Manajemen dan Implementasi Dalam organis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Manajemen dan Pengertiannya
Setiap kegiatan dimana saja dan apa saja yang melibatkan orang-
orang dan memerlukan kerjasama, apakah itu kegiatan yang sifatnya
profit oriented atau non profit oriented, pasti sarat dengan manajemen,
seperti halnya mengelola, mngatur organisasi (Perusahaan), ormas atau
perkumpulan olah raga dan lain sebagainya, baik pengelolaannya secara
forml, modern atau tradisonal karena pola intinya manajemen itu adalah
to manage, bagaimana mengatur, apa yang di atur dan siapa yang
mengaturnya, kemudian untuk apa hal itu diatur.
Pertanyaan-pertanyaan
diatas
menggambarkan
betapa
sangat
urgennya manajemen dalam pelaksanaan suatu organisasi.
SP. Malayu Hasibuan, menggambarkan bahwa manajemen adalah
sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan SDM (Sumber Daya
Manusia) dan SDNM (Sumber Daya Non Manusia) lainya secara efekti dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Lebih lanjut GR Terry memberi pengertian bahwa manajemen Is
Distince Process Consisting of Planning, Organising, Actuating and
Controling Performed to Determme and accomplish stated objectives by
us of human being and other resources.
Jadi manajemen merupaka suatu proses yang melibatkan kegiatan
perencanaan, perorganisasian, pengalaman dan pengendalian yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dengan demikian untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui
proses manajemen tersebut, tentunya dimulai dari pada bagaimana
memahami dirinya sendiri sebagai manajer atau pimpinan tentang gaya
atau
seni
yang
akan
ditetapkannya,
bagaimana
kemampuan
dan
kecakapan yang dimilikinya dan srategi apa yang digunakan untuk
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
2
mempercepat proses pelaksanaan pencapaian tujuan tersebut, yang pada
akhirnya capaian yang diinginkan tersebut dapat berjalan secara efisien
dan efektif atau berdaya guna dan berhasilguna. Manajemen yang baik
adalah bagaiman alur implementasinya dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan, tanpa troble dan sesuai denga prinsip-prinsip dan fungsi
manajemen, namun demikian dalam kenyataan operasional dilapangan
tidak semudah dan segampang yang dibahas dalam berbagai teori
manajemen, mengapa?
Dilihat dari segi kepentingan individu atau organisasi sering sekali
sulit disingkronkan karena memiliki kepentingan yang berbeda yang
apabila tidak dmampu sikendalikan maka akan terjadi apa yang disebut
dengan Mess Manajemen, dengan katalain terjadinya penyimpangan yang
pada ujungnya dapat merugikan organisasi itu sendiri atau bias saja pihak
lain, hal inilah yang menjadi sebuah tantangan bagi seorang pemimpin
organisasi, oleh karena itu seorang pemimpin yang baij tidak cukup hanya
dibentengi kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, namun
diperlukan sikap dan mental yang baik. Karena sikap dan mental yang
baik tentunya dapat mengontrol dan mengimbangin keinginan yang
kurang baik.
B.
Fungsi-Fungsi Manajemen
Dalam menjalankan suatu organisasi apapun bentuknya, sudah
barang tentu seorang manajer harus memiliki dan memahami, kaedahkaedah, prinsip-prinsip dan konsep-konsep tentang manajemen, dengan
demikian diharapkan mampu menjalankan fungsi-fungsi manajemen.
Manajemen dapat berjalan dalam melaksanakan kegiatannya, bilamana
unsur-unsur dan fungsi-fungsi dari manajemen tersebut dapat bergerak
sesuai dengan alurnya.
MANAJEMEN
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
3
KAEDAH-KAEDAH
PRINSIP-PRINSIP
KONSEP-KONSEP
Gambar 1.1.
Konsep Manajemen atas dasar kerangka ilmu pengetahuan.
Dalam pembahasan ini akan diperinci lima fungsi yang menurut penulis
paling penting – planning, organizing, staffing, leading dan controling
kegiatan-kegiatan organisasi. Perincian lebih detail ada pada bagianbagian selanjutnya.
Perencanaan
Rencana-rencana dibutuhkan untuk memebrika kepada organisasi
tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai
tujuan-tujuan itu. Disamping itu, rencana memungkinkan :
1. Organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumberdaya yang
diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan.
2. Para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang konstisten dengan berbagai tujuan terpilih, dan
3. Kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan
korektif dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan.
Perencanaan (Planning), adalah :
1) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan
2) penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,
metoda, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapi tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi
ini.
Dimulai oleh karya Frederick
W. Taylor pada akhir taun 1800-an, ada
kecenderungan untuk mengalihkan fungsi perencanaan dari karyawan
operasi kepara manajer. Walaupun perencanaan tidak dapat sepenuhnya
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
4
dipisahkan dari kegiatan-kegiatan para karyawan, hal ini merupakan
suatu bagian yang terpadu (integral) dari jabatan manajer. Pada dasarnya
perencanaan
kreatif
merupakan
pekerjaan
penentuan
faktor-faktor,
kekuatan, pengaruh dan hubungan-hubungan dalam pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
Semua fungsi lainya sangat trgantung pada fungsi ini, dimana fungsi lain
tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang
tepat, cermat dan kontinu. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik
tergantung pelaksanaan efektif fungsi-fungsi lain.
Pengorganisasian
Setelah para manajer menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun
rencana-rencana
atau
program-program
untuk
mencapainya,
maka
mereka perlu merancang dan
mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan
berbagai program tersebut secara sukses.
Pengorganisasian (Organizing) adalah :
1. penentuan sumberdaya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan organisasi,
2. perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok
kerja yang akan dapat ”membawa” hal-hal tersebut kearah tujuan,
3. penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian,
4. pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu
untuk melaksanakan tugas-tusanya. Fungsi ini menciptakan struktur
formal dimana pekerjaan di tetapkan, dibagi dan dikoordinasikan.
Manajer perlu mempunyai kemampuan untuk mengembangkan(dan
kemudian memimpin) tipe organisasi yang seuai dengan tujuan, rencana
dan
program
yang
telah
ditetapkan.
Perbedaan
membutuhkan jenis organisasi yang berbeda pula.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
tujuan
akan
5
Penyusunan Personalia
Penyusunan personalia (staffing) adalah penarikan (recruitment)
latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi
para karyawan dalama lingkungan kerja yang menguntungkan dan
produktif.
Dalam
pelaksanaan
fungsi
ini
manajemen
menentukan
persyaratan-persyaratan mental, phisik, dan emosioanal untuk posisi
jabatan yang ada melalui analisa jabatan, deskripsi jabatan dan
spesifikasi jabatan dan kemudian menarik karyawan yang diperlukan
dngan karakteristik personalia tertentu. Seperti keahlian, pendidikan,
umur, latihan, dan pengalaman. Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan
seperti pembuatan sistem penggajian untuk pelaksanaan yang efektif;
penilaian karyawan untuk promosi, transfer, atau bahkan demosi dan
pemecatan; serta latihan dan pengembangan karyawan.
