Pengujian Empiris Model Delon and McLean (1)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan akuntabilitas dan transparansi dalam bidang pengelolaan keuangan adalah
merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Semua proses
pertanggungjawaban publik atas pengelolaan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah harus
dilaksanakan dalam kerangka dan mekanisme pertanggungjawaban sesuai peraturan per-UndangUndangan yang berlaku. Penyampaian laporan pertanggung-jawaban keuangan pemerintah yang
memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah
diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan keuangan pemerintah tersebut sangat
dipengaruhi oleh kepatuhan terhadap standar akuntansi dan didukung oleh sebuah sistem akuntansi
yang handal.
Laporan keuangan berupa neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan harus disajikan sesuai prinsip-prinsip akuntansi pemerintahan yang berlaku umum,
yaitu PP No. 24 Tahun 2005 terakhir adalah PP No 71 Tahun 2010 tentang sistem akuntansi
pemerintahan. Untuk itu, pemerintah daerah memerlukan sistem yang dapat diandalkan (reliable), yaitu
sistem yang mampu mengolah data-data (input) dan menghasilkan informasi (output) untuk
menghasilkan laporan keuangan dan informasi keuangan lainnya secara lebih komprehensif, meliputi
informasi mengenai posisi keuangan daerah, kondisi kinerja keuangan, dan akuntabilitas pemerintah
daerah.
Salah satu upaya pemerintah untuk mendukung hal di atas adalah dengan mengeluarkan
Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 dan telah dilakukan perubahan dengan PP 65 Tahun 2010

tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah yang menyatakan bahwa daerah berkewajiban
menyampaikan informasi yang berkaitan dengan keuangan daerah kepada Pemerintah. Informasi
Keuangan Daerah yang disampaikan harus memenuhi prinsip-prinsip akurat, relevan, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Salah satu program aplikasi komputer yang telah dikembangkan untuk
membantu Pemda dalam menyusun laporan keuangan mereka sesuai dengan peraturan adalah Simda
1

(Sistem Informasi Manajemen Daerah).
Program Aplikasi Komputer Simda (Sistem Informasi Manajemen Daerah) dikembangkan oleh
BPKP. Program aplikasi ini dikembangkan guna membantu pengelolaan keuangan daerah baik di tingkat
SKPKD maupun di tingkat SKPD. Rencana pengembangan selanjutnya yaitu Simda Keuangan Akrual
Basis berdasarkan PP nomor 71 tahun 2010. Adanya program aplikasi ini diharapkan bisa memberikan
manfaat lebih kepada pemda dalam melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.
Sistem Informasi Manajemen Daerah yang telah dibangun dapat menyediakan data dan infomasi
yang akan dimanfaatkan untuk mendukung kecepatan penyelenggaraan pemerintahan di daerah dan
kecepatan merespons terhadap tuntutan masyarakat. Sistem informasi Manajemen yang didukung
teknologi informasi (TI) seperti program aplikasi komputer Simda dapat memberikan nilai tambah bagi
organisasi pemerintah daerah jika didesain menjadi sistem informasi yang efektif. Sistem informasi
tersebut dikatakan efektif jika kualitas informasi yang dihasilkan berupa laporan keuangan yang
memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan diantaranya relevan, andal, dapat diperbandingan

dan dapat dipahami. Namun demikian, pengukuran atau penilaian kualitas suatu sistem informasi yang
efektif sulit dilakukan secara langsung. Kesulitan penilaian kesuksesan dan keefektifan sistem informasi
secara langsung mendorong banyak peneliti mengembangkan model untuk menilai kesuksesan sistem
informasi.
Model kesuksesan sistem informasi telah banyak dikembangkan oleh para peneliti. Salah satu
dari model kesuksesan sistem informasi tersebut adalah model DeLone dan McLean (1992) yang banyak
mendapat perhatian dari para peneliti selanjutnya. Delone dan Mclean (1992)

mengajukan model

kesuksesan sistem informasi yang terdiri dari 6 kategori, yaitu : Kulaitas sistem, kualitas informasi,
penggunaan, kepuasan pemakai, kinerja individu, dan kinerja organisasi. Sedangkan Model Kesuksesan
Delone dan Mclean (2003) yang diupdate menambahkan menambahkan variable kualitas layanan.
Penelitian empiris terhadap Model DeLone dan McLean (1992) yang dilakukan Livari (2005) pada sektor
publik untuk melihat model kesuksesan implementasi sistem informasi keuangan dan akuntansinya di
kota Oulu, Finlandia. Hasilnya membuktikan bahwa kesuksesan sistem informasi dipengaruhi oleh
kualitas sistem informasi dan kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem yang bersangkutan.

