gambaran umum kota Bandung pdf

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Bab 2
Kondisi Umum RSUP
Dr. Hasan Sadikin
2.1

Sejarah Singkat
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan

diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene
Bandoengsche Ziekenhuijs“. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah
menjadi “Het Gemeente Ziekenhuijs Juliana” dengan kapasitas 300 tempat
tidur.Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer.
Setelah I ndonesia merdeka, dikelola oleh pemerintah daerah, yang dikenal
oleh masyarakat Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“. Pada
tahun 1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan menjadi rumah sakit propinsi
dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan.
Selanjutnya pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas
600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran. Sejak itu pula Rumah Sakit Ranca Badak digunakan
sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
dan merupakan awal kerjasama antara Rumah Sakit Ranca Badak dengan
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah menjadi
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi sebagai
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan Republik I ndonesia dan
bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Pada
tahun 1992-1997 RSHS ditetapkan menjadi unit swadana. Keluarnya Undangundang nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP yang ditindaklanjuti dengan Surat
Keputusan Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status
RSHS berubah menjadi Rumah Sakit Pengguna Pendapatan Negara Bukan
Pajak (PNBP) yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas negara.

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 1

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik I ndonesia nomor 119
tanggal 12 Desember 2000, status RSHS secara yuridis berubah menjadi

perusahaan jawatan (Perjan). Kebijakan tersebut merupakan salah satu
langkah strategis pemerintah dalam memberikan kewenangan otonomi yang
lebih luas kepada unit-unit pelayanan tertentu untuk menyelenggarakan
manajemennya secara mandiri, sehingga diharapkan mampu merespon
kebutuhan masyarakat secara tepat, cepat dan fleksibel. Tahun 2002 yang
merupakan awal efektif sebagai Perjan, RSHS telah mencapai kinerja yang baik
dibandingkan dengan tahun 2001 dan tahun 2004 diprognosakan akan
mencapai kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

2.2.

Visi , Misi, dan Tujuan

2.2.1. VI SI :
Menjadi Rumah Sakit I ndonesia Kelas Dunia yang Unggul dalam Pelayanan,
Pendidikan dan Penelitian

2.2.2. MI SI .
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang prima dan terintegrasi
dengan pendidikan dan penelitian


2.2.3. TUJUAN:
1.

Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang terintegrasi sesuai
standar,
berorientasi pada kepuasan pelanggan menuju persaingan di tingkat
regional

2.

Terwujudnya RSHS sebagai Model Rumah Sakit Pendidikan di I ndonesia

3.

Terwujudnya rumah sakit berbasis penelitian (research based hospital)

4.

Meningkatnya cost recovery rumah sakit untuk menuju kemandirian


2.3.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi memberikan gambaran umum tentang fungsi-fungsi yang
menguraikan tugas pokok dan tanggung jawab serta keterkaitan antara tugas

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 2

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

yang satu dan yang lainnya, juga untuk menyusun kebutuhan tenga kerja.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Kondisi Umum
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung terletak di Jalan Pasteur No. 38
Bandung, berdiri diatas tanah seluas 85.687 M2 dengan luas bangunan
mencapai 101.035 M2, sebagai rumah sakit kelas A Pendidikan dengan 1.141

tempat tidur, saat ini memiliki 20 pelayanan spesialistik dan 125 pelayanan

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 3

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

subspesialistik, selain itu RSUP Dr. Hasan Sadikin juga melaksanakan
pelayanan khusus.
Pelayanan yang diberikan di I nstalasi Rawat Jalan, I nstalasi Rawat
Darurat dan I nstalasi Rawat I nap didukung oleh pelayanan penunjang non
medis, seperti; I nstalasi Gizi,
I nstalasi Farmasi, I nstalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (I PSRS),
I nstalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit (I KLRS), I nstalasi Sistem
I nformasi Rumah Sakit (I SI RS), I nstalasi Binatu, I nstalasi Central Sterile
Supply Department (CSSD) dan lain sebagainya.

