ANALISIS FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DENGAN SISTEM PTT

  ANALISIS FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DENGAN SISTEM PTT Henry Dunan Pardede

  (Politeknik Bisnis Indonesia)

  Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui pengaruh factor produksi terhadap pendapatan petani padi sawah(2) Mengetahaui efesiensi penggunaan factor produksi pada usaha tani dengan penerapan PTT(3) Mengetahui korelasi biaya dengan pendapatan petani dengan sistemPTT .Penelitian dilakukan dengan penentuan daerah yang ditentukan purposive dengan dasar kelurahan Naga Huta merupakan salah satu daerah yang melakukan program pengelolaan Tanman Terpadu yang dapat mempengaruhi pendapatan petani. Jumlah petani yang yang dambil berdasarkan random sampling dari 200 peserta program pengelolaan tanaman terpadu(PTT)Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang sangat nyata dengan penggunaan factor produksi terhadap pendapatan petani,adanya hubungan yang nyata antara biaya produkdi dengan pendapatan petani dalam melakukan usaha taninya.

  Kata Kunci : Faktor Produksi, Biaya, Pendapatan, Pengelolaan PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

  Dalam rangka pembanguan Nasoinal,Pelaksanaan pembangunan ditujukan untuk meningkatkan produksi pertanian dan terus memenuhi kebutuhan konumen yang terus meningkat,memenuhi bahan baku industri, meningkatkan hasil pertanian dan pendapatan petani (Baharsjah,1989).

  Kebutuhan masyarakat akan pangan akhir-akhir ini semakin meningkat. Hal ini disebabkan antara lain meningkatnya jumlah penduduk dan pola penyediaan menu yang semakin meningkat untuk itu diperlukan usaha-usaha peningkatan produksi pertanian (Mosher,1983).

  Kita ketahui bersama bahwa tujuan pembangunan pertanian saat ini lebih di arahkan kepada peningkatan pendapatan masyarakat tani dengan sasaran peningkatan produktivitas Usahatani. Sejalan dengan tujuan dan sasaran tersebut peningkatan produktivitas Usahatani . Sejalan dengan tujuan dan sasaran tersebut maka sisitem pertanian harus berubah kearah pertanian yang modern,tangguh dan menggunakan teknologi maju.(Suryani,2000).

  Bertanam padi sawah sudah mendarah daging Bagi petani Indonesia ,kegiatan ini di wariskan turun-temurun . Penanaman sekarang boleh dikatakan tidak berbeda dengan sistem yang dilakukan oleh leluhurnya,Padahal banyak kelemahan dalam sistem pengelolaan yang diterapkan selama ini .Sesuai dengan perkembangan zaman berbagai permasalahan baru dalam produksi padi sawah mulai timbul. Berkurangnya lahan sawah,Kurangnya tenaga kerja produktif, Kurangnya ketersediaan air,mahalnya input produksi dan hal-hal lain adalah masalh yang membutuhkan jalan keluar. Untuk itu diperlukan alternatif teknologi yang mampu mengatasi permasalahan tersebut (Utomo,2003).

  Paket-paket teknologi atau komponen teknologi yang dapat memacu peningkatan produktivitas Usahatani padi sawah senantiasa diperlukan, hal ini mengingat terjadinya kecendrungan penurunan produksi akibat adanya serangan hama atau perubahan iklim ,kesuburan tanah,bibit tidak bermutu dan hal-hal lain yang tidak dapat diduga oleh petani(Suryanani,2002).

  Petani telah menetapkan kebijakan ketahanan pangan,yang salah satunya adalah pencapaian swasembada beras berkelanjutan.Salah satu kebijakan operasional untuk mewujudkan hal tersebut adalah ditetapkanya target peningkatan produksi beras 2 juta ton yang telah menjadi komitmen bersama dan harus segera diimplementasikan (Suryana,2007).

  Untuk mewujudkan pencapaian swasembada pangan tersebut maka pemerintah mengembangkan program Pengelolaan Tanaman Terpadu(PTT)potensi lahan sawah di Sumatera Utara pada tahun 2007 seluas 472.014Ha terdiri dari sawah irigasi seluas 278.560Ha dan sawah

  Vol. 7 No. 1 April 2017 jumlah penduduk12,7juta jiwa maka rata-rata kebutuhan beras pertahun hanya 1,7 ton(Anonimus Swasembada beras, dengan penerapan komponen teknologi yang dapat memacu peninkatan produktivitas Padi Sawah.

  Pengeloaan Tanama Terpau(PTT) merupakan salh satu usaha untuk meningkatkan hasil padi dan efisiensi factor produksi dengan menghasilkkan penggunaan sumber daya alam secara bijak, Melalui usaha ini diharapkan : 1.Kebutuhan beras nasional dapat dipenuhi.

  2.Pendapatan Petani Padi dapat di tingkatkan dan, 3.Usaha pertanian padi dapat terlanjutkan (Anonimus, 2007). Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) bertujuan Untuk :

  1.Meningkatkan produktivitas

  2.Meningkatkan hasil ekonomi dengan efisien input

  3.Melestarikan Sumber Daya Alam

  4.Menggunakan teknologi yang mudah menyesuaikan dengan daerah dan lingkungan setempat (TimFasilitator PTT Distan Sumut,2008). Secara prinsip dapat dibedakan antara Pengelolaan Tanamn Terpadu(PTT)

  Dengan pengelolaan konvesional, Prinsip dalam PTT adalah:

  1.PTT bukan teknologi atau paket teknologi tetapi pendekatan agar sumber daya terkelola dengan baik.

  2.PTT memanfaatkan teknologi yang sudah diterapkan dengan perhatian sinergisme.

  3. PTT memperhatikan kesesuain teknoloi dengan lingkungan fisik dan sosok petani.

  4.PTT bersifat Partisifatif berarti petani turut menuji dan memilih teknologi yang sesuai (Tim Fasilitator PTT distan Sumut ,2008) Sedangkan prinsip dalam pengelolaan Usahatani konversional adalah :

  1.Menggunakan rekomendasi pake teknologi yang di tempatkan secara nasional,

  2.Petani menggunakan komponen teknologi yang di tentukan atau di anjurkan oleh pemerintah melalui dinas Pertanian atau Penyuluh.

