Media Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa

Media Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa Jerman:
Selayang Pandang
Oleh: Iman Santoso, M.Pd
A. PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar bahasa Jerman baik di
Perguruan Tinggi, maupun di SMA merupakan sebuah sistem
yang terdiri atas berbagai komponen. Suparman (1997:4)
mengatakan bahwa sistem secara umum dapat dipahami
sebagai benda, peristiwa, kejadian atau cara yang
terorganisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang lebih
kecil dan seluruh bagian tersebut secara bersama-sama
berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu. Mengacu pada
pendapat tersebut, maka keberhasilan sebuah proses
belajar mengajar sangat tergantung seberapa jauh semua
komponen yang ada bisa saling bekerja sama dengan baik
untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Kegiatan
pengajaran
sebagai
bentuk
kegiatan

instruksional apabila ditelusuri lebih jauh akan dapat
diidentifikasikan unsur-unsurnya, antara lain: tujuan
instruksional,
tes,
strategi
instruksional,
bahan
instruksional dan evaluasi, di samping ada juga komponen
pengajar, pelajar/mahasiswa dan fasilitas. Salah satu
bagian
dari
kegiatan
tersebut,
yaitu
strategi
instruksional merupakan pendekatan pengajaran dalam
mengelola kegiatan instruksional untuk menyampaikan
materi secara sistematik agar tujuan pengajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien (Suparman, 1997:157).
Strategi instruksional mengandung empat pengertian,

yaitu: (1) Urutan kegiatan instruksional, (2) Metode
Instruksional, (3) Media instruksional, serta (4) adalah
waktu. Dengan demikian, strategi instruksional dapat
dikatakan
sebagai
cara
yang
sistematik
dalam
mengkomunikasikan isi pelajaran kepada pelajar untuk
mencapai tujuan instruksional tertentu. Ia berkaitan
dengan bagaimana (the how) menyampaikan isi pelajaran.
Keempat komponen tersebut haruslah diorganisir dan
dijalankan
secara
sinergis
oleh
pengajar/guru.
Kekurangtepatan atau kesalahan dalam menerapkan salah
satu komponen, niscaya akan mempengaruhi keberhasilan


1

proses belajar mengajar. Media instruksional sebagai
salah satu komponen tersebut juga memiliki peran yang
cukup
penting
dalam
menunjang
pencapaian
tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien. Media merupakan
sarana
untuk
mengkomunikasikan
pengetahuan,
dan
keterampilan
khusus,
disamping

untuk
mengembangkan
pengetahuan,
keterampilan
serta
teknik-teknik
baru
(Sudjana & Rivai, 1997: 111).
Penggunaan media pengajaran yang tepat akan sangat
membantu pencapaian tujuan pengajaran. Secara umum
manfaat yang diperoleh antara lain adalah: pengajaran
akan lebih menarik bagi siswa, bahan pelajaran akan
lebih
jelas
maknanya
sehingga
dapat
lebih
mudah
dipahami, siswa akan banyak melakukan kegiatan belajar

dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, serta
melalui media pengajaran hal-hal yang kompleks dapat
disederhanakan. (Sudjana & Rivai, 2001: 2 - 3). Battlog
(2004:8) menegaskan “Medien bewirken insgesamt eine
Intensivierung
der
fremdsprachlichen
Lehr
und
Lernprozesse” Jadi, media akan membuat proses belajar
dan mengajar bahasa asing menjadi lebih intensiv.
Mengacu pada manfaat yang diperoleh dari penggunaan
media pengajaran, maka sudah selayaknya para guru bahasa
Jerman juga menggunakan media pengajaran dalam proses
belajar mengajar bahasa Jerman. Namun di lapangan
ditemukan, bahwa para guru bahasa Jerman jarang sekali
menggunakan media pengajaran yang tepat saat mengajar
bahasa Jerman di kelas. Informasi yang disampaikan dalam
kelas lebih banyak bersifat verbal tanpa disertai dengan
pemakaian media pengajaran yang menunjang. Beberapa

