DENGAN RETURN ON ASSET SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI KASUS PADA BANK UMUM SYARIAH) ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH NON PERFOMING FINANCING DAN FINANCING TO DEPOSIT

  RATIO TERHADAP TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH DENGAN RETURN ON ASSET SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI KASUS PADA BANK UMUM SYARIAH) ARTIKEL ILMIAH

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Progam Pendidikan Sarjana

  Jurusan Akuntansi

  Oleh : ADY DWI DHAMAYANTI NIM : 2011310523 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2016

  

PENGARUH NON PERFOMING FINANCING DAN FINANCING TO DEPOSIT

RATIO TERHADAP TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH

DENGAN RETURN ON ASSET SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(STUDI KASUS PADA BANK UMUM SYARIAH)

ADY DWI DHAMAYANTI

  STIE Perbanas Surabaya Email:

  JL. Ngagel Tirto III No 49 Surabaya

  

ABSTRACT

The purpose of this study was to examine the effect of non performing financing and

financing to deposit ratio on the level of profit sharing mudharabah deposit with return on

asset as the moderating variable (a case study in islamic commercial bank). The sample in

this study is 6 sharia banks in Indonesia. The analysis technique that used in this study is the

moderator regression analysis. The results of this study indicate that non-performing

financing and financing to deposit ratio does not effect the level of profit sharing

mudharabah deposit, while return on asset can be a free variable that can affect the level of

profit sharing mudharabah deposit and return on assets can strengthen or weaken the

relationship of non performing financing and financing to deposit ratio on the level of profit

sharing mudharabah deposit.

  

Keywords: non-performing financing, financing to deposit ratio, the level of profit sharing

mudharabah deposit, return on assets

  PENDAHULUAN

  Industri keuangan syariah Indone- kepuasaan nasabah akan menurun dan sia telah memasuki dekade ketiga sejak kemungkinan besar akan memindahkan diperkenalkan sistem perbanakan syariah dananya ke bank lain (Andryani dan Kunti, dengan metode pendekatan syariah Islam 2012). yang dapat menguntungkan masyarakat Sejak 2012 pemerintah telah khususnya bagi umat Muslim. Bank syari- memprediksi lambannya pertumbuhan ah pertama di Indonesia adalah Bank Mua- ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi malat yang merupakan hasil kerja tim per- saat ini disebabkan harga komoditas global bankan MUI yang ditanda tangani pada yang mengalami penurunan, ditambah tanggal 1 November 1991 (Abdul, 2011). dengan gelembung stimulasi moneter Bank syariah menganut sistem bagi hasil Negara maju. Mentri Keuangan (Menkeu) yang bebas dari riba (bunga) karena tujuan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, bank syariah adalah tidak mencari laba kelemahan ekonomi sudah terlihat sejak melainkan memperoleh keuntungan dalam akhir 2011. Selama beberapa tahun ter- menjaga kualitas tingkat bagi hasil yang akhir, rata-rata pertumbuhan total aset per- diberikan kepada nasabahnya, sehingga bankan syariah mencapai 33% per tahun. nasabah penyimpan dana akan selalu Sampai dengan akhir Oktober 2010, total mempertimbangkan tingkat imbalan uang aset perbankan syariah telah mencapai Rp. diperoleh dalam melakukan investasi pada 86 triliun. Secara kelembagaan, saat ini bank syariah terlalu rendah maka tingkat jumlah bank syariah telah mencapai 11 Bank Umum Syariah, 23 Unit Usaha Sya- riah, dan 146 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dengan jaringan kantor sebanyak 1.625 kantor pada akhir September 2010 (Nur, Akhmad dan Lailatul, 2013).

  Total laba perbankan syariah dipro- yeksi mencapai Rp 2,6 triliun pada akhir 2015. Kendati meningkat dibanding rea- lisasi tahun 2014, profitabilitas industri bank syariah Tanah Air masih di bawah realisasi tahun 2013. Faktor yang menye- babkan penurunan laba tersebut adalah biaya pencadangan yang naik dan penda- patan operasional yang tidak tumbuh sig- nifikan. Ketua Pengembangan Bisnis Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbi- sindo) Dinno Indiano mengatakan, partum- buhan bisnis mikro perbankan syariah stagnan dalam dua tahun terakhir. Sampai saat ini pertumbuhan penyaluran kredit industri bank syariah baru mencapai single

  asury and Internasional Banking Kusman

  mudharabah

  Penelitian mengenai return on asset terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah menunjukkan hasil yang ber- beda, menurut penelitian Andryani dan Kunti (2012) return on asset berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah sedangkan menurut penelitian Pramilu (2012) pada penelitian Andryani dan Kunti (2012) menunjukkan hasil bahwa rentun on asset berpengaruh negatif terhadap tingkat bagi hasil deposito

  Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terus tumbuh Agustus 2014).