Gambar 2.2 Denah RSUP Dr. Hasan Sadikin
Sebagaimana terlihat dalam gambar diatas penjelasan ruangan / gedung
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dijelaskan dalam tabel 2.1 Berikut


Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 4

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tabel 2.1 Nama Ruangan / Gedung RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

No Lokasi Ruangan
A Sektor Barat
1 Ruang 17
2 Ruang Anggrek
3 Ruang Bougenville A
4 Ruang Bougenville B
5 Ruang 18 (RGP)
6 Ruang 19 (RGS)
7 Ruang 15
8 Suplemen Wing
B Sektor Tengah
1 IPD

2 Flamboyn
C Sektor Timur
1 Ruang Anak
2 Gedug Askeskni
3 Ruang C
Sumber: Website

Nama Baru

Keterangan

Gedung Alamanda
Gedung Anggrek
Gedung Aglonema
Gedung Anturium
Gedung Adenium
Gedung Azalia
Gedung Amarilis
Gedung Angsana


Obstetri & Ginekologi
Paviliun Anggrek
Ilmu Bedah
Ilmu Bedah
Ilmu Kedokteran Jiwa
Ilmu Penyakit Syaraf
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
IGD

Gedung Fresia
Ilmu Penyakit Dalam
Gedung Flamboyan Ilmu Penyakit Dalam
Gedung Kenanga
Gedung Kemuning
Gedung Kana

Ilmu Kesehatan Anak
Jamksemas/Jamkesda
Ilmu Bedah


2.3.1. Kinerja Pelayanan
I nstalasi Rawat Jalan mempunyai tugas dan fungsi menyediakan
fasilitas terhadap penyelenggaraan kegiatan pelayanan Poliklinik Rawat Jalan
dari berbagai disiplin ilmu kedokteran klinik, selain itu juga melaksanakan
pendidikan dan penelitian. Jumlah kunjungan Rawat Jalan selama 5 (lima)
tahun terakhir mengalami peningkatan, yaitu dari 510.097 pada tahun 2007
menjadi 551.321 pada tahun 2011 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
3,11% pertahun dengan rata-rata kunjungan perhari 2.088 kunjungan.

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 5

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tabel 2.2 Jumlah kunjungan Rawat Jalan lima tahun terakhir

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012


A.

I nstalasi Gawat Darurat mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan
pelayanan medis pasien gawat darurat yaitu pasien dengan ancaman
kematian dan perlu pertolongan segera ( critically ill patient ), pasien
yang tidak ada ancaman kematian tetapi perlu pertolongan segera
(emergency patient), dan pelayanan pasien tidak gawat tidak darurat yang
datang ke I GD selama 24 jam terus menerus, mengelola pelayanan khusus
siaga bencana dan pelayanan medis saat bencana, serta mengelola
pelatihan penanganan pasien gawat darurat bersama dengan Bagian
Pendidikan & Penelitian.

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 6

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Jumlah kunjungan I nstalasi Gawat Darurat selama 5 (lima) tahun
terakhir mengalami penurunan, yaitu dari 48.678 pada tahun 2007 menjadi
46.507 pada tahun 2011, penurunan jumlah kunjungan terjadi terutama

karena menurunnya kunjungan pasien tidak mam pu dan pasien umum akibat
adanya pengendalian pelayanan Gakinda di kabupaten/ kota masing -masing.
Observation time di I GD dibawah 6 jam, sedangkan emergency response
time adalah kurang dari 5 menit. Sement ara itu angka kematian di I nstalasi
Gawat Darurat ( death rate in emergency department) pada tahun 2011
mencapai 1,39% .
Jumlah kunjungan I nstalasi Gawat Darurat selama 5 (lima) tahun
terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Jumlah kunjungan I nstalasi Gawat Darurat lima tahun terakhir

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 7

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Gambar 2.3 Grafik Rawat Jalan 5 Tahun Terakhir

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012

Gambar 2.4 Grafik I nstalasi Gawat Darurat 5 Tahun Terakhir

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 8

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

B.

Tingkat Hunian Tempat Tidur ( BOR) , d aI am 5 (lima) tahun terakhir,
tahun 2007 sampai tahun 2011, tingkat hunian (BOR) menunjukkan
angka yang berfluktuasi, apabila dilihat lebih rinci berdasarkan kelas
perawatan, tampak bahwa penurunan tingkat hunian terutama terjadi
pada perawatan Kelas I I I . Meskipun terjadi penurunan tetapi capaian
angka BOR tersebut berada dalam kisaran standar BOR BLU, yaitu: 70
79% . Rincian tingkat hunian (BOR) adalah sebagai berikut :

C.