faktor yang diduga menjadi penyebabnya antara lain: para
guru memiliki waktu yang terbatas untuk membuat media
pengajaran, dan keterbatasan dana yang tersedia.
B. PEMBAHASAN
1. Hakikat Media Pengajaran
Kata ‘Media’ berasal dari bahasa Latin yang
merupakan bentuk jamak dari kata ‘medium’ yang secara
harfiah berarti ‘perantara atau pengantar’ (Djamarah &
Zain, 1996:136). Dengan demikian, media adalah alat yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari
pengirim kepada penerima pesan. (Suparman, 1997: 177).

2

Dalam konteks ini penerima pesan adalah siswa, sedangkan
pemberi informasi adalah guru. Sejalan dengan pendapat
di atas, Erdmenger (1997:2) menjelaskan bahwa ..Medium
sei definiert als Träger oder Vermittler von Information
im Zusammenhang mit Unterricht und Lernen. Medium dapat
didefinisikan sebagai pembawa atau perantara informasi

yang berkaitan dengan pengajaran dan belajar. Lebih jauh
Erdmenger (1997) mengatakan bahwa terdapat media yang
membantu pengajar saat memberikan materi pengajaran dan
ada pula media yang mendukung siswa untuk bekerja secara
aktif di sekolah atau di rumah. Yang pertama, dapat
disebut sebagai alat pengajaran (Unterrichtsmittel), dan
yang terakhir dapat disebut sebagai alat untuk belajar
(Lernmittel).
Berdasarkan aspek-aspek yang telah dikemukakan di
atas, dapat disimpulkan bahwa media pengajaran adalah
alat yang berfungsi sebagai perantara bagi guru untuk
menyampaikan informasi pada anak didiknya, dan/atau alat
yang berfungsi untuk memfasilitasi siswa agar dapat
belajar secara mandiri.
Media pengajaran memiliki nilai guna
yang tidak
kecil dalam menunjang keberhasilan sebuah proses belajar
mengajar. Sudjana & Rivai (2001: 2 - 3) menyebutkan
bahwa ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat
mempertinggi proses belajar siswa yang pada gilirannya

mampu mempertinggi proses belajar siswa. Alasan tersebut
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Alasan
1. Manfaat media

2. Taraf berpikir
siswa

a. Media dapat menumbuhkan motivasi
belajar
b. Media akan memperjelas makna
bahan pengajaran, sehingga
memungkinkan siswa menguasai
tujuan pengajaran dengan baik
c. Metode mengajar akan lebih
variatif, siswa menjadi tidak
bosan
d. Siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar
a. Media dapat mengkonkretkan hal

yang abstrak
3

b. Media dapat menyederhanakan hal /
konsep yang kompleks
Erdmenger (1997: 7) secara lebih khusus menyebutkan
beberapa fungsi media pengajaran ditinjau dari sudut
didaktis dalam pengajaran bahasa asing, seperti yang
tampak dalam tabel berikut:
Didaktische
Funktionen
Motivation

Motivierung
zur
Teilnahme
Mitarbeit im Unterricht und
Lernen

Wissenvermittlung


Vermittlung von Informationen, also
Sachwissen oder Verfahrenskenntnisse

Anleitung zur
Arbeit

z.B beim Üben und Lösen von Aufgaben

Anreiz zum
Sprechen

zum Besprechen von Sachverhalten,
Meinungen und Gefühlen.

Kontrolle

Feststellung
Unterrichts


von

Ergebnissen

und
zum

des

2. Jenis Media Pengajaran
Media pengajaran dapat dibedakan atau dikelompokan
dalam berbagai kategori.
Sudjana & Rivai (2001: 3)
membedakannya
secara
garis
besar
ke
dalam
empat
golongan. Pertama, media grafis seperti gambar, foto,
grafik, bagan, poster, kartun, komik dll. Kedua, media
tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model
padat, model penampang, model susun, diorama dll.
Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film,
OHP. Keempat adalah pengggunaan lingkungan sebagai
media.
Erdmenger (1997) membedakan jenis media pengajaran
berdasarkan indera yang digunakan siswa untuk menyerap
informasi yang terkandung di dalamya, yaitu media
visual, auditiv dan audio-visuel.