2


Penelitian yang dilakukan Wahyuni (2011) menguji kesuksesan Simda di Jawa Tengah, Jawa
Barat dan Jawa Timur dengan menggunakan model DeLone dan McLean (1992). Hasil penelitiannya
tersebut menunjukkan bahwa kualitas informasi, kualitas sistem berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kepuasan pengguna dan intensitas penggunaan Simda. Penelitian yang lain yang dilakukan
oleh Cahya, Dkk (2014) melakukan evaluasi kesuksesan implementasi Aplikasi Pengelolaan Tugas
Belajar (APTB) di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan Menggabungkan TAM dan Model Delone
dan McLean yang diperbaharui, dan hasilnya secara keseluruhan, kesuksesan implementasi APTB
dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh factor kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan,
kegunaa yang dirasakan, kemudahan yang dirasakan serta kepuasan pengguna. Penelitian lainnya juga
dilakukan oleh Tan dkk (2015) yang menguji Kesuksesan Sistem Informasi Model Delone &
Mclean(2003) pada sector Publik di Kabupaten Jepara dan hasilnya dari 9 hipotesis yang diajukan hanya
4 variabel yang berpengaruh significant, dan variable yang paling mempengaruhi Kesuksesan SIKD
adalah Kualitas System.
Masa pengembangan dan implementasi system yang telah berlangsung selama 5 tahun (20112016) di Kabupaten Brebes dirasakan telah cukup untuk mengevaluasi dan menilai apakah system
informasi tersebut dapat dikatakan sukses. Sebelum dan setelah adanya penggunaan SIMDA opini
Laporan Keuangan tetap Wajar dengan Pengecualian (WDP), hanya saja yang menjadi catatan adanya
peningkatan Pengelolaan Administrasi Keuangan menjadi lebih baik, tertib dan tepat waktu. Adanya hasil
penelitian yang berbeda-beda menunjukkan adanya kesenjangan penelitian (research gap). Semua hal
ini mendorong peneliti untuk melakukan “Pengujian Empiris Model Delon and McLean yang
Diperbaharui terhadap Kesuksesan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA)

pada Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.

Apakah kualitas informasi berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan?

2.

Apakah kualitas informasi berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pemakai?

3.

Apakah kualitas sistem berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan?
3

4.

Apakah kualitas sistem berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pemakai?


5.

Apakah kualitas layanan berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan?

6.

Apakah kualitas layanan berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pemakai?

7.

Apakah intensitas penggunaan berpengaruh positif terhadap kinerja individu?

8.

Apakah kepuasan pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja individu?

9.

Apakah kinerja individu berpengaruh positif terhadap kinerja organisasional?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Menguji hubungan kualitas informasi terhadap intensitas penggunaan

2.

Menguji hubungan kualitas informasi terhadap Kepuasan Pemakai

3.

Menguji hubungan kualitas sistem terhadap intensitas penggunaan

4.

Menguji hubungan kualitas sistem terhadap Kepuasan Pemakai

5.


Menguji hubungan kualitas layanan terhadap intensitas penggunaan

6.

Menguji hubungan kualitas layanan terhadap Kepuasan Pemakai

7.

Menguji hubungan intensitas penggunaan terhadap kinerja individu

8.

Menguji hubungan kepuasan pemakai terhadap kinerja individu

9.

Menguji hubungan kinerja individu terhadap kinerja organisasional
D. Manfaat Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan bukti empiris tentang model kesuksesan pengembangan dan implementasi SIMDA.
Bagi Institusi yang mengembangkan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan umpan balik
untuk meningkatkan pelayanan sistem informasi dan pemeliharaan sistem informasi yang bersangkutan.
Bagi pengguna, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian da pemahaman mereka
tentang kesuksesan dan manfaat yang diberikan oleh SIMDA dalam meningkatkan kinerja individu dan
organisasi.