Jumlah tindakan operasi di I nstalasi Bedah Sentral dalam 5 (lima) tahun
terakhir mengalami penurunan, yaitu dari 22.530 pada tahun 2007
menjadi 16.627 pada tahun 2011. Jumlah operasi tersebut sejalan
dengan tingkat utilitas kamar operasi, yaitu kamar One Day Surgery
mencapai 3,14, kamar bedah 24 jam mencapai 3,56 dan kamar bedah
elektif masih rendah, yaitu hanya 1,96, masih dibawah target sebesar
2,4. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh terbatasnya peralatan dan
cutting time yang belum sesuai dengan jadwal. Jumlah tindakan operasi
tahun 2011 secara lebih rinci adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4 Jumlah Tindakan Operasi

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 9

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Gambar 25 Grafik Tindakan Operasi

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012
D.

Tingkat Efisiensi dan Mutu Pelayanan.
1)

Average Length of St ay (ALOS)
Average Length of Stay (ALOS) atau rata-rata lama dirawat seorang
pasien selama 4 tahun terakhir sejak tahun 2007 sampai 2011,
mengalami perbaikan yaitu dari 8 hari menjadi 6 hari, atau berada
dalam rentang angka ideal (6-9 hari). Sedangkan ALOS pasien
Jamkesmas, mengalami perbaikan yaitu dari 11 hari menjadi 9 hari.

2)

Turn Over lnterval (TOI )
Turn Over I nterval (TOI ) adalah waktu rata-rata suatu tempat tidur
kosong atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh
pasien sampai ditempati lagi oleh pasien lain. TOI bersama dengan
ALOS dapat menggambarkan tingkat efisiensi. Selama periode
tahun 2007 sampai 2010. TOI berfluktuasi mulai dari 2,79; 2,51;
1,96; 2,81 dan 2,70 hari, berada pada rentang angka ideal (1-3
hari).

3)

Bed Turn Over (BTO) selama periode 2007 sampai 2011
berfluktuasi mulai dari 33; 40; 45; 38 dan 39 kali, sedangkan angka
idealnya : 40 50 kali.

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 10

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

4)

Gross Death Rate (GDR) selama periode 2007 sampai 2011
berfluktuasi mulai dari 5,68% ; 5,13% ; 4; 75% ; dan 5,70% dan
5,11% , berada diatas angka ideal (< 4,50% ). Hal tersebut
disebabkan antara lain oleh pasien yang datang ke RSUP Dr. Hasan
Sadikin (sebagai sarana rujukan puncak pelayanan) sudah dalam
kondisi kritis.

5)

Net Death Rate (NDR) selama periode t ahun 2007 sampai 2011
berfluktuasi mulai dari 4,82; 4,43; 4,01; 4,79 dan 4,07, sedangkan
angka idealnya adalah < 2,5% . Tingginya NDR tersebut
dipengaruhi oleh kompleksitas kasus dan belum optimalnya sistem
koordinasi antar unit terkait.

6)

I nfeksi nosokomial rumah sakit (hospital infection incidence rate) di
RSUP Dr. Hasan Sadikin pada tahun 2010 dan 2011 mencapai
0,25% .

E. Jumlah tindakan operasi di I nstalasi Bedah Sentral dalam 5 (lima) tahun
terakhir mengalami penurunan, yaitu dari 22.530 pada tahun 2007 menjadi
16.627 pada tahun 2011. Jumlah operasi tersebut sejalan dengan tingkat
utilitas kamar operasi, yaitu kamar One Day Surgery mencapai 3,14, kamar
bedah 24 jammencapai 3,56 dan kamar bedah elektif masih rendah, yaitu
hanya 1,96, masih dibawah target sebesar 2,4. Hal tersebut antara lain
disebabkan oleh terbatasnya peralatan dan cutting time yang belum sesuai
dengan jadwal. Jumlah tindakan operasi tahun 2011 secara lebih rinci adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.5 Jumlah Tindakan Operasi

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 11

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

F.

