Makalah Hakekat dan Teori Perkembangan P

MAKALAH

HAKEKAT, TEORI , HUKUM PERKEMBANGAN
Di Susun guna memenuhi tugas Terstruktur Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Di susun oleh
Abdul Mukhlis

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BHAKTI NEGARA TEGAL (STAIBN)
Tahun Akademik 2014/2015

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Manusia sebagai objek ilmu pengetahuan, dan dibicarakannya dari sejak munculnya filsafat
dan ilmu, hingga sekarang dan pada masa mendatang, tidak pernah kehabisan materi atau
problematiknya. Telaah tersebut akan selalu saja menarik bagi manusia yang mau
mempelajarinya.Hal tersebut dapat terjadi karena kompleksitas manusia itu sendiri sebagai objek
garapan ilmu pengetahuan.

Termasuk juga psikologi perkembangan yang memiliki objek garapnya adalah manusia,
seringkali menemukan problematika yang sangat menarik, malah terkadang cenderung terasa
berat untuk dipecahkan. Hal ini disebabkan karena kompleks dan uniknya manusia baik ditinjau
dari sudut pandang biologis maupun psikologis.
Apabila dikembalikan pada konsep dasar keberadaan psikologi pekembangan yang
merupakan ilmu pengetahuan terapan, maka kepentingan penerapan ilmu tersebut sebaiknya
diambil jalan tengahnya untuk mengatasi kedua pertentangan pendapat tersebut, konsep-konsep
psikologi perkembangan perlu disadari bahwa : Tidak ada seorang anakpun didunia yang
memiliki kesamaan todal dengan lainnya. Konsepsi-konsepsi didalam psikologi pekembangan
bukanlah pembatasan mutlak atau pasti sifatnya. Konsepsi-konsepsi yang ada hanyalah lebih
bersifat garis-garis besar atau pedoman umum yang berlaku bagi perkembangan kejiwaan anak.
Konsepsi atau teori-teori tentang kejiwaan pada hakikatnya sangat banyak dan beragam
sekali sifat serta pandangannya, sebagaimana banyaknya kemungkinan perkembangan jiwa
seorang manusia yang kompleks dan unik. Untuk memudahkan mempelajari dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok pandangan disebut dengan istilah periodisasi
perkembangan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka pembahasan makalah ini akan difokuskan pada
masalah-masalah sebagai berikut:

1. Apa Hakikat perkembangan psikologi ?
2. Apa saja macam-macam teori perkembangan psikologi ?
3. Hukum Perkembangan terdiri dari apa saja?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami hakikat dari Perkembangan.
2. Mengetahui dan memahami macam-macam teori perkembangan.

3.

Mengetahui

Hukum

Perkembangan

terdiri

dari


apa

saja

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Hakikat Perkembangan
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang
cukup rumit dan kompleks. Didalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat
memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang
terkandung di dalamnya, diantaranya: pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
1. Perkembangan (development)
Secara sederhana Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai
“Long-tern changes in a person’s growth, feelings, patterns of thingking, social relationships, and
motor skills.” Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai:
(1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organism, dari lahir sampai mati,
(2) pertumbuhan,
(3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagianbagian fungsional,

(4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.”
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada
keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimilki individu dan tampil dalam kualitas
kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep
usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.”
Menurut F.J Monks, dkk, (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke
arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali.
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar
kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang menuju
ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan,
pematangan dan belajar.”
2. Pertumbuhan (growth)
Dalam konsep perkembangan juga terkandung petumbuhan. Pertumbuhan (growth)
sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga
pengertiannya lebih biologis. C.P Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai: satu
pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organism sebagai
suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan, (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan
kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad

3.


4.

a.

b.

c.

d.

1.

Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam
ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.
Kematangan (maturation)
Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa inggris disebut dengan maturation, sering
dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan, kematangan
juga
berasal

dari
istilah
yang
sering
digunakan
dalam
biologi.
Chaplin (2002) mengartikan kematangan (maturation) sebagai: (1) perkembangan, proses
mencapai kemasakan/usia masak, (2) proses pekembangan, yang dianggap berasal dari
keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun). Menurut Davidoff
(1988), menggunakan istilah kematangan untuk menunjuk pada muculnya pola perilaku tertentu
yang tergantung pada pertumbuhan jasamani dan kesiapan susunan saraf. Proses kematangan ini
juga sangat bergantung pada gen, karena pada saat terjadinya pertumbuhan, gen sudah
memprogramkan potensi-potensi tertentu untuk perkembangan makhluk tersebut yang sudah
lengkap ketika ia dilahirkan, dan ini dapat terlihat dari perjalanan perkembangan makhluk itu
secara perlahan-lahan di kemudian hari.
Perubahan (change)
Secara garis besar perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan itu dapat dibagi
ke dalam empat bentuk, yaitu:
Perubahan

dalam
ukuran
besarnya
Perubahan-perubahan dalam bentuk dan ukuran ini terlihat dalam pertumbuhan jasamani dan
perkembangan mental seseorang.
Perubahan-perubahan
dalam
proporsi
Pertumbuhan fisik tidaklah terbatas pada perubahan-perubahan ukuran, tetapi juga pada
proporsi. Anak bukanlah manusia dewasa dalam bentuk kecil, melainkan keseluruhan tubuhnya
menunjukan proporsi-proporsi yang berbeda dengan orang dewasa. Hal ini terbukti apabila tubuh
seseorang bayi dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Kemudian ketika anak mencapai usia
puberitas, baru proporsi tubuhnya mulai menyerupai orang dewasa. Perubahan proporsi juga
tampak dalam perkembangan mental.
Hilangnya
bentuk
atau
cirri-ciri
lama
Jenis perubahan ketiga yang terjadi dalam perkembangan individu adalah hilangnya bentuk

dan cirri-ciri tertentu dalam fisik dan mental.
Timbul
atau
lahirnya
bentuk
atau
cirri-ciri
baru
Dengan menghilangnya bentuk dan cirri-ciri lama yang tidak berguna lagi, maka
timbullah cirri-ciri dan bentuk perubahan-perubahan fisik dan mental yang baru.
B. Teori Perkembangan
Suatu sistem pengertian atau konseptualisasi yang diorganisasikan secara logis, dan
diperoleh melalui jalan (pendekatan) yang sistematis, biasa disebut sebagai teori, macam-macam
teori perkembangan antara lain:
Teori Empirisme
Tokoh utama teori ini adalah Francis Bacon (Inggris 1561-1626) dan John Locke (Inggris
1632-1704), berpandangan bahwa pada dasarnya anak lahir ke dunia; perkembangannya

a.
b.

c.
2.

a.
b.
c.

d.
3.

4.

a.
b.
c.
5.

C.

ditentukan oleh adanya pengaruh dari luar, termasuk pendidikan dan pengajaran. Pendidikan atau

pengajaran anak pasti berhasil dalam usahanya membentuk lain dari teori ini adalah :
Teori Optimisme (pedagogis optimisme) dengan alasan adanya karena teori ini sangat yakin
dan optimis akan keberhasilan upaya pendidikan dalam membina kepribadian anak.
Teori yang berorientasi lingkungan (enviromentalisme), dinamakan demikian karena
lingkungan lebih banyak menentukan terhadap corak perkembangan anak.
Teori Tabularasa: karena paham ini mengibaratkan anak lahir dalam kondisi putih bersih
seprti meja lilin (tabula/ table = meja; rasa = lilin).
Teori Nativisme
Shopenhauer (Jerman 1788-1860) mengemukakan bahwa anak lahir telah dilengkapi
pembawaan bakat alami (kodrat). Dan pembawaan (nativus = pembawaan) inilah yang akan
menetukan wujud kepribadian seorang anak. Istilah lain dari aliran ini disebut dengan:
Teori Pesimisme (Pedagogis-pesimistis), karena teori ini menolak, pesimis terhadap
pengaruh luar.
Teori Biologisme, disebabkan menitikberatkan pada faktor biologis, faktor keturunan (genetic)
dan kostitusi atau keadaan psikolofisik yang dibawa seajak lahir.
Teori Konvergensi Konvergensi (converg = memusatkan pada satu titik; bertemu). Teori ini
penganjur utamanya adalah Williams Stern dibantu istri setianya Clara Stern. Diungkapkan
bahwa perkembangan jiwa anak lebih banyak ditentukan oleh dua faktor yang saling menopang.
Yakni faktor bakat dan faktor pengaruh lingkungan.
Teori Rekapitulasi. Rekapitulasi (recapitulation) berarti ulangan, yang dimaksudkan bahwa

