PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BAHARI PULAU

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BAHARI PULAU SAWI
KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT
(Menjadi Ekowisata Berkelanjutan)
Oleh:
Petrus Kornelis Dehotman
NIM: 120401050128
A.

Pendahuluan
Ketapang memiliki pantai yang memanjang dari selatan ke utara dan sebagian

pantai yang merupakan muara sungai, berupa rawa-rawa terbentang mulai dari
Kecamatan Matan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan dan Kendawangan. Kabupaten
Ketapang memiliki banyak obyek wisata yang cukup menarik dan potensial, seperti
Ecotourisme, wisata Sejarah, Wisata Seni Budaya dan wisata Bahari. Potensi alam
dan eksotika Kabupaten Ketapang merupakan originalitas objek wisata yang dapat
menjamin sustainability kegiatan pariwisata kedepan sejalan dengan pergeseran
selera tourist saat ini yaitu kembali ke alam (back to nature). Potensi berupa Flora
dan fauna, hutan, budaya, sejarah, laut dan pesisir pantai serta pulau-pulau kecil
harus selalu tetap terjaga kelestariaannya, sehingga Kabupaten Ketapang menjadi
sangat menarik untuk di kunjungi wisatawan baik wisatawan domestic maupun

manca Negara.
Posisi gegrafis Kabupaten Ketapang sangat potensial untuk pengembangan
pariwisata baharinya, karena sebagain besar wilayahnya berbatasan langsung
dengan laut, (khususnya sebelah barat memanjang dari selatan ke utara) bahkan
memiliki beberapa pulau kecil yang topografi pantai landai dan karakteristik ombak
yang tenang. Salah satu pulau dengan objek wisata bahari yang indah di Kabupaten
Ketapang adalah Pulau Sawi. Saat ini keberadaan Pulau Sawi masih belum banyak
diekspos keluar daerah, alamnya masih sangat asri dan masih jauh dari polusi dan
sampah.
Pariwisata bahari Pulau Sawi tidak akan berkembang jika hanya memiliki daya
tarik saja, harus ada aspek-aspek lain yang perlu dikembangkan untuk menjadikan
Pulau Sawi sebagai objek wisata bahari yang potensial untuk kesejahteraan
masyarakat setempat dan tetap lestari tentunya. Karena perlu kita pahami saat ini
bahwa selera tourist mulai bergeser ke arah wisata alami dengan mengusung
konsep kembali ke alam (back to nature). Selera tourist yang mulai bergeser ke arah
wisata alami dengan mengusung konsep kembali ke alam (back to nature) ini berarti

para wisatawan lebih banyak minatnya untuk berkunjung ketempat-tempat wisata
alami seperti pantai atau wisata bahari, hutan, gunung dan lain sebagainya. Hal ini
berdampak terhadap aksesibilitas suatu daerah dan kelestarian lingkungan, karena

pergeseran arah selera tourist ke tempat alami membuat suatu daerah yang jauh
dan terpencil akan dengan mudah dijangkau, dan hal ini pula berpotensi merusak
kelestarian lingkungan dan keseimbangan alam.
Diperlukan strategi pengembangan objek

wisata

dengan

konsep

pengembangan dan promosi yang ramah lingkungan serta dengan memperhatikan
AMDALnya. Begitu halnya juga dengan Pulau Sawi yang indah dengan kekayaan
baharinya

perlu

dikembangkan

kearah


wisata

yang

berwawasan

wisata

berkelanjutan. Oleh karena itu, untuk membatasi masalah dalam artikel ini, penulis
mengambil tema “Pengembangan Potensi Pulau Sawi sebagai objek wisata
bahari yang berkelanjutan”.
Dengan artikel ini diharapkan dapat menjadi pandangan bagi semua pihak
yang berkepentingan khususnya stakeholders yang terkait untuk bagaimana
mengembangkan potensi bahari Pulau Sawi dengan konsep berkelanjutan dan
berwawasan kelingkungan. Selain itu dengan tulisan ini juga bermaksud
mempromosikan keunikan dan keindahan wisata bahari Pulau Sawi sehingga dapat
menarik minat para wisatawan.
B.