4

Medium nach Sinnesorgan
Visuelle Medien

Auditive Medien

Audio-visuelle
Medien

2. Media Pengajaran
Bahasa Jerman.

Lehrbuch und Arbeitshefte,
Nachschlagewerke,
Lektüren, Lexika
Schreibhefte, Wandtafel und Kreide,
Flannell- oder Halftafel, Flashcard,
Tageslichtprojektor,
Folien
und
Folien-schreiber,
Zeitungen,
Zeitschriften,
Plakate,
Poster,
Wandbilder, Bildgeschichten,
Fotos,
Postkarten,
Dias,
reale
Gegenstände, Fahrkarten, Fahrpläne,
Anzeigen, Prospekte,
Übersichten, Statistiken, graphische
Darstellungen,
Stummfilme,
Spielkarten, Brettspiele, Bingo,
Radio, Schallplatte, CD, Tonband und
Tonkassette,
Stimmen von Lehrern, Mitschülern und
Besuchern
als
personale
Medien,
Sprachlabor
kombinierte Ton-Bild-Schau,
kommerzielle
und
Selbstgemachte
Tonfilme,
Fernsehen, Video, Computer, Kamera
und Videorekorder
dalam Proses Belajar Mengajar

Tidak dapat dipungkiri bahwa pengajaran bahasa termasuk bahasa Jerman, membutuhkan
bantuan media
pengajaran agar proses belajar mengajar berhasil dengan
baik. Namun,
pengajaran bahasa asing memiliki
paradigma atau landasan filosofis
tersendiri yang
membedakannya dengan proses pengajaran yang lain. Hal
ini akan membawa konsekuensi pada tujuan pengajaran,
bentuk ancangan pengajaran yang disusun guru, metode
pengajaran yang dipilih dan juga dalam pemilihan media
pengajaran.

5

Secara umum tujuan pengajaran bahasa asing adalah
....
Kommunikation-sfähigkeit
(oder
kommunikative
Kompetenz) in Alltagsituationen (Erdmenger, 1997:4).
Dengan demikian siswa yang mempelajari bahasa asing
diharapkan
memiliki
kemampuan
berkomunikasi
dalam
kehidupan sehari-hari. Atas dasar itu maka pemilihan
media pengajaran bahasa hendaknya menunjang pembentukan
kompetensi komunikatif pada diri siswa. Battlogg (2006)
mengatakan bahwa:
im Fremdsprachenunterricht dürfen Menschen nicht
als Kommunikationspartner ausgeschlossen werden.
Sprache ist ein soziales Ereignis, das zwar
teilweise mit Medien stimuliert, aber nicht durch
Medien ersetzt werden kann.
Hal itu berarti bahwa dalam pengajaran bahasa Asing
manusia
merupakan
partner
berkomunikasi.
Bahasa
merupakan peristiwa sosial, yang sebagian memang dapat
distimulasi melalui media, tetapi tidak dapat digantikan
oleh media.
Kriteria umum yang dapat dipakai
media pengajaran adalah sebagai berikut:

untuk

memilih

1) Ketepatan dengan tujuan pengajaran
2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya
bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip,
konsep dan generalisasi sangat memerlukan media
agar lebih mudah dipahami
3) Keterampilan guru dalam menggunakannya
4) Tersedia waktu untuk menggunakannya
5) Sesuai dengan taraf berpikir siswa. (Sudjana &
Rivai, 2001: 4 -5)
Rost (2006) menyebutkan beberapa faktor yang dapat
dipakai
untuk
menyeleksi
media
pengajaran
dalam
pengajaran bahasa:
Do they give learners more opportunities to learn?
Do they help learners learn more effectively?
Do they help learners become better language
learners- more motivated, more satisfied, more
self-directed, more “intelligent”?

