuat dari bahan dasar batok kelapa sebanyak 1 kg. Sedangkan variasi refrigeran yang digunakan ada 4 yaitu metanol, etanol, amonia dan musicool. Diperoleh refrigeran yang paling optimal pada proses adsorpsi-desorpsi adalah metanol. Kapasitas metanol yang dapat diadsorpsi dan didesorpsi oleh adsorben karbon aktif adalah sebanyak 275 mL.

Kata kunci: Adsorpsi, desorpsi, adsorber, karbon aktif, refrigeran.


(22)

Lately adsorption refrigeration cycle more and more scrutinized by experts as well as eco-friendly and economical use of renewable energy is solar energy. In order for the process of adsorption and desorption adsorption refrigeration cycle can run well to note that the ideal number of comparisons between the adsorbent with a refrigerant used. The data can be searched using the adsorption capacity tester. Adsorption capacity tester is used equipped with a 1000 W halogen lamp as a heat source. Adsorber on this tester is made of stainless steel which aims to resist corrosion due to the variation of refrigerant used. Activated carbon is used as adsorbent materials made from coconut shell base as much as 1 kg. While variations exist 4 refrigerant used is methanol, ethanol, ammonia and Musicool. Obtained the optimum refrigerant adsorption-desorption process is methanol. Capacity that can be adsorbed methanol and desorption by activated carbon adsorbent is 275 mL.

Keywords: Adsorption, desorption, adsorption, activated carbon, refrigerants.


(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mesin pendingin pada saat ini merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Mesin pendingin sangat luas penggunaannya seperti pada industri makanan, industri kimia dan farmasi, industri pengkondisian udara, dll. Tetapi mesin pendingin yang banyak digunakan saat ini memanfaatkan energi

listrik yang cukup besar. Penelitian yang dilakukan oleh JICA (Japan

International Cooperation Agency Electric Power Development CO. Ltd. 2009) pada tahun 2009 terhadap gedung-gedung komersial di kota-kota besar perkantoran Swasta, kantor Pemerintah, Mall, Rumah Sakit dan Hotel diperoleh bahwa konsumsi listrik terbesar berada pada pemakaian mesin pengkondisian udara.[2]

Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan di Laboratorium Teknik Pendingin Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara dan juga dari data Kementerian ESDM diperoleh radiasi untuk Kawasan Barat Indonesia (khusunya Medan) mencapai sekitar 4,5 kWh/m2 per hari.[8], [20]

Melihat potensi energi surya di Kawasan Barat Indonesia khusunya Medan cocok dimanfaatkan energi surya untuk mesin pendingin siklus adsorpsi. Mesin ini digerakkan oleh tenaga matahari dan tidak menggunakan energi listrik atau energi mekanik sama sekali. Dengan karakteristik iklim cuaca kota Medan, sangat diperlukan pendinginan yang umumnya digunakan untuk pengkondisian udara. Keunggulan utama siklus adsorpsi ini adalah temperatur regenerasi yang relatif rendah dan tidak memiliki bagian yang berputar karena memanfaatkan efek alamiah.

Namun berdasarkan studi literatur dan penelitian sebelumnya terdapat kelemahan dari siklus adsorpsi ini. Kelemahan tersebut adalah proses adsorpsi-desorpsi yang belum terjadi secara sempurna/baik pada adsorber. Hal ini disebabkan salah satunya adalah belum diketahui berapa jumlah perbandingan yang optimum dari adsorben dan refrigeran agar proses adsorpsi dan desorpsi


(24)

yang terjadi dapat berjalan dengan maksimal. Hal ini dapat ditanggulangi dengan melakukan penelitian di laboratorium.

Pada penelitian ini digunakan digunakan adsorben karbon aktif dan variasi refrijeran seperti metanol, etanol, amonia dan musicool. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan refrijeran yang paling baik diserap oleh adsorben karbon aktif tersebut.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian skripsi ini adalah:

1. Merancang dan membuat alat penguji kapasitas adsorpsi pada mesin

pendingin adsorpsi tenaga surya.

2. Untuk mengetahui perbandingan yang ideal antara adsorben karbon aktif dengan masing-masing refrigeran.

3. Untuk mengetahui kapasitas adsorpsi dari adsorben karbon aktif terhadap masing-masing refrigeran dan kapasitas desorpsinya.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada:

1. Perancangan dan pembuatan alat penguji kapasitas adsorpsi pada mesin

pendingin tenaga surya.

2. Pasangan adsorben dan refrigeran yang dipakai adalah adsorben karbon

metanol, adsorben karbon etanol, adsorben karbon aktif-amonia dan adsorben karbon aktif- musicool.

3. Variabel yang diamati adalah temperatur, kapasitas adsorpsi, tekanan dan waktu.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Memberikan rekomendasi kapasitas adsorpsi-desorpsi adsorben karbon

aktif terhadap beberapa refrigeran.

1.5

Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun atas beberapa bab dengan garis besar tiap bab sebagai berikut:


(25)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas latar belakang penulisan skripsi, tujuan penelitian, batasan masalah dan manfaat penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas teori-teori yang dapat mendukung dan menjadi pedoman dalam penyusunan skripsi. Pada bab ini dibahas refrigeran, seperti metanol, etanol, amonia dan musicool, adsorben, prinsip kerja alat penguji kapasitas adsorpsi dan perpindahan panas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang alat dan bahan yang digunakan dan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian serta flowchart penelitian.

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

Pada bab ini membahas tentang data yang didapat dari pengujian alat dan perhitungan hasilnya.

BAB V KESIMPULAN

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah selesai dilakukan dan saran-saran yang diperlukan untuk perbaikan penelitian selanjutnya.

Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisikan literatur-literatur yang digunakan dalam penyusunan laporan ini.

Lampiran

Lampiran berisikan data dari hasil penelitian yang didapatkan, gambar selama proses pengerjaan alat dan tabel-tabel termodinamika masing refrigeran.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Siklus Adsorpsi

2.1.1 Teori Umum Adsorpsi

Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat terserap: adsorbat) pada permukaannya. Berbeda dengan fluida lainnya dengan membentuk suat

Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan oleh permukaan zat atau benda penyerap dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara substansi dengan penyerapnya.

Adsorpsi adalah pengumpulan dari adsorbat di atas permukaan adsorben, sedang absorpsi adalah penyerapan dari adsorbat ke dalam adsorben dimana disebut dengan fenomena sorption. Materi atau partikel yang diadsorpsi disebut adsorbat, sedangkan bahan yang berfungsi sebagai pengadsorpsi disebut adsorben.

Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika yang disebabkan oleh gaya Van Der dan secara kimia (terjadi reaksi antara zat yang diserap dengan adsorben).

Apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dengan adsorben besar maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada permukaan adsorben. Inilah yang disebut dengan gaya Van Der Waals. Pada proses ini gaya yang menahan molekul fluida pada permukaan solid relatif lemah, dan besarnya sama dengan

gayaVan Der Waals) mempunyai derajat

yang sama dengan panas kondensasi dari gas menjadi cair. Keseimbangan antara permukaan solid dengan molekul fluida biasanya cepat tercapai dan bersifat reversibel.


(27)

Adsorpsi kimia adalah reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang teradsorpsi. Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya yang jauh lebih besar daripada adsorpsi fisika. Karena adanya ikatan kimia maka pada permukaan adsorben akan terbentuk suatu lapisan, di mana terbentuknya lapisan tersebut akan menghambat proses penyerapan selanjutnya oleh bantuan adsorben sehingga efektifitasnya berkurang.[18]

Perhatikan siklus dasar refrigerasi adsorpsi di bawah ini.

Gambar 2.1 Siklus Dasar Refrigerasi Adsorpsi

Pada kondisi awal sistem berada pada tekanan dan temperatur rendah, adsorben memiliki konsentrasi refrigeran yang tinggi dan vessel lain terdapat refrigeran dalam bentuk gas (gambar a). Vessel yang terdapat adsorben


(28)

dipanaskan yang mengakibatkan naiknya temperatur dan tekanan sistem sehingga kandungan adsorbat yang ada di dalam adsorben berkurang atau menguap. Proses berkurangnya kandungan adsorbat pada adsorben pada kasus ini disebut desorpsi.

Refrigeran yang terdesorpsi kemudian terkondensasi sebagai cairan di dalam labu kedua dengan dikeluarkannya panas ke lingkungan dimana tekanan dan temperatur sistem masih tinggi (gambar b). Pemanasan pada labu pertama dihentikan, lalu pada botol labu yang pertama terjadi perpindahan panas ke lingkungan sehingga tekanan sistem menjadi rendah. Tekanan sistem yang rendah menyebabkan adsorbat cair pada botol labu yang kedua menguap dan terserap ke botol pertama yang berisi adsorben. Proses terserapnya adsorbat ke adsorben pada kasus ini disebut adsorpsi. Proses adsorpsi menghasilkan efek pendinginan yang terjadi pada botol labu kedua, dimana pada tekanan rendah panas dari lingkungan diserap untuk menguap adsorbat (d) sampai sistem kembali ke kondisi awal.

Siklus mesin pendingin adsorpsi dapat digambarkan pada diagram Clayperon berikut ini.

Gambar 2.2 Diagram Clayperon pada Sistem Pendingin Siklus Adsorpsi Proses yang terjadi dapat di uraikan sebagai berikut ini.

1. Proses Pemanasan (pemberian tekanan)

Proses pemanasan dimulai dari titik A dimana adsorben berada pada temperatur rendah TA dan tekanan rendah Pe (tekanan evaporator). Adsorber akan


(29)

menerima panas sehingga temperatur adsorber meningkat dan diikuti peningkatan tekanan evaporasi menjadi tekanan kondensasi. Selama proses ini tidak ada aliran refrigeran.

