sistem pemerintahan dan kelembagaan nega
SISTEM PEMERINTAHAN DAN KELEMBAGAAN NEGARA
Makalah
disusun guna memenuhi tugas MKU
(Mata Kuliah Dasar Umum)
yaitu Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu Natal Kristiono, S.Pd, M.h.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
1.
2.
3.
4.
5.
Ratna Widyaningsih
Rizky Junianto Wibowo
Widiyanto
Indah Ayu Sulistiyawatin
Ilawati
( 2101416061 )
( 5301416044 )
( 6101416066 )
( 6411416018 )
( 7101416135 )
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaiku Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan salah satu tugas dari MKU (Mata
Kuliah Umum) yaitu Pendidikan Pancasila. Perjalanan menyusun tugas ini kami
jalani dengan sungguh – sungguh sehingga telah terselesaikan tugas makalah
tentang “Sistem Pemerintahan dan Kelembagaan Negara “ yang diberikan oleh
Natal Kristiono, S.Pd, M.h. selaku dosen pengampu mata kuliah ini.
Makalah ini berisi tentang sistem pemerintahan, macam-macam sistem
pemerintahan, dan kelembagaan negara yang ada di Indonesia. Sehingga kita bisa
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem pemerintahan antara
presidensial dan parlementer dan ketatanegaraan yang ada di Indonesia. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Natal Kristiono, S.Pd, M.h. yang telah
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini serta teman – teman yang
mendukung proses penyusunan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan khususnya pada temanteman di Universitas Negeri Semarang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak materi-materi yang belum dituangkan dalam makalah ini karena
keterbatasan kemampuan maupun kondisi kami. Untuk itu kami mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 31 Maret 2017
Penulis
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Sistem Pemerintahan.....................................................................................3
B. Macam- Macam Sistem Pemerintahan di Indonesia.....................................4
1.
Sistem Pemerintahan Presidensiil.............................................................4
2.
Sistem Pemerintahan Parlementer.............................................................5
3. Perbedaan Sistem Pemerintahan Presidensil dan Sistem Pemerintahan
Parlementer.......................................................................................................8
C. Kelembagaan Negara Di Indonesia...............................................................9
1.
Lembaga Legislatif....................................................................................9
2.
Lembaga Eksekutif..................................................................................13
3.
Lembaga Yudikatif..................................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................20
A. Kesimpulan.................................................................................................20
B. Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................21
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintahan yang berdaulat adalah salah satu syarat berdirinya negara
merdeka dan sejahtera. Indonesia yang merupakan negara merdeka yang pastinya
memiliki pemerintahan yang berdaulat. Indonesia memiliki dua jenis sistem
pemerintahan yaitu sistem pemerintahan presidensiil dan sistem pemerintahan
parlementer. Dengan adanya sistem pemerintahan ini, maka rakyat dapat
menjalankan kehidupannya dengan teratur, sehingga dapat tercapai cita-cita
bangsa yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dengan adanya cita-cita tersebut
maka sistem pemerintahan akan bekerja untuk mencapainya. Sistem yang
digunakan sebuah negara untuk mengatur gerak langkah perjalanan sebuah negara
inilah yang disebut sistem pemerintahan.
Di Indonesia pernah terjadi perubahan sistem pemerintah dari
presidensiil dan parlementer yang terjadi karena perubahan kebijakan yang
digunakan. Dari mulai kemerdekaan di tahun 1945 yang menggunakan sistem
presidensiil dan pernah menggunakan sistem perlementer di tahun 1950. Dan
sekarang kembali ke UUD 1945 dengan beberapa amandemen. Dengan adanya
makalah ini kami berharap akan menambah wawasan pengetahuan mahasiswa
khususnya dan masyarakat pada umumnya, tentang sistem pemerintahan yang
diterapkan di negara Indonesia ini serta kelemahan dan kelebihan tiap sistem yang
digunakan, sehingga masyarakat dapat mengontrol sistem kerja pemerintah.
Dalam menjalankan sistem pemerintahan ini tidak lepas dengan yang
namanya alat- alat perlengkapan negara atau biasa di sebut lembaga- lembaga
negara yang terdiri dari lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lembaga
yudukatif. Setiap lembaga memiliki fungsi dan hak masing- masing untuk
menjalankan pemerintahan untuk rakyat. Untuk itu kita perlu mempelajari fungsi
1
dan hak dari masing- masing lembaga tersebut supaya bisa mengawasi dan
mengontrol kerjanya, sehingga cita- cita bangsa Indonesia dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sistem pemerintahan?
2. Sebutkan macam- macam sistem pemerintahan di Indonesia?
3. Bagaimana kelembagaan negara di Indonesia?
C. Tujuan
1. Memahami sistem pemerintahan.
2. Mengetahui dan memahami macam- macam sistem pemerintahan di
Indonesia.
3. Mengetahui kelembagaan negara di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pemerintahan
Kata “sistem pemerintahan” oleh pakar ketatanegaraan diberikan
rumusan pengertian yang berbeda satu sama lain walaupun secara esensial tidak
2
tampak perbedaan yang substantif di antara rumusan yang berbeda- beda tersebut.
Sistem pemerintahan dapat diartikan sebagai struktur yang terdiri dari fungsifungsi legislatif, eksekutif, dan yudukatif, yang saling berhubungan, bekerja sama,
dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan demikian sistem pemerintahan
adalah cara kerja lembaga- lembaga negara dan hubungannya satu sama lain.
Secara singkat Jimly Asshiddiqie memberikan pengertian sistem pemerintahan
sebagai suatu sistem hubungan antar lembaga-lembaga. Sedangkan menurut Sri
Soemantri, sistem pemerintahan adalah hubungan antara legislatif dan eksekutif
( Sulardi,2012:46).
Sistem pemerintahan berkaitan erat dengan hubungan antara legislatif
dan eksekutif. Lembaga legislatif sebagai lembaga perwakilan rakyat dan pembuat
undang- undang., bagaimana hubunganya dengan lembaga eksekutif sebagai
lembaga
yang
bertugas
menjalankan
pemerintahan.
Dengan
demikian
pemerintahan merupakan sistem yang mengambarkan kedudukan, tugas, dan
wewenang lembaga legislatif dan lembaga eksekutif, serta hubungan tata kerja
diantara kedua lembaga- lembaga tersebut. Dari sinilah muncul dua sistem
pemerintahan yang pokok yaitu sistem pemerintahan presidensiil dan sistem
pemerintahan parlementer. Walaupun masih ada variasi lain di samping sistem
yang pokok tersebut, seperti sistem quasi presidensiil dan sistem quasi
parlementer.
Istilah sistem pemerintahan juga bisa dipahami dalam konteks, siapa
yang memegang kakuasaan pemerintahan atau kekuasaan eksekutif, dan kepada
siapa kekuasaan itu harus dipertanggung jawabkan. Dalam pemahaman seperti itu
sistem pemerintahan biasa dibedakan sistem pemerintahan presidesiil dan sistem
pemerintahan perlementer.
