ILMU KEWARGANEGARAAN DOSEN: Purwani puji utami, m.pD PERTEMUAN 1

ILMU KEWARGANEGARAAN

  

DOSEN: PURWANI PUJI UTAMI, M.PD

PERTEMUAN 1

  I.     PENGERTIAN ILMU KEWARGANEGARAAN

  Ilmu Kewarganegaraan sebagai suatu istilah telah banyak mengalami perubahan. Paling tidak, sejak diperkenalkannya pendidikan dalam rangka nation and character building telah dikenal  istilah Burgerkunde, Ilmu Kewarganegaraan, Kewarganegaraan, Civics, Kewargaan Negara, Pendidikan Kewargaan Negara dan dalam Pasal 37 ayat 1 Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dikenal dengan istilah Pendidikan Kewarganegaraan.

   Kewargaan Negara sebagai suatu istilah dipakai secara resmi pada tahun 1967 dengan Instruksi Direkur Jendral Pendidikan Dasar Nomor 31 tahun 1967 tanggal 28 Juni 1967. Dari Seminar Nasional Pengaiaran dan Pendidikan Civics di Tawangmangu Surakarta 1972 ditegaskan bahwa Civics digan ti dengan Ilmu Kewargaan Negara. Ilmu Kewarganegaraan sebagai mata kuliah pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dibedakan dengan Pendidikan Kewargaan Negara yang merupakan terjemahan dari Civics Education.

  

Ilmu Kewarganegaraan adalah suatu disiplin ilmu yang objek

studinya mengenai peranan warga negara dalam bidang spiritu al,

sosial ekonomi, politis, yuridis, kultural dan hankam sesuai dan

sejauh yang diatur dalam Pembukaan dan UUD 1945. Pendidikan

Kewarganegaraan adalah suatu program pendidikan yang tujuan

utamanya membina warga Negara yang lebih baik menurut syarat-

syarat, criteria dan ukuran ketentuan Pembukaan Unang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang bahannya salah

satunya diambilkan dari Ilmu Kewarganegaraan. Dengan demikian,

apabila dicermati lebih jauh, Ilmu Kewarganegaraan dan Pendidikan

Kewarganegaraan memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan

antara Ilmu Kewarganegaraan dan Pendidikan Kewarganegaraan

terletak pada objek materianya, yakni warga negara, khususnya

demokrasi politik atau peranan warga Negara, hubungan warga

Negara dengan Negara. Perbedaan Ilmu Kewarganegaraan dan

Pendidikan Kewarganegaraan terletak pada objek formalnya atau

focus perhatiannya. Ilmu Kewarganegaraan sebagai ilmu yang

deskriptif, sehingga pusat perhatiannya pada deskripsi peranan

warga Negara dan hubungan warga negara dengan Negara.

  

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai ilmu yang bersifat

normative, sehingga pusat perhatiannya terletak pada pembinaan

peranan warga negara atau pendewasaan warga negara.

ILMU KEWARGANEGARAAN (CIVICS) DALAM.

  

PERKEMBANGANNYA SEBAGAI ILMU MEMILIKI BANYAK

DEFINISI ANTARA LAIN:

  Civics: the study of city government and the duties of citizens

(The Advanced Learner's Dictionary of Current English, 1954)

  Civics: the element of political science or that science dealing with right and duties of citizens (Dictionary of Education, 1956)

  Civics:  the departement of political science dealing with rights and duties of citizens (Webster's New Collegiate Dictionary, 1954)

   Civics :   the science right and duties of citizenship, esp, as the subjec of a school course ( A Dictionary of American,1956 )

   Civics :   Science of government (Webster's New Coneise Dic tionary)

   Civics :    the science of citizenship‑the relation of man to man in organized collection‑the individual to the State (Creshore.

  Education.VII, 1886 1887)

  Civics :   the study of government and citizenship that is, the duties right and priviledge of citizens (Edmonson, 1968)

DARI DEFINISI TERSEBUT KIRANYA DAPAT DISIMPULKAN

  

BAHWA CIVICS ATAU ILMU KEWARGANEGARAAN

MENYANGKUT HAL‑HAL SEBAGAI BERIKUT:

  1. Kedudukan dan peranan warga negara 

  2. Hak dan kewajiban warga negara 

  3. Pemerintahan 

  4. Negara 

  5. Sebagai bagian dari Ilmu Politik, mengambil bagian demokrasi politik (political democracy).

  

 II.    RUANG LINGKUP ILMU

KEWARGANEGARAAN

Berdasar pada pengertian Ilmu Kewarganegaraan sebagaimana telah diuraikan pada bagian terdahulu, tampak bahwa Ilmu Kewarganegaraan dapat dipandang sebagai ilmu yang berdiri sendiri dan sebagai bagian dari Ilmu Politik. Sebagai

bagian dari Ilmu Politik, yang menjadi ruang lingkup Civics adalah demokrasi politik. Isi atau materi demokrasi politik

1. (Marian D. Irish), adalah: Konteks ide demokrasi, yang mencakup: teori-teori tentang demokrasi politik, teori majority rule, minority rights, konsep- 2. konsep demokrasi dalam masyarakat, teori demokrasi dalam pemerintahan, pemerintahan yang demokratis.

