Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea
PENGANTAR REDAKSI
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea (JPK Wallacea) adalah publikasi ilmiah hasil penelitian bidang kehutanan dengan No. ISSN 2302-299X (Print) dan No. eISSN 2407-7860 (Elektronik) dengan Digital Object Identifier (DOI) Prefix: 10.18330.
Syukur alhamdulillah Vol. 7 No. 2 JPK Wallacea ini telah terbit pada tanggal 31 Agustus 2018 secara online dan merupakan terbitan ke-enam melalui submission online. Pada terbitan ini terdapat 8 (delapan) naskah dengan penulis berasal dari berbagai institusi yaitu Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya - LIPI, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar, Pusat Litbang Hasil Hutan, Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS, Balai Perbenihan Tanaman Hutan, dan Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu.
Pada Vol.7 No. 2 ini terdapat empat naskah terkait bidang silvikultur: 1) Estimasi jumlah dan komposisi simpanan biji dalam tanah di savana bekol Taman Nasional Baluran Jawa Timur. Studi ini menunjukkan bahwa invasi A. nilotica berpengaruh nyata terhadap jumlah dan komposisi simpanan biji dalam tanah di berbagai kedalaman tanah di Savana Bekol; 2) Pertumbuhan bibit sengon merah pada media semai cetak dan perbandingannya dengan bibit polybag. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan mikoriza dan rhizobium terhadap pertumbuhan bibit sengon merah pada media semai cetak dan membandingkannya dengan pertumbuhan bibit pada polybag dengan penambahan berbagai dosis pupuk dasar; 3) Induksi pembentukan gaharu pada Aquilaria malaccensis menggunakan pupuk urea dan Fusarium solani. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan gaharu (warna dan aroma) A. malaccensis melalui induksi dengan F. solani dan pupuk urea serta menganalisis kandungan kimia gaharu yang terbentuk; 4) Injeksi molase untuk meningkatkan pertumbuhan dan vitalitas tanaman kesambi sebagai inang kutu lak. Tujuan utama penelitian adalah mengkaji efek penambahan molase terhadap pertumbuhan dan vitalitas pohon kesambi.
Ada tiga naskah terkait bidang konservasi sumberdaya hutan: 1) Penilaian variabel vegetasi pada lahan reklamasi bekas tambang emas. Penelitian ini bertujuan untuk menilai keberhasilan program reklamasi berdasarkan variabel vegetasi lahan bekas tambang emas sehingga menjadi dasar dalam pengelolaan kawasan selanjutnya; 2) Struktur lanskap mempengaruhi komunitas burung di kota Bogor Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komunitas burung pada tipe lanskap berbeda dan menganalisis struktur lanskap yang mempengaruhi komunitas burung; 3) Vegetasi riparian dalam hutan produksi di sungai Cemoro-Modang, Cepu, Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi vegetasi riparian meliputi komposisi spesies, keragaman spesies dan kesamaan komposisi spesies. Selanjutnya, ada satu naskah terkait bidang pengolahan hasil hutan. Naskah ini berjudul beberapa sifat fisik Eucalyptus pellita F. Muell dari provenan dan posisi pengambilan sampel pada pohon yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan 4 kelompok provenan dan posisi sampel pada batang pohon terhadap beberapa sifat fisik E. pellita.
Pada kesempatan ini, kami atas nama pengelola JPK Wallacea mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada mitra bestari (peer reviewers) yang telah menelaah naskah pada terbitan ini, sebagai berikut:
1. Dr. Ir. Irdika Mansur, M.For.Sc (Institut Pertanian Bogor, Bogor).
2. Prof Dr. Tukirin Partomihardjo (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor).
3. Prof. Dr.Ir. Amran Achmad, M.Sc (Universitas Hasanuddin, Makassar).
4. Dr. Ir. A. Ngaloken Gintings, M.S. (Masyarakat Konsevasi Tanah dan Air Indonesia, Bogor).
5. Prof. Dr. Ir. Daud Malamassam, M.Agr (Universitas Hasanuddin, Makassar).
6. Dr. Ir. Supriyanto DEA (Institut Pertanian Bogor, Bogor).
Foreword |
7. Dr. Ir. Cahyo Wibowo, M.Sc. (Institut Pertanian Bogor, Bogor).
8. Prof. Dr. Yusuf Hadi, M.Agr (Institut Pertanian Bogor, Bogor).
9. Naresworo Nugroho, Ph.D (Institut Pertanian Bogor, Bogor).
10. Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc (Universitas Hasanuddin, Makassar).