B. Macam- Macam Sistem Pemerintahan di Indonesia
1.
Sistem Pemerintahan Presidensiil
a. Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensiil
3
Sistem pemerintahan presidensiil adalah sistem pemerintahan dimana
pemegang kekuasaan pemerintahan adalah presiden, sedangkan Menteri- menteri
sebagai pembantu presiden dan harus bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugasnya kepada presiden. Presiden tidak bertanggungjawab kepada DPR, yang
berarti tidak adanya pertanggung jawaban eksekutif terhadap legislatif. Presiden
berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, presiden dan DPR
tidak saling menjatuhkan. Sistem presidenssiil atau bisa disebut sistem
kongresional merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan
eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.
Dalam kajian ketatanegaraan , negara yang sering dijadikan sebagai model
dari sistem ini adalah Amarika serikat yang memadukan sistem pemerintahan
presidensiil dengan prinsip pemisahan kekuasaan serta checks and balance atau
saling mengontrol dan saling mewujudakan keseimbangan kekuasaan.
b. Ciri – Ciri Sistem Pemerintahan Presidensiil
Ciri-ciri dari sistem pemerintahan presidensiil adalah sebagai berikut:
a.
Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak
dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan
majelis.
b.
Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab
kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.
c.
Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen.
d.
Presiden tidak dapat membubarkan parlemen.
e.
Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan.
Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.
f.
Presiden bukan bagian dari perlemen dan tidak dapat diberhentikan oleh
parlemen, kecuali melalui proses impechment
c. Kelebihan dan Kekurangan
4
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensiil :
a.
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada
parlemen.
b.
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun,
Presiden Indonesia adalah lima tahun.
c.
Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu
masa jabatannya.
d.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena
dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensiil :
a. Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.
b. Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
2.
Sistem Pemerintahan Parlementer
a. Pengertian Sistem Pemerintahan Parlementer
Sistem Pemerintahan Parlementer adalah sistem
pemerintahan dimana
kekuasaan pemerintah atau eksekutif dipegang oleh perdana menteri dan Menterimenterinya(kabinet), kabinet harus bertanggung jawab parlemen atau DPR.
Dengan demikian ada pertanggungjawaban eksekutif kepada legislatif. Dengan
pertanggungjawaban itu, apabila kebijakan kabinet tidak sesuai dengan keinginan
DPR maka DPR dapat memaksa kabinet untuk mundur, dan dibentuk kabinet
yang baru. Dalam sistem pemerintahan parlementer terdapat pemisahan antara
jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan. Jabatan kepala negara dipegang
oleh presiden/ raja/ kaisar/ sebutan lainya, sedangkan jabatan kepala pemerintahan
dipegang oleh perdana Menteri. Presiden/ raja/ kaisar hanya sebagai simbol,
Karena jabatan kepala negara hanya bersifat seremonial tanpa disertai kekuasaan
politik yang cukup berarti.
Dalam kajian ketatanegaraan, negara yang sering dijadikan sebagai model
dari sistem pemerintahan parlementer ini adalah negara Ingris, dimana jabatan
5
kepala negara dipegang oleh Ratu Inggris yang memegang jabatan berdasarkan
keturunan, dan kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri yang dijabat
oleh ketua partai yang memenangi pemilihan umum. Kabinet bertanggungjawab
kepada perlemen atau DPR.
b. Ciri – Ciri Sistem Pemerintahan Perlementer
Ciri-ciri dari sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut:
a.
Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya
dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki
kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.
b.
Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang
memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan
umum memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan
besar di parlemen.
c.
Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri
sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk
melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif
berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet
umumnya berasal dari parlemen.
d.
Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat dapat dijatuhkan oleh
parlemen melalui mosi(tidak percaya).
e.
Kepala negara tidak berkedudukan sebagai kepala pemerintahan dan hanya
berperan sebagai simbol nasional. Kepala pemerintahan adalah perdana
menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden.
f.
Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau
raja atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen.
Selanjutnya, diadakan pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen
baru.
c. Kelebihan dan Kekurangan
6
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer :
a.
Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena
kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
b.
Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public
jelas.
c.
Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga
kabinet menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :
a.
Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas
dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh
parlemen.
b.
Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bias ditentukan
berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat
bubar.
c.
Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota
kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena
pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat
mengusai parlemen.
d.
Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi
bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.
7
3.
Perbedaan Sistem Pemerintahan Presidensil dan Sistem Pemerintahan
Parlementer.
Sistem Pemerintahan Presidensil
1. Kekuasaan pemerintahan
berada ditangan presiden,
sedangakan menteri- menteri
sebagai pembantu presiden
dan bertanggungjawab pada
presiden.
2. Presiden sebagai kepala
negara sekaligus sebagai
kepala pemerintahan.
3. Presiden tidak
bertanggungjawab kepada
DPR (eksekutif tidak
bertanggungjawab kepada
legislatif).
4. DPR dan Presiden tidak dapat
saling menjatuhkan. (legislatif
dan eksekutif tidak dapat
saling menjatuhkan).
5. Masa jabatan Presiden
(eksekutif) sudah tertentu
(fixed) yaitu sebagaimana
ditentukan dalam konstitusi.
6. Presiden dipilih secara
langsung oleh rakyat melalui
pemilihan umum.
Sistem Pemerintahan Parlemen
1. Kekuasaan pemerintahan
berada pada perdana Menteri
dan menteri- menterinya.
2. Jabatan kepala negara dijabat
oleh presiden/ raja/ kaisar,
sedangakan jabatan kepala
pemerintahan dipegang oleh
perdana mentari. Jabatan
kepala negara hanya bersifat
seremonial.
3. Perdana mentari dan menterimenterinya bertanggung
jawab kepada DPR.
(Eksekutif bertanggungjawab
kepada legislatif).
4. DPR dapat menjatuhkan
perdana menteri dan menterimentarinya ( Legislatif dapat
menjatuhkan eksekutif).
5. Masa jabatan perdana
menteri(eksekutif) tergantung
dukungan dari DPR.
C. Kelembagaan Negara Di Indonesia
Lembaga- lembaga negara yang dalam sistem ketatanegaraan menurut uud
1945 yang telah diamandemen adalah sebagai berikut :
UUD 1945
BPK
BANK
CENTRAL
PRESIDEN
DPR
MPR
DPD
MA
MK
Kementerian
Wantim
KPU
KY
TNI/POL
Memegang kekuasaan
membentuk UU Ps 20 (1)
Memegang kekuasaan
pemerintahan Ps 4 (1)
Memegang
kekuasaan
kehakiman Ps 24 (1)
Gambar Kelembagaan Negara menurut UUD 1945
1.