2. Proses desorpsi

Proses desorpsi berlangsung pada waktu panas diberikan dari titik B ke D sehingga adsorber mengalami peningkatan temperatur yang menyebabkan timbulnya uap desorpsi. Sehingga, adsorbat yang berada pada adsorben dalam bentuk gas mengalir ke kondensor untuk mengalami proses kondensasi menjadi cair.

3. Proses Pendinginan (penurunan tekanan)

Proses pendinginan berlangsung dari titik D ke F yang berlangsung pada malam hari. Adsorber melepaskan panas dengan cara didinginkan sehingga suhu di adsorber turun dan diikuti oleh penurunan tekanan dari tekanan kondensasi ke tekanan evaporasi.

4. Proses Adsorpsi

Proses adsorpsi berlangsung dari titik F ke A. Adsorber terus melepaskan panas sehingga adsorber mengalami penurunan temperatur dan tekanan yang menyebabkan timbulnya uap adsorpsi.

2.2 Adsorben 2.2.1 Karbon Aktif

Karbon aktif merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung diusahakan agar tidak terjadi kebocoran udara di dalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Karbon aktif selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap karbon aktif tersebut dilakukan aktivasi dengan aktif faktor bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi.


(30)

Karbon aktif dibagi atas 2 tipe, yaitu karbon aktif sebagai pemucat dan sebagai penyerap uap. Karbon aktif sebagai pemucat biasanya berbentuk bubuk yang sangat halus, digunakan dalam fase cair, berfungsi untuk memindahkan zat-zat pengganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan, membebaskan pelarut dari zat-zat pengganggu dan kegunaan lain yaitu pada industri kimia dan industri baru. Diperoleh dari serbuk-serbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang lemah.

Gambar 2.3 Adsorben Karbon Aktif

Adsorben karbon aktif yang digunakan dalam penelitian ini terbuat dari cangkang kelapa. Adapun sifat dari adsorben karbon aktif yang digunakan adalah sebagai berikut ini.

Tabel 2.1 Sifat Adsorben Karbon Aktif.[18,10] Sifat Adsorben Karbon Aktif

Massa Jenis 352,407-544,629 m3/kg

Pore Volume 0,56-1,20 cm3/g

Diameter rata-rata pori 15-25 Å

Regeneration Temperature 100-140 oC (Steaming)

Ukuran Karbon Aktif 3 mm

Untuk lebih jelasnya perhatikan bagian-bagian dari struktur satu adsorben karbon aktif berikut ini.


(31)

Gambar 2.4 Struktur Karbon Aktif [18]

mempunyai daya serap/adsorpsi yang tinggi terhadap bahan yang berbentuk larutan atau gas.

2.2.2 Pembuatan Karbon Aktif

Untuk membuat antara lain:

1. Karbonisasi atau pembuatan arang dari batok kelapa tua 2. Aktivasi arang batok

Untuk membuat arang dari batok kelapa perlu memenuhi syarat antara lain: tempurung dari kelapa tua dan berkadar air rendah. Syarat ini akan memudahkan proses pengarangan, pematangannya akan berlangsung baik dan merata.

Prinsip dasar aktivasi arang aktif adalah distilasi kering atau pirolisis yaitu pembakaran tanpa menggunakan udara atau oksigen dengan suhu tinggi.

Berikut cara kerja pembuatan

1. Karbonisasi atau pembuatan arang

Untuk membuat arang ada beberapa cara, yang pertama cukup dimasukkan ke dalam drum minyak, kemudian tempurung dibakar saat awal saja, kemudian setelah menyala ditutup. Harap ingat, drum harus dikasih lubang udara sedikit untuk melihat apakah arang sudah jadi atau belum, bisa dilihat dari indikasi asap yang keluar.


(32)

Cirinya adalah jika asap tebal dan putih, berarti batok sedang mengering, jika asap tebal dan kuning, berarti sedang terjadi pengkarbonan, Pada fase ini sebaiknya tungku ditutup dengan maksud agar oksigen pada ruang pengarangan serendah-rendahnya sehingga diperoleh hasil arang yang baik. Untuk pengaturan udara di dalam tungku bisa diatur dengan membuka tutup lubang udara.

Kemudian jika asap semakin menipis dan berwarna biru, berarti pengarangan hampir selesai, tunggu sampai arang menjadi dingin. Setelah dingin arang bisa di bongkar.

2. Aktivasi

Adapun prosedur atau langkah-langkah untuk mengaktifkan karbon dapat dilakukan dengan berikut ini.

a. Arang dimasukkan ke dalam tangki aktivasi (pirolisis) dan ditutup rapat. b. Pastikan sambungan pipa pendingin, dan termocouple untuk pengamatan

temperatur berfungsi sebagaimana mestinya.

c. Alirkan air pendingin ke dalam pipa pendingin, kemudian kompor tungku pirolisis mulai dinyalakan. Kompor bisa menggunakan bahan bakar minyak tanah atau solar. Pengaturan api bisa diatur menggunakan kompresor.

d. Melakukan pengamatan terhadap kerja dari tungku aktivasi dengan

mengamati kenaikan temperatur. Temperatur selama proses sekitar 600°C apabila temperatur telah mencapai 600°C dan terlihat pada ujung pendingin tidak adanya tar (cairan berwarna coklat) yang keluar, ditandai dengan adanya gelembung air, maka pembakaran dipertahankan selama 3 jam. Setelah waktu tersebut proses telah selesai.

e. Kemudian api dimatikan, dan tungku aktivasi dibiarkan sampai dingin, setelah itu bisa dibuka dan dikeluarkan untuk dilakukan penggilingan sesuai mesh yang diinginkan. Arang aktif atau karbon aktif siap digunakan.

2.3.3 Kegunaan Karbon Aktif

Karbon aktif digunakan secara luas dalam industri kimia, makanan dan farmasi. Pada umumnya karbon aktif digunakan sebagai bahan penyerap dan


(33)

penjernih. Dalam jumlah yang kecil digunakan juga sebagai katalisator. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.2 Kegunaan Karbon Aktif [17]

Maksud/Tujuan Pemakaian

1. Pemurnian gas Desulfurisasi, menghilangkan gas beracun, bau busuk, asap, menyerap racun.

2. Pengolahan LNG Desulfurisasi dan penyaringan berbagai bahan mentah dan reaksi gas.

3. Katalisator Reaksi katalisator atau pengangkut vinil klorida dan

vinil acetat

4. Lain-lain Menghilangkan bau dalam kamar pendingin dan

mobil, bahan adsorben pada mesin pendingin siklus adsorpsi

Syarat mutu karbon aktif menurut Standar Industri Indonesia (SII No. 0254-79) adalah seperti tabel berikut ini.

Tabel 2.3 Standar Mutu Karbon Aktif [17]

Jenis Uji Satuan Persyaratan

1. Bagian yang hilang pada pemanasan 95oC % Maksimum 15

2. Air % Maksimum 10

3. Abu % Maksimum 2,5

4. Bagian yang tidak mengarang % Tidak ternyata

2.3 Refrigeran

Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara. Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda atau udara yang didinginkan dan membawanya kemudian membuangnya ke udara sekeliling di luar benda.

Berdasarkan jenis senyawanya, refrigeran dapat dikelompokan menjadi 7 kelompok yaitu sebagai berikut [19]:


(34)

Kelompok refrigeran senyawa halokarbon diturunkan dari hidrokarbon (HC) yaitu metana (CH4), etana (C2H6), atau dari propana (C3H8) dengan

mengganti atom-atom hidrogen dengan unsur-unsur halogen seperti khlor (Cl), fluor (F), atau brom (Br). Jika seluruh atom hidrogen tergantikan oleh atom Cl dan F maka refrigeran yang dihasilkan akan terdiri dari atom khlor, fluor dan karbon. Refrigeran ini disebut refrigeran chlorofluorocarbon (CFC). Jika hanya sebagian saja atom hidrogen yang digantikan oleh Cl dan atau F maka refrigeran yang terbentuk disebut hydrochlorofluorocarbon (HCFC). Refrigeran halokarbon yang tidak mengandung atom khlor disebut hydrofluorocarbon (HFC).

2. Kelompok refrigeran senyawa organik cyclic.

Kelompok refrigeran ini diturunkan dari butana. Aturan penulisan nomor refrigeran adalah sama dengan cara penulisan refrigeran halokarbon tetapi ditambahkan huruf C sebelum nomor. Contoh dari kelompok refrigeran ini adalah:

1. R-C316 C4Cl2F6 1,2-dichlorohexafluorocyclobutane

2. R-C317 C4ClF7 chloroheptafluorocyclobutane

3. R-318 C4F8 octafluorocyclobutane

4. Kelompok refrigeran campuran Zeotropik.

Kelompok refrigeran ini merupakan refrigeran campuran yang bisa terdiri dari campuran refrigeran CFC, HCFC, HFC, dan HC. Refrigeran yang terbentuk merupakan campuran tak bereaksi yang masih dapat dipisahkan dengan cara destilasi.

5. Kelompok refrigeran campuran Azeotropik.

Kelompok refrigeran Azeotropik adalah refrigeran campuran tak bereaksi yang tidak dapat dipisahkan dengan cara destilasi. Refrigeran ini pada konsentrasi, tekanan dan temperatur tertentu bersifat azeotropik, yaitu mengembun dan menguap pada temperatur yang sama, sehingga mirip dengan refrigeran tunggal. Namun demikian pada kondisi (konsentrasi, temperatur atau tekanan) yang lain refrigeran ini bisa saja menjadi bersifat zeotropik.


