Aspek- Aspek Perkembangan Individu
PERKEMBANG AN INDIVIDU
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
1. Perkembangan fsik
1. Perkembangan fsik
2. Perkembangan perilaku psikomotorik
2. Perkembangan perilaku psikomotorik
3. Perkembangan bahasa
3. Perkembangan bahasa
4. Perkembangan perilaku kognitif
4. Perkembangan perilaku kognitif
5. Perkembagan perilaku sosial
5. Perkembagan perilaku sosial
6. Perkembangan moralitas
6. Perkembangan moralitas
7. Perkembangan penghayatan keagamaan
7. Perkembangan penghayatan keagamaan
8. Perkembangan perilaku konatif
8. Perkembangan perilaku konatif
9. Perkembangan emosional
9. Perkembangan emosional
10.Perkembangan kepribadian
10.Perkembangan kepribadian
11.Perkembangan karier
11.Perkembangan karier
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
1.Perkembangan Fisik
1.Perkembangan Fisik
- Perkembangan anatomis; adanya perubahan kuantitatif pada
- Perkembangan anatomis; adanya perubahan kuantitatif pada
struktur tulang, indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi
struktur tulang, indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi
kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara secara kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara secara keseluruhan. keseluruhan. - Perkembangan fsiologis; ditandai dengan adanya perubahan
- Perkembangan fsiologis; ditandai dengan adanya perubahan secara kualitatif, kuantitaif dan fungsional dari sistem kerja secara kualitatif, kuantitaif dan fungsional dari sistem kerja biologis, seperti konstraksi otot-otot, peredaran darah dan biologis, seperti konstraksi otot-otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan. pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan.
Laju perkembangan berjalan secara berirama, pada masa Laju perkembangan berjalan secara berirama, pada masa bayi dan kanak-kanak perubahan fsik sangat pesat, pada usia bayi dan kanak-kanak perubahan fsik sangat pesat, pada usia sekolah menjadi lambat, mulai masa remaja terjadi amat sekolah menjadi lambat, mulai masa remaja terjadi amat mencolok. Kemudian, pada permulaan masa remaja akhir bagi mencolok. Kemudian, pada permulaan masa remaja akhir bagi wanita dan penghujung masa remaja akhir bagi pria, laju wanita dan penghujung masa remaja akhir bagi pria, laju perkembangan menurun sangat lambat bahkan menjadi perkembangan menurun sangat lambat bahkan menjadi mapan. mapan.
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
2. Perkembangan Perilaku Psikomotorik
2. Perkembangan Perilaku Psikomotorik
- Perkembangan psikomotorik memerlukan
- Perkembangan psikomotorik memerlukan
adanya koordinasi fungsional antara adanya koordinasi fungsional antara neuronmuscular system (sistem syaraf dan neuronmuscular system (sistem syaraf dan
otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, konatif).
otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, konatif).
Dua prinsip utama dalam perkembangan Dua prinsip utama dalam perkembangan psikomotorik, yaitu : (1) bahwa perkembangan psikomotorik, yaitu : (1) bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana kepada itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dan (2) dari yang kasar dan yang kompleks, dan (2) dari yang kasar dan global (gross bodily movements) kepada yang global (gross bodily movements) kepada yang halus dan spesifk dan terkoordinasikan (fnely halus dan spesifk dan terkoordinasikan (fnely coordinated movements). coordinated movements).
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
3. Perkembangan Bahasa
3. Perkembangan Bahasa Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang membedakan antara manusia dengan hewan. Melalui membedakan antara manusia dengan hewan. Melalui bahasa, manusia, mengkodifkasikan, mencatat, bahasa, manusia, mengkodifkasikan, mencatat,
menyimpan, mengekspresikan dan mengkomunikasikan
menyimpan, mengekspresikan dan mengkomunikasikan
berbagai informasi, baik dalam bentuk lisan, tulisan, berbagai informasi, baik dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, lukisan gerak - gerik, dan mimik serta simbol gambar, lukisan gerak - gerik, dan mimik serta simbol ekspresif lainnya. ekspresif lainnya.