  Konstitusi Negara, yang mencakup: sejarah legal status, nation building, identity, integration, penetration, participation, 3. and distribution. Input dari system politik, yang mencakup: arti pendapat umum terhadap kehidupan politik, studi tentang political 4. behavior. Partai Politik dan Pressure Group, yang mencakup: system kepartaian, fungsi partai politik, peranana pressure 5. Pemilihan Umum, yang mencakup: maksud pemilu dalam distribusi kekuasaan, system pemilu. 6. group, public relation.

  Lembaga-lembaga decision maker, yang mencakup: legislator dan kepentingan masyarakat, peranan policy 7. maker Presiden. Presiden sebagai Kepala Negara/Administrasi Negara, yang mencakup: kedudukan Presiden menurut konstitusi, control 8. Lembaga Yudikatif, yang mencakup: system peradilan dan administrasi peradilan, hakim dan kedudukan seseorang lembaga legislative terhadap Presiden dan birokrasi, pemerintahan di bawah konstitusi. 9. Output dari system politik, yang mencakup: hak individu dan kemerdekaan individu dalam konstitusi, kebebasan dalam pengadilan, hubungan badan legislative, eksekutif, dan yudikatif. berbicara, pers dan media massa, kebebasan akademik, perlindungan yang sama, cara penduduk Negara memperoleh 10. dan kehilangan kewarganegaraan.

Kemakmuran umum dan pertahanan Negara, yang m,encakup: tugas Negara dan warga Negara dalam mencapai

kemerdekaan umum, hak-hak memiliki harta kekayaan, politik pajak untuk kemakmuran umum, politik luiar negeri dan 11. Perubahan social dan demokrasi politik, yang mencakup: demokrasi politik dan pembangunan masa sekarang, keselamatan nasional, hubungan internasional. mengefektifkan dan mengisi demokrasi politik, tantangan perkembangan sains teknologi.

  

Sebagai ilmu yang berdiri sendiri, menurut Achmad

Sanusi, focus studi Ilmu Kewarganegaraan adalah

mengenai kedudukan dan peranan warga Negara dalam

menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dan sepanjang

batas-batas ketentuan konstitusi Negara yang

bersangkutan. Titik tolak Ilmu Kewarganegaraan ada pada

individu-individu sebaghai kesatuan mikro. Variable-

variabel yang relevan dengan individu sebagai kesatuan

mikro adalah kontinum tingkah laku, potensi, kesempatan,

hak dan kewajiban, cita-cita, aspirasi, kesadaran usaha

dan kegiatan, kemampuan, peranan hasil dan potensi

kehidupan bermasyarakat dan bernegara sepanjang

ketentuan Pembukaan UUD 1945. Menurut Numan

Somantri, objek studi Ilmu Kewarganegaraan adalah

warga Negara dalam hubungannya dengan organisasi

kemasyarakatan, social, ekonomi, agama, kebudayaan,

dan Negara, tingkah laku, tipe pertumbuhan berpikir,

potensi, hak dan kewajiban,k cita-cita, aspirasi,

kesadaran, p[artisipasi dan tanggung jawab.

DIKAITKAN DENGAN KEDUDUKANNYA SEBAGAI MATA KULIAH PADA PROGRAM

  

MENCAKUP SEGALA PENGETAHUAN TENTANG KEDUDUKAN, PERANAN, HAK DAN

KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA SESUAI DENGAN DASAR FILSAFAT

PANCASILA, PEMBUKAAN DAN BATANG TUBUH UUD 1945. MATERI-MATERI YANG

DIMAKSUD, ANTARA LAIN:

  1. Pengertian Ilmu Kewarganegaraan 2.

  Sejarah perkembangan Civics di Amerika Serikat 3. Sejarah perkembangan Civics di Indonesia 4. Objek studi, metode, sistematika dan tujuan Ilmu Kewarganegaraan 5. Ruang lingkup Ilmu Kewarganegaraan 6. Pengertian Negara, unsur-unsur Negara, cara timbul dan lenyapnya Negara.