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Tindakan Beralasan
Model teori tindakan beralasan dikembangkan oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein (1975) dalam
Kurniati (2012) ini, menjelaskan bahwa perilaku (behavior) dilakukan karena individual mempunyai niat
atau keinginan untuk melakukannya (behavioral intention) atau dengan kata lain niat perilaku (behavioral
intention) akan menentukan perilakunya (Jogiyanto, 2007a:26). Teori tindakan beralasan mengusulkan
bahwa perilaku merupakan fungsi dari niat dan niat perilaku merupakan fungsi dari sikap dan normanorma subyektif. Menurut teori ini, niat perilaku dan perilaku merupakan dua hal yang berbeda. Niat
perilaku masih merupakan suatu niat yang berupa keinginan untuk melakukan suatu perilaku, sementara

perilaku adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan. Teori ini menyatakan bahwa seseorang
atau individu akan memanfaatkan sistem informasi dengan alasan bahwa sistem informasi tersebut akan
memberi manfaat atau kegunaan bagi dirinya.
2. Model DeLone & McLean
Model kesuksesan sistem teknologi informasi yang dikembangkan oleh DeLone & McLean (1992)
ini cepat mendapat tanggapan model yang sederhana tetapi dianggap cukup valid. Model yang baik
adalah model yang lengkap tetapi sederhana. Model semacam ini disebut dengan model yang parsimoni
(Jogiyanto, 2007b:2). Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian sebelumnya yang telah dikaji, DeLone
& McLean (1992) kemudian mengembangkan suatu model parsimoni yang mereka sebut dengan nama
model kesuksesan sistem informasi DeLone & McLean (D&M Information System Success Model).

/
Sumber: DeLone & McLean (1992)
Gambar 1 Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone & McLean

5

Model ini tidak mengukur ke enam dimensi pengukuran kesuksesan sistem informasi secara
independen tetapi mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya (Jogiyanto,
2007b:4). Telah banyak perubahan peran sistem informasi selama 10 tahun sejak DeLone & McLean

pertama kali dikenalkan. DeLone & McLean (2003) mengkaji lebih dari 100 artikel yang dipublikasikan di
jurnal-jurnal sistem informasi terkenal seperti Information System Research, Journal of Management
Information Systems, dan MIS Quarterly sejak tahun 1993, DeLone & McLean (2003) memperbaiki
modelnya dan mengusulkan model yang sudah dimutakhirkan terutama untuk digunakan di e-commerce
yang merupakan aplikasi yang belum banyak muncul di model awal (Jogiyanto, 2007b:92).
Kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat perubahan-perubahan dari
peran dan penanganan sistem informasi yang telah berkembang, mendorong DeLone & McLean (2003)
memperbarui modelnya dan menyebutnya sebagai model kesuksesan sistem informasi D&M yang
diperbarui (updated D&M IS Success model). Dengan adanya beberapa penambahan variabel pada
model, maka model DeLone & McLean yang telah diperbarui (2003) nampak sebagai berikut.
INFORMATION
QUALITY

INTENTION
TO USE

USE

NET


SYSTEM QUALITY

BENEFITS
USER

SERVICE
QUALITY

SATISFACTION

Sumber: DeLone & McLean (2003)

Gambar. 2 Updated D&M IS Success Model
Gambar 2 Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone & McLean (2003) memperlihatkan bahwa
ada hal-hal yang diperbarui dalam model sebelumnya. Hal-hal yang diperbaharui adalah sebagai berikut:
(1) menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai tambahan dari dimensi-dimensi
kualitas yang sudah ada, yaitu kualitas sistem (system quality) dan kualitas informasi (information
quality); dimana Kualitas sistem (system quality) digunakan untuk mengukur kualitas sistem teknologi
informasinya sendiri (Jogiyanto, 2007:12). (2) menggabungkan dampak individual (individual impact) dan
6

dampak organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu manfaat-manfaat bersih (net
benefits); dan (3) menambahkan dimensi intention to use sebagai alternatif dari dimensi pemakaian
(use). Intention to use adalah suatu sikap (attitude), sedang pemakaian (use) adalah suatu perilaku
(behavior). DeLone & McLean (2003) juga berargumentasi dengan mengganti pemakaian (use)
memecahkan masalah yang dikritik oleh Seddon (1997) tentang model proses lawan model kausal.