(35)

Kelompok refrigeran ini sebenarnya terdiri dari unsur C, H dan lainnya. Namun demikian cara penulisan nomornya tidak dapat mengikuti cara penomoran refrigeran halokarbon karena jumlah atom H nya jika ditambah dengan 1 lebih dari 10 sehingga angka kedua pada nomor refrigeran menjadi dua digit. Sebagai contoh butana (C4H10), jika dipaksakan dituliskan sesuai dengan

cara penomoran refrigeran halokarbon, maka refrigeran ini akan bernomor R-3110, sehingga akan menimbulkan kerancuan.

7. Kelompok refrigeran senyawa anorganik.

Kelompok refrigeran ini diberi nomor yang dimulai dengan angka 7 dan digit selanjutnya menyatakan berat molekul dari senyawanya. Contoh dari refrigeran ini adalah:

• R-702 : hidrogen

• R-704 : helium

• R-717 : amonia

• R-718 : air

• R-744 : O2

• R-764 : SO2

8. Kelompok refrigeran senyawa organik tak jenuh.

Kelompok refrigeran ini mempunyai nomor empat digit, dengan menambahkan angka keempat yang menunjukkan jumlah ikatan rangkap di depan ketiga angka yang sudah dibahas dalam sistem penomoran refrigeran halokarbon.[19]

2.3.1 Metanol

Untuk terjadinya suatu proses pendinginan diperlukan suatu bahan yang mudah dirubah bentuknya dari gas menjadi cair atau sebaliknya. Adapun sifat Metanol dapat dilihat seperti tabel berikut ini.

Tabel 2.4 Sifat Metanol[18,10]

Sifat Metanol


(36)

Panas Laten Penguapan (Le)

-97,7oC

64,5oC

Flammable (F), Toxic (T)

1100 kJ/kg

Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus. Metanol merupakan bentuk metanol berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan dari pada Metanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan aditif bagi etanol industri.

Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari uap metanol tersebut akan

sinar[17]

Gambar 2.5 Metanol ( CH3OH) 2.3.2 Etanol

Etanol disebut juga etil alkohol/alkohol murni/alkohol absolut atau alkohol saja yaitu sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna. Senyawa ini merupakan pada rekreasi yang paling tua.


(37)

Gambar 2.6 Etanol ( C2H5OH)

Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal dengan

C2H5OH dan

singkatan dari gugus etil (C2H5). Sifat etanol dapat dilihat seperti pada tabel

berikut ini.

Tabel 2.5 Sifat Etanol[10,18]

Sifat Etanol

Massa jenis

Panas Laten Penguapan (Le)

783 kg/m³, cair –114,2 °C 78,2 °C

F (Flammable): mudah terbakar

838,3 kJ/kg

Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.

2.3.3 Amonia

Amonia adalah

didapati berupa amonia dapat dilihat seperti tabel di bawah ini.


(38)

Tabel 2.6 Sifat Amonia[10,18]

Sifat Amonia

Massa jenis

Panas Laten Penguapan (Le)

682 kg/m³, cair –77,7°C -33,3 °C Kautik, korosif 1357 kJ/kg

Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaa Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan

Sekalipun amonia diatur sebagai gas tak mudah

terbakar, amonia masih digolongkan sebagai baha

Gambar 2.7 Amonia Cair (NH3) 2.3.4 Musicool

Refrigeran hidrokarbon merupakan refrigeran alternatif jangka panjang refrigeran CFC/HCFC. Dua keunggulaan penting yang dimilikinya adalah ramah lingkungan dan karakteristik termodinamika yang handal sehingga meningkatkan kinerja dan menghemat konsumsi energi sistem refrigerasi secara aman.

Musicool adalah refrigeran dengan bahan dasar hidrokarbon alam sehinggga termasuk dalam kelompok refrigeran ramah lingkungan, yang


(39)

dirancang sebagai alternatif pengganti refrigeran sintetik yang masih memiliki potensi merusak alam.

Gambar 2.8 MC-134

Musicool telah memenuhi persyaratan teknis sebagai refrigeran. Dari hasil pengujian menunjukan bahwa dengan beban pendinginan yang sama, musicool memiliki keunggulan-keunggulan dibanding refrigeran sintetik, diantaranya beberapa parameter memberikan indikasi data lebih kecil, seperti: kerapatan

bahan (density), rasio tekanan kondensasi terhadap evaporasi dan nilai

viskositasnya. Sedangkan beberapa parameter lain memberikan indikasi data lebih besar, seperti: efek refrigerasi, COP, kalor laten, dan konduktivitas bahan. Perhatikan tabel sifat musicool di bawah ini.

Tabel 2.7 Sifat Musicool [16]

No Parameter MC-12 MC-22 MC-134

1. Normal boiling point, °C -32,90 -42,05 -33,98

2. Temperatur kritis, °C 115,5 96,77 113,8

3. Tekanan kritis, Psia 588,6 616,0 591,8

4. Panas jenis cairan jenuh pada 37,8° C,kJ/kgK 2,701 2,909 2,717 5. Panas jenis uap jenuh pada 37,8 ° C, kJ/ kgK 2,003 2,238 2,014

6. Tekanan cairan jenuh pada 37,8 °C, Psia 134,4 188,3 139,4

7. Kerapatan cairan jenuh pada 37,8°C (kg/m³) 503,5 471,3 500,6


(40)

Hidrokarbon dapat terbakar bila berada di dalam daerah segitiga api yaitu tersedianya hidrokarbon, udara dan sumber api. Jika salah satu dari ketiga faktor tersebut tidak terpenuhi maka proses kebakaran tidak akan tejadi. Hal ini mengakibatkan tidak akan terjadi kebakaran di dalam sistem refrigerasi karena tidak adanya udara (tekanan sistem refrigerasi lebih tinggi dari tekanan atmosfer).

Hidrokarbon termasuk kelompok refrigeran A3, yaitu refrigeran tidak

beracun yang mempunyai batas nyala bawah (Low Flammability Limit/LFL)

kurang dari 3,5%. Hidrokarbon dapat terbakar jika berada di antara ambang batas nyala 2-10% volume. Bila konsentrasi hidrokarbon di udara kurang dari 2% maka tidak cukup hidrokarbon untuk terjadinya pembakaran, demikian juga bila konsentrasinya di atas 10% karena oksigen tidak cukup untuk terjadinya pembakaran.

2.4 Keamanan Refrigeran

Refrigeran dirancang untuk digunakan pada ruangan tertutup atau tidak bercampur dengan udara luar. Jika ada kebocoran karena sesuatu hal yang tidak diinginkan, maka refrigeran ini akan keluar sistem dan bisa saja terhirup oleh manusia. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka refrigeran harus dikategorikan aman atau tidak aman. Ada dua faktor yang digunakan untuk mengklasifikasikan refrigeran berdasarkan keamanan, yaitu bersifat racun dan mudah terbakar.

Berdasarkan toxicity, refrigeran dapat dibagi dua kelas, yaitu kelas A bersifat tidak beracun pada konsentrasi yang ditetapkan dan kelas B jika bersifat racun. Batas yang digunakan untuk mendefinisikan sifat racun atau tidak adalah sebagai berikut. Refrigeran dikategorikan tipe A jika pekerja tidak mengalami gejala keracunan meskipun bekerja lebih dari 8 jam/hari (40 jam/minggu) di lingkungan yang mengandung konsentrasi refrigeran sama atau kurang dari 400 ppm (part per million by mass). Sementara kategori B sebaliknya.

Berdasarkan sifat mudah terbakar, refrigeran dapat dibagi atas 3 kelas, kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Yang disebut kelas 1 jika mudah terbakar jika diuji pada tekanan 1 atm (101 kPa) temperatur 18,3oC. Kelas 2 jika menunjukkan keterbakaran yang rendah saat konsentrasinya lebih dari 0,1 kg/m3 pada 1 atm dan


(41)

temperatur 21,1oC atau kalor pembakarannya kurang dari 19 MJ/kg. Kelas 3 sangat mudah terbakar. Refrigeran ini akan terbakar jika konsentrasinya kurang dari 0,1 kg/m3 ataun kalor pembakarannya lebih dari 19 MJ/kg.

Berdasarkan defenisi ini, sesuai dengan standar 34-1997. Refrigeran diklasifikasikan menjadi 6 kategori.[2]

1. A1 : sifat racun rendah dan tidak terbakar.

2. A2 : Sifat racun rendah dan sifat terbakar rendah. 3. A3 : Sifat racun rendah dan mudah terbakar. 4. B1 : sifat racunlebih tinggi dan tidak terbakar.