Perkembangan bahasa dimulai dengan masa meraban,
Perkembangan bahasa dimulai dengan masa meraban,
bicara monolog, haus nama-nama, gemar bertanya yang bicara monolog, haus nama-nama, gemar bertanya yang tidak selalu harus dijawab, membuat kalimat sederhana, tidak selalu harus dijawab, membuat kalimat sederhana,dan bahasa ekspresif dengan belajar menulis, membaca
dan bahasa ekspresif dengan belajar menulis, membaca
dan menggambar permulaan. dan menggambar permulaan.Aspek- Aspek Perkembangan Aspek- Aspek Perkembangan
Individu
Individu
- Dengan menggunakan hasil pengukuran tes inteligensi yang mencakup General Information and
Verbal Analogies, Jones dan Conrad (Loree,1970) menunjukkan bahwa laju perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat sampai masa remaja, setelah itu kepesatannya berangsur menurun.
- Puncak perkembangan pada umumnya tercapai di penghujung masa remaja akhir. Perubahan- perubahan amat tipis sampai usia 50 tahun, dan
setelah itu terjadi plateau (mapan) sampai dengan
usia 60 tahun selanjutnya berangsur menurun
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
4.Perkembangan Perilaku Kognitif Dengan berpatokan kepada hasil tes IQ, Bloom (1964) mengungkapkan persentase taraf perkembangan sebagai berikut:
4.Perkembangan Perilaku Kognitif Dengan berpatokan kepada hasil tes IQ, Bloom (1964) mengungkapkan persentase taraf perkembangan sebagai berikut: Usia Perkemban gan 1 tahun Sekitar 20 % 4 tahun Sekitar 50 % 8 tahun Sekitar 80 % 13 tahun Sekitar 92 %
Tahap Sensori-Motor (0-2
Tahap Sensori-Motor (0-2
Inteligensi sensori-motor dipandang sebagai inteligensi praktis (practical intelligence), yang berfaedah untuk belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum mampu berfkir mengenai apa yang sedang ia perbuat.
Inteligensi individu pada tahap ini masih bersifat primitif, namun merupakan inteligensi dasar yang amat berarti untuk menjadi fondasi tipe-tipe inteligensi tertentu yang akan dimiliki anak kelak.
Sebelum usia 18 bulan, anak belum mengenal object
permanence. Artinya, benda apapun yang tidak ia lihat,
tidak ia sentuh, atau tidak ia dengar dianggap tidak ada meskipun sesungguhnya benda itu ada. Dalam rentang 18 - 24 bulan barulah kemampuan object permanence anak tersebut muncul secara bertahap dan sistematis
Tahap Pra Operasional (2 – 7)
Tahap Pra Operasional (2 – 7)
Pada tahap ini anak sudah memiliki penguasaan sempurna tentang object permanence. Artinya, anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan atau sudah tak dilihat, didengar atau disentuh lagi.Jadi, pandangan terhadap eksistensi benda tersebut
berbeda dengan pandangan pada periode sensori motor,
yakni tidak bergantung lagi pada pengamatannya belaka.
Pada periode ditandai oleh adanya egosentris serta pada
periode ini memungkinkan anak untuk mengembangkan
diferred-imitation, insight learning dan kemampuan berbahasa, dengan menggunakan kata-kata yang benar serta mampu mengekspresikan kalimat-kalimat pendek tetapi efektif.
Tahap konkret-operasional (7-11)
Pada periode ditandai oleh adanya tambahan kemampuan yang disebut system of operation (satuan langkah berfkir) yang bermanfaat untukmengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan
peristiwa tertentu ke dalam pemikirannya sendiri.
Pada dasarnya perkembangan kognitif anak ditinjau dari karakteristiknya sudah sama dengankemampuan kognitif orang dewasa. Namun masih
ada keterbatasan kapasitas dalam mengkoordinasikan pemikirannya. Pada periodeini anak baru mampu berfkir sistematis mengenai
benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.
Tahap formal-operasional (11 - dewasa)
Tahap formal-operasional (11 - dewasa)
Pada periode ini seorang remaja telah memilikikemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan
maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif yaitu:1. Kapasitas menggunakan hipotesis
Kemampuan berfkir mengenai sesuatu khususnya
dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang dia respons dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak2. Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak Kemampuan untuk mempelajari materi-materi
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
5. Perkembangan Perilaku Sosial
Sejak individu dilahirkan ke muka bumi ini ia telah mulai belajar tentang keadaan lingkungan sosialnya. Pada awalnya, ia mempelajari segala yang terjadi dalam lingkungan keluarga. Ia mencoba meniru, mengidentifkasi dan mengamati segala sesuatu yang ditampilkan orang tua dan anggota keluarga lainnya.