11. Prof. Dr. Ir. Y. Purwanto DEA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor).
12. Prof. Dr. Ir. Budi Leksono, M.P. (Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Yogyakarta)
13. Prof. Dr. Ir. Samuel Paembonan, M.Sc (Universitas Hasanuddin, Makassar).
Semoga publikasi ini dapat bermanfaat dan berkontribusi dalam peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Makassar, Agustus 2018
Ketua Dewan Redaksi
II | Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol. 7 No.2, Agustus 2018
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea p ISSN 2302-299X Vol. 7 No.2, Agustus 2018 eISSN 2407-7860
Akreditasi KEMENRISTEKDIKTI: Akreditasi LIPI: 36b/E/KPT/2016 764/AU1/P2MI-LIPI/10/2016
DAFTAR ISI (Table of Contents)
Danang Wahyu Purnomo, Izu Andry Fijridiyanto, dan Joko Ridho Witono .............. 93-108
PENILAIAN VARIABEL VEGETASI PADA LAHAN REKLAMASI BEKAS TAMBANG EMAS DI RATATOTOK, MINAHASA TENGGARA (An Assessment of Vegetation Variables in The Reclamation Area of The Ex-Gold Mining at Ratatotok, Southeast Minahasa)
Aronika Kaban, Ani Mardiastuti, dan Lilik Budi Prasetyo .................................................. 109-118
STRUKTUR LANSKAP MEMPENGARUHI KOMUNITAS BURUNG DI KOTA BOGOR JAWA BARAT (Landscape Structure Affects Bird Community in Bogor, West Java)
Agung Wahyu Nugroho dan Heru Dwi Riyanto ......................................................................... 119-129
RIPARIAN VEGETATION IN PRODUCTION FOREST AT CEMORO-MODANG RIVER, CEPU, CENTRAL JAVA (Vegetasi Riparian dalam Hutan Produksi di Sungai Cemoro-Modang, Cepu, Jawa Tengah)
Nurmuliayanti Muis, Titiek Setyawati, Sukisman Tjitrosoedirdjo, dan Y.M.D. Ratnadewi ..................................................................................................................................................... 131-140
ESTIMASI JUMLAH DAN KOMPOSISI SIMPANAN BIJI DALAM TANAH DI SAVANA BEKOL TAMAN NASIONAL BALURAN JAWA TIMUR (Estimating The Abundance and Composition of Soil Seed Bank at Bekol Savanna in Baluran National Park, West Java)
Eliya Suita, D. J. Sudrajat, dan Nurhasybi ...................................................................................... 141-149
PERTUMBUHAN BIBIT SENGON MERAH (Albizia chinensis (Osbeck) Merr.) PADA MEDIA SEMAI CETAK DAN PERBANDINGANNYA DENGAN BIBIT POLYBAG (Growth of Red Sengon (Albizia chinensis (Osbeck) Merr.) Seedlings on the Molded Seedling Media and Its Comparison with Polybag Seedling)
Karnita Yuniarti dan Arif Nirsatmanto .......................................................................................... 151-163
SEVERAL PHYSICAL PROPERTIES OF Eucalyptus pellita F. Muell FROM DIFFERENT PROVENANCES AND SAMPLING POSITION ON TREE (Beberapa Sifat Fisik Eucalyptus pellita F. Muell dari Provenan dan Posisi Pengambilan Sampel pada Pohon yang Berbeda)
Resti Wahyuni, Triadiati Triadiati, dan Syamsul Falah ........................................................ 165-171
INDUKSI PEMBENTUKAN GAHARU PADA Aquilaria malaccensis MENGGUNAKAN PUPUK UREA DAN Fusarium solani (Induction of Agarwood in Aquilaria malaccensis Using Nitrogen Fertilizer and Fusarium solani)
Heri Suryanto, Supriyanto, dan Noor Farikhah Haneda ...................................................... 173-181
INJEKSI MOLASE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN VITALITAS TANAMAN KESAMBI (Schleicera oleosa Merr) SEBAGAI INANG KUTU LAK (Molasses Injection to Improve Growth and Vitality of Kesambi (Schleicera olesosa Merr) as Lac Insect Host Plant)
Table of Contents |
III
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea p ISSN 2302-299X Vol. 7 No.2, Agustus 2018 eISSN 2407-7860
Akreditasi KEMENRISTEKDIKTI: Akreditasi LIPI: 36b/E/KPT/2016 764/AU1/P2MI-LIPI/10/2016
Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh difotokopi tanpa izin dan biaya
UDC (OSDCF) 630*234 Danang Wahyu Purnomo, Izu Andry Fijridiyanto, dan Joko Ridho Witono (Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya –LIPI) PENILAIAN VARIABEL VEGETASI PADA LAHAN REKLAMASI BEKAS TAMBANG EMAS DI RATATOTOK, MINAHASA TENGGARA
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 No.2, Agustus 2018, hlm: 93 - 108
Abstrak
Lahan reklamasi bekas tambang emas PT. Newmont Minahasa Raya (PT. NMR) akan dijadikan kawasan konservasi dalam bentuk kebun raya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai keberhasilan program reklamasi berdasarkan variabel vegetasi lahan bekas tambang emas PT. NMR sehingga menjadi dasar dalam pengelolaan kawasan selanjutnya. Pengamatan vegetasi pada tiap unit lahan dilakukan dengan sistem nested sampling, yaitu plot-plot ditempatkan pada tiap unit lahan di sepanjang jalur tegak lurus kontur. Variabel vegetasi yang dicatat antara lain nama jenis, jumlah individu, nomor plot, koordinat, suhu, kelembaban, tutupan tajuk, dan tutupan lantai hutan. Pengaruh variabel vegetasi pada kedua kawasan, areal revegetasi dan non revegetasi diuji dengan analisis deskriminan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa komposisi vegetasi lahan bekas tambang PT. NMR masih didominasi oleh jenis-jenis introduksi seperti gamal (Gliricidia sepium), mahoni (Swietenia macrophylla), dan lamtoro (Leucaena leucocephala). Keragaman jenis tumbuhan bawah pada area revegetasi tergolong sedang. Struktur vegetasi pada area revegetasi masih dalam proses pertumbuhan dan belum mencapai kondisi klimaks. Akan tetapi, upaya revegetasi PT. NMR telah menghasilkan komposisi dan struktur vegetasi yang menyamai kondisi vegetasi di hutan sekunder. Untuk menunjang kestabilan area dan mendukung program pembangunan kebun raya perlu dilakukan pengayaan jenis-jenis tumbuhan asli dan tumbuhan terancam kepunahan.
