Analisis Film Gifted 2017 berdasarkan Te

Fatayati Fajrin
111411133017
23 Mei 2017
Analisis Film (Gifted) berdasarkan teori Keberbakatan Ellen Winner
Film berjudul Gifted, merepresentasikan tentang kehidupan individu yang
memiliki kemampuan diatas rata-rata/gifted. Tokoh utama film ini bernama Mary
Adler, seorang gadis kecil berusia tujuh tahun, yang berperan sebagai anak gifted.
Mary memiliki kemampuan matematika jauh diatas rata-rata teman
sebayanya, sebagaimana ditunjukkan dalam setting kelas. Ia menggelengkan
kepalanya diatas meja saat gurunya (Stevenson) mengajarkan pertambahan
bilangan satuan. Pada saat itu Mary menganggap bahwa pelajaran itu terlalu
mudah, kemudian gurunya memberinya pertanyaan mengenai hitungan hingga ke
pertanyaan yang sulit dan tidak bisa dijawab oleh anak seusianya, tapi Mary dapat
menjawabnya dengan mudah.
Mary tinggal bersama pamannya, Frank, yang telah mengasuhnya sejak ia
kecil dan menjadi sosok ayah bagi Mary sejak ibunya meninggal dunia. Ibunya
merupakan seorang ahli matematika yang berhasil memecahkan salah satu dari
tujuh masalah penting bagi dunia hingga tak heran bila Mary mewarisi
kemampuan tersebut. Mary menghabiskan waktu di luar jadwal sekolahnya
dengan membaca bacaan yang tidak seperti anak seusianya, ia membaca untuk
mendalami bidang matematika atas kemauannya sendiri.

Selain gemar membaca, Mary juga memiliki kemampuan berpikir yang
bagus dan dapat memahami sesuatu dengan cepat. Ia lebih suka berteman dengan
orang yang lebih tua darinya. Sebagaimana yang dikatakan Mary dalam adegan
wawancara bersama hakim, Pat Golding, bahwa teman seusianya ialah orangorang yang membosankan. Ia juga memiliki rasa ingin tahu yang besar dan sering
mengajukan beberapa pertanyaan yang ingin ia ketahuinya kepada Frank. Frank
juga mengajarkan banyak hal kepada Mary dengan cara yang dapat dipahami
langsung oleh Mary. Disamping kelebihan yang Mary miliki, ia memiliki

kelemahan

dalam

relasi

sosial.

Atas

hal


tersebut,

meskipun

Mary

direkomendasikan masuk sekolah khusus anak gifted, Frank bersikukuh untuk
menyekolahkannya di sekolah regular agar Mary bisa bersosialisasi dengan teman
seusianya.
Berdasarkan karakteristik keberbakatan Ellen Winner, Mary dapat
diidentifikasi memiliki karakter Precocity. Precocity didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk memahami suatu objek/hal/pelajaran lebih cepat dari
anak seusianya. Mereka dapat menunjukkan progress yang cepat dibanding anak
lain seusianya ketika belajar sesuai domain yang dikuasainya. Karena belajar
dalam suatu domain lebih mudah bagi mereka.
Domain adalah suatu area pengetahuan yang terorganisasi seperti bahasa,
matematika, musik, seni, dll. Dalam hal ini, seperti yang ditunjukkan dalam
adegan film, yaitu saat Mary dapat menjawab soal hitungan bilangan dari gurunya
dan juga dapat menyelesaikan soal ujian yang dirancang khusus untuk menguji
Mary. Gurunya berdecak kagum atas kemampuan yang dimiliki Mary. Kemudian

saat Frank mengajarkan beberapa hal terkait apa yang ia lakukan di sekolahnya, ia
memahaminya dengan cepat. Begitupun saat melihat temannya dijahili oleh
teman-teman lainnya, ia dengan cepat membela dan memberi pelajaran pada
temannya yang usil Karena berpikir bahwa hal tersebut tidak pantas dilakukan.
Selanjutnya ialah karakteristik An Insistence on marching to their own
drummer. Yakni kemampuan menemukan solusi atas permasalahan yang
dihadapinya tanpa membutuhkan tahapan berpikir manual. Mereka membutuhkan
sedikit bantuan dari orang dewasa. Mereka lebih banyak belajar sendiri dan
menemukan ketertarikan serta motivasinya untuk mendalami domainnya. Anak
gifted tidak hanya dapat belajar lebih cepat dari anak lainnya, tapi ia memiliki
kualitas yang berbeda dari anak bisanya di setiap proses belajarnya. Dalam salah
satu adegan film ditayangkan bahwa Mary senang belajar sendiri tanpa ada
bantuan dari Frank. Juga saat ia menjawab soal dari seorang professor di Boston.
Ia dapat menyelesaikannya sendiri tanpa ada bantuan sedikitpun. Ia benar-benar
menguasai matematika seperti ibunya.