Selanjutnya ia mempelajari keadaan-keadaan di luar rumah, baik yang menyangkut nilai, norma, dan kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam masyarakat. Akhirnya, ia menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari masyrakat dan dituntut untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan masyarakat. Proses tersebut
Untuk memahami perilaku sosial individu,
Untuk memahami perilaku sosial individu,
dapat dilihat dari ciri-ciri respons
dapat dilihat dari ciri-ciri respons
interpersonalnya, yang dibagi ke dalam tiga
interpersonalnya, yang dibagi ke dalam tiga
kategori (Krech et. al. (1962)
kategori (Krech et. al. (1962)
- Kecenderungan peranan (role disposition); ciri- ciri respons interpersonal yang merujuk kepada tugas dan kewajiban dari posisi tertentu.
- Kecenderungan sosiometrik (sociometric
disposition); ciri-ciri respons interpersonal yang bertalian dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain.
- Kecenderungan ekspresif (expressive
disposition); ciri-ciri respons interpersonal yang bertautan dengan ekspresi diri, dengan menampilkan kebiasaan-kebiasaan khasnya (particular fashion).
Tahapan dan ciri-ciri perkembangan perilaku sosial individu menurut Buhler Tahap Ciri-Ciri
Kanak-Kanak Awal ( 0 – 3 ) Segala sesuatu dilihat
Subyektif berdasarkan pandangan sendiri Kritis I ( 3 - 4 )
Pembantah, keras kepala Trozt Alter
Kanak – Kanak Akhir ( 4 – 6 ) Mulai bisa menyesuaikan diri
Masa Subyektif Menuju dengan aturan Masa Obyektif
Anak Sekolah ( 6 – 12 ) Membandingkan dengan aturan Masa Obyektif – aturan
Kritis II ( 12 – 13 ) Perilaku coba-coba, serba salah,
Masa Pre Puber ingin diuji Remaja Awal ( 13 – 16 ) Mulai menyadari adanya
Masa Subyektif Menuju kenyataan yang berbeda dengan sudut pandangnya Masa Obyektif
Berperilaku sesuai dengan Remaja Akhir ( 16 – 18 ) tuntutan masyarakat dan
Masa Obyektif kemampuan dirinya
Aspek- Aspek Perkembangan Aspek- Aspek Perkembangan
Individu
Individu
6. Perkembangan Moralitas
Ketika individu mulai menyadari bahwa ia
merupakan bagian dari lingkungan sosial dimana
ia berada, bersamaan itu pula individu mulai menyadari bahwa dalam lingkungan sosialnya terdapat aturan-aturan, norma-norma/nilai-nilai sebagai dasar atau patokan dalam berperilaku.Keputusan untuk melakukan sesuatu berdasarkan pertimbangan norma yang berlaku dan nilai yang dianutnya itu disebut moralitas.