5. B2 : sifat racun lebih tinggi dan sifat terbakar rendah. 6. B3 : sifat racun lebih tinggi dan mudah terbakar.

2.5 Kalor (Q)

Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat mengakibatkan perubahan suhu. Pada abad ke 19 berkembang teori bahwa kalor merupakan fluida ringan yang dapat mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah, jika suatu benda mengandung banyak kalor, maka suhu benda itu tinggi (panas). Sebaliknya, jika benda itu mengandung sedikit kalor, maka dikatakan benda itu bersuhu rendah (dingin). Kuantitas energi kalor (Q) dihitung dalam satuan joules (J). Laju aliran kalor dihitung dalam satuan joule per detik (J/s) atau watt (W). Laju aliran energi ini juga disebut daya, yaitu laju dalam melakukan usaha

2.5.1 Kalor Laten

Suatu bahan biasanya mengalami perubahan temperatur bila terjadi perpindahan kalor antara bahan dengan lingkungannya. Pada suatu situasi tertentu, aliran kalor ini tidak merubah temperaturnya. Hal ini terjadi bila bahan mengalami perubahan fasa. Misalnya padat menjadi cair, cair menjadi uap dan perubahan struktur kristal (zat padat). Energi yang diperlukan disebut kalor transformasi. Kalor yang diperlukan untuk merubah fasa dari bahan bermassa m adalah

QL = Le m ... (2.1)


(42)

QL = Kalor laten (J)

Le = Kapasitas kalor spesifik laten (J/kg)

M = Massa zat (kg)

2.5.2 Kalor Sensibel

Tingkat panas atau intensitas panas dapat diukur ketika panas tersebut merubah temperatur dari suatu substansi. Perubahan intensitas panas dapat diukur dengan termometer. Ketika perubahan temperatur didapatkan, maka dapat diketahui bahwa intensitas panas telah berubah dan disebut sebagai kalor sensibel. Dengan kata lain, kalor sensibel adalah kalor yang diberikan atau yang dilepaskan oleh suatu jenis fluida sehingga temperaturnya naik atau turun tanpa menyebabkan perubahan fasa fluida tersebut.

Qs = m Cp∆T ... (2.2)

Dimana:

Qs = Kalor sensible (J)

Cp = Kapasitas kalor spesifik sensibel (J/kg.K)

∆T = Beda temperatur (K)

2.5.3 Perpindahan Panas

Panas hanya akan berpindah jika ada perbedaan temperatur, yaitu dari sistem yang bertemperatur tinggi ke sistem bertemperatur rendah. Perbedaan temperatur ini mutlak diperlukan sebagai syarat terjadinya perpindahan panas. Selama ada perbedaan temperatur antara dua sistem maka akan terjadi perpindahan panas. Mekanisme perpindahan panas yang terjadi dapat dikategorikan atas 3 jenis yaitu: konduksi, konveksi dan radiasi

1. Konduksi

Perpindahan panas dari partikel yang lebih panas ke partikel yang lebih dingin sebagai hasil dari interaksi antara partikel tersebut. Karena partikelnya tidak berpindah, umumnya konduksi terjadi pada medium padat, tetapi bisa juga cair dan gas. Perpindahan panas di sini terjadi akibat interaksi antara partikel tanpa diikuti perpindahan partikelnya. Perhatikan gambar di bawah ini.


(43)

Gambar 2.9 Perpindahan Panas Konduksi Melalui Sebuah Pelat Secara matematik, untuk plat datar seperti gambar di atas ini, laju perpindahan panas konduksi dirumuskan dengan persamaan:

�� = ��∆�∆�. . . (2.3)

Atau sering dirumuskan dengan persamaan berikut ini.

�� = ������ . . . (2.4) [ lit.3]

Dimana:

�� = Laju aliran energi (W)

A = Luas penampang (m2)

∆T = Beda temperatur (K)

x = Panjang (m)

k = Daya hantar (konduktivitas) (W/m.K)

2. Konveksi

Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas antara permukaan padat yang berbatasan dengan fluida mengalir. Fluida di sini bisa dalam fasa cair atau fasa gas. Syarat utama mekanisme perpindahan panas konveksi adalah adanya aliran fluida. Perhatikan gambar di bawah ini.

Qc


(44)

Gambar 2.10 Perpindahan Panas Konveksi dari Permukaan Pelat

Secara matematik perpindahan panas konveksi pada permukaan pelat rata dapat dirumuskan dengan persamaan berikut ini.

Qh = hA(Ts-TL) ... (2.5) [lit.4]

Dimana:

Qh = Laju perpindahan panas konveksi (W)

h = Koefisien konveksi (W/m2K)

A = Lluas penampang perpidahan panas (m2)

Ts = Temperatur permukaan

TL = Temperatur fluida

3. Radiasi

Perpindahan panas radiasi adalah panas yang dipindahkan dengan cara memancarkan gelombang elektromagnetik. Berbeda dengan mekanisme konduksi dan konveksi, radiasi tidak membutuhkan medium perpindahan panas. Sampainya sinar matahari ke permukaan bumi adalah contoh yang jelas dari perpindahan panas radiasi.

Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung laju perpindahan panas radiasi antara permukaan pelat (gambar 2.10) dan lingkungannya adalah:

Qr= eσAT4 ...(2.6)

Dimana

Qr = Laju perpindahan panas radiasi (W)

σ = Konstanta Boltzman: 5,67 x 10-8 W/m2 K4

e = Emisivitas (0 ≤ e ≤ 1)


(45)

4. Konveksi Natural

Jika aliran fluida terjadi secara alami, sebagai akibat perpindahan panas yang terjadi. Konveksi ini disebut konveksi natural atau kadang disebut konveksi bebas dalam bahasa Inggris disebut natural convection atau free convection.

Pada kasus konveksi natural pada bidang horizontal panjang yang digunakan menghitung bilangan RaL adalah panjang karakteristik yang didefinisikan dengan

persamaan:

�= �. . . (2.7) [lit.4]

Dimana A menyatakan luas bidang horizontal dan K adalah keliling. Dengan menggunakan panjang karakteristik (L) ini bilangan RaL dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan berikut (2.8). RaL = ��

(�−�)�3

�2 ��...(2.8)

Pola konveksi natural pada permukaan horizontal diperlihatkan seperti gambar berikut ini.

Gambar 2.11 Konveksi Natural pada Bidang Horizontal (tipe a)

Persamaan untuk menghitung Nu seperti gambar di atas (bidang

horizontal) dapat digunakan yang diajukan oleh Llyod Moran (1974): Untuk 104 < RaL < 107 :

Nu = 0,54R�0,25...(2.9) Untuk 107 < RaL < 109

Nu = 0,15R�1/3...(2.10)

Jika polanya ditunjukkan seperti gambar di bawah ini, yaitu fluida panas akan terdesak dari permukaan yang panas dan mengalir ke sebelah luar. Untuk

Ts Tr < Ts


(46)

mengisi kekosongan akibat aliran ini maka fluida dibawahnya akan mengalir ke atas.

Gambar 2.12 Konveksi natural pada bidang horizontal (tipe b)

Persamaan menghitung bilangan Nu untuk kasus ini dapat digunakan persamaan dapat dituliskan:

Nu = 0,27��0,25...(2.11) Persamaan ini berlaku untuk 105 < Ra


(47)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Tempat penelitian adalah laboratorium Teknik Pendingin, gedung Fakultas Teknik USU. Waktu pelaksanaan penelitian ± 6 bulan.

3.2 Bahan

Pada penelitian ini, bahan pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Adsorben karbon aktif.

Adsorben yang digunakan pada penelitian ini adalah karbon aktif sebanyak 1 kg. Adsorben karbon aktif ini terbuat dari cangkang kelapa.

2. Refrigeran

Untuk terjadinya suatu proses pendinginan diperlukan suatu bahan yang mudah dirubah bentuknya dari gas menjadi cair atau sebaliknya. Refrigeran yang digunakan pada pengujian ini adalah:

• Metanol sebanyak 1 liter

• Etanol sebanyak 1 liter

• Amonia sebanyak 1 liter

• Musicool 1 liter

3.3 Alat Ukur yang Digunakan pada Pengujian Kapasitas Adsorpsi

Alat-alat ukur yang digunakan pada pengujian kapasitas adsorpsi ini adalah sebagai berikut.


(48)

1. Manometer Vakum

Manometer vakum digunakan untuk mengukur tekanan di dalam alat penguji kapasitas adsorpsi. Alat ini juga dapat dipakai untuk melihat/mengecek apakah alat penguji mengalami bocor atau tidak.

Gambar 3.1 Manometer Vakum Spesifikasi:

Buatan : Jerman

Max. tekanan : 0 cmHg Min. tekanan : -76 cmHg 2. Agilent

Agilent digunakan untuk mengukur temperatur pada adsorber dan gelas ukur dimana alat ini bekerja secara otomatis dan mencatat hasil pengukuran dalam bentuk exel.

Gambar 3.2 Agilent Spesifikasi


(49)

Buatan : Belanda

Jumlah sensor thermocouple : 20 channels multiplexer

Volt : 250 V

3.4 Peralatan yang Digunakan

1. Pompa Vakum

Pompa vakum digunakan untuk memvakumkan alat penguji kapasitas adsorpsi dan mengeluarkan partikel-partikel/kotoran dan mengeluarkan uap air dari adsorber.

Gambar 3.3 Pompa Vakum Spesifikasi:

Merek : ROBINAIR

Model No. : 15601

Kapasitas : 142 l/m

Motor H.p : ½

Volt : 110-115 V / 220-250 V

2. Katup

Katup ini berfungsi sebagai pengatur aliran refrigeran pada alat penguji ketika pengujian berlangsung. Pada desain ini digunakan katup sebanyak empat buah. Pada adsorber dipasang dua buah katup yang masing-masing berfungsi sebagai pengatur aliran refrigeran dari gelas ukur ke adsorber (pada saat adsorpsi) dan sebaliknya. Katup yang satu lagi berfungsi untuk pemvakuman alat penguji kapasitas adsorpsi.


(50)

Gambar 3.4 Katup

Pada gelas ukur juga dipakai 2 katup. Satu katup berfungsi untuk mengatur aliran dari gelas ukur ke adsorber (pada saat adsorpsi) dan sebaliknya. Katup yang lain berfungsi untuk pemasukan refrigeran ke gelas ukur.

3. Pipa Penghubung

Pipa penghubung ini mengunakan bahan stainless steel yang berdiameter ¾” dengan panjang keseluruhan 40 cm.