Beberapa literatur manajemen memasukan fungsi stafings sebagai
sebagian dari fungsi organizing. Ada juga yang menempatkan stafing
sebagai hal yang terpisah dari fungsi manajemen dan memperlakukan
sebagai
sebagian
dari
fungsi
kepemimpinan
(leadership).
Dalam
pembahasan disini, fungsi stafing diuraikan terpisah sebagai salah satu
fungsi manajemen, karena penulis memandang bahwa perkembangan
dunia bisnis (dimana sumberdaya manusia merupakan kunci sukses
perusahaan) menyebabkan fungsi tersebut menjadi semakin penting.
Tetapi dalam pembahasan selajutnya, fungsi ini ditetapka pada satu
bagian dengan fungsi pengorganisasian untuk menekankan bahwa
sebenarnya kedua fungsi tersebut saling berkaitan erat-pengorganisasian
merancang ”wadahnya”, dan fungsi stafing memberi ”isinya”.
Pengarahan
Sesudah
rencana
dibuat,
organisasi
dibentuk
dan
disusun
personaliannya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk
bergerak menujun tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
6
(leading), secara sederhana, adalah untuk membuat atau mendapatkan
para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka
lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin
serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motifasi dan
disiplin. Fungsi leading sering disebut dengan bermacam-macam nama,
antara lain leading, directing, motifating, actuating atau lainnya.
Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut
aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung
menyangkut orang-orang dalam organisasi.
Pengawasan
Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pngawasan
(controlling), atau sekarang banyak digunakan istilah pengendalian.
Pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan
peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai
dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat positif maupun negatife.
Pengawasan positif mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi
dicapai dengan efisien dan efektif. Pengawasan negatife mencoba untuk
menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak
terjadi atau terjadi kembali.
Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur yaitu:
1)
penetapan standar pelaksanaan,
2)
penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan,
3)
pengukuran
pelaksanaan
nyata
dan
membandingkannya
dengan standar yang telah ditetapkan, dan
4)
pengambilan
tindakan
koreksi
yang
diperlukan
bila
pelaksanaan menyimpang dari standar.
Hubungan diantara fungsi-fungsi manajemen dapat dijelaskan pada
gambar 2.1 berikut ini :
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
7
1. Perencanaan
pemilihan dan penentuan
tujuan organisasi ,
kebijaksanaan, program, dan
lain-lain
5. Pengawasan
Penetapan Standar,
pengukuran
pelaksanaa, dan
pengambilan tindakan
korektif.
2. Pengorganisasian
Penentuan Sumber daya &
kegiatan yang dibutuhkan,
menyusun organisasi atau
kelompok kerja, penugasan
wewenang dan tanggatung
jawab serta koordinasi
3. Penyusunan Personalia
Seleksi, latihan,
pengembangan, penempatan,
dan orientasi keryawan.
4. Pengarahan
Motivasi, komunikasi
kepemimpinan untuk
mengarahkan karyawan
mengerjakan sesuatu yang
ditugaskan kepadanya.
Gambar 2.1
Hubungan di antara fungsi-fungsi manajemen
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
8
Sedangkan
hubungan
antara
kegiatan-kegiatan
produksi,
personalia, pemasaran, keuangan, akuntansi dan sebagainya. Dengan
fungsi-fungsi manajemen dapat digambarkan dalam gambar 2.6
Semua fungsi-fungsi manajemen ini harus dilaksanaka oleh manajer
kapan saja dan dimana saja kelompok-kelompok diorganisasi, walaupun
ada perbedaan tekanan untuk tife organisasi, jabatan-jabatan fungsional,
dan tingkatan manajemen yang berbeda. Satu atau lebih fungsi mungkin
lebih ditekankan dari pada fungsi-fungsi lain dengan adanya perbedaan
tingkatan manajemen. Sebagai contoh, perencanaan adalah fungsi yang
menjadi perhatian utama manajemen puncak, dimana manajemen linipertama lebih memperhatikan fungsi pegarahan. Akhirnya, kegagalan
atau sukses suatu organisasi sangat tergantung pada kemampuan
manajer untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut dengan efektif.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
9
BAB II
ORGANISASI SEBAGAI WADAH MELAKSANAKAN KEGIATAN
Organisasi sebagai wadah dalam menjalankan kegiatan pada
prinsipnya merupakan sub bagian pembahasan dalam manajemen yang
tidak dapat di pisahkan satu dengan yang lainnya ,
karena organisasi
merupakan salah satu alat yang digunakan dalam manajemen dalam
mencapai tujuan yang di inginkan, yang pada pelaksanaannya sebagai
kerangka kerja dan cara kerja secara bersama-sama dalam mewujudkan
tujuan yang hendak dicapai.
1. Pengertian Organisasi
Kata ”organisasi” mempunyai dua pengertian umum, pengertian
pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional
seperti: organisasi perusahaan, instansi pemerintah, rumh sakit dan
sebagainya, dan pengertian yang kedua berkenaan sebagai ”proses
pengorganisasian” yaitu sebagai suatu cara dalam mana kegiatan
organisasi dialokasikan dan ditugaskan di atara para anggotanya agar
tujuan
organisasi
dapat
tercapai
dengan
efisien.
Sedangkan
pengorganisasian (organizing) adalah merupakan proses penyusunan
struktur organisasi yang sesuia dengan tujuan organisasi, sumberdayasumberdaya
yang
dimiliki
dan
lingkungan
yang
melingkupinya.
Terdapat 2 (dua) aspek utama dalam penyusunan struktur organisasi
sebagai berikut :
a. Departementalisasi
b. Pembagian kerja
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
10
Departementalisasi
pengelompokan
adalah
merupakan
kegiatan-kegiatan
kegiatan-kegiatan
yang
sejenis
kerja
dan
pengelompokan-
suatu
saling
organisasi
brhubungan
agar
dapat
dikerjakan bersama, hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu
organisasi yang ditunjuk oleh suatu bagan organisasi.
Sedangkan pembagian kerja adalah uraian atau perincian tugas
pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab
untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Dengan
demikian secara prinsip dalam kedua aspek tersebut diatas merupakan
dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
Istilah
pengorganisasian
mempunyai
bermacam-macam
pengertian,
Istilah tersebut digunakan untuk menunjukan hal-hal berikut ini :
1. cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan
yang paling efektif sumberdaya-sumberdaya keuangan, phisik,
bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.
2. bagaimana
organisasi
mengelompokan
kegiatan-kegiatannya,
dimana setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang
manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota
kelompok.
3. hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugastugas dan para karyawan.
4. cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas
yang
harus
dilaksanakan
dalam
depertemen
mereka
dan
mendelegasikan wewenang yang diperluka untuk mengerjakan
tugas tersebut.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
11
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur
formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau
pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat
dicapai dengan efisien. Proses pengorganisasi dapat ditunjukan dengan
tiga langkah prosedur berikut ini :
1. pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang
secara logik dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja
sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan,
atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien
dan terjadi biaya yang tidak perlu.
3. pengadaan
dan
pengembangan
suatu
mekanisme
untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian
ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatianya
pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efisienan dan
konflik-konflik yang merusak.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu
organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada
struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan
proses pengorganisasian, yaitu :
1) pembagian kerja,
2) departementalisasi
(atau
sring
disebut
depertementasi)
3) bagan organisasi formal
4) rantai pemerintah dan kestuan pemerintah
5) tingkat-tingkat hirarki manajemen
6) saluran komunikasi
7) penggunaan komite
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
dengen
istilah
12
8) rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak
dapat dihindarkan.
2. Stuktur Organisasi
sruktur organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola.
Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian
atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan,
tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu
organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja,
standardisasi,
koordinasi,
sentralisasi
atau
desentralisasi
dalam
pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur
organisasi adalah sebagai berikut :
1. Strategi Organisasi untuk mencapai tujuannya. Chandler telah
menjelaskan hubungan strategi dan struktur organisasi dalam
studinya pada perusahaan-perusahaan industri di Amerika.
Dia pada dasamya menyimpulkan bahwa "struktur mengikuti
strategi". Strategi akan menjelaskan bagaimana aliran wewenang
dan saluran komunikasi dapat disusun di antara para manajer dan
bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila
strategi berubabah maka struktur organisasi juga berubah.
2. Teknologi yang digunakan. perbedaan teknologi yang digunakan
untuk memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan
bentuk struktur organisasi. Sebagai contoh, perusahaan mobiI
yang mempergunakan teknologi industri masal akan memerlukan
tingkat standardisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding
perusahaan industri pakaian jadi yang mengutamakan perubahan
mode.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
13
3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan manajer dalam pembuatan
keputusan
juga
akan
mernpengaruhi
saluran
komunikasi,
wewenang dan hubungan di antara satuan-satuan kerja pada
rancangan struktur organisasi. Di samping itu, orang-orang di luar
organisasi, seperti pelanggan, supplier, dan. sebagainya perlu
dipertimbangkan dalam penyusunan struktur.
4. Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun
satuan-satuan
kerjanya
akan
sangat
mempengaruhi
struktur
organisasi. Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi
akan semakin kompleks, dan harus dipilih bentuk struktur yang
tepat.
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas
individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja)
dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja
(departementalisasi).
2. Standarisasi
kegiatan,
merupakan
prosedur-prosedur
yang
digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan
seperti yang direncanakan.
3. Koordinasi
kegiatan,
menunjukan
prosedur-prosedur
yang
mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
14
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang menunjukkan lokasi (letak) kekuasam pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja menunjukkm jumlah karyawan dalam suatu
kelompok kerja
3. Pembagian Kerja
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
15
Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan di mana
individu-individu tidak dapat mencapainya sendiri. Kelompok dua atau lebih
orang yang bekerja bersama secara kooperatif dan dikoordinasikan dapat
mencapai hasil lebih dari pada dilakukan perseorangan. Konsep ini disebut
synergy. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja
(division of labor) yang memungkinkan synergy terjadi.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
1
Sebagai contoh, pembagian kerja dalam team sepak bola : di mana ada
manajer tim, kepala pelatih, asisten pelatih, dokter tim, penjaga gawang,
dan pemain lainnya. Pembagian kerja ini efektif karena bila hanya komponen
kecil dari pekerjaan yang dilaksanakan, kualifikasi personalia yang rendah
digunakan,
dan
perpindahan
latihan
yang
jabatan
percuma
lebih
dari
mudah.
komponen
Gerakan-gerakan
pekerjaan
yang
dan
besar
diminimumkan. Lebih dari itu, pembagian kerja mengarahkan penanaman
pada
peralatan
dan
mesin-mesin
yang
efisien
untuk
meningkatkan
produktivitas.
Namun
demikian,
beberapa
konsekuensi-konsekuensi
pada
penulis
perilaku
telah
menunjukkan
karyawan
adanya
sehubungan dengan
pembagian kerja, bila hal itu dilaksanakan secara ekstrim. lni dapat
menimbulkan kebosanan, keletihan, monoton dan kehilangan motivasi yang
dapat menghasilkan ketidak efisienan dan bukan efisiensi.
4. Bagan Organisasi Formal
Struktur organisasi adalah terlalu kompleks untuk disajikan secara verbal.
Manajer perlu menggambarkan bagan organisasi (organization chart) untuk
menunjukkan struktur organisasi. Bagan organisasi memperlihatkan susunan
fungsi-fungsi, departemen-departemen, atau posisi-posisi organisasi dan
menunjukkan bagaimana hubungan di antaranya. Satuan-satuan orsanisasi
yang
terpisah
biasanya
digambarkan
dalam
kotak-kotak,
di
mana
dihubungkan satu dengan yang lain dengan garis yang menunjukkan rantai
perintah dan jalur komunikasi formal.
Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu sturktur
organisasi, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukkan individu atau satuan
organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi
tertentu, dan tingkat spesialisasi yang digunakan.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
2
2. Manajer dan bawahan atal rantai perintah. Rantai perintah menunjukkan
hubungan wewenang-tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan
bawahan dalam keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai dari jenjang
organisasi yang tertinggi sampai karyawan terendah dalam organisasi,
seperti terlihat pada gambar 8.1. Oleh karena itu, setiap anggota
organisasi mempunyai suatu kaitan dengan manajer puncak organisasi.
Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus jelas, di mana setiap karyawan menerima tugas dan pelimpahan wewenang hanya dari seorang
manajer dan melaporkan pertanggung jawaban juga hanya kepada
seorang manajer.
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Label dan deskripsi pada tiap kotak
menunjukkan pekerjaan organisasional atau bidang tanggung jawab yang
berbeda.
4. Pengelompokan
segmen-segmen
pekerjaan.
Keseluruhan
bagan
menunjukkan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi atas
dasar fungsional atau divisional, atau lainnya (departementalisasi).
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
3
5. Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer
dan bawahan tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.
Rantai Perintah
Direktur
Wakil Direktur
Manajer Divisial
Manajer Departemen
Kepala Penyelia
Penyelia
Karyawan
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
4
Seberapa luas tingkat spesialisasi kerja dalam organisasi dapat diperkirakan dengan membaca label-label yang menunjukkan pekerjaanpekerjaan yang berbeda dan bagaimana tugas-tugas dikelompokkan. Garis
menunjukkan rantai perintah yang merupakan aspek kunci koordinasi dalam
setiap organisasi. Bagan juga dapat menunjukkan besarnya (size) dari
organisasi, tetapi tanpa informasi tambahan akan menimbulkan gambaran
yang tidak jelas.