  3.Pengelolaan bersifat statis,menggunakan teknologi yang sangat terus-menerus,

  4.Penggunaan input oleh petani Sering berlebihan (Tim Fasilitator PTT Distan Sumut, 2008) Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PPT) Pada Usahatani Padisawah Sudah dilakukan di Kota Pematangsiantar, Khususnya di Kelurahan Naga Huta Pada than 2008 sejauh mana efisiensi penggunaan faktor produksi dan pendapatan Petani Pada penerapan PTT Perlu di pertanyakan.

  B.Perumusan Masalah Petani sebagai pengelola Usahatani mempunyai tugas untuk mengorganisir faktor-faktor produksi serta berusaha untuk mendapatkan penghasilan yang lebih Tinggi. Petani sebagai pengelola harus berusaha untuk usahataninya dapat memberi hasil yang tinggi dengan biaya produksi yang seoptimal mungkin. Petani mempengaruhi produksi melalui Penggunaan sumber daya yang akan mereka gunakan seperti lahan,Tenaga kerja dan modal(Soekartawi.1986).

  Berdasarkan latarblakang diatas adapun masalah yang dapat dirumuskan mengenai penerapan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) terdapat pendapatan petani padi sawah di kelurahan Naga Huta adalah :

  a. Bagaimana pengaruh penggunaan factor-faktor produksi usahatani Padi sawah sistem PTT.

  b. Bagaimana efisiensi penggnan factor produksi pada usahatani padi sawah penerapan PTT.

  c. Bagaimana korelasi biaya produksi dengan pendapatan petani padi sawah penerapan PTT. C.Tujuan Penelitian

  Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah,maka penelitian ini bertujuan untuk :

  Vol. 7 No. 1 April 2017 padi sawah.

  b. Mengetahui efisiensi penggunaan faktor produksi pada usahatani padi sawah penerapan PTT.

  c. Mengetahui korelasi biaya produksi dengan pendapatan petani padi sawah penerapan PTT. D.Kegunaan Penelitian

  Penelitian ini dapat diharapkan berguna untuk :

  a. Memenuhi salah satu syarat untk menyelesaikan pendididkan sarjana pertanian pada program pertanian Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Simalungun b. Bahan pertimbangan bagi petani dalam melakukan usahatani padi sawah c. Bahan perbandingan bagi penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini.

TINJAUAN PUSTAKA

  Beras merupakan makana pokok sebagai besara penduduk Indonesia.Sejak tahun 1984 Indnesia telah telah dapat berswasembada beras. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai kendala dalam upaya pelestariannya. Sebagian besar produksi beras nasional saat ini masih mengandalkan prodksi padi sawah. Dalam proses produksinya. Padi sawah juga tak lepas dari kendala. Untuk itu di perlukan pengelolaan alternative yang dapat mengatasi hal tersebut (Prasetiyo,2002).

  Dalam melakukan usaha pertanian seseorang petani harus dapat mengalokasikan input atau factor produksi seefisien mungkin untuk meningkatkan produksi dan pendapatan .Adapun factor-faktor Adalah :

  1.Lahan Lahan adalah salah satu factor produksi yang penting sebagai tempat usahatani

  . Dalam analisis usaha tani lahan diperhitungkan sewanya walaupun milik sendiri

  2.Tenaga kerja Yaitu tenaga yang di curahkan dalam usaha tani padi sawah (HOK) tenaga kerja dalam usahatani terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja luar keluarga(TKLK).

  3.Modal Modal merupakan barang atau uang yang digunakan dala proses usahatani dalam satu kali proses prduksi(Mubyarto,1986). Modal atau biaya usahatani digunakan untuk membayar sewa lahan membayar upah tenaga kerja, membeli sarana produksi(benih,pupuk,peptisida).Membayar pajak dan sewa alsintan efisien dalam usaha pertanian apabila penggunaan faktor-faktor produksi tersebut dengan benar dan optimal.suatu faktor produksi telah digunakan secara efesien bila menghasilkan keuntungan maksimal.keuntungan maksimal tercapai bila jumlah faktor produksi sesuai dengan kombinasi faktor produksi yang efisien( soekartawi 1986).

  Penggunaan faktor produksi yang efisien akan meningkatkan produksi pendapatan petani.pendapatan petani padi sawah adalah hasil bulan produksi padi sawah dikurangi dengan biaya produksi.

  Salah satu alternatife untuk peningkatan produksi adalah dengan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah penerapan PTT padi sawah irigasi maupun meningkatkan hasil antara 0,3-2,3 ton/ha dengan produktifitas antara 5,0-8,5 ton/ha GKGH pendapatan petani naik rata-rata 5% (Annonimus 2007).

  Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) merupakan pengelolaan lahan, air tanaman dan organism terganggu tanaman (OPT) secara terpadu dan berkelanjutan PTT diharapkan dapat meningkatkan produktifitas padi.

  Peningkatan pendapatan,peningkatan kesejaterahan petani, efisien input,dan keberlanjutan fungsi lingkungan(Tim fasiliator PTT distan sumut,2008). Ada 4 prinsip dalam penerapan PTT:

  1. PTT bukan merupakan teknologi maupun paket teknologi tetapi merupakan suatau pendekatan agar sumber daya tanaman,lahan,dan air dapat dikelola sebai-baiknya

  2. PTT memanfaatkan teknologi pertanian yg sudah dikembangkan dan diterapkan dengan memperhatikan unsure keterkaitan sinergis antar teknologi

  Vol. 7 No. 1 April 2017 ekonomi petani

  4. PTT bersifat partisifatif yang berati petani turut serta menguji dan memilih teknologi yang sesuai dengan keadaan setempat dan kesemampuan petani melalui proses pembelajaran (Anonimus,2007). Strategi penerapan PTT adalah : Anjuran teknologi yang dipilih untuk diterapkan oleh petani atas bimbingan para penyuluhan pertanian lapangan(PPL) didasarkan pada bobot sumbangan teknologi terpilih terhadap peningkatan produktifitas tanaman, baik terpisah maupun teringrasi. Teknologi tersebut disalurkan kepada petani secara bertahap. Urutan anjuran teknologi produksi padi pada PTT adalah :