Gambar 3.5 Pipa penghubung 4. Selang Karet

Selang karet berfungsi untuk menghubungkan aliran refrigeran dari gelas ukur ke adsorber. Selang karet yang berdiameter ¾” memiliki panjang 1 meter.

Gambar 3.6 Selang Karet 5. Kotak Isolasi gelas ukur


(51)

Kotak isolasi ini berfungsi untuk mengisolasi gelas ukur supaya tidak ada dipengaruhi oleh lingkungan. Kotak isolasi terbuat dari bahan syrofoam. Tebal styrofoam adalah 2,5 cm. Adapun ukuran styrofoam adalah P x L x T = 47 cm x 32cm x 32 cm. Berikut ini gambar styrofoam yang digunakan

Gambar 3.7 Kotak Isolasi Styrofoam

3.5 Set-Up Eksperimental

Wadah yang berisi adsorben karbon aktif (adsorber) dipanaskan sehingga temperatur dan tekanan meningkat yang menyebabkan timbulnya uap desorpsi. Adsorbat dalam bentuk cair akan mengalir ke gelas ukur.

Set-Up eksperimental dapat dilihat seperti gambar 3.8 s.d 3.9 berikut ini.

Qin


(52)

Gambar 3.8 Set-Up Eksperimental pada Proses Desorpsi

Proses desorpsi terjadi karena panas yang berasal dari lampu penguji berpindah secara radiasi ke adsorber. Refrigeran yang berada dalam adsorben karbon aktif akan menimbulkan uap desorpsi. Uap ini akan mengalir ke gelas ukur melalui selang. Uap ini akan berubah fasa menjadi cair di dalam gelas ukur.

Kemudian adsorber melepaskan panas sehingga adsorber terus mengalami penurunan temperatur dan tekanan yang menyebabkan timbulnya uap adsorpsi. Adsorbat dalam bentuk uap mengalir dari gelas ukur ke adsorber. Adsorbat dalam bentuk uap dihasilkan dari proses penyerapan kalor oleh adsorbat dari lingkungan sebesar kalor laten penguapan adsorbat tersebut. Proses ini berlangsung pada tekanan saturasi yang rendah sehingga penyerapan kalor berlangsung pada temperatur yang rendah pula. Proses tersebut dinamakan adsorpsi.

Refrigeran menguap Konveksi


(53)

Gambar 3.9 Set-Up Eksperimental pada Proses Adsorpsi

3.5.1 Prosedur Pengujian

Prosedur pengujian dapat diuraikan sebagai berikut ini.

1. Proses assembling/penyambungan alat penguji kapasitas adsorpsi. Komponen adsorber dengan gelas ukur dirangkai/dihubungkan dengan baik. Pada persambungan pipa dilem dengan baik dan kuat untuk menghindari kebocoran.

2. Kemudian dipasang termokopel agilent, pada adsorber (4 titik) dan pada gelas ukur (3 titik). Agilent dinyalakkan sehingga data-data temperatur pada setiap titik termokopel tersimpan otomatis.

3. Adsorber dipanaskan selama 7 jam (mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB).

4. Kemudian pada pukul 17.00 WIB dilakukan pemvakuman dengan

mengunakan pompa vakum untuk mengeluarkan gas/udara dan air/uap air yang terdapat pada adsorben karbon aktif. Setelah kondisi vakum, kemudian semua katup ditutup.

5. Pada gelas ukur diisi refrigeran. Pengujian pertama mengunakan metanol, pengujian kedua menggunakan etanol, pengujian ketiga menggunakan amonia dan pengujian terakhir adalah refrigeran musicool. Kemudian lampu alat penguji kapasitas adsorpsi dimatikan. Data temperatur adsorber dan gelas ukur akan otomatis tersimpan pada agilent dalam bentuk exel.

6. Kemudian gelas ukur dimasukkan ke dalam kotak styrofoam dan pada

styrofoam diisikan es sebanyak 5 kg. Hal ini bertujuan untuk melihat berapa refrigeran yang dapat diserap oleh karbon aktif dengan kondisi bagian luarnya sudah menjadi es. Karena gelas ukur nantinya akan digantikan fungsinya oleh evaporator pada mesin pendingin siklus adsorpsi tenaga surya.

7. Katup antara adsorber dan gelas ukur dibuka untuk memulai proses adsorpsi (pukul 17.00 WIB sampai keesokan harinya pukul 10.00 WIB). Temperatur adsorber akan turun seiring dengan turunnya temperatur lingkungan. Pada


(54)

malam hari dengan turunya temperatur adsorber, maka karbon aktif akan menyerap refrigeran sehingga refrigeran akan menguap dan naik ke adsorben karbon aktif. Tekanan adsorpsi dicatat setiap jamnya.

8. Proses desorpsi mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB

dengan menyalakkan lampu pemanas alat penguji kapasitas adsorpsi (1000 W). Seiring dengan naiknya temperatur adsorber maka refrigeran akan menguap dari adsorben karbon aktif dan masuk ke gelas ukur dalam fasa cair.

3.6 Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi

Alat penguji kapasitas adsorpsi ini dirancang untuk adsorben kabon aktif sebanyak 1 kg. Lampu yang digunakan ada dua buah (lampu halogen) dengan daya masing-masing sebesar 500 W (total 1000 W). Pada alat penguji adsorpsi dilengkapi sensor thermocoupel 7 titik (untuk mengukur temperatur), manometer vakum (untuk mengukur tekanan dalam alat penguji) dan juga gelas ukur untuk mengukur volume refrigeran yang dapat di serap dan dilepaskan oleh adsorben karbon aktif.

Alat penguji kapasitas adsorpsi dapat dilihat secara jelas seperti gambar 3.10 berikut ini.


(55)

Thermocuople (6 titik)

Gambar 3.10 Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi dengan gelas ukur tidak Disolasi

Double Spot Light (1000 W)

Manometer Vakum

Selang

Katup

Gelas Ukur

Thermocuople (6 titik) Adsorber


(56)

Gambar 3.11 Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi dengan gelas ukur Disolasi

3.6.1 Dimensi Utama Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi

Adapaun dimensi-dimensi alat penguji kapasitas adsorpsi dapat digambarkan sebagai berikut ini.

Kotak isolasi styrofoam


(57)

Gambar 3.12 Dimensi Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi

a. Adsorber

Adsorber adalah alat yang digunakan untuk menangkap panas dari radiasi lampu. Adsorber terbuat dari pelat rata yang terbuat dari stainless steel dengan ketebalan 1 mm dengan luas permukaan 0,07 m2. Pada bagian atas sebelah dalam adsorber diisi dengan karbon aktif sebanyak 1 kg. Perhatikan gambar di bawah ini.


(58)

10

Gambar 3.13 Dimensi Adsorber

b. Gelas Ukur

Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume refrigeran yang dapat diserap oleh adsorben karbon aktif pada saat adsorpsi dan volume refrigeran yang kembali pada saat desorpsi. Adapun dimensi gelas ukur sebagai berikut ini.

Gambar 3.14 Gelas Ukur

3.7 Langkah Pembuatan Alat Penguji Kapasitas Adsorpsi

3.7.1 Pembuatan Adsorber

1. Adsober terbuat dari pelat stainless steel dengan tebal 1 mm. Adsorber dibentuk sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan. Setelah pelat stainless steel tersebut dipotong kemudian dihubungkan/disambung dengan las argon. Las argon dipilih supaya hasil sambungan lebih kuat dan terhindar dari kebocoran.

Gambar 3.15 Bentuk Adsorber

2. Kemudian adsorber diisi dengan adsorben karbon aktif. Adsorben karbon aktif diisi sebanyak 1 kg. Kemudian karbon aktif diratakan di dalam adsorber.


(1)

