Analisa Lokasi dan Keruangan Critical Re
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Pertama-tama dan sudah sepatutnya kita ucapkan atas kehadirat Tuhan
yang maha esa karena berkat limpahan rahmat dan ridho-nya lah. Tugas I Critical Review
Mata Kuliah Analisa Lokasi Dan Keruangan Yang Mengambil Judul “Critical Review :
kecenderungan pemilihan lokasi pemukiman berdasarkan analisis multikriteria di Kota
Manado”. Ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah analisa dan
keruangan, yaitu :
1. Bapak Arwi Yudhi Koswara, ST. MT. dan ibu Vely Kukinul Siswanto, ST. MT.
MSc. Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah.
2. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas critical review.
Tak lupa juga kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam terselesaikannya makalah ini yang tidah dapat saya sebutkan
satu persatu. Penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya.
Demikian beberapa kata yang penyusun tulis untuk mengantar para pembaca
menjelajahi makalah ini. Kami sebagai penyusun hanyalah manusia biasa yang tentu tak luput
dari kesalahan. Kritik dan saran sangat saya butuhkan demi tercipta yang sesuatu ilmu yang
lebih baik. Jika terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini, saya sebagai penyusun
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Surabaya, 10 Maret 2016
Penyusun
Analisa Lokasi & Keruangan | ii
DAFTAR ISI
kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................................... iii
Daftar Tabel ..........................................................................................................................iv
Daftar Gambar ......................................................................................................................iv
Bab I Pendahuluan ............................................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2
Tujuan & Manfaat.................................................................................................... 2
Bab Ii Tinjauan Landasan Teori ............................................................................................ 3
2.1
Konsep Dasar Teori Lokasi ..................................................................................... 3
2.2
Dasar Teori Jurnal Menurut Studi Kasus ................................................................. 3
2.2.1
Evaluasi Kesesuaian Lahan ............................................................................. 3
2.2.2
Multikriteria Analisis / Multi Criteria Decision Making (MCDM) ......................... 4
2.2.2.1
Bentuk Mcdm ............................................................................................ 5
2.2.2.2
Penyelesaian MCDM ................................................................................ 5
2.2.2.3
Metode Mcdm .......................................................................................... 5
2.2.2.4
(Topsis)
Metode Technique For Order Preference By Similarity To Idea
6
2.2.2.5
Metode Saw.............................................................................................. 7
Solution
Bab Iii Pembahasan .............................................................................................................. 8
3.1
Alasan Pemilihan Lokasi ......................................................................................... 8
3.2
Alur Berpikir Penelitian ............................................................................................ 9
3.3
Faktor-Faktor Lokasi ............................................................................................... 9
3.4
Hasil Analisa Perhitungan Kriteria ......................................................................... 11
3.5
Hasil Implikasi Teori Terhadap Lokasi Yang Dipilih ............................................... 12
3.6.1
Implikasi Metode Evaluasi Kesesuaian Lahan ............................................... 12
3.6.1
Implikasi Multiple Criteria Decision Making (MCDM) ...................................... 13
Bab Iv Kesimpulan .............................................................................................................. 14
4.1
Kesimpulan Jurnal ................................................................................................ 14
4.2
Lesson Learned Critical Review ............................................................................ 14
Daftar Pustaka .................................................................................................................... 16
Lampiran ............................................................................................................................. 17
Analisa Lokasi & Keruangan | iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Matriks Evaluasi .............................................................................................................. 5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tahapan Proses Evaluasi Kesesuaian Lahan .......................................................... 3
Gambar 2. Klasifikasi metode multiatribute ................................................................................. 6
Gambar 3. Responden Berdasarkan Wilayah Penelitian ........................................................... 8
Gambar 4.Bagan alur pelaksanaan penelitian ............................................................................ 9
Gambar 5. Hubungan antara kriteri umum dan kriteria khusus ............................................... 10
Gambar 6.Hasil penentuan bobot responden berdasarkan criteria khusus............................ 11
Gambar 7.Penyelesaian TOPSIS semua responden berdasarkan lokasi .............................. 11
Gambar 8. Penyelesaian SAW semua responden berdasar lokasi......................................... 12
Analisa Lokasi & Keruangan | iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Penentuan lokasi dtentukan oleh beberapa landasan teori. Salah satunya teori lokasi
adalah berupa ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu
yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta pengaruhnya
terhadap kegiaatan, baik yang bersifat ekonomi atau sosial. Dalam dunia nyata, kondisi dan
potensi setiap daerah berbeda dan memengaruhi kondisi dari penentuan lokasi. Analisis
lokasi dapat dikembangkan untuk mengetahui bagaimana suatu lokasi yang memiliki potensi
terhadap batas wilayah pengaruhnya. Analisis dan teori yang berkaitan lokasi tidak terlalu
berkembang, namun keberadaanya sudah ada sejak abad ke-19. (Tarigan,2005).
Dalam jurnal yang direview menjelaskan terkait pengembangan pemukiman bagi
individu memerlukan suatu pengidentifikasian lahan dan lokasi sebagai kegiatan yang penting
dalam proses perencanaan dan pembangunan. Pemukiman adalah salah satu kebutuhan
utama perkotaan yang wajib dipenuhi di dalam suatu wilayah. Karena itu saat ini
pengembangan penyediaan pemukiman marak dilakukan, baik oleh pemerintah maupun
swasta/developer. Kriteria lahan tinggal untuk masing-masing stakeholder bisa berbeda-beda,
dari pihak lingkungan hidup akan sangat menekankan pada lingkungan, berbeda halnya
dengan pihak developer (pengusaha) yang lebih menekankan pada profit. Setiap individu
memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, individu
tersebut juga memiliki pandangan, kriteria dan pilihan yang berbedabeda untuk menentukan
lahan pemukimannya.
Dari beberapa penjelasan diatas, maka critical review dijelaskan di dalam jurnal ilmiah
sains yang berjudul : “kecenderungan pemilihan lokasi pemukiman berdasarkan analisis
multikriteria di kota manado” penulis memilih Kota Manado sebagai studi kasus dengan
menggunakan metode analisis multikriteria atau Multi Criteria Decision Making (MCDM) untuk
menunjang pemilihan lokasi permukiman berdasarkan kriteria yang ada. Metode tersebut
ditunjang dengan metode penjumlahan terboboti / Simple Additive Weighting (SAW) dan
metode Jarak Terdekat ke Titik Ideal / Technique for Order Preference by Similarity to Idea
Solution (TOPSIS) yang saling melengkapi satu sama lain.
Dijelaskan bahwa berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang
dikaji dalam penelitian ini, yaitu bagaimana memilih lokasi pemukiman yang layak bagi setiap
individu dengan memperhatikan kriteria-kriteria yang muncul berdasarkan latar belakang
sosial-ekonomi individu yang berbeda. Sehingga tujuan penelitian ini adalah menganalisis
faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pengurutan lokasi pemukiman dan menetapkan
urutan lokasi pemukiman berdasarkan faktor-faktor dominan di Kota Manado.
Analisa Lokasi & Keruangan | 1
1.2
TUJUAN & MANFAAT
Dalam penyusunan tugas critical review ini bertujuan memberikan pemahaman
terhadap implikasi teori-teori lokasi terhadap fenomena lokasi dan keruangan yang terbentuk
dalam wilayah dan kota. Serta menjelaskan beberapa pengertian tentang teori dan konsep
lokasi berbagai kegiatan, dan mampu mempergunakan berbagai teknik dan metode analisis
untuk mengkaji kecenderungan lokasi kegiatan-kegiatan. Critical review ini juga memberikan
manfaat berupa pemahaman sebagai berikut :
1) Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian teori lokasi dan kedudukannya dalam
perencanaan wilayah dan kota
2) Mahasiswa mampu menjelaskan pendekatan dalam analisis lokasi beberapa
komponen kegiatan kota dan wilayah seperti perumahan, pemerintahan, industri,
komersial, fasilitas sosial dan ekonomi
3) Mahasiswa mampu mengimplementasikan teknik analisis yang sesuai untuk
mengkaji aspek lokasional komponen kegiatan wilayah dan kota
Analisa Lokasi & Keruangan | 2
BAB II. TINJAUAN LANDASAN TEORI
2.1
KONSEP DASAR TEORI LOKASI
Secara umum konsep dasar dari teori lokasi yaitu membahas pertanyaan penting
tentang Siapa (Perusahaan, Individu, Pemerintah) yang memproduksi barang atau jasa
tertentu pada Lokasi yang mana, dan Mengapa memilih lokasi tersebut. Serta banyak
kebijakan pemerintah yang melibatkan upaya untuk mengalihkan/mengarahkan kegiatan
produksi, yang pertama harus diteliti adalah dasar keputusan-keputusan lokasi awal untuk
memahami dampak insentif yang dapat mengubah pola lokasi.
2.2
DASAR TEORI JURNAL MENURUT STUDI KASUS
2.2.1
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN
Dalam penentuan lokasi permukiman di Kota Manado. Dilakukannya
pendekatan landasan teori penentuan lokasi yang berdasarkan dari evaluasi
kesesuaian lahan dilakukan untuk melihat pembangunan yang tepat dilakukan dalam
sebuah lahan, yang secara umum mengacu pada atribut lokasi. Lahan tersebut
masing-masing memiliki karakter khusus yang harus disesuaikan dengan atribut lokasi
yang ada (Malezewski, 2003). Evaluasi kesesuaian lahan terbagi menjadi 2 fase yaitu:
1)
Fase penyaringan, dimana pada fase ini lokasi yang ditolak pembangunannya;
entah diakibatkan oleh suatu pertimbangan, peraturan, atau faktor lainnya;
dieliminasi atau ditiadakan.
2)
Fase
evaluasi,
dimana
lokasi
yang
telah
diterima
disusun
tingkat
kesesuaiannya berdasarkan kebutuhan.
Evaluasi kesesuaian lahan yang dilakukan terhadap penelitian jurnal ini adalah
untuk melihat lahan yang potensial untuk dijadikan sebagai lahan pemukiman. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mengidentifikasi dan mengukur proses
evaluasi kriteria antara lain :
(1)
Identifikasi
kriteria yang
relevan
(2)
Standarisasi
nilai
performance
(3)
Pengukuran
bobot nilai
(3)
Pengukuran
skala nilai
Gambar 1. Tahapan Proses Evaluasi Kesesuaian Lahan
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.143
Dari tahapan evaluasi kesesuaian lahan dilakukan langkah-langkah metode
perhitungan diantaranya sebagai berikut :
Analisa Lokasi & Keruangan | 3
1) Pengambilan data, dimana dalam penelitian ini data yang diambil
berasal dari dua narasumber yaitu data terhadap responden yang
bertempat tinggal di Manado dan data lokasi pemukiman berdasarkan
kriteria khusus..
2) Pencocokan data yaitu antara nilai rata-rata responden untuk kriteria
khusus dengan kriteria khusus lokasi pemukiman yang memenuhi
syarat. Hasilnya akan didapatkan nilai kriteria (Xij) yang dapat disusun
dalam sebuah tabel.
3) Pembobotan data-data yang ada sehingga didapati 2 nilai yaitu nilai
bobot ( W
) dan nilai kriteria yang kemudian dihitung menggunakan
metode MCDM.
Nilai bobot adalah nilai yang menggambarkan kepentingan suatu kriteria
dibanding kriteria lainnya. Semakin tinggi nilai bobot suatu kriteria, maka semakin
besar pula tingkat kepentingan kriteria tersebut. Seluruh nilai bobot bila ditotalkan
harus berjumlah 1 untuk seluruh kriteria.
2.2.2
MULTIKRITERIA ANALISIS / MULTI CRITERIA DECISION MAKING
(MCDM)
Multi-Criteria Decision Making (MCDM) atau pengambilan keputusan yang
didasarkan banyak kriteria merupakan sebuah metode atau prosedur yang
memproses banyak kriteria yang bertentangan untuk dapat digabungkan menjadi
sebuah proses perencanaan. Atau dengan kata lain dapat juga didefinisikan menjadi
mengukur dan mengintegrasikan atribut yang bervariasi untuk menjawab suatu tujuan.
Multiple Criteria Decision Making (MCDM), mengacu pada suatu kenyataan
tentang bagaimana membuat keputusan berdasarkan banyaknya pilihan, dan
biasanya mengandung kriteria yang saling bertentangan satu sama lain. Menurut
Vincke (1986), penyelesaian masalah MCDM dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: (1)
pemilihan masalah, (2) peringkat, (3) penyortiran data.
Analisa Lokasi & Keruangan | 4
2.2.2.1
BENTUK MCDM
Untuk memudahkan penilaian kriteria yang bertentangan, maka
kriteria tersebut digambarkan ke dalam bentuk matriks keputusan sehingga
mempermudahkan sistem skoring / penilaian. Sebuah masalah MCDM dapat
digambarkan dengan menggunakan sebuah matriks keputusan. Anggap
terdapat m alternatif yang berhubungan dengan n atribut, sehingga sebuah
matriks keputusan akan berukuran m x n dengan masing-masing elemen Yij.
Dimana di tabel 1 yang dilampirkan pada jurnal, terdapat matriks keputusan
dengan masing-masing atribut ( i ) berupa responden yang bertempat tinggal
di Kota Manado dan alternatif ( j ) berupa data lokasi pemukiman di Kota
Manado.
Tabel 1. Matriks Evaluasi
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.143
2.2.2.2
PENYELESAIAN MCDM
Berdasarkan sifat penyelesaiannya menurut (Hwang dan Yoon,
1981). Penyelesaian MCDM dibedakan atas dasar : (a) penyelesaian ideal, (b)
penyelesaian non dominasi, (c) penyelesaian memuaskan, (d) penyelesaian
terpilih.