  1. Penggunaan varietas padi unggul atau varietas padi berdaya hasil tinggi dan bernilai ekonomi tinggi

  2. Penggunaan benih bersertifikat dengan mutu bibit tinggi

  3. Penggunaan pupuk berimbang spesifik lokasi

  4. Penggunaan kompos bahan organic dan atau pupuk pembenah tanah

  5. Pengelolaan bibit dan tanaman padi sehat pengendalian hama dan penyakit dengan pendekatan terpadu

  6. Penggunaan alat perontok gabah mekanis ataupun mesin ( deptan 2007) B.Kerangka pemikiran

  Usahatani adalah cara bagaimana mengelola kegiatan kegiatan pertanian yang juga pada hakikatnya merupakan suatu perusahaan karena tidak terlepas dari tingkat produksi.usahatani itu merupakan suatu perusahaan karena tjuan setiap petani bersifat ekonomis memproduksi hasil untuk dijual ( mosher 1983).

  Sektor pertanian yang merupakan titik berat ,pembangunan diharapkan akan meningkatkan produksi dan memperluas lapangan kerja bagi masyarakat di pedesaan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya (hermnto,1996).

  Untuk memperoleh pendapatan yang optimal, petani harus mamapu menganalisis biaya yang dilokasikan dalm usaha taninya dan menggunakan faktor produksi se efisien mungkin.bagaimana petani harus menggunakan biaya yang sesuai untuk memdapatkan produksi dan pendapatan ,dalam rumus matematis dapat ditulis dengan Y=F(X1,X2,X3,…Xn)- Dimana Y =produksi/pendapatan,X= Faktor produksi /biaya (Penny,1987). Budaya produksi model PTT pada Prinsipnya memadukan berbagai komponen teknologi yang saling menunjang (Sinergis)guna meningkatkan efektivitas dan efisien usahatani.kemajuan eknologi seperti penggunan farietas unggul, Pengelolaan hama/penyakit terpadu, penggunaan bahan organik meningkatkan hasil dan pendapatan petani(Anonius,2007).

  Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

  Penerapan PTT Padi Sawah Pengaruh Efisien

  Produksi Faktor produksi Pendapatan Biaya produksi

  Bagan kerangka pemikiran di atas menjelaskan bahwa dalam penerapan PTT padi sawah dengan mengefisiensikan penggunaan fatkor produksi dapat meningkatkan hasil produksi .

  Vol. 7 No. 1 April 2017

  Adapun hipotesis penelitian ini adalah :

  a. Ada pengaruh yang nyata penggunaan faktor-faktor produksi terhadap produksi usahatani padi sistem sawah PTT.

  b. Penggunaan faktor prodksi belum efisien pada sistem PTT.

  c. Ada korelasi yang nyata biaya antara produksi dengan pendapatan petani padi sawah sistem PTT.

  METODOLOGI PENELITIAN

  Penelitian ini diilakukan di Kelurahan Naga Huta kecamatan Siantar Simarimbun kota Pematangsiantar. Daerah ini diterapkan sebagai lokasi penelitian yang ditentukan secara sengaja

  (Purposive) dengan dasar bahwa Kelurahan Naga Huta sebagai salah satu daerah penerapan PTT di kota Pematangsiantar.

  Penelitian dilakukan dalam sat musim tanam ditahun 2008,sedangkan pengambilan data pada bulan April 2009 s/d Mei 2009. Metode Pengambilan sampel Di kelurahan Naga Huta terdapat 6 keloompo tani yaitu : Kelompok tani lumban

  Silulu,Simarito,naga Huta,matio,Raptaruli,Nagori Bosar. Keenam kelompok tani tersebut dijadikan saampel sehingga poplasi dalam penelitian memuat anggota kelompok tani. Sampel yang dijadikan menjadi responden diambil berdasarkan Random sampling (acak sederhana).

  Adapun jumlah petani padi sawah yang menerapkan PTT dan jumlah sampel untuk masing- masing kelompok Tani di kelurahan Naga Huta dapat dilihat pada tabel 1.

  Tabel 1. Jumlah Petani Padi Sawah Yang Menerapkan PTT dan Jumlah Sampel setiap di Kelurahan naga Huta tahun 2008. NO Nama Kelompok Tani Jumlah Usahatani Jumlah Sampel (Unit) (Unit)

  1

  2

  3

  4

  1. Lumban Silulu,

  34

  5

  2. Simarito

  40

  6

  3. NagaHuta

  34

  5

  4. Matio

  38

  6

  5. Raptaruli,

  25

  4

  6. Nagori Bosar

  29

  4 Jumlah 200

  Sumber :Dinas pertanian kota Pematangsiantar Data dalam penelitian ibi terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari petani sampel (Responden) melalui wawancara langsung dan menggunakan daftar pertanyaa

  (questioner) yang telah disiapkan terlebih dahulu. Data primer terdiri dari kegiatan usahatani mulai

  dari penggunaan faktor produksi (lahan,tenaga kerja,sarana produksi, alsintan), biaya produksi,produksi,dan pendapatan.

D. Metode Analisis Data

  Data yang sudah dikumpulkan terlebih dahulu ditabulasi kemudian di analisis sesuai dengan tujuan penelitian. Dapun metode yang digunakan adalah : Untuk tujuan 1) digunakan analisis regresi dengan pendekatan mode sebagai berikut :

  Log Y = a+ alogX +alogX alogX

  1 2+

3 Dimana :

  Y : Produksi Usahatani X :Luas Lahan

  1 X :Jumlah Tenaga Kerja

  2 X3 :Biaya Usahatani

  a :Konstanta

  Vol. 7 No. 1 April 2017

C. Analisis Pengaruh faktor Produksi Terhadap Produksi Dalam pengelolaan usahatani pada sawah perlu memperhatikan faktor-faktor produksi.