Keuntungan dan kelemahan bagan organisasi telah menjadi subyek
perdebatan cukup lama di antara para penulis manajemen. Salah satu
keuntungannya adalah bahwa karyawan dan lain-lain diberi gambaran
bagaimana organisasi disusun. Manajer, bawahan dan tanggung jawab
digambarkan dengan jelas. Bila seseorang dibutuhkan untuk menangani
suatu masalah khusus, bagan menunjukkan tempat di mana orang itu dapat
ditemukan.
Proses
pembuatan
bagan
juga
memungkinkan
manajer
mengetahui dengan tepat kelemahan-kelemahan organisasi, seperti sumbersumber potensial terjadinya konflik atau bidang-bidang di mana puplikasi
yang tidak diperlukan terjadi.
Kelemahan atau kekurangan utama bagan adalah masih banyak hal-hal
yang tidak jelas atau tidak ditunjukkan. Bagan, sebagai contoh, tidak
menunjukkan seberapa besar tingkat wewenang dan tanggung jawab setiap
tingkatan manajerial. Bagan juga tidak menunjukkan hubungan-hubungan
informal dan saluran komunikasi, di mana organisasi tidak dapat berfungsi
secara efIsien tanpa hal-hal itu.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
1
5. Bentuk – Bentuk Bagan Organisasi
Henry G. Hodges mengemukakan empat bentuk bagan organisasi,
yaitu (Iihat gambar 8.2.) :
1. Bentuk piramid. Bentuk ini yang paling banyak digunakan, karena
sederhana, jelas dan mudah dimengerti.
2. Bentuk vertikal. Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid
yaitu dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya
bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya.
3. Bentuk horizontal
Bagan ini digambarkan secara mendatar. Aliran
wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan.
4. Bentuk lingkaran. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu
jabatan dengan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran jarang sekali
digunakan dalam praktek.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
2
BAB III
MANAJEMEN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM ORGANISASI
1.
Pentingnya Pengorganisasian
Pengorganisasian menyebabkan timbulnya sebuah struktur
organisasi,
yang
dianggap
sebagai
sebuah
kerangka
sebuah
kerangka yang masih dapat menggabungkan usaha-usaha mereka
dengan baik.
Dengan
kata
lain,
salah
satu
bagian
penting
tugas
pengorganisasian adalah mengharrmonisasikan kelompok orang
yang berbada, mempertemukan macam-macam kepentingan dan
memanfaatkan kemampuan-kepampuan kesemuanya kesuatu arah
tertentu. (George .K Terry)
Sebenarnya yang dimaksud dasar harap tersebut diatas
adalah dapat dihasilkannya sinergisme, yang berarti perlu adanya
tindakan-tindakan simultan units individual atau yang terpisah yang
secara bersama-bersama dapat menghasilkan suatu efek total yang
lebih besar dibandingkan dengan jumlah dari komponen - komponen
individual. Jadi pengorganisasian merupakan sebuah kasus yang
dapat
menimbulkan
effek
yang
sangat
baik
dalam
upaya
menggerakan seluruh aktivitas dan potensi yang bisa diwadahi
serta sebagai pengawasan manajerial.
2.
Pentingnya Manajemen Dalam Menjalankan Organisasi
Manajemen pada prinsipnya bagaimana mengatur kegiatan
agar berjalan dengan baik dalam mencapai tujuan secara optimal
sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan yang diharapkan tersebut
akan berhasil dengan baik bilamana kemampuan manusia yang
terbatas baik pengetahuan, tehnologi, skill maupun waktu yang
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
3
dimiliki
itu,
dapat
dikembangkan
dengan
membagi
tugas
pekerjaannya, wewenang dan tanggung jawabnya kepada orang
lain sehingga secara sinergis dan mutual simbiosis membentuk
kerjasama
dan
kemitraan
yang
saling
menguntungkan
dan
pencapaian tujuan lebih baik, tanpa ada kerjasama yang baik maka
tidak ada "manajemen". Bila toh ada, adalah manajemen tradisional
atau otoriter.
Uraian
diatas
memberikan
dorongan
untuk
menjawab
suatu
pertanyaan mengapa manajemen itu penting dalam menjalankan
organisasi?
Manajemen
dikatakan
penting,
dalam
menjalankan
kegiatan
organisasi, pada dasarnya adalah :
1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk di kerjakan sendiri, sehingga
diperlukan adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab
dalam penyelesaiannya.
2. Suatu organisasi akan berhasil guna dan berdaya guna
3. Manajemen yang baik dapat meningkatkan kinerja dari semua
potensi yang dimiliki
4. Manajemen yang baik akan menghindari dan mengurangi
pemborosan
5. Manajemen yang baik harus jelas sasaran yang hendak dituju
6. Manajemen merupakan suatu pedoman pemikiran dan tindakan
kegiatan organisasi
7. Manajemen yang baik selalu mengedepankan kerjasama,
keharmonisan, komunikasi yang kontruktif, seimbang, searah
saling menghormati, dan menghargai mencintai sebagai tujuan
dapat dioptimalkan.
8. Manajemen diperlukan untuk kemajuan, dan pertumbuhan Juga
perkembangan agar lebih baik lagi.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
4
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai pemahaman dan pentingnya
manajemen dalam menjalankan kegiatan organisasi tersebut diatas,
perlu kiranya diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
2. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni.
3. Manajemen
merupakan
proses
sistematis,
terkoordinasi,
terintegrasi, dan kooperatif dalam memanfaatkan unsur - unsur
6M.
4. Manajemen baru dapat diterapkan, jika ada 2 orang atau lebih
melakukan kerjasama dalam suatu organisasi.
5. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi (POSD dan C).
6. Manajemen hanya merupakan alat atau wadah dalam mencapai
tujuan.
7. Dalam
implementasinya
harus
berpedoman
bagaimana
mengorganisasikan kelembagaan terhindar dari penyimpangan
dan penyelewengan.
8. Berprinsip
pada
memaksimalkan
produktivitas
dan
meminimalisasikan cost.
9. Ciptakan kerjasama pasti bisa dalam pencapaian keseimbangan
dan keharmoniskan dalam lingkungan organisasi.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
5
DAFTAR PUSTAKA
Hafidzi, Z.A. 2002, "Diktat Pcngantar Manajemen ", Fakultas Ekonomi
Henry Simamora, 1999, "MSDM", STIE. YKPN.
George, R. Terry, 1979, "'Asas-asas Manajemen".
SP. Siagian, 1999, "Teori dan Praktik Kepemimpinan Rineka Cipt".
Stephan P. Roben, "Perilaku Organisasi", Jilid l, San Diego State
University.
Stephen P. Robbins and Mary Couler, "Manajemen", Edisi 6.
Wijaya, A W., "Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen".