B. Penelitian Terdahulu
No.
1.

2.

Penulis/Judul/
Tahun
Tan, Djuhono
dan Suyatno,
dan Siti Aliyah/
Pengujian
Kesuksesan
Sistem
Informasi
Model
Delone&McLe
an pada Sektor
Publik/2015

Cahya,
Tri.
W.G,
Wing
Wahyu.
W,
Adhistya Erna
P/
Evaluasi
Kesuksesan
implementasi
Aplikasi
Pengelolaan
Tugas Belajar
di BPK (2014)

Variabel

Hasil

Kualitas
sistem,
kualitas informasi,
kualitas
layanan,
intensitas
pengunaan,
kepuasan pemakai,
kinerja
individu,
kinerja organisasi

Variabel yang berpengaruh significant:
1. kualitas sistem terhadap intensitas penggunaan,
2. intensitas penggunaan terhadap kinerja individu,
3. kepuasan pemakai terhadap kinerja individu,
4. kinerja individu terhadap kinerja organisasi.
Variabel yang tidak berpengaruh:
1. kualitas sistem tidak berpengaruh terhadap
kepuasan pemakai,
2. kualitas informasi tidak berpengaruh terhadap
intensitas penggunaan,
3. kualitas informasi tidak berpengaruh terhadap
kepuasan pemakai,
4. kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap
intensitas penggunaan,
5. kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap
kepuasan pemakai.

Kualitas
sistem,
kualitas informasi,
kualitas
layanan,
kegunaan,
kemudahan,
kepuasan pemakai,
kinerja
individu,
manfaat - manfat
bersih

Variabel yang berpengaruh significant:
1. kualitas sistem berpengaruh positif terhadap
kemudahan yang dirasakan,
2. kualitas informasi berpengaruh positif terhadap
kegunaan yang dirasakan,
3. kualitas informasi berpengaruh positif terhadap
kemudahan yang dirasakan,
4. kualitas layanan berpengaruh positif terhadap
kegunaan yang dirasakan,
5. kemudahan yang dirasakan berpengaruh positif
terhadap kegunaan yang dirasakan,
6. kegunaan yang dirasakan berpengaruh positif
terhadap kepuasan pengguna,
7. kemudahan yang dirasakan berpengaruh positif
terhadap kepuasan pengguna,
8. kepuasan pengguna berpengaruh positif terhadap
manfaat-manfaat bersih,
Variabel yang tidak berpengaruh significant:
1. Kualitas sistem tidak berpengaruh terhadap
kegunaan yang dirasakan,
2. kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap
kemudahan yang dirasakan.

7

3.

Wahyuni,
Trisacti/
Uji
empiris Model
Delone
dan
Mclean
terhadap
kesuksesan
SIMDA/2011

Kualitas
sistem,
kualitas informasi,
intensitas
penggunaan
sistem, kepuasan
pengguna, dampak
individu, dampak
organisasi

Variabel yang berpengaruh:
1. Kualitas sistem informasi (SI) berpengaruh positif
terhadap kepuasan penggunanya,
2. Kualitas informasi berpengaruh positif terhadap
kepuasan penggunanya,
3. Intensitas penggunaan SI berpengaruh positif
terhadap kepuasan pengguna SI,
4. Kualitas sistem berpengaruh positif terhadap
intensitas penggunaan SI,
5. Kualitas informasi berpengaruh positif terhadap
intensitas penggunaan SI,
6. kepuasan pengguna SI berpengaruh positif
terhadap intensitas penggunaan SI,
7. Kepuasan pengguna SI berpengaruh positif
terhadap dampak Individu,
8. Dampak individu berpengaruh positif terhadap
dampak organisasi.
Variabel yang tidak berpengaruh:
1. Intensitas Penggunaan SI tidak berpengaruh
terhadap dampak indivdu.

4.