Kata Kunci: Analisis vegetasi, reklamasi, tambang emas
UDC (OSDCF) 630*234 Aronika Kaban (Program Pascasarjana Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor), Ani Mardiastuti, dan Lilik Budi Prasetyo (Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor)
STRUKTUR LANSKAP MEMPENGARUHI KOMUNITAS BURUNG DI KOTA BOGOR JAWA BARAT
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 No.2, Agustus 2018, hlm: 109 - 118
Abstrak
Burung memiliki tanggapan yang berbeda terhadap modifikasi lanskap bergantung pada adaptasi di lingkungan dengan sumber daya yang terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi komunitas burung pada tipe lanskap berbeda dan menganalisis struktur lanskap yang mempengaruhi komunitas burung. Penelitian dilakukan di Kota Bogor pada April - Agustus 2016 pada 29 lanskap yang dibagi menjadi empat tipe lanskap yaitu utuh, kombinasi, terfragmentasi, dan relik. Pengambilan data burung menggunakan metode point count. Analisis keanekaragaman burung menggunakan indeks Shanon-Wienner, uji statistik terhadap kelimpahan individu dan kekayaan spesies burung menggunakan Kruskal-Wallis, dan analisis kesamaan komunitas burung menggunakan indeks Bray- Curtis. Parameter struktur lanskap sebanyak 7 variabel dianalisis menggunakan patch analyst di ArcGis. Total burung yang terekam sebanyak 8.967 individu terdiri dari 75 spesies dan 36 suku.
Abstract Sheet |
Analisis kesamaan komunitas burung menunjukkan bahwa lanskap utuh dikelompokkan terpisah, sementara tiga tipe lainnya membentuk satu kelompok. Kelimpahan individu dan kekayaan spesies burung lebih tinggi di lanskap utuh. Keanekaragaman burung di Kota Bogor semakin tinggi jika nilai panjang tepi patch, kompleksitas bentuk patch dan kompleksitas lansekap semakin kecil.
Kata kunci: Burung perkotaan, patch analyst, struktur lanskap
UDC (OSDCF) 630*234 Agung Wahyu Nugroho dan Heru Dwi Riyanto (Watershed Management Technology Center) VEGETASI RIPARIAN DALAM HUTAN PRODUKSI DI SUNGAI CEMORO-MODANG, CEPU, JAWA TENGAH
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 No.2, Agustus 2018, hlm: 119 - 129
Abstrak
Pengelolaan hutan produksi bertujuan tidak hanya untuk memperoleh manfaat ekonomi, tetapi juga manfaat lingkungan, dan sosial. Vegetasi riparian berfungsi untuk mendukung peningkatan fungsi perlindungan lingkungan di hutan produksi. Vegetasi riparian menawarkan sejumlah manfaat lingkungan terkait dengan kualitas air, stabilisasi tebing sungai, dan habitat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi vegetasi riparian (yaitu komposisi spesies, keragaman spesies dan kesamaan komposisi spesies) di sungai Cemoro-Modang. Penelitian ini dilakukan di KHDTK Cemoro- Modang, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, yang terletak pada wilayah kerja BKPH Pasarsore dan BKPH Cabak, KPH Cepu, Perum Perhutani Unit I. Inventarisasi jenis dilakukan melalui survei dengan cara membuat transek menyusuri sungai Cemoro dan Modang dengan membuat plot-plot ukur berukuran 20 mx20 m untuk vegetasi tingkat pohon, 10 mx10 m untuk tingkat tiang, 5 mx5 m untuk tingkat pancang, 2 mx2 m untuk tingkat semai dan 1 mx1 m untuk tumbuhan bawah. Hasil survei dianalisis menggunakan metode analisis vegetasi, berupa: indeks nilai penting (INP), keanekaragaman jenis, indeks kesamaan komposisi jenis (indeks similaritas). Hasil studi menunjukkan 114 spesies yang menyusun vegetasi di sempadan sungai Cemoro dan Modang. Vegetasi tingkat pohon, tiang, pancang, semai, dan tumbuhan bawah berturut-turut disusun oleh 6 spesies, 2 spesies, 20 spesies, 16 spesies, dan 85 spesies. Vegetasi riparian didominasi oleh jenis jati (Tectona grandis). Keanekaragaman jenis untuk vegetasi tingkat pohon dan tiang termasuk rendah, tingkat pancang dan semai kategori sedang, dan tumbuhan bawah termasuk tinggi. Indeks kesamaan komposisi jenis antara sungai Cemoro dan sungai Modang tergolong rendah yaitu hanya sebesar 40,4%.