T. hani handoko “Manajemen edisi 2, BPFE. Yogyakarta Th.2003.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
6
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Manajemen dan Pengertiannya
Setiap kegiatan dimana saja dan apa saja yang melibatkan orang-
orang dan memerlukan kerjasama, apakah itu kegiatan yang sifatnya
profit oriented atau non profit oriented, pasti sarat dengan manajemen,
seperti halnya mengelola, mngatur organisasi (Perusahaan), ormas atau
perkumpulan olah raga dan lain sebagainya, baik pengelolaannya secara
forml, modern atau tradisonal karena pola intinya manajemen itu adalah
to manage, bagaimana mengatur, apa yang di atur dan siapa yang
mengaturnya, kemudian untuk apa hal itu diatur.
Pertanyaan-pertanyaan
diatas
menggambarkan
betapa
sangat
urgennya manajemen dalam pelaksanaan suatu organisasi.
SP. Malayu Hasibuan, menggambarkan bahwa manajemen adalah
sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan SDM (Sumber Daya
Manusia) dan SDNM (Sumber Daya Non Manusia) lainya secara efekti dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Lebih lanjut GR Terry memberi pengertian bahwa manajemen Is
Distince Process Consisting of Planning, Organising, Actuating and
Controling Performed to Determme and accomplish stated objectives by
us of human being and other resources.
Jadi manajemen merupaka suatu proses yang melibatkan kegiatan
perencanaan, perorganisasian, pengalaman dan pengendalian yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dengan demikian untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui
proses manajemen tersebut, tentunya dimulai dari pada bagaimana
memahami dirinya sendiri sebagai manajer atau pimpinan tentang gaya
atau
seni
yang
akan
ditetapkannya,
bagaimana
kemampuan
dan
kecakapan yang dimilikinya dan srategi apa yang digunakan untuk
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
2
mempercepat proses pelaksanaan pencapaian tujuan tersebut, yang pada
akhirnya capaian yang diinginkan tersebut dapat berjalan secara efisien
dan efektif atau berdaya guna dan berhasilguna. Manajemen yang baik
adalah bagaiman alur implementasinya dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan, tanpa troble dan sesuai denga prinsip-prinsip dan fungsi
manajemen, namun demikian dalam kenyataan operasional dilapangan
tidak semudah dan segampang yang dibahas dalam berbagai teori
manajemen, mengapa?
Dilihat dari segi kepentingan individu atau organisasi sering sekali
sulit disingkronkan karena memiliki kepentingan yang berbeda yang
apabila tidak dmampu sikendalikan maka akan terjadi apa yang disebut
dengan Mess Manajemen, dengan katalain terjadinya penyimpangan yang
pada ujungnya dapat merugikan organisasi itu sendiri atau bias saja pihak
lain, hal inilah yang menjadi sebuah tantangan bagi seorang pemimpin
organisasi, oleh karena itu seorang pemimpin yang baij tidak cukup hanya
dibentengi kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, namun
diperlukan sikap dan mental yang baik. Karena sikap dan mental yang
baik tentunya dapat mengontrol dan mengimbangin keinginan yang
kurang baik.
B.
Fungsi-Fungsi Manajemen
Dalam menjalankan suatu organisasi apapun bentuknya, sudah
barang tentu seorang manajer harus memiliki dan memahami, kaedahkaedah, prinsip-prinsip dan konsep-konsep tentang manajemen, dengan
demikian diharapkan mampu menjalankan fungsi-fungsi manajemen.
Manajemen dapat berjalan dalam melaksanakan kegiatannya, bilamana
unsur-unsur dan fungsi-fungsi dari manajemen tersebut dapat bergerak
sesuai dengan alurnya.
MANAJEMEN
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
3
KAEDAH-KAEDAH
PRINSIP-PRINSIP
KONSEP-KONSEP
Gambar 1.1.
Konsep Manajemen atas dasar kerangka ilmu pengetahuan.
Dalam pembahasan ini akan diperinci lima fungsi yang menurut penulis
paling penting – planning, organizing, staffing, leading dan controling
kegiatan-kegiatan organisasi. Perincian lebih detail ada pada bagianbagian selanjutnya.
Perencanaan
Rencana-rencana dibutuhkan untuk memebrika kepada organisasi
tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai
tujuan-tujuan itu. Disamping itu, rencana memungkinkan :
1. Organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumberdaya yang
diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan.
2. Para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang konstisten dengan berbagai tujuan terpilih, dan
3. Kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan
korektif dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan.
Perencanaan (Planning), adalah :
1) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan
2) penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,
metoda, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapi tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi
ini.
Dimulai oleh karya Frederick
W. Taylor pada akhir taun 1800-an, ada
kecenderungan untuk mengalihkan fungsi perencanaan dari karyawan
operasi kepara manajer. Walaupun perencanaan tidak dapat sepenuhnya
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
4
dipisahkan dari kegiatan-kegiatan para karyawan, hal ini merupakan
suatu bagian yang terpadu (integral) dari jabatan manajer. Pada dasarnya
perencanaan
kreatif
merupakan
pekerjaan
penentuan
faktor-faktor,
kekuatan, pengaruh dan hubungan-hubungan dalam pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
Semua fungsi lainya sangat trgantung pada fungsi ini, dimana fungsi lain
tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang
tepat, cermat dan kontinu. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik
tergantung pelaksanaan efektif fungsi-fungsi lain.
Pengorganisasian
Setelah para manajer menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun
rencana-rencana
atau
program-program
untuk
mencapainya,
maka
mereka perlu merancang dan
mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan
berbagai program tersebut secara sukses.
Pengorganisasian (Organizing) adalah :
1. penentuan sumberdaya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan organisasi,
2. perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok
kerja yang akan dapat ”membawa” hal-hal tersebut kearah tujuan,
3. penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian,
4. pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu
untuk melaksanakan tugas-tusanya. Fungsi ini menciptakan struktur
formal dimana pekerjaan di tetapkan, dibagi dan dikoordinasikan.
Manajer perlu mempunyai kemampuan untuk mengembangkan(dan
kemudian memimpin) tipe organisasi yang seuai dengan tujuan, rencana
dan
program
yang
telah
ditetapkan.
Perbedaan
membutuhkan jenis organisasi yang berbeda pula.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
tujuan
akan
5
Penyusunan Personalia
Penyusunan personalia (staffing) adalah penarikan (recruitment)
latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi
para karyawan dalama lingkungan kerja yang menguntungkan dan
produktif.
Dalam
pelaksanaan
fungsi
ini
manajemen
menentukan
persyaratan-persyaratan mental, phisik, dan emosioanal untuk posisi
jabatan yang ada melalui analisa jabatan, deskripsi jabatan dan
spesifikasi jabatan dan kemudian menarik karyawan yang diperlukan
dngan karakteristik personalia tertentu. Seperti keahlian, pendidikan,
umur, latihan, dan pengalaman. Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan
seperti pembuatan sistem penggajian untuk pelaksanaan yang efektif;
penilaian karyawan untuk promosi, transfer, atau bahkan demosi dan
pemecatan; serta latihan dan pengembangan karyawan.