2.2.2.3
METODE MCDM
Menurut jurnal metode MCDM terbagi atas dua metode MCDM,
yaitu compensatory dan non- compensatory (Hwang dan Yoon, 1981). Kedua
metode tersebut terbagi lagi menjadi beberapa sub-bagian sesuai dengan
kebutuhan penelitian yaitu metode compensatory dengan memadukan metode
SAW untuk scoring serta TOPSIS untuk compromising.
metode ini
menggunakan bentuk umum dari langkah-langkah yang dapat diberikan
sebagai berikut: (Franklin dan Niemeier, 1998)
Analisa Lokasi & Keruangan | 5
1) Menentukan tujuan yang relevan
2) Menentukan alternatif-alternatif untuk dievaluasi
3) Menentukan atribut yang relevan untuk mengevaluasi alternatif dan
menentukan nilai diluar jangkauan atribut individu.
4) Merangking dan mendapatkan bobot (yang telah dinormalkan) untuk
atribut kepentingan relatif.
5) Menskor masing-masing atribut dari setiap alternatif. Setiap alternatif i
dapat diasumsikan sebagai sebuah vektor deskripsi pada atribut j yang
berbeda. Xi = (xi,1; xi,2; ... ; xi,j; ... ;xi,n)
6) Menghitung
kegunaan
multiatribut dari beragam pilihan,
dengan
menggunakan kedua metode skoring
7) Menyediakan analisis pasca evaluasi dan kemudian menentukan alternatif
mana yang terbaik
Gambar 2. Klasifikasi metode multiatribute
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.143
2.2.2.4
METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY
SIMILARITY TO IDEA SOLUTION (TOPSIS)
Metode ini digunakan untuk menentukan lokasi pemukiman
berdasarkan jarak terdekat ke titik ideal. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam metode ini adalah sebagai berikut:
1) Menghitung standarisasi skor normal ( � ) dengan rumus :
Dimana
adalah nilai kriteria yang didapatkan melalui evaluasi
kesesuaian lahan sebelumnya.
Analisa Lokasi & Keruangan | 6
2) Menghitung rating bobot normal (
=
dimana
) dengan rumus:
.�
,
adalah nilai bobot yang didapatkan dari evaluasi kesesuaian
lahan
3) Pengidentifikasian penyelasaian positif ideal dan negatif ideal, dimana
positif ideal (A+) adalah penggabungan semua kriteria terbaik yang dicapai
sedangankan negatif ideal (A -) adalah penggabungan semua kriteria
terjelek yang dicapai.
4) Mencari jangkauan masing-masing kriteria dari penyelesaian ideal positif
(A+) dan negatif (A-) dengan memberikan jarak ruang dimensi n Euclidean
dalam rumus sehingga dihasilkan � + dan � −
:
5) Menghitung indeks penyelesaian ideal positif dengan rumus :
Lokasi pemukiman yang cocok berdasarkan responden bisa didapatkan
dengan cara mengurutkan nilai C dari yang besar ke yang paling kecil.
Sehubungan dengan itu kita bisa mendapatkan kriteria-kriteria yang
mendukung lokasi pemukiman tersebut.
2.2.2.5
METODE SAW
Dalam jurnal dijelskan bahwa Metode SAW didapatkan dengan
menjumlahkan semua nilai rating bobot normal untuk satu lokasi berdasarkan
semua kriteria yang ada. Lokasi pemukiman yang cocok berdasarkan
responden bisa didapatkan dengan cara mengurutkan nilai C dari yang besar
ke yang paling kecil. Sehubungan dengan itu kita bisa mendapatkan
kriteriakriteria yang mendukung lokasi pemukiman tersebut.
Hasil dari penggunaan kedua metode tersebut akan dibuat generalisasi
peringkat dengan mengambil jumlah peringkat dari kedua metode tersebut
(Jankowski, 1988). Dihasilkan nilai terkecil jumlahan rangking dari kedua metode
tersebut merupakan pilihan lokasi yang terbaik.
Analisa Lokasi & Keruangan | 7
BAB III. PEMBAHASAN
3.1
ALASAN PEMILIHAN LOKASI
Lokasi yang dipilih penulis sebagai objek penelitian adalah 7 lokasi pemukiman yang
terdapat di Kota Manado. Pemukiman tersebut diantaranya adalah CBSA Gold Estate, Green
Garden, Star of Paniki, Villa Mutiara, Lembah Nyiur Kairagi Mas yang terletak di Kecamatan
Mapanget; Telkom Mas di Kecamatan Maumbi; dan Citra Land di Kecamatan Pineleng.
Ketujujuh lokasi pemukiman tersebut dipilih secara acak, dimana ketujuh lokasi tersebut
merupakan area perumahan baru di Kota Manado yang memiliki berbagai kesamaan
terutama dari aspek ekonomi. Kecenderungan lokasi pemukiman di kota Manado didasarkan
terutama pada faktor ‘harga rumah’. Hal ini ditunjukkan oleh responden umum, responden
berpendapatan kelas bawah dan responden kelas atas pada nilai pembobotan yang dilakukan
sebelum memasuki metode TOPSIS dan SAW
Gambar 3. Responden Berdasarkan Wilayah Penelitian
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.144
Sedangkan lokasi pemilihan responden diambil secara acak dari berbagai lokasi
pemukiman yang tersebar di Kota Manado diantaranya: Malalayang, Satrio, Telling,
Tuminting, Tikala, dan Winangun. Banyaknya responden yang diambil untuk penelitian ini
adalah sebanyak 80 responden yang tersebar di berbagai lokasi di kota Manado. Dengan
perbandingan sebagai berikut; 16 responden di Malalayang, 15 responden di Sario (Kampus),
14 responden di Teling, 8 responden di Tuminting, 12 responden di Tikala dan 15 responden
di Winangun. Sedangkan objek amatan untuk lokasi perumahan sebanyak 7 perumahan yang
baru diambil secara sengaja, dengan memperhatikan kesamaan dari sisi ekonomi.
Dimana lokasi asal responden tersebut dipilih secara acak agar responden yang ada
terbagi secara rata secara sosial ekonomi dan tingkat pendidikan. Sehingga dari responden
Analisa Lokasi & Keruangan | 8
tersebut maka didapatkan data responden dengan lokasi pemukiman tersebar dengan nilai
tengah pendapatan berdasarkan tingkat pendidikan yang beragam.
3.2
ALUR BERPIKIR PENELITIAN
Dalam penelitian ini data yang telah ada, kemudian akan diolah dengan menggunakan
bantuan komputer yang menggunakan software spread sheet Excel XP, dan prosedur.
Dengan landasarn dasar teori mengunakan metode Multi Criteria Decision Making (MCDM)
secara Keseluruhan.
Gambar 4.Bagan alur pelaksanaan penelitian
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.146
3.3
FAKTOR-FAKTOR LOKASI
Dari data-data tersebut kemudian diolah berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan
oleh penulis. Kriteria tersebut terbagi menjadi dua yaitu kriteria umum dan kriteria khusus.
Kriteria umum yang ditentukan penulis untuk menentukan kecenderungan pemilihan lokasi
pemukiman di Kota Manado Berikut adalah faktor-faktor lokasi berupa variable yang menjadi
kriteria umum pada penelitian:
1) Kemudahan untuk mendapatkan transportasi dan pelayanannya
2) Akses ke tempat hiburan
3) Ekonomi
4) Fasilitas Layanan Umum
Analisa Lokasi & Keruangan | 9
Berdasarkan 4 kriteria tersebut kemudian terbagi lagi menjadi beberapa kriteria khusus
untuk memperdetail penelitian. Untuk kemudahan pelayanan transportasi, kriteria khusus
yang ditentukan adalah waktu tempuh menuju jalan utama; waktu tempuh menuju pusat kota;
dan dekatnya layanan transportasi. Untuk akses menuju tempat hiburan, kriteria khusus yang
ditentukan adalah dekat dengan kawasan pariwisata pantai serta dekat dengan bioskop 21.
Untuk sosial ekonomi, kriteria khusus yang ditentukan adalah harga rumah dan cicilan
rumah. Sedangkan untuk fasilitas layanan umum, kriteria khusus yang ditentukan adalah
dekat supermarket, dekat rumah sakit, dan dekat dengan sarana pendidikan UNSRAT.
Berikut adalah hubungan yang lebih jelas antara 4 kriteria umum dan 10 kriteria khusus. :
Gambar 5. Hubungan antara kriteri umum dan kriteria khusus
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.144
Analisa Lokasi & Keruangan | 10
3.4
HASIL ANALISA PERHITUNGAN KRITERIA
Dari hasil perhitungan analisis yang menggunakan metode MCDM diperlukan nilai
bobot dan nilai preferensi. Berikut akan menampilkan hasil pembobotan yang telah dilakukan.
Gambar 6.Hasil penentuan bobot responden berdasarkan criteria khusus
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.147
Hasil pembobotan nilai kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, dipilihlah metode
MCDM yang sesuai melaluo yaitu metode TOPSIS dan SAW.
Gambar 7.Penyelesaian TOPSIS semua responden berdasarkan lokasi
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.147
Berdasarkan hasil pendapat responden secara umum, maka Citra Land merupakan
lokasi utama. Menurut responden berpendidikan sarjana, maka Lembah Nyiur Kairagi Mas
dan Telkom Mas merupakan daerah utama pemukiman, tetapi menurut responden
berpendidikan Non-Sarjana Citra Land merupakan daerah pemukiman utama. Sementara itu
Analisa Lokasi & Keruangan | 11
menurut responden kelas atas yang berpendapatan di atas median Rp.2.675.000,- Citra Land
merupakan daerah pilihan utama sedangkan menurut kelas bawah yang berpendapatan di
bawah median maka Telkom Mas merupakan daerah pilihan utama.
Gambar 8. Penyelesaian SAW semua responden berdasar lokasi
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.147
Berdasarkan pembobotan melalui metode SAW, menurut pendapat responden secara umum,
responden berpendidikan sarjana dan Non-Sarjana, responden kelas atas memilih Citra Land
sedangkan menurut kelas bawah yang berpendapatan di bawah median maka Telkom Mas merupakan
daerah pilihan utama.
3.5
HASIL IMPLIKASI TEORI TERHADAP LOKASI YANG DIPILIH
Dalam implikasi dari tinjauan teori serta konsep dasar dalam teori lokasi. penulis memilih
menggunakan teori evaluasi kesesuaian lahan dan analisis multikriteria (MCDM) dalam penelitian ini.
3.6.1
IMPLIKASI METODE EVALUASI KESESUAIAN LAHAN
Metode evaluasi kesesuaian lahan secara umum mengacu pada atribut lokasi
sehingga menghasilkan bobot yang nantinya akan dihitung untuk mengetahui skors atau
ranking dari lokasi tersebut. Seperti yang telah dijelaskan pada faktor-faktor lokasi, nilai
kriteria tersebut terbagi menjadi dua yaitu kriteria umum dan kriteria khusus. Nilai kriteria
tersebut kemudian membantu penulis untuk menentukan nilai bobot dari masing-masing
kriteria yang sudah ditentukan. Nilai bobot dalam penelitian ini terbagi-bagi berdasarkan
tingkat pendidikan responden dengan nilai yang beragam. Hal ini dilakukan karena responden
dengan masing masing tingkat pendidikan memiliki pertimbangan yang berbeda dengan
bobot yang berbeda. Maka dari itu, nilai bobot ditentukan berdasarkan tingkat pendidikan.
Sehingga dengan menggunakan teori evaluasi kesesuaian lahan penulis mendapatkan nilai
Analisa Lokasi & Keruangan | 12
kriteria dan nilai bobot yang kemudian dapat diolah lebih lanjut menggunakan metode
MCDM.
3.6.1
IMPLIKASI MULTIPLE CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)
Metode Multiple Criteria Decision Making (MCDM) adalah metode yang mengacu
pada suatu kenyataan tentang bagaimana membuat keputusan berdasarkan banyak pilihan
dan biasanya memiliki atau mengandung kriteria yang saling bertentangan sedangkan.
Penggunan metode MCDM dalam menentukan kecendurungan pemukiman di Kota Manado
sudah tepat. Hal ini dikarenakan penelitian ini memiliki banyak kriteria, baik itu umum
maupun khusus, yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan sehingga
penggunaan MCDM sangat tepat untuk studi kasus ini.
Pemilihan metode TOPSIS juga sudah dinilai tepat dikarenakan konsepnya yang
sederhana dan mudah dipahami, serta kemampuannya yang efisien untuk mengukur kinerja
relatif dari alternatif keputusan. Namun kelemahan dari metode TOPSIS adalah
dibutuhkannya bobot awal dalam mengolah data selanjutnya, sehingga dibutuhkannya
metode evaluasi kesesuaian lahan untuk melakukan pengolahan data menggunakan TOPSIS.
Sedangkan penggunaan metode SAW juga dinilai tepat karena sangat efisien. Sehingga
menguntungkan peneliti serta berkesinambungan dengan sistem pembobotan yang dilakukan
pada metode TOPSIS.
Perlu digaris bawahi juga untuk teori serta metode ini dapat berlaku apabila memiliki
karakteristik seperti wilayahnya datar dan tidak berbukit, tingkat ekonomi dan daya beli penduduk
relatif sama, penduduk memiliki kesempatan yang untuk bergerak ke berbagai arah.
Analisa Lokasi & Keruangan | 13
BAB IV. KESIMPULAN
4.1
KESIMPULAN JURNAL
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan oleh penulis didalam jurnal dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1) Kecenderungan lokasi pemukiman di kota Manado didasarkan terutama pada faktor
‘harga rumah’. Hal ini ditunjukkan oleh responden umum, responden berpendapatan
kelas bawah dan responden kelas atas.
2) Lokasi pemukiman yang terpilih berdasarkan responden berpendidikan sarjana,
responden berpendapatan kelas bawah serta responden yang digabung adalah
Telkom Mas. Sedangkan lokasi pemukiman menurut responden berpendidikan non
sarjana dan responden berpendapatan kelas atas cenderung memilih Citra Land.