1537 11:36:27:020 183.3 76.83 175.64 161.76 19.04 7.55 9.59

1538 11:37:26:984 184.05 76.86 174.61 161.82 19.07 7.52 9.58

1539 11:38:27:007 183.15 76.91 175.93 161.52 19.06 7.49 9.61

1540 11:39:27:019 184.84 77.15 175.49 162.64 19.09 7.45 9.62

1541 11:40:26:973 184.63 77.09 175.07 162.65 19.06 7.46 9.62

1542 11:41:26:973 186.15 77.35 175.10 161.93 19.12 7.60 9.69

1543 11:42:26:986 185.38 77.45 175.57 163.78 19.15 7.61 9.67

1544 11:43:26:994 186.07 77.61 174.12 160.77 19.11 7.50 9.84

1545 11:44:27:007 186.64 77.58 175.90 163.18 19.11 7.65 9.97

1546 11:45:27:016 188.49 77.60 176.84 163.52 19.14 7.65 10.05

1547 11:46:27:016 189.59 77.77 175.39 161.16 19.13 7.56 10.24

1548 11:47:26:973 188.47 77.82 176.36 161.76 19.19 7.67 10.45

1549 11:48:27:007 186.8 77.73 176.07 162.41 19.18 7.67 10.65

1550 11:49:26:978 187.85 77.93 175.29 162.30 19.21 7.56 10.87

1551 11:50:26:981 188.29 77.97 175.13 164.48 19.19 7.56 10.98

1552 11:51:26:985 187.97 77.69 175.66 162.91 19.20 7.67 10.11

1553 11:52:27:001 186.91 77.81 176.33 163.27 19.16 7.48 10.22

1554 11:53:26:973 187.82 78.09 176.35 161.10 19.20 7.53 10.29

1555 11:54:26:989 188.05 78.07 175.99 161.32 19.27 7.64 10.31

1556 11:55:26:996 188.75 78.05 176.06 163.21 19.25 7.67 10.46

1557 11:56:27:017 189.88 78.16 176.08 162.76 19.25 7.62 10.55

1558 11:57:27:019 189.32 77.94 175.92 162.31 19.21 7.50 10.58

1559 11:58:26:983 189.18 77.96 174.57 160.88 19.28 7.69 10.61

1560 11:59:26:993 189.91 77.95 174.06 161.75 19.22 7.49 10.58

1561 12:00:26:974 190.05 77.84 175.92 163.63 19.25 7.66 10.68

1562 12:01:26:982 189.36 77.86 175.52 162.04 19.22 7.54 10.57

1563 12:02:27:015 189.52 78.24 176.49 162.24 19.29 7.64 10.64

1564 12:03:26:979 190.7 78.15 177.12 161.26 19.23 7.51 10.61

1565 12:04:26:977 190.76 78.28 177.46 161.93 19.29 7.64 10.78

1566 12:05:26:984 191.78 78.04 176.72 161.54 19.24 7.66 10.71

1567 12:06:27:009 191.76 78.34 177.17 161.32 19.28 7.65 11.79

1568 12:07:26:979 194.05 78.07 175.43 161.01 19.19 7.52 11.74

1569 12:08:26:995 191.6 78.32 175.74 163.43 19.29 7.68 11.81

1570 12:09:27:004 191.31 78.09 176.35 163.23 19.23 7.70 11.70

1571 12:10:26:973 190.31 78.43 176.35 163.34 19.28 7.65 11.88

1572 12:11:26:978 192.04 78.35 176.70 163.03 19.27 7.71 11.80

1573 12:12:26:987 185.8 78.39 176.96 164.50 19.25 7.70 11.86

1574 12:13:27:000 185.36 78.41 177.76 164.93 19.27 7.65 11.88

1575 12:14:27:012 185.53 78.26 176.77 163.75 19.25 7.68 11.87

1576 12:15:26:973 183.41 78.17 174.95 161.53 19.24 7.57 11.92

1577 12:16:26:986 181.2 78.09 175.62 162.88 19.28 7.70 11.86

1578 12:17:27:009 181.5 78.11 175.84 162.43 19.32 7.63 11.80

1579 12:18:26:973 179 78.40 175.55 161.85 19.37 7.74 11.86

1580 12:19:26:981 179.87 78.18 174.80 162.63 19.35 7.73 11.91

1581 12:20:26:973 177.93 78.05 175.62 163.17 19.38 7.64 11.97

1582 12:21:27:007 179.41 78.04 177.71 163.57 19.39 7.67 11.94

1583 12:22:26:985 177.12 77.96 175.86 162.64 19.38 7.67 11.92

1584 12:23:26:981 177.63 78.32 175.14 161.16 19.41 7.68 11.91

1585 12:24:26:974 177.51 77.96 175.16 163.29 19.38 7.76 11.95

1586 12:25:26:973 178.14 78.37 176.07 164.46 19.39 7.66 11.02

1587 12:26:27:005 177.16 78.37 177.52 162.96 19.38 7.63 11.98

1588 12:27:26:976 177.99 78.37 175.71 161.49 19.43 7.81 11.02

1589 12:28:27:002 177.68 78.20 176.84 163.99 19.42 7.77 11.99

1590 12:29:26:977 177.23 78.18 178.04 163.72 19.41 7.73 11.07

1591 12:30:27:002 177.4 78.23 178.28 164.61 19.44 7.79 11.00

1592 12:31:27:015 177.77 78.22 177.15 164.58 19.45 7.74 11.01

1593 12:32:27:018 178.12 78.44 178.82 165.61 19.46 7.85 11.99

1594 12:33:26:979 179.22 78.27 179.33 163.32 19.47 7.73 11.98

1595 12:34:27:002 178.77 78.44 178.40 161.68 19.47 7.65 11.06

1596 12:35:27:010 177.5 78.47 177.76 161.64 19.50 7.66 11.96

1597 12:36:26:978 178.77 78.60 175.64 162.72 19.60 7.72 11.97

1598 12:37:26:997 178.84 78.34 178.47 164.21 19.61 7.79 11.96

1599 12:38:27:021 177.82 78.54 179.91 164.32 19.63 7.72 11.10

1600 12:39:26:973 176.95 78.59 179.85 166.38 19.74 7.93 11.03


(2)

1602 12:41:26:998 175.24 78.64 178.65 164.13 19.75 7.90 11.19

1603 12:42:27:017 177.82 78.52 180.01 166.64 19.71 7.79 11.06

1604 12:43:26:977 177.23 78.85 179.84 166.11 19.82 8.47 11.12

1605 12:44:26:975 178.11 77.22 179.51 164.75 19.38 9.73 11.05

1606 12:45:26:986 177.96 77.24 178.23 163.86 19.39 9.50 11.96

1607 12:46:26:990 178.05 77.96 178.79 164.97 19.38 9.50 11.45

1608 12:47:27:025 178.75 78.07 178.98 165.14 19.43 9.37 11.06

1609 12:48:26:975 177.84 78.31 180.98 163.81 19.42 9.38 11.85

1610 12:49:26:977 177.84 78.81 179.99 162.58 19.41 9.25 11.70

1611 12:50:26:996 177.71 78.83 180.80 166.22 19.44 9.09 11.54

1612 12:51:27:021 179.21 78.81 179.90 165.40 19.45 9.15 11.75

1613 12:52:26:988 178.48 78.79 180.44 163.84 19.46 9.19 11.67

1614 12:53:26:973 177.49 79.17 179.82 166.53 19.47 9.02 11.49

1615 12:54:26:999 176.38 79.30 182.99 166.49 19.47 9.02 11.34

1616 12:55:27:017 175.33 79.42 180.05 166.11 19.50 8.99 11.39

1617 12:56:27:019 175.64 79.47 181.02 166.36 19.60 9.01 11.37

1618 12:57:26:998 177.8 79.48 181.11 166.09 19.61 9.70 11.30

1619 12:58:27:019 176.16 79.19 180.92 166.01 19.63 9.84 11.27

1620 12:59:26:973 177.1 79.60 180.89 164.78 19.74 9.73 11.09

1621 13:00:27:009 177.12 79.60 182.91 166.26 20.62 9.50 11.08

1622 13:01:27:019 175.62 79.64 182.08 164.38 20.58 9.50 11.24

1623 13:02:26:990 175.17 79.37 181.13 165.80 20.55 9.37 11.05

1624 13:03:27:002 176.85 79.54 181.32 166.45 20.55 9.38 11.07

1625 13:04:26:973 177.6 79.38 181.93 166.18 20.49 9.25 10.99

1626 13:05:27:008 175.16 79.45 181.33 166.40 20.49 9.09 11.09

1627 13:06:26:991 174.6 79.68 179.44 166.24 20.42 9.15 10.98

1628 13:07:26:980 176.94 79.56 179.97 164.13 20.37 9.19 10.97

1629 13:08:27:008 178.18 79.46 180.30 164.82 20.38 9.02 11.00

1630 13:09:26:974 176.6 79.80 181.69 165.80 20.62 9.02 11.00

1631 13:10:27:003 175.69 79.92 180.74 166.92 20.58 8.99 10.95

1632 13:11:27:021 177.04 79.66 180.92 166.72 20.55 9.01 11.07

1633 13:12:27:020 177.1 79.85 182.24 166.06 20.55 8.99 11.04

1634 13:13:26:974 177.56 79.93 181.30 165.66 20.49 8.88 10.99

1635 13:14:27:012 178.89 79.49 179.44 165.15 20.49 8.88 11.06

1636 13:15:27:015 178.69 79.53 181.13 165.72 20.42 8.81 11.05

1637 13:16:26:977 178.04 78.95 182.18 164.91 20.37 8.92 11.01

1638 13:17:26:996 175.8 78.39 181.90 164.32 20.38 9.30 10.98

1639 13:18:26:988 175.44 78.64 181.93 167.40 20.41 9.15 10.99

1640 13:19:27:006 174.77 78.95 182.93 165.34 20.35 8.88 11.17

1641 13:20:26:981 175.1 79.46 181.83 166.07 20.36 8.77 11.05

1642 13:21:26:989 177.06 79.43 182.02 165.21 20.35 8.63 10.94

1643 13:22:26:999 177.77 79.84 182.48 164.85 20.33 8.63 10.86

1644 13:23:27:014 177.23 79.87 183.01 165.66 20.30 8.48 10.79

1645 13:24:27:022 180.06 80.43 183.46 165.82 20.30 8.40 10.89

1646 13:25:26:973 179.51 80.34 183.17 165.42 20.25 8.44 10.87

1647 13:26:26:985 179.29 80.29 183.66 165.83 20.28 8.36 10.93

1648 13:27:26:989 178.98 80.61 181.52 163.93 20.28 8.36 10.98

1649 13:28:26:998 178.74 80.53 182.27 166.48 20.25 8.31 10.91

1650 13:29:27:006 179.01 80.97 182.34 165.63 20.22 8.18 10.98

1651 13:30:26:981 177.97 80.98 181.26 163.30 20.20 8.22 10.94

1652 13:31:26:986 178.31 80.72 182.48 166.12 20.22 8.85 10.96

1653 13:32:27:005 177.29 81.14 183.28 166.80 20.17 8.89 10.97

1654 13:33:26:973 178.09 81.16 182.24 164.58 20.19 8.86 10.94

1655 13:34:26:973 178.4 80.98 181.76 165.32 20.19 8.88 10.98

1656 13:35:26:995 176.59 81.01 182.34 164.68 20.17 8.72 10.96

1657 13:36:26:974 178.17 80.92 181.48 164.45 20.19 8.77 10.88

1658 13:37:27:013 177.71 80.94 181.50 164.24 20.21 8.82 10.81

1659 13:38:27:017 178.56 81.03 179.95 162.58 20.16 8.77 10.84

1660 13:39:26:977 178.05 81.20 182.12 165.22 20.25 8.79 10.89

1661 13:40:26:992 179.46 81.40 181.26 165.41 20.20 8.76 10.89

1662 13:41:26:984 177.75 81.54 181.60 165.06 20.24 8.80 10.92

1663 13:42:26:976 177.49 81.13 181.31 165.79 20.21 8.71 10.94

1664 13:43:26:999 179.04 81.20 182.59 165.42 20.16 8.59 10.97

1665 13:44:26:995 179.09 81.23 180.75 162.88 20.16 8.50 10.93


(3)