Kata kunci: Hutan produksi, sungai Cemoro dan Modang, vegetasi riparian
UDC (OSDCF) 581.526.42 Nurmuliayanti Muis (Program Pascasarjana, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB), Titiek Setyawati (Pusat Penelitian dan Pengembagan Hutan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Sukisman Tjitrosoedirdjo (SEAMEO BIOTROP), dan Y.M.D. Ratnadewi (Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor)
ESTIMASI JUMLAH DAN KOMPOSISI SIMPANAN BIJI DALAM TANAH DI SAVANA BEKOL TAMAN NASIONAL BALURAN JAWA TIMUR
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 No.2, Agustus 2018, hlm: 131 - 140
Abstrak
Komposisi simpanan biji dalam tanah dapat menggambarkan kondisi vegetasi tumbuhan di masa lalu serta dapat memprediksi komposisi tumbuhan yang tumbuh di masa yang datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan komposisi simpanan biji dalam tanah di Savana Bekol, Taman Nasional Baluran. Sampel tanah diambil dengan menggunakan metode kombinasi antara kuadrat- transek pada vegetasi yang terinvasi dan tidak terinvasi oleh Acacia nilotica. Sampel tanah diekstraksi dengan menggunakan metode Wet-sieving. Setelah proses ekstraksi, biji diidentifikasi dan dihitung menggunakan mikroskop stereo. Hasil estimasi menunjukkan bahwa kepadatan simpanan biji dalam
VI | Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 No.2, Agustus 2018 VI | Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 No.2, Agustus 2018
Kata kunci: Biji dalam tanah, gulma berdaun lebar, Acacia nilotica
UDC (OSDCF) 581.526.42 Eliya Suita, D. J. Sudrajat, dan Nurhasybi (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan) PERTUMBUHAN BIBIT SENGON MERAH (Albizia chinensis (Osbeck) Merr.) PADA MEDIA SEMAI CETAK DAN PERBANDINGANNYA DENGAN BIBIT POLYBAG
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 No.2, Agustus 2018, hlm: 141 - 149
Abstrak
Pengembangan metode alternatif penanaman dan rehabilitasi hutan sangat diperlukan untuk memulihkan kondisi lahan dan hutan yang mengalami degradasi dan peningkatan kekritisan yang sangat luas. Salah satu metode yang banyak diteliti adalah pembuatan bibit berkualitas yang mampu beradaptasi pada lahan penanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan mikoriza dan rhizobium terhadap pertumbuhan bibit sengon merah (Albizia chinensis (Osbeck) Merr.) pada media semai cetak dan membandingkannya dengan pertumbuhan bibit pada polybag dengan penambahan berbagai dosis pupuk dasar. Pengujian bibit pada media semai cetak dengan penambahan mikoriza dan rhizobium dilakukan di persemaian hingga umur bibit 3 bulan, sedangkan pengujian lapang dilakukan dengan membandingkan pertumbuhan awal sengon merah (umur 6 bulan setelah tanam) dari media semai cetak dan bibit pada polybag dengan berbagai dosis pupuk dasar. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak blok. Penggunaan media semai cetak berpengaruh nyata pada sebagian besar parameter pertumbuhan bibit. Media semai cetak yang diberi rhizobium dengan dosis 3 g per bibit pada saat penyapihan memberikan pertumbuhan bibit dan tanaman di lapangan terbaik. Peningkatan pertumbuhan juga dihasilkan dari bibit polybag yang diberi pupuk dasar 5 kg per lubang tanam. Tanaman sengon merah yang berasal dari bibit pada media semai cetak dengan penambahan rhizobium 3 g dan bibit polybag dengan dosis pupuk dasar 5 kg mempunyai pertumbuhan tertinggi dan tidak berbeda nyata untuk sebagian besar parameter pertumbuhan yang diuji. Dengan demikian, penggunaan media semai cetak untuk kegiatan penanaman dan rehabilitasi lahan dan hutan dapat dijadikan teknologi alternatif dalam pembuatan bibit tanaman hutan.