Lembaga Legislatif
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Keanggotaan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) terdiri atas anggota
DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilu untuk masa jabatan selama
lima tahun. MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota negara,
putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak (pasal 2). Kewenangan MPR
adalah mengubah dan menetapkan UUD, melantik Presiden dan Wakil Presiden,
dapat memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya
menurut UUD (pasal 3). Karena MPR bukan lagi sebagai lembaga pemegang
kedaulatan rakyat, maka MPR tidak lagi berkedudukan sebagai lembaga tertinggi.
MPR ditugasi melakukan peninjauan terhadap materi dan status hokum TAP.
MPRS dan MPR untuk diambil putusan pada siding MPR tahun 2003(pasal I AT).
9
Tugas dan Wewenang MPR
Berdasarkan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 , MPR mempunyai tugas dan
wewenang sebagai berikut :
Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar.
Melantik presiden dan wakil presiden.
Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya
menurut undang-undang dasar.
Anggota MPR mempunyai hak berikut ini dalam menjalankan tugasnya.
Mengajukan usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar.
Menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan.
Memilih dan dipilih.
Membela diri.
Imunitas.
Protokoler.
Keuangan dan administratif.
Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR )
Dewan Perwakilan Rakyat merupakan lembaga perwakilan rakyat yang
berkedudukan sebagai lembaga negara. Keanggota DPR dipilih melalui
pemilu.DPR bersidang sedikitnya sekali dalam setahun (pasal 19). DPR
memegang kekuasaan membentuk UU, dan setiap RUU dibahas oleh DPR dan
Presiden secara bersama- sama dan selanjutnya di sahkan oleh Presiden. RUU
10
yang tidak mendapat persetujuan DPR tidak boleh diajukan lagi dalam
persidangan masa itu. Dalam hal RUU yang telah disetujui bersama tidak
disahkan oleh Presiden, maka dalam 30 hari sejak RUU itu disetujui adalah sah
menjadi UU (pasal 20). DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang
berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan yang berada di
kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota.
Masa jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan berakhir pada saat
anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh Ketua
Mahkamah Agung dalam sidang paripurna DPR.
Jumlah Anggota DPR/DPRD Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008
ditetapkan sebagai berikut:
jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang;
jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan
sebanyak- banyak 100 orang;
jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyakbanyaknya 50 orang.
Fungsi DPR
Lembaga negara DPR yang bertindak sebagai lembaga legislatif mempunyai
fungsi berikut ini :
Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat undangundang.
Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak
untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan
pengawasan terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-undang.
Hak-Hak DPR
11
Dewan Perwakilan Rakyat sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak,
antara lain sebagai berikut:
Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada
pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis
serta berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.
Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu
kebijakan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
Hak menyatakan pendapat adalah hak DR untuk menyatakan pendapat
terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang
terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya
atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.
Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk komisi-komisi
yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.
Dewan Perwakilan Daerah ( DPD)
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga perwakilan daerah
yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Anggota DPD dipilih dari setiap
provinsi melalui Pemilu, setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh
anggota DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR. DPD bersidang sedikitnya
sekal dalam setahun (pasal 22 C). Masa jabatan anggota DPD adalah lima tahun.
Tugas dan Wewenang DPD
Berdasarkan Pasal 22 D UUD 1945 kewenangan DPD sebagai berikut:
Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam
dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan
daerah.
12
Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan
undang-undang, RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.
Melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undangundang otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dengan
daerah, pajak, pendidikan, dan agama.
2.
Lembaga Eksekutif
Presiden dan Wakil Presiden
Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD, dan dalam
melakukan kewajibannya dibantu oleh seorang Wakil Presiden(pasal 4). Presiden
berhak mengajukan RUU, dan menetapkan Peraturan Pemerintah untuk
menjalankan UU (pasal 5). Undang-undang Dasar 1945 yang telah diamandemen,
membatasi masa jabatan presiden/wakil presiden selama 2 periode. Presiden
memegang kekuasaan pemerintahan (eksekutif) berdasarkan konstitusi. Selain itu,
Presiden juga memiliki hak untuk memberi grasi dan rehabilitasi dengan
memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung. Grasi adalah pengampunan
berupa perubahan, peringanan, pengurangan, atau penghapusan pelaksanaan
pidana kepada yang diberikan oleh presiden. Rehabilitasi adalah hak seseorang
untuk mendapat pemulihan haknya dalam kemampuan, kedudukan dan harkat
serta martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan atau
peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan yang
berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau
hukum yang diterapkan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.
13
Syarat menjadi seorang calon presiden dan wakil presiden adalah WNI sejak
kelahirannya, tidak pernah menerima kewarganegaraan lain, karena kehendaknya
sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, dan mampu secara rohani dan jasmani
untuk melakukan kewajibannya, sedangkan syarat- syarat lainnya akan diatur
dengan UU (pasal 6). Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh
rakyat. Pasangan presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik peserta
pemilu. Pasangan yang mendapat suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah
suara dan sebaliknya dua puluh persen suara tiap provinsi yang tersebar di lebih
setengah provinsi di Indonesia dilantik menjadi presiden dan wakil presiden.
Dalam hal tidak ada pasangan calon yang memenuhi, maka dua pasangan
perolehan suara terbanyak dipilih oleh rakyat secara langsung, dan yang
memperoleh suara terbanyak dilantik menjadi presiden dan wakil presiden.
Tentang tata cara pemilihan di atur dengan UU (pasal 6A).
Kementrian Negara
Presiden
dalam
menjalankan
tugas
dan
kewajibannya
di
bidang
pemerintahan dibantu oleh Menteri- menteri Negara (pasal 17 ayat 1).Menterimenteri negara diangkat dan diberhentikan oleh Presiden (pasal 17 ayat 2).
Menteri- Menteri negara membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan (pasal
17 ayat 3). Pembentukan , pengubahan, dan pembubaran kementrian negara diatur
dalam UU (pasal 17 ayat 4).
Dewan Pertimbangan (Wantim)
Presiden
membentuk
suatu
Dewan
Pertimbangan
yang
bertugas
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Preside (pasal 16). Dewan
Pertimbangan Presiden ini berada di bawah Presiden, sesuai Pasal 2 UU No.19
tahun 2006. Pemberian nasihat yang dilakukan Wantim bersifat wajib, baik
diminta ataupun tidak oleh Presiden. Syarat menjadi anggota Wantim adalah setia
kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-undang Dasar 1945, dan cita-cita
proklamasi 17 Agustus 1945. Sesuai Pasal 9 UU No.19 tahun 2006, Presiden
mengangkat dan memberhentikan anggota Wantim.