Kemudian karakteristik yang ketiga ialah A rage to master. Yakni
memiliki ketertarikan yang dalam pada domain/area yang mereka kuasai, seperti
matematika, bahasa atau seni, dan mereka akan menghabiskan banyak waktu
untuk secara fokus mendalami domain tersebut. Mereka mengalami tahap flow

ketika mereka terlibat dalam mempelajari domain mereka. Saat ketertarikan yang
obsesif dan kemampuan dalam belajar yang cepat dalam mempelajari suatu
domain akan menghasilkan capaian yang tinggi.
Dalam hal ini, Mary sangat tertarik untuk mempelajari matematika. Ia
membaca buku tentang matematika yang seusai dengan domainnya dan banyak
menghabiskan waktu luangnya untuk mendalami bidang itu hingga beberapa kali
Frank mengajaknya bermain keluar rumah agar ia tak melulu belajar.
Kebutuhan psikologis tokoh gifted yang ada pada film tersebut
diantaranya ialalah kebutuhan kemampuan sosial dengan teman sebayanya. Juga
butuhnya reinforcement dari guru atau significant other yang dapat membantu
mary memahami bahwa ia memiliki kemampuan yang berbeda dari temantemannya. Selain itu, Mary perlu diberi pelajaran sesuai dengan kemampuannya
agar ia bisa flow dalam proses belajar tersebut. Karena jika pelajaran itu terlalu
mudah, ia akan merasa bosan. Diperlukan pula pembelajaran untuk mengontrol
emosi dan perilakunya yang cenderung impulsif. Hal ini ditunjukkan dalam scene
ia berteriak kepada kepala sekolah dan memukul temannya hingga berdarah.
Intervensi yang dilakukan dalam film gifted ini ialah menyekolahkan
Mary di sekolah regular agar ia dapat memiliki teman seusianya dan memiliki
kemampuan sosial yang baik. Frank tidak menginginkan ia menjadi seperti ibunya
yang hanya fokus pada domainnya hingga tidak bisa membedakan mana laki-laki
baik dan jahat. Frank menginginkan Mary dapat hidup layaknya anak normal lain.

Kemudian, mengingat pelajaran di sekolah regular dinilai membosankan untuk
Mary, Ia direkomendasikan untuk bersekolah di Sekolah khusus anak gifted. Hal
ini dimaksudkan agar Mary dapat menerima pelajaran sesuai dengan
kemampuannya. Setelah melewati banyak pertimbangan akhirnya Frank
mengizinkan Evelyn (neneknya) untuk membawanya ke sekolah tersebut. Mary

pun akhirnya mengikuti sekolah bersama orang yang kemampuannya setara. Mary
juga mengakui bahwa sekolah tersebut menyenangkan baginya.
Meskipun ia telah masuk sekolah khusus anak gifted, dimana teman
sekelasnya ialah orang yang usianya lebih tua, Mary tetap diberi kesempatan
untuk bermain dengan teman seusianya di sekolah regulernya. Hal ini dilakukan
agar selian ia dapat mengasah dan mendalami domainnya, ia juga tetap memiliki
social skill yang tidak terbelakang.
Dalam mendukung Mary menguasai domainnya di bidang matematika,
Evelyn menghadiahinya Macbooc berisi bacaan matematika yang dapat ia pelajari
secara mandiri. Beberapa adegan film tersebut juga menayangkan kesungguhan
Mary dalam membaca dan mempelajari matematika di sela-sela waktunya.
Namun, Frank tetap menyeimbangkannya dengan waktu bermain.
Selain itu, saat ada perilaku Mary yang tidak senonoh/tidak pantas
dilakukan, Frank segera mengingatkannya dan memberitahu apa yang harusnya ia

lakukan. Mary pun dapat menerima dan memahami apa yang dikatakan Frank
tentang perilakunya yang dinilai kurang baik. Frank juga mengajarkan Mary
dengan cara yang variatif hingga bisa langsung dipahami olehnya. Seperti halnya
saat ia menyangka bahwa ayahnya jahat Karena tidak pernah menemuinya, Frank
mengajaknya ke rumah sakit untuk menunjukan kepada Mary bahwa setiap anak
yang lahir membawa kegembiraan bagi keluarganya. Dari kejadian itu, Mary
segera membenarkan persepsinya terhadap ayahnya.
Sumber:
“Ellen Winner on gifted children”. 2012, Mei-Juni. Copy editor. ParentEdge. 7581.
Winner, E. (1996).
York: Basic Books.

Gifted

children:

Myths

and


realities.

New

____________2000. The origins and end of giftedness. American Psychologist.
Vol. 55, No. I. 159-169 DOE IO. I0371IOlN)3-O66X.55,1.159.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63