Kata kunci: Albizia chinensis, bibit, penanaman, rehabilitasi, rhizobium
UDC (OSDCF) 630*8 Karnita Yuniarti (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan) dan Arif Nirsatmanto (Balai Besar Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan)
BEBERAPA SIFAT FISIK Eucalyptus pellita F. Muell DARI PROVENAN DAN POSISI PENGAMBILAN SAMPEL PADA POHON YANG BERBEDA
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 No.2, Agustus 2018, hlm: 151 - 163
Abstrak
Eucalyptus pellita F. Muell merupakan salah satu jenis tanaman terpilih untuk program pembangunan hutan tanaman di Indonesia. Untuk memperoleh bibit tanaman unggul yang dapat mendukung kelangsungan program hutan tanaman, aneka teknik program pemuliaan tanaman dapat dilakukan, salah satunya melalui melalui seleksi provenan unggul. Pada umumnya, program pemuliaan tanaman yang dilakukan secara konvensional maupun modern bertujuan untuk memperoleh bibit tanaman yang cepat tumbuh dan memiliki penampilan fisik yang bagus. Sifat atau karakteristik kayu yang dihasilkan biasanya jarang diperhatikan sebagai tujuan program tersebut. Aspek tersebut yang melatar belakangi penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perbedaan 4
Abstract Sheet |
VII VII
Provenan Serisa Village PNG memiliki kerapatan tertinggi, 590 + 90 kg/m 3 untuk bagian pangkal dan 630 + 80 kg/m 3 untuk bagian ujung. Bagian pangkal pohon contoh asal Provenan Kiriwa Selatan PNG memiliki rasio T/R tertinggi yaitu 1,91 + 0,26. Nilai T/R yang kurang dari 2 untuk semua provenan mengindikasikan kayu akan stabil selama pemakaian atau pengolahan lanjutan. Hasil lebih lanjut menunjukkan provenan memiliki pengaruh nyata terhadap kadar air awal dan kerapatan kayu E. pellita. Faktor posisi sampel pada batang pohon hanya mempengaruhi nilai kadar air awal. Berdasarkan hasil penelitian ini, kayu E. pellita yang diperiksa dapat digunakan untuk keperluan konstruksi ringan hingga sedang.
Kata kunci: Kadar air, kerapatan, rasio T/R, Eucalyptus pellita, provenan
UDC (OSDCF) 630*8 Resti Wahyuni (Program Pascasarjana Program Studi Biologi Tumbuhan, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian Bogor), Triadiati Triadiati (Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor), dan Syamsul Falah (Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor)
INDUKSI PEMBENTUKAN GAHARU PADA Aquilaria malaccensis MENGGUNAKAN PUPUK UREA DAN Fusarium solani
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 No.2, Agustus 2018, hlm: 165 - 171
Abstrak
Aquilaria malaccensis merupakan salah satu spesies penghasil gaharu di Indonesia. Senyawa gaharu terbentuk sebagai respon pertahanan pohon gaharu terhadap berbagai gangguan seperti gangguan fisik, infeksi patogen, atau perlakuan kimiawi. Pembentukan gaharu dipengaruhi oleh waktu induksi, umur pohon, musim, keadaan geografis, lingkungan, dan spesies pohon. Induksi pembentukan gaharu dapat dilakukan pada pohon dewasa maupun anakan. Induksi gaharu pada anakan memerlukan usaha yang lebih keras dibandingkan pada pohon. Kombinasi perlakuan cendawan (Fusarium solani) dan pupuk nitrogen (pupuk urea) kemungkinan dapat menjadi salah satu cara untuk menginduksi terbentuknya gaharu pada anakan A. malaccensis. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan gaharu (warna dan aroma) A. malaccensis melalui induksi dengan F. solani dan pupuk urea serta menganalisis kandungan kimia gaharu yang terbentuk. Kandungan senyawa gaharu dianalisis menggunakan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna kayu gaharu berbeda tiap perlakuan. Warna paling cokelat dan aroma paling wangi pada gaharu dihasilkan oleh perlakuan A. malaccensis dipupuk urea 4 gr/bibit dan inokulasi F. solani. Terdapat tiga jenis senyawa kimia yang teridentifikasi yaitu dimetil silanediol, 4-etil asam benzoat, dan 1,4,7,10,13,16-heksaoksasiklooktadekan dengan persentase berturut-turut sebesar 25,7; 17,62, dan 3,56. A. Biosintesis dari aroma senyawa gaharu terjadi terlebih dahulu sebelum terjadinya perubahan warna kayu gaharu.
Kata kunci: Induksi gaharu, Aquilaria malaccensis, Fusarium solani, 4-etil asam benzoat
VIII | Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 No.2, Agustus 2018
UDC (OSDCF) 581.526.42 Heri Suryanto (Program Pascasarjana Program Studi Silvikultur Tropika, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor), Supriyanto, dan Noor Farikhah Haneda (Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor)
INJEKSI MOLASE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN VITALITAS TANAMAN KESAMBI (Schleicera oleosa Merr) SEBAGAI INANG KUTU LAK
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 No.2, Agustus 2018, hlm: 173 - 181
Abstrak
Lak merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang berasal dari sekresi kutu Laccifer lacca yang dibudidayakan pada tanaman kesambi (Schleicera oleosa Merr) sebagai tanaman inangnya. Salah satu penyebab rendahnya produksi lak di Indonesia disebabkan oleh kondisi tanaman inang yang kurang baik (pertumbuhan merana, daun menguning, dan rontok). Molase mengandung karbohidrat berupa sukrosa yang terdapat dalam cairan floem yang dimanfaatkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Tujuan utama penelitian adalah mengkaji efek penambahan molase terhadap pertumbuhan dan vitalitas pohon kesambi. Molase diinjeksikan pada tanaman menggunakan metode injeksi cairan secara pasif (passive liquid injection). Kegiatan pra penelitian dilakukan dengan injeksi cairan pewarna jaringan gentian violet pada ketinggian 0,5, 1,5, dan 2 meter di atas permukaan tanah untuk mengetahui letak ketinggian injeksi terbaik, sedangkan kegiatan penelitian utama dilakukan dengan injeksi molase konsentrasi 5, 10, 15%, dan air (tidak mengandung molase) sebagai kontrol. Parameter yang diukur pada pra penelitian adalah panjang translokasi gentian violet sedangkan pada penelitian utama adalah volume serapan, pertambahan diameter cabang, kadar gula total, dan kandungan klorofil. Hasil pra penelitian menunjukkan letak injeksi terbaik diperoleh pada ketinggian 1,5 meter di atas permukaan tanah. Hasil penelitian utama menunjukkan bahwa serapan cairan terbanyak diperoleh pada air diikuti cairan molase konsentrasi 5, 10, dan 15 %. Injeksi molase konsentrasi 10%memberikan pengaruh terbaik pada pertambahan diameter cabang (4,3 mm) dengan kandungan gula total padacabang sebesar 18,46%. Vitalitas kesambi juga meningkat pada injeksi molase konsentrasi 10% yang ditunjukkan oleh peningkatan kandungan pigmen yaitu klorofil a (1,117 mg/g), b (0,416 mg/g), karoten (0,365), dan antosianin (0,094 mg/100g).