1667 13:46:27:006 178.1 81.60 181.18 163.15 20.20 8.52 11.00

1668 13:47:26:982 178.88 81.63 180.56 163.86 20.20 8.48 11.15

1669 13:48:26:997 178.82 81.35 181.74 165.57 20.17 8.35 11.23

1670 13:49:26:994 177.62 81.37 182.05 166.24 20.18 8.47 11.30

1671 13:50:27:000 176.71 81.50 181.59 164.99 20.13 8.32 11.18

1672 13:51:27:006 177.2 81.44 182.75 164.47 20.15 8.41 11.26

1673 13:52:27:017 178.99 81.75 181.92 163.89 20.13 8.52 11.32

1674 13:53:26:973 181.28 81.46 182.11 165.32 20.12 8.53 11.37

1675 13:54:26:991 179.48 81.81 182.13 165.01 20.11 8.50 11.54

1676 13:55:27:018 178.11 81.64 182.75 165.82 20.13 8.43 11.46

1677 13:56:27:024 180.69 81.74 182.26 164.59 20.12 8.47 11.58

1678 13:57:26:992 178.95 81.70 181.50 164.52 20.10 8.49 11.51

1679 13:58:27:004 179.01 81.88 181.78 165.65 20.10 8.58 11.57

1680 13:59:26:978 178.19 81.76 182.15 163.93 20.14 8.78 11.61

1681 14:00:27:017 179.48 81.92 181.69 165.65 20.14 8.81 11.72

1682 14:01:26:976 179.39 82.01 181.95 163.38 20.11 8.81 11.79

1683 14:02:26:979 179.8 81.85 179.67 162.35 20.14 8.88 11.84

1684 14:03:26:994 178.87 81.85 181.87 163.93 20.12 8.87 11.88

1685 14:04:26:994 180.23 82.06 181.41 165.31 20.15 8.91 11.92

1686 14:05:27:017 178.71 81.99 181.88 165.19 20.15 8.90 11.94

1687 14:06:27:020 179.13 81.79 180.53 164.03 20.18 9.06 11.97

1688 14:07:26:991 177.85 81.77 178.85 162.84 20.16 9.07 12.02

1689 14:08:27:009 179.37 81.78 181.11 164.10 20.22 9.17 12.01

1690 14:09:26:989 179.28 81.87 180.11 162.29 20.22 9.34 12.09

1691 14:10:26:998 178.77 82.14 181.11 165.73 20.21 9.37 12.12

1692 14:11:27:023 178.61 81.85 180.34 162.34 20.24 9.48 12.15

1693 14:12:26:978 177.1 81.93 179.69 162.50 20.26 9.54 12.22

1694 14:13:26:993 178.78 81.87 179.03 162.17 20.29 9.74 12.23

1695 14:14:26:973 179.26 81.88 178.54 161.49 20.31 9.82 12.23

1696 14:15:27:020 177.8 81.81 177.74 161.08 20.35 10.01 12.26

1697 14:16:27:015 179.51 82.01 177.39 161.00 20.42 10.32 12.26

1698 14:17:26:982 179.29 82.13 178.73 162.51 20.40 10.29 12.34

1699 14:18:26:991 179.07 81.98 177.95 163.52 20.43 10.40 12.47

1700 14:19:27:022 178.34 82.03 176.60 162.14 20.44 10.80 12.47

1701 14:20:26:974 178.49 81.95 179.58 164.63 20.47 10.87 12.40

1702 14:21:26:988 178.37 82.04 180.34 163.00 20.47 11.09 12.58

1703 14:22:27:008 177.4 82.18 180.91 161.52 20.49 11.08 12.47

1704 14:23:27:019 178.34 82.21 181.15 163.74 20.51 11.26 12.63

1705 14:24:26:978 176.95 82.26 181.30 164.09 20.52 11.48 12.63

1706 14:25:27:003 178.58 82.09 181.36 165.60 20.53 11.45 12.70

1707 14:26:27:012 178.19 82.10 179.18 163.08 20.53 11.55 12.79

1708 14:27:27:018 179.78 82.26 181.48 162.79 20.57 11.79 12.67

1709 14:28:27:008 179.45 82.10 178.48 162.04 20.59 11.91 12.66

1710 14:29:26:984 179.02 82.26 181.00 161.96 20.59 11.92 12.82

1711 14:30:26:987 179.56 82.17 179.39 162.90 20.63 12.01 12.79

1712 14:31:26:983 179.07 82.20 179.81 163.12 20.64 11.92 12.91

1713 14:32:27:005 179.21 82.12 178.75 163.40 20.70 12.19 12.84

1714 14:33:26:981 179.51 82.22 179.63 162.82 20.64 12.01 12.82

1715 14:34:26:973 179.79 82.16 180.36 163.58 20.70 12.13 12.97

1716 14:35:26:973 179.61 82.25 180.78 163.75 20.80 12.43 12.91

1717 14:36:26:973 179 82.39 179.59 165.12 20.75 12.23 12.86

1718 14:37:26:986 178.19 82.13 180.76 164.36 20.80 12.41 13.13

1719 14:38:27:024 178 82.40 182.40 163.83 20.79 12.50 13.08

1720 14:39:26:987 176.57 82.40 181.45 162.43 20.82 12.34 13.00

1721 14:40:27:014 177.14 82.36 182.78 163.86 20.84 12.67 13.18

1722 14:41:26:973 177.18 82.28 182.83 163.16 20.80 12.52 13.05

1723 14:42:27:009 176.51 82.37 181.36 164.24 20.86 12.68 13.22

1724 14:43:27:009 178.91 82.40 182.28 164.69 20.86 12.58 13.10

1725 14:44:27:012 177.67 82.45 181.59 164.69 20.83 12.62 13.22

1726 14:45:26:987 179.3 82.65 182.04 165.58 20.89 12.81 13.17

1727 14:46:27:012 176.78 82.69 182.78 163.47 20.92 12.90 13.19

1728 14:47:26:979 178.93 82.68 183.13 163.38 20.89 12.90 13.34

1729 14:48:27:021 179.64 82.58 181.78 163.31 20.89 12.80 13.37

1730 14:49:26:992 178.71 82.69 180.95 162.93 20.93 12.90 13.39


(4)