Profil Kabupaten Ketapang
Ketapang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat. Ibu

kota kabupaten ini terletak di Kota Ketapang, sebuah kota yang terletak di tepi
Sungai Pawan. Wilayah Kabupaten Ketapang terdiri dari 20 Kecamatan, 5
Kelurahan dan 216 desa. Dimana 13 kecamatan berada di daerah perhuluan dan
selebihnya merupakan kawasan pesisir, yaitu wilayah kecamatan yang sebagian
besar wilayahnya berbatasan langsung dengan laut.
Batas-batas wilayah Kabupaten Ketapang adalah sebagai berikut:
a) Bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Sanggau,
Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Melawi;
b) Bagian selatan berbatasan dengan Laut Jawa;
c) Bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Kayong Utara dan Laut Natuna;
d) Bagian timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten
Melawi.
Secara geografis, kabupaten ini berada di bagian selatan Provinsi Kalimantan
Barat dan terletak antara garis 0º 19’00” – 3º 05’ 00” Lintang Selatan dan 108º 42’

00” – 111º 16’ 00” Bujur Timur. Kabupaten Ketapang merupakan kabupaten terluas
di Kalimantan Barat, dengan luas wilayah 35.809

terdiri dari 33.209 Km2

2

Km

wilayah daratan dan 2.600

(± 3.580.900 ha) yang
2

wilayah perairan

Km

(sebelum pemekaran Kabupaten Kayong Utara). Setelah pemekaran Kabupaten
Kayong Utara, maka luas Kabupaten Ketapang keseluruhan menjadi 31.588
dengan luas daratan 30.099

1)


Km

2

dan luas perairan 1.489

2

Km

Km

2

,

.

Iklim

Kabupaten Ketapang beriklim tropis dengan suhu rata-rata 23,70°C–26,70°C

dan suhu pada siang hari mencapai 30,80°C serta memiliki curah hujan rata-rata
3696,1 mm/th dengan curah hujan rata-rata per tahun sebanyak 214 kali, sedangkan
kecepatan angin adalah 3,1 knot dan merupakan yang tertinggi di Kalimantan Barat.

2)

Geologi dan Morfologi
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Ketapang berupa tanah podsolik

merah kuning, litosol/regosol, latosol, andosol dan organosal. Tanah podsolik merah
kuning terdapat di daerah hulu bagian tengah, memanjang dari utara ke selatan,
meliputi kecamatan Tumbang Titi, Jelai Hulu, Marau, Simpang Hulu, sandau, Nanga
Tayap, Sungai Laur dan sebagian kecamatan Manis Mata. Tanah litosol/rigosol
terdapat di daerah hulu agak ke timur, sebagian besar terdapat di kecamatan Sungai
Laur, Simpang Hulu, Sandai dan Nanga Tayap. Tanah latosol terdapat di kecamatan
Sandai dan Sungai Laur. Jenis tanah andosol hanya terdapat di kecamatan Sandai
bagian timur. Tanah organosal sebagian besar terdapat di daerah pantai,
memanjang dari utara ke selatan, yaitu di kecamatan Simpang Hilir, Pulau Maya

Karimata, Sukadana, Matan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan, Kendawangan dan
Manis Mata.
Daerah pantai memanjang dari utara ke selatan dan daerah aliran sungai
merupakan dataran berawa-rawa, yakni mulai dari kecamatan Telok Batang,
Simpang Hilir, Sukadana, Matan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan, Kendawangan dan
Pulau Maya Karimata. Sedangkan wilayah perhuluan umumnya berupa daerah
berbukit-bukit. Sungai terpanjang di Kabupaten Ketapang adalah sungai Pawan.
Juga terdapat sungai-sungai besar lainnya, yakni sungai Merawan/Matan, Kualan,
Pesaguan, Kendawangan dan Jelai.
3)

Penggunaan Lahan dan Vegetasi
Sebagian besar wilayak Kabupaten Ketapang merupakan daerah aliran

sungai yang cukup besar, terdapat beberapa sungai besar dan airnya mengalir
sepanjang tahun disana. Diantaranya adalah sungai Pesaguan, dan Sungai Pawan
yang dimana muaranya langsung menglir kelaut. Daerah pantai hampir semuanya
merupakan daerah rawa gambut dengan aneka vegetasi yang hidup disana. Daerah
pantainya memiliki hutan mangrup yang bagus dan dipadu dengan tumbuhan nipah.
Penggunaan lahan lebih cendrung kepertanian dan pendirian rumah walet.