TNI/ POL
14
Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan kaeamana rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat,
sebagai kekuatan pendukung (pasal 30 ayat 2). Tentara Nasional Indonesia terdiri
atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara
bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan
negara (pasal 30 ayat 3). Kepolisian Negara RI sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakan hokum(pasal 30 ayat 4). Susunan, kedudukan,
hubungan kewenangan TNI-POLRI dan syarat- syarat keikutsertaan bela negara
diatur dengan UU (pasal 30 ayat 5).
Bank Sentral
Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan,
tanggung jawab, dan independensi diatur dengan UU (pasal 23D).
Badan Pengawas Keuangan
Untuk memeriks pengelolaan dan tanggung jawab tenteng keuangan
negara diadakan BPK yang bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan
negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD untuk ditindak lanjuti (pasal
23E). Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan mempetimbangkan pertimbangan
DPD dan diresmikan oleh Presiden, sedang pimpinan BPK dipilih dari dan oleh
anggota (pasal 23 F). BPK berkedudukan di ibukota negara dan memiliki
perwakilan di setiap provinsi(pasal 23 G).
Komisi Pemilihan Umum
Dalam melaksanakan pemilu agar terselengara sesuai asas (luberjurdil),
maka dibentukkan sebuah komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap,
dan mandiri(pasal 22 E). KPU selain ada ditingkat pusat, juga terdapat KPU
daerah baik di provinsi maupun kabupaten/ kota.
3.
Lembaga Yudikatif
Mahkamah Agung
15
Mahkamah Agung – sesuai Pasal 24A UUD 1945 – memiliki kewenangan
mengadili kasus hukum pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai
wewenang lain yang diberikan oleh undang-undang. Sebagai sebuah lembaga
yudikatif, Mahkamah Agung memiliki beberapa fungsi. Fungsi-fungsi tersebut
adalah:
1. Fungsi Peradilan. Pertama, membina keseragaman dalam penerapan
hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali. Kedua, memeriksa
dan memutuskan perkara tingkat pertama dan terakhir semua sengketa
tentang kewenangan mengadili, permohonan peninjauan kembali putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, sengketa akibat perampasan
kapal asing dan muatannya oleh kapal perang RI. Ketiga, memegang hak
uji materiil, yaitu menguji ataupun menilai peraturan perundangan di
bawah undang-undang apakah bertentangan dengan peraturan dari tingkat
yang lebih tinggi.
2. Fungsi Pengawasan. Pertama, Mahkamah Agung adalah pengawas
tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan.
Kedua, Mahkamah Agung adalah pengawas pekerjaan pengadilan dan
tingkah laku para hakim dan perbuatan pejabat pengadilan dalam
menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok
kekuasaan kehakiman, yaitu menerima, memeriksa, mengadili, dan
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan. Ketiga, Mahkamah Agung
adalah pengawas Penasehat Hukum (Advokat) dan Notaris sepanjang yang
menyangkut peradilan, sesuai Pasal 36 Undang-undang nomor 14 tahun
1985 tentang Mahkamah Agung).
3. Fungsi Mengatur. Dalam fungsi ini, Mahkamah Agung mengatur lebih
lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan
apabila terdapat hal-hal yang belum diatur dalam Undang-undang tentang
Mahkamah Agung.
4. Fungsi Nasehat. Pertama, Mahkamah Agung memberikan nasehat ataupun
pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain.
16
Kedua, Mahkamah Agung memberi nasehat kepada Presiden selaku
Kepala Negara dalam rangka pemberian/penolakan Grasi dan Rehabilitasi.
5. Fungsi
Administratif. Pertama,
mengatur
badan-badan
Peradilan
(Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata
Usaha Negara) sesuai pasal 11 ayat 1 Undang-undang nomor 35 tahun
1999. Kedua, mengatur tugas dan tanggung jawab, susunan organisasi dan
tata kerja Kepaniteraan Pengadilan.
Saat ini, Mahkamah Agung memiliki sebuah sekretariat yang membawahi
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum, Direktorat Jenderal Badan Peradilan
Agama, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Tata Usaha Negara, Badan
Pengawasan, Badan Penelitian dan Pelatihan dan Pendidikan, serta Badan Urusan
Administrasi. Badan Peradilan Militer kini berada di bawah pengaturan Direktorat
Jenderal Badan Peradilan Tata Usaha Negara.
Mahkamah Agung memiliki sebelas orang pimpinan yang masing-masing
memegang tugas tertentu. Daftar tugas pimpinan tersebut tergambar melalui
jabatan yang diembannya yaitu: (1) Ketua; (2) wakil ketua bidang yudisial; (3)
wakil ketua bidang non yudisial; (4) ketua muda urusan lingkungan peradilan
militer/TNI; (5) ketua muda urusan lingkungan peradilan tata usaha negara; (6)
ketua muda pidana mahkamah agung RI; (7) ketua muda pembinaan mahkamah
agung RI; (8) ketua muda perdata niaga mahkamah agung RI; (9) ketua muda
pidana khusus mahkamah agung RI, dan; (10) ketua muda perdata mahkamah
agung RI. Selain para pimpinan, kini Mahkamah Agung memiliki 37 orang Hakim
Agung sementara menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 2004 Mahkamah
Agung diperkenankan untuk memiliki Hakim Agung sebanyak-banyaknya enam
puluh (60) orang.
Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir (sifatnya final) atas pengujian undang-undang terhadap UUD 1945,
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan
17
tentang hasil pemilihan umum. Mahkamah Konstitusi juga wajib memberikan
putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden/Wapres diduga telah melakukan
pelanggaran hukum berupa penkhianatan terhadap negara, korupsi, tindak
penyuapan, tindak pidana berat atau perbuatan tercela. Atau, seputar
Presiden/Wapres tidak lagi memenuhi syarat untuk melanjutkan jabatannya.
Mahkamah Konstitusi hanya dapat memproses permintaan DPR untuk memecat
Presiden dan atau Wakil Presiden jika terdapat dukungan sekurang-kuranya dua
per tiga dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna yang
dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua per tiga dari jumlah anggota DPR.
Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas 9 orang anggota hakim
konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Dari 9 orang tersebut, 1
orang menjabat Ketua sekaligus anggota, dan 1 orang menjabat wakil ketua
merangkap anggota. Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi masingmasing menjabat selama 3 tahun. Selama menjabat sebagai anggota Mahkamah
Konstitusi, para hakim tidak diperkenankan merangkap profesi sebagai pejabat
negara, anggota partai politik, pengusaha, advokat, ataupun pegawai negeri.
Hakim Konstitusi diajukan 3 oleh Mahkamah Agung, 3 oleh DPR, dan 3 oleh
Presiden. Seorang hakim konstitusi menjabat selama 5 tahun dan dapat dipilih
kembali hanya untuk 1 kali masa jabatan lagi.