  1 -0,078 1,102 tn

  Tabel 16. Keberartian Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produksi No. Faktor Produksi Koefisien Regresi F hitung

  F tabel Taraf 0,05

  1. Log a -3,584 355,102

  sn

  2,74

  2. Log a

  3. Log a

  3 = 1,059)

  2 0,058 2,31 n

  4. Log a

  3

  1,078 3,364

  n

  Sumber : Data Primer Diolah Keterangan : sn = sangat nyata, tn = tidak nyata, n = nyata.

  Sedangkan hasil pengujian keberaatian koefisien regresi dari persamaan tersebut dapat dilihat pada tabel 16.

  Vol. 7 No. 1 April 2017

  Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dan untuk kelancaran penelitian, maka dibuat defenisi sebagai berikut : a. Faktor-faktor produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas lahan,jumlah tenaga kerja dan biaya usahatani.

  tanam usahatani padi sawah,

  b. Modal adalah biaya atau uang yang diinvestasikan pada kegiatan usahatani selama satu musim tanam.

  c. Biaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah uang yang digunakan untuk membeli sarana produksi ,membayar upah tenaga kerja ,membayar sewa lahan,pajak dan penyusutan alat.

  d. Lahan adalah areal yang digunakan usahatani padi sawah

  e. Tenag kerja adalah tenaga manusia yang digunakan untuk melakukan pekerjaan usahatani baik dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga f. Biaya tenaga kerja dihitung berdasarkan HOK dengan upah yang berlaku di daerah penelitian g. Sarana produksi dalam pebelitian ini adalah benih, pupuk,peptisida

  h. Penyusutan alat dihitung dengan cara menggunakan rumus i. Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil fisik padi sawah dalam bentuk gabah kering panen dalam Kg j. Penerimaan adalah produksi fisik dikalikan dengan harga yang berlaku saat penelitian

  

k. Pendapatan Usahatani adalah penerimaan dikurangi biaya selama satu musim tanpa

  Luas lahan, curahan tenaga kerja, dan modal yang digunakan, merupakan faktor-faktor produksi yang dapat mempengarugi produksi petani. Pendapatan petani padi sawah adalah hasil penjualan produksi padi sawah dikurangi dengan biaya produksi.

  1 + a

  Salah satu alternatif untuk peningkatan produksi adalah dengan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah. Penerapaan PTT padi sawah irigasi mampu meningkatkan hasil dan pendapatan petani.

  Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan pengelolaan lahan air, tanaman dan organisme pengganggu tanaman (OPT) secara terpadu dan berkelanjutan. PTT diharapkan dapat meningkatkan produktivitas padi, peningkatan pendapatan, peningkatan kesejahteraan petani, efisiensi faktor produksi, dan berkelanjutan fungsi.

  Untuk mrelihat sejauhmana faktor-faktor produksi tersebut memengaruhi produksi,dapat dihitung dengan analisis regresi. Berdasarkan penelitian di Kelurahan Naga Huta, hasil analisis regresi pengaruh faktor produksi terhadap produksi usahatani padi sawah sistem PTT diperoleh persamaan sebagai berikut

  :

  Log Y = -3,584 - 0,078LogX 1 + 0,058LogX 2 + 1,078LogX

  3 (a

  2 + a sedangkan faktor produksi tenaga kerja dan biaya produksi berpengaruh nyata terhadap produksi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 10.

  Berdasarkan uji statistik F hitung secara keseluruhan menunjukkan bahwa faktor produksi berpengaruh sangat nyata terhadap produksi usahatani padi sawah sistem PTT dengan nilai hitung F hitung 89,252 > t tabel 2,74 dengan taraf signifikansi 0,05. Artinya bahwa ada pengaruh yang sangat nyata antara penggunaan faktor-faktor produksi secara keseluruhan terhadap produksi padi sawah sistem PTT, berarti hipotesis diterima.

  Secara matematsis skala produksi dapat dilihat dari penjumlahan koefisien fungsi produksi. Berdasarkan penelitian di Kelurahan Naga Huta adapun total koefisien regresi fungsi produksi pada usahatani padi sa wah sistm PTT diporoleh 1,059.Hal ini menujukkan nilai koefisoen regresi tersebut 1,059 > 1 artinya bahwa elastisnya penggunaan faktor-faktor produksinya 1,059 berada pada yang tidak rasional ( 0> EP>1),yaitu memberikan hasil positif tetapi belum efisien untuk 1 satuan faktor produksi yang digunakan memberikan kenaikan peneriamaan 1,059 satuan.

  Berdasarkan hasil penelitian,penguji determinasi (ketergantungan) pada usahatani padi

  2

  sawah sistem PTT di kelurahan Naga Huta diperoleh R = 0,97. Artinya ,bahwa 97% faktor produksi lahan,tenaga kerja dan biaya mempengaruhi produksi padi sawah,selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 10.

D. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi

  Efesiensi dalam usaha pertanian apabila penggunaaan faktor-faktor produksi tersebut dengan benar dan optimal. Suatu faktor Produksi telah di gunakan secara efisien bila menghasilkan keuntungan maksimm. Keuntungan maksimum hanya tercapai bila jumlah faktor produksi sesuai dengan kombinasi faktor produksi yang efisien.

  Untuk memperoleh pendapatan yang optimal, petani harus mampu mengananlisis biaya yang dialokasikan dalam usahataninya dan menggunakan faktor produksi seefisien mungkin. Bagaiman petani harus menggunakan biaya yang sesuai untuk mendapatkan produksi dan pendapatan.

  Untuk mengetahui tingkat efisien pemakain faktor produksi digunakan perbandingan antara Nialai Produk Marginal (NPM) dengan biaya korbanan Marginal (BKM)Xi masing-masing faktor produksi. Produk fisik marginal (PFM) dapat di ketahui dengan membagikan rata-rata produk (HY).Biaya Korbanan Marginal (BKM) adalah tambahan biaya penggunaan faktor produksi yang berlaku saat penelitian.

  Berdasarkan penelitian di Kelurahan Naga Huta, ada pun rata-rata penggunaan faktor produksi,PFM,NPM,dan BKM Di Sajikan Pada Tabel 17.