DeLone&McLe
an/
The
DeLone
&
McLean Model
of Information
System
Succes: A tenYear
Update/2003
DeLone&McLe
an/Information
System
Succes: The
Quest for the
Dependent
Variable/1992
Livari, Juhani/
An. Empirical
Test of the
Delone
and
McLean Model
of Information
System
Success/2005

Information
Quality,
System
quality,
Servis
Quality, Intention to
use and use, user
satisfaction,
net
benefit.

DeLone & McLean memperbaharui modelnya dan
menyebutnya sebagai Model Kesuksesan SI D&M
diperbaharui. Beberapa peruabahan dari Model yang
lama yaitu:
1. Memasukkan variabel Servis Quality,
2. Merubah variabel-variabel individual impact dan
organizasional impact menjadi net benefit,
3. Perbaikan dan Peningkatan pengukuranpengukuran.
Menghasilkan
model
yang
merefleksikan
ketergantungan dari enam pengukuran kesuksesan
SI, yaitu Information Quality, System Quality, Use,
User Satisfaction, Individual impact, organizasional
impact. Model tersebut disebut sebagai Model
keberhaslan Sistem (IS Succes Model)

5.

6.

Information
Quality,
System
Quality, Use, User
Satisfaction,
Individual impact,
organizasional
impact
System
quality,
Information
Quality, actual use,
user satisfaction,
individual impact

Hipotesis yang didukung:
H1: system quality memprediksi user satisfaction,
H2: Information quality memprediksi user satisfaction,
H3: System Quality memprediksi Actual Use,
H6: User satisfaction memprediksi individual impact.
Hipotesis yang tidak didukung:
H4: Information Quality memprediksi actual use,
H5a: User Satisfaction memprediksi actual use,
H5b: Actual use memprediksi User Satisfaction,
H7: Actual Use memprediksi Individual Impact.

8

7.

Seddon, Peter
B.A/Respecific
ation
and
Extension
of
the
Delone
and
McLean
Model of IS
Success/1997

8.

Seddon
dan
Kiew A Partial
Test
and
Development
of the Delone
ad
Mclean
Model of IS
Succes/1994

Variabel: 1. Model
Keperilakuan
parsial
dari
penggunaan SI. A.
Ekspektasiekspektasi manfaat
bersih
dari
penggunaan
SI
masa
depan.
B. Penggunaan SI
C.
Konsekuensikonsekuensi.
Model Kesuksesan
SI
a.
Kualitas
Informasi,
b. Kualitas sistem,
c.
Kegunaan
Persepsian,
d.
Kepuasan
pemakai,
e. Manfaat bersih
(Individual,
organisasi
dan
masyarakat)
Information
Quality,
System
Quality,
System
Importance, User
satisfaction

Menghasilkan
sebuah
model
baru
yang
menggabungka dua model varian yang digunakan
untuk mengklarifikasi model D&M.
1. Model varian yang pertama adalah model perilaku
parsial dari IS Use,
2. Model Varian yang kedua adalah kesuksesa sistem
informasi (IS Succes Model),
Kedua Model varian ini digabungkan lewat suatu jalur
turun dari konsekuensi pemakaian sistem informasi ke
model kesuksesan sistem informasi, dan jalur umpanbalik dari kepuasan pemakai naik ke ekspektasi
tentang manfaat bersih sistem informasi kedepan.

Hipotesis yang signifikan:
H1:
Peningkatan
Information
Quality
akan
menyebabkan peningkatan User Satisfaction. H2:
Peningkatan Sistem Quality akan menyebabkan
peningkatan User Satisfaction, H3. Peningkatan
Sistem Quality akan menyebabkan Peningkatan
Usefullness, H4: Peningkatan Information Quality
akan menyebabkan Peningkatan Usefullness, H5.
Peningkatan
Usefulness
akan
menyebabkan
peningkatan User Satisfaction, H6. Peningkatan
System Importance akan menyebabkan peningkatan
Usefulness,
Hipotesis yang tidak signifikan:
H7.
Peningkatan
System
Importance
akan
menyebabkan peningkatan User Satisfaction

C. Hipotesis
H1: Kualitas informasi berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan.
H2: Kualitas informasi berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pemakai
H3: Kualitas sistem berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan
H4: Kualitas sistem berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pemakai
H5: Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap intensitas penggunaan
H6: Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap Kepuasan Pemakai
9