Komisi Yudisial
Komisi Yudisial tidak memiliki kekuasaan yudikatif. Kendati Undangundang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 menempatkan pembahasan
mengenai Komisi Yudisial pada Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman, tetapi
komisi ini tidak memiliki kekuasaan kehakiman, dalam arti menegakkan hukum
dan keadilan serta memutus perkara. Komisi Yudisial, sesuai pasal 24B UUD
1945, bersifat mandiri dan berwenang mengusulkan personalia hakim berupa
pengajuan calon hakim agung kepada DPR sehubungan dengan pengangkatan
hakim agung. Komisi ini juga mempunyai wewenang dalam menjaga serta
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Dengan
demikian, Komisi Yudisial lebih tepat dikategorikan sebagai Independent Body
yang tugasnya mandiri dan hanya berkait dengan kekuasaan Yudikatif dalam
18
penentuan personalia bukan fungsi yudikasi langsung. Peraturan mengenai
Komisi Yudisial terdapat di dalam Undang-undang nomor 22 tahun 2004 tentang
Komisi Yudisial.
Komisi Yudisial memiliki wewenang mengusulkan pengangkatan Hakim
Agung kepada DPR dan menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta
menjaga perilaku hakim. Dalam melakukan tugasnya, Komisi Yudisial bekerja
dengan cara: (1) melakukan pendaftaran calon Hakim Agung; (2) melakukan
seleksi terhadap calon Hakim Agung; (3) menetapkan calon Hakim Agung, dan;
(4) mengajukan calon Hakim Agung ke DPR. Pada pihak lain, Mahkamah Agung,
Pemerintah, dan masyarakat juga mengajukan calon Hakim Agung, tetapi harus
melalui Komisi Yudisial.
Dalam melakukan pengawasan terhadap Hakim Agung, Komisi Yudisial
dapat menerima laporan masyarakat tentang perilaku hakim, meminta laporan
berkala kepada badan peradilan berkaitan dengan perilaku hakim, melakukan
pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran perilaku hakim, memanggil dan
meminta keterangan dari hakim yang diduga melanggar kode etik perilaku hakim,
dan membuat laporan hasil pemeriksaan yang berupa rekomendasi dan
disampaikan kepada Mahkamah Agung dan atau Mahkamah Konstitusi serta
tindasannya disampaikan kepada Presiden dan DPR.
Anggota Komisi Yudisial diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
Sebelum mengangkat, Presiden membentuk Panitia Seleksi Pemilihan Anggota
Komisi Yudisial yang terdiri atas unsur pemerintah, praktisi hukum, akademisi
hukum, dan anggota masyarakat. Seorang anggota Komisi Yudisial yang terpilih,
bertugas selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 periode. Selama
melaksanakan tugasnya, anggota Komisi Yudisial tidak boleh merangkap
pekerjaan sebagai pejabat negara lain, hakim, advokat, notaris/PPAT, pengusaha/
pengurus/ karyawan BUMN atau BUMS, pegawai negeri, ataupun pengurus partai
politik.
19
20
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dengan memahami tenteng sistem pemerintahan dan kelembagaan negara
Indonesia. Dimana Sistem pemerintahan adalah cara kerja lembaga- lembaga
negara dan hubungannya satu sama lain. Dan di Indonesia di kenal dua macam
sistem pemerintahan yaitu sistem pemerintahan presidensiil dan sistem
pemerintahan parlementer. Sistem pemerintahan presidensiil adalah sistem
pemerintahan dimana pemegang kekuasaan pemerintahan adalah presiden,
sedangkan Menteri- menteri sebagai pembantu presiden dan harus bertanggung
jawab dalam melaksanakan tugasnya kepada presiden dan. Sistem Pemerintahan
Parlementer adalah sistem
pemerintahan dimana kekuasaan pemerintah atau
eksekutif dipegang oleh perdana menteri dan Menteri-menterinya(kabinet),
kabinet harus bertanggung jawab parlemen atau DPR.
Kelembagaan negara menurut UUD 1945 yaitu terdiri dari lembaga
legislatif meliputi MPR, DPR, dan MPR, lembaga legislatif yang bertugas
membuat undang undang. Lembaga eksekutif meliputi presiden dan wakil
presiden beserta menteri-menteri yang membantunya, lembaga eksekutif yang
bertugas menerapkan atau melaksanakan undang-undang. Lembaga yudikatif
terdiri atas MA, MK, dan KY. Lembaga yudikatif yang bertugas mempertahankan
pelaksanaan undang-undang.
B. Saran
1. Penulis dan pembaca mampu memahami isi dari makalah.
2. Penjelasan dalam makalah ini lebih diperjelas.
3. Ditambah referensi untuk menguatkan teori.
C.
21
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto. (2015). Pengantar Hukum Tata Negara. Yogyakarta : MAGNUM
PUSTAKA UTAMA
Soegito. (2011). Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia. Semarang : UPT
UNNES Press
Soegito Ari Tri dkk. (2016). Pendidikan Pancasila. Semarang : UNNES PRESS
Makalah
disusun guna memenuhi tugas MKU
(Mata Kuliah Dasar Umum)
yaitu Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu Natal Kristiono, S.Pd, M.h.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
1.
2.
3.
4.
5.
Ratna Widyaningsih
Rizky Junianto Wibowo
Widiyanto
Indah Ayu Sulistiyawatin
Ilawati
( 2101416061 )
( 5301416044 )
( 6101416066 )
( 6411416018 )
( 7101416135 )
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaiku Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan salah satu tugas dari MKU (Mata
Kuliah Umum) yaitu Pendidikan Pancasila. Perjalanan menyusun tugas ini kami
jalani dengan sungguh – sungguh sehingga telah terselesaikan tugas makalah
tentang “Sistem Pemerintahan dan Kelembagaan Negara “ yang diberikan oleh
Natal Kristiono, S.Pd, M.h. selaku dosen pengampu mata kuliah ini.
Makalah ini berisi tentang sistem pemerintahan, macam-macam sistem
pemerintahan, dan kelembagaan negara yang ada di Indonesia. Sehingga kita bisa
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem pemerintahan antara
presidensial dan parlementer dan ketatanegaraan yang ada di Indonesia. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Natal Kristiono, S.Pd, M.h. yang telah
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini serta teman – teman yang
mendukung proses penyusunan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan khususnya pada temanteman di Universitas Negeri Semarang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak materi-materi yang belum dituangkan dalam makalah ini karena
keterbatasan kemampuan maupun kondisi kami. Untuk itu kami mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 31 Maret 2017
Penulis
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Sistem Pemerintahan.....................................................................................3
B. Macam- Macam Sistem Pemerintahan di Indonesia.....................................4
1.
Sistem Pemerintahan Presidensiil.............................................................4
2.
Sistem Pemerintahan Parlementer.............................................................5
3. Perbedaan Sistem Pemerintahan Presidensil dan Sistem Pemerintahan
Parlementer.......................................................................................................8
C. Kelembagaan Negara Di Indonesia...............................................................9
1.