  Tabel 17. Rata-rata Faktor Produksi dan Tingkat Efisaiensi Faktor produksi Usahatani Padi Sawah Sistem PTT di Kelurahan Naga Huta Tahun 2008.

  

No Faktor Rata-rata PFM NPM BKM NPM

Produksi BKM

  1. Lahan 12,5 259,923 545.838,3 500.000 1,092

  2. T.Kerja 40 4,712 9.895 30.000 0,329

  3. Modal(Rp) 3.777.500 0,0009 1,89 1 1,89 Tabel 17 menunjukkan bahwa rasio (pembanding) antara NPM dengan BKM pada masing-masing faktor produksi adalah 1,092 pada faktor produksi lahan, 0,329 pada faktor produksi tenaga kerja,dan 1,89 pada faktor produksi modal.

  Dari ketiga faktor produksi tersebut,nilai rasio faktor produksi,nilai rasio faktor produksi lahan >1, nilai rasio faktor produksi tenaga kerja <1,nilai rasio faktor produksi biaya >1. Artinya bahwa penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani padi sawah sistem PTT belum efisien,berarti hipotesis diterima. Kesimpulan : Penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani padi sawah sistem PTT belum Efisien.

  Vol. 7 No. 1 April 2017

  Dalam sebuah usahatani seperti usahatani padi sawah sistem PTT,analisis biaya dengan pendapatan sangat penting untuk mengetahui apakah pada usahatani tersebut penggunaan biaya produksi memberikan korelasi terhadap pendapatan yang di terima. Pendapatan adalah penerimaan dikurangi biaya produksi.

  Biaya adalah modal atau uang yang diinvestasikan pada kegiatan usahatani padi sawah.Biaya terdiri dari biaya pembelian sarana produksi, biaya upah tenaga kerja, dan biaya lain- lain seperti sewa lahan,pajak,hand traktor,nilai penyusutan alat.

  Penerimaan yang besar belum tentu menghasilkan pendapatan yang besar.Karena pendapatan dipengaruhi beberapa faktor seperti produksi,harga,dan biaya produksi.Untuk mengetahui hubungan biaya dengan pandapatan pada usahatani padi sawah sistem PTT dapat digunakan analisis koefisen korelasi.

  Berdasarkan penelitian di Kelurahan Naga Huta, hasil uji korelasi antara biaya dengan pendapatan usahatani padi sawah sistem PTT dapat dilihat pada tabel 18.

  Tabel 18. Uji korelasi antar biaya dengan pendapatan pada Usahatani padi sawah sistem PTT di Kelurahan Naga Huta Tahun 2008.

  No Koefisien korelasi t t

  hitung tabel

  Taraf 0,05 1. 0,90 4,84 1,70

  Sumber : Data primer Diolah Tabel 18 menunjujkkan bahwa nilai koefisen korelasi adalah 0,90 diperoleh t hitung 4,84 dari t 1,70 dengan taraf signiktif 0,05. Artinya bahwa ada ada hubungan yang nyata dengan

  tabel pendapatan padi sawah sistem PTT, Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 12.

  Dari hasil diperoleh t 4,48> dari t 1,70 dengan taraf huruf signiktif 0,05 berarti

  hitung tabel

  hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan yang nyata antara biaya dengan pendapatan usahatani padi sawah sistem PTT, diterima.

  Kesimpulan :Ada hubungan yang nyata antara biaya dengan pendapatan usahatani padi sawah sistem PTT.

  KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian usahatani padi sawah sistem PTT di Kelurahan Naga Huta, Beberapa kesimpulan yang dapat diambil antara lain :

  a. Ada pengaruh yang sangat nyata antara penggunaan faktor-faktor produksi terhadap produksi padi PTT b. Penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani padi sawah sistem PTT belum efisien

  c. Ada hubungan beberapa yang nyata antara biaya dengan pendapatan usahatani padi sawah sistem PTT

  B.Saran

  a. Disarankan kepada petani padi sawah di kelurahan Naga Huta agar tetap menerapkan sistem PTT untuk meningkatkan produksi dan pendapatan dengan mengefisiensikan penggunaan faktor produksi b. Kepad pemerintah daerah khususnya dinas pertanian untuk membantu petani dengan program penyuluhan dan pendamping yang dapat meningkatkan produksi dan pendapatan c. Kepada mahasiswa agar melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan usahatani padi sawah

  No Benih Pupuk Peptisida (kg) Urea ZA Ponska Organik Insek Insek Fungsi

  (kg) (kg) (kg) (Zak) (Ltr) (Ltr) (kg) 1. 12,5 100

  50

  40

  12 12 0,5

  1 Vol. 7 No. 1 April 2017 Vol. 7 No. 1 April 2017 3.

  25 200 100

  20 20 0,8 1,6 26. 31,25 250 125 100 31,5 31,5 1,25 2,5 27.

  84

  56

  7 7 0,24 0,48 30. 14 112

  36

  24

  48

  6

  46 23 34,5 5,75 5,75 0,23 0,46 29.

  9 9 0,36 0,72 28. 55,75,75

  72 36 28,8

  9

  64

  375 3.000 1.500 2.250 1.200 375

  80

  34 24 8,5 8,5 0,34 0,68 25. 20 160

  68

  7 7 0,3 0,6 24. 8,5

  30

  30

  60

  8 8 0,32 0,64 23. 7,5

  64 32 25,6

  8

  9 9 0,4 0,8 22.

  32

  14 14 0,56 1,12

  15

  80

  Insek (Ltr)

  42 72 420 48 250

  23 69 741,75 14.

  30 90 992,5 9. 59,5 102 600 68 425 34 102 1.096 10. 140 240 937,5 160 1000 80 240 2.580 11. 218,75 375 270 250 1550 125 375 4.018,75 12. 63 108 172,5 72 450 36 108 1,161 13. 40,25 69 180 46 287,5

  32 96 1.032 8. 52,5 90 225 60 400

  56 96 240 64 400

  20 60 645 6. 70 120 300 80 550 40 120 1.340 7.

  35 60 150 40 250

  25 75 818,75 5.