  7. Pengertian warga Negara, orang asing, penduduk, rakyat dan bangsa.

  8. Azas-azas kewarganegaraan, bipatride-apatride, hak opsi, hak repudiasi.

  9. Kewarganegaraan Republik Indonesia 10.

  Hak-hak azasi dan hak-hak serta kewajiban warga Negara berdasar pancasila dan UUD 1945

  11. Peranan rakyat dalam pemerintahan dan pembangunan suatu bangsa 12.

  Kepentingan pribadi dan kepentingan umum 13. Wilayah Negara Indonesia dan Zona Ekonomi Eksklusif.

   III.  TUJUAN ILMU KEWARGANEGARAAN

  Secara substansial, tujuan Ilmu Kewarganegaraan sesungguhnya sangat berdekatan dengan tujuan untuk menjamin kelangsungan bangsa dan negara. Dalam usulan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) tanggal 29 Desember 1945 telah dikemukakan bahwa pendidikan dan pengajaran harus membimbing murid-murid menjadi warga negara yang mempunyai rasa tanggung jawab, yang kemudian oleh Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan dirumuskan dalam tujuan pendidikan:”…. untuk mendidik warga negara yang sejati yang bersedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk negara dan masyarakat” dengan cirri-ciri perasaan bakti kepada Tuhan yang Maha Esa; perasaan cinta kepada negara; perasaan cinta kepada bangsa dan kebudayaan; perasaan berhak dan wajib ikut memajukan negaranya menurut pembawaan dan kekuatannya; keyakinan bahwa orang menjadi bagian tak terpisahkan dari keluarga dan masyarakat; keyakinan bahwa orang yang hidup bermasyarakat harus tunduk pada tata tertib; keyakinan bahwa pada dasarnya manusia itu sama derajatnya sehingga sesama anggota masyarakat harus saling menghormati berdasarkan rasa keadailan dengan berpegang teguh pada harga diri; dan keyakinan bahwa negara memerlukan warganegara yang rajin bekerja, mengetahui kewajiban, dan jujur dalam pikiran dan tindakan (Djojonegoro, 1996).

  

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950,

menyatakan bahwa “membentuk manusia susila yang

cakap dan warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat

dan tanah air. Adanya rumusan membentuk warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab

tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air,

menunjukkan adanya kesadaran akan arti pentingnya

keberadaan warga negara yang baik (good

citiezenship) bagi negara Indonesia. Tak lama setelah

diundangkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950,

dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahaun 1954,

kesadaran akan arti pentingnya pendidikan

kewarganegaraan dapat dilihat dari rumusan “…

melahirkan warga negara sosialis, yang bertanggung

jawab atas terselenggarakannya masyarakat sosialis

Indonesia, adil dan makmur baik spiritual maupun

material dan yang berjiwa Pancasila.

  

Kesadaran akan arti penting pendidikan

kewarganegaraan dalam perkembangan

selanjutnya dapat dilihat dari tujuan pendidikan

nasional sebagaimana terumus dalam Pasal 4

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan

nasional adalah “ … mencerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia yang …. memiliki

kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

(Djojonegoro, 1996). Dalam Pasal 3 Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, antara lain dirumuskan bahwa tujuan

pendidikan nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar ….

menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab.

   Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan Ilmu Kewarganegaraan meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berperilaku sebagai warga negara. Secara terinci, tujuan Ilmu Kewarganegaraan adalah:

  1. Mengalihkan pengetahuan tentang hak dan kewajiban warga negara sesuai dengan kriteria, ukuran dan ketentuan konstitusi negara; 2.

  Menumbuhkan kesadaran dan sikap sebagai warga negara yang baik;

  3. Menumbuhkan perilaku warga negara yang baik dalam menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kriteria, ukuran ketentuan konstitusi negara.

1.Hubungan PKn dengan ilmu politik Pendidikan

  

kewarganegaraan merupakan praktik dari ilmu

kewarganegaraan, sedangkan ilmu kewarganegaraan

adalah bagian dari ilmu politik. Seperti yang

dikemukakan oleh checter van yakni bagian dari ilmu

poltik ang membahas tentang hak dan kewajiban

warga negara terdapat di civics/ilmu

kewarganegaraan. Jadi dapat disimpulkan bahwa

pendidikan kewarganegaraan mengandung praktik-

praktik yang diturunkan ilmu politik. Sesuai dengan

tujuan PKn yaitu menjadikan warganegara yang baik.

  

Maka kita harus memahami teori tentang demokrasi

politik yang meliputi konstitusi, parpol pemilu dan

semuan hal itu merupakan adopsi dari ilmu politik.

Dengan memahami teori ilmu politik maka warga

negara mempunyai pengetahuan tentang kenegaraan

melalui praktis dari pendidikan kewarganegaraan

maka warga negara dapat melaksanakan

kewajibannya dan mengetahui hak yang harus

diterimanya sebagai warga negaa yang baik.