4)

Sosial Budaya
Dilihat dari segi sosial budaya, masyarakat Ketapang sangat beragam, suku

utama yang mendiami Kabupaten Ketapang diantaranya adalah Suku Melayu,
Dayak, Tionghoa, dan suku-suku pendatang lainnya seperti Jawa, Madura, Batak,
Flores dan beberapa etnis lainnya.

Secara umum masyarakat yang mendiami wilayah pesisir pantai merupakan
Suku Melayu, mereka bermata pencarian sebagai petani dan buruh tukang
bangunan. Bahasa yang digunakan di Ketapang adalah bahasa Melayu Ketapang
dengan penekanan “te”, misalnya “di Pantai Ketapang te banyak pemandangan
yang bagus kalo sore, kita te bisa liat sun set”.
C.

Kondisi Pariwisata Kabupaten Ketapang
Kondisi geografis Kabupaten Ketapang yang memanjang dari utara ke selatan

dimana sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan laut, khususnya bagian

barat dan selatan yang berbatasan langsung dengan Selat Karimata dan Laut Jawa
sehingga sebagian besar wilayahnya adalah pesisir dengan karakteristik pantai yang
landai dan sebagian besar merupakan muara sungai dengan ombak yang tenang.
Hal ini membuat Kabupaten Ketapang memiliki banyak potensi ekowisata bahari
yang cukup potensial untuk dikembangkan.
Saat ini ada beberapa objek wisata bahari dan pantai yang sudah cukup
dikenal di Kabupaten Ketapang, diantaranya apadalah Pantai Tanjung Belandang,
Pantai Air Mata Permai, Pantai Pagar Mentimun, Pantai Tanjung Dambus, Pulau
Sawi dan bebrapa pulau kecil lainnya serta pantai yang cukup eksotis dan potensial
untuk dikembangkan menjadi daya tarik wisatawan sehingga menjadi sumber
pemasukan daerah. Namun saat ini kondisi objek wisata yang ada masih sangat
terbatas pengembangan dan promosinya, sehingga pemanfaatanya masih sangat
minim.
Beberapa indikator yang dapat dengan jelas kita amati adalah sarana dan
layanan yang ada. Masyarakat setempat belum dapat memanfaatkan objek wisata
sebagai penambah incame, hal ini dikarenakan promosi dan pengembangan yang
belum obtimal. Aksesibilitas yang rendah, pengelolaan yang kurang serta sarana
dan layanan yang tidak maksimal. Masyarakat setempat belum memfokuskan
perhatian untuk memaksimalkan aktivitas kepariwisataanya karena pengunjung yang
masih belum banyak, sehingga objek wisata belum memberikan manfaat yang

maksimal bagi masyarakat setempat dan daerah.
1)

Potensi dan Daya Tarik Pulau Sawi
Pulau Sawi merupakan nama salah satu pulau kecil yang terletak di sebelah

barat daya Kabupaten Ketapang, secara administratif pulau sawi masuk dalam
cakupan Desa Sungai Tengar, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang,
Provinsi Kalimantan Barat. Pulau ini memiliki luas sekitar 500 ha (5 km2)dan hanya

dihuni oleh beberapa puluh kepala keluarga. Komunitas masyarakat Pulau Sawi
umumnya bekerja sebagai nelayan dan memancing. Kadang-kadang mereka
mencari mutiara laut.