Beberapa literatur manajemen memasukan fungsi stafings sebagai
sebagian dari fungsi organizing. Ada juga yang menempatkan stafing
sebagai hal yang terpisah dari fungsi manajemen dan memperlakukan
sebagai
sebagian
dari
fungsi
kepemimpinan
(leadership).
Dalam
pembahasan disini, fungsi stafing diuraikan terpisah sebagai salah satu
fungsi manajemen, karena penulis memandang bahwa perkembangan
dunia bisnis (dimana sumberdaya manusia merupakan kunci sukses
perusahaan) menyebabkan fungsi tersebut menjadi semakin penting.
Tetapi dalam pembahasan selajutnya, fungsi ini ditetapka pada satu
bagian dengan fungsi pengorganisasian untuk menekankan bahwa
sebenarnya kedua fungsi tersebut saling berkaitan erat-pengorganisasian
merancang ”wadahnya”, dan fungsi stafing memberi ”isinya”.
Pengarahan
Sesudah
rencana
dibuat,
organisasi
dibentuk
dan
disusun
personaliannya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk
bergerak menujun tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
6
(leading), secara sederhana, adalah untuk membuat atau mendapatkan
para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka
lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin
serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motifasi dan
disiplin. Fungsi leading sering disebut dengan bermacam-macam nama,
antara lain leading, directing, motifating, actuating atau lainnya.
Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut
aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung
menyangkut orang-orang dalam organisasi.
Pengawasan
Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pngawasan
(controlling), atau sekarang banyak digunakan istilah pengendalian.
Pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan
peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai
dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat positif maupun negatife.
Pengawasan positif mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi
dicapai dengan efisien dan efektif. Pengawasan negatife mencoba untuk
menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak
terjadi atau terjadi kembali.
Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur yaitu:
1)
penetapan standar pelaksanaan,
2)
penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan,
3)
pengukuran
pelaksanaan
nyata
dan
membandingkannya
dengan standar yang telah ditetapkan, dan
4)
pengambilan
tindakan
koreksi
yang
diperlukan
bila
pelaksanaan menyimpang dari standar.
Hubungan diantara fungsi-fungsi manajemen dapat dijelaskan pada
gambar 2.1 berikut ini :
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
7
1. Perencanaan
pemilihan dan penentuan
tujuan organisasi ,
kebijaksanaan, program, dan
lain-lain
5. Pengawasan
Penetapan Standar,
pengukuran
pelaksanaa, dan
pengambilan tindakan
korektif.
2. Pengorganisasian
Penentuan Sumber daya &
kegiatan yang dibutuhkan,
menyusun organisasi atau
kelompok kerja, penugasan
wewenang dan tanggatung
jawab serta koordinasi
3. Penyusunan Personalia
Seleksi, latihan,
pengembangan, penempatan,
dan orientasi keryawan.
4. Pengarahan
Motivasi, komunikasi
kepemimpinan untuk
mengarahkan karyawan
mengerjakan sesuatu yang
ditugaskan kepadanya.
Gambar 2.1
Hubungan di antara fungsi-fungsi manajemen
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
8
Sedangkan
hubungan
antara
kegiatan-kegiatan
produksi,
personalia, pemasaran, keuangan, akuntansi dan sebagainya. Dengan
fungsi-fungsi manajemen dapat digambarkan dalam gambar 2.6
Semua fungsi-fungsi manajemen ini harus dilaksanaka oleh manajer
kapan saja dan dimana saja kelompok-kelompok diorganisasi, walaupun
ada perbedaan tekanan untuk tife organisasi, jabatan-jabatan fungsional,
dan tingkatan manajemen yang berbeda. Satu atau lebih fungsi mungkin
lebih ditekankan dari pada fungsi-fungsi lain dengan adanya perbedaan
tingkatan manajemen. Sebagai contoh, perencanaan adalah fungsi yang
menjadi perhatian utama manajemen puncak, dimana manajemen linipertama lebih memperhatikan fungsi pegarahan. Akhirnya, kegagalan
atau sukses suatu organisasi sangat tergantung pada kemampuan
manajer untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut dengan efektif.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
9
BAB II
ORGANISASI SEBAGAI WADAH MELAKSANAKAN KEGIATAN
Organisasi sebagai wadah dalam menjalankan kegiatan pada
prinsipnya merupakan sub bagian pembahasan dalam manajemen yang
tidak dapat di pisahkan satu dengan yang lainnya ,
karena organisasi
merupakan salah satu alat yang digunakan dalam manajemen dalam
mencapai tujuan yang di inginkan, yang pada pelaksanaannya sebagai
kerangka kerja dan cara kerja secara bersama-sama dalam mewujudkan
tujuan yang hendak dicapai.
1. Pengertian Organisasi
Kata ”organisasi” mempunyai dua pengertian umum, pengertian
pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional
seperti: organisasi perusahaan, instansi pemerintah, rumh sakit dan
sebagainya, dan pengertian yang kedua berkenaan sebagai ”proses
pengorganisasian” yaitu sebagai suatu cara dalam mana kegiatan
organisasi dialokasikan dan ditugaskan di atara para anggotanya agar
tujuan
organisasi
dapat
tercapai
dengan
efisien.
Sedangkan
pengorganisasian (organizing) adalah merupakan proses penyusunan
struktur organisasi yang sesuia dengan tujuan organisasi, sumberdayasumberdaya
yang
dimiliki
dan
lingkungan
yang
melingkupinya.
Terdapat 2 (dua) aspek utama dalam penyusunan struktur organisasi
sebagai berikut :
a. Departementalisasi
b. Pembagian kerja
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
10
Departementalisasi
pengelompokan
adalah
merupakan
kegiatan-kegiatan
kegiatan-kegiatan
yang
sejenis
kerja
dan
pengelompokan-
suatu
saling
organisasi
brhubungan
agar
dapat
dikerjakan bersama, hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu
organisasi yang ditunjuk oleh suatu bagan organisasi.
Sedangkan pembagian kerja adalah uraian atau perincian tugas
pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab
untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Dengan
demikian secara prinsip dalam kedua aspek tersebut diatas merupakan
dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
Istilah
pengorganisasian
mempunyai
bermacam-macam
pengertian,
Istilah tersebut digunakan untuk menunjukan hal-hal berikut ini :
1. cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan
yang paling efektif sumberdaya-sumberdaya keuangan, phisik,
bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.
2. bagaimana
organisasi
mengelompokan
kegiatan-kegiatannya,
dimana setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang
manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota
kelompok.
3. hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugastugas dan para karyawan.
4. cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas
yang
harus
dilaksanakan
dalam
depertemen
mereka
dan
mendelegasikan wewenang yang diperluka untuk mengerjakan
tugas tersebut.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
11
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur
formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau
pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat
dicapai dengan efisien. Proses pengorganisasi dapat ditunjukan dengan
tiga langkah prosedur berikut ini :
1. pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang
secara logik dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja
sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan,
atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien
dan terjadi biaya yang tidak perlu.