H7: Intensitas penggunaan berpengaruh positif terhadap kinerja individu
H8: Kepuasan pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja individu
H9: Kinerja individu berpengaruh positif terhadap kinerja organisasional

10

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pengujian hipotesis
(hypothesis testing) (Jogiyanto, 2004:54); pengujian hipotesis dengan penelitian kausal (causal) dan
penarikan kesimpulan berdasarkan statistik inferensial; dimensi waktu penelitian ini melibatkan satu
waktu tertentu (cross section); metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian survey. Survey (survey) atau lengkapnya self-administered survey yaitu metode pengumpulan
data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu (Jogiyanto,
2004:115); dan unit analis adalah individu, yaitu pemakai program aplikasi komputer Simda di SKPD
yang sudah menerapkan Simda.
B. Obyek Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh SKPD yang menggunakan Simda sebanyak 52 SKPD. Metode
pengambilan sample dengan sensus, semua anggota populasi diambil sebagai sample dengan unit
analisis adalah pemakai SIMDA yaitu operator SIMDA/staf akuntansi, bendahara pengeluaran, dan
bendahara penerima pada SKPD.
C. Metode Analisis dan Alat Analisis
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Kuesioner ini berisi daftar
pertanyaan terstruktur yang ditujukan kepada responden dengan maksud untuk memperoleh informasi
tertulis yang berkaitan dengan kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan, intensitas
penggunaan, kepuasan pemakai, kinerja individu dan kinerja organisasional. Wawancara dilakukan untuk
memperoleh data mengenai SKPD di Kabupaten Brebes, dan dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data-data sekunder. Sebelum dikirimkan kepada responden, peneliti melakukan uji
pendahuluan (pilot test) atas kuesioner untuk meyakinkan bahwa kalimat yang ada dalam kuesioner
dapat dipahami dengan benar oleh responden. Uji pendahuluan akan dilakukan terhadap 20 responden
11

pengguna SIMDA. Instrumen penelitian dalam bentuk daftar pertanyaan tertutup yang diambil dari
beberapa sumber beserta indikatornya, seperti telah tercantum pada definisi operasional variabel
dibawah ini.

Tabel Definisi Operasional Variabel

No
.
1.

Komponen
Information
Quality

Sumber

Indikator

J. Livari
(2005)

Completenes
s
Precision

Informasi yang saya dapatkan sesuai dengan
data yang sebenarnya(IQ2)

Realibility

Saya dapat mengandalkan data yang didapatkan
dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk
bekerja (IQ3)

Currency
Format of
Output
2.

3.

System
Quality

Service
Quality

Kuesioner
Pertanyaan
Saya mendapat data yang lengkap sesuai
kebutuhan pekerjaan (IQ1)

Data yang saya dapatkan adalahinformasi yang
terkini dan selalu diperbaharui (IQ4)
Data yang saya dapatkan dapat saya gunakan di
alat atau media lain. (IQ5)

System
Flexibility

Saya dapat menggunakan sistem dan merubah
data yang tersedia sesuai kebutuhan pekerjaan
(SyQ1)

System
Integration

Saya dapat berinteraksi dengan sistem dan
instansi yang lain menggunakan sistem yang ada
(SyQ2)

Time to
Respond

Saya tidak perlu waktu lama mendapatkan
informasi informasi setelah mengakses sistem
(SyQ3)

Error
Recovery

Sistem memberikan fasilitas perbaikan jika terjadi
kegagalan sistem (SyQ4)

Convinience
Of Access

Saya merasa nyaman dan
menggunakan sistem(SyQ5)

Languange

Saya dapat dengan mudah mengerti bahasa yang
dimaksud oleh sistem (SyQ6)

Delone
and
Assurance
McLean
(2003)

Saya merasa aman dalam mengakses atau
mengirim data melalui sistem(SeQ1)

J. Livari
(2005)

mudah

dalam

Emphaty

Sistem memberikan beberapa masukan yang
mungkin berguna bagi pekerjaan saya (SeQ2)

Responsivene
ss

Sistem memberikan tanggapan sesuai dengan
apa yang saya lakukan (SeQ3)
12

4.