Jumlah pemeriksaan laboratorium Patologi Klinik selama 4 tahun
terakhir mengalami peningkatan rata-rata 22,48% . Kinerja tersebut
ditunjang oleh ketersediaan alat-alat laboratorium berteknologi tinggi
yang dikembangkan sesuai kebutuhan, sehingga mampu meningkatkan
cakupan jenis pemeriksaan.

G.

Jumlah pemeriksaan radiologi selama periode tahun 2007 sampai 2011
menunjukkan jumlah yang berfluktuasi, yang secara rinci adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.6 Jumlah Pemeriksaan Radiologi Tahun 2007-2001

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012
Gambar 2.6 Grafik Pemeriksaan Radiologi Tahun 2007-2001

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012
Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 12

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

H.

Sebagai pusat unggulan nasional, kunjungan pasien ke Kedokteran
Nuklir tidak hanya berasal dari Jawa Barat tetapi juga dari I uar Jawa
Barat, sepenti dari Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Lampung,
Padang, Aceh, Jambi, Makasar dan Kupang. Jumlah pemeriksaan
Kedokteran Nuklir selama periode tahun 2007 sampai 2010 meningkat
dari tahun ke tahun, yaitu :
Tabel 2.7 Tabel Jumlah Jumlah pemeriksaan Kedokteran Nuklir
tahun 2007-2010

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012

2.3.2. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan selama periode 2007 sam pai 2011 melampaui
target, dengan peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 12,44% pertahun,
dengan besaran dalam rentang Rp. 187.949.867.019,- sampai Rp.
445.289.290.823,-.
Penilaian kinerja keuangan berdasarkan skor Tingkat Kesehatan
Rumah Sakit selama periode 2007 sampai 2010 adalah 17,50 (tahun 2007);
16,10 (tahun 2008); 15,90 (tahun 2009) dan 17,70 (tahun 2010), dari skor
kinerja maksimal sebesar 20. Pendapat an rumah sakit selama periode 2007
sampai 2011 berturut -turut adalah sebagai berikut :

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 13

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tabel 2.8 Kinerja Keuangan Tahun 2007-2011

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012
Gambar 2.7 Grafik Kinerja Keuangan Tahun 2007-2001

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012

2.3.3. Sumber Daya Manusia
Jumlah SDM yang bekerja di RSUP Dr. Hasan Sadikin pada akhir tahun 2011
termasuk dokter spesialis dari Diknas, dokter spesialis pensiun yang dikaryakan
kembali, trainee, dan residen adalah 4.273 orang dengan rincian sebagai berikut :

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 14

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Tabel 2.9 Sumber Daya Manusia RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
No.
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Jenis Tenaga
Dokter
·     Spesialis Depkes
·     Spesialis Diknas
·     Spesialis (Pensiun)
·     Spesialis Trainee
·     Residen
·     Umum
Dokter Gigi
·     Spesialis
·     Non Spesialis
·     Residen
Peraw at/Bidan
~ Peraw at
·             PNS
·             CPNS
·             Honorer
·             Non PNS
~ Bidan
·             PNS
·             CPNS
·             Honorer
·             Non PNS
Param edis dan Fungsional
Tenaga Fungsional
·             Apoteker
·             Asisten Apoteker
·             Nutrisionis
·             Sanitarian
·             Pranata Lab. Kes.
·             Fisioterapi
·             Pekarya Kesehatan
·             Teknik Elektro Medik
·             Radiografer
·             Paramedis Lainnya
·             Paramedis CPNS
·             Paramedis Non PNS
·             Perekam Medis
~ Tenaga Fungsional
Non Kesehatan
·             Analis Kepegaw aian
·             Pustakaw an
·             Pranata Humas
·             Pekerja Sosial
~ Tenaga Strategis
·             Fsikolog
·             Biologi
·             Pekarya/Pelaksana RT
·             Pekarya Pelaksana
·             Tenaga Informatika
·             Pelaksana CSSD
·             Pelaksana Teknik
Adm inistrasi
·     PNS
·             CPNS
·             Non PNS
Satpam
·             PNS
·             CPNS
·             Non PNS
TOTAL