Lokasi Pulau Sawi di Permukaan Bumi
Sumber: GoogleEart.2015

Pulau Sawi ini mulai dijadikan sebagai salah satu objek wisata oleh
pemerintah Kabupaten Ketapang pada tahun 2009. Kawasan pessir Pulau Sawi
memiliki pantai yang indah dan berbagai jenis kegiatan wisata bahari yang alami
serta masih sangat jauh dari volusi untuk menarik motivasi wisatawan. Pulai ini
sering disebut dengan nama Pulau Bidadari karena memiliki air laut yang sebening
kristal, sehingga berbagai biota penghuni di bawah permukaan laut bisa dilihat
dengan sangat jelas. Terlebih lagi, pantai di pulau ini merupakan habitat penyu
langka dan dilindungi seperti Penyu Belimbing, Penyu Hijau dan Penyu Sisik.
Keindahan tersebut dipadu dengan hamparan pasir putih yang membentang dengan
pemandangan alam di sekeliling yang masih sangat alami, sehingga tempat ini
sangat mempesona.

Keindaha Pantai dan Laut Pulau Sawi
Diambil dari koleksi foto Sherly Siddiq dalam situs
http://sherlysiddiq.blogspot.co.id/2014/08/pulau-yang-kabarnya-masih-virginini.html
Biota laut di Kepulauan ini adalah rumput laut, udang kipas, kepiting raja,

penyu belimbing, penyu sisik, penyu hijau, mutiara, dan beberapa jenis ikan. Selain
menikmati pemandangan alam yang eksotis, Anda juga dapat melakukan berbagai
kegiatan wisata alam seperti berkemah, lintas alam untuk menjelajahi pulau,
menyelam, berenang, atau memancing.

Gambar beberapa biota laut yang terdapat di Pulau Sawi.

2)

Aktifitas Wisata BahariSumber:
Pulauwww.google.com
Sawi
Topografi pantai yang landai membuat pantai di Pulau Sawi aman untuk

berenang bahkan untuk menyelam menikmati keindahan biota lautnya pun juga
aman dilakukan. Bagi yang hobi memancing, Pulau Sawi bisa menjadi pilihan yang
tepat karena potensi ikan yang melimpah di tempat ini. Tersedia penyewaan perahu
bagi kita yang ingin melihat keindahan pulau dari berbagai sisi. Kita bisa menyewa
perahu tersebut untuk berkeliling pulau. Bagi yang menyukai tantangan, bisa juga
lho trekking di pulau ini. Akan sangat seru saat kita bisa menjelajahi pulau dengan
berbagai keindahannya ini. Jika ingin menikmati keindahan Pulau Sawi lebih lama,

bisa mendirikan kemah di tepi pantainya. Atau bisa juga menyewa homestay yang
didirikan oleh pemerintah setempat di pulau ini.
Berada di tepian pantai Pulau Sawi, kita juga bisa melihat berbagai kegiatan
nelayan yang merupakan penduduk lokal. Penduduk di pulau ini terkenal dengan
keramahannya.
3)

Aksesibilitas Pulau Sawi
Akses utama untuk menuju ke Pulau Sawi adalah melalui Sungai Tengar

yang berjarak sekitar 70 km dari kota Ketapang ke arah selatan. Perjalanan dari kota
Ketapang menuju Sungai Tengar yang berada di Desa Blossom Sari, Kecamatan
Kendawangan ini dapat ditempuh menggunakan kendaraan pribadi, sewaan
ataupun bus umum dengan waktu kurang lebih 2 jam. Setibanya di Sungai Tengar
dapat melanjutkan perjalanan dengan menyewa motorboat menuju Pulau Sawi yang
memakan waktu sekitar satu jam dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp
200.000 sampai Rp 500.000.
4)

Fasilitas Wisata di Pulau Sawi
Sejak dibuka sebagai tempat wisata, sudah ada beberapa fasilitas dan

akomodasi disediakan pemerintah daerah maupun oleh masyarakat setempat. Di
Pulau Sawi, kita dapat mendirikan tenda atau kemah untuk menginap sambil
menikmati pemandangan alam yang ada. Kita juda dapat menyewa home stay yang
dibangun untuk para wisatawan. Pemerintah juga telah membangun dermaga kecil
bagi perahu motor untuk memudahkan transportasi kepantai ini. Jika ingin berperahu
mengelilingi pulau ini kita dapat menyewa perahu yang disediakan masyarakat
setemat.