3. pengadaan
dan
pengembangan
suatu
mekanisme
untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian
ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatianya
pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efisienan dan
konflik-konflik yang merusak.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu
organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada
struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan
proses pengorganisasian, yaitu :
1) pembagian kerja,
2) departementalisasi
(atau
sring
disebut
depertementasi)
3) bagan organisasi formal
4) rantai pemerintah dan kestuan pemerintah
5) tingkat-tingkat hirarki manajemen
6) saluran komunikasi
7) penggunaan komite
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
dengen
istilah
12
8) rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak
dapat dihindarkan.
2. Stuktur Organisasi
sruktur organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola.
Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian
atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan,
tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu
organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja,
standardisasi,
koordinasi,
sentralisasi
atau
desentralisasi
dalam
pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur
organisasi adalah sebagai berikut :
1. Strategi Organisasi untuk mencapai tujuannya. Chandler telah
menjelaskan hubungan strategi dan struktur organisasi dalam
studinya pada perusahaan-perusahaan industri di Amerika.
Dia pada dasamya menyimpulkan bahwa "struktur mengikuti
strategi". Strategi akan menjelaskan bagaimana aliran wewenang
dan saluran komunikasi dapat disusun di antara para manajer dan
bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila
strategi berubabah maka struktur organisasi juga berubah.
2. Teknologi yang digunakan. perbedaan teknologi yang digunakan
untuk memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan
bentuk struktur organisasi. Sebagai contoh, perusahaan mobiI
yang mempergunakan teknologi industri masal akan memerlukan
tingkat standardisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding
perusahaan industri pakaian jadi yang mengutamakan perubahan
mode.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
13
3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan manajer dalam pembuatan
keputusan
juga
akan
mernpengaruhi
saluran
komunikasi,
wewenang dan hubungan di antara satuan-satuan kerja pada
rancangan struktur organisasi. Di samping itu, orang-orang di luar
organisasi, seperti pelanggan, supplier, dan. sebagainya perlu
dipertimbangkan dalam penyusunan struktur.
4. Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun
satuan-satuan
kerjanya
akan
sangat
mempengaruhi
struktur
organisasi. Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi
akan semakin kompleks, dan harus dipilih bentuk struktur yang
tepat.
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas
individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja)
dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja
(departementalisasi).
2. Standarisasi
kegiatan,
merupakan
prosedur-prosedur
yang
digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan
seperti yang direncanakan.
3. Koordinasi
kegiatan,
menunjukan
prosedur-prosedur
yang
mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
14
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang menunjukkan lokasi (letak) kekuasam pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja menunjukkm jumlah karyawan dalam suatu
kelompok kerja
3. Pembagian Kerja
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
15
Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan di mana
individu-individu tidak dapat mencapainya sendiri. Kelompok dua atau lebih
orang yang bekerja bersama secara kooperatif dan dikoordinasikan dapat
mencapai hasil lebih dari pada dilakukan perseorangan. Konsep ini disebut
synergy. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja
(division of labor) yang memungkinkan synergy terjadi.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
1
Sebagai contoh, pembagian kerja dalam team sepak bola : di mana ada
manajer tim, kepala pelatih, asisten pelatih, dokter tim, penjaga gawang,
dan pemain lainnya. Pembagian kerja ini efektif karena bila hanya komponen
kecil dari pekerjaan yang dilaksanakan, kualifikasi personalia yang rendah
digunakan,
dan
perpindahan
latihan
yang
jabatan
percuma
lebih
dari
mudah.
komponen
Gerakan-gerakan
pekerjaan
yang
dan
besar
diminimumkan. Lebih dari itu, pembagian kerja mengarahkan penanaman
pada
peralatan
dan
mesin-mesin
yang
efisien
untuk
meningkatkan
produktivitas.
Namun
demikian,
beberapa
konsekuensi-konsekuensi
pada
penulis
perilaku
telah
menunjukkan
karyawan
adanya
sehubungan dengan
pembagian kerja, bila hal itu dilaksanakan secara ekstrim. lni dapat
menimbulkan kebosanan, keletihan, monoton dan kehilangan motivasi yang
dapat menghasilkan ketidak efisienan dan bukan efisiensi.
4. Bagan Organisasi Formal
Struktur organisasi adalah terlalu kompleks untuk disajikan secara verbal.
Manajer perlu menggambarkan bagan organisasi (organization chart) untuk
menunjukkan struktur organisasi. Bagan organisasi memperlihatkan susunan
fungsi-fungsi, departemen-departemen, atau posisi-posisi organisasi dan
menunjukkan bagaimana hubungan di antaranya. Satuan-satuan orsanisasi
yang
terpisah
biasanya
digambarkan
dalam
kotak-kotak,
di
mana
dihubungkan satu dengan yang lain dengan garis yang menunjukkan rantai
perintah dan jalur komunikasi formal.
Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu sturktur
organisasi, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukkan individu atau satuan
organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi
tertentu, dan tingkat spesialisasi yang digunakan.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
2
2. Manajer dan bawahan atal rantai perintah. Rantai perintah menunjukkan
hubungan wewenang-tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan
bawahan dalam keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai dari jenjang
organisasi yang tertinggi sampai karyawan terendah dalam organisasi,
seperti terlihat pada gambar 8.1. Oleh karena itu, setiap anggota
organisasi mempunyai suatu kaitan dengan manajer puncak organisasi.
Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus jelas, di mana setiap karyawan menerima tugas dan pelimpahan wewenang hanya dari seorang
manajer dan melaporkan pertanggung jawaban juga hanya kepada
seorang manajer.
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Label dan deskripsi pada tiap kotak
menunjukkan pekerjaan organisasional atau bidang tanggung jawab yang
berbeda.
4. Pengelompokan
segmen-segmen
pekerjaan.
Keseluruhan
bagan
menunjukkan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi atas
dasar fungsional atau divisional, atau lainnya (departementalisasi).
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
3
5. Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer
dan bawahan tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.
Rantai Perintah
Direktur
Wakil Direktur
Manajer Divisial
Manajer Departemen
Kepala Penyelia
Penyelia
Karyawan
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
4
Seberapa luas tingkat spesialisasi kerja dalam organisasi dapat diperkirakan dengan membaca label-label yang menunjukkan pekerjaanpekerjaan yang berbeda dan bagaimana tugas-tugas dikelompokkan. Garis
menunjukkan rantai perintah yang merupakan aspek kunci koordinasi dalam
setiap organisasi. Bagan juga dapat menunjukkan besarnya (size) dari
organisasi, tetapi tanpa informasi tambahan akan menimbulkan gambaran
yang tidak jelas.
