HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN STRATEGI KOPING PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN RIWAYAT PERILAKU KEKERASAN DI WILAYAH SURAKARTA

  Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN STRATEGI

KOPING PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN

RIWAYAT PERILAKU KEKERASAN DI WILAYAH

SURAKARTA

  1)

Dwi Ariani Sulistyowati

  1,

  • -XUXVDQ .HSHUDZDWDQ 3ROLWHNQLN .HVHKDWDQ 6XUDNDUWD

  

ABSTRAK

  

5XPDK VDNLW PHUXSDNDQ RUJDQLVDVL \DQJ PHPEHULNDQ SHOD\DQDQ MDVD NHSDGD RUDQJ GHQJDQ NRQGLVL

  

VDNLW .RPXQLNDVL SHUDZDW \DQJ NXUDQJ EDLN PHQMDGLNDQ SDVLHQ NHFHZD GDQ PXGDK PHQFHULWDNDQ

SHQJDODPDQQ\D NHSDGD RUDQJ ODLQ 3HOD\DQDQ NHSHUDZDWDQ \DQJ EHUNXDOLWDV GLGXNXQJ ROHK

NRPXQLNDVL SHUDZDW VHEDJDL VDUDQD SHPDVDUDQ LQWHUDNWLI \DQJ WHUGLUL LQGLNDWRU DWWHQGLQJ VNLOO

UHVSHFW UHVSRQVLYHQHVV HPSDWK\ 3HQHOLWLDQ LQL EHUWXMXDQ PHQJLGHQWL¿NDVL UHVSRQVLYHQHVV SHUDZDW

  

VHUWD OR\DOLWDV SDVLHQ 0HQJDQDOLVLV KXEXQJDQ YDULDEHO LQGHSHQGHQW UHVSRQVLYHQHVV GHQJDQ OR\DOLWDV

SDVLHQ 3HQHOLWLDQ NXDQWLWDWLI PHQJJXQDNDQ VDPSHO VHMXPODK UHVSRQGHQ GHQJDQ WHNQLN SXUSRVLYH

  

VDPSOLQJ GL 568' .DEXSDWHQ 6XNRKDUMR 'DWD GLNXPSXONDQ GHQJDQ FDUD PHQ\HEDUNDQ NXHVLRQHU

$QDOLVD GDWD PHQJJXQDNDQ SURGXFW PRPHQW $QDOLVD XQLYDULDW GLSHUROHK KDVLO UHVSRQVLYHQHVV WHUJRORQJ

EDLN GDQ SDVLHQ PHQXQMXNNDQ OR\DO $QDOLVD ELYDULDW GHQJDQ VWXGL NRUHODVL SURGXFW PRPHQW +DVLO

DQDOLVLV ELYDULDW PHQXQMXNNDQ DGD KXEXQJDQ DQWDUD YDULDEHO UHVSRQVLYHQHVV WHUKDGDS OR\DOLWDV SDVLHQ

S YDOXH 5HVSRQVLYHQHVV PHUXSDNDQ VDODK VDWX LQGLFDWRU NRPXQLNDVL SHUDZDW VHEDJDL VDUDQD

SHPDVDUDQ LQWHUDNWLI EHUKXEXQJDQ GHQJDQ OR\DOLWDV SDVLHQ NDUHQD SHPDVDUDQ LQWHUDNWLI PHQMDGL VDODK

  

VDWX SLODU PDQDMHPHQ SHPDVDUDQ MDVD GL UXPDK VDNLW 0DQDMHPHQ UXPDK VDNLW VHEDLNQ\D PHODNXNDQ

HYDOXDVL NHSXDVDQ SDVLHQ SHPLOLKDQ SHUDZDW WHODGDQ SHODNVDQDDQ VWDQGDU RSHUDVLRQDO SURVHGXU

SHQDQJDQDQ SDVLHQ VHFDUD FHSDW GDQ WHSDW DJDU NHOXKDQ SDVLHQ GDSDW GLNXUDQJL

  Kata kunci:

OR\DOLWDV UHVSRQVLYHQHVV SDVLHQ SHUDZDW

  

ABSTRACT

  