Dermaga di Pulau Sawi
Diambil dari koleksi foto Sherly Siddiq dalam situs
http://sherlysiddiq.blogspot.co.id/2014/08/pulau-yang-kabarnya-masih-virginini.html

D.

Konsep Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
Pembangunan pariwisata berkelanjutan menurut The World Conservation

Union (WCU) adalah proses pembangunan suatu tempat atau daerah tanpa

mengurangi nilai guna dari sumber daya yang sudah ada. Secara umum hal ini
dapat dicapai dengan pengawasan dan pemeliharaan terhadap sumber-sumber
daya yang sekarang ada, agar dapat dinikmati untuk masa yang akan datang.
Pembangunan kepariwisataan bertahan lama menghubungkan wisatawan sebagai
penyokong dana terhadap fasilitas pariwisata dengan pemeliharaan lingkungan.
Menurut World Commicion on Environment and Development konsep
pariwisata berkelanjutan adalah bagian dari pembangunan berkelanjutan yang
memperhatikan kebutuhan saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan (hidup)
generasi penerus di waktu yang akan datang. Arti lebih jauh, dalam pembangunan
hendaknya jangan menghabiskan atau menguras sumber daya pariwisata untuk
jangka pendek, tetapi harus memperhatikan kelanjutan pembangunan pariwisata
jangka panjang di waktu yang akan datang.
Daya

dukung

(carring

capacity)

adalah

kunci

bagi

pengembangan

kepariwisataan bertahan lama (sustainable tourism). Konsep ini mengacu pada
penggunaan secara maksimal dari suatu daya tarik wisata tanpa mengakibatkan
kerusakan sumber-sumber yang ada, yang dapat mengurangi kepuasan turis atau
menambah masalah sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Prinsip lain dari sustainable tourism menurut Kingdoms Department of the
Environment (dalam I Gusti, 2011: 14) yang juga kurang lebih sama dengan konsepkonsep yang sudah ditulis sebelumnya antara lain :
1) Lingkungan hidup mempunyai nilai yang tersirat sebagai asset dari pariwisata,
yang keberadaannya harus dipertimbangkan untuk jangka panjang.
2) Kepariwisataan harus dapat dikenalkan sebagai aktivitas yang positif yang
dapat memberikan keuntungan yang potensial kepada masyarakat di tempattempat lain disekitarnya.
3) Hubungan antara pariwisata dan lingkungan harus dikelola sehingga
lingkungan hidup dapat bertahan untuk jangka panjang dan kegiatan
pariwisata tidak boleh membawa dampak yang tidak diharapkan.
4) Kegiatan

kepariwisataan

dan

pengembangan-pengembangannya

harus

mempertimbangkan derajat kealamian dan karakter dari tempat dimana
mereka berlokasi.
5) Keserasian antara kebutuhan wisatawan, tempat, dan penduduk sekitar harus
dicari dan dipertemukan.

Menurut McIntyre (dalam I Gusti 2011) dinyatakan bahwa ada tiga komponen
penting yang saling terikat dalam pengembangan sustainable tourism dan apabila
ketiga komponen ini dilibatkan maka aka terjadi peningkatan kualitas hidup. Ketiga
komponen itu adalah:
1) Industri Pariwisata
Industri

pariwisata

adalah

dapat

menciptakan

lapangan

pekerjaan,

meningkatkan pendapatan, mendorong penanaman modal, meningkatkan
kesempatan untuk mengembangkan bisnis.
2) Lingkungan
Agar kepariwisataan dapat bertahan lama maka tipe dan tingkat aktivitas
kepariwisataan harus diseimbangkan dengan kapasitas tersedianya sumber
daya, baik alam maupun buatan.
3) Masyarakat
Pengembangan kepariwisataan memerlukan perubahan yang berhubungan
dengan pemeliharaan, maka perlu bagi masyarakat sekitarnya untuk
memperoleh keuntungan dan kepariwisataan yang dapat memuaskan mereka
sehingga mereka mempunyai motivasi untuk mengadakan perubahan
tersebut. Peningkatan taraf hidup masyarakat adalah faktor pokok. Keinginan
masyarakat untuk terlibat adalah merupakan kunci untuk mengadakan
perubahan yang akan meningkatkan kualitas hidup. Jika masyarakat terlibat
dalam berbagai tahap maka masyarakat akan merasa termotivasi dan
bertanggung jawab. Para tertua dan orang-orang kuno memerlukan perhatian
khusus, karena mereka sulit untuk menerima perubahan-perubahan.
E.