6

and do they make our job as teachers easier,more
enjoyabel, more rewarding?
Sementara itu Erdmenger (1997) menambahkan, jika seorang
pengajar memutuskan untuk memakai media pengajaran
hendaknya memperhatikan isi / bahan pelajaran, tujuan
pengajaran, dan metode pengajaran.
Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar
mengajar bahasa juga harus memperhatikan tahapan dalam
PBM tersebut, sehingga media yang digunakan dapat
diimplementasikan dengan tepat pada saat yang tepat
pula. Erdmenger (1997) mengatakan bahwa tahapan dalam
pengajaran bahasa Asing adalah sebagai berikut:
Vorbereitung - Darbietung - Verständniskontrolle Vermittlung - Bewusstmachung - Übung - Anwendung
Terkait
dengan
hal
itu
media
pengajaran
dapat
diintegrasikan
dalam
tahapan-tahapan
tersebut
yang
sebelumnya sudah direncanakan dalam rencana pembelajaran
secara komprehensif.
Erdmenger (1997) kemudian menyarankan kepada para
pengajar
saat
merencanakan
penggunaan
media
agar
memperhatikan
karakteristik
dari
media
pengajaran.
Sistematika
yang
dapat
dipakai
untuk
menentukan
karakteristik media pengajaran tampak dalam bagan
berikut:
Medium
Rezeption

Lehrbuch
visuell

Kassete
auditiv

Wandbild
visuell

Sprache/Sache
Unt/Lernmittel
Lehr/Lernziele

Spr/Sa
U/L

Spr
U

Sa
U

LV,Schr
Kennt

Spr,WS
Gramm.

Lehr/Lernphase
n

alle

HV,Spr
Kenntn.
,
Darb.,
Übg.,

Prozess/Produk
tm.

Prod.

Prod.

Verm.,
Darb.,
Anw
Prod.

Video
audiovisuell
Spr/Sa

H/SV
Ldk.,
Lernb.
Anw.
Übg.,
Anw
Prod.

7

C. Penutup
Media pengajaran merupakan salah satu komponen
penting dalam proses belajar mengajar bahasa Jerman.
Pemilihan dan penggunaan media pengajaran yang tepat
akan dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
Dalam pengajaran bahasa Jerman,
pemanfaatan media diharapkan dapat membantu guru untuk
mendorong pencapaian kompetensi komunikatif dalam diri
siswa yang disertai dengan penguasaan unsur kebahasaan
(Struktur dan kosakata) yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Battlogg, Simone. Die wichtigsten Medien im Unterricht.
diakses
dari:
http://www.hausarbeiten.de/faecher/hausarbeit/pak
/1684.html pada tanggal: 4 Januari 2006
Djamarah, Syaiful Bahri., Zain, Aswan. 1996. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Erdmenger,
Manfred.
1997.
“Medien
im
Fremdsprachenunterricht: Hardware, Software und
Methodik”
dalam
Braunschweiger
Arbeiten
zur
Schulpädagogik.
Braunschweig:
Technischen
Universität
Braunschweig.
Diakses
dari:
http://opus.tu-bs.de/opus/volltexte/2000/158 pada
tanggal: 4 Januari 2004.
Rost, Michael. New Technologies in Language Education:
Opportunities for Professional Growth. Diakses
dari:
www.longman.com/ae/multimedia/pdf/mikerost_PDF.pd
f pada tanggal 4 Januari 2006.
Sudjana,
Nana.,
Rivai,
Ahmad.
1997.
Teknologi
Pengajaran. Bandung: Penerbit Sinar Baru.
__________________________.
2001.
Media
Bandung: Penerbit Sinar Baru.

Pengajaran.

8

Suparman, Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: PAU
untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas
Instruksional - Dirjen Dikti.

9