perkembangan jiwa anak adalah hasil ulangan dari perkembangan seluruh jiwa manusia.
Teori Psikodinamika
Berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan oleh
komponen dasar yang bersifat sosioefektif, yakni ketegangan yang ada didalam diri seseorang itu
ikut menemukan dinamikanya ditengah-tengah lingkungannya.
Teori Kemungkinan Berkembang
Teori ini disampaikan oleh Dr. M.J. Langeveld salah seorang ilmuan dari Belanda. Teori
ini berlandaskan pada alasan-alasan :
Anak adalah makhluk manusia yang hidup.
Waktu dilahirkan anak dalam kondisi tidak berdaya, sehingga ia membutuhkan perlindungan
Dalam perkembangan anak melakukan kegiatan yang bersifat pasif (menerima) dan aktif
(eksplorasi).
Teori Interaksionisme
Menurut teori ini, perkembangan jiwa atau perilaku anak banyak ditentukan oleh adanya
dialektif dengan lingkungannya. Maksudnya, perkembangan kognitif seorang anak bukan
merupakan perkembangan yang wajar, melainkan ditentukan interaksi budaya.
Hukum Perkembangan
Menurut hasil penelitian para ahli ternyata perkembangan jasmani dan rohani berlangsung
menurut hukum-hukum perkembangan tertentu. Hukum-hukum perkembangan tertentu terdiri
dari:

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Hukum Konvergensi
Pandangan pendidikan tradisional di masa lalu berpendapat bahwa hasil pendidikan yang
dicapai anak selalu dihubungkan-hubungkan dengan status pendidikan orang tuanya. Menurut
kenyataan yang ada sekarang ternyata bahwa pendapat lama itu tidak sesuai lagi dengan keadaan.
Pandangan lama itu dikuasai oleh aliran nativisme yang dipelopori Schopenhauer yang
berpendapat bahwa manusia adalah hasil bentukan dari pembawaanya. Pembawaan itu akan
berkembang sendiri; dalam hal ini pendidikan tidak mampu untuk mengubahnya. Aliran dalam
pendidikan yang menganut paham nativisme ini disebut aliran pesimis.
Abad ke-19 lahir paham empirisme yang berasal dari John Locke. Ia memperkenalkan teori
tabularasa yang mengatakan bahwa child born like a sheet of white paper avoid of all aharacters.
Ketika anak lahir, ia diumpamakan sebagai kertas buram yang putih, belum ada ditulisi atau
digoresi dengan bakat apapun. Jiwanya masi bersih dari pengaruh keturunan sehingga pendidik
dapat membentuknya menurut kehendaknya. Aliran ini termasuk aliran optimis.
Hukum Tempo Perkembangan
Perkembangan anak ada yang cepat (tempo singkat) ada pula yang lambat. Sebagai contoh
keterampilan berbicara dan berjalan.
Hukum Irama Perkembangan
Disamping perkembangan itu mempunyai tempo, juga mempunyai irama masing-masing.
Irama berarti variasi atau fluktuasi naik turunnya kecepatan perkembangan individu, baik
perkembangan jasmani maupun rohani. Perkembangan anak itu mengalami gelombang “pasang
surut”, mulai lahir hingga dewasa, kadangkala anak juga mengalami kemunduran dalam suatu
bidang tertentu.
Hukum Masa Peka
Tiap-tiap fungsi jiwa mempunyai waktunya untuk berkembang dengan sebaik-baiknya.
Prof. Hugo de Vries (Belanda) memnperkenalkan masa peka ini dalam ilmu biologi. Prof. Hugo
meneliti seekorf lebah betina (lebah ratu) yang sedang mengalami masa peka. Masa peka adalah
suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri keluar, dan peka akan pengaruh
rangsangan yang dating. Apabila saat sang ratu peka, kemudian ia mendapatkan zat-zat
(makananan) tertentu, ia akan berkembang biak dengan cepat.
Masa peka diperkenalkan dalam dunia pendidikan oleh Dr. Maria Montessori. Menurut M.
Montessori (Italia), masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah
sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Usia 3-5 tahun adalah masa yang baik sekali untuk
mempelajari bahasa ibu dan bahasa daerahnya.
Hukum Kesatuan Anggota/ Organis
Menurut hukum ini, tiap-tiap anak terrdiri dari organ-organ (anggota) tubuh, yang
merupakan satu kesatuan, diantara organ-organ tersebut antara fungsi dan bentuknya, tidak dapat
dipisahkan berdiri integral. Perkembangan fungsi-fungsi pada diri manusia seperti panca indera,
berbicara, perasaan, fikiran, dan sebagainya tidak berkembang sendiri-sendiri, tetapi merupakan
satu kesatuan. Satu sama lainnya saling bersangkut paut, saling mempengaruhi dan merupakan
suatu keseluruhan.
Hukum Rekapitulasi