2007

2008

2009

2010

2011

184
116
11
20
648
46

189
107
11
23
768
43

192
108
23
21
875
34

209
113
26
17
1.022
34

223
113
26
17
1.011
47

25
16
30

29
14
30

29
15
41

33
14
46

36
15
46

704
54

737
115

772
74

268

154

161

815
31
146
58

816
110
120
84

76
2

67
5

70
2

22

22

24

66
0
20
5

56
20
15
3

22
38
37
29
62
19
43
11
28
4
6
4

23
36
37
29
66
18
41
12
26
4
7
10

23
34
36
22
69
22

23
57
37
19
71
23

23
199
35
20
71
118

14
30

14
31

12
30

44

49

69

12
3
5
4

11
3
5
4

9
3
3
3

1
2
322
39
15
9
77

2
6
309
38
16
9
83

2
5
311
33
11
9
77

733
5
153

691
62
186

363
54
38

344
62
61

339
10
42

6

6
26
31
3.625

13
14
26
3.732

22
25

22

3.979

4.273

58
3.480

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 15

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2.3.4. Master Program dan Program Fungsi
A. Pelayanan Medik Rumah Sakit Type A
RSUP Dr. Hasan Sadikin telah ditetapkan sebagai RS Type A oleh Menteri
Kesehatan RI sejak tahun 2004, dengan demikian berarti RSUP Dr. Hasan
Sadikin sudah mampu memberikan pelayanan medis spesialistik dan sub
spesiliastik luas.
Sejauh ini RSUP Dr. Hasan Sadikin sudah mampu menyediakan pelayanan
medis spesialistik sebanyak 20 jenis dan 125 pelayanan sub spesialistik.
Kemampuan ini tentu saja tidak/ belum dimiliki RSUP Dr. Hasan Sadikin lain di
Jawa Barat baik RS Pemerintah Pusat dan Daerah maupun RS Swasta.
Salah satu jenis pelayanan dari 20 jenis pelayanan yang ada di RSUP Dr.
Hasan Sadikin adalah pelayanan Kedokteran Nuklir yang sulit untuk diikuti
rumah sakit lain mengingat untuk jenis pelayanan ini diperlukan SDM yang
kualifikasi tinggi dan peralatan yang canggih dan mahal harganya. Selain
pelayanan Kedokteran Nuklir, ada juga pelayanan yang sulit diikuti rumah
sakit lain yaitu pelayanan Teknologi Reproduksi Berbantu. Pelayanan ini
memerlukan keahlian dan peralatan khusus sehingga tidak mudah disaingi
rumah sakit lain. Kedua jenis pelayanan tersebut telah ditetapkan sebagai
pelayanan unggulan (center of excellence) di RSUP Dr. Hasan Sadikin.
Ke-20 pelayanan medik spesialistik tersebut, meliputi :
1) Penyakit Dalam
2) Kebidanan dan Kandungan
3) Kesehatan Anak
4) Bedah Umum
5) Bedah Saraf
6) Bedah Orthopedi
7) Bedah Mulut
8) Penyakit Saraf
9) Telinga, Hidung, Tenngorokan (THT) dan Leher (Neck)
10)

Anestesiologi dan Reanimasi

11)

Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

12)

Penyakit Kulit dan kelamin

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 16

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

13)

Kesehatan Jiwa

14)

Radiologi

15)

Patologi Klinik

16)

Patologi Anatomi

17)

Kedokteran Nuklir

18)

Kedokteran Kehakiman

19)

Farmakologi Klinik

20)

Gigi dan Mulut

Pada masa mendatang RSUP Dr. Hasan Sadikin akanj dilengkapi dengan
pelayanan Spesialis Mata. Masing-masing jenis pelayanan tersebut diatas
memiliki pelayanan-pelayanan sub spesialistik yang keseluruhannya berjumlah
125 jenis.

B. Jumlah dan Jenis Fasilitas Peraw atan
RSUP Dr. Hasan Sadikin memiliki beberapa status/ predikat yaitu sebagai
Rumah Sakit type A, Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Rujukan
Puncak untuk wilayah Jawa Barat. Oleh sebab itu pada saat inipun RSUP Dr.
Hasan Sadikin sudah memiliki fasilitas rawat inap yang dibutuhkan. Kedepan,
fasilitas rawat inap ini akan dikembangkan dan ditambah kapasitasnya, dari
1.141 tempat tidur menjadi 1.256 tempat tidur, ada penambahan sebanyak
115 tempat tidur atau kenaikan sebesar 10% . Adapun jenis dan jumlahnya
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.10 Fasilitas Rawat I nap
Nomor
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)