5.

6.

7.

Use

User
Satisfaction

Individual
Impact

Organizationa
l Impact

J. Livari
(2005)

Daily Used
Time
Frequency Of
Use

Delone
and
Repeat
McLean Purchases
(2003)

J. Livari
(2005)

Dalam sehari saya mengakses sistem (Us1)
Selama bekerja di Instansi, Frekuensi saya
mengakses sistem (Us2)
Saya puas dengan data dan informasi yang saya
dapatkan (UsS1)

Repeat Visits

saya puas dengan sistem yang ada (UsS2)

Usefull

Persepsi responden dalam menerima manfaat
(II1)

Easier

Persepsi
responden
dalam
melaksanakan pekerjaan (II2)

More Quickly

Persepsi responden dalam
terselesaikan lebih cepat (II3)

Productivity

Persepsi
responden
dalam
produktivitas dalam bekerja (II4)

peningkatan

Effectiveness

Persepsi
responden
dalam
Efektivitas pekerjaan (II5)

Peningkatan

Wahyu Productivity
ni, 2011 Gain

kemudahan

pekerjaan

yang

Persepsi Responden mengenai peningkatan
kinerja organisasi berupa pengelolaan keuangan
daerah yang lebih baik dan penyusunan laporan
keuangan yang lebih cepat dan akurat. (OI1)

Pengukuran persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan skala Likert 1-5 yang
memiliki arti sebagai berikut: 1 = Sangat tidak setuju STS, 2 = Tidak Setuju (TS), 3 = Netral (N), 4 =
Setuju, 5 = Sangat Setuju (SS) .
.
Pengukuran konsep senyatanya (actually) berhubungan dengan validitas dan pengukuran seakuratnya
(accurately) berhubungan dengan reliabilitas (Jogiyanto, 2004:119). Berikut uraian tentang uji validitas
dan uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Uji Validitas
Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur.
Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya mencapai sasaran
(Jogiyanto, 2004:120). Pengujian validitas ini dilakukan dengan uji validitas correlate bivariate (Pearson)
(Ghozali, 2006:50).
13

2. Uji Reliabilitas
Reliabiltas menunjukkan akurasi dan ketepatan dari pengukurannya. Reliabilitas berhubungan
dengan akurasi (accurately) dan pengukurannya (Jogiyanto, 2004:120). Uji Reliabilitas diperlukan untuk
mengetahui tingkat kehandalan kuesioner yang ada dalam penelitian ini. Teknik statistik yang akan
digunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah uji Cronbach’s alpha. Uji reliabilitas
dalam PLS dapat menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Cronbach’s alpha mengukur batas bawah
nilai suatu konstruk (Jogiyanto, 2009:61). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha>0.70 (Hair et al. 2006) dalam Jogianto (2009:62).
3. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data akan dilakukan dangan menggunakan pendekatan Partial Least
Square (PLS). PLS merupakan bagian atau alternatif dari structural equation modeling (SEM). Penelitian
ini menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) karena PLS dapat digunakan pada data ukuran
sampel kecil. SEM yang berbasis kovarian bertujuan untuk mengestimasi model untuk pengujian atau
konfirmasi teori, sedangkan SEM varian bertujuan untuk memprediksi model untuk pengembangan teori
(Jogiyanto dan Abdillah, 2009:15). Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk memprediksi
model untuk pengembangan teori sehingga teknik analisis yang digunakan adalah SEM dengan PLS.
Dalam analisis dengan PLS ada dua hal yang dilakukan. Pertama, menilai outer model atau
measurement model adalah penilaian terhadap reliabilitas dan validitas variabel penelitian. Ada tiga
kriteria untuk menilai outer model yaitu: convergent validity, discriminant validity dan composite reliability.
Kedua, menilai inner model atau structural model. Pengujian inner model atau model struktural dilakukan
untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Pengujian
dalam penelitian ini dilakukan secara parsial dan simultan. PLS menghendaki skor loading (outer
loading) indikator pada tiap variabel laten sebaiknya > 0,7, skor AVE > 0,5 dan skor Communality > 0,5
(Jogiyanto dan Abdillah, 2009:163).
Model struktural dalam PLS dengan menggunakan R2 untuk variabel dependen dan nilai kosfisien pada
path (ß) untuk variabel independen yang kemudian dinilai signifikansinya berdasarkan nilai T-statistic
14