tahapan perkembangan moralitas individu Tingkat Tahap
1. Orientasi terhadap kepatuhan dan Pre Conventional (0 – 9) hukuman
2. Relativistik hedonism
3. Orientasi mengenai anak yang baik Conventional (9 – 15)
4. Mempertahankan norma-norma sosial dan otoritas
5. Orientasi terhadap perjanjian antara dirinya Post Conventional ( > 15 ) dengan lingkungan
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
7. Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Dengan melalui pertimbangan fungsi afektif, kognitif, dan konatifnya, pada saat-saat tertentu, individu akan meyakini dan menerima tanpa keraguan bahwa di luar dirinya ada sesuatu kekuatan yang maha Agung yang melebihi apa pun, termasuk dirinya. Penghayatan seperti itu disebut pengalaman keagamaan (religious experience)
tahapan perkembangan keagamaan Tahapan Ciri-Ciri Sikap reseptif meskipun banyak bertanya Pandangan ke-Tuhan-an yang dipersonifikasi
Masa Penghayatan secara rohaniah
Kanak-Kanak yang belum mendalam Hal ke-Tuhan-an dipahamkan secara ideosyncritic (menurut khayalan pribadinya)
tahapan perkembangan keagamaan Sikap reseptif yang disertai pengertian Pandangan ke-Tuhan-an yang diterangkan secara rasional Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, melaksanakan kegiatan ritual diterima sebagai keharusan moral Sikap negatif disebabkan alam pikirannya yang kritis melihat realita orang – orang beragama yang hypocrit (pura-pura) Pandangan ke-Tuhan-an menjadi kacau, karena beragamnya aliran paham yang saling bertentangan Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptik, sehingga
Masa Sekolah banyak yang enggan melaksanakan ritual yang selama ini dilakukan dengan penuh kepatuhan
Sikap kembali ke arah positif, bersamaan dengan
kedewasaan intelektual bahkan akan agama menjadi pegangan hidupnya Pandangan ke-Tuhan-an dipahamkannya dalam konteks agama yang dianut dan dipilihnya Penghayatan rohaniahnya kembali tenang setelah melalui proses identifikasi dan merindu puja, ia dapat membedakan antara agama sebagai doktrin atau ajaran manusiaAspek- Aspek Perkembangan
Individu
8. Perkembangan Perilaku Konatif Perilaku konatif merupakan perilaku yang berhubungan dengan motivasi atau faktor penggerak perilaku
tahapan-tahapan perkembangan perilaku yang berhubungan obyek pemuasan psychosexual Daerah Sensitif Cara Pemuasan Sasaran Pemuasan
A. MASA BAYI DAN KANAK-KANAK (INFANCY PERIOD)
Pre Genital Period Infantile Sexuality Oral Stage
Mulut dan benda Early Oral Menghisap ibu jari
Mulut sendiri, memilih dan memasukkan benda kemulut Memilih benda dan digigitnya secara sadis Late Oral
Menggigit, merusak dengan mulut Anal Stage
Dubur dan benda Early Anal
Memeriksa dan memainkan duburnya Memilih benda dan menyentuhnya/memasukkan ke dubur Late Anal
Memainkan dan memperhatikan duburnya Early Genital Period (phalic stage)
Menyentuh, memegang, melihat, menunjukkan alat kelaminnya Ditujukan kepada orang tuanya (oediphus atau electra phantaties)
tahapan-tahapan perkembangan
perilaku yang berhubungan obyek
pemuasan psychosexual
B. MASA ANAK SEKOLAH (LATENCY PERIOD) Represi
No New
Reaksi formasi
Zone
Berkembangnya Sublimasi dan kecen- derungan perasaan–perasaan
(tidak ada kasih sayang sosial daerah sensitif baru)
C. MASA REMAJA (ADOLESENCE PERIOD)
Late Genital Period
Hidup kembali Menyenangi diri sendiri daerah Mengurangi cara-cara waktu (narcisism) atau objeck sensitif masa kanak-kanak oediphus-nya waktu masa
Objek pemuasannya kanak-kanak mungkin diri
Akhirnya, sendiri/sejenis siap Munculnya cara orang dewasa (homosexual) atau lain berfungsinya memperoleh pemuasan jenis (heterosexual) alat kelamin
Aspek- Aspek Perkembangan
Individu
9. Perkembangan Emosional
Aspek emosional dari suatu perilaku, pada umumnya selalu melibatkan tiga variabel, yaitu : (1)rangsangan yang menimbulkan emosi (stimulus); (2)perubahan–perubahan fsiologis yang terjadi pada individu; dan (3)pola sambutan. Yang mungkin dirubah dan dipengaruhi adalah variabel yang kesatu (stimus) dan yang ketiga (respons), sedangkan variabel yang kedua merupakan yang tidak mungkin dirubah karena terjadinya pada individu secara mekanis.
9. Perkembangan Emosional
Terdapat dua dimensi
emosional yang sangat penting
untuk dipahami yaitu : (1)senang – tidak senang(suka-tidak suka); (2)intensitasnya (kuat-lemah).