Ruang
Rawat Inap biasa/umum
Rawat Inap Gawat Darurat
Rawat Inap Intensif ( I CU)
Rawat Inap intensif neonatal ( NI CU)
Rawat Inap intensif pediatrik ( PI CU)
Rawat Inap Intensif jantung ( CI CU)
Rawat Inap Intensif umum ( GI CU)
Rawat Inap SARS/Flu Burung
Rawat Inap High Care Unit ( HCU)
Rawat I nap I solasi/ I nfeksi
Jumlah

Tempat
Tidur
1088
20
14
4
8
8
24
4
74
12
1.256

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 17

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012
Dari jumlah tempat tidur sebanyak 1.256 tersebut, terdistribusi ke ruang-ruang
perawatan dengan klasifikasi sebagai beriukut :
Tabel 2.11 Ruang Perawatan dan Jumlah Tempat Tidur
No

Ruang Tempat Perawatan

1)

Instalasi Gawat

20 tempat tidur

2)

Darurat Intensive Care

36 tempat tidur

3)

Pavilyun Parahyangan

72 tempat tidur

4)

Rawat Inap Bedah

392 + 8 I CU + 16 HCU

5)

Rawat Inap Ibu dan Anak :

Jumlah Tempat Tidur

Kebidanan

104 + 4 tempat tidur

An a k

140 + 40 tempat tidur

6)

Rawat Inap Penyakit Dalam

172 + 16 HCU + 16 I solasi

7)

Rawat Inap Kemuning

182 tempat tidur

8)

Pavilyun Parahyangan 2

60 tempat tidur

9)

Jantung Terpadu + CICU

20 tempat tidur

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012
Dari jumlah tempat tidur sebanyak 1.256 tersebut, terdistribusi ke ruang-ruang
perawatan dengan klasifikasi sebagai beriukut :
Tabel 2.12 Ruang Perawatan dan Klas Perawatan
No

Kelas Perawatan

Jumlah Tempat Tidur

1)

Kelas VI P

132 tempat tidur

2)

Kelas I

150 tempat tidur

3)

Kelas I I

200 tempat tidur

4)

Kelas I I I

578 tempat tidur

5)

Rawat Intensif

58 tempat tidur

6)

Rawat HCU

86 tempat tidur

7)

Rawat Isolasi

20 tempat tidur

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 18

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

8)

Rawat Khusus

2 tempat tidur

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012

C. Program Fungsi
Program Fungsi merupakan uraian secara rinci dari suatu master program,
dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan suatu rumah sakit.
Program Fungsi dapat di jabarkan sebagai berikut :
1) Kegiatan Rawat Jalan
Berangkat dari data tahun 2011, dimana jumlah pengunjung rawat jalan telah
mencapai lebih kurang 2.088 perhari dan total pertahun sebanyak 551.321.
Pada saat itu kapasitas tempat tidur di RSUP Dr. Hasan Sadikin berjumlah
1.141. Kedepan jumlah tempat tidur tersebut akan di tingkatkan menjadi 1.256
atau ada kenaikan sebesar 10 % . Kecenderungan Kenaikan Jumlah Pasien
Rawat Jalan disusun sebagai berikut:
Tabel 2.13 Kecenderungan Jumlah Pasien Rawat Jalan
Tahun
No. Kenaikan

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

1

1%

551.321 556.834 562.402 568.026 573.706 579.445 585.238 591.090

2

2%

551.321 562.347 573.595 585.065 596.767 608.705 620.875 633.295

3

3%

551.321 567.860 584.895 602.445 620.515 639.130 658.305 678.055

lanjutan
No.

Tahun
Kenaikan

1.

1%

597.000 602.970 609.000 615.089 621.240 627.455 633.725 640.065

2.

2%

645.960 658.880 672.055 685.500 699.210 713.195 727.455 742.005

3.