7KH KRVSLWDO LV DQ RUJDQL]DWLRQ WKDW SURYLGHV VHUYLFHV WR SHRSOH ZLWK SDLQ FRQGLWLRQV &RPPXQLFDWLRQ

SRRU QXUVH PDNHV WKH SDWLHQW GLVDSSRLQWHG DQG HDVLO\ VKDUHG KLV H[SHULHQFH ZLWK RWKHUV 4XDOLW\ QXUVLQJ

  

VHUYLFHV VXSSRUWHG E\ QXUVH FRPPXQLFDWLRQ DV D PHDQV RI LQWHUDFWLYH PDUNHWLQJ ZKLFK FRQVLVWV LQGLFDWRUV

DWWHQGLQJ VNLOOV UHVSHFW UHVSRQVLYHQHVV HPSDWK\ 7KLV VWXG\ DLPV WR LGHQWLI\ WKH UHVSRQVLYHQHVV RI

QXUVHV DQG SDWLHQW OR\DOW\ $QDO\]LQJ WKH UHODWLRQVKLS LQGHSHQGHQW YDULDEOH UHVSRQVLYHQHVV WR SDWLHQW

OR\DOW\ 4XDQWLWDWLYH UHVHDUFK XVLQJ D VDPSOH RI UHVSRQGHQWV ZLWK D SXUSRVLYH VDPSOLQJ WHFKQLTXH

LQ KRVSLWDOV 6XNRKDUMR 'DWD ZHUH FROOHFWHG E\ GLVWULEXWLQJ TXHVWLRQQDLUHV 'DWD ZHUH DQDO\]HG XVLQJ

SURGXFW PRPHQW 8QLYDULDWH DQDO\VLV RI WKH UHVXOWV REWDLQHG UHODWLYHO\ JRRG UHVSRQVLYHQHVV DQG

SDWLHQWV VKRZHG OR\DO %LYDULDWH DQDO\VLV ZLWK SURGXFW PRPHQW FRUUHODWLRQ VWXGLHV 7KH UHVXOWV RI WKH

ELYDULDWH DQDO\VLV VKRZHG QR UHODWLRQVKLS EHWZHHQ WKH YDULDEOH UHVSRQVLYHQHVV WR WKH OR\DOW\ RI SDWLHQWV

S YDOXH 5HVSRQVLYHQHVV LV RQH LQGLFDWRU QXUVH FRPPXQLFDWLRQ DV D PHDQV RI LQWHUDFWLYH

PDUNHWLQJ DVVRFLDWHG ZLWK SDWLHQW OR\DOW\ DV DQ LQWHUDFWLYH PDUNHWLQJ LQWR RQH RI WKH SLOODUV RI PDUNHWLQJ

PDQDJHPHQW VHUYLFHV DW WKH KRVSLWDO +RVSLWDO PDQDJHPHQW VKRXOG HYDOXDWH SDWLHQW VDWLVIDFWLRQ

  Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

H[HPSODU\ QXUVH HOHFWLRQV WKH LPSOHPHQWDWLRQ RI VWDQGDUG RSHUDWLQJ SURFHGXUHV IRU KDQGOLQJ SDWLHQW

TXLFNO\ DQG DFFXUDWHO\ VR WKDW WKH FRPSODLQWV RI SDWLHQWV FDQ EH UHGXFHG Keywords:

OR\DOW\ UHVSRQVLYHQHVV SDWLHQW QXUVH

1. PENDAHULUAN

  Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 bahwa pembangunan kesehatan ber- tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemempuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan ynag optimal. Untuk itu diselenggarakan upaya kesehatan yang salah satunya dilaksanakan melalui kegiatan ke- sehatan keluarga yang dalam pelaksanaannya melalui penyediaan sarana dan prasarana atau dengan kegiatan yang menunjang peningkatan kesehatan keluarga.

  Dalam sebuah unit keluarga, penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga akan mem- pengaruhi satu atau lebih anggota keluarga dan dalam hal tertentu, sering kali akan mempe- ngaruhi anggota keluarga yang lain (Friedman, 1998). Bila salah satu individu dalam keluarga meempunyai riwayat perilaku kekerasan dan memerlukan tindakan keperwatan, maka hal ini tidak hanya menimbulkan stress pada dirinya sendiri tetapi juga pada keluarganya.

  Di seluruh Asia, diperkirakan 2-10 dari se- tiap 1000 penduduk mengalami schizofrenia, dan 10% diantaranya perlu diobati dan dirawat inten- sif karena telah sampai pada taraf yang mengkha- watirkan.

  Prevalensi penderita schizofrenia di Indone- sia adalah 0,3 – 1 %. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa, maka diperkirakan sekitar 2 juta jiwa menderita schizofrenia. Schizofrenia adalah gangguan mental yang sangat luas dialami di Indonesia, dimana sekitar 99% Rumah Sakit Jiwa di Indonesia adalah penderita schizofrenia (Sosrosumihardjo, 2007). Permasalahan utama yang sering terjadi pada pasien schizofrenia adalah perilaku kekerasan. Hal ini sesuai de- ngan diagnosa keperawatan NANDA yang biasa ditegakkan berdasarkan pengkajian gejala psiko- tik atau tanda positif. Kondisi ini harus segera ditangani karena perilaku kekerasan yang terjadi akan membahayakan diri pasien, orang lain, dan lingkungan. Hal inilah yang menjadi alasan uta- ma pasien schizofrenia dibawa ke rumah sakit.

  Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat mem- EDKD\DNDQ VHFDUD ¿VLN EDLN WHUKDGDS GLUL VHQ GLUL orang lain, maupun lingkungan. Hal tersebut di- lakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif (Stuart dan Sundeen, 2006).

  Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari rasa marah atau ketakut- an yang mal adaptif (panik). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan itu sendiri sering dipandang sebagai suatu dimana agresif verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) di sisi yang lain. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang GDSDW PHPEDKD\DNDQ VHFDUD ¿VLN EDLN NHSDGD diri sendiri maupun orang lain, sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol (Stuart dan Laraia, 2005), sedangkan kemarahan adalah per- asaan jengkel yang muncul sebagai respon terha- dap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman (Keliat, 1996).

  Kecemasan adalah sensasi yang mem- bingungkan dari kejadian yang akan datang yang muncul tanpa alasan. Kecemasan dicetuskan oleh sesuatu yang tidak diketahui dan muncul sebelum ada pengalaman baru, yang mengan- cam identitas dan harga diri seseorang (Taylor, 1997). Kecemas an akan muncul pada keluarga yang salah satu anggota keluarganya sedang sakit dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Bila salah satu anggota keluarga sakit maka hal terse- but akan menyebabkan terjadinya krisis pada ke- luarga. Untuk menghadapi keadaan yang penuh stress tersebut keluarga perlu mengembangkan koping yang efektif. Strategi dan proses koping keluarga berfungsi serbagai proses dan meka- nisme yang vital dimana melalui proses dan me- kanisme tersebut fungsi-fungsi keluarga menjadi nyata. Tanpa koping yang efektif, fungsi afektif,

  Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014 F

  5HVSRQGHQ

  ekonomi, sosialisasi, perawatan keluarga tidak Distribusi jenis kelamin responden yang dapat dicapai secara adekuat (Friedman, 1998). mengalami kecemasan dengan strategi koping Oleh sebab itu proses koping keluarga meru- pada keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan pakan proses penting yang membuat keluarga di wilayah Surakarta dapat dilihat pada gambar1. mampu mencapai fungsi-fungsi keluarganya se- cara optimal.

  Tujuan penelitian untuk mengetahui hubung- an antara tingkat kecemasan dengan strategi ko- ping pada keluarga dengan anggota keluarga ri- wayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta.

  2. PELAKSANAAN

  a. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan

  E 'LVWULEXVL )UHNXHQVL 8PXU 5HVSRQGHQ Maret tahun 2013 di wilayah Surakarta.

  b. Populasi dan sampel penelitian

  E 'LVWULEXVL )UHNXHQVL 8PXU 5HVSRQGHQ E 'LVWULEXVL )UHNXHQVL 8PXU 5HVSRQGHQ

  E 'LVWULEXVL )UHNXHQVL 8PXU 5HVSRQGHQ

  Dari 45 responden di Wilayah Surakarta me- menuhi syarat untuk dijadikan responden sejumlah 30 pasien. Teknik sampling yang digunakan dalam penentuan sampel adalah proporsional UDQGRP VDPSOLQJ.

  VDPSOLQJ

  Metode pengumpulan data tentang ting-

  VDPSOLQJ

  VDPSOLQJ

  kat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggota keluarga perilaku kekerasan dengan menggunakan angket.

  Dari 30 responden yang mengalami ke- cemasan dengan strategi koping pada keluarga

  3. METODE PENELITIAN

  dengan riwayat perilaku kekerasan di wilayah Jenis penelitian yang digunakan adalah dis- Surakarta sebagian besar usia dewasa yaitu 13 kripsi analitik dengan cross sectional atau studi orang (43,3%), usia remaja sejumlah 9 orang potong lintang, bahwa penelitian ini serentak (30%), dan usia tua sejumlah 8 orang (26,7%). pada saat dan periode yang sama

  Distribusi frekuensi umur responden yang mengalami kecemasan dengan strategi koping

  4. HASIL DAN PEMBAHASAN

  pada keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan

4.1 Diskripsi Karakteristik Responden

  di wilayah Surakarta tersebut dibuat dalam ben- Surakarta tersebut dibuat dalam ben-

  D D 'LVWULEXVL )UHNXHQVL -HQLV .HODPLQ 5HVSRQ-

  D

  WXN JUD¿N VHEDJDL EHULNXW

  D

  5HVSRQGHQ den

  5HVSRQGHQ

  5HVSRQGHQ

  Dari tabel 1 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang mengalami kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta adalah perempuan yaitu 10 orang (33,3 %) dan laki-laki sebesar 20 orang (66,7 %).

  F

  5HVSRQGHQ F

  5HVSRQGHQ F

  I

  5HVSRQGHQ Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

  Distribusi frekuensi tabulasi perilaku re-

  F 'LVWULEXVL )UHNXHQVL 7LQJNDW 3HQGLGLNDQ 5H- F

  VSRQGHQ

  VSRQGHQ WHUVHEXW GLEXDW GDODP EHQWXN JUD ¿N

  5HVSRQGHQ maka akan tampak seperti gambar berikut ini.

  H

  Dari 30 responden yang yang mengalami

  5HVSRQGHQ H

  kecemasan dengan strategi koping pada keluar-

  H 'LVWULEXVL )UHNXHQVL 7DEXODVL 9HUEDO 5H-

  5HVSRQGHQ H

  ga dengan riwayat perilaku kekerasan di wila-

  VSRQGHQ

  5HVSRQGHQ

  yah Surakarta yang mempunyai tingkat pendi- Surakarta yang mempunyai tingkat pendi- yang mempunyai tingkat pendi- Dari 30 responden yang diteliti sebagian dikan Sekolah Dasar (SD) adalah sebesar 12 besar mengalami penurunan frekuensi setelah orang (40%), Sekolah Menengah Pertama sebe-

  H

  dilakukan tindakan intervensi (pemasangan re-

  5HVSRQGHQ

  sar 1 orang (3,3%), Sekolah Menengah Atas 9 strain). Distribusi frekuensi tabulasi verbal re- orang (30%), Perguruan Tinggi sebesar 5 orang sponden lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 (16,7%), dan tidak bersekolah sebesar 3 orang sebagai berikut: (10%).

  Distribusi frekuensi tingkat pendidikan re-

  VSRQGHQ WHUVHEXW GLEXDW GDODP EHQWXN JUD¿N VH- bagai berikut: Distribusi frekuensi tabulasi verbal respon-

  GHQ WHUVHEXW GLEXDW GDODP EHQWXN JUD¿N PDND akan tampak seperti gambar berikut.

  G G 'LVWULEXVL )UHNXHQVL 7DEXODVL 3HULODNX 5H-

  5HVSRQGHQ

  VSRQGHQ G G

  Dari 30 responden yang diteliti sebagian

  5HVSRQGHQ

  5HVSRQGHQ

  besar mengalami penurunan frekuensi setelah

  G

  dilakukan tindakan intervensi (pemasangan re-

  5HVSRQGHQ

  strain). Distribusi frekuensi tabulasi perilaku re- sponden lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:

  I I 'LVWULEXVL )UHNXHQVL 7DEXODVL (PRVL 5H-

  5HVSRQGHQ

  I VSRQGHQ

  I

  5HVSRQGHQ

  Dari 30 responden yang diteliti sebagian

  5HVSRQGHQ

  I

  besar mengalami penurunan frekuensi setelah

  5HVSRQGHQ

  I Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

  5HVSRQGHQ

  di lakukan tindakan intervensi (pemasangan res- train). Distribusi frekuensi tabulasi emosi respon- den lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel seba- gai berikut:

4.2 Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasar- kan Karakteristik responden

  D D 'LVWULEXVL )UHNXHQVL 7LQJNDW .HFHPDVDQ

  Distribusi frekuensi tabulasi emosi respon-

  Berdasarkan Jenis Kelamin

  GHQ WHUVHEXW GLEXDW GDODP EHQWXN JUD¿N PDND D Dari 30 responden yang diteliti secara kese- akan tampak seperti gambar berikut ini. D luruhan mengalami kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta dalah jenis kela- Surakarta dalah jenis kela- dalah jenis kela- min laki-laki sebesar 20 orang (66,7%) dan pe- rempuan 10 orang (33,3%). Distribusi frekuensi kecemasan berat berdasarkan jenis kelamin lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 sebagai ber- ikut:

  J

  5HVSRQGHQ J 'LVWULEXVL )UHNXHQVL 7DEXODVL )LVLN 5HVSRQ- J J den

  5HVSRQGHQ

  5HVSRQGHQ

  Dari 30 responden sebagian besar meng- alami penurunan frekuensi setelah dilakukan tindakan intervensi (pemasangan restrain). Dis- WULEXVL IUHNXHQVL WDEXODVL ¿VLN UHVSRQGHQ OHELK

  E 'LVWULEXVL )UHNXHQVL .HFHPDVDQ %HUGDVDU-

  jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

  E NDQ 8PXU 5HVSRQGHQ %HUGDVDUNDQ 8PXU 5HVSRQGHQ

  Dari 30 responden yang diteliti mengalami kecemasan dengan strategi koping pada keluar-

  E

  ga dengan riwayat perilaku kekerasan di wila- %HUGDVDUNDQ 8PXU 5HVSRQGHQ

  E

  yah Surakarta sebagian besar usia dewasa yaitu

  %HUGDVDUNDQ 8PXU 5HVSRQGHQ

  13 orang (43,3%), usia remaja sejumlah 9 orang (30%), dan usia tua sejumlah 8 orang (26,7%). Distribusi frekuensi kecemasan berat berdasar- kan umur lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

  'LVWULEXVL IUHNXHQVL WDEXODVL ¿VLN UHVSRQGHQ WHUVHEXW GLEXDW GDODP EHQWXN JUD¿N PDND DNDQ tampak seperti gambar berikut ini.

  Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014 F 'LVWULEXVL )UHNXHQVL .HFHPDVDQ %HUGDVDU- kan Pendidikan

  6SHDUPDQ¶V UKR dengan bantuan program kom-

  Kecemasan sangat berkaitan dengan perasa- an tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi LQL WLGDN PHPLOLNL REMHN \DQJ VSHVL¿N .RQGLVL dialami secara subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Pada tingkat ke- cemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memu-

  Berdasarkan table di atas diperoleh per- bandingan nilai probabilitas tingkat kecemasan = 0,003 < 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 , maka Ho ditolak dan Ha diterima atau DGD KXEXQJDQ \DQJ SRVLWLI GDQ VLJQL¿NDQ DQWDUD tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta.

  6SHDUPDQ¶V UKR

  6SHDUPDQ¶V UKR

  8ML

  F

  puter aplikasi statistik SPSS for Windows versi 10.0 diperoleh hasil seperti pada tabel sebagai berikut:

  8ML

  Dari 30 responden yang mengalami kecemas an dengan strategi koping pada keluar- ga dengan riwayat perilaku kekerasan di wila- yah Surakarta yang mempunyai tingkat pendi- Surakarta yang mempunyai tingkat pendi- yang mempunyai tingkat pendi- dikan Sekolah Dasar (SD) adalah sebesar 12 orang (40%), Sekolah Menengah Pertama sebe- sar 1 orang (3,3%), Sekolah Menengah Atas 9 orang (30%), Perguruan Tinggi sebesar 5 orang (16,7%), dan tidak bersekolah sebesar 3 orang (10%). Distribusi frekuensi kecemasan berat ber- Distribusi frekuensi kecemasan berat ber- dasarkan tingkat pendidikan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

  Berdasarkan perhitungan menggunakan

  4.3 Analisis Bivariat

  Dari hasil data tentang distribusi tingkat kecemasan berat dengan anggota keluarga pen- derita gangguan jiwa riwayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta; hal ini dapat disebabkan karena pasien baik laki-laki maupun perempuan menghadapi lingkungan yang baru yang belum diketahui. Hal ini sesuai dengan teori yang dike- mukakan oleh Johnson dan Shoen, (1997) yang menyatakan bahwa perubahan lingkungan meru- pakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan. Penyebab yang lain adalah semakin pasien maupun keluarga mengetahui hal-hal yang harus dilakukan sesuai prosedur di rumah sakit semakin mengalami kecemasan. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan White Ruth dan Christine Ewan, (1991) yang menyatakan bahwa pengalaman dirumah sakit yang kompleks akan menimbulkan kecemasan.

  Manifestasi klinis kecemasan berat adalah ditandai dengan persepsi sangat berkurang, ber- fokus pada hal-hal detail. Kecemasan berat ini terjadi disebabkan oleh karena kecemasan be- rat disebabkan oleh karena kondisi rumah sakit merupakan pengalaman pertama kali bagi pasien maupun keluarga pasien dan harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru dirumah sakit, di- mana harus berhadapan dengan prosedur – prose- dur yang sebelumnya tidak diketahui.

  6SHDUPDQ¶V UKR

  8ML

  F

  VDWNDQ SDGD VHVXDWX \DQJ WHULQFL GDQ VSHVL¿N GDQ

  Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

  a. Tingkat kecemasan keluarga dengan anggota keluarga penderita gangguan jiwa riwayat perilaku kekerasan di Wilayah Surakarta se- cara keseluruhan mengalami kecemasan be- rat yaitu 50 orang (100%).

  Peningkatan pengetahuan pasien dan ke- luarga tentang prosedur dan pengelolaan gang- guan jiwa riwayat perilaku kekerasan yang dapat dilakukan dengan mengikuti penyuluhan ke- sehatan, membaca buku - buku tentang riwayat perilaku kekerasan khususnya pencegahan dan

  SARAN

  jukkan ada hubungan yang positif dan sig- QL¿NDQ DQWDUD WLQJNDW NHFHPDVDQ GHQJDQ anggota keluarga penderita gangguan jiwa riwayat perilaku kekerasan dengan strategi koping di Wilayah Surakarta.

   8ML 5DQN 6SHDUPDQ¶V menun-

  c. Hasil hipotesa

  b. Strategi koping yang digunakan keluarga dengan anggota keluarga penderita gang- guan jiwa riwayat perilaku kekerasan di Wilayah Surakarta yang mempunyai strate- gi koping kurang efektif sebesar 12 orang (24%), strategi koping cukup efektif sebesar 13 orang (26%), dan strategi koping baik sebesar 25 orang (50%).

  Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya mengamati sekali saja pada saat pengambilan data dan tidak diamati dalam jangka panjang. Sampel dalam penelitian ini ha- nya di Wilayah Surakarta, sehingga belum dapat mencerminkan hubungan kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan yang digunakan keluarga di semua jasa pelayanan kesehatan, dan masih ba- nyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat strategi koping. Penelitian ini hanya menganali- sis hubungan variable tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan. Selain itu, ancaman terhadap sistem diri, gangguan fungsi sistem keluarga, dan NRQÀLN HPRVLRQDO WLGDN GLWHOLWL GHQJDQ SHUWLP- bangan waktu dan biaya penelitian yang terbatas.

  WLGDN GDSDW EHU¿NLU WHQWDQJ KDO ODLQ 6HPXD SH- rilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Dengan demikian kecemasan mempunyai kon- tribusi dalam pemilihan strategi koping keluarga.

  Penderita dengan penyakit jantung dapat mengalami stress, kecemasan, dan gelisah karena sulit bernafas (Smeltzer 2001). Dalam penelitian keperawatan tentang keluarga, bahwa dengan adanya penyakit jantung iskemik (Tapp 1995 da- lam Friedman 1998), keluarga mengalami stress yang berhubungan dengan kebutuhan untuk pe- ran keluarga tambahan dan tanggung jawab un- tuk memonitor kesehatan. Reaksi seseorang ter- hadap adanya penyakit berbeda-beda tergantung dari keseriusan penyakit tersebut. Penyakit yang parah dan mengancam dapat menyebabkan per- ubahan emosional dan perilaku pada individu ter- sebut dan bagi keluarganya. Perubahan yang ter- jadi seperti kecemasan, syok, penolakan, marah, dan menarik diri ( Potter & Pery 1995 ). Menurut pandangan interpersonal kecemasan timbul ter- hadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Selain itu kecemasan juga berhu- bungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan NHOHPDKDQ VSHVL¿N 2UDQJ GHQJDQ KDUJD GLUL UHQ- dah terutama mudah mengalami perkembangan kecemasan yang berat.

  bandingan nilai probabilitas tingkat kecemas- an = 0,003 < 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian nilai probabilitas lebih kecil dari nilai tabel kritis, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima atau ada hubungan yang positif GDQ VLJQL¿NDQ DQWDUD WLQJNDW NHFHPDVDQ GHQJDQ strategi koping dengan anggota keluarga pende- anggota keluarga pende- pende- rita gangguan jiwa riwayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta

  5DQN 6SHDUPDQ¶V diperoleh per-

  Faktor kecemasan dalam penelitian ini ter- bukti mampu memberikan kontribusi yang posi- WLI GDQ VLJQL¿NDQ KXEXQJDQQ\D GHQJDQ VWUDWHJL koping keluarga dengan anggota keluarga pen- anggota keluarga pen- pen- derita gangguan jiwa riwayat perilaku kekerasan di wilayah Surakarta. Hal ini dibuktikan hasil Uji Stattistik

  0,412 artinya setiap kenaikan 5% variabel kece- masan dengan menganggap variabel lain selain kecemasan dikendalikan, maka akan diikuti ke- naikan pemilihan strategi koping sebesar 4,12%.

  6SHDUPDQ¶V UKR sebesar

  Berdasarkan hasil uji statistik variabel kece- masan diperoleh nilai r

5. KESIMPULAN

  Notoatmodjo, S. , 2005. Pengantar Pendidikan

  Marlindawati, J. 2009. Penggunaan Restrain Pada

  Jurnal KesMaDaSka - Juli 2014

  pengelolaan gangguan jiwa riwayat perilaku ke- NHUDVDQ GHQJDQ PHPDQIDDWNDQ OHDÀHW \DQJ GLVH- diakan oleh Puskesmas dan kontrol secara teratur dan konsultasi pada petugas kesehatan di Puskes- mas Mojosongo Surakarta.

  Di harapkan bagi tenaga kesehatan khusus- nya perawat serta profesi kesehatan lain untuk lebih intensif mengkaji dan menangani masalah- masalah kecemasan baik pasien maupun keluarga yang terkait dengan anggota keluarga penderita gangguan jiwa riwayat perilaku kekerasan juga faktor – faktor yang lain yang bisa menyebabkan kecemasan seperti lingkungan rumah sakit yang asing.

   3HGRPDQ 3HQDQJDQDQ SDGD

  Nurjanah, I., 2004

  GDQ ,OPX 3HULODNX .HVHKDWDQ Jakarta: PT Rineka Cipta.

  Herdman, alih bahasa Made Sumarwati, dkk. Editor Monica Ester, Jakarta: EGC.

  'LDJQRVD .HSHUDZDDQ 'H¿QLVL GDQ .ODVL¿NDVL . Editor T.Heather

  NANDA, 2010.

  XSQYM DF LG SGI V NHSHUDZDWDQ, diunduh tanggal 26 Juni 2012.

  3DVLHQ $PXN 3HULODNX .HNHUDVDQ 'LWLQMDX GDUL 6XGXW 3DQGDQJ (WLN KWWS ZZZ OLEUDU\

  • *DQJJXDQ -LZD 0DQDMHPHQ 3URVHV .HSHU- DZDWDQ GDQ +XEXQJDQ 7HUDSHXWLN 3HUDZDW ± .OLHQ Yogyakarta: Moco Media.

6. REFERENSI

  %XNX 6DNX .HSHUDZDWDQ

  Sulisetyowati E.C, 2009.

  3HQJDUXK 7HUDSL 0XVLN

  7HUKDGDS 3HUXEDKDQ 3HULODNX SDGD .OLHQ

  6FKL]RIUHQLD GHQJDQ 3HULODNX .HNHUDVDQ GL

  5XPDK 6DNLW -LZD 'DHUDK 6XUDNDUWD Stuart, G.W., 20006.

  • -LZD Alih bahasa Achir Yani S.H., Editor Yasmin Asih, Jakarta EGC.
  • >-LZD Alih bahasa Renata K., Afrina H. Edi- tor Pamilih E.K. Jakarta:
  • oo0oo-

  Stuart and Sundeen, 2006.

  Sugiyono, 2010.

  .HSHUDZDWDQ -LZD, Jakarta: EGC.

  Townsen, M.C., 2009.

  %XNX 6DNX .H SHUDZDWDQ

  3DGD .HSHUDZDWDQ 3VLNLDWUL 8QWXN 3HP- EXDWDQ 5HQFDQD .HSH UDZDWDQ Alih bahasa

  Novi Helena C.D., editor Monica Ester, Ed.3 Jakarata: EGC. Videbeck, S.L., 2008.

  %XNX $MDU .HSH UDZDWDQ

  6WDWLVWLN 8QWXN 3HQHOLWLDQ Bandung: Alfabeta.

  Machfoeds, I. 2007. Metodologi Penelitian Yog- yakarta: Fitramaya. Mancini, Mary E., 2004. Pedoman Praktis Prose-

  GXU .HSHUDZDWDQ 'DUXUDW 3RFNHW 0DQXDO of Emergency Nursing

  dika. Riwidikdo, H., 2010. Statistik Untuk Penelitian

  .RQVHS GDQ 3HQHUDSDQ 0HW- RGRORJL 3HQHOLWLDQ ,OPX .HSHUDZDWDQ 3HGR- PDQ 6NULSVL 7HVLV GDQ ,QVWUXPHQ 3HQHOLWLDQ .HSHUDZDWDQ edisi 2. Jakarta: Salemba Me-

  Nursalam, 2009.

  Perlu diadakan penelitian lebih lanjut ten- tang faktor – faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kecemasan dan strategi koping, selain faktor yang sudah diteliti.

  Doengoes, Marlyn E, 2006. Rencana Asuhan

  .HSHUZDWDQ 3VLNLDWUL Alih bahasa Laila Mahmudah et al. Editor Monica Ester Ed. 3.

  Jakarta: EGC. Isaac Ann, 2006.

  3DQGXDQ %HODMDU .HSHUDZDWDQ .HVHKDWDQ -LZD GDQ 3VLNLDWULN Alih bahasa

  D.P. Rahayuningsih, Editor Sari Kurnianing- sih Jakarta: EGC. Keliat B.A. dan Akemat, 1996.

  3URVHV .HSHU- DZDWDQ -LZD Jakarta: EGC.

  Keliat B.A dan Akemat, 1998. Marah Akibat Pe- Q\DNLW \DQJ GLGHULWD Jakarta: EGC. Kristanty, P, 2009.

  $VXKDQ .HSHUDZDWDQ *DZDW 'DUXUDW Jakarta: Trans Info Media.

  hasa / editor Ni Luh Gde Yasmin Asih, Ja- karta: EGC. Maramis, W.F., 2005. Catatan Ilmu Kedokteran -LZD Surabaya: Airlangga University Press.

  3URFHGXUHV Alih ba-

  .HVHKDWDQ GHQJDQ $SOLNDVL 3URJUDP 5 GDQ SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rima.