Lembaga Legislatif....................................................................................9
2.
Lembaga Eksekutif..................................................................................13
3.
Lembaga Yudikatif..................................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................20
A. Kesimpulan.................................................................................................20
B. Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................21
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintahan yang berdaulat adalah salah satu syarat berdirinya negara
merdeka dan sejahtera. Indonesia yang merupakan negara merdeka yang pastinya
memiliki pemerintahan yang berdaulat. Indonesia memiliki dua jenis sistem
pemerintahan yaitu sistem pemerintahan presidensiil dan sistem pemerintahan
parlementer. Dengan adanya sistem pemerintahan ini, maka rakyat dapat
menjalankan kehidupannya dengan teratur, sehingga dapat tercapai cita-cita
bangsa yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dengan adanya cita-cita tersebut
maka sistem pemerintahan akan bekerja untuk mencapainya. Sistem yang
digunakan sebuah negara untuk mengatur gerak langkah perjalanan sebuah negara
inilah yang disebut sistem pemerintahan.
Di Indonesia pernah terjadi perubahan sistem pemerintah dari
presidensiil dan parlementer yang terjadi karena perubahan kebijakan yang
digunakan. Dari mulai kemerdekaan di tahun 1945 yang menggunakan sistem
presidensiil dan pernah menggunakan sistem perlementer di tahun 1950. Dan
sekarang kembali ke UUD 1945 dengan beberapa amandemen. Dengan adanya
makalah ini kami berharap akan menambah wawasan pengetahuan mahasiswa
khususnya dan masyarakat pada umumnya, tentang sistem pemerintahan yang
diterapkan di negara Indonesia ini serta kelemahan dan kelebihan tiap sistem yang
digunakan, sehingga masyarakat dapat mengontrol sistem kerja pemerintah.
Dalam menjalankan sistem pemerintahan ini tidak lepas dengan yang
namanya alat- alat perlengkapan negara atau biasa di sebut lembaga- lembaga
negara yang terdiri dari lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lembaga
yudukatif. Setiap lembaga memiliki fungsi dan hak masing- masing untuk
menjalankan pemerintahan untuk rakyat. Untuk itu kita perlu mempelajari fungsi
1
dan hak dari masing- masing lembaga tersebut supaya bisa mengawasi dan
mengontrol kerjanya, sehingga cita- cita bangsa Indonesia dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sistem pemerintahan?
2. Sebutkan macam- macam sistem pemerintahan di Indonesia?
3. Bagaimana kelembagaan negara di Indonesia?
C. Tujuan
1. Memahami sistem pemerintahan.
2. Mengetahui dan memahami macam- macam sistem pemerintahan di
Indonesia.
3. Mengetahui kelembagaan negara di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pemerintahan
Kata “sistem pemerintahan” oleh pakar ketatanegaraan diberikan
rumusan pengertian yang berbeda satu sama lain walaupun secara esensial tidak
2
tampak perbedaan yang substantif di antara rumusan yang berbeda- beda tersebut.
Sistem pemerintahan dapat diartikan sebagai struktur yang terdiri dari fungsifungsi legislatif, eksekutif, dan yudukatif, yang saling berhubungan, bekerja sama,
dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan demikian sistem pemerintahan
adalah cara kerja lembaga- lembaga negara dan hubungannya satu sama lain.
Secara singkat Jimly Asshiddiqie memberikan pengertian sistem pemerintahan
sebagai suatu sistem hubungan antar lembaga-lembaga. Sedangkan menurut Sri
Soemantri, sistem pemerintahan adalah hubungan antara legislatif dan eksekutif
( Sulardi,2012:46).
Sistem pemerintahan berkaitan erat dengan hubungan antara legislatif
dan eksekutif. Lembaga legislatif sebagai lembaga perwakilan rakyat dan pembuat
undang- undang., bagaimana hubunganya dengan lembaga eksekutif sebagai
lembaga
yang
bertugas
menjalankan
pemerintahan.
Dengan
demikian
pemerintahan merupakan sistem yang mengambarkan kedudukan, tugas, dan
wewenang lembaga legislatif dan lembaga eksekutif, serta hubungan tata kerja
diantara kedua lembaga- lembaga tersebut. Dari sinilah muncul dua sistem
pemerintahan yang pokok yaitu sistem pemerintahan presidensiil dan sistem
pemerintahan parlementer. Walaupun masih ada variasi lain di samping sistem
yang pokok tersebut, seperti sistem quasi presidensiil dan sistem quasi
parlementer.
Istilah sistem pemerintahan juga bisa dipahami dalam konteks, siapa
yang memegang kakuasaan pemerintahan atau kekuasaan eksekutif, dan kepada
siapa kekuasaan itu harus dipertanggung jawabkan. Dalam pemahaman seperti itu
sistem pemerintahan biasa dibedakan sistem pemerintahan presidesiil dan sistem
pemerintahan perlementer.
B. Macam- Macam Sistem Pemerintahan di Indonesia
1.
Sistem Pemerintahan Presidensiil
a. Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensiil
3
Sistem pemerintahan presidensiil adalah sistem pemerintahan dimana
pemegang kekuasaan pemerintahan adalah presiden, sedangkan Menteri- menteri
sebagai pembantu presiden dan harus bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugasnya kepada presiden. Presiden tidak bertanggungjawab kepada DPR, yang
berarti tidak adanya pertanggung jawaban eksekutif terhadap legislatif. Presiden
berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, presiden dan DPR
tidak saling menjatuhkan. Sistem presidenssiil atau bisa disebut sistem
kongresional merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan
eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.
Dalam kajian ketatanegaraan , negara yang sering dijadikan sebagai model
dari sistem ini adalah Amarika serikat yang memadukan sistem pemerintahan
presidensiil dengan prinsip pemisahan kekuasaan serta checks and balance atau
saling mengontrol dan saling mewujudakan keseimbangan kekuasaan.
b. Ciri – Ciri Sistem Pemerintahan Presidensiil
Ciri-ciri dari sistem pemerintahan presidensiil adalah sebagai berikut:
a.
Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak
dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan
majelis.
b.
Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab
kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.
c.
Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen.
d.
Presiden tidak dapat membubarkan parlemen.
e.
Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan.
Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.
f.
Presiden bukan bagian dari perlemen dan tidak dapat diberhentikan oleh
parlemen, kecuali melalui proses impechment
c. Kelebihan dan Kekurangan
4
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensiil :
a.
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada
parlemen.
b.
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun,
Presiden Indonesia adalah lima tahun.
c.
Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu
masa jabatannya.
d.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena
dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensiil :
a. Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.
b. Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
2.