  1. 87,5 150 375 100 600 50 150 1.587,5 2. 131,25 225 562,5 150 937,5 75 225 2.418,75 3. 175 300 750 200 1.250 100 300 3.225 4. 43,75 75 187,5 50 325

  Fungsi (kg)

  Insek (Ltr)

  Organik (Zak)

  30 12,5 100

  Ponska (kg)

  ZA (kg)

  Pupuk Peptisida Urea (kg)

  No Benih (kg)

  Ha= Rata-rata Lampiran 3. Biaya sarana produksi pada Usahatani padi sawah sistem PTT (x 000)

  2 Ket : x = Rata-rata

  1

  25

  80

  1 Ha 25 200 100 150

  75 40 12,5 0,5

  50

  40

  10

  80

  40

  34 24 8,5 8,5 0,34 0,68 10. 20 160

  68

  8 8 0,3 0,6 9. 8,5

  30

  30

  60

  8 8 0,32 0,64 8. 7,5

  64 32 25,6

  8

  11 11 0,4 0,8 7.

  32

  80

  64

  10

  5 5 0,2 0,4 6.

  16

  20

  40

  5

  25 20 6,5 6,5 0,25 0,5 5.

  50

  2 4. 6,25

  1

  25

  25

  80

  20 20 0,8 1,6 11. 31,25 250 125 100

  5 5 0,2 0,4 21.

  80

  16

  20

  40

  5

  6 6 0,25 0,5 20.

  20

  25

  50

  2 19. 6,25

  1

  25

  25

  75 60 18,75 18,75 0,75 1,5 18. 25 200 100

  31 31 1,25 2,5 12.

  1 17. 18,75 150

  13 13 0,5

  40

  50

  14 14 0,56 1,12 16. 12,5 100

  5 5 0,24 0,48 15. 14 112 56 44,8

  48 24 19,2

  6

  46 23 18,4 5,75 5,75 0,23 0,46 14.

  9 9 0,36 0,72 13. 5,75

  72 36 28,8

  9

  24 72 724 Vol. 7 No. 1 April 2017

  16. 87,5 150 562,5 100 650 50 150 1.587,5 17. 131,25 225 750 150 937,5 75 225 2.418,75 18. 175 300 750 200 1.250 100 300 3.225 19. 43,75 75 187,5 50 300

  13 40 810.000 390.000 1.200.000 17.

  15

  9 24 450.000 270.000 720.000 9.

  17

  9 26 510.000 270.000 780.000 10.

  40

  25 65 1.200.000 750.000 1.950.000 11. 62,5 42,5 105 1.875.000 1.275.000 3.150.000 12.

  19

  9 28 570.000 270.000 840.000 13. 11,5 6,5 18 345.000 195.000 540.000 14.

  12

  7 19 360.000 210.000 570.000 15. 29 16,6 45,6 870.000 498.000 1.368.000 16.

  27

  37

  15

  21 58 1.110.000 630.000 1.740.000 18.

  50

  30 80 1.500.000 900.000 2.400.000 19.

  12

  8 20 360.000 240.000 600.000 20.

  10

  7 17 300.000 210.000 510.000 21.

  20

  10 30 600.000 300.000 900.000 22. 17 9,2 26,2 510.000 276.000 786.000 23.

  15

  9 24 450.000 270.000 720.000 24. 17 11,4 28,4 510.000 342.000 852.000 25.

  40

  10 25 450.000 300.000 750.000 8.

  14 34 600.000 420.000 1.020.000 7.

  25 75 793,75 20.

  Jumlah (HOK)

  35 60 150 40 250

  20 60 645 21. 70 120 300 80 450 40 120 1.240 22.

  56 96 240 64 400

  32 96 1.032 23. 52,5 90 225 60 350

  30 90 942,5 24. 59,5 102 255 68 425 34 102 1.096 25. 140 240 600 160 1000 80 240 2.580 26. 218,75 375 937,5 250 1.575 125 375 3.993,75 27. 63 108 270 72 450 36 108 1.161 28. 40,25 69 172,5 46 287,5

  23 69 741,75 29.

  92 72 180 48 350

  24 72 824 30. 98 168 420 112 700 56 168 1.806

  2.625 4.500 11.250 3000 18.750 1.500 4.500 48.375 87,5 150

75 100 625

50 150 1.612,5

Ha 175 300 150 200 1.250 300 300 3.225

  Lampiran 4. Curahan dan Biaya Tenagan Kerja Usahatani Padi Sawah Sistem PTT NO Curahan Tenaga Kerja Biaya Tenaga Kerja

  TKDK (HOK)

  TKLK (HOK)

  TKDK (Rp)

  20

  TKLK (Rp)

  Jumlah (Rp) 1.

  23

  17 40 690.000 510.000 1.200.000 2.

  38

  24 62 1.140.000 720.000 1.860.000 3.

  50

  30 80 1.500.000 900.00 2.400.000 4.

  13

  7 20 390.000 210.00 600.000 5.

  10

  5 15 300.000 150.000 450.000 6.

  23 63 1.200.000 690.000 1.890.000 26. 62,5 32,5 95 1.875.000 975.000 2.850.000 27. 17 12,6 29,6 510.000 338.000 888.000 28. 11,5 7,3 18,8 345.000 219.000 564.000 29. 12 7,4 19,4 360.000 222.000 582.000 Vol. 7 No. 1 April 2017

  Σ 750 450 1.200 22.500.000 13.500.000 36.000.000

  1

  1

  2 21.

  2

  2

  2

  1

  1

  3 22.

  2

  1

  1

  1

  1

  2 23.

  2

  1

  1

  1

  1

  2 24.

  2

  1

  1

  1

  3

  2

  1

  1

  3 17.

  3

  2

  2

  1

  1

  3 18.

  2

  2

  3

  1

  1

  4 19.

  2

  1

  1

  1

  1

  2 20.

  1

  1

  3

  1

  1

  1

  1

  1

  2 30.

  3

  2

  2

  1

  3

  2 29.