Perkembangan Emosional Usia Ciri-Ciri Bayi dilengkapi kepekaan umum Pada saat terhadap rangsangan – rangsangan dilahirkan tertentu (bunyi, cahaya, temperatur) Kesenangan dan kegembiraan mulai 0 - 3 bln didefnisikan dari emosi orang tuanya Ketidaksenangan berdiferensiasi ke 3 – 6 bln dalam kemarahan, kebencian dan ketakutan Kegembiraan berdiferensiasi ke dalam 9 – 12 bln kegairahan dan kasih sayang
18 bulan Kecemburuan mulai berdiferensiasi ke
pertama dalam kegairahan dan kasih sayangKenikmatan dan keasyikan 2 th berdiferensiasi dari kesenangan Ketidaksenangan berdiferensiasi di dalam rasa malu, cemas dan kecewa 5 th sedangkan kesenangn berdiferensiasi
Aspek- Aspek Perkembangan Individu
10. Perkembangan Kepribadian
Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian dapat dan mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan tahapan perkembangan kepribadian tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
dengan kecenderungan yang bipolar
1. Masa bayi (infancy) ditandai adanya kecenderungan trust – mistrust. Perilaku
bayi didasari oleh dorongan mempercayai
atau tidak mempercayai orang-orang disekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai
orang tuanya, tetapi orang yang dianggap
asing dia tidak akan mempercayainya. Olehkarena itu kadang-kadang bayi menangis
bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi jugakepada benda asing, tempat asing, suara
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
2. Masa kanak-kanak awal (early
childhood) ditandai adanya kecenderungan autonomy – shame, doubt. Pada masa ini sampai-batas- batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia ga telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
3. Masa pra sekolah (Preschool Age) ditandai adanya kecenderungan initiative – guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan
tersebut dia terdorong melakukan beberapa
kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya diamengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan
tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat.
tahapan perkembangan kepribadian
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
dengan kecenderungan yang bipolar
4. Masa Sekolah (School Age) ditandai adanya kecenderungan industry–inferiority.
Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan
kemampuan dan pengetahuannya kadang- kadang dia menghadapi kesukaran, tahapan perkembangan kepribadian tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
dengan kecenderungan yang bipolar
5. Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh
kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya
dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Doronganmembentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada
para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
6. Masa Dewasa Awal (Young adulthood) ditandai adanya kecenderungan intimacy – isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan
kelompok sebaya, namun pada masa ini
ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya denganorang-orang tertentu yang sepaham. Jadi
pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
7. Masa Dewasa (Adulthood) ditandai adanya kecenderungan generativity – stagnation.
Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya.
Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya
cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segalamacam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap
pengetahuan dan kecakapannya terbatas.
tahapan perkembangan kepribadian
dengan kecenderungan yang bipolar
8. Masa hari tua (Senescence) ditandai adanya
kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya
Aspek- Aspek Perkembangan
Individu
11. Perkembangan Karier
Perkembangan karier sangat erat kaitannya dengan pekerjaan seseorang. Keberhasilan seseorang dalam suatu pekerjaan bukanlah
sesuatu yang diperoleh secara tiba-tiba atau
secara kebetulan, namun merupakan suatu proses panjang dari tahapan perkembangan karier yang dilalui sepanjang hayatnya, mulai dari usaha memperoleh kesadaran karier, eksplorasi karier, persiapan karier hingga sampai pada penempatan kariernya.Tylor & Walsh (1979) menyebutkan bahwa kematangan karier individu diperoleh manakala ada kesesuaian antara perilaku karier dengan perilaku yang diharapkan pada umur tertentu. Adapun yang dimaksud dengan perilaku karier yaitu segenap perilaku
yang ditampilkan individu dalam usaha
menyiapkan masa depan untuk memperoleh kematangan kariernya.tahapan perkembangan karier individu (Zunker) Tahap Ciri-Ciri Usia (Pengembangan kapasitas, Growth sikap, minat dan kebutuhan
(birth -14 or 15) (Pertumbuhan) yang terkait dengan konsep diri) Tentative phase in which choices are narrowed but
Exploratory not fnalized (bersifat (penyelidikan;
(15 – 24) sementara ,pilhan mulai eksplorasi) mengerucut tapi belum ditentukan).
Trial and stabilization Establishment trhough work experiences (25 – 44)
(pembentukan) (mencoba-coba melalui pengalaman kerja) A continual adjustment process to improve working
Maintenance position and situation (45 – 64)
(pemeliharaan) (proses penyesuaian untuk meningkatkan posisi dan situasi yang terus-menerus) Preretirement consideration,