Hackel, seorang ahli biologi, memperkenalkan hukum biogenetis. Dalam hukum itu
dikatakan “Ontogenese adalah adalah rekapitulasi dari phylogenese”. Ontogenese adalah
perkembangan individual. Phylogenese adalah kehidupan nenek moyang suatu bangsa.
Rekapitulasi berasal dari kata rekap. Hokum biogenetis yang berasal dari Hackel itu oleh Stanley
Hall dinamakan teori rekapitulasi.
Teori rekapitulasi mengatakan bahwa perkembangan yang dialami seorang anak merupakan
ulangan (secara cepat) sejarah kehidupan suatu bangsa yang berlangsung dengan lambat selama
berabad-abad. Jika pengertian rekapitulasi ini dialihkanl (ditransfer) ke psikologi perkembangan,
dapat dikatakan bahwa perkembangan jiwa anak mengalami ulangan ringkas dari sejarah
kehidupan
umat
manusia.

Mereka membagi-bagi kehidupan anak sebagai berikut: masa memburu dan menyamun;
masa menggembala; masa bercocok tanam; dan masa berdagang.
7. Hukum Bertahan dan Mengembangkan Diri
Dalam kehidupan timbul dorongan dan hasrat untuk mempertahankan diri. Dorongan yang
pertama adalah dorongan mempertahankan diri, kemudian disusul dengan dorongan
mengembangkan diri. Dorongan mempertahankan diri terwujud misalnya : pada dorongan
makan dan menjaga keselamatan diri sendiri.
Dorongan yang kedua adalah dorongan mengembangkan diri. Dalam perkembangan
jasmani terlihat hasrat dasar untuk mengembangkan pembawaan. Untuk anak-anak dorongan
mengembangkan diri berbentuk hasrat mengenal lingkungan, usaha belajar berjalan, kegiatan
bermain, dan lain-lain. Dikalangan remaja timbul rasa persaingan dan perasaan belum puas
terhadap apa yang telah dicapai. Hal ini dapat dianggap sebagai dorongan mengembangkan diri.
8. Hukum Trotzalter (Masa Menentang)
Hukum ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu tidak selalu berlangsung
dengan tenang dan teratur, tetapi pada masa-masa tertentu terjadi suatu guncangan yang
membawa perubahan secara radikal. Masa mengalami guncangan semacam itu biasanya terjadi
pada dua kali periode, yaitu pada saat individu berusia 3-4 tahun dan berusia 14-17 tahun. Pada
periode usia itu, anak biasanya mengalami perubahan mencolok dalam dirinya baik aspek fisik
maupun psikis sehingga menimbulkan reaksi emosional dan perilaku radikal.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas tentang hakekat, teori, dan hokum perkembangan dapat di tarik
kesimpulan, bahwa:
Hakekat perkembangan atau istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi
merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Didalamnya terkandung banyak
dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu

memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya, diantaranya: pertumbuhan,
kematangan, dan perubahan.
Dari perkembangan juga muncul teori-teori yang dikeluarkan oleh para tokoh-tokoh untuk
memperkuat adanya suatu perkembangan. Suatu sistem pengertian atau konseptualisasi yang
diorganisasikan secara logis, dan diperoleh melalui jalan (pendekatan) yang sistematis, biasa
disebut sebagai teori, macam-macam teori perkembangan antara lain: Teori Empirisme; Teori
Nativisme; Teori Konvergensi; Teori Rekapitulasi; Teori Psikodinamika; Teori Kemungkinan
Berkembang; dan Teori Interaksionisme.
Hukum-hukum perkembangan itu terdiri dari: Hukum Konvergensi; Hukum Tempo
Perkembangan; Hukum Irama Perkembangan; Hukum Masa Peka; Hukum Kesatuan Anggota/
Organis; Hukum Rekapitulasi; Hukum Bertahan dan Mengembangkan Diri; dan Hukum
Trotzalter
(Masa
Menentang).