Kata kunci: Injeksi batang, kesambi (Schleicera oleosa Merr), molase, vitalitas tanaman
IX
Abstract Sheet |
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea p ISSN 2302-299X Vol. 7, Issue 2, August 2018 eISSN 2407-7860
Accreditation Number (KEMENRISTEKDIKTI): Accreditation Number (LIPI): 36b/E/KPT/2016 764/AU1/P2MI-LIPI/10/2016
The keywords noted here are the words which represent the concept applied in a writing. These abstracts are allowed to copy without permission from the publisher and free of charge.
UDC (OSDCF) 630*234 Danang Wahyu Purnomo, Izu Andry Fijridiyanto, dan Joko Ridho Witono (Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya –LIPI) AN ASSESSMENT OF VEGETATION VARIABLES IN THE RECLAMATION AREA OF THE EX-GOLD MINING AT RATATOTOK, SOUTHEAST MINAHASA
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 Issue 2, August 2018, page: 93 - 108
Abstract
The reclamation area of the ex gold-mining PT. Newmont Minahasa Raya (PT. NMR) will be used as
a botanic gardens. This study aims to assess the reclamation program's success based on a variable vegetation of the ex gold-mining area of PT. NMR for the basis of the next management. Observations of vegetation on each unit of area was done by nested sampling system, where plots were placed along a perpendicular transect in a contour line. Vegetation variables were recorded among other: species name, individual number, plot numbers, coordinates, temperature, humidity, canopy cover, and land cover. The effect of vegetation on both of two variable regions, revegetation area and non-revegetation area, was tested using discriminant analysis. The results showed that the vegetation composition of the ex gold mining area of PT. NMR was still dominated by introduction species i.e. gamal (Gliricidia sepium), mahoni (Swietenia macrophylla), and lamtoro (Leucaena leucocephala). The diversity of understorey vegetation was middle category. The vegetation structure of the revegetation area was still in its infancy and has not yet reached climax conditions. However, revegetation efforts PT. NMR has succeeded in restoring the composition and structure of vegetation resembling to vegetation conditions in secondary forests. For supporting the ecosystem stability and promoting development programs of botanic gardens, were the enrichment of native vegetation and endangered species is needed.
Keywords : Vegetation analysis, reclamation, gold mining
UDC (OSDCF) 630*234 Aronika Kaban (Program Pascasarjana Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor), Ani Mardiastuti, dan Lilik Budi Prasetyo (Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor)
LANDSCAPE STRUCTURE AFFECTS BIRD COMMUNITY IN BOGOR, WEST JAVA
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 Issue 2, August 2018, page: 109 - 118
Abstract
Birds have different responses to landscape modification, depends on its adaptation to the environment. The purposes of this study were to identify bird communities in several landscape types and to analyze the landscape structures that affect bird communities. The study was conducted from April to August 2016 at 29 landscapes in the city of Bogor. The landscapes were categorized into four types based on their fragmentation stages: intact, variegated, fragmented, and relict. Birds were surveyed using point count. Bird diversity was calculated using Shanon-Wienner Index, followed by Kruskal-Wallis statistical analysis, the similarity of communities was tested using Bray-Curtis. The landscape structures were quantified using 7 variables and measured using ArcGis patch analyst. Total 8,967 individuals from 75 species and 36 families were recorded. Similarity analysis of the bird community suggested that intact landscapes were clustered separately, while other three types were clustered together. The results showed
XI
Abstract Sheet | Abstract Sheet |
Keywords : Urban bird, patch analyst, landscape structure
UDC (OSDCF) 630*234 Agung Wahyu Nugroho dan Heru Dwi Riyanto (Watershed Management Technology Center) RIPARIAN VEGETATION IN PRODUCTION FOREST AT CEMORO-MODANG RIVER, CEPU, CENTRAL
JAVA Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 Issue 2, August 2018, page: 119 - 129
Abstract
Production forest management is aimed at achieving not only economic benefit, but also environmental and social benefit. Riparian vegetation supports the improvement of environmental protection functions in the production forests. Riparian vegetation offers a number of environmental benefits related to water quality, streambank stabilization, and habitat. The study aims to study the potency of riparian vegetation (i.e. species composition, diversity, and similarity of species composition) in Cemoro and Modang river. This research was conducted in the forest for special purposes of Cemoro- Modang, Blora Regency, Central Java Province at BKPH Pasarsore and BKPH Cabak, KPH Cepu, Perum Perhutani Unit I. The inventory of riparian vegetation was conducted by making transects along the river sides combined with sample plots sized 20 mx20 m for trees, 10 mx10 m for poles, 5 mx5 m for saplings, 2 mx2 m for seedlings and 1 mx1 m for understory. The data collected were analyzed by vegetation analysis: Importance Value Index (IVI), species diversity, and similarity index. The result of the study showed that there are 114 species in the riparian zone of Cemoro-Modang river. There are 6, 2, 20, 16, and 85 species of vegetation for trees, poles, saplings, seedlings and understory vegetation, respectively. Riparian vegetation was dominated by Tectona grandis. Species diversity index for trees and poles were low, saplings and seedlings were moderate and understory was high. Similarity index between Cemoro and Modang river was low (i.e. 40.4%).
Keywords : Production forest, Cemoro and Modang river, riparian vegetation
UDC (OSDCF) 581.526.42 Nurmuliayanti Muis (Program Pascasarjana, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB), Titiek Setyawati (Pusat Penelitian dan Pengembagan Hutan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Sukisman Tjitrosoedirdjo (SEAMEO BIOTROP), dan Y.M.D. Ratnadewi (Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor)
ESTIMATING THE ABUNDANCE AND COMPOSITION OF SOIL SEED BANK AT BEKOL SAVANNA IN BALURAN NATIONAL PARK, WEST JAVA
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 Issue 2, August 2018, page: 131 - 140
Abstract
The composition of soil-seed bank reflects the condition of vegetation in the past and could be used for predicting the composition of plants that will grow in the future. This study aims to determine the amount and composition of soil-seed bank in Bekol savanna, Baluran National Park. Soil samples were taken using a combination method of quadrat-transect on the invaded and not invaded areas by Acacia nilotica. Soil samples were extracted using wet-sieving method. After the extraction process, the seeds were identified and calculated using a stereo microscope. The result showed that soil-seed bank density
was lower at the invaded location (7,566.88 seeds/m 3 ) as compared to the uninvaded location (16,798.3 seeds/m 3 ). The soil-seed bank was found in the invaded site comprising 12 species of broadleaved weeds and 5 species of grasses from 7 families, whereas those in the uninvaded area consisted of 10 species of broadleaved weeds and 7 species of grass from 8 families. This study showed that the invasion of A. nilotica significantly affected the amount and composition of soil-seed bank in various soil depths of Bekol savanna.
Keywords: Soil seed bank, broadleave, Acacia nilotica
XII | Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol. 7, Issue 2, August 2018
UDC (OSDCF) 581.526.42 Eliya Suita, D. J. Sudrajat, dan Nurhasybi (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan) GROWTH OF RED SENGON (Albizia chinensis (Osbeck) Merr.) SEEDLINGS ON THE MOLDED SEEDLING MEDIA AND ITS COMPARISON WITH POLYBAG SEEDLING
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 Issue 2, August 2018, page: 141 - 149
Abstract
The development of alternative methods for land and forest rehabilitation is necessary for producing good quality seedlings. This study aims to examine and compare the effect of addition of mycorrhiza and rhizobium on the growth of red sengon (Albizia chinensis (Osbeck) Merr.) seedlings in molded seedling media (BMSM) and the addition of various dosages of basic fertilizers to the seedlings on polybags. Seedlings in MSM were tested in the nursery until the age of 3 months. The field test was conducted by comparing the growth of red sengon (6 months after planting) seedlings from the BMSM and seedlings on polybags. The design used was a randomzed block design. BMSM that has been added with 3 g of rhizobium per seedling gave the best growth seedling and plant growth in the field. The growth of the seedling on polybags was increased by giving basic fertilizer of 5 kg per planting hole. Red sengon seedlings originated from seedling in BMSM with the addition of 3 g of rhizobium and seedlings on polybag with a dosage of 5 kg basic fertilizer had the highest growth. BMSM as an alternative technology for tree seedling production can be used for planting, and land or forest rehabilitation.
Keywords: Albizia chinensis, seedling, planting programme, rehabilitation, rhizobium
UDC (OSDCF) 630*8 Karnita Yuniarti (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan) dan Arif Nirsatmanto (Balai Besar Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan)
SEVERAL PHYSICAL PROPERTIES OF Eucalyptus pellita F. Muell FROM DIFFERENT PROVENANCES AND SAMPLING POSITION ON TREE
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 Issue 2, August 2018, page: 151 - 163
Abstract
Eucalyptus pellita F. Muell is one of the species selected for the development of the plantation forest in Indonesia. In order to obtain a superior plant for the continuity of the plantation forest program, various tree breeding techniques are often applied, one of which is through best provenance selection. Conventional or advanced tree breeding program generally aims to obtain a fast-growing plant with good physical appearance. The program rarely gives attention to the properties/characteristics of timber produced. This aspect becomes the main background of this particular study which aims to investigate the effect of four provenances and also to examine the effect of sampling position on the trees on several physical properties of E. pellita. The result showed that the highest moisture content (97.34 + 15.67%) was found in the bottom part of trees from Indonesia provenance. While, the highest air-dry moisture content (15.15 + 0.20%) was observed in the top-part samples from Provenance North Kiriwo PNG. Samples from Provenance Serisa Village PNG have the highest density ranges, approximately 590 + 90
kg/m 3 and 630 + 80 kg/m 3 in the bottom-part samples and in the top-part samples, respectively. The highest T/R ratio, approximately 1.91 + 0.26, was observed in the bottom-part samples from Provenance South Kiriwa, PNG. The T/R ratio values of all provenances were less than 2, indicating the lumber will be possibly stable during its uses or further processing. Further result showed provenance factor significantly affect initial moisture content and density. Sampling position on trees only affect affects the initial moisture content. Based on the results, the timber of E. pellita being examined can be further used for light-to-medium construction purpose.
Keywords: Moisture content, density, T/R ratio, Eucalyptus pellita, provenance
Abstract Sheet |
XIII
UDC (OSDCF) 630*8 Resti Wahyuni (Program Pascasarjana Program Studi Biologi Tumbuhan, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian Bogor), Triadiati Triadiati (Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor), dan Syamsul Falah (Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor)
INDUCTION OF AGARWOOD IN Aquilaria malaccensis USING NITROGEN FERTILIZER AND
Fusarium solani Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 Issue 2, August 2018, page: 165 - 171
Abstract
Aquilaria malaccensis is agarwood producing species in Indonesia. Agarwood compounds are formed as a chemical response of Aquliaria malaccensis tree to various physical damages, phatogen infection, or chemical treatment. Factors influencing agarwood formation are age of the tree, season, geographical location, environment, and treatment period. Agarwood induction may be done in tree or sapling. Agarwood induction in saplings need more effort than in trees. Combination of fungi (Fusarium solani) and nutrient (Nitrogen fertilizer) treatment may be one way to induce agarwood in A. malaccensis saplings. This study aims to produce A. malaccensis agarwood (aromatic compounds and colour) by induction of F. solani and nitrogen fertilizer, and analyse the agarwood chemical content. The agarwood chemical content was investigated by Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS) analysis. Results indicated that agarwood had a different colour for every treatment. The darkest brown and most fragrant agarwood were produced by A. malaccensis treated by a combination of nitrogen fertilizer (4 gr/sapling) and F. solani inoculation. Three chemical compounds were identified i.e. silanediol dimethyl, 4-ethyl benzoic acid and 1,4,7,10,13,16- hexaoxacyclooctadecane with percentages of
25.7, 17.62, and 3.56 respectively. A. malaccensis treated by nitrogen fertilizer and F. solani for 3 months is able to induce aromatic compounds formation, but the colour still dark brown. Biosynthesis of aromatic compounds in agarwood occurs first before changes in the colour of the wood.
Keywords: Agarwood induction, Aquilaria malaccensis, Fusarium solani, 4-ethyl benzoic acid
UDC (OSDCF) 581.526.42 Heri Suryanto (Program Pascasarjana Program Studi Silvikultur Tropika, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor), Supriyanto, dan Noor Farikhah Haneda (Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor)
MOLASSES INJECTION TO IMPROVE GROWTH AND VITALITY OF KESAMBI (Schleicera olesosa Merr) AS LAC INSECT HOST PLANT
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.7 Issue 2, August 2018, page: 173 - 181
Abstract
Lac is a non-timber forest product derived from the secretion of Laccifer lacca insects that are cultivated in kesambi tree (Schleicera oleosa Merr). Low lac production in Indonesia due to poor conditions of host plant indicated by poor growth symptoms, yellowing, and falling leaves. The aim of this research was to study the effect of molasses injection on the growth and vitality of kesambi tree. Molasses were injected into the plant using passive liquid injection methods. Pre-research activities were carried out by the tree trunk injection in 0.5, 1.5, and 2 meters above the ground using gentian violet to determine the best stem injection position, while the main research activity was performed by injection of the kesambi tree trunk using molasses in concentrations of 5, 10, 15% and water as control. The parameters measured at the pre-study was translocation length of gentian violet whereas at the main research were the volume uptake, the increase of branch diameter growth, total sugar content and chlorophyll content. Pre-research results showed that 1.5 meters above the ground is the best injection position. The main research results indicated that the highest volume uptake was water followed by others treatments. Molasses injection at concentration of 10% gives better effect on the increase of branch diameter growth (4.3 mm), obtained sugar content in 18.46%. The vitality of kesambi tree also increased by the molasses injection at concentration of 10%. It was shown by thein creased of chlorophyll
a (1.117 mg/g), b (0.416), carotene (0.365), and Anthocyanin (0.094 mg/100g). Keywords : Trunk injection, kesambi (Schleicera oleosa Merr), molasses, vitality
XIV | Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol. 7, Issue 2, August 2018