  Σ

  75

  45

  31

  31

  30

  81 X 2,5 1,5 1,03 1,03 1 2,7 Ha

  5 3 2,07 2,07 2 5,4

  Lampiran 6:Nilai penyusunan Alat pada usahatani Padi Sawah Sistem PTT

  No Cangkul (Rp) Garu (Rp) Babat (Rp) Beko (Rp) Sprayer (Rp) Ember (Rp) Jumlah (Rp)

  2

  1

  1

  2

  2 25.

  3

  2

  2

  1

  1

  3 26.

  3

  2

  3

  2

  1

  4 27.

  2

  2

  1

  1

  1

  3 28.

  2

  1

  1

  2

  3 16.

  X

  1

  1

  4 4.

  2

  1

  1

  1

  1

  2 5.

  2

  1

  2

  1

  1

  2 6.

  3

  2

  1

  1

  1

  3 7.

  2

  1

  2

  1

  3

  25

  15 40 750.000 450.000 1.200.000 Ha

  50

  30 80 1.500.000 900.000 2.400.000 Lampiran 5 :Alay tang digunakan Pada Usahatani Padi Sawah sistem PTT

  NO Cangkul (Buah)

  Garu (Buah)

  Babat (Buah)

  Beko (Buah)

  Spayer (Buah)

  Ember (Buah) 1.

  2

  3

  2

  1

  1

  3 2.

  3

  2

  2

  1

  1

  4 3.

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  3 13.

  2

  1

  1

  1

  2 14.

  4 12.

  2

  1

  1

  1

  1

  2 15.

  3

  2

  2

  1

  3

  1

  1

  1

  2 8.

  2

  1

  1

  1

  1

  2 9.

  2

  1

  1

  1

  1

  2 10.

  3

  2

  2

  1

  1

  3 11.

  4

  2

  3

  1. 25.000 10.000 10.000 50.000 17.500 7.500 120.000 2. 20.000 10.000 10.000 40.00 20.000 10.000 110.000 3. 30.000 10.000 10.000 45.000 15.000 10.000 120.000 4. 15.000 5.000 5.000 30.000 25.000 5.000 85.000 5. 15.000 5.000 5.000 40.000 25.000 5.000 95.000 6. 25.000 10.000 5.000 50.000 22.500 7.500 120.000 7. 10.000 5.000 5.000 55.000 30.000 5.000 110.000 8. 10.000 5.000 5.000 60.000 20.000 10.000 110.000 Vol. 7 No. 1 April 2017

  10. 25.000 10.000 10.000 75.000 25.000 15.000 160.000 11. 30.000 10.000 15.000 45.000 20.000 15.000 135.000 12. 20.000 5.000 5.000 40.000 30.000 10.000 110.000 13. 15.000 5.000 5.000 55.000 20.000 5.000 105.000 14. 15.000 5.000 5.000 50.000 20.000 5.000 100.000 15. 25.000 10.000 10.000 60.000 20.000 10.000 135.000 16. 25.000 10.000 10.000 50.000 22.500 7.500 125.000 17. 30.000 10.000 10.000 60.000 22.500 7.500 140.000 18. 20.000 10.000 15.000 60.000 20.000 20.000 145.000 19. 10.000 15.000 5.000 75.000 25.000 5.000 135.000 20. 15.000 5.000 5.000 75.000 25.000 5.000 130.000 21. 10.000 10.000 10.000 70.000 30.000 10.000 140.000 22. 15.000 10.000 5.000 60.000 20.000 5.000 115.000 23. 15.000 5.000 5.000 65.000 20.000 5.000 115.000 24. 10.000 5.000 5.000 60.000 22.500 7.500 110.000 25. 25.000 20.000 10.000 150.000 30.000 15.000 250.000 26. 25.000 10.000 15.000 75.000 25.000 15.000 165.000 27. 20.000 10.000 5.000 75.000 25.000 15.000 150.000 28. 10.000 5.000 10.000 70.000 30.000 10.000 135.000 29. 15.000 5.000 10.000 60.000 20.000 5.000 115.000 30. 25.000 10.000 10.000 60.000 25.000 10.000 140.000

  Σ 570.000 255.000 240.000 1.800.000 690.000 270.000 3.825

X 19.000 8.500 8.000 60.000 23.000 9.000 127.500

Ha 38.000

  17.00 16.000 120.000 46.000 18.000 255.000

  Lampiran 7.Biaya Lain-lain Pada Usahatani Padi Sawah Sistem PTT

  No Penyusutan Alat (Rp) Sewa Lahan (Rp) Pajak (Rp) Hand Traktor (Rp) Jumlah (Rp)

  1. 120.000 50.000 25.000 312.500 927.500 2. 110.000 750.000 37.500 468.750 1.366.000 3. 120.000 1.000.000 50.000 625.000 1.795.000 4. 85.000 250.000 12.500 156.250 503.750 5. 95.000 200.000 10.000 125.000 430.000 6. 120.000 400.000 20.000 250.000 790.000 7. 110.000 320.000 16.000 200.000 646.000 8. 110.000 300.000 15.000 187.500 612.500 9. 90.000 340.000 17.000 212.500 659.500

  10. 160.000 800.000 40.000 500.000 1.500.000 11. 135.000 1.250.000 62.500 781.250 2.228.750 12. 110.000 360.000 18.000 225.000 713.000 13. 105.000 230.000 11.500 143.750 490.250 14. 100.000 240.000 12.000 150.000 502.000 15. 135.000 560.000 28.000 350.000 1.073.000 16. 125.000 550.000 25.000 312.500 962.500 17. 140.000 750.000 37.500 468.750 1.336.000 18. 145.000 1.000.000 50.000 625.000 1.820.000 19. 135.000 250.000 12.500 156.250 553.750 20. 130.000 200.000 10.000 125.000 465.000 21. 140.000 400.000 20.000 250.000 810.000 Vol. 7 No. 1 April 2017

  23. 115.000 300.000 15.000 187.500 617.500 24. 110.000 340.000 17.000 212.500 679.500 25. 250.000 800.000 40.000 500.000 1.590.000 26. 165.000 1.250.000 62.500 781.250 2.258.000 27. 150.000 360.000 18.000 225.000 753.000 28. 135.000 230.000 11.500 143.750 520.250 29. 115.000 240.000 12.000 150.000 517.000 30. 140.000 560.000 28.000 350.000 1.078.000