Konsep Wisata Bahari
Wisata bahari merupakan suatu bentuk wisata potensial termasuk di dalam

kegiatan “Clean industry”. Pelaksanaan wisata bahari yang berhasil apabila
memenuhi berbagai komponen yakni terkaitnya dengan kelestarian lingkungan
alami, kesejahteraan penduduk yang mendiami wilayah tersebut, kepuasan
pengunjung yang menikmatinya dan keterpaduan komunitas dengan area
pengembangannya
Prinsip utama ekowisata dapat juga di aplikasikan karena wisata bahari
termasuk bagian dari ekowisata ini dapat dilihat pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri No 33 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah
pada pasal I dan pada pasal II. Maka dari itu ada lima prinsip utama dari ekowisata

yang di rumuskan oleh Low Choy dan Heillbronn (dalam I Gusti 2011) Lingkungan;
ecotourism bertumpu pada lingkungan alam, budaya yang relative belum tercemar
atau terganggu yaitu;
1) Lingkungan; ekotorisme bertumpu pada lingkungan alam, budaya yang relatif
belum tercemar atau terganggu.
2) Masyarakat; ekotorisme harus memberikan manfaat ekologi, sosial dan
ekonomi langsung kepada masyarakat.
3) Pendidikan dan Pengalaman; ekotorisme

harus dapat

meningkatkan

pemahaman akan lingkungan alam dan budaya dengan adanya pengalaman
yang dimiliki.
4) Berkelanjutan; ekotorisme dapat memberikan sumbangan positif bagi
keberlanjutan ekologi lingkungan baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
5) Manajemen;

ekotorisme

harus

dikelola

secara

baik

dan

menjamin

sustainability lingkungan alam, budaya yang bertujuan untuk peningkatan
kesejahteraan sekarang maupun generasai mendatang.
Pengertian wisata bahari atau tirta adalah jenis pariwisata yang dikaitkan
dengan kegiatan olah raga air lebih-lebih di danau, bengawan, pantai, teluk atau
lautan lepas seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan,
kompetisi selancar, mendayung dan sebagainya. Aktivitas bahari ini dapat dijumpai
di daerah Bunaken Sulawesi Utara, Wakatobi, Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan
di Lombok, Pulau Rajaampat di Papua serta beberapa kawasan pesisir Kabupaten
Ketapang, termasuk salah satunya berada di pesisir pantai Pulau Sawi. Wisata
bahari adalah wisata dan lingkungan yang berdasarkan daya tarik wisata kawasan
yang didominasi perairan dan kelautan dimana di dalamnya terdapat kegiatan untuk
menikmati keindahan dan keunikan daya tarik alaminya.

F.

Pengembangan Pulau Sawi sebagai Ekowisata Bahari Berkelanjutan
Potensi yang dimiliki Pulau Sawi merupakan suatu icon yang potensial untuk

dikembangkan sebagai ekowisata bahari. Pembangunan yang diharapkan tentunya
mengusung konsep pembangunan berkelanjutan, yaitu dengan memperhatikan
kebutuhan saat ini namun tetap mempertimbangkan kelestarian daya dukung yang
dimiliki Pulau Sawi di masa yang akan datang. Sehingga pembangunan ekowisata

yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah baik dari segi ekonomi, keindahan
dan tetap memperhatikan kelestarian yang ada.
Pulau Sawi memiliki daya dukung (carring capacity) yaitu keindahan pantai
dengan pasir yang putih, air yang jernih, ombak yang tenang, flora dan fauna serta
biota laut yang beragam, dan menjadi tempat hidup penyu yang dilindungi. Hal inilah
yang dapat dikembangkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan daya tarik
wisata tanpa mengakibatkan kerusakan sumber-sumber yang ada, yang dapat
menimbulkan masalah sosial, ekonomi, atau lingkungan bagi masyarakat sekitar.
Pengembangan Pulau Sawi sebagai pariwisata berkelanjutan (sustainable
tourism) memrlukan tiga komponen utama yang saling bekerjasama dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dan lingkungannya, yaitu harus
adanya:
1) Industri Pariwisata
Pengembangan sarana

dan

prasaran

untuk

menciptakan

lapangan

pekerjaan, meningkatkan pendapatan, mendorong penanaman modal, dan
2)

pengembangan bisnis.
Lingkungan
Harus ada keseimbangan antara tipe dan tingkat aktivitas pariwisata dengan

3)

ketersedian sumber daya yang ada baik alami maupun buatan.
Masyarakat
Perlunya penyuluhan untuk memotivasi masyarakat sekitar dan pemberian
wawasan kelingkungan yang kontinyu untuk menumbuhkan semangat
memelihara dan menjaga serta membangun fasilitas yang ada, baik alami
maupun buatan. Peningkatan taraf hidup masyarakat setempat adalah faktor
utamanya.
Jadi untuk menciptakan Pulau Sawi sebagai Ekowisata Bahari yang

berkelanjutan diperlukan perlakuan yang saling berhubungan, baik dari segi fisik
maupun sosialnya. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Efisiensi pengelolaan potensi sumber daya alam dalam perencanaan
pengembangan Pulau Sawi sebagai Ekowisata Bahari yang berkelanjutan;
2) peningkatan pemberdayaan kinerja aparatur Dinas Pariwisata, Seni dan
3)
4)
5)
6)
7)

Budaya Kabupaten Ketapang,
pengembangan kelembagaan,
penerapan Peraturan Daerah (PERDA),
peningkatan tenaga perancang dan peneliti;
melakukan diversifikasi pada pemasaran,
peningkatan promosi baik elektronik maupun cetak sebagai sumber

informasi wisata,
8) pengembangan iklim investasi,

9) peningkatan sumber daya lokal terhadap kesadaran kelestarian obyek
wisata, dan
10) sistem pengaturan di bidang perlindungan wisatawan.

Daftar Rujukan
Dispora Kab. Ketapang. 2015. Rencana Penyelenggaraan Festival Kapal
Nelayan

Hias

Tradisional

2016.

Diperoleh

dari:

http://disbudparpora.ketapangkab.go.id/index.php?
format=feed&type=rss&lang=en. Diakses pada Kamis, 15 Oktober
2015.

Gautama, I Gusti Agung Gede Oka. 2011. Evaluasi Perkembangan Wisata
Bahari Di Pantai Sanur. Tesis Program Magister. Program Studi
Pariwisata Universitas Udayan.
Healthy. 2012. Rute Perjalanan dari Pontianak Menuju Ketapang. Diperoleh
dari:

http://www.healthyenthusiast.com/rute-perjalanan-pontianak-

menuju-ketapang.html. Diakses pada Jumat, 16 Oktober 2015.

Mr.

Provide.

2015.

Kote

Ale-ale,

Kota

Ketapang.

Diperoleh

https://pramonoe97.wordpress.com/2015/06/30/kota-ketapang/.
Diakses pada Jumat, 16 Oktober 2015.

dari:

Siddiq,

Sherly.

2014.

Pulau

Sawi.

Diperoleh

dari:

http://sherlysiddiq.blogspot.co.id/2014/08/pulau-yang-kabarnya-masihvirginini.html. diakses pada 20 Oktober 2015.
Situs Wisata Melayu.Com. 2014. Pulau Sawi (Pulau Bidadari). Diperoleh dari:
http://www.wisatamelayu.com/id/tour/1016-Pulau-Sawi/navcat. Diakses
pada 20 Oktober 2015

Utiket.com. 2015. Pulau Sawi. Diperoleh dari: http://www.utiket.com/id/obyekwisata/ketapang/254-pulau_sawi.html.
Oktober 2015.

Diakses

pada

Kamis,

15