Sistem Pemerintahan Parlementer
a. Pengertian Sistem Pemerintahan Parlementer
Sistem Pemerintahan Parlementer adalah sistem
pemerintahan dimana
kekuasaan pemerintah atau eksekutif dipegang oleh perdana menteri dan Menterimenterinya(kabinet), kabinet harus bertanggung jawab parlemen atau DPR.
Dengan demikian ada pertanggungjawaban eksekutif kepada legislatif. Dengan
pertanggungjawaban itu, apabila kebijakan kabinet tidak sesuai dengan keinginan
DPR maka DPR dapat memaksa kabinet untuk mundur, dan dibentuk kabinet
yang baru. Dalam sistem pemerintahan parlementer terdapat pemisahan antara
jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan. Jabatan kepala negara dipegang
oleh presiden/ raja/ kaisar/ sebutan lainya, sedangkan jabatan kepala pemerintahan
dipegang oleh perdana Menteri. Presiden/ raja/ kaisar hanya sebagai simbol,
Karena jabatan kepala negara hanya bersifat seremonial tanpa disertai kekuasaan
politik yang cukup berarti.
Dalam kajian ketatanegaraan, negara yang sering dijadikan sebagai model
dari sistem pemerintahan parlementer ini adalah negara Ingris, dimana jabatan
5
kepala negara dipegang oleh Ratu Inggris yang memegang jabatan berdasarkan
keturunan, dan kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri yang dijabat
oleh ketua partai yang memenangi pemilihan umum. Kabinet bertanggungjawab
kepada perlemen atau DPR.
b. Ciri – Ciri Sistem Pemerintahan Perlementer
Ciri-ciri dari sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut:
a.
Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya
dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki
kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.
b.
Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang
memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan
umum memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan
besar di parlemen.
c.
Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri
sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk
melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif
berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet
umumnya berasal dari parlemen.
d.
Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat dapat dijatuhkan oleh
parlemen melalui mosi(tidak percaya).
e.
Kepala negara tidak berkedudukan sebagai kepala pemerintahan dan hanya
berperan sebagai simbol nasional. Kepala pemerintahan adalah perdana
menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden.
f.
Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau
raja atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen.
Selanjutnya, diadakan pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen
baru.
c. Kelebihan dan Kekurangan
6
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer :
a.
Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena
kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
b.
Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public
jelas.
c.
Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga
kabinet menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :
a.
Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas
dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh
parlemen.
b.
Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bias ditentukan
berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat
bubar.
c.
Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota
kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena
pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat
mengusai parlemen.
d.
Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi
bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.
7
3.
Perbedaan Sistem Pemerintahan Presidensil dan Sistem Pemerintahan
Parlementer.
Sistem Pemerintahan Presidensil
1. Kekuasaan pemerintahan
berada ditangan presiden,
sedangakan menteri- menteri
sebagai pembantu presiden
dan bertanggungjawab pada
presiden.
2. Presiden sebagai kepala
negara sekaligus sebagai
kepala pemerintahan.
3. Presiden tidak
bertanggungjawab kepada
DPR (eksekutif tidak
bertanggungjawab kepada
legislatif).
4. DPR dan Presiden tidak dapat
saling menjatuhkan. (legislatif
dan eksekutif tidak dapat
saling menjatuhkan).
5. Masa jabatan Presiden
(eksekutif) sudah tertentu
(fixed) yaitu sebagaimana
ditentukan dalam konstitusi.
6. Presiden dipilih secara
langsung oleh rakyat melalui
pemilihan umum.
Sistem Pemerintahan Parlemen
1. Kekuasaan pemerintahan
berada pada perdana Menteri
dan menteri- menterinya.
2. Jabatan kepala negara dijabat
oleh presiden/ raja/ kaisar,
sedangakan jabatan kepala
pemerintahan dipegang oleh
perdana mentari. Jabatan
kepala negara hanya bersifat
seremonial.
3. Perdana mentari dan menterimenterinya bertanggung
jawab kepada DPR.
(Eksekutif bertanggungjawab
kepada legislatif).
4. DPR dapat menjatuhkan
perdana menteri dan menterimentarinya ( Legislatif dapat
menjatuhkan eksekutif).
5. Masa jabatan perdana
menteri(eksekutif) tergantung
dukungan dari DPR.
C. Kelembagaan Negara Di Indonesia
Lembaga- lembaga negara yang dalam sistem ketatanegaraan menurut uud
1945 yang telah diamandemen adalah sebagai berikut :
UUD 1945
BPK
BANK
CENTRAL
PRESIDEN
DPR
MPR
DPD
MA
MK
Kementerian
Wantim
KPU
KY
TNI/POL
Memegang kekuasaan
membentuk UU Ps 20 (1)
Memegang kekuasaan
pemerintahan Ps 4 (1)
Memegang
kekuasaan
kehakiman Ps 24 (1)
Gambar Kelembagaan Negara menurut UUD 1945
1.
Lembaga Legislatif
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Keanggotaan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) terdiri atas anggota
DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilu untuk masa jabatan selama
lima tahun. MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota negara,
putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak (pasal 2). Kewenangan MPR
adalah mengubah dan menetapkan UUD, melantik Presiden dan Wakil Presiden,
dapat memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya
menurut UUD (pasal 3). Karena MPR bukan lagi sebagai lembaga pemegang
kedaulatan rakyat, maka MPR tidak lagi berkedudukan sebagai lembaga tertinggi.
MPR ditugasi melakukan peninjauan terhadap materi dan status hokum TAP.
MPRS dan MPR untuk diambil putusan pada siding MPR tahun 2003(pasal I AT).
9
Tugas dan Wewenang MPR
Berdasarkan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 , MPR mempunyai tugas dan
wewenang sebagai berikut :
Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar.
Melantik presiden dan wakil presiden.
Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya
menurut undang-undang dasar.
Anggota MPR mempunyai hak berikut ini dalam menjalankan tugasnya.
Mengajukan usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar.
Menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan.
Memilih dan dipilih.
Membela diri.
Imunitas.
Protokoler.
Keuangan dan administratif.
Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR )
Dewan Perwakilan Rakyat merupakan lembaga perwakilan rakyat yang
berkedudukan sebagai lembaga negara. Keanggota DPR dipilih melalui
pemilu.DPR bersidang sedikitnya sekali dalam setahun (pasal 19). DPR
memegang kekuasaan membentuk UU, dan setiap RUU dibahas oleh DPR dan
Presiden secara bersama- sama dan selanjutnya di sahkan oleh Presiden. RUU
10
yang tidak mendapat persetujuan DPR tidak boleh diajukan lagi dalam
persidangan masa itu. Dalam hal RUU yang telah disetujui bersama tidak
disahkan oleh Presiden, maka dalam 30 hari sejak RUU itu disetujui adalah sah
menjadi UU (pasal 20). DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang
berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan yang berada di
kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota.
Masa jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan berakhir pada saat
anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh Ketua
Mahkamah Agung dalam sidang paripurna DPR.