  2. Pendidikan kewarganegaraan dengan sosiologi. Sosiologi

merupakan ilmu tentang masyarakat. Yang mana yang dibahas

tidak hanya keteraturan dalam msyarakat tetapi juga

penyimpangan sosial. Salah satu penyebab terjadi penyimpangan

sosial yaitu kekurangpahaman masyarakat terhadap hak dan

kewajibannya sebagai warga negara. Contoh kasus keterkaitan

sosiologi dengan pendidikan kewarganegaraan, dalam sebuah desa

mempunyai kendala dalam aksesbilitas. Seperti kurang

memadainya jalan raya untuk masyarakat desa untuk keluar dari

desa dalam rangka memenuhi kebutuhan, seperti berjualan,

melanjutkan pendidikan, dan membeli kebutuhan rumah tangga

yang tidak disediakan desa. Namun hal tersebut terkendala

sehingga menimbulkan ketergangguan pola kehidupan masyarakat,

terjadinya konflik antar masyarakat dan meresahkan kondisi desa.

Bagi masyarakat yang paham dengan haknya sebagai warganegara

maka mereka akan menuntutnya sesuai prosedur tanpa harus

meresahkan kampungnya sendiri. Kemudan jika mereka memahami

tentang kewajiban sebagai warga negara maka mereka akan

berusaha memenuhi kewajibannya seperti pajak supaya pemerintah

dapat membangun sarana umum seperti yang diinginkan dan

mengelola sumberdaya ala dengan baik. Jadi pendidikan

kewarganegaraan dapat menjad solusi permasalahan di

masyarakat. Sama-sama mengkaji masyarakat / warga negara.

3.Pendidikan kewarganegaraan dengan ilmu

  

sejarah Dalam mempelajari sejarah terdapat

latarbelakang mempelajari pendidikan

kewarganegaraan, proses dan alasannya

pendidikan kewarganegaraan dipelajari.

  

Kemudian dengan pada ilmu sejarah dapat

diketahui mengapa perlunya pendidikan yang

bertujuan menjadikan warga negara yang baik.

Semua itu didasari oleh sejarah/peristiwa yang

terjadi diwaktu yang lalu. Dengan mempelajari

sejarah kita dapat mengetahui kekurangan apa

yang akan terdapat pada era dulu dan

diperbaiki pada masa sekarang sehingga

terdapat perbaikan-perbaikan dari waktu ke

waktu.  Dengan mempelajari sejarah dapat

ditemukan hal positif yang dapat dipertahankan

untuk tercapanya tujuan PKn saat ini atau

kedepannya.

HUBUNGAN ILMU KEWARGANEGARAAN DENGAN

  PERTEMUAN 2 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) KUSUMANEGARA JAKARTA

  16

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan sebenarnya di lakukan dan

  • dikembangkan diseluruh dunia, meskipun dengan berbagai macam

    istilah atau nama. Mata kuliah tersebut sering disebut sebagai

    civics education, citizenzip education. Berdasarkan UUD RI No 20 Tahun 2003,
  • Ilmu Kewarganegaraan sebagai suatu istilah telah banyak

  • mengalami perubahan.

    Kewargaan Negara sebagai suatu istilah dipakai secara resmi

  • pada tahun 1967 dengan Instruksi Direkur Jendral Pendidikan

    Dasar Nomor 31 tahun 1967 tanggal 28 Juni 1967

  17

  

Ilmu Kewarganegaraan adalah suatu disiplin ilmu yang objek

  

studinya mengenai peranan warga negara dalam bidang

spiritual, sosial ekonomi, politis, yuridis, kultural dan hankam

sesuai dan sejauh yang diatur dalam Pembukaan dan UUD

1945.

  

Ilmu sosial adalah ilmu yang mencakup semua aspek didalam

  • kehidupan mulai dari sifat seseorang atau individu, interaksi

    antar individu, antara individu dan kelompok, dan interaksi

    antara kelompok dan kelompok.

  18

B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan- permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut :

  1. Apa hubungan Ilmu Kewarganegaraan dengan Ilmu-Ilmu Sosial lainnya.

  2. Apa yang dimaksud dengan Ilmu Kewarganegaran dan Ilmu Sosial.

  C. Batasan Masalah Agar permasalahan tidak meluas, serta tidak menyimpang

dari tujuan yang diharapkan, maka penelitian membatasi

masalah hanya pada Hubungan Ilmu Kewarganegaraan Dengan

Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya.

  D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan

batasan masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah

Maksud dari Hubungan Ilmu Kewarganegaraan Dengan Ilmu- Ilmu Sosial Lainnya.

  19 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk membantu para mahasiswa kedepan agar dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan masukkan tentang Hubungan Ilmu Kewarganegaraan Dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya.

  F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Hubungan Ilmu

  

Kewarganegaraan Dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Yang juga

sekaligus sebagai bahan diskusi bersama dalam proses pembelajaran.

  20

TINJAUAN PUSTAKA

BAB II   A. Deskripsi Teori Definisi Ilmu Kewarganegaraan

  • Ilmu Kewarganegaraan adalah suatu disiplin ilmu yang objek

    studinya mengenai peranan warga negara dalam bidang spiritu al,

    sosial ekonomi, politis, yuridis, kultural dan hankam sesuai dan

    sejauh yang diatur dalam Pembukaan dan UUD 1945

a. Ruang Lingkup Ilmu Kewarganegaraan

  • Berdasar pada pengertian Ilmu Kewarganegaraan

    sebagaimana telah diuraikan pada bagian terdahulu, tampak

    bahwa Ilmu Kewarganegaraan dapat dipandang sebagai ilmu

    yang berdiri sendiri dan sebagai bagian dari Ilmu Politik.

    Sebagai bagian dari Ilmu Politik, yang menjadi ruang lingkup

    Civics adalah demokrasi politik.

  21

b. Tujuan Ilmu Kewarganegaraan

  Secara substansial, tujuan Ilmu Kewarganegaraan sesungguhnya sangat berdekatan dengan tujuan untuk menjamin kelangsungan bangsa dan negara.

  2. Pengrtian Ilmu Sosial Ilmu sosial adalah ilmu yang mencakup semua aspek didalam kehidupan mulai dari sifat seseorang atau individu, interaksi antar individu, antara individu dan kelompok, dan interaksi antara kelompok dan kelompok.

  22

  

  

a. Pengertian dari ilmu sosial menurut

beberapa ahli Menurut, Achmad Sanusi ~ Ilmu Sosial terdiri disiplin-

  • disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis &

    biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin

    lanjut makin ilmiah.

    Lalu menurut, Peter Herman~Sosial adalah sesuatu yang

  • dipahami sebagai suatu perbedaan namuntetap merupakan

    sebagai satu kesatuan

    Dan menurut, Gross ~ Ilmu Sosial merupakan disiplin

  • intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial

    secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota

    masyarakat & pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.

  23 b. Sejarah Ilmu Sosial Ketika kita membicarakan ilmu sosial maka kita tidak bisa

lepas dari filsafat sosial. Filsafat sosial merupakan cabang

dari filsafat yang mempelajari persoalan sosial

kemasyarakatan secara kritis, radikal dan komprehensif .

  c. Tujuan Ilmu Sosial Tujuan Ilmu Sosial Dasar yaitu untuk membantu

perkembangan pengetahuan atau wawasan pemikiran dan juga

kepribadian supaya memperoleh wawasan pemikiran yang

lebih luas lagi tentang sosial.

  24

  3. Hubungan Ilmu Kewarganegaraan Dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya Hubungan PKn Dengan Ilmu Lainnya Dalam Pendidikan

  • Kewarganegaraan, terdapat beberapa ilmu yang

    hubungannya sangat dekat ataupun sangat jauh  yang

    mana sangat erat kaitannya dengan ilmu-ilmu lain,berikut beberapa ilmu yang sangat dekat dan jauh hubungannnya dengan ilmu pendidikan kewarganegaraaan.

  Hubungan yang paling dekat :  Pendidikan Agama

  •  Ilmu Sejarah
  • Ilmu Politik
  •  Ilmu Hukum
  •  Sosiologi
  • 25

  26 Kesimpulan Dari pembahasan tersebut dapat kita dapat

mengetahui latar belakang Ilmu Kewarganegaraan

dan ilmu ilmu sosial lainnya memiliki persamaan dan

perbedaan.

  Hubungan yang paling jauh Hubungan yang paling jauh bukan berrti tidak ada hubungan atau tidak ada kaitannya,melainkan ada hubungannya tetapi hubungan tersebut sangat jauh

  •  Ekonomi
  • Psikologi
  • Bahasa Indonesia

  Ilmu Kewarganegaraan sebagai ilmu yang

deskriptif, sehingga pusat perhatiannya pada

deskripsi peranan warga Negara dan hubungan

warga negara dengan Negara. Ilmu-ilmu sosial

adalah sekelompok disiplin keilmuan yang

mempelajari aspek-aspek yang berhubungan

  . dengan manusia dan lingkungan sosialnya

  27 PERTEMUAN 3

SEJARAH, PERKEMBANGAN, DAN PERBANDINGAN ILMU

KEWARGANGEGARAAN DI AS DAN DI INDONESIA

   CIVIC = Mengenai Warga Negara atau Kewarganegaraan

   CIVICS = Ilmu Kewarganegaraan, yang isinya mempelajari

hubungan antar individu, dan

antara individu dengan negara (Cresshore (1886)), .

   CIVIC EDUCATION = Pendidikan Kewarganegaraan MENGAPA HARUS AMERIKA ? Karena Amerika Serikat merupakan Pelopor dari Pengajaran Demokrasi di

  Sekolah

HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN CIVICS

   Warga Negara dengan Hak & Kewajibannya

   Pemerintah

   Negara

   Merupakan Cabang/Bagian dari Ilmu Politik

SEJARAH CIVICS DI AS

   Diperkenalkan Tahun 1790

   Latar Belakang : Adanya imigrasi bangsa-bangsa dari Benua Eropa ke Amerika

   Tujuan : ‘’Mengamerikakan

Bangsa Amerika’’ atau terkenal dg

‘’Theory of Americanization’’.

PERKEMBANGAN CIVICS DI AS

  Mengajarkan : 

  Konstitusi Amerika 

  Sejarah Amerika 

  Pemerintahan Amerika 

  Bendera Amerika 

  Wilayah Negara 

  Patriotisme SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA 

  Zaman Hindia Belanda dikenal dengan nama ‘’Burgerkunde’’ 

  Dua Buku Penting yang Digunakan : 1. Indische Burgerkunde 2. Recht en Plicht TAHUN 1950 

  CIVICS Diajarkan di Sekolah Menengah 

  Berisi tentang Tugas dan Kewajiban Negara Terhadap Pemerintah, Masyarakat, Keluarga, dan Diri Sendiri TAHUN 1955 

  Diterbitkan Buku ‘’Inti Pengetahuan Warga Negara’’ Karya J.C.T Simorangkir, Gusti Mayur, dan Sumintardjo

  

Bertujuan untuk Membangkitkan dan

Memelihara Keinsyafan dan Kesadaran

Bahwa WNI Memiliki Tanggung Jawab

terhadap Diri Sendiri, Masyarakat, dan Negara (Good Citizenship)

  TAHUN 1961

Adanya Buku Pegangan Resmi, yaitu

‘’Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia’’ Karya Supardo, dkk.

  TAHUN 1966 

  Pasca Peristiwa G-30-S/PKI, Buku Karangan Supardo, dkk Dilarang Dipakai.

   Depdikbud Mengeluarkan Intruksi

bahwa Materi Civics ialah : Pancasila,

UUD 1945, TAP MPRS, PBB, Orde Baru, Sejarah Indonesia, Ilmu Bumi Indonesia

  TAHUN 1968 

  Kurikulum SD dan SMP : Pendidikan Kewargaan Negara 

  Kurikulum SMA : Kewargaan Negara TAHUN 1972 

  Adanya Seminar Nasional Pelajaran dan Pendidikan Civics Memberi Ketegasan dan Batasan bahwa : 1. Civics Diganti dengan ‘’Ilmu Kewargaan Negara’’

2. Civic Education Diganti dengan

  

‘’Pendidikan Kewargaan Negara’’ TAHUN 1975 

  Pendidikan Kewargaan Negara Diubah Menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan Adanya Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) TAHUN 1989 

  UU No. 2 Tahun 1989 tentang SISDIKNAS Diperkenalkan Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) UU NO 2 TAHUN 2003 

  Diubah Menjadi Pendidikan Kewarganegaraan yang Lebih Memperjelas Akar Keilmuan yakni Politik, Hukum, dan Moral

  Rakyat Rakyat

  Penduduk Penduduk

  Warga Negara Warga Negara

  Dosen : Purwani P uji Utami, M.Pd.

  Dosen : Purwani P uji Utami, M.Pd.

  PERTEMUAN 4 PENGERTIANNYA : … RAKYAT RAKYAT

  Bagian dari suatu negara atau elemen penting dari suatu pemerintahan Bagian dari suatu negara atau elemen penting dari suatu pemerintahan RAKYAT MEMPUNYAI KEWAJIBAN DALAM POLITIK, EKONOMI & SOSIAL ● Ikut berpartisipasi dalam pemilihan Ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum umum

  Kewajiban rakyat dalam Berkewajiban mengikuti peraturan- Kewajiban rakyat dalam Berkewajiban mengikuti peraturan- politik  peraturan politik yang telah politik  peraturan politik yang telah ditetapkan negara dan siap ditetapkan negara dan siap menerima sanksi jika melanggar menerima sanksi jika melanggar Berkewajiban membayar pajak Berkewajiban membayar pajak

  Menjadi fundamental ekonomi pem Menjadi fundamental ekonomi pem

  Kewajiban rakyat dalam Kewajiban rakyat dalam erintahan erintahan ekonomi dan sosial ekonomi dan sosial

  Menjadi fundamental sosial kenega Menjadi fundamental sosial kenega

raan

raan

APA SAJA HAK HAK

  2. Rakyat berhak RAKYAT ??? meminta penghidupa n yang layak

  1. Rakyat berhak untuk membela dan menjaga stabilitas negara

  3. Rakyat berhak PENGERTIANNYA : … PENDUDUK

  Orang yang tinggal di suatu daerah

  JADI….

  Penduduk : adalah kumpulan manusia yang tinggal di suatu wilayah (Negara, kota dan daerah)

yaitu dengan memiliki surat

resmi untuk tinggal di wilayah tersebut..

WARGA NEGARA

  

adalah

keanggotaan

seseorang dalam

satuan politik

tertentu (dalam

negara) dan

mempunyai hak

untuk

berpartisipasi

dalam kegiatan

politik

adalah

keanggotaan

seseorang dalam

satuan politik

tertentu (dalam

negara) dan

mempunyai hak

untuk

berpartisipasi

dalam kegiatan

politik ADA 2 CARA SESEORANG UNTUK

MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN,

YAITU :

suatu Ius solis (menurut perbuatan PENJELASANNYA …. tempat hukum yang kelahiran) yaitu dapat

  penentuan status

  menyebabkan

  kewarganegaraan

  seseorang

  seseorang

  memperoleh

  berdasarkan

  status

  tempat dimana ia

  Ius sanguinis kewarganegara

  dilahirkan

  (menurut an keturunan) yaitu

  penentuan status

  Menur

  kewarganegaraa

  ut asal Naturali

  n seseorang

  sasi

  berdasarkan kelahir keturunan dari

  an

  negara mana ia berasal

  

KEDUDUKAN INDIVIDU SEBAGAI

WARGA NEGARA INDONESIA

(INSAN TUHAN YANG MAHA ESA,

  

INSAN SOSIAL, INSAN POLITIK,

DAN INSAN PSIKOLOGIS )

PERTEMUAN 5

A. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK

  DIVIDU

Individu berasal dari kata in-dividere artinya tidak dapat dibagi-

bagikan (Gerungan,1981). Namun individu yang dimaksud adalah

manusia. Aristoteles berpendapat bahwa manusia merupakan

penjumlahan dari beberapa kemampuan tertentu yang masing-masing

bekerja tersendiri. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur

jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa.

  

Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur

tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak

menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu.

  

Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan

kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang

dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip)

yang saling berinteraksi terus-menerus.

  

Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan

perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi

bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan

rangkaian situasi lingkungan yang terungkap pada tindakan dan perbuatan

serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari

lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut

berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.

  B.

INDIVIDU SEBAGAI WARGA NEGARA INDONESIA

  Individu sebagai warga negara akan sangat

berkaitan dengan hak dan kewajiban warga negara,

antar warga negara dan antar warga negara dengan

negaranya. UUD'45 yang berhubungan dengan

hak dan kewajiban warga negara adalah pasal 26,

27, 28, 29, 30, 31 dan 34.

  Individu sebagai warga negara, diharapkan dapat memiliki 5 atribut seperti dikatakan oleh Cogan (1998) yaitu:

  1. A sense of identiti, warga negara harus memiliki identitas atau jati diri sesuai dengan ideologi negaranya, seperti warga negara Indonesia memiliki identitas sebagai insan Tuhan, insan yang peduli terhadap orang lain, dan lingkungannya dan loyal terhadap bangsa dan negaranya.

  2. The enjoyment of certain rihgts, warga negara yang memiliki hak-hak tertentu artinya warga negara mengatahui haknya dan pemerintah menjamin hak-hak warga negaranya.

  3. The fulfillment of cerresponding obligations, warga negara yang memiliki kewajiban- kewajiban yang menjadi keharusan sehingga selalu menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan publik serta memiliki sikap tanggung jawab.

  4. A degree of interest and involement in public affairs, yaitu warga negara yang memiliki sikap tanggung jawab untuk berpartisipasi demi kepentingan umum sehingga merasa terpanggil untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat umum.

  5. An acceptance of basic sicietal values, warga negara yang memiliki sikap menerima nilai- nilai dasar kemasyarakatan sehingga mampu menjalin dan membina kerja sama, kejujuran, dan kedamaian serta rasa cinta dan kebersamaan.

  Dalam menghadapi kehidupan abad 21, warga

negara perlu memiliki karakteristik, keterampilan, dan kompetensi tertentu agar dapat menghadapi dan mengatasi kecenderungan yang tidak diinginkan serta dapat menumbuhkembangkan kecenderungan-kecenderungan yang diinginkan. COGAN (1998) MENGIDENTIFIKASI 8 KARAKTERISTIK YANG PERLU DIMILIKI WARGA NEGARA, YAITU :

  1. Mendekati masalah atau tantangan sebagai anggota masyarakat global.

  2. Memiliki kehendak dan kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain dan memikul tanggung jawab atas peran dan kewajibannya dalam masyarakat.

  3. Mampu memahami, menerima dan toleran terhadap perbedaan budaya.

  4. Mampu berpikir kritis dan sistimatis.

  5. Mampu untuk menyelesaikan konflik tanpa kekerasan.

  6. Peka terhadap hak azasi manusia.

  7. Mampu untuk merubah gaya hidup dan kebiasaan konsumtif guna melindungi lingkungan.

  8. Berpatisipasi dalam politik pada tingkat lokal, nasional dan internasional. C.

INDIVIDU SEBAGAI INSAN TUHAN YANG MAHA ESA

  

Komitmen bersama menunjukkan bahwa bangsa

kita merupakan masyarakat yang religius, hal ini

terdapat pada UUD 1945 alinea kedua “…atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.

  

Selain itu sila pertama pancasila yang tercantum pada

alinea keempat pembukaan UUD 1945 adalah

Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini menunjukkan

bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang

mengakui sebagai insan Tuhan yang menjamin

kebebasan warga negara untuk melaksanakan

kewajiban sesuai kewajiban dan kepercayaan karena

masyarakat bangsa kita terdiri dari unsur-unsur

masyarakat yang memeluk agama. Pengakuan ini dijelaskan pada UUD 1945 pasal 29 : Lanjutan

1. Negara berdasarkan atas keTuhanan yang Maha Esa.

  

2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

penduduk untuk memeluk agamanya

masing-masing dan untuk beribadat

menurut agamanya dan kepercayaannya

itu.

  

Individu sebagai insan Tuhan yang Maha Esa,

implikasinya adalah menganut agama sesuai dengan

keyakinannya. Setiap agama menuntut umatnya untuk

melakukan ibadat ritual dan berbuat kebajikan antar

manusia dengan melaksanakan perintah dan menghindari

larangan agamanya dalam kehidupan di dunia ini.

  

Dalam konteks Indonesia sebagai bangsa yang terdiri dan

penganut agama yang beragam maka individu yang

mengakui sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa, sebagai

umat yang beragama dan warga negara perlu memiliki

esensi nilai dan moral dan terkandung dalam kehidupan

antar umat beragama yaitu takwa, toleran, rukun, kerjasama, dan saling menghormati. D.

INDIVIDU SEBAGAI INSAN SOSIAL

  Manusia dengan ketidakberdayaan ketika lahir, hingga sekarang menjadi dewasa secara naluriah manusia tidak dapat hidup menyendiri, sehingga memerlukan bantuan orang lain.

  

Kecenderungan manusia berkeinginan untuk hidup serasi

sebagai timbal balik satu sama lain karena manusia

mempunyai dua hasrat yaitu berkeinginan untuk menjadi

satu dengan manusia lain di sekelilingnya, dan berkeinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya, (Soerjono Soekanto, 1990).

  

Menurut Soerjono Soekanto untuk dapat

menghadapi dan menyesuaikan diri dengan

kedua lingkungan tersebut di atas, manusia

mempergunakan pikiran, perasaan dan

kehendaknya.

Dalam kehidupan berkelompok dan dalam

hubungannya dengan manusia yang lain, pada

dasarnya setiap manusia menginginkan

beberapa nilai. Harold Lasswell merinci ada

delapan nilai yang terdapat dalam masyarakat

yaitu:

  Lanjutan

  1. Kekuasaan

  

2. Pendidikan/penerangan (enlightenment)

  3. Kekayaan (wealth)

  4. Kesehatan (well-being)

  5. Keterampilan (skill)

  6. Kasih sayang (affection)

  7. Kejujuran (rectitude) dan keadilan (rechtschapenheid)

  8. Keseganan, respek (respect).

  

Dalam hidup kerjasama terdapat nilai atau norma

yang perlu disepakati secara kolektif, yang

berfungsi untuk menghindarkan terjadinya

pertentangan yang tidak saling menguntungkan.

  

Beberapa norma yang perlu di taati yaitu norma

agama, kesusilaan, kesopanan, dan hukum. Bangsa

Indonesia yang terkenal dengan kemajemukannya

baik suku bangsa, bahasa, budaya dan agama.