  Σ 3.825.000 15.000.000 750.000 9.375.000 28.950.000 X 127.500 500.000 25.000 312.500 965.000 Ha 255.000 1.000.000 50.000 625.000 1.930.000

  Lampiran 8.Biaya Total Usahatani Padi Sawah Sitem PTT

  No Biaya Saprodi (Rp) Biaya T.Kerja (Rp) Biya Lain-Lain (Rp) Jumlah (Rp)

  1. 1.587.500 1.200.000 957.500 3.745.000 2. 2.418.000 1.860.000 1.366.000 5.345.000 3. 3.225.000 2.400.000 1.795.000 7.450.000 4. 818.000 600.000 503.750 1.922.000 5. 645.000 450.000 430.000 1.525.000 6. 1.340.000 1.020.000 790.000 3.150.000 7. 1.032.000 750.000 646.000 2.428.000 8. 992.500 720.000 612.500 2.325.000 9. 1.096.000 780.000 659.500 2.563.000

  10. 2.580.000 1.950.000 1.500.000 6.030.000 11. 4.018.000 3.150.000 2.228.750 9.397.000 12. 1.161.000 840.000 713.000 2.714.000 13. 741.750 540.000 490.2509 1.772.000 14. 724.000 570.000 502.000 1.796.000 15. 1.806.000 1.368.000 1.073.000 4.247.000 16. 1.587.500 1.200.000 962.500 3.750.000 17. 2.418.000 1.740.000 1.336.000 5.495.000 18. 3.225.000 2.400.000 1.820.000 7.445.000 19. 793.750 600.000 553.750 1.947.500 20. 645.000 510.000 465.000 1.620.000 21. 1.240.000 900.000 810.000 2.950.000 22. 1.032.000 786.000 651.000 2.469.000 23. 942.000 720.000 617.500 2.280.000 24. 1.096.000 852.000 679.500 2.628.000 25. 2.580.000 1.890.000 1.590.000 6.060.000 26. 3.993.750 2.850.000 2.258.750 9.102.500 27. 1.161.000 888.000 753.000 2.802.000 28. 741.750 564.000 520.250 1.826.000 29. 824.000 582.000 517.000 1.923.000 30. 1.806.000 1.320.000 1.078.000 4.204.000

  Σ 48.375.000 36.000.000 28.950.000 113.325.000

X 1.612.000 1.200.000 965.000 3.777.500 Vol. 7 No. 1 April 2017

Ha 3.225.000 2.400.000 1.930.000 7.555.000

  Lampiran 9 : Produksi,Penerimaan.Pendapatan Usahatani Padi Sawah Sistem PTT

  No Produksi (Rp) Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) Pendapatan (Rp)

  1. 3.200 6.720.000 3.745.000 2.975.000 2. 4.800 10.080.000 5.345.000 4.735.000 3. 6.500 13.650.000 7.450.000 6.200.000 4. 1.650 3.465.000 1.922.000 1.542.500 5. 1.300 2.730.000 1.525.000 1.205.000 6. 2.500 5.250.000 3.150.000 2.100.000 7. 2.000 4.200.000 2.428.000 1.772.000 8. 1.900 3.990.000 2.325.000 1.665.000 9. 2.200 4.620.000 2.536.000 2.084.000

  10. 5.200 10.920.00 6.030.000 4.890.000 11. 8.150 17.115.000 9.397.000 7.717.500 12. 2.340 4.914.000 2.714.000 2.200.000 13. 1.495. 3.139.000 1.772.000 1.367.500 14. 1.550 3.255.000 1.796.000 1.459.000 15. 3.640 7.644.000 4.247.000 3.397.500 16. 3.300 6.930.000 3.750.000 3.180.000 17. 4.950 10.395.000 5.495.000 4.900.000 18. 6.500 13.650.000 7.445.000 6.205.000 19. 1.600 3.360.000 1.947.500 1.412.500 20. 1.300 2.730.000 1.620.000 1.110.000 21. 2.700 5.670.000 2.950.000 2.720.000 22. 2.160 4.536.000 2.469.000 2.067.000 23. 2.000 4.200.000 2.280.000 1.920.000 24. 2.220 4.662.000 2.628.000 2.034.000 25. 5.200 10.920.000 6.060.000 4.860.000 26. 8.100 17.010.000 9.102.500 7.907.500 27. 2.340 4.914.000 2.802.000 2.112.000 28. 1.495 3.139.500 1.826.000 1.313.500 29. 1.570 3.297.000 1.923.000 1.374.000 30. 3.640 7.644.000 4.204.000 3.440.000

  Σ 97.500 204.750.000 113.325.000 91.425.000 X 3.250 6.825.000 3.777.500 3.047.500

Ha 6.500 13.650.000 7.555.000 6.095.000

  Lampiran 10:Hubungan Faktor Produksi Terhadap Produksi

  No Produksi (Kg) Luas Lahan (Rante) Tenaga Kerja (HOK) Biaya (Rp)

  1. 3.200 12,5 40 3.745.000 Vol. 7 No. 1 April 2017

  3. 6.500

  5 17 1.620.000 21. 2.700

  1. 3,505 1,096 1,602 6,573 2. 3,681 1,273 1,792 6,727 3. 3,812 1,387 1,903 6,872 4. 3,217 0,795 1,301 6,283 5. 3,113 0,698 1,176 6,183 6. 3,397 1 1,531 6,498 7. 3,301 0,903 1,397 6,385 8. 3,278 0,875 1,380 6,366 9. 3,342 0,929 1,414 6,404

  No Log Y Produksi Log Luas Lahan Log Tenaga Kerja Log Biaya

  Lampiran 11.Analisis Regresi Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produksi

  Σ 97.500 375 1.200 113.325.000 X 3.250 40 3.777.500 6.500 80 7.555.000

  14 44 4.204.000

  20 63 6.060.000 26. 8.100 31,25 95 9.102.500 27. 2.340 9 29,6 2.802.000 28. 1.495 5,75 18,8 1.826.000 29. 1.570 6 19,4 1,923.000 30. 3.640