3%

698.395 719.345 740.980 763.155 786.050 809.630 833.920 858.940

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2025

2026

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012
2) Pelayanan Gawat Darurat

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 19

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Data tahun 2011 menunjukan pasien rawat gawat darurat mencapai 46.507
atau rata-rata perhari sebanyak 127 pasien dengan jumlah hari buka 365
dalam setahun.
Mengingat bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, bertambahnya jumlah
penduduk dan meningkatnya mobilitas manusia baik yang berkendaraan
bermotor, pesawat udara, kerta api, maupun pejalan kaki, juga
berkembangnya sektor industri, diperkirakan kemungkinan terjadi kecelakaan
akan meningkat pula baik yang terjadi di jalan, rumah tangga maupun tempat
kerja (perkantoran dan pabrik-pabrik). Hal-hal itulah yang perlu diantisipasi
oleh RSUP Dr. Hasan Sadikin. Kecenderungan Jumlah Pasien Gawat Darurat
disusun sebagai berikut:
Tabel 2.13 Kecenderungan Jumlah Pasien Rawat Darurat
No.

Tahun
Kenaikan

2011

2012

1

1%

46.507

46.972

2

2%

46.507

3

3%

2013

2014

2015

2016

2017

2018

47.442

47.916

48.395

48.879

49.368

49.862

47.437

48.386

49.354

50.341

51.347

52.374

53.422

46.507

47.902

49.339

50.819

52.344

53.914

55.531

57.197

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2025

2026

lanjutan
No.

Tahun
Kenaikan

1.

1%

50.361

50.864

51.373

51.886

52.405

52.929

53.459

53.993

2.

2%

54.490

55.580

56.692

57.826

58.982

60.162

61.365

62.592

3.

3%

58.913

60.680

62.500

64.376

66.307

68.296

70.345

72.455

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012
3) Pelayanan Rawat I nap
Penambahan fasilitas tempat tidur dari 1.141, menjadi 1.256 (naik 10% )
tentunya akan berdampak pada penambahan jumlah pasien yang dirawat.
Akan tetapi untuk tetap menjaga mutu pelayanan BOR harus tetap
dipertahankan pada posisi BOR optimum, melalui upaya-upaya antara lain
pembatasan LOS (4-7 hari).
Penambahan jumlah tempat tidur berarti
kemampuan daya tampung bagi pasien rawat inap akan meningkat. Dengan

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 20

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

estimasi penambahan kapasitas tempat tidur baru akan terwujud pada tahun
2018, kenaikan jumlah pasien dirawat adalah
Tabel 2.14 Kecenderungan Jumlah Pasien Rawat Jalan
No.

Tahun
Kenaikan

2011

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2025

1.

05.0 %

45.267

47.530

49.907

52.402

55.022

57.773

60.662

63.695

2.

07.5 %

45.267

48.665

48.662

52.312

56.235

60.453

64.987

69.861

3.

10.0 %

45.267

49.795

54.775

60.253

66.278

72.906

80.196

88.216

4.

12.5 %

45.267

50.925

57.291

64.452

72.508

81.572

91.768

103.239

5.

15.0 %

45.267

52.060

59.869

68.849

79.177

91.053

104.711

120.418

Sumber : Master Plan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2012
• Pelayanan Rawat I nap
I ndikator mutu pelayanan dan keefesienan rawat inap adalah :
1.

Bed Occupancy Rate (BOR/ Tingkat Hunian tempat tidur)

2.

Turn Over I nterval (TOI / jarak waktu/ jeda tempat tidur diisi pasien)

3.

Bed Turn Over (BTO/ frekwenssi tempaat tidur diisi pasien)

4.

Length Of Stay (LOS/ lamanya pasien dirawat)

Disamping indikator-indikator tersebut diatas ada pula indikatior lain, yaitu :
1.

Angka kematian sebelum 48 jam pasien dirawat.

2.

Angka kematian sesudah 48 jam pasien dirawat.

3.

Berapa banyak pasien ex. I CU yang dirawat inap di rujuk kembali ke I CU
karena mengalami penurunan kondisi kesehatannya.

BOR, BTO,TOI , LOS, Angka Kematian telah ada standarnya yang dibuat
Kementerian Kesehatan RI . Rumah Sakit harus berupaya untuk mencapai
standar-standar tersebut agar dapat dikategorikan sebagai RS yang pelayanan
rawat inapnya bermutu dan efisien. Sedangkan indikator no. 7 menunjukan
kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kelas dunia (world
class )

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 21

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Bab II Kondisi Umum RSUP Dr. Hasan Sadikin - 22