  to deposit ratio dikarenakan ditopang oleh

  (BSM) per juni 2014 sebesar 89,91% atau membaik 2,29% dibandingkan posisi Juni 2013 sebesar 92,20%. Faktor utama penyebab membaiknya kondisi financing

  to deposit ratio Bank Syariah Mandiri

  Yandi menekankan bahwa posisi financing

  Juni 2014 yang rata-rata berada pada level 89,34%. Kondisi financing to deposit ratio rata-rata pada bank syariah tahun 2014 dari Januari sampai dengan April ber- dasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesr 99,96%, sedangkan posisi tersebut menunjukkan telah terjadi koreksi dibandingkan dengan posisi sebelumnya. Senior Executive Vice Presiden BSM yang membawahi Direktorat Wholesale, Tre-

  digit . Pada akhir 2015, Asbindo mempro-

  deposit ratio (FDR) selama Januari hingga

  Bank Syariah Mandiri (BSM) mampu menurunkan tingkat financing to

  Dari data statistik perbankan syariah OJK tercatat total laba tahun berjalan tahun 2014 dari BUS dan Unit Usaha Syariah (UUS) mencapai Rp 1,79 triliun, padahal laba bersih BUS dan UUS tahun 2013 me- nembus Rp 3,28 triliun mber 2015).

  asset Bank Umum Syariah (BUS) men- capai 0,46% pada akhir Agustus 2015. Return on asset pada industri bank umum konvensional tercatat menyentuh 2,30%.

  Kemudian non performing financing terse- but meningkat menjadi 2,62% pada 2013. Posisi non performing financing perban- kan syariah kemudian melesat menjadi 4,33% pada akhir desember 2014. Data SPI OJK menunjukkan posisi return on

  non perfoming financing perbankan sya- riah mencapai 2,552% akhir tahun 2012.

  Sebelum tutup tahun 2015, Asbi- sindo menyakini, tren laba industri bank syariah akan membaik yang disebabkan oleh hapus buku (write off) dan pertumbu- han beban pencadangan penurunan aset yang lebih wajar. Berdasarkan data Sta- tistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dipublikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK),

  yeksi total kredit perbankan syariah tum- buh 6,1%. Dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencapai rata-rata bank syariah me- nargetkan pembiayaan tumbuh 25,8%. Tetapi, pada pertengahan tahun RBB tersebut mengalami revisi sehingga menja- di di bawah 20%. Mengenai hal tersebut, Dinno mengakui, Asbisindo mengharap- kan pembiayaan dapat tumbuh double digit seperti yang terjadi beberapa waktu lalu ovember 2015).

  . Slamet (2014) menyatakan bahwa financing to deposito ratio ber-pe- ngaruh positif terdahap return on asset namun dalam penelitian Indah dan Tri

  (2014) menyatakan bahwa financing to

  profitabilitas yang digunakan untuk me- ngukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan me- manfaatkan total aset yang dimiliki. Se- makin besar nilai return on asset maka semakin besar kinerja perusahaan, karena return yang diperoleh perusahaan semakin besar (Andryani dan Kunti, 2012).

  Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

  semakin tinggi dana yang disalurkan ke Dana Pihak Ketiga (DPK) (Suryani, 2011).

  Financing to Deposito Ratio (FDR) maka

  merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas pada suatu bank dalam membayar kembalian penarikan dana yang telah dilakukan deposan dengan cara mengandalkan pembiayaan yang telah diberikan sebagai sumber likuiditasnya, dengan cara membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). Jadi semakin tinggi

  Financing To Deposit Ratio (FDR) Financing to Deposito Ratio (FDR)

  hilangnya kesempatan memperoleh pen- dapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba (Edhi dan Muhammad, 2013).

  performing financing akan mengakibatkan

  Apabila non performing financing mencerminkan risiko pembiayaan maka semakin tinggi rasio menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Pengelola pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah. Bertambahnya non

  sering terjadi dalam dunia perbankan sya- riah, karena salah satu kegiatan utama perbankan syariah berasal dari penyaluran pembiayaan. Jika pembiayaan bermasalah melampaui batas, maka akan menjadi ma- salah serius yang akan mengganggu pro-fi- tabilitas bank syariah berujung pada ber- hentinya operasional terutama pada bank syariah yang memiliki aset kecil. Apabila pembiayaan bermasalah meningkat maka resiko terjadinya penurunan profitabilitas semakin besar. Apabila profitabilitas me- nurun, maka kemampuan bank dalam me- lakukan ekspansi pembiayaan berkurang dan laju pembiayaan menjadi turu. Resiko pembiayaan yang diterima bank me- rupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali pinjaman yang diberikan atau investasi yang sedang dilakukan oleh pihak bank (Irman, 2014).

  financing merukapakan fenomena yang

  Pembiayaan bermasalah dalam dunia perbankan disebut non performing

  Non Performing Financing (NPF)

  return on asset merupakan salah satu rasio

  deposit ratio mempunyai pengaruh negatif

  antar laba sebelum adanya pajak pada rata- rata total asset bank. Return on asset me- rupakan salah satu rasio profitabilitas yang akan digunakan untuk mengukur efek- tifitas perusahan agar menghasilkan ke- untungan dengan cara memanfaatkan total asset yang dimiliki, sehingga semakin besar nilai return on asset maka akan se- makin besar kinerja perusahaan, oleh ka- rena itu return yang dihasil perusahaan semakin besar. Sebagai variabel moderasi,

  RERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Return Of Asset (ROA) Return on asset merupakan rasio

  ”

  bagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah)

  Mudharabah dengan Return On Asset se-

  terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito

  nancing dan Financing To Deposit Ratio

  hadap return on asset. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini ber- judul “Pengaruh Non Performing Fi-

  financing tidak berpengaruh positif ter-

  (2013) menyatakan bahwa non performing

  rabah . Penelitian Slamet (2014) dan Nur

  terhadap pertumbuhan deposito mudha-

  Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua me- tode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing). Bagi laba, dihitung dari pendapatan setelah di- kurangi beban yang berkaitan dengan pe- ngelolaan dana mudharabah. Sedangkan bagi pendapatan, dihitung dari total pe- ndapatan pengelolaan mudharabah.

  Dalam perolehan pendapatan, ter- dapat dua variasi sumber dana untuk memperoleh pendapatan yang diterima oleh bank syariah sebagai berikut : a.

  Pengaruh financing to deposit ratio (FDR) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Financing to deposit ratio (FDR)

  mudharabah yang diperoleh bank syariah.

  deposito mudharabah adalah positif, karena apabila bank mampu menyediakan dana dan menyalurkan dana kepada na- sabah maka akan meningkatkan return yang didapat dan berpengaruh kepada meningkatnya tingkat bagi hasil deposito

  to deposit ratio terhadap tingkat bagi hasil

  Dimana arah hubungan financing

  terlalu tinggi maupun terlalu rendah maka bank dinilai tidak efektif dalam me- nghimpun dan menyalurkan dana yang diperoleh dari nasabah, sehingga mem- pengaruhi laba yang didapat. (Slamet, 2014).

  deposit ratio menunjukkan prosentase

  efektif tidaknya bank dalam menyalurkan pembiayaan, apabila nilai fi-nancing to

  finacing to deposit ratio menunjukkan

  adalah rasio yang menunjukkan ke- mampuan suatu bank dalam me-nyediakan dana kepada debitur dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. Nilai

  Hipotesis 1 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh ter- hadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

  Seluruh pendapatan berasal dari pembiayaan yang sumbernya dari dana nasabah.

  tingkat bagi hasil deposito mudharabah, karena non performing financing akan me- ngakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pem-biayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba.

  performing financing akan menurunkan

  syariah (Slamet, 2014). Jadi tingginya non

  return on asset yang didapatkan oleh bank

  menurun sehingga laba yang didapatkan akan turun. Arah hubungan yang timbul antara non perfoming financing terhadap return on asset adalah negatif, karena apabila non performing financing tinggi maka akan berpengaruh pada menurunnya

  financing tinggi maka pendapatan akan

  adalah pembiayaan bermasalah yang di- alami oleh bank, pembiayaan bermasalah jelas akan mempengaruhi kinerja bank sebagai lembaga keuangan dan akan ber- dampak pada laba yang akan didapat oleh bank. Apabila not performing financing menunjukkan nilai yang rendah maka pen- dapatan akan meningkat sehingga laba yang dihasilkan akan meningkat, namaun sebaliknya apabila nilai not performing

  Pengaruh non performing financing (NPF) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Non performing financing (NPF)

  Sebagian pendapatan berasal dari pembiayaan yang sumbernya dari dana nasabah dan sebagian pendapatan dari modal bank. Karena dengan adanya variasi tersebut, maka perlu dipisahkan mana yang pendapatannya diterima dari sumber dana nasabah dan yang berasal dari dana bank. Hal ini sangat penting karena jika pendapatan diperoleh dari sumber sana yang dimiliki bank, maka tidak ada di- stribusi bagi hasil untuk nasabah. Artinya adalah semua pendapatan menjadi hak bank. Apabila pendapatan berasal dari pembiayaan yang sumbernya dari dana na- sabah, maka pendapatan tersebut harus didistribusikan (bagi hasil) untuk nasabah.

  b.

  Sehingga financing to deposit ratio dapat diartikan, rasio yang menyatakan seberapa jauh kemampuan sebuah bank dalam membayar kembali penarikan dana yang telah dilakukan dengan cara mengandalkan pembiayaan diberikan sebagai sumber likuiditas.

  Hipotesis 2 : Financing To Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito

  (NPF) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito

  Retun on asset dipilih sebagai indikator

  kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam presentase (Batista dan Sutono, 2014).

  Return on asset (ROA) adalah

  gative terhadap pertumbuhan deposito mudharabah perbankan syraiah.

  ratio (FDR) mempunyai pengaruh ne-

  dahnya kemampuan bank dalam me- ngembalikan dana yang telah di- depositokan. Sehingga kepercayaan na- sabah akan semakin rendah karena dana yang dimiliki lebih banyak digunakan untuk pembiayaan yang dilakukan oleh bank, dengan kata lain financing to deposit

  deposit ratio (FDR) menunjukkan ren-

  mengakibatkan rendahnya pertumbuhan deposito mudharabah pada perbankan syariah, karena tingginya financing to

  nancing to deposit ratio (FDR) akan

  Menurut Indah dan Tri (2014) menyatakan financing to deposit ratio (FDR) adalah rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang menunjukkan seberapa besar kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang telah diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dimana semakin tinggi fi-

  Mudharabah Return on asset (ROA) memoderasi pengaruh hubungan antara financing to deposit ratio (FDR) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah

  Performing Financing

  Mudharabah Retun on asset (ROA) memoderasi pengaruh hubungan antara non performing financing (NPF) terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah

  Hipotesis 3 : Return On Asset (ROA) memoderasi pengaruh hubungan antara Non

  hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang di- berikan sehingga mempengaruhi perolehan laba.

  performing financing akan mengakibatkan

  akan menurunkan tingkat bagi hasil deposito mudharabah, karena non

  financing

  Jadi tingginya non performing

  kemampuan suatu perusahaan untuk mem- peroleh laba yang dinyatakan dalam pre- sentase (Batista dan Sutono, 2014). Retun on asset dipilih sebagai indikator pe- ngukuran kinerja keuangan perbankan adalah karena return on asset digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki (Andryani dan Kunti, 2012). Pendapat Juwariyah (2008) dalam penelitian An- dryani dan Kunti (2012) menyatakan rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang me- ngahasilkan pendapatan adalah return on asset.

  Return on asset (ROA) adalah

  menurun sehingga laba yang didapatkan akan turun (Slamet, 2014).

  nancing tinggi maka pendapatan akan

  H. Husni (2012) menyatakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengelola pembiayaan ber- masalah yang memiliki kualitas yang diragukan, kurang lancer atau macet. Apabila non performing financing me- nunjukkan nilai yang rendah maka pen- dapatan akan meningkat sehingga laba yang dihasilkan akan meningkat, namaun sebaliknya apabila nilai non performing fi-

  Menurut

  pengukuran kinerja keuangan perbankan adalah karena return on asset digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki (Andryani dan Kunti, 2012). Pendapat Juwariyah (2008) dalam penelitian An- dryani dan Kunti (2012) menyatakan rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang di- investasikan dalam keseluruhan aktiva yang mengahasilkan pendapatan adalah

  return on asset .

  Populasi penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia dengan pe- riode pengamatan penelitian tahun 2010- 2014. Pengambilan sampel me-nggunakan metode purposive sampling, dengan me- nggunakan kriteria sebagai berikut: (1)

  4

  2

  3

  1

  TBHDM ROA

  Dimana bank umum syariah terdapat 11 bank dan sampel yang didapat ada 55 sampel dari 5 tahun penelitian. NPF FDR

  Bank Umum Syariah di Indonesia, (2) La- poran keuangan tahunan yang ada pada website masing-masing Bank Umum Sya- riah di Indonesia dari tahun 2010-2014.

  

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

  Menurut Taufik (2011) pada penelitian Indah dan Tri (2014) me- nyatakan bahwa nisbah bagi hasil adalah istilah yang digunakan dalam bank syariah yaitu proporsi bagi hasil antar bank dan nasabah, sehingga ketika nasabah me- nempatkan dananya di suatu bank maka nasabah akan melihat seberapa besar keuntungan yang akan diperolehnya. Na- sabah yang bertujuan menempatkan dananya tersebut adalah untuk tujuan in- vestasi maka besarnya bagi hasil yang telah ditawarkan akan mempengaruhi keputusan nasabah untuk mendapatkan da- nanya. Dimana semakin tinggi bagi hasil yang ditawarkan bank syariah kepada nasabahnya maka lebih tertarik untuk menempatkan dananya sehingga me- ngakibatkan kenaikan deposito mu-

  Kerangkara pemikiran yang mendasari penelitihan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

  hadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

  Deposit Ratio (FDR) ter-

  Hipotesis 4 : Return On Asset (ROA) me- moderasi pengaruh hu- bungan antara Financing To

  mudharabah juga akan me-ngalami penurunan.

  terjadi penurunan bagi hasil maka deposito

  dharabah bank syariah. Begitupun apabila

METODE PENELITIHAN

DATA PENELITIHAN

DEFINISI OPERASIONAL

  Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen yaitu tingkat bagi hasil deposito mu-

  posit ratio (FDR) dengan rumus:

  Tri, 2014). Nasbah yang menempatkan dananya di bank syariah akan dipengaruhi oleh motif yang mendapatkan keuntungan, sehingga apabila tingkat bagi hasil yang telah diberikan bank syariah semakin tinggi maka alokasi dana investasinya yang disimpan di bank syariah akan se- makin besar. Perhitungan financing to de-

  dharabah perbankan syariah (Indah dan

  terhadap pertumbuhan deposito mu-

  deposit ratio mempunyai pengaruh negatif

  hasil yang rendahnya kemampuan bank dalam menggembalikan dana yang telah disepositokan. Sehingga kepercayaan ma- syarakat akan semakin rendah karena dana yang dimiliki lebih banyak digunakan untuk pembiayaan yang telah dilakukan oleh bank. Dengan demikian financing to

  financing to deposit ratio menunjukkan

  dahnya pertumbuhan deposit mu-dharabah pada perbankan syariah, karena tingginya

  deposit ratio akan mengakibatkan ren-

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiono (2012:11) penelitian kuantitatif adalah se- buah penelitian dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti, lebih bersifat sebab dan akibat (hubungan kausal), sehingga dalam penelitiannya ter- dapat variabel independen dan dependen. Selain itu, penelitian ini juga di- klasifikasikan ke dalam penelitian arsip ka-rena penelitian ini menguji terhadap fakta tertulis berupa dokumen atau arsip. Penelitian ini memperoleh data berupa angka dari laporan keuangan tahunan pada masing-masing website Bank Umum Sya- riah di Indonesia periode 2010-2014.

  Financing To Deposito Ratio (FDR) Financing To Deposito Ratio

  kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang di-berikan sehingga mempengaruhi perolehan laba. Per- hitungan non per-forming financing (NPF) dengan rumus :

  mudharabah , karena non performing financing akan mengakibatkan hilangnya

  nurunkan tingkat bagi hasil deposito

  non performing financing akan me-

  menurun sehingga laba yang didapatkan akan turun (Slamet, 2014). Jadi tingginya

  financing tinggi maka pen-dapatan akan

  adalah pembiayaan bermasalah yang dialami oleh bank, pembiayaan bermasalah ini jelas akan mempengaruhi kinerja bank sebagai lembaga keuangan dan akan ber- dampak pada laba yang akan didapati oleh bank. Apabila not performing fi-nancing menunjukkan nilai yang rendah maka pendapatan akan meningkat se-hingga laba yang dihasilkan akan me-ningkat, namaun sebaliknya apabila nilai non performing

  Non Performing Financing (NPF)

  VARIABEL Non Performing Financing (NPF)

VARIABEL PENELITIHAN

  dharabah , variabel independen yaitu non performing financing ( ) dan fi-nacing to deposito ratio ( ) dan variabel moderasi yaitu return on asset.

  (FDR) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam me- nyediakan dana kepada debitur dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. Semakin tinggi financing to

  Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

  Perhitungan ROA dengan rumus:

  berdasarkan tabel

  mudharabah

  Sumber : data diolah Tingkat bagi hasil deposito

  Deviasi TBHDM 0,03000 0,08000 0,05166 0,012887 NPF 0.00100 0.04900 0.02063 0.012823 FDR 0.52000 1.08000 0.87100 0.106069 ROA -0,01000 0,03000 0,00966 0,080871

  Variabel Minimum Maksimum Mean Standard

  HASIL PENELITIHAN DAN PEMBAHASAN Uji Deskriptif

Tabel 1

Hasil Analisis Deskriptif

  rupakan rasio atau nisbah utama dalam mengukur kemampuan dan efisiensi aktiva dalam menghasilkan laba. Sebagai variabel moderasi, return on asset merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimiliki. Se- makin besar nilai return on asset maka semakin besar kinerja perusahaan, karena return yang diperoleh perusahaan semakin besar. Apabila tingkat bagi hasil bank syariah terlalu rendah maka tingkat ke- puasan nasabah akan menurun dan ke- mungkinan besar akan memindahkan dananya ke bank lain, sehingga return on asset akan meningkat jika pendapatan bank juga meningkat, dengan adanya pe- ningkatan pendapatan bank maka tingkat bagi hasil yamg diterima oleh nasabah juga meningkat. Demikian dapat di- simpulkan bahwa semakin tinggi retun on asset maka semakin tinggi bagi hasil yang diterima (Andryani dan Kunti, 2012).

  Tingkat Bagi Hasil Deposito

  Return on asset (ROA) Return On Asset (ROA) me-

  hasil deposito mudharabah dengan rumus :

  mudharabah . Perhitungan tingkat bagi

  volume deposito mudharabah. Peng- gunaan tingkat bagi hasil tersebut telah dimaksudkan untuk menghindari fluktuasi nominal bagi hasil yang telah dipengaruhi oleh perubahan saldo deposito

  dharabah yang diterima nasabah terhadap

  menggunakan istilah nisbah bagi hasil yang biasanya digunakan dalam bank syariah pada produk pendanaan/simpanan bank syariah. Tabungan iB dan Deposito iB yang hanya memproduksi simpanan iB dengan skema investasi (mudharabah) yang mendapatkan return bagi hasil. In- dikatot tingkat bagi hasil deposito mu-

  Mudharabah yaitu bagi hasil yang

  1 menunjukkan bahwa nilai minimum tingkat bagi hasil deposito mudharaah adalah 0,03 yang dimiliki oleh BNI Syariah pada tahun 2010. Nilai tersebut menunjukkan bahwa BNI Syariah mem- berikan bagi hasil deposito mu-dharabah ke nasabahnya lebih kecil, sehingga rata- rata tingkat bagi hasil yang diberikan kepada nasabah mengalami nilai terkecil dari total dana pihak ketiga yang berupa dana syirkah temporer di-ban-dingkan dengan Bank Umum Syariah di Indonesia lainnya. Nilai maksimum adalah 0,08 yang dimiliki oleh Bank MEGA Syariah pada tahun 2012, dimana nilai tersebut menunjukkan tingkat bagi hasil deposito

  mudharabah tahun 2012 pada Bank

  Return on assets (ROA) ber-

  kecil dibandingkan dengan mean. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data return

  strand deviasi adalah 0,08 yang bernilai

  peningkatan setiap tahunnya dengan nilai

  asset adalah 0,09 menunjukkan angka

  ngalami kerugian karena perusahaan kurang dapat mengelolah asetnya. Nilai maksimum adalah 0,03 yang dimiliki oleh Bank MEGA Syariah pada tahun 2012. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Bank MEGA Syariah pada tahun 2012 mampu menghasilkan laba sebesar 3% dari total aset yang dimiliki. Rata-rata return on

  asset tahun 2010 pada BNI Syariah me-

  dasarkan tabel 1 menunjukkan hasil nilai minimum adalah -0,01 yang dimiliki oleh BNI Syariah pada tahun 2010. Nilai tersebut menunjukkan bahwa return on

  dimiliki oleh BRI Syariah pada tahun 2010. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2010 BRI Syariah memiliki kemampuan dalam menyediakan dana untuk debitur sehingga kesempatan untuk menghasilkan laba lebih besar di- bandingkan dengan bank umum syariah lain. Rata-rata financing to deposit ratio bank umum syariah adalah 0,87 yang me- nunjukkan bahwa rata-rata bank umum syariah menyalurkan dana sebesar 87% dari dana yang telah dihimpunnya dari pi- hak ketiga dengan standard deviasi sebesar 0,11.

  MEGA Syariah dapat memberikan tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebesar 0,08 dari total dana pihak ketiga yang berupa dana syirkah temporer. Rata-rata tingkat bagi hasil deposito mu-dharabah adalah 0,05 yang menunjukkan angka peningkatan dengan nilai standart deviasi yaitu 0,01 bernilai kecil di-bandingkan dengan mean, artinya se-baran data tingkat bagi hasil deposito mu-dharabah baik dan tidak terlalu bervariasi.

  nancing to deposit ratio adalah 1,08 yang

  2014 memiliki kemampuan dibawah rata- rata bank umum syariah lainnya dalam meneyediakan dana kepada debiturnya, sehingga bank ini kurang efektif dalam menghimpun dan menyalurkan dana yang diperoleh. Sedangkan nilai maksimum fi-

  berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa nilai minimum financing to deposit ratio adalah 0,52 yang dimiliki oleh BCA Syariah pada tahun 2014. Nilai tersebut menunjukkan bahwa BCA Syariah tahun

  Financing to deposit ratio (FDR)

  rata-rata bank umum syariah di Indonesia memiliki pembiayaan bermasalah sebesar 0,02 dari total pembiayaan yang telah dilakukan dengan standar deviasi sebesar 0,01.

  nancing adalah 0,02 menunjukkan bahwa

  berdasarkan pada tabel 1 menunjukkan nilai minimum non performing financing adalah 0,001 yang dimiliki oleh BCA Syariah pada tahun 2012-2014.Hal tersebut menunjukkan bahwa BCA Sya- riah tahun 2012-2014 memiliki pem- biayaan bermasalah yang sangat rendah bahkan nilainya di bawah rata-rata bank syariah. Sedangkan nilai maksimum adalah 0,049 yang dimilikioleh Bank Mua- malat Syariah pada tahun 2014. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2014 pada Bank Muamalat Syariah memiliki pembiayaan bermasalah yang cukup tinggi melebihi bank-bank syariah lainnya. Rata-rata non performing fi-

  Non performing financing (NPF)

  on asset baik dan tidak terlalu bervariasi.

  Hasil Analisis dan Pembahasan

Tabel 2

Hasil Uji Hipotesis

  yaitu 2,065 dengan tingkat signifikan se- besar 0,146 dimana tingkat signifikan lebih besar dari 0,05, sehingga dapat diketahui bahwa H diterima. Hal ini me- nunjukkan bahwa variabel non performing

  Hasil Analisis Regresi Moderasi 1.

  dak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

  nancing to deposit ratio secara parsial ti-

  pengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, serta variabel fi-

  forming financing secara parsial tidak ber-

  signifikan sebesar 0,853 dimana tingkat signifikan lebih dari 0,05, sehingga dapat diketahui bahwa H diterima. Hal ini me- nunjukkan bahwa variabel non per-

  deposit ratio yaitu 0,187 dengan tingkat

  Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan sebarapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi va- riabel dependen (Imam, 2011:98). Berdasarkan hasil pengujian tabel 4.16 menunjukkan hasil pengujian untuk variabel non performing financing yaitu 1,899 dengan tingkat signifikan sebesar 0,068 dan untuk variabel financing to

  dharabah .

  secara silmutan tidak berpengaruh ter- hadap tingkat bagi hasil deposito mu-

  Variabel Dependen

  financing dan financing to deposit ratio

  ROA 3. TBHDM = 0,037 + 0,806 NPF + 0,827

  Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Imam, 2011:98). Berdasarkan hasil pengujian tabel 4.16 menunjukkan hasil untuk variabel non performing

  dan financing to deposit ratio se- cara silmutan dapat menjelaskan tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebesar 6,8% sedangkan sisanya 93,2% dijelaskan oleh variabel lain diluar dari penelitian ini.

  financing

  = 6,8% artinya non performing

  Sumber : data diolah Koefisien determinan ( ) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.Nilai koefisien determinan adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan varian variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-va- riabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Banyak peneliti menganjurkan untuk me- nggunakan nilai Adjusted pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik (Imam, 2011:97). Berdasarkan hasil pengujian tabel 4.16 menunjukkan nilai

  = 0,068 = 2,065 0,146 H Diterima

  H Diterima H Diterima

  0,068 0,853

  TBHDM NPF FDR 1,899 0,187

  Sig Keterangan

  Variabel Independen

  TBHDM = 0,041 + 0,355 NPF + 0,004 FDR 2. TBHDM = 0,049 + 0,311 NPF ─ 0,344

ROA ─ 51,614 NPF*ROA 4.

  TBHDM = 0,043 + 0,015 FDR ─ 0,460 ROA 5. TBHDM = -0,001 + 0,072 FDR +

  2,293 ROA ─ 3,585 FDR*ROA

  financing dan financing to deposit ratio

  Persamaan-persamaan tersebut me- nunjukkan bahwa = - 0,344 dan = - 51,614. Berdasarkan dengan hal tersebut dapat diketahui

  asset dapat sebagai moderator pada

  posit ratio turun tingkat bagi hasil

  tidak mengalami penurunan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini me- nunjukkan financing to deposit

  ratio tidak berpengaruh terhadap

  tingkat bagi hasil deposito mu- dharabah .

  3. Return on asset memoderasi pengaruh hubungan antara non perfoming financing terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah

  Hasil pengujian penelitian ini menunjukkan bahwa return on

  pengaruh non perfoming financing terhadap tingkat bagi hasil deposito

  deposit ratio cenderung mengalami

  mudharabah sekaligus return on asset dapat menjadi variabel bebas

  yang dapat mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Jadi return on asset dapat mem- perkuat atau memperlemah hu- bungan non performing fi-nancing terhadap tingkat bagi hasil deposito

  mudharabah serta return on asset

  dapat menjadi variabel bebas seperti non performing financing dan financing to deposit ratio.

  4. Retun on asset memoderasi pengaruh hubungan antara financing to deposit ratio terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah

  Hasil pengujian penelitian ini menunjukkan bahwa return on asset dapat sebagai moderator pada pengaruh financing to deposit ratio terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah sekaligus return on asset dapat menjadi variabel bebas yang dapat mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Jadi return on asset dapat mem- perkuat atau memperlemah hu- bungan financing to deposit ratio terhadap tingkat bagi hasil deposito

  mudharabah serta return on asset

  fluktuaktif sedangkan tingkat bagi hasil deposito mudharabah cen- derung mengalami kenaikan. Hal tersebut dikarenakan rata-rata Bank Umum Syariah di Indonesia dapat mengelola margin yang diterima dari pembiayaan dengan baik, sehingga apabila financing to de-

  Hasil pengujian penelitian ini menunjukkan bahwa financing to

  ≠ ≠ 0, maka return on

  moderasi untuk pengaruh financing to

  asset merupakan variabel quasi moderasi

  untuk mempengaruhi non performing

  financing terhadap tingkat bagi hasil

  deposito mudharabah. Selain itu pada per- samaan = - 0,460 dan = -3,585 dapat diketahui bahwa

  ≠ ≠ 0, maka return

  on asset merupakan variabel quasi

  deposit ratio terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

  2. Pengaruh financing to deposit ratio terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah

  PEMBAHASAN

  1. Pengaruh non performing financing terhadap tingakat bagi hasil deposito mudharabah

  Hasil pengujian penelitian ini me- nunjukkan bahwa non per-forming

  financing tidak ber-pengaruh

  terhadap tingkat bagi hasil, karena Bank Umum Syariah sudah selektif dalam menyalurkan dana pem- biayaannya. Selain itu pihak bank memiliki cadangan yang baik dan juga sudah me-lakukan analisis resiko yang nantinya permasalahan pada pe-nyaluran dana pembiayaan tidak akan mempengaruhi besaran ting-kat bagi hasil. Jadi tingginya

  non performing financing tidak

  akan menurunkan tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

  dapat menjadi variabel bebas se- perti non perfoming financing dan financing to deposit ratio .

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

  Liquidity , Volume 2, Nomer 2, Halaman 110-116.

  Mudharabah , Financing To Deposit Ratio , Tingkat Inflasi,

  Ukuran Perusahaan Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Deposito

  Mudharabah Pada Bank Syariah

  Indonesia Dan Malaysia. Jurnal

  Ekonomi Dan Bisnis Islam (Syirkah)

  , Volume 9, Nomer 1. Irman Firmansyah dan Aam S. Rusydiana.

  (2013). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengeluaran Zakat Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderasi. Jurnal

  Nur Adhini Mutiara dan Budi Kustandi Kartawinata. (n.d.). Pengaruh

  Deposito Mudharabah Pada Bank Syariah. 1-13. Indah Piliyanti Dan Tri Wahyuni. (2014).

  Capital Expenditure Terhadap

  Tingkat Laba dengan Kinerja Perusahaan sebagai Variabel Moderator. Jurnal Fakultas

  Komunikasi Dan Bisnis Universitas Telkom , Halaman 1-9.

  Nur Anisah, Akmad Riduwan dan Lailatul Amanah. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Deposito Mudharabah Bank Syariah. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi , Volume 1. Nomer 2.

  Prof. Dr. Drs. H. Adul Manan, S. S.

  (2011). Hukum Ekonomi Syariah

  Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama. Jakarta:

  Kencana Prenada Media Group.

  Tingkat Suku Bunga Deposito, Tingkat Bagi Hasil Deposito

  Berdasarkan hasil pengujian statistik dan pembahasan yang telah di- lakukan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa non perfoming financing tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil de-posito mudharabah , financing to

  deposit ratio tidak berpengaruh terhadap

  financing to deposit ratio yang me-

  tingkat bagi hasil deposito mudharabah,

  return on asset dapat berperan sebagai

  moderator pada pengaruh non perfoming

  financing dan financing to deposit ratio

  terhadap tingkat bagi hasil deposito

  mudharabah sekaligus menjadi variabel

  bebas yang dapat mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

  Terdapat beberapa keterbatasan di dalam penelitian ini, yaitu satu variabel yang mengalami heteroskedastisitas, yaitu

  nyebabkan model regresi kurang baik, ka- rena ketidaksamaan variance dari re-sidual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Beberapa saran yang dapat diberikan ke- pada beberapa pihak yang terkait dalam penelitian ini, yaitu bagi peneliti se- lanjutnya disarankan menambah variabel independen yaitu BOPO dan CAR.

  Dinamika Keuangan Dan Perbankan , Volume 2, Nomer 2, Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M. C. (2011).

  DAFTAR RUJUKAN Andry Isna K dan Kunti Sunaryo. (2012).

  Analisis Pengaruh Return On

  Asset , BOPO, Dan Suku Bunga

  Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah . Jurnal Ekonomi Dan Bisnis , Volume 11. Nomer 01.

  Bambang Sudiyatno dan Jati Suroso.

  (2010). Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan yang Go

  Public

  Di Bursa Efek Indonesia (Bei) (Periode 2005-2008).

  Halaman 125-137. Husni, H. (2012). Pengaruh ROE, BOPO dan NPL Terhadap Tingkat

  APLIKASI ANALISIS MULTIVARIATE DENGAN PROGRAM

  APLIKASI ANALISIS MULTIVARIATE DENGAN PROGRAM

  Komunikasi Dan Bisnis Universitas Telkom , Halaman 1-9.

  Nur Anisah, Akmad Riduwan dan Lailatul Amanah. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Deposito Mudharabah Bank Syariah. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi , Volume 1. Nomer 2.

  Prof. Dr. Drs. H. Adul Manan, S. S.

  (2011). Hukum Ekonomi Syariah

  Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama. Jakarta:

  Kencana Prenada Media Group. Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M. C. (2011).

  Tingkat Laba dengan Kinerja Perusahaan sebagai Variabel Moderator. Jurnal Fakultas

IBM SPSS 19.

  Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Andry Isna K dan Kunti Sunaryo. (2012).