Keuntungan dan kelemahan bagan organisasi telah menjadi subyek
perdebatan cukup lama di antara para penulis manajemen. Salah satu
keuntungannya adalah bahwa karyawan dan lain-lain diberi gambaran
bagaimana organisasi disusun. Manajer, bawahan dan tanggung jawab
digambarkan dengan jelas. Bila seseorang dibutuhkan untuk menangani
suatu masalah khusus, bagan menunjukkan tempat di mana orang itu dapat
ditemukan.
Proses
pembuatan
bagan
juga
memungkinkan
manajer
mengetahui dengan tepat kelemahan-kelemahan organisasi, seperti sumbersumber potensial terjadinya konflik atau bidang-bidang di mana puplikasi
yang tidak diperlukan terjadi.
Kelemahan atau kekurangan utama bagan adalah masih banyak hal-hal
yang tidak jelas atau tidak ditunjukkan. Bagan, sebagai contoh, tidak
menunjukkan seberapa besar tingkat wewenang dan tanggung jawab setiap
tingkatan manajerial. Bagan juga tidak menunjukkan hubungan-hubungan
informal dan saluran komunikasi, di mana organisasi tidak dapat berfungsi
secara efIsien tanpa hal-hal itu.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
1
5. Bentuk – Bentuk Bagan Organisasi
Henry G. Hodges mengemukakan empat bentuk bagan organisasi,
yaitu (Iihat gambar 8.2.) :
1. Bentuk piramid. Bentuk ini yang paling banyak digunakan, karena
sederhana, jelas dan mudah dimengerti.
2. Bentuk vertikal. Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid
yaitu dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya
bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya.
3. Bentuk horizontal
Bagan ini digambarkan secara mendatar. Aliran
wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan.
4. Bentuk lingkaran. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu
jabatan dengan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran jarang sekali
digunakan dalam praktek.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
2
BAB III
MANAJEMEN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM ORGANISASI
1.
Pentingnya Pengorganisasian
Pengorganisasian menyebabkan timbulnya sebuah struktur
organisasi,
yang
dianggap
sebagai
sebuah
kerangka
sebuah
kerangka yang masih dapat menggabungkan usaha-usaha mereka
dengan baik.
Dengan
kata
lain,
salah
satu
bagian
penting
tugas
pengorganisasian adalah mengharrmonisasikan kelompok orang
yang berbada, mempertemukan macam-macam kepentingan dan
memanfaatkan kemampuan-kepampuan kesemuanya kesuatu arah
tertentu. (George .K Terry)
Sebenarnya yang dimaksud dasar harap tersebut diatas
adalah dapat dihasilkannya sinergisme, yang berarti perlu adanya
tindakan-tindakan simultan units individual atau yang terpisah yang
secara bersama-bersama dapat menghasilkan suatu efek total yang
lebih besar dibandingkan dengan jumlah dari komponen - komponen
individual. Jadi pengorganisasian merupakan sebuah kasus yang
dapat
menimbulkan
effek
yang
sangat
baik
dalam
upaya
menggerakan seluruh aktivitas dan potensi yang bisa diwadahi
serta sebagai pengawasan manajerial.
2.
Pentingnya Manajemen Dalam Menjalankan Organisasi
Manajemen pada prinsipnya bagaimana mengatur kegiatan
agar berjalan dengan baik dalam mencapai tujuan secara optimal
sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan yang diharapkan tersebut
akan berhasil dengan baik bilamana kemampuan manusia yang
terbatas baik pengetahuan, tehnologi, skill maupun waktu yang
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
3
dimiliki
itu,
dapat
dikembangkan
dengan
membagi
tugas
pekerjaannya, wewenang dan tanggung jawabnya kepada orang
lain sehingga secara sinergis dan mutual simbiosis membentuk
kerjasama
dan
kemitraan
yang
saling
menguntungkan
dan
pencapaian tujuan lebih baik, tanpa ada kerjasama yang baik maka
tidak ada "manajemen". Bila toh ada, adalah manajemen tradisional
atau otoriter.
Uraian
diatas
memberikan
dorongan
untuk
menjawab
suatu
pertanyaan mengapa manajemen itu penting dalam menjalankan
organisasi?
Manajemen
dikatakan
penting,
dalam
menjalankan
kegiatan
organisasi, pada dasarnya adalah :
1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk di kerjakan sendiri, sehingga
diperlukan adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab
dalam penyelesaiannya.
2. Suatu organisasi akan berhasil guna dan berdaya guna
3. Manajemen yang baik dapat meningkatkan kinerja dari semua
potensi yang dimiliki
4. Manajemen yang baik akan menghindari dan mengurangi
pemborosan
5. Manajemen yang baik harus jelas sasaran yang hendak dituju
6. Manajemen merupakan suatu pedoman pemikiran dan tindakan
kegiatan organisasi
7. Manajemen yang baik selalu mengedepankan kerjasama,
keharmonisan, komunikasi yang kontruktif, seimbang, searah
saling menghormati, dan menghargai mencintai sebagai tujuan
dapat dioptimalkan.
8. Manajemen diperlukan untuk kemajuan, dan pertumbuhan Juga
perkembangan agar lebih baik lagi.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
4
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai pemahaman dan pentingnya
manajemen dalam menjalankan kegiatan organisasi tersebut diatas,
perlu kiranya diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
2. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni.
3. Manajemen
merupakan
proses
sistematis,
terkoordinasi,
terintegrasi, dan kooperatif dalam memanfaatkan unsur - unsur
6M.
4. Manajemen baru dapat diterapkan, jika ada 2 orang atau lebih
melakukan kerjasama dalam suatu organisasi.
5. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi (POSD dan C).
6. Manajemen hanya merupakan alat atau wadah dalam mencapai
tujuan.
7. Dalam
implementasinya
harus
berpedoman
bagaimana
mengorganisasikan kelembagaan terhindar dari penyimpangan
dan penyelewengan.
8. Berprinsip
pada
memaksimalkan
produktivitas
dan
meminimalisasikan cost.
9. Ciptakan kerjasama pasti bisa dalam pencapaian keseimbangan
dan keharmoniskan dalam lingkungan organisasi.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
5
DAFTAR PUSTAKA
Hafidzi, Z.A. 2002, "Diktat Pcngantar Manajemen ", Fakultas Ekonomi
Henry Simamora, 1999, "MSDM", STIE. YKPN.
George, R. Terry, 1979, "'Asas-asas Manajemen".
SP. Siagian, 1999, "Teori dan Praktik Kepemimpinan Rineka Cipt".
Stephan P. Roben, "Perilaku Organisasi", Jilid l, San Diego State
University.
Stephen P. Robbins and Mary Couler, "Manajemen", Edisi 6.
Wijaya, A W., "Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen".
T. hani handoko “Manajemen edisi 2, BPFE. Yogyakarta Th.2003.
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten
6
Manajemen & Implementasi dalam Organisasi
Oleh : Drs. H. Hafidi, ZA, MM Dosen STIE Bina Bangsa Banten