setiap path. Nilai koefisien path atau inner model menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian
hipotesis. Skor koefisien path atau inner model yang ditunjukkan oleh nilai T-statistic, harus di atas 1,64
untuk hipotesis satu ekor (one-tailed) pada tingkat alpha 5 persen (Jogiyanto dan Abdillah, 2009:63).
Pada Gambar 3 berikut ini disajikan model analisis data dengan Partial Least Square (PLS).

SyQ1
SyQ1
SyQ1
SyQ1

SyQ1

SyQ1

SyQ

SyQ1

Ii1

SyQ1

Ii2

Ii3

Us

IQ1
IQ2

Ii

IQ

OI

Oi 1

IQ3
IQ4

UsS

IQ5

Ii4

SeQ1
SeQ2

SeQ

UsS1

Ii5

UsS1

SeQ3

Gambar 3. Model Analisis Data dengan Partial Least Square

15

DAFTAR PUSTAKA
Cahya, Tri WG dan Wing Wahyu W, dan Adhistya Erna P. 2014. Evaluasi Kesuksesan Implementasi
Aplikasi Pengelolaan Tugas Belajar di BPK. UPN “Veteran” Yogyakarta, 12 Agustus 2014.
ISSN 1979-2328.
DeLone, W.H., and Ephraim R. Mclean. 1992. Information System Success: The Quest for the
Dependent Variable. Information System Research, March, 60-95.
______. 2003. The DeLone and McLean Model of Information Systems Success: A Ten-Year Update.
Journal of Management Information Systems, Vol. 19, No. 4, pp. 9–30.
Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Jogiyanto HM. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi
2007. BPFE, Yokyakarta.
______. 2007a. Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Penerbit Andi, Yokyakarta.
______. 2007b. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Penerbit Andi, Yokyakarta.
Jogiyanto HM dan Abdillah, Willy. 2009. Konsep & Aplikasi PLS (Partial Least Square) untuk Penelitian
Empiris. BPFE-UGM, Yokyakarta.
Kurniati. 2012. Pengaruh Faktor-faktor Kesuksesan Sistem Informsi dan Computer Self-Efficacy
terhadap Kepuasan Pengguna SIMDA di Sulawesi Tengah. Tesis, Program Pasca Sarjana
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Livari, Juhani. 2005. An Empirical Test of the DeLone and McLean Model of Information System Success.
Database for Advances in Information Systems, Spring, 36,2.pg.8.
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2010 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Seddon, Peter and Kiew, Min-Yen. 1994. A Partial Test and Development of the DeLone and McLean
Model of IS Success. Department of Accounting and Finance University. Melbourne.
Seddon, Peter B. 1997. A Respecification and Extension of The DeLone and McLean Model of IS
Success. Information Systems Research, Vol 8, No. 3, September 1997.
Tan, Djuhono, Suyatno dan Siti Aliyah. 2015. Pengujian Kesuksesan Sistem Informasi Model Delone &
McLean pada Sektor Publik. University Research Colloquium 2015, ISSN 2407-9189.
Tim Pengembangan Aplikasi SIMDA. 2006. Pedoman Pengoperasian Aplikasi Simda V.21: Pembukuan
dan Pelaporan Keuangan, (Online), www.bpkp.go.id/, diakses 8 Juli 2016.
Wahyuni, Trisacti. 2011. Uji Empiris Model DeLone dan McLean terhadap Kesuksesan Sistem Informasi
Manajemen Daerah (SIMDA). Jurnal BPPK, vol 2. 5-24.

16

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

The Correlation between students vocabulary master and reading comprehension

16 145 49

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Implementasi Term Frequency Inverse Document Frequency TF IDF dan Vector Space Model Untuk Klasifikasi Berita Bahasa Indonesia

20 102 40

ANALISIS KEMAMPUAN LABA OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA OPERASI, ARUS KAS OPERASI DAN DIVIDEN KAS MASA DEPAN ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI 2009-2011)

10 68 54