1732 14:51:26:983 178.25 82.59 180.90 163.04 21.01 13.12 13.42

1733 14:52:26:990 175.5 82.75 182.34 164.42 21.03 13.33 13.41

1734 14:53:27:000 176.06 82.64 182.45 164.85 21.02 13.09 13.43

1735 14:54:27:005 176.39 82.80 183.10 164.74 21.03 13.10 13.69

1736 14:55:26:988 175.71 82.70 181.99 165.38 21.08 13.39 13.51

1737 14:56:27:023 176.55 82.79 181.96 167.52 21.08 13.29 13.51

1738 14:57:26:973 176.82 82.73 182.01 165.14 21.08 13.32 13.66

1739 14:58:26:973 176.73 82.75 180.76 164.41 21.08 13.33 13.61

1740 14:59:26:980 177.16 82.76 182.46 163.72 21.13 13.50 13.58

1741 15:00:26:995 177.26 82.82 181.77 165.25 21.11 13.41 13.65

1742 15:01:27:007 175.74 82.82 183.20 164.18 21.13 13.61 13.80

1743 15:02:26:973 177.76 82.80 181.93 164.75 21.17 13.62 13.77

1744 15:03:27:012 176.79 82.88 183.02 164.87 21.15 13.77 13.81

1745 15:04:26:980 177.23 82.90 182.12 166.01 21.18 13.75 13.87

1746 15:05:26:973 177.35 82.90 179.46 164.27 21.22 13.69 14.03

1747 15:06:26:990 176.44 82.89 183.13 164.95 21.23 13.82 14.05

1748 15:07:27:007 177.04 82.94 179.75 163.92 21.25 13.89 14.06

1749 15:08:27:001 176.75 82.94 181.50 163.78 21.28 14.00 14.12

1750 15:09:27:009 177.97 82.94 182.59 163.29 21.29 13.99 14.14

1751 15:10:26:987 179.48 82.88 182.25 162.93 21.32 13.97 14.22

1752 15:11:27:012 178.64 82.91 181.35 164.11 21.33 13.95 14.21

1753 15:12:27:000 177.83 83.00 182.72 163.72 21.35 14.10 14.12

1754 15:13:27:012 177.18 82.98 181.74 163.70 21.37 14.12 14.25

1755 15:14:26:984 178.05 82.99 180.39 165.58 21.38 14.18 14.35

1756 15:15:26:992 177.91 82.95 181.52 164.07 21.43 14.12 14.39

1757 15:16:27:021 177.87 82.98 180.71 164.26 21.48 14.29 14.39

1758 15:17:26:991 178.43 82.87 181.53 163.11 21.54 14.24 14.41

1759 15:18:26:973 177.63 82.97 180.62 164.46 21.56 14.13 14.46

1760 15:19:26:973 178.16 82.99 182.55 165.20 21.59 14.41 14.35

1761 15:20:27:003 176.62 82.97 182.59 165.99 21.61 14.38 14.37

1762 15:21:27:014 177.36 82.93 181.18 163.31 21.64 14.42 14.61

1763 15:22:26:976 177.63 83.04 181.32 165.51 21.65 14.34 14.52

1764 15:23:26:989 180.16 82.99 183.83 164.73 21.69 14.56 14.53

1765 15:24:27:011 178.9 83.10 181.46 163.79 21.69 14.37 14.57

1766 15:25:26:973 177.75 83.11 181.58 163.85 21.74 14.52 14.65

1767 15:26:27:012 179.82 83.00 181.84 163.08 21.82 14.52 14.68

1768 15:27:26:982 177.68 83.16 184.44 163.77 21.84 14.65 14.83

1769 15:28:26:992 179.73 83.15 183.32 165.64 21.87 14.71 14.70

1770 15:29:26:994 179.11 83.14 184.31 164.54 21.88 14.75 14.84

1771 15:30:27:021 178.36 83.07 182.55 164.31 21.93 14.75 14.96

1772 15:31:27:005 178.94 83.06 183.07 163.94 21.95 14.71 14.99

1773 15:32:26:973 177.88 83.16 179.41 162.71 21.94 14.90 14.84

1774 15:33:26:983 178.22 83.14 181.94 163.77 22.01 14.75 14.87

1775 15:34:26:977 177.45 83.06 182.68 165.48 22.06 14.94 15.08

1776 15:35:26:984 178.03 83.06 183.92 164.11 22.08 14.89 14.98

1777 15:36:27:011 176.49 83.16 182.57 165.36 22.11 14.78 15.09

1778 15:37:27:025 179.57 83.11 181.29 163.62 22.18 15.00 15.07

1779 15:38:26:985 179.32 83.13 181.66 165.40 22.15 15.09 15.02

1780 15:39:27:024 177.88 83.15 181.00 161.64 22.17 15.06 15.11

1781 15:40:26:975 176.66 83.28 181.23 163.64 22.20 15.01 15.19

1782 15:41:26:994 176.13 83.23 182.30 165.75 22.20 15.10 15.17

1783 15:42:27:014 177.85 83.17 183.41 163.73 22.24 15.01 15.32

1784 15:43:26:988 176.95 83.22 182.60 165.33 22.20 15.20 15.33

1785 15:44:26:973 179.39 83.19 184.38 164.44 22.24 15.29 15.24

1786 15:45:26:984 178.62 83.26 184.31 163.33 22.24 15.18 15.33

1787 15:46:27:018 180.29 83.26 183.31 164.91 22.24 15.29 15.39

1788 15:47:26:979 178.55 83.40 183.55 166.10 22.28 15.26 15.48

1789 15:48:27:002 177.33 83.42 184.17 163.77 22.24 15.40 15.47

1790 15:49:26:977 178.22 83.50 184.65 166.12 22.24 15.49 15.55

1791 15:50:27:002 179.33 83.49 184.39 164.46 22.28 15.47 15.56

1792 15:51:27:007 179.17 83.61 183.57 164.80 22.25 15.43 15.63

1793 15:52:27:024 179.04 83.67 185.33 166.13 22.25 15.54 15.63

1794 15:53:26:976 179.82 83.67 185.16 164.27 22.27 15.59 15.70

1795 15:54:26:989 179.35 83.67 183.28 165.00 22.30 15.46 15.72


(5)

1797 15:56:27:024 179.85 83.82 184.95 164.42 22.31 15.54 15.71

1798 15:57:27:014 182.68 83.80 184.56 163.82 22.34 15.69 15.69

1799 15:58:26:973 184.64 83.76 185.33 164.85 22.35 15.54 15.75

1800 15:59:26:988 184.99 83.80 184.93 164.26 22.37 15.56 15.95

1801 16:00:27:015 186.38 83.91 184.97 166.31 22.41 15.78 15.77

1802 16:01:26:985 187.23 83.84 184.58 164.30 22.37 15.89 15.86

1803 16:02:26:995 189.23 83.96 185.39 165.32 22.40 15.70 15.97

1804 16:03:26:993 189.51 84.00 184.18 167.62 22.41 15.82 16.00

1805 16:04:26:977 191.75 83.97 183.75 164.93 22.38 16.02 15.98

1806 16:05:27:020 190.43 84.01 184.38 166.72 22.43 15.83 16.08

1807 16:06:26:973 191.1 84.10 184.81 165.79 22.42 16.10 16.15

1808 16:07:27:017 190.56 84.19 186.64 165.98 22.43 16.08 15.98

1809 16:08:26:978 189.43 84.10 185.70 167.87 22.47 16.05 16.27

1810 16:09:27:015 190.55 84.11 184.29 164.95 22.47 16.14 16.23

1811 16:10:26:973 190.83 84.11 184.84 164.28 22.54 15.99 16.17

1812 16:11:27:016 191.39 84.06 184.16 163.54 22.54 16.17 16.21

1813 16:12:27:008 193.29 84.12 182.80 164.51 22.53 16.21 16.21

1814 16:13:27:012 192.51 84.08 184.62 163.47 22.62 16.06 16.32

1815 16:14:26:994 192.22 84.09 183.39 164.30 22.64 16.12 16.32

1816 16:15:26:973 192.26 84.24 185.48 165.75 22.64 16.25 16.34

1817 16:16:26:993 192.15 84.29 185.21 164.83 22.70 16.33 16.37

1818 16:17:27:017 191.91 84.24 184.14 163.77 22.66 16.39 16.42

1819 16:18:26:976 190.19 84.24 184.50 164.09 22.73 16.20 16.49

1820 16:19:26:988 190.64 84.27 184.74 165.18 22.77 16.31 16.53

1821 16:20:27:018 190.81 84.30 184.08 164.48 22.76 16.46 16.46

1822 16:21:27:016 192.53 84.28 183.57 165.04 22.75 16.45 16.56

1823 16:22:27:019 192.51 84.27 183.77 166.11 22.79 16.37 16.60

1824 16:23:26:981 191.09 84.35 185.56 165.06 22.83 16.47 16.61

1825 16:24:27:003 193.21 84.34 183.77 162.83 22.85 16.44 16.55

1826 16:25:27:001 190.39 84.36 184.20 163.92 22.87 16.48 16.74

1827 16:26:26:988 190.72 84.41 185.37 165.26 22.92 16.52 16.72

1828 16:27:26:987 191.97 84.35 184.03 164.51 22.93 16.51 16.71

1829 16:28:26:985 191.68 84.33 184.55 163.83 22.89 16.63 16.73

1830 16:29:27:001 193.15 84.42 186.37 165.31 22.95 16.51 16.70

1831 16:30:26:973 193.12 84.41 184.86 166.73 22.97 16.61 16.74

1832 16:31:27:009 190.92 84.43 183.80 163.16 22.98 16.60 16.79

1833 16:32:27:019 192.7 84.44 184.18 162.74 22.94 16.82 16.83

1834 16:33:26:978 192.28 84.43 183.88 163.73 22.97 16.73 16.86

1835 16:34:27:018 192.07 84.54 184.78 163.91 23.02 16.88 16.92

1836 16:35:26:991 193.15 84.52 183.69 163.58 23.02 16.92 16.91

1837 16:36:27:022 192.83 84.46 185.29 163.34 23.07 16.76 17.04

1838 16:37:27:016 194.23 84.44 183.87 163.13 23.08 16.78 17.07

1839 16:38:26:993 192.46 84.52 185.69 164.00 23.14 16.76 17.05

1840 16:39:27:011 190.74 84.51 186.19 164.14 23.17 16.87 16.97

1841 16:40:27:012 193.05 84.52 185.68 164.97 23.11 17.09 17.06

1842 16:41:27:019 193.83 84.59 183.86 165.53 23.16 16.92 17.12

1843 16:42:26:994 192.16 84.56 185.06 164.20 23.18 16.93 17.17

1844 16:43:27:021 193.78 84.59 184.46 162.67 23.23 17.06 17.22

1845 16:44:26:983 191.45 84.67 185.42 164.68 23.21 17.21 17.11

1846 16:45:26:987 191.22 84.61 185.67 163.54 23.19 17.25 17.19

1847 16:46:26:973 189.3 84.60 186.03 163.80 23.19 17.25 17.40

1848 16:47:27:000 191.56 84.62 185.70 162.83 23.27 17.02 17.39

1849 16:48:27:023 193.7 84.70 186.95 165.07 23.25 17.31 17.43

1850 16:49:26:999 191.32 84.76 183.65 164.43 23.28 17.22 17.28

1851 16:50:26:976 191.95 84.75 185.15 165.08 23.31 17.17 17.44

1852 16:51:26:991 191.14 84.75 184.53 165.26 23.30 17.19 17.49

1853 16:52:26:973 192.62 84.80 185.18 167.20 23.26 17.30 17.49

1854 16:53:27:000 192.22 84.85 183.49 165.73 23.27 17.36 17.47

1855 16:54:27:000 192.24 84.86 185.15 166.49 23.32 17.45 17.55

1856 16:55:27:023 193.49 84.75 184.92 164.92 23.33 17.40 17.54

1857 16:56:26:999 194.26 84.82 186.59 165.37 23.30 17.53 17.63

1858 16:57:26:976 195.35 84.87 185.98 166.02 23.33 17.50 17.58

1859 16:58:26:991 192.47 84.80 186.36 166.78 23.31 17.56 17.63

1860 16:59:26:973 194.62 84.88 186.51 165.54 23.39 17.44 17.70


(6)