4.2
LESSON LEARNED CRITICAL REVIEW
Dari critical review ini Metode Analisis Multrikriteria / MCDM adalah salah satu metode
pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh faktor dan kriteria yang beragam dan saling
berlawanan. MCDM terdiri atas dua macam yaitu compensatory dan non-compensatory.
Dimana metode tersebut masih terdiri dari beragam multiatribute perhitungan. Metode MCDM
yang digunakan dalam suatu penelitian dapat terdiri atas dua atau lebih metode, asalkan
keduanya memiliki kesinambungan. Pengambilan keputusan dengan metode MCDM
memanfaatkan sistem pembobotan terhadap kriteria-kriteria yang menjadi pertimbangan
keputusan. Dalam penelitian ini, digunakan dua metode MCDM yaitu SAW dan TOPSIS.
Kedua metode tersebut memiliki persamaan yaitu mencakup sistem pembobotan kriteria
dalam metodenya.
Teori MCDM masih relevan untuk digunakan pada masa ini. Hal ini dikarenakan
MCDM menawarkan sistem pengambilan keputusan yang dipengaruhi beragam
faktor dan kriteria seperti yang ditemui pada banyak studi kasus.
Analisa Lokasi & Keruangan | 14
Serta mengerti dalam pemahaman teori lokasi. Sehingga dapat manfaat sebagai berkut :
1) Mampu menjelaskan prinsip dan konsep dasar aspek keruangan dalam penentuan
aktivitas dalam penentuan lokasi permukiman.
2) Memberkan penjelasan pengertian teori lokasi dan kedudukannya dalam
perencanaan wilayah dan kota.
3) Dapat menganalisis lokasi beberapa komponen kegiatan kota dan wilayah seperti
permukiman dengan metode analisis penentuan lokasi.
4) Dapat menganalisis interaksi keruangan, tarikan antar lokasi kegiatan dalam skala
kota dan wilayah khususnya penentuan lokasi permukiman
5) Melakukan implikasi teknik analisis yang sesuai untuk mengkaji aspek lokasional dan
keruangan khususnya menggunakan metode Analisis Multrikriteria / MCDM pada
komponen kegiatan wilayah dan kota
Pada crtical review dalam jurnal ini, banyak ditemukan data-data yang tidak
dicantumkan sumber datanya. Lalu dalam menganalisa data menggunakan suatu metode
penelitian juga perlu mencantumkan langkahnya serta apabila ada perhitungannya, maka
cantumkan pula proses perhitungan hingga ditemukan hasil berupa angka-angka yang
digunakan untuk mengolah data. Dan yang terakhir, sebuah jurnal penelitian harus memuat
kesimpulan yang menjawab dari tujuan penelitian dan pembahasan apa yang ada di dalam
jurnal tersebut yaitu penentuan lokasi permukiman di Kota Manado.
Analisa Lokasi & Keruangan | 15
DAFTAR PUSTAKA
Weku, Winsy Chirsto Deilan.2012.Kecenderungan Pemilihan Lokasi Pemukiman berdasarkan
Analisis Multikriteria di Kota Manado.Jurnal Ilmiah Sains,Vol.12,No.2,Oktober 2012
Santoso, Eko Budi; Ema Umilia; Belinda Ulfa Aulia (2012). Diktat Analisa Lokasi dan
Keruangan. Surabaya: Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS.
Analisa Lokasi & Keruangan | 16
LAMPIRAN
Analisa Lokasi & Keruangan | 17
KECENDERUNGAN PEMILIHAN LOKASI PEMUKIMAN BERDASARKAN
ANALISIS MULTIKRITERIA DI KOTA MANADO
Winsy Christo Deilan Weku 1)
1)
Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado
Jl. Kampus Unsrat, Manado 95115
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor dominan (kriteria) yang
mempengaruhi individu dalam memilih lokasi pemukiman. Selanjutnya lokasi-lokasi pemukiman
diurutkan sesuai dengan selera/kecenderungan yang ada pada responden. Untuk menjembatani
berbagai kriteria yang saling berbeda dari para responden, maka dapat digunakan metode Multi
Criteria Decision Making (MCDM) dengan metode yang terpilih yaitu metode Penjumlahan
Terboboti/Simple Additive Weighting (SAW) dan metode Jarak Terdekat ke Titik Ideal/Technique
for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), dimana kedua metode ini saling
melengkapi satu sama lainnya. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden secara umum,
responden berpendidikan sarjana dan responden berpendapatan kelas bawah cenderung memilih
lokasi pemukiman Telkom Mas sebagai pilihan utama. Berbeda halnya dengan responden
berpendidikan non-sarjana dan responden berpendapatan kelas atas cenderung untuk memilih
Citra Land sebagai lokasi pemukimannya.
Kata Kunci : Lokasi Pemukiman, MCDM, SAW, TOPSIS
HOUSING SUITABILITY LOCATION PREFERENCE BASED ON
MULTICRITERIA ANALYSIS IN MANADO
ABSTRACT
The purposes of this research are to determine the dominant factors from every individual
to choose their district location. Furthermore, to organized the district location according the
dominant factors. For the respondent with different background, it implies to their significant
criteria. Decision making problems with these characteristics are basically members of Multi
Criteria Decision Making (MCDM). Simple Additive Weighting (SAW) and Technique for Order
Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) methods have been developed in this study to
solve this problem as comprehensive. The results of this research reveals that general respondent,
higher educated respondent and lower income respondent disposed to choose Telkom Mas as their
district location. Furthermore lower respondent and higher income respondent disposed to choose
Citra Land as their district location.
Keywords : District Location, MCDM, SAW, TOPSIS
PENDAHULUAN
Pengembangan
pemukiman
bagi
individu
memerlukan
suatu
pengidentifikasian lahan dan lokasi sebagai
kegiatan yang penting dalam proses
perencanaan dan pembangunan. Kriteria
lahan
tinggal
untuk
masing-masing
stakeholder bisa berbeda-beda, dari pihak
lingkungan hidup akan sangat menekankan
pada lingkungan, berbeda halnya dengan
pihak developer (pengusaha) yang lebih
menekankan pada profit.
Setiap individu memiliki latar belakang
sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, individu tersebut juga memiliki
pandangan, kriteria dan pilihan yang berbedabeda
untuk
menentukan
lahan
pemukimannya. Individu yang memiliki latar
belakang perekonomian yang lebih tinggi dari
individu lainnya, cenderung untuk memilih
daerah yang relatif lebih aman, luas,
layanan/service/fasilitas yang baik, akses
transportasi yang mudah, dan lain sebagainya
yang memungkinkan dia untuk hidup lebih
nyaman. Berbeda halnya dengan individu
Weku: Kecenderungan Pemilihan Lokasi Pemukiman …….. 143
yang berpendapatan lebih rendah cenderung
untuk memilih daerah yang dapat mendukung
perekonomiannya tanpa memperhatikan
service/pelayanan/fasilitas yang baik dan
aman.
Dengan memperhatikan latar belakang
tersebut, maka permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini, yaitu bagaimana
memilih lokasi pemukiman yang layak bagi
setiap individu dengan memperhatikan
kriteria-kriteria yang muncul berdasarkan
latar belakang sosial-ekonomi individu yang
berbeda. Sehingga tujuan penelitian ini
adalah menganalisis faktor-faktor dominan
yang mempengaruhi pengurutan lokasi
pemukiman dan menetapkan urutan lokasi
pemukiman
berdasarkan
faktor-faktor
dominan di Kota Manado.
Evaluasi Kesesuaian Lahan
Menurut Malczewski dalam Kapantow
(2003), setiap lahan potensial untuk
pembangunan memiliki karakteristik masingmasing yang secara umum mengacu pada
atribut lokasi. Atribut data termasuk
informasi pada sumber daya alami, sumber
daya manusia dan sumber daya buatan
manusia (Kozlowski, 1986). 2 fase dalam
evaluasi kesesuaian lahan ini, yaitu:
1. Fase Penyaringan, tujuan dari fase ini
adalah meniadakan semua lokasi yang
tidak dapat diterima untuk suatu tujuan
pembangunan oleh karena adanya
pertimbangan lingkungan, peraturan atau
faktor-faktor lainnya.
bertujuan
untuk
2. Fase
Evaluasi,
menentukan tingkat kesesuaian setiap
lokasi yang telah diterima (Kapantouw,
2003).
Beberapa hal yang harus diperhatikan
untuk mengidentifikasi dan mengukur proses
evaluasi kriteria antara lain: (a) identifikasi
kriteria yang relevan, (b) standarisasi nilai
performance, (c) pengukuran bobot nilai, (d)
pengukuran skala nilai.
Multikriteria Analisis
Multiple Criteria Decision Making
(MCDM), mengacu pada suatu kenyataan
tentang bagaimana membuat keputusan
berdasarkan banyaknya pilihan, dan biasanya
mengandung
kriteria
yang
saling
bertentangan. Dalam konteks bisnis, masalah
MCDM lebih kompleks dan biasanya dalam
skala besar. Sebagai contoh, banyak
perusahaan
di
Eropa
menjalankan
perusahaannya dengan beratus-ratus kriteria
dan sub kriteria dengan mempergunakan
model bisnis European Foundation for
Quality Management – EFQM (Matteu,
2002).
Menurut Vincke (1986), penyelesaian
masalah dalam bidang MCDM, dibedakan
atas tiga jenis yaitu : (a) pemilihan masalah,
(b) masalah peringkat dan (c) penyortiran
data.
1. Bentuk MCDM
Sebuah masalah MCDM dapat
digambarkan dengan menggunakan sebuah
matriks keputusan. Anggap terdapat m
alternatif yang berhubungan dengan n atribut,
sehingga sebuah matriks keputusan akan
berukuran m x n dengan masing-masing
elemen Yij, dengan atribut ke-j dari i
alternatif. Data yang sudah ada dapat
dibentuk ke dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Matriks Evaluasi
K1 K2 K3 . . . .
P1 y11 y12 y12 ...
P2 y21 y22` y23 ...
P3 y31 y32 y33 ...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pi yi1 yi2 yi3 ...
Kj Total Skor
y1j
y2j
y3j
.
.
.
yij
2. Penyelesaian MCDM, menurut sifat
penyelesaiannya (Hwang dan Yoon,
1981)
dibedakan
menjadi
(a)
Penyelesaian Ideal, (b) Penyelesaian Non
dominasi, (c) Penyelesaian memuaskan,
(d) Penyelesaian terpilih.
3. Metode MCDM, terdiri atas dua metode
MCDM, yaitu compensatory dan noncompensatory (Hwang dan Yoon, 1981).
Kedua metode ini menggunakan
bentuk umum dari langkah-langkah yang
dapat diberikan sebagai berikut: (Franklin
dan Niemeier, 1998)
1). Menentukan tujuan yang relevan
2). Menentukan alternatif-alternatif untuk
dievaluasi
3). Menentukan atribut yang relevan untuk
mengevaluasi
alternatif
dan
menentukan nilai diluar jangkauan
atribut individu.
4). Merangking dan mendapatkan bobot
(yang telah dinormalkan) untuk atribut
kepentingan relatif.
144 Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012
5). Menskor masing-masing atribut dari
setiap alternatif. Setiap alternatif i
dapat diasumsikan sebagai sebuah
vektor deskripsi pada atribut j yang
berbeda. Xi = (xi,1; xi,2; ... ; xi,j; ... ;xi,n).
6). Menghitung kegunaan multiatribut dari
beragam pilihan, dengan menggunakan
kedua metode skoring.
7). Menyediakan analisis pasca evaluasi
dan kemudian menentukan alternatif
mana yang terbaik.
MCDM
Non-Compensatory
Scoring
SAW
AHP
MAVT
Compensatory
Compromising
TOPSIS
AIM
MPS
Concordance
ER
ELECTRE
PROMETHEE
EVAMIX
Gambar 1. Klasifikasi metode multiatribute
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Lokasi pemukiman yang dijadikan
objek penelitian adalah CBSA Gold Estate,
Green Garden, Star of Paniki, Villa Mutiara,
Lembah Nyiur Kairagi Mas yang terletak di
kecamatan Mapanget, Telkom Mas di
kecamatan Maumbi dan Citra Land di
kecamatan Pineleng. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Maret dan awal bulan April,
dimana pengambilan data untuk lokasi pada
awal bulan Maret dan pengambilan data
untuk responden dilakukan pada akhir bulan
Maret dan awal bulan April.
Winangun
19%
Malalayang
19%
Tikala
15%
Tuminting
10%
Sario
19%
Malalayang
Sario
Teling
Tuminting
Tikala
Winangun
Teling
18%
Gambar 2. Responden Berdasarkan Wilayah
Amatan
Banyaknya responden yang diambil
untuk penelitian ini adalah sebanyak 80
responden yang tersebar di berbagai lokasi di
kota Manado. Dengan perbandingan sebagai
berikut; 16 responden di Malalayang, 15
responden di Sario (Kampus), 14 responden
di Teling, 8 responden di Tuminting, 12
responden di Tikala dan 15 responden di
Winangun. Sedangkan objek amatan untuk
lokasi perumahan sebanyak 7 perumahan
yang baru diambil secara sengaja, dengan
memperhatikan kesamaan dari sisi ekonomi.
Penelitian ini membagi para responden
secara umum tanpa adanya perbedaan
sebanyak 80 responden, menurut pendidikan
sarjana sebanyak 58 responden, non sarjana
sebanyak 22 responden, kemudian tingkat
pendapatan dengan mengambil median
pendapatan Rp.2.675.000,- dimana responden
dengan pendapatan lebih besar atau sama
dengan Rp.2.675.000,- digolongkan sebagai
responden kelas atas sebanyak 40 responden
dan responden dengan pendapatan kurang
dari Rp.2.675.000,- digolongkan sebagai
responden kelas bawah sebanyak 40
responden.
Analisis Data
Data yang telah ada kemudian akan
diolah dengan menggunakan bantuan
komputer yang menggunakan software
spread sheet Excel XP. Beberapa variabel
sebagai kriteria umum yang akan diteliti
untuk digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kemudahan
untuk
mendapatkan
transportasi dan layanannya.
2. Akses ke tempat hiburan.
3. Ekonomi (Harga tanah).
4. Fasilitas Layanan Umum.
Weku: Kecenderungan Pemilihan Lokasi Pemukiman …….. 145
Pemilihan Lokasi
Kemudahan
Transportasi
Waktu Tempuh
ke jalan Utama
Waktu Tempuh
ke Pusat Kota
Akses ke
tempat Hiburan
Dekat dengan
pantai
Dekat
bioskop 21
Dekat Layanan
transportasi
Sosial Ekonomi
Fasilitas
Layanan Umum
Harga rumah
Dekat
Supermarket
Cicilan rumah
Dekat rumah
sakit
Dekat Sarana
Pendidikan
UNSRAT
Gambar 3. Hubungan antara kriteria umum dan kriteria khusus
Dan prosedur yang dilakukan dalam
penelitian ini seperti pada Gambar 4,
dilakukan dua tahap, yaitu: evaluasi
kesesuaian lahan pemukiman dan penentuan
lokasi pemukiman yang cocok berdasarkan
MCDM.
1. Evaluasi Kesesuaian Lahan Pemukiman
Evaluasi
kesesuaian
lahan
pemukiman ini dimaksudkan untuk melihat
secara umum lahan yang potensial untuk
ditinggali. Hal-hal yang perlu dilakukan
adalah:
a). Pengambilan data. Dalam proses
pengambilan data dilakukan dua kali,
yaitu
1). Pengambilan
data
terhadap
responden yang bertempat tinggal
di Manado, sebanyak 80 responden
dan dilakukan secara acak.
2). Pengambilan
data
terhadap
perumahan (lokasi pemukiman),
sebanyak 7 lokasi pemukiman
berdasarkan kriteria khusus pula.
b). Kemudian
dilakukan
pencocokan
antara nilai rata-rata responden untuk
kriteria khusus dengan kriteria khusus
lokasi pemukiman yang memenuhi
syarat. Hasilnya akan didapatkan nilai
kriteria (xij) yang dapat disusun dalam
sebuah tabel.
c). Dari penanganan sampel yang ada, kita
memiliki 2 nilai yaitu nilai bobot (wij)
dan nilai kriteria (xij) yang akan
dihitung dengan metode MCDM.
2. Penentuan Lokasi Pemukiman yang
Cocok dengan Metode MCDM
a). Metode TOPSIS
1). Menghitung standarisasi vektor
normal untuk nilai kriteria (xij),
dengan rumus
xij
,
rij
n
xij
2
j 1
dalam hal ini j menyatakan 7 lokasi
pemukiman, i menyatakan 10
kriteria khusus yang diberikan
2). Kemudian menghitung rating bobot
normal (vij) dengan cara melakukan
perkalian antara skor normal (rij)
dengan nilai bobot (wij). Dengan
rumusnya:
vij = wi . rij
3). Kemudian
dilakukan
pengidentifikasian
penyelesaian
positif ideal dan negatif ideal.
Penyelesaian
ideal
positif
merupakan gabungan semua kriteria
terbaik yang dapat dicapai, dan
dinyatakan dengan A* = {v1*, v2*,
..., vi*, ... , vn*}, dimana vi*
merupakan nilai terbaik untuk
kriteria ke i diantara semua
alternatif kriteria. Penyelesaian
ideal negatif merupakan gabungan
semua kriteria terjelek yang dapat
dicapai, dan dinyatakan dengan A= {v1-, v2-, ..., vi-, ... , vn-}, dimana
vi- merupakan nilai terjelek untuk
kriteria ke i diantara semua
alternatif kriteria.
146 Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012
Pengambilan Data
Data Perumahan
Data Responden
Penanganan Data
Membandingkan Data Responden dengan
pengamatan lapangan
Penanganan sampel:
Menghitung Nilai Bobot
Menghitung Nilai Kriteria
E
V
A
L
U
A
S
I
MCDM
SAW
TOPSIS
HASIL MCDM
M
C
D
M
KESIMPULAN
Gambar 4. Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian
4). Menghitung pengukuran berbeda.
pemisahan atau jangkauan untuk
masing-masing
kriteria
dari
penyelesaian ideal positif A* dan
negatif A- diberikan jarak ruang
dimensi n Euclidean, sebagai
berikut:
n
Sj
*
vij
vi
* 2
dan
i 1
n
Sj
vij
vi
2
i 1
dalam hal ini j menyatakan 7 lokasi
pemukiman, i menyatakan 10
kriteria khusus
5). Menghitung kesamaan indeks untuk
penyelesaian ideal positif, untuk
lokasi j, akhirnya diberikan oleh
C *j
S *j
S *j
dengan 0 C *j
Sj
,
1
Lokasi pemukiman yang cocok
berdasarkan
responden
bisa
didapatkan
dengan
cara
mengurutkan nilai C dari yang
besar ke yang paling kecil.
Sehubungan dengan itu kita bisa
mendapatkan kriteria-kriteria yang
mendukung lokasi pemukiman
tersebut.
.
b). Metode SAW
Untuk metode SAW didapatkan dengan
menjumlahkan semua nilai rating bobot
normal untuk satu lokasi berdasarkan
semua kriteria yang ada. Lokasi
pemukiman yang cocok berdasarkan
responden bisa didapatkan dengan cara
mengurutkan nilai C dari yang besar ke
yang paling kecil. Sehubungan dengan
itu kita bisa mendapatkan kriteriakriteria yang mendukung lokasi
pemukiman tersebut.
Kemudian dari kedua metode tersebut
akan dibuat generalisasi peringkat dengan
mengambil jumlah peringkat dari kedua
metode tersebut (Jankowski, 1988). Hasil
terkecil jumlahan rangking dari kedua metode
tersebut merupakan pilihan lokasi yang
terbaik, demikian juga seterusnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk menggunakan metode MCDM
diperlukan nilai bobot dan nilai preferensi.
Nilai
bobot
adalah
nilai
yang
menggambarkan tingkat kepentingan relatif
dari suatu kriteria terhadap kriteria lainnya.
Semakin besar nilai bobot diberikan oleh
responden, berarti semakin besar tingkat
kepentingan dari suatu kriteria menurut
responden tersebut. Nilai bobot ini harus
berjumlah 1 untuk seluruh kriteria khusus
yang diberikan.
Weku: Kecenderungan Pemilihan Lokasi Pemukiman …….. 147
Tabel 2. Penentuan bobot responden berdasar criteria khusus
Kriteria Umum
Kriteria Khusus
Kemudahan Untuk
Mendapatkan Transportasi Dan
Layanannya
Akses Ke Tempat Hiburan
Ekonomi
Fasilitas Layanan Umum
Waktu Tempuh Ke Jalan Utama
Waktu Tempuh Ke Pusat Kota
Dekat Dengan Layanan
Transportasi
Dekat Dengan Pantai
Waktu Tempuh Ke Bioskop 21
Harga Rumah
Adanya Cicilan
Dekat Pusat Perbelanjaan
Dekat Rumah Sakit
Waktu Tempuh Ke Tempat Sarana
Pendidikan
Total
Berdasarkan nilai kriteria yang telah
ditentukan
sebelumnya,
maka
akan
diterapkan
metode
MCDM
untuk
menentukan lokasi permukiman yang cocok.
Metode yang dipakai adalah TOPSIS yang
nantinya akan didukung oleh metode SAW.
1. Penyelesaian Topsis
Menurut pendapat responden secara
umum, maka Citra Land merupakan
lokasi utama. Menurut responden
berpendidikan sarjana, maka Lembah
Nyiur Kairagi Mas dan Telkom Mas
merupakan daerah utama pemukiman,
tetapi menurut responden berpendidikan
Non-Sarjana Citra Land merupakan
daerah pemukiman utama. Sementara itu
menurut responden kelas atas yang
berpendapatan
di
atas
median
Rp.2.675.000,- Citra Land merupakan
daerah pilihan utama sedangkan menurut
kelas bawah yang berpendapatan di
bawah median maka Telkom Mas
merupakan daerah pilihan utama.
Tabel 3. Penyelesaian TOPSIS semua responden
berdasar lokasi
Lokasi
Penyelesaian Topsis
Non
Kelas
Umum Sarjana
Sarjana
Atas
Kelas
Bawah
CBSA
0,3714 0,3483
0,4222
0,3153
0,3499
GG
0,4991 0,4950
0,5152
0,4740
0,5575
SOP
0,5896 0,5970
0,5261
0,5632
0,6287
VM
0,4209 0,4191
0,4238
0,4179
0,4789
LNKM 0,6141 0,6179
TM
0,6142 0,6179
CL
0,6127 0,6122
0,5579
0,5977
0,6432
0,5579
0,5981
0,6438
0,5778
0,6165
0,5654
0,1040
0,1807
Bobot
Non
Sarjana
0,131
0,108
Kelas
Atas
0.108
0.101
Kelas
Bawah
0,122
0,104
0,1169
0,1160
0,120
0.115
0,118
0,0713
0,0944
0,1330
0,1270
0,0712
0,0841
0,0668
0,0922
0,1405
0,1334
0,0722
0,0825
0,085
0,100
0,111
0,107
0,068
0,087
0.073
0.099
0.134
0.128
0.068
0.082
0,068
0,089
0,131
0,125
0,073
0,085
0,0848
0,0867
0,079
0.088
0,081
1
1
1
1
1
Umum
Sarjana
0,1148
0,1026
2. Penyelesaian SAW
Sementara itu berdasarkan SAW,
menurut pendapat responden secara
umum, responden berpendidikan sarjana,
responden berpendidikan Non-Sarjana,
responden kelas atas yang berpendapatan
di atas median Rp.2.675.000,- memilih
Citra Land merupakan daerah pilihan
utama sedangkan menurut kelas bawah
yang berpendapatan di bawah median
maka Telkom Mas merupakan daerah
pilihan utama.
Tabel 4. Penyelesaian SAW semua responden
berdasar lokasi
Lokasi
CBSA
GG
Penyelesaian SAW
Non
Kelas Kelas
Umum Sarjana
Sarjana Atas Bawah
0,3407 0,3374 0,3534 0,3371 0,3378
SOP
0,3708 0,3703 0,3750 0,3701 0,3776
0,3720 0,3740 0,3645 0,3729 0,3794
VM
0,3610
0,3562 0,3556 0,3586 0,3562
LNKM 0,3824 0,3835 0,3768 0,3826
TM
0,3829 0,3840 0,3768 0,3841
CL
0,3865 0,3860 0,3885 0,3907
0,3833
0,3850
0,3812
3. Penyelesaian Menyeluruh Kedua Metode
Sedangkan untuk jumlah ranking kedua
metode, didapatkan bahwa Telkom Mas
merupakan pilihan bagi responden
umum, sarjana dan kelas bawah,
kemudian Citra Land dipilih oleh
responden non-sarjana dan kelas atas.
148 Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012
Tabel 5. Total Ranking TOPSIS dan SAW semua responden berdasar lokasi
Ranking Umum
Lokasi
Topsis
Saw
CBSA
7
7
Jmlh
Rank
14
GG
5
5
10
SOP
4
4
VM
6
LNKM
2
TM
CL
Ranking Sarjana
Ranking Non
Sarjana
Jmlh
Topsis Saw
Rank
7
7
14
Topsis
Saw
7
7
Jmlh
Rank
14
5
5
10
4
4
8
8
4
4
8
5
5
6
12
6
6
12
6
3
5
1
3
4
2
1
2
3
1
2
3
3
1
4
3
1
4
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
1 Kecenderungan lokasi pemukiman di
kota Manado didasarkan terutama pada
faktor ‘harga rumah’. Hal ini ditunjukkan
oleh responden umum, responden
berpendapatan
kelas
bawah
dan
responden kelas atas.
2 Lokasi pemukiman yang terpilih
berdasarkan responden berpendidikan
sarjana, responden berpendapatan kelas
bawah serta responden yang digabung
adalah Telkom Mas. Sedangkan lokasi
pemukiman
menurut
responden
berpendidikan non sarjana dan responden
berpendapatan kelas atas cenderung
memilih Citra Land.
DAFTAR PUSTAKA
Azar, F. S., 2000, Multiattribute Decision
Making: Use of Three Scoring Methods
to Compare The Performance of
Imaging Techniques for Breast Cancer
Detection, Univ. Of Pennsylvania,
Philadelphia.
Franklin, J. P.; Niemeier, D. A., 1998, The
Prioritization
Of
Mobility
Improvements Using A Multicriteria
Prioritization Algorithm Final Report ,
University of California.
Ranking Kelas Atas
Ranking Kelas
Bawah
Jmlh
Topsis Saw
Rank
7
5
12
Topsis
Saw
7
7
Jmlh
Rank
14
5
5
10
5
6
11
10
4
4
8
3
4
7
6
12
6
6
12
6
7
13
2
4
3
3
6
2
2
4
2
2
4
2
2
4
1
1
2
1
1
2
1
1
2
4
3
7
Hwang C. L. and Yoon K., 1981, Multiple
Attribute Decision Making Methods
and Applications, Springer-Verlag,
New York.
Isard, W., 1977, Introduction to Regional
Science, Prentice-Hall, Inc. Englewood
Cliffs, New Jersey.
Kapantouw, G., 2003, A Spatial Decision
Support
System
For
Location
Suitability Analysis For Sustainable
Tourism
Development
–
Tesis
Doctoral,
The
University
Of
Queensland.
Kozlowski J. 1986, Threshold Approach In
Urban, Regional, and Environmental
Planning: Theory and Practice. St.
Lucia, Queensland: University of
Queensland Press.
Matteu, A. V., 2002, ClusDM: A Multiple
Criteria Decision Making Method for
Heterogeneous Data Sets – Tesi
Doctoral,
UNIVERSITAT
POLITÈCNICA DE CATALUNYA,
Departament de Llenguatges i Siste
Puji Syukur Pertama-tama dan sudah sepatutnya kita ucapkan atas kehadirat Tuhan
yang maha esa karena berkat limpahan rahmat dan ridho-nya lah. Tugas I Critical Review
Mata Kuliah Analisa Lokasi Dan Keruangan Yang Mengambil Judul “Critical Review :
kecenderungan pemilihan lokasi pemukiman berdasarkan analisis multikriteria di Kota
Manado”. Ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah analisa dan
keruangan, yaitu :
1. Bapak Arwi Yudhi Koswara, ST. MT. dan ibu Vely Kukinul Siswanto, ST. MT.
MSc. Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah.
2. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas critical review.
Tak lupa juga kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam terselesaikannya makalah ini yang tidah dapat saya sebutkan
satu persatu. Penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya.
Demikian beberapa kata yang penyusun tulis untuk mengantar para pembaca
menjelajahi makalah ini. Kami sebagai penyusun hanyalah manusia biasa yang tentu tak luput
dari kesalahan. Kritik dan saran sangat saya butuhkan demi tercipta yang sesuatu ilmu yang
lebih baik. Jika terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini, saya sebagai penyusun
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Surabaya, 10 Maret 2016
Penyusun
Analisa Lokasi & Keruangan | ii
DAFTAR ISI
kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................................... iii
Daftar Tabel ..........................................................................................................................iv
Daftar Gambar ......................................................................................................................iv
Bab I Pendahuluan ............................................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2
Tujuan & Manfaat.................................................................................................... 2
Bab Ii Tinjauan Landasan Teori ............................................................................................ 3
2.1
Konsep Dasar Teori Lokasi ..................................................................................... 3
2.2
Dasar Teori Jurnal Menurut Studi Kasus ................................................................. 3
2.2.1
Evaluasi Kesesuaian Lahan ............................................................................. 3
2.2.2
Multikriteria Analisis / Multi Criteria Decision Making (MCDM) ......................... 4
2.2.2.1
Bentuk Mcdm ............................................................................................ 5
2.2.2.2
Penyelesaian MCDM ................................................................................ 5
2.2.2.3
Metode Mcdm .......................................................................................... 5
2.2.2.4
(Topsis)
Metode Technique For Order Preference By Similarity To Idea
6
2.2.2.5
Metode Saw.............................................................................................. 7
Solution
Bab Iii Pembahasan .............................................................................................................. 8
3.1
Alasan Pemilihan Lokasi ......................................................................................... 8
3.2
Alur Berpikir Penelitian ............................................................................................ 9
3.3
Faktor-Faktor Lokasi ............................................................................................... 9
3.4
Hasil Analisa Perhitungan Kriteria ......................................................................... 11
3.5
Hasil Implikasi Teori Terhadap Lokasi Yang Dipilih ............................................... 12
3.6.1
Implikasi Metode Evaluasi Kesesuaian Lahan ............................................... 12
3.6.1
Implikasi Multiple Criteria Decision Making (MCDM) ...................................... 13
Bab Iv Kesimpulan .............................................................................................................. 14
4.1
Kesimpulan Jurnal ................................................................................................ 14
4.2
Lesson Learned Critical Review ............................................................................ 14
Daftar Pustaka .................................................................................................................... 16
Lampiran ............................................................................................................................. 17
Analisa Lokasi & Keruangan | iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Matriks Evaluasi .............................................................................................................. 5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tahapan Proses Evaluasi Kesesuaian Lahan .......................................................... 3
Gambar 2. Klasifikasi metode multiatribute ................................................................................. 6
Gambar 3. Responden Berdasarkan Wilayah Penelitian ........................................................... 8
Gambar 4.Bagan alur pelaksanaan penelitian ............................................................................ 9
Gambar 5. Hubungan antara kriteri umum dan kriteria khusus ............................................... 10
Gambar 6.Hasil penentuan bobot responden berdasarkan criteria khusus............................ 11
Gambar 7.Penyelesaian TOPSIS semua responden berdasarkan lokasi .............................. 11
Gambar 8. Penyelesaian SAW semua responden berdasar lokasi......................................... 12
Analisa Lokasi & Keruangan | iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Penentuan lokasi dtentukan oleh beberapa landasan teori. Salah satunya teori lokasi
adalah berupa ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu
yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta pengaruhnya
terhadap kegiaatan, baik yang bersifat ekonomi atau sosial. Dalam dunia nyata, kondisi dan
potensi setiap daerah berbeda dan memengaruhi kondisi dari penentuan lokasi. Analisis
lokasi dapat dikembangkan untuk mengetahui bagaimana suatu lokasi yang memiliki potensi
terhadap batas wilayah pengaruhnya. Analisis dan teori yang berkaitan lokasi tidak terlalu
berkembang, namun keberadaanya sudah ada sejak abad ke-19. (Tarigan,2005).
Dalam jurnal yang direview menjelaskan terkait pengembangan pemukiman bagi
individu memerlukan suatu pengidentifikasian lahan dan lokasi sebagai kegiatan yang penting
dalam proses perencanaan dan pembangunan. Pemukiman adalah salah satu kebutuhan
utama perkotaan yang wajib dipenuhi di dalam suatu wilayah. Karena itu saat ini
pengembangan penyediaan pemukiman marak dilakukan, baik oleh pemerintah maupun
swasta/developer. Kriteria lahan tinggal untuk masing-masing stakeholder bisa berbeda-beda,
dari pihak lingkungan hidup akan sangat menekankan pada lingkungan, berbeda halnya
dengan pihak developer (pengusaha) yang lebih menekankan pada profit. Setiap individu
memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, individu
tersebut juga memiliki pandangan, kriteria dan pilihan yang berbedabeda untuk menentukan
lahan pemukimannya.
Dari beberapa penjelasan diatas, maka critical review dijelaskan di dalam jurnal ilmiah
sains yang berjudul : “kecenderungan pemilihan lokasi pemukiman berdasarkan analisis
multikriteria di kota manado” penulis memilih Kota Manado sebagai studi kasus dengan
menggunakan metode analisis multikriteria atau Multi Criteria Decision Making (MCDM) untuk
menunjang pemilihan lokasi permukiman berdasarkan kriteria yang ada. Metode tersebut
ditunjang dengan metode penjumlahan terboboti / Simple Additive Weighting (SAW) dan
metode Jarak Terdekat ke Titik Ideal / Technique for Order Preference by Similarity to Idea
Solution (TOPSIS) yang saling melengkapi satu sama lain.
Dijelaskan bahwa berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang
dikaji dalam penelitian ini, yaitu bagaimana memilih lokasi pemukiman yang layak bagi setiap
individu dengan memperhatikan kriteria-kriteria yang muncul berdasarkan latar belakang
sosial-ekonomi individu yang berbeda. Sehingga tujuan penelitian ini adalah menganalisis
faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pengurutan lokasi pemukiman dan menetapkan
urutan lokasi pemukiman berdasarkan faktor-faktor dominan di Kota Manado.
Analisa Lokasi & Keruangan | 1
1.2
TUJUAN & MANFAAT
Dalam penyusunan tugas critical review ini bertujuan memberikan pemahaman
terhadap implikasi teori-teori lokasi terhadap fenomena lokasi dan keruangan yang terbentuk
dalam wilayah dan kota. Serta menjelaskan beberapa pengertian tentang teori dan konsep
lokasi berbagai kegiatan, dan mampu mempergunakan berbagai teknik dan metode analisis
untuk mengkaji kecenderungan lokasi kegiatan-kegiatan. Critical review ini juga memberikan
manfaat berupa pemahaman sebagai berikut :
1) Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian teori lokasi dan kedudukannya dalam
perencanaan wilayah dan kota
2) Mahasiswa mampu menjelaskan pendekatan dalam analisis lokasi beberapa
komponen kegiatan kota dan wilayah seperti perumahan, pemerintahan, industri,
komersial, fasilitas sosial dan ekonomi
3) Mahasiswa mampu mengimplementasikan teknik analisis yang sesuai untuk
mengkaji aspek lokasional komponen kegiatan wilayah dan kota
Analisa Lokasi & Keruangan | 2
BAB II. TINJAUAN LANDASAN TEORI
2.1
KONSEP DASAR TEORI LOKASI
Secara umum konsep dasar dari teori lokasi yaitu membahas pertanyaan penting
tentang Siapa (Perusahaan, Individu, Pemerintah) yang memproduksi barang atau jasa
tertentu pada Lokasi yang mana, dan Mengapa memilih lokasi tersebut. Serta banyak
kebijakan pemerintah yang melibatkan upaya untuk mengalihkan/mengarahkan kegiatan
produksi, yang pertama harus diteliti adalah dasar keputusan-keputusan lokasi awal untuk
memahami dampak insentif yang dapat mengubah pola lokasi.
2.2
DASAR TEORI JURNAL MENURUT STUDI KASUS
2.2.1
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN
Dalam penentuan lokasi permukiman di Kota Manado. Dilakukannya
pendekatan landasan teori penentuan lokasi yang berdasarkan dari evaluasi
kesesuaian lahan dilakukan untuk melihat pembangunan yang tepat dilakukan dalam
sebuah lahan, yang secara umum mengacu pada atribut lokasi. Lahan tersebut
masing-masing memiliki karakter khusus yang harus disesuaikan dengan atribut lokasi
yang ada (Malezewski, 2003). Evaluasi kesesuaian lahan terbagi menjadi 2 fase yaitu:
1)
Fase penyaringan, dimana pada fase ini lokasi yang ditolak pembangunannya;
entah diakibatkan oleh suatu pertimbangan, peraturan, atau faktor lainnya;
dieliminasi atau ditiadakan.
2)
Fase
evaluasi,
dimana
lokasi
yang
telah
diterima
disusun
tingkat
kesesuaiannya berdasarkan kebutuhan.
Evaluasi kesesuaian lahan yang dilakukan terhadap penelitian jurnal ini adalah
untuk melihat lahan yang potensial untuk dijadikan sebagai lahan pemukiman. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mengidentifikasi dan mengukur proses
evaluasi kriteria antara lain :
(1)
Identifikasi
kriteria yang
relevan
(2)
Standarisasi
nilai
performance
(3)
Pengukuran
bobot nilai
(3)
Pengukuran
skala nilai
Gambar 1. Tahapan Proses Evaluasi Kesesuaian Lahan
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.143
Dari tahapan evaluasi kesesuaian lahan dilakukan langkah-langkah metode
perhitungan diantaranya sebagai berikut :
Analisa Lokasi & Keruangan | 3
1) Pengambilan data, dimana dalam penelitian ini data yang diambil
berasal dari dua narasumber yaitu data terhadap responden yang
bertempat tinggal di Manado dan data lokasi pemukiman berdasarkan
kriteria khusus..
2) Pencocokan data yaitu antara nilai rata-rata responden untuk kriteria
khusus dengan kriteria khusus lokasi pemukiman yang memenuhi
syarat. Hasilnya akan didapatkan nilai kriteria (Xij) yang dapat disusun
dalam sebuah tabel.
3) Pembobotan data-data yang ada sehingga didapati 2 nilai yaitu nilai
bobot ( W
) dan nilai kriteria yang kemudian dihitung menggunakan
metode MCDM.
Nilai bobot adalah nilai yang menggambarkan kepentingan suatu kriteria
dibanding kriteria lainnya. Semakin tinggi nilai bobot suatu kriteria, maka semakin
besar pula tingkat kepentingan kriteria tersebut. Seluruh nilai bobot bila ditotalkan
harus berjumlah 1 untuk seluruh kriteria.
2.2.2
MULTIKRITERIA ANALISIS / MULTI CRITERIA DECISION MAKING
(MCDM)
Multi-Criteria Decision Making (MCDM) atau pengambilan keputusan yang
didasarkan banyak kriteria merupakan sebuah metode atau prosedur yang
memproses banyak kriteria yang bertentangan untuk dapat digabungkan menjadi
sebuah proses perencanaan. Atau dengan kata lain dapat juga didefinisikan menjadi
mengukur dan mengintegrasikan atribut yang bervariasi untuk menjawab suatu tujuan.
Multiple Criteria Decision Making (MCDM), mengacu pada suatu kenyataan
tentang bagaimana membuat keputusan berdasarkan banyaknya pilihan, dan
biasanya mengandung kriteria yang saling bertentangan satu sama lain. Menurut
Vincke (1986), penyelesaian masalah MCDM dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: (1)
pemilihan masalah, (2) peringkat, (3) penyortiran data.
Analisa Lokasi & Keruangan | 4
2.2.2.1
BENTUK MCDM
Untuk memudahkan penilaian kriteria yang bertentangan, maka
kriteria tersebut digambarkan ke dalam bentuk matriks keputusan sehingga
mempermudahkan sistem skoring / penilaian. Sebuah masalah MCDM dapat
digambarkan dengan menggunakan sebuah matriks keputusan. Anggap
terdapat m alternatif yang berhubungan dengan n atribut, sehingga sebuah
matriks keputusan akan berukuran m x n dengan masing-masing elemen Yij.
Dimana di tabel 1 yang dilampirkan pada jurnal, terdapat matriks keputusan
dengan masing-masing atribut ( i ) berupa responden yang bertempat tinggal
di Kota Manado dan alternatif ( j ) berupa data lokasi pemukiman di Kota
Manado.
Tabel 1. Matriks Evaluasi
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.143
2.2.2.2
PENYELESAIAN MCDM
Berdasarkan sifat penyelesaiannya menurut (Hwang dan Yoon,
1981). Penyelesaian MCDM dibedakan atas dasar : (a) penyelesaian ideal, (b)
penyelesaian non dominasi, (c) penyelesaian memuaskan, (d) penyelesaian
terpilih.
2.2.2.3
METODE MCDM
Menurut jurnal metode MCDM terbagi atas dua metode MCDM,
yaitu compensatory dan non- compensatory (Hwang dan Yoon, 1981). Kedua
metode tersebut terbagi lagi menjadi beberapa sub-bagian sesuai dengan
kebutuhan penelitian yaitu metode compensatory dengan memadukan metode
SAW untuk scoring serta TOPSIS untuk compromising.
metode ini
menggunakan bentuk umum dari langkah-langkah yang dapat diberikan
sebagai berikut: (Franklin dan Niemeier, 1998)
Analisa Lokasi & Keruangan | 5
1) Menentukan tujuan yang relevan
2) Menentukan alternatif-alternatif untuk dievaluasi
3) Menentukan atribut yang relevan untuk mengevaluasi alternatif dan
menentukan nilai diluar jangkauan atribut individu.
4) Merangking dan mendapatkan bobot (yang telah dinormalkan) untuk
atribut kepentingan relatif.
5) Menskor masing-masing atribut dari setiap alternatif. Setiap alternatif i
dapat diasumsikan sebagai sebuah vektor deskripsi pada atribut j yang
berbeda. Xi = (xi,1; xi,2; ... ; xi,j; ... ;xi,n)
6) Menghitung
kegunaan
multiatribut dari beragam pilihan,
dengan
menggunakan kedua metode skoring
7) Menyediakan analisis pasca evaluasi dan kemudian menentukan alternatif
mana yang terbaik
Gambar 2. Klasifikasi metode multiatribute
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.143
2.2.2.4
METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY
SIMILARITY TO IDEA SOLUTION (TOPSIS)
Metode ini digunakan untuk menentukan lokasi pemukiman
berdasarkan jarak terdekat ke titik ideal. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam metode ini adalah sebagai berikut:
1) Menghitung standarisasi skor normal ( � ) dengan rumus :
Dimana
adalah nilai kriteria yang didapatkan melalui evaluasi
kesesuaian lahan sebelumnya.
Analisa Lokasi & Keruangan | 6
2) Menghitung rating bobot normal (
=
dimana
) dengan rumus:
.�
,
adalah nilai bobot yang didapatkan dari evaluasi kesesuaian
lahan
3) Pengidentifikasian penyelasaian positif ideal dan negatif ideal, dimana
positif ideal (A+) adalah penggabungan semua kriteria terbaik yang dicapai
sedangankan negatif ideal (A -) adalah penggabungan semua kriteria
terjelek yang dicapai.
4) Mencari jangkauan masing-masing kriteria dari penyelesaian ideal positif
(A+) dan negatif (A-) dengan memberikan jarak ruang dimensi n Euclidean
dalam rumus sehingga dihasilkan � + dan � −
:
5) Menghitung indeks penyelesaian ideal positif dengan rumus :
Lokasi pemukiman yang cocok berdasarkan responden bisa didapatkan
dengan cara mengurutkan nilai C dari yang besar ke yang paling kecil.
Sehubungan dengan itu kita bisa mendapatkan kriteria-kriteria yang
mendukung lokasi pemukiman tersebut.
2.2.2.5
METODE SAW
Dalam jurnal dijelskan bahwa Metode SAW didapatkan dengan
menjumlahkan semua nilai rating bobot normal untuk satu lokasi berdasarkan
semua kriteria yang ada. Lokasi pemukiman yang cocok berdasarkan
responden bisa didapatkan dengan cara mengurutkan nilai C dari yang besar
ke yang paling kecil. Sehubungan dengan itu kita bisa mendapatkan
kriteriakriteria yang mendukung lokasi pemukiman tersebut.
Hasil dari penggunaan kedua metode tersebut akan dibuat generalisasi
peringkat dengan mengambil jumlah peringkat dari kedua metode tersebut
(Jankowski, 1988). Dihasilkan nilai terkecil jumlahan rangking dari kedua metode
tersebut merupakan pilihan lokasi yang terbaik.
Analisa Lokasi & Keruangan | 7
BAB III. PEMBAHASAN
3.1
ALASAN PEMILIHAN LOKASI
Lokasi yang dipilih penulis sebagai objek penelitian adalah 7 lokasi pemukiman yang
terdapat di Kota Manado. Pemukiman tersebut diantaranya adalah CBSA Gold Estate, Green
Garden, Star of Paniki, Villa Mutiara, Lembah Nyiur Kairagi Mas yang terletak di Kecamatan
Mapanget; Telkom Mas di Kecamatan Maumbi; dan Citra Land di Kecamatan Pineleng.
Ketujujuh lokasi pemukiman tersebut dipilih secara acak, dimana ketujuh lokasi tersebut
merupakan area perumahan baru di Kota Manado yang memiliki berbagai kesamaan
terutama dari aspek ekonomi. Kecenderungan lokasi pemukiman di kota Manado didasarkan
terutama pada faktor ‘harga rumah’. Hal ini ditunjukkan oleh responden umum, responden
berpendapatan kelas bawah dan responden kelas atas pada nilai pembobotan yang dilakukan
sebelum memasuki metode TOPSIS dan SAW
Gambar 3. Responden Berdasarkan Wilayah Penelitian
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.144
Sedangkan lokasi pemilihan responden diambil secara acak dari berbagai lokasi
pemukiman yang tersebar di Kota Manado diantaranya: Malalayang, Satrio, Telling,
Tuminting, Tikala, dan Winangun. Banyaknya responden yang diambil untuk penelitian ini
adalah sebanyak 80 responden yang tersebar di berbagai lokasi di kota Manado. Dengan
perbandingan sebagai berikut; 16 responden di Malalayang, 15 responden di Sario (Kampus),
14 responden di Teling, 8 responden di Tuminting, 12 responden di Tikala dan 15 responden
di Winangun. Sedangkan objek amatan untuk lokasi perumahan sebanyak 7 perumahan yang
baru diambil secara sengaja, dengan memperhatikan kesamaan dari sisi ekonomi.
Dimana lokasi asal responden tersebut dipilih secara acak agar responden yang ada
terbagi secara rata secara sosial ekonomi dan tingkat pendidikan. Sehingga dari responden
Analisa Lokasi & Keruangan | 8
tersebut maka didapatkan data responden dengan lokasi pemukiman tersebar dengan nilai
tengah pendapatan berdasarkan tingkat pendidikan yang beragam.
3.2
ALUR BERPIKIR PENELITIAN
Dalam penelitian ini data yang telah ada, kemudian akan diolah dengan menggunakan
bantuan komputer yang menggunakan software spread sheet Excel XP, dan prosedur.
Dengan landasarn dasar teori mengunakan metode Multi Criteria Decision Making (MCDM)
secara Keseluruhan.
Gambar 4.Bagan alur pelaksanaan penelitian
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.146
3.3
FAKTOR-FAKTOR LOKASI
Dari data-data tersebut kemudian diolah berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan
oleh penulis. Kriteria tersebut terbagi menjadi dua yaitu kriteria umum dan kriteria khusus.
Kriteria umum yang ditentukan penulis untuk menentukan kecenderungan pemilihan lokasi
pemukiman di Kota Manado Berikut adalah faktor-faktor lokasi berupa variable yang menjadi
kriteria umum pada penelitian:
1) Kemudahan untuk mendapatkan transportasi dan pelayanannya
2) Akses ke tempat hiburan
3) Ekonomi
4) Fasilitas Layanan Umum
Analisa Lokasi & Keruangan | 9
Berdasarkan 4 kriteria tersebut kemudian terbagi lagi menjadi beberapa kriteria khusus
untuk memperdetail penelitian. Untuk kemudahan pelayanan transportasi, kriteria khusus
yang ditentukan adalah waktu tempuh menuju jalan utama; waktu tempuh menuju pusat kota;
dan dekatnya layanan transportasi. Untuk akses menuju tempat hiburan, kriteria khusus yang
ditentukan adalah dekat dengan kawasan pariwisata pantai serta dekat dengan bioskop 21.
Untuk sosial ekonomi, kriteria khusus yang ditentukan adalah harga rumah dan cicilan
rumah. Sedangkan untuk fasilitas layanan umum, kriteria khusus yang ditentukan adalah
dekat supermarket, dekat rumah sakit, dan dekat dengan sarana pendidikan UNSRAT.
Berikut adalah hubungan yang lebih jelas antara 4 kriteria umum dan 10 kriteria khusus. :
Gambar 5. Hubungan antara kriteri umum dan kriteria khusus
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.144
Analisa Lokasi & Keruangan | 10
3.4
HASIL ANALISA PERHITUNGAN KRITERIA
Dari hasil perhitungan analisis yang menggunakan metode MCDM diperlukan nilai
bobot dan nilai preferensi. Berikut akan menampilkan hasil pembobotan yang telah dilakukan.
Gambar 6.Hasil penentuan bobot responden berdasarkan criteria khusus
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.147
Hasil pembobotan nilai kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, dipilihlah metode
MCDM yang sesuai melaluo yaitu metode TOPSIS dan SAW.
Gambar 7.Penyelesaian TOPSIS semua responden berdasarkan lokasi
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.147
Berdasarkan hasil pendapat responden secara umum, maka Citra Land merupakan
lokasi utama. Menurut responden berpendidikan sarjana, maka Lembah Nyiur Kairagi Mas
dan Telkom Mas merupakan daerah utama pemukiman, tetapi menurut responden
berpendidikan Non-Sarjana Citra Land merupakan daerah pemukiman utama. Sementara itu
Analisa Lokasi & Keruangan | 11
menurut responden kelas atas yang berpendapatan di atas median Rp.2.675.000,- Citra Land
merupakan daerah pilihan utama sedangkan menurut kelas bawah yang berpendapatan di
bawah median maka Telkom Mas merupakan daerah pilihan utama.
Gambar 8. Penyelesaian SAW semua responden berdasar lokasi
Sumber : Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012 Hal.147
Berdasarkan pembobotan melalui metode SAW, menurut pendapat responden secara umum,
responden berpendidikan sarjana dan Non-Sarjana, responden kelas atas memilih Citra Land
sedangkan menurut kelas bawah yang berpendapatan di bawah median maka Telkom Mas merupakan
daerah pilihan utama.
3.5
HASIL IMPLIKASI TEORI TERHADAP LOKASI YANG DIPILIH
Dalam implikasi dari tinjauan teori serta konsep dasar dalam teori lokasi. penulis memilih
menggunakan teori evaluasi kesesuaian lahan dan analisis multikriteria (MCDM) dalam penelitian ini.
3.6.1
IMPLIKASI METODE EVALUASI KESESUAIAN LAHAN
Metode evaluasi kesesuaian lahan secara umum mengacu pada atribut lokasi
sehingga menghasilkan bobot yang nantinya akan dihitung untuk mengetahui skors atau
ranking dari lokasi tersebut. Seperti yang telah dijelaskan pada faktor-faktor lokasi, nilai
kriteria tersebut terbagi menjadi dua yaitu kriteria umum dan kriteria khusus. Nilai kriteria
tersebut kemudian membantu penulis untuk menentukan nilai bobot dari masing-masing
kriteria yang sudah ditentukan. Nilai bobot dalam penelitian ini terbagi-bagi berdasarkan
tingkat pendidikan responden dengan nilai yang beragam. Hal ini dilakukan karena responden
dengan masing masing tingkat pendidikan memiliki pertimbangan yang berbeda dengan
bobot yang berbeda. Maka dari itu, nilai bobot ditentukan berdasarkan tingkat pendidikan.
Sehingga dengan menggunakan teori evaluasi kesesuaian lahan penulis mendapatkan nilai
Analisa Lokasi & Keruangan | 12
kriteria dan nilai bobot yang kemudian dapat diolah lebih lanjut menggunakan metode
MCDM.
3.6.1
IMPLIKASI MULTIPLE CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)
Metode Multiple Criteria Decision Making (MCDM) adalah metode yang mengacu
pada suatu kenyataan tentang bagaimana membuat keputusan berdasarkan banyak pilihan
dan biasanya memiliki atau mengandung kriteria yang saling bertentangan sedangkan.
Penggunan metode MCDM dalam menentukan kecendurungan pemukiman di Kota Manado
sudah tepat. Hal ini dikarenakan penelitian ini memiliki banyak kriteria, baik itu umum
maupun khusus, yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan sehingga
penggunaan MCDM sangat tepat untuk studi kasus ini.
Pemilihan metode TOPSIS juga sudah dinilai tepat dikarenakan konsepnya yang
sederhana dan mudah dipahami, serta kemampuannya yang efisien untuk mengukur kinerja
relatif dari alternatif keputusan. Namun kelemahan dari metode TOPSIS adalah
dibutuhkannya bobot awal dalam mengolah data selanjutnya, sehingga dibutuhkannya
metode evaluasi kesesuaian lahan untuk melakukan pengolahan data menggunakan TOPSIS.
Sedangkan penggunaan metode SAW juga dinilai tepat karena sangat efisien. Sehingga
menguntungkan peneliti serta berkesinambungan dengan sistem pembobotan yang dilakukan
pada metode TOPSIS.
Perlu digaris bawahi juga untuk teori serta metode ini dapat berlaku apabila memiliki
karakteristik seperti wilayahnya datar dan tidak berbukit, tingkat ekonomi dan daya beli penduduk
relatif sama, penduduk memiliki kesempatan yang untuk bergerak ke berbagai arah.
Analisa Lokasi & Keruangan | 13
BAB IV. KESIMPULAN
4.1
KESIMPULAN JURNAL
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan oleh penulis didalam jurnal dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1) Kecenderungan lokasi pemukiman di kota Manado didasarkan terutama pada faktor
‘harga rumah’. Hal ini ditunjukkan oleh responden umum, responden berpendapatan
kelas bawah dan responden kelas atas.
2) Lokasi pemukiman yang terpilih berdasarkan responden berpendidikan sarjana,
responden berpendapatan kelas bawah serta responden yang digabung adalah
Telkom Mas. Sedangkan lokasi pemukiman menurut responden berpendidikan non
sarjana dan responden berpendapatan kelas atas cenderung memilih Citra Land.
4.2
LESSON LEARNED CRITICAL REVIEW
Dari critical review ini Metode Analisis Multrikriteria / MCDM adalah salah satu metode
pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh faktor dan kriteria yang beragam dan saling
berlawanan. MCDM terdiri atas dua macam yaitu compensatory dan non-compensatory.
Dimana metode tersebut masih terdiri dari beragam multiatribute perhitungan. Metode MCDM
yang digunakan dalam suatu penelitian dapat terdiri atas dua atau lebih metode, asalkan
keduanya memiliki kesinambungan. Pengambilan keputusan dengan metode MCDM
memanfaatkan sistem pembobotan terhadap kriteria-kriteria yang menjadi pertimbangan
keputusan. Dalam penelitian ini, digunakan dua metode MCDM yaitu SAW dan TOPSIS.
Kedua metode tersebut memiliki persamaan yaitu mencakup sistem pembobotan kriteria
dalam metodenya.
Teori MCDM masih relevan untuk digunakan pada masa ini. Hal ini dikarenakan
MCDM menawarkan sistem pengambilan keputusan yang dipengaruhi beragam
faktor dan kriteria seperti yang ditemui pada banyak studi kasus.
Analisa Lokasi & Keruangan | 14
Serta mengerti dalam pemahaman teori lokasi. Sehingga dapat manfaat sebagai berkut :
1) Mampu menjelaskan prinsip dan konsep dasar aspek keruangan dalam penentuan
aktivitas dalam penentuan lokasi permukiman.
2) Memberkan penjelasan pengertian teori lokasi dan kedudukannya dalam
perencanaan wilayah dan kota.
3) Dapat menganalisis lokasi beberapa komponen kegiatan kota dan wilayah seperti
permukiman dengan metode analisis penentuan lokasi.
4) Dapat menganalisis interaksi keruangan, tarikan antar lokasi kegiatan dalam skala
kota dan wilayah khususnya penentuan lokasi permukiman
5) Melakukan implikasi teknik analisis yang sesuai untuk mengkaji aspek lokasional dan
keruangan khususnya menggunakan metode Analisis Multrikriteria / MCDM pada
komponen kegiatan wilayah dan kota
Pada crtical review dalam jurnal ini, banyak ditemukan data-data yang tidak
dicantumkan sumber datanya. Lalu dalam menganalisa data menggunakan suatu metode
penelitian juga perlu mencantumkan langkahnya serta apabila ada perhitungannya, maka
cantumkan pula proses perhitungan hingga ditemukan hasil berupa angka-angka yang
digunakan untuk mengolah data. Dan yang terakhir, sebuah jurnal penelitian harus memuat
kesimpulan yang menjawab dari tujuan penelitian dan pembahasan apa yang ada di dalam
jurnal tersebut yaitu penentuan lokasi permukiman di Kota Manado.
Analisa Lokasi & Keruangan | 15
DAFTAR PUSTAKA
Weku, Winsy Chirsto Deilan.2012.Kecenderungan Pemilihan Lokasi Pemukiman berdasarkan
Analisis Multikriteria di Kota Manado.Jurnal Ilmiah Sains,Vol.12,No.2,Oktober 2012
Santoso, Eko Budi; Ema Umilia; Belinda Ulfa Aulia (2012). Diktat Analisa Lokasi dan
Keruangan. Surabaya: Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS.
Analisa Lokasi & Keruangan | 16
LAMPIRAN
Analisa Lokasi & Keruangan | 17
KECENDERUNGAN PEMILIHAN LOKASI PEMUKIMAN BERDASARKAN
ANALISIS MULTIKRITERIA DI KOTA MANADO
Winsy Christo Deilan Weku 1)
1)
Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado
Jl. Kampus Unsrat, Manado 95115
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor dominan (kriteria) yang
mempengaruhi individu dalam memilih lokasi pemukiman. Selanjutnya lokasi-lokasi pemukiman
diurutkan sesuai dengan selera/kecenderungan yang ada pada responden. Untuk menjembatani
berbagai kriteria yang saling berbeda dari para responden, maka dapat digunakan metode Multi
Criteria Decision Making (MCDM) dengan metode yang terpilih yaitu metode Penjumlahan
Terboboti/Simple Additive Weighting (SAW) dan metode Jarak Terdekat ke Titik Ideal/Technique
for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), dimana kedua metode ini saling
melengkapi satu sama lainnya. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden secara umum,
responden berpendidikan sarjana dan responden berpendapatan kelas bawah cenderung memilih
lokasi pemukiman Telkom Mas sebagai pilihan utama. Berbeda halnya dengan responden
berpendidikan non-sarjana dan responden berpendapatan kelas atas cenderung untuk memilih
Citra Land sebagai lokasi pemukimannya.
Kata Kunci : Lokasi Pemukiman, MCDM, SAW, TOPSIS
HOUSING SUITABILITY LOCATION PREFERENCE BASED ON
MULTICRITERIA ANALYSIS IN MANADO
ABSTRACT
The purposes of this research are to determine the dominant factors from every individual
to choose their district location. Furthermore, to organized the district location according the
dominant factors. For the respondent with different background, it implies to their significant
criteria. Decision making problems with these characteristics are basically members of Multi
Criteria Decision Making (MCDM). Simple Additive Weighting (SAW) and Technique for Order
Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) methods have been developed in this study to
solve this problem as comprehensive. The results of this research reveals that general respondent,
higher educated respondent and lower income respondent disposed to choose Telkom Mas as their
district location. Furthermore lower respondent and higher income respondent disposed to choose
Citra Land as their district location.
Keywords : District Location, MCDM, SAW, TOPSIS
PENDAHULUAN
Pengembangan
pemukiman
bagi
individu
memerlukan
suatu
pengidentifikasian lahan dan lokasi sebagai
kegiatan yang penting dalam proses
perencanaan dan pembangunan. Kriteria
lahan
tinggal
untuk
masing-masing
stakeholder bisa berbeda-beda, dari pihak
lingkungan hidup akan sangat menekankan
pada lingkungan, berbeda halnya dengan
pihak developer (pengusaha) yang lebih
menekankan pada profit.
Setiap individu memiliki latar belakang
sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, individu tersebut juga memiliki
pandangan, kriteria dan pilihan yang berbedabeda
untuk
menentukan
lahan
pemukimannya. Individu yang memiliki latar
belakang perekonomian yang lebih tinggi dari
individu lainnya, cenderung untuk memilih
daerah yang relatif lebih aman, luas,
layanan/service/fasilitas yang baik, akses
transportasi yang mudah, dan lain sebagainya
yang memungkinkan dia untuk hidup lebih
nyaman. Berbeda halnya dengan individu
Weku: Kecenderungan Pemilihan Lokasi Pemukiman …….. 143
yang berpendapatan lebih rendah cenderung
untuk memilih daerah yang dapat mendukung
perekonomiannya tanpa memperhatikan
service/pelayanan/fasilitas yang baik dan
aman.
Dengan memperhatikan latar belakang
tersebut, maka permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini, yaitu bagaimana
memilih lokasi pemukiman yang layak bagi
setiap individu dengan memperhatikan
kriteria-kriteria yang muncul berdasarkan
latar belakang sosial-ekonomi individu yang
berbeda. Sehingga tujuan penelitian ini
adalah menganalisis faktor-faktor dominan
yang mempengaruhi pengurutan lokasi
pemukiman dan menetapkan urutan lokasi
pemukiman
berdasarkan
faktor-faktor
dominan di Kota Manado.
Evaluasi Kesesuaian Lahan
Menurut Malczewski dalam Kapantow
(2003), setiap lahan potensial untuk
pembangunan memiliki karakteristik masingmasing yang secara umum mengacu pada
atribut lokasi. Atribut data termasuk
informasi pada sumber daya alami, sumber
daya manusia dan sumber daya buatan
manusia (Kozlowski, 1986). 2 fase dalam
evaluasi kesesuaian lahan ini, yaitu:
1. Fase Penyaringan, tujuan dari fase ini
adalah meniadakan semua lokasi yang
tidak dapat diterima untuk suatu tujuan
pembangunan oleh karena adanya
pertimbangan lingkungan, peraturan atau
faktor-faktor lainnya.
bertujuan
untuk
2. Fase
Evaluasi,
menentukan tingkat kesesuaian setiap
lokasi yang telah diterima (Kapantouw,
2003).
Beberapa hal yang harus diperhatikan
untuk mengidentifikasi dan mengukur proses
evaluasi kriteria antara lain: (a) identifikasi
kriteria yang relevan, (b) standarisasi nilai
performance, (c) pengukuran bobot nilai, (d)
pengukuran skala nilai.
Multikriteria Analisis
Multiple Criteria Decision Making
(MCDM), mengacu pada suatu kenyataan
tentang bagaimana membuat keputusan
berdasarkan banyaknya pilihan, dan biasanya
mengandung
kriteria
yang
saling
bertentangan. Dalam konteks bisnis, masalah
MCDM lebih kompleks dan biasanya dalam
skala besar. Sebagai contoh, banyak
perusahaan
di
Eropa
menjalankan
perusahaannya dengan beratus-ratus kriteria
dan sub kriteria dengan mempergunakan
model bisnis European Foundation for
Quality Management – EFQM (Matteu,
2002).
Menurut Vincke (1986), penyelesaian
masalah dalam bidang MCDM, dibedakan
atas tiga jenis yaitu : (a) pemilihan masalah,
(b) masalah peringkat dan (c) penyortiran
data.
1. Bentuk MCDM
Sebuah masalah MCDM dapat
digambarkan dengan menggunakan sebuah
matriks keputusan. Anggap terdapat m
alternatif yang berhubungan dengan n atribut,
sehingga sebuah matriks keputusan akan
berukuran m x n dengan masing-masing
elemen Yij, dengan atribut ke-j dari i
alternatif. Data yang sudah ada dapat
dibentuk ke dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Matriks Evaluasi
K1 K2 K3 . . . .
P1 y11 y12 y12 ...
P2 y21 y22` y23 ...
P3 y31 y32 y33 ...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pi yi1 yi2 yi3 ...
Kj Total Skor
y1j
y2j
y3j
.
.
.
yij
2. Penyelesaian MCDM, menurut sifat
penyelesaiannya (Hwang dan Yoon,
1981)
dibedakan
menjadi
(a)
Penyelesaian Ideal, (b) Penyelesaian Non
dominasi, (c) Penyelesaian memuaskan,
(d) Penyelesaian terpilih.
3. Metode MCDM, terdiri atas dua metode
MCDM, yaitu compensatory dan noncompensatory (Hwang dan Yoon, 1981).
Kedua metode ini menggunakan
bentuk umum dari langkah-langkah yang
dapat diberikan sebagai berikut: (Franklin
dan Niemeier, 1998)
1). Menentukan tujuan yang relevan
2). Menentukan alternatif-alternatif untuk
dievaluasi
3). Menentukan atribut yang relevan untuk
mengevaluasi
alternatif
dan
menentukan nilai diluar jangkauan
atribut individu.
4). Merangking dan mendapatkan bobot
(yang telah dinormalkan) untuk atribut
kepentingan relatif.
144 Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012
5). Menskor masing-masing atribut dari
setiap alternatif. Setiap alternatif i
dapat diasumsikan sebagai sebuah
vektor deskripsi pada atribut j yang
berbeda. Xi = (xi,1; xi,2; ... ; xi,j; ... ;xi,n).
6). Menghitung kegunaan multiatribut dari
beragam pilihan, dengan menggunakan
kedua metode skoring.
7). Menyediakan analisis pasca evaluasi
dan kemudian menentukan alternatif
mana yang terbaik.
MCDM
Non-Compensatory
Scoring
SAW
AHP
MAVT
Compensatory
Compromising
TOPSIS
AIM
MPS
Concordance
ER
ELECTRE
PROMETHEE
EVAMIX
Gambar 1. Klasifikasi metode multiatribute
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Lokasi pemukiman yang dijadikan
objek penelitian adalah CBSA Gold Estate,
Green Garden, Star of Paniki, Villa Mutiara,
Lembah Nyiur Kairagi Mas yang terletak di
kecamatan Mapanget, Telkom Mas di
kecamatan Maumbi dan Citra Land di
kecamatan Pineleng. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Maret dan awal bulan April,
dimana pengambilan data untuk lokasi pada
awal bulan Maret dan pengambilan data
untuk responden dilakukan pada akhir bulan
Maret dan awal bulan April.
Winangun
19%
Malalayang
19%
Tikala
15%
Tuminting
10%
Sario
19%
Malalayang
Sario
Teling
Tuminting
Tikala
Winangun
Teling
18%
Gambar 2. Responden Berdasarkan Wilayah
Amatan
Banyaknya responden yang diambil
untuk penelitian ini adalah sebanyak 80
responden yang tersebar di berbagai lokasi di
kota Manado. Dengan perbandingan sebagai
berikut; 16 responden di Malalayang, 15
responden di Sario (Kampus), 14 responden
di Teling, 8 responden di Tuminting, 12
responden di Tikala dan 15 responden di
Winangun. Sedangkan objek amatan untuk
lokasi perumahan sebanyak 7 perumahan
yang baru diambil secara sengaja, dengan
memperhatikan kesamaan dari sisi ekonomi.
Penelitian ini membagi para responden
secara umum tanpa adanya perbedaan
sebanyak 80 responden, menurut pendidikan
sarjana sebanyak 58 responden, non sarjana
sebanyak 22 responden, kemudian tingkat
pendapatan dengan mengambil median
pendapatan Rp.2.675.000,- dimana responden
dengan pendapatan lebih besar atau sama
dengan Rp.2.675.000,- digolongkan sebagai
responden kelas atas sebanyak 40 responden
dan responden dengan pendapatan kurang
dari Rp.2.675.000,- digolongkan sebagai
responden kelas bawah sebanyak 40
responden.
Analisis Data
Data yang telah ada kemudian akan
diolah dengan menggunakan bantuan
komputer yang menggunakan software
spread sheet Excel XP. Beberapa variabel
sebagai kriteria umum yang akan diteliti
untuk digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kemudahan
untuk
mendapatkan
transportasi dan layanannya.
2. Akses ke tempat hiburan.
3. Ekonomi (Harga tanah).
4. Fasilitas Layanan Umum.
Weku: Kecenderungan Pemilihan Lokasi Pemukiman …….. 145
Pemilihan Lokasi
Kemudahan
Transportasi
Waktu Tempuh
ke jalan Utama
Waktu Tempuh
ke Pusat Kota
Akses ke
tempat Hiburan
Dekat dengan
pantai
Dekat
bioskop 21
Dekat Layanan
transportasi
Sosial Ekonomi
Fasilitas
Layanan Umum
Harga rumah
Dekat
Supermarket
Cicilan rumah
Dekat rumah
sakit
Dekat Sarana
Pendidikan
UNSRAT
Gambar 3. Hubungan antara kriteria umum dan kriteria khusus
Dan prosedur yang dilakukan dalam
penelitian ini seperti pada Gambar 4,
dilakukan dua tahap, yaitu: evaluasi
kesesuaian lahan pemukiman dan penentuan
lokasi pemukiman yang cocok berdasarkan
MCDM.
1. Evaluasi Kesesuaian Lahan Pemukiman
Evaluasi
kesesuaian
lahan
pemukiman ini dimaksudkan untuk melihat
secara umum lahan yang potensial untuk
ditinggali. Hal-hal yang perlu dilakukan
adalah:
a). Pengambilan data. Dalam proses
pengambilan data dilakukan dua kali,
yaitu
1). Pengambilan
data
terhadap
responden yang bertempat tinggal
di Manado, sebanyak 80 responden
dan dilakukan secara acak.
2). Pengambilan
data
terhadap
perumahan (lokasi pemukiman),
sebanyak 7 lokasi pemukiman
berdasarkan kriteria khusus pula.
b). Kemudian
dilakukan
pencocokan
antara nilai rata-rata responden untuk
kriteria khusus dengan kriteria khusus
lokasi pemukiman yang memenuhi
syarat. Hasilnya akan didapatkan nilai
kriteria (xij) yang dapat disusun dalam
sebuah tabel.
c). Dari penanganan sampel yang ada, kita
memiliki 2 nilai yaitu nilai bobot (wij)
dan nilai kriteria (xij) yang akan
dihitung dengan metode MCDM.
2. Penentuan Lokasi Pemukiman yang
Cocok dengan Metode MCDM
a). Metode TOPSIS
1). Menghitung standarisasi vektor
normal untuk nilai kriteria (xij),
dengan rumus
xij
,
rij
n
xij
2
j 1
dalam hal ini j menyatakan 7 lokasi
pemukiman, i menyatakan 10
kriteria khusus yang diberikan
2). Kemudian menghitung rating bobot
normal (vij) dengan cara melakukan
perkalian antara skor normal (rij)
dengan nilai bobot (wij). Dengan
rumusnya:
vij = wi . rij
3). Kemudian
dilakukan
pengidentifikasian
penyelesaian
positif ideal dan negatif ideal.
Penyelesaian
ideal
positif
merupakan gabungan semua kriteria
terbaik yang dapat dicapai, dan
dinyatakan dengan A* = {v1*, v2*,
..., vi*, ... , vn*}, dimana vi*
merupakan nilai terbaik untuk
kriteria ke i diantara semua
alternatif kriteria. Penyelesaian
ideal negatif merupakan gabungan
semua kriteria terjelek yang dapat
dicapai, dan dinyatakan dengan A= {v1-, v2-, ..., vi-, ... , vn-}, dimana
vi- merupakan nilai terjelek untuk
kriteria ke i diantara semua
alternatif kriteria.
146 Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012
Pengambilan Data
Data Perumahan
Data Responden
Penanganan Data
Membandingkan Data Responden dengan
pengamatan lapangan
Penanganan sampel:
Menghitung Nilai Bobot
Menghitung Nilai Kriteria
E
V
A
L
U
A
S
I
MCDM
SAW
TOPSIS
HASIL MCDM
M
C
D
M
KESIMPULAN
Gambar 4. Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian
4). Menghitung pengukuran berbeda.
pemisahan atau jangkauan untuk
masing-masing
kriteria
dari
penyelesaian ideal positif A* dan
negatif A- diberikan jarak ruang
dimensi n Euclidean, sebagai
berikut:
n
Sj
*
vij
vi
* 2
dan
i 1
n
Sj
vij
vi
2
i 1
dalam hal ini j menyatakan 7 lokasi
pemukiman, i menyatakan 10
kriteria khusus
5). Menghitung kesamaan indeks untuk
penyelesaian ideal positif, untuk
lokasi j, akhirnya diberikan oleh
C *j
S *j
S *j
dengan 0 C *j
Sj
,
1
Lokasi pemukiman yang cocok
berdasarkan
responden
bisa
didapatkan
dengan
cara
mengurutkan nilai C dari yang
besar ke yang paling kecil.
Sehubungan dengan itu kita bisa
mendapatkan kriteria-kriteria yang
mendukung lokasi pemukiman
tersebut.
.
b). Metode SAW
Untuk metode SAW didapatkan dengan
menjumlahkan semua nilai rating bobot
normal untuk satu lokasi berdasarkan
semua kriteria yang ada. Lokasi
pemukiman yang cocok berdasarkan
responden bisa didapatkan dengan cara
mengurutkan nilai C dari yang besar ke
yang paling kecil. Sehubungan dengan
itu kita bisa mendapatkan kriteriakriteria yang mendukung lokasi
pemukiman tersebut.
Kemudian dari kedua metode tersebut
akan dibuat generalisasi peringkat dengan
mengambil jumlah peringkat dari kedua
metode tersebut (Jankowski, 1988). Hasil
terkecil jumlahan rangking dari kedua metode
tersebut merupakan pilihan lokasi yang
terbaik, demikian juga seterusnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk menggunakan metode MCDM
diperlukan nilai bobot dan nilai preferensi.
Nilai
bobot
adalah
nilai
yang
menggambarkan tingkat kepentingan relatif
dari suatu kriteria terhadap kriteria lainnya.
Semakin besar nilai bobot diberikan oleh
responden, berarti semakin besar tingkat
kepentingan dari suatu kriteria menurut
responden tersebut. Nilai bobot ini harus
berjumlah 1 untuk seluruh kriteria khusus
yang diberikan.
Weku: Kecenderungan Pemilihan Lokasi Pemukiman …….. 147
Tabel 2. Penentuan bobot responden berdasar criteria khusus
Kriteria Umum
Kriteria Khusus
Kemudahan Untuk
Mendapatkan Transportasi Dan
Layanannya
Akses Ke Tempat Hiburan
Ekonomi
Fasilitas Layanan Umum
Waktu Tempuh Ke Jalan Utama
Waktu Tempuh Ke Pusat Kota
Dekat Dengan Layanan
Transportasi
Dekat Dengan Pantai
Waktu Tempuh Ke Bioskop 21
Harga Rumah
Adanya Cicilan
Dekat Pusat Perbelanjaan
Dekat Rumah Sakit
Waktu Tempuh Ke Tempat Sarana
Pendidikan
Total
Berdasarkan nilai kriteria yang telah
ditentukan
sebelumnya,
maka
akan
diterapkan
metode
MCDM
untuk
menentukan lokasi permukiman yang cocok.
Metode yang dipakai adalah TOPSIS yang
nantinya akan didukung oleh metode SAW.
1. Penyelesaian Topsis
Menurut pendapat responden secara
umum, maka Citra Land merupakan
lokasi utama. Menurut responden
berpendidikan sarjana, maka Lembah
Nyiur Kairagi Mas dan Telkom Mas
merupakan daerah utama pemukiman,
tetapi menurut responden berpendidikan
Non-Sarjana Citra Land merupakan
daerah pemukiman utama. Sementara itu
menurut responden kelas atas yang
berpendapatan
di
atas
median
Rp.2.675.000,- Citra Land merupakan
daerah pilihan utama sedangkan menurut
kelas bawah yang berpendapatan di
bawah median maka Telkom Mas
merupakan daerah pilihan utama.
Tabel 3. Penyelesaian TOPSIS semua responden
berdasar lokasi
Lokasi
Penyelesaian Topsis
Non
Kelas
Umum Sarjana
Sarjana
Atas
Kelas
Bawah
CBSA
0,3714 0,3483
0,4222
0,3153
0,3499
GG
0,4991 0,4950
0,5152
0,4740
0,5575
SOP
0,5896 0,5970
0,5261
0,5632
0,6287
VM
0,4209 0,4191
0,4238
0,4179
0,4789
LNKM 0,6141 0,6179
TM
0,6142 0,6179
CL
0,6127 0,6122
0,5579
0,5977
0,6432
0,5579
0,5981
0,6438
0,5778
0,6165
0,5654
0,1040
0,1807
Bobot
Non
Sarjana
0,131
0,108
Kelas
Atas
0.108
0.101
Kelas
Bawah
0,122
0,104
0,1169
0,1160
0,120
0.115
0,118
0,0713
0,0944
0,1330
0,1270
0,0712
0,0841
0,0668
0,0922
0,1405
0,1334
0,0722
0,0825
0,085
0,100
0,111
0,107
0,068
0,087
0.073
0.099
0.134
0.128
0.068
0.082
0,068
0,089
0,131
0,125
0,073
0,085
0,0848
0,0867
0,079
0.088
0,081
1
1
1
1
1
Umum
Sarjana
0,1148
0,1026
2. Penyelesaian SAW
Sementara itu berdasarkan SAW,
menurut pendapat responden secara
umum, responden berpendidikan sarjana,
responden berpendidikan Non-Sarjana,
responden kelas atas yang berpendapatan
di atas median Rp.2.675.000,- memilih
Citra Land merupakan daerah pilihan
utama sedangkan menurut kelas bawah
yang berpendapatan di bawah median
maka Telkom Mas merupakan daerah
pilihan utama.
Tabel 4. Penyelesaian SAW semua responden
berdasar lokasi
Lokasi
CBSA
GG
Penyelesaian SAW
Non
Kelas Kelas
Umum Sarjana
Sarjana Atas Bawah
0,3407 0,3374 0,3534 0,3371 0,3378
SOP
0,3708 0,3703 0,3750 0,3701 0,3776
0,3720 0,3740 0,3645 0,3729 0,3794
VM
0,3610
0,3562 0,3556 0,3586 0,3562
LNKM 0,3824 0,3835 0,3768 0,3826
TM
0,3829 0,3840 0,3768 0,3841
CL
0,3865 0,3860 0,3885 0,3907
0,3833
0,3850
0,3812
3. Penyelesaian Menyeluruh Kedua Metode
Sedangkan untuk jumlah ranking kedua
metode, didapatkan bahwa Telkom Mas
merupakan pilihan bagi responden
umum, sarjana dan kelas bawah,
kemudian Citra Land dipilih oleh
responden non-sarjana dan kelas atas.
148 Jurnal Ilmiah Sains Vol.12 No.2, Oktober 2012
Tabel 5. Total Ranking TOPSIS dan SAW semua responden berdasar lokasi
Ranking Umum
Lokasi
Topsis
Saw
CBSA
7
7
Jmlh
Rank
14
GG
5
5
10
SOP
4
4
VM
6
LNKM
2
TM
CL
Ranking Sarjana
Ranking Non
Sarjana
Jmlh
Topsis Saw
Rank
7
7
14
Topsis
Saw
7
7
Jmlh
Rank
14
5
5
10
4
4
8
8
4
4
8
5
5
6
12
6
6
12
6
3
5
1
3
4
2
1
2
3
1
2
3
3
1
4
3
1
4
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
1 Kecenderungan lokasi pemukiman di
kota Manado didasarkan terutama pada
faktor ‘harga rumah’. Hal ini ditunjukkan
oleh responden umum, responden
berpendapatan
kelas
bawah
dan
responden kelas atas.
2 Lokasi pemukiman yang terpilih
berdasarkan responden berpendidikan
sarjana, responden berpendapatan kelas
bawah serta responden yang digabung
adalah Telkom Mas. Sedangkan lokasi
pemukiman
menurut
responden
berpendidikan non sarjana dan responden
berpendapatan kelas atas cenderung
memilih Citra Land.
DAFTAR PUSTAKA
Azar, F. S., 2000, Multiattribute Decision
Making: Use of Three Scoring Methods
to Compare The Performance of
Imaging Techniques for Breast Cancer
Detection, Univ. Of Pennsylvania,
Philadelphia.
Franklin, J. P.; Niemeier, D. A., 1998, The
Prioritization
Of
Mobility
Improvements Using A Multicriteria
Prioritization Algorithm Final Report ,
University of California.
Ranking Kelas Atas
Ranking Kelas
Bawah
Jmlh
Topsis Saw
Rank
7
5
12
Topsis
Saw
7
7
Jmlh
Rank
14
5
5
10
5
6
11
10
4
4
8
3
4
7
6
12
6
6
12
6
7
13
2
4
3
3
6
2
2
4
2
2
4
2
2
4
1
1
2
1
1
2
1
1
2
4
3
7
Hwang C. L. and Yoon K., 1981, Multiple
Attribute Decision Making Methods
and Applications, Springer-Verlag,
New York.
Isard, W., 1977, Introduction to Regional
Science, Prentice-Hall, Inc. Englewood
Cliffs, New Jersey.
Kapantouw, G., 2003, A Spatial Decision
Support
System
For
Location
Suitability Analysis For Sustainable
Tourism
Development
–
Tesis
Doctoral,
The
University
Of
Queensland.
Kozlowski J. 1986, Threshold Approach In
Urban, Regional, and Environmental
Planning: Theory and Practice. St.
Lucia, Queensland: University of
Queensland Press.
Matteu, A. V., 2002, ClusDM: A Multiple
Criteria Decision Making Method for
Heterogeneous Data Sets – Tesi
Doctoral,
UNIVERSITAT
POLITÈCNICA DE CATALUNYA,
Departament de Llenguatges i Siste