Jumlah Anggota DPR/DPRD Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008
ditetapkan sebagai berikut:
jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang;
jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan
sebanyak- banyak 100 orang;
jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyakbanyaknya 50 orang.
Fungsi DPR
Lembaga negara DPR yang bertindak sebagai lembaga legislatif mempunyai
fungsi berikut ini :
Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat undangundang.
Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak
untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan
pengawasan terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-undang.
Hak-Hak DPR
11
Dewan Perwakilan Rakyat sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak,
antara lain sebagai berikut:
Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada
pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis
serta berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.
Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu
kebijakan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
Hak menyatakan pendapat adalah hak DR untuk menyatakan pendapat
terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang
terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya
atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.
Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk komisi-komisi
yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.
Dewan Perwakilan Daerah ( DPD)
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga perwakilan daerah
yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Anggota DPD dipilih dari setiap
provinsi melalui Pemilu, setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh
anggota DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR. DPD bersidang sedikitnya
sekal dalam setahun (pasal 22 C). Masa jabatan anggota DPD adalah lima tahun.
Tugas dan Wewenang DPD
Berdasarkan Pasal 22 D UUD 1945 kewenangan DPD sebagai berikut:
Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam
dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan
daerah.
12
Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan
undang-undang, RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.
Melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undangundang otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dengan
daerah, pajak, pendidikan, dan agama.
2.
Lembaga Eksekutif
Presiden dan Wakil Presiden
Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD, dan dalam
melakukan kewajibannya dibantu oleh seorang Wakil Presiden(pasal 4). Presiden
berhak mengajukan RUU, dan menetapkan Peraturan Pemerintah untuk
menjalankan UU (pasal 5). Undang-undang Dasar 1945 yang telah diamandemen,
membatasi masa jabatan presiden/wakil presiden selama 2 periode. Presiden
memegang kekuasaan pemerintahan (eksekutif) berdasarkan konstitusi. Selain itu,
Presiden juga memiliki hak untuk memberi grasi dan rehabilitasi dengan
memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung. Grasi adalah pengampunan
berupa perubahan, peringanan, pengurangan, atau penghapusan pelaksanaan
pidana kepada yang diberikan oleh presiden. Rehabilitasi adalah hak seseorang
untuk mendapat pemulihan haknya dalam kemampuan, kedudukan dan harkat
serta martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan atau
peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan yang
berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau
hukum yang diterapkan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.
13
Syarat menjadi seorang calon presiden dan wakil presiden adalah WNI sejak
kelahirannya, tidak pernah menerima kewarganegaraan lain, karena kehendaknya
sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, dan mampu secara rohani dan jasmani
untuk melakukan kewajibannya, sedangkan syarat- syarat lainnya akan diatur
dengan UU (pasal 6). Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh
rakyat. Pasangan presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik peserta
pemilu. Pasangan yang mendapat suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah
suara dan sebaliknya dua puluh persen suara tiap provinsi yang tersebar di lebih
setengah provinsi di Indonesia dilantik menjadi presiden dan wakil presiden.
Dalam hal tidak ada pasangan calon yang memenuhi, maka dua pasangan
perolehan suara terbanyak dipilih oleh rakyat secara langsung, dan yang
memperoleh suara terbanyak dilantik menjadi presiden dan wakil presiden.
Tentang tata cara pemilihan di atur dengan UU (pasal 6A).
Kementrian Negara
Presiden
dalam
menjalankan
tugas
dan
kewajibannya
di
bidang
pemerintahan dibantu oleh Menteri- menteri Negara (pasal 17 ayat 1).Menterimenteri negara diangkat dan diberhentikan oleh Presiden (pasal 17 ayat 2).
Menteri- Menteri negara membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan (pasal
17 ayat 3). Pembentukan , pengubahan, dan pembubaran kementrian negara diatur
dalam UU (pasal 17 ayat 4).
Dewan Pertimbangan (Wantim)
Presiden
membentuk
suatu
Dewan
Pertimbangan
yang
bertugas
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Preside (pasal 16). Dewan
Pertimbangan Presiden ini berada di bawah Presiden, sesuai Pasal 2 UU No.19
tahun 2006. Pemberian nasihat yang dilakukan Wantim bersifat wajib, baik
diminta ataupun tidak oleh Presiden. Syarat menjadi anggota Wantim adalah setia
kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-undang Dasar 1945, dan cita-cita
proklamasi 17 Agustus 1945. Sesuai Pasal 9 UU No.19 tahun 2006, Presiden
mengangkat dan memberhentikan anggota Wantim.
TNI/ POL
14
Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan kaeamana rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat,
sebagai kekuatan pendukung (pasal 30 ayat 2). Tentara Nasional Indonesia terdiri
atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara
bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan
negara (pasal 30 ayat 3). Kepolisian Negara RI sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakan hokum(pasal 30 ayat 4). Susunan, kedudukan,
hubungan kewenangan TNI-POLRI dan syarat- syarat keikutsertaan bela negara
diatur dengan UU (pasal 30 ayat 5).
Bank Sentral
Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan,
tanggung jawab, dan independensi diatur dengan UU (pasal 23D).
Badan Pengawas Keuangan
Untuk memeriks pengelolaan dan tanggung jawab tenteng keuangan
negara diadakan BPK yang bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan
negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD untuk ditindak lanjuti (pasal
23E). Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan mempetimbangkan pertimbangan
DPD dan diresmikan oleh Presiden, sedang pimpinan BPK dipilih dari dan oleh
anggota (pasal 23 F). BPK berkedudukan di ibukota negara dan memiliki
perwakilan di setiap provinsi(pasal 23 G).
Komisi Pemilihan Umum
Dalam melaksanakan pemilu agar terselengara sesuai asas (luberjurdil),
maka dibentukkan sebuah komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap,
dan mandiri(pasal 22 E). KPU selain ada ditingkat pusat, juga terdapat KPU
daerah baik di provinsi maupun kabupaten/ kota.
3.
Lembaga Yudikatif
Mahkamah Agung
15
Mahkamah Agung – sesuai Pasal 24A UUD 1945 – memiliki kewenangan
mengadili kasus hukum pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai
wewenang lain yang diberikan oleh undang-undang. Sebagai sebuah lembaga
yudikatif, Mahkamah Agung memiliki beberapa fungsi. Fungsi-fungsi tersebut
adalah:
1. Fungsi Peradilan. Pertama, membina keseragaman dalam penerapan
hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali. Kedua, memeriksa
dan memutuskan perkara tingkat pertama dan terakhir semua sengketa
tentang kewenangan mengadili, permohonan peninjauan kembali putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, sengketa akibat perampasan
kapal asing dan muatannya oleh kapal perang RI. Ketiga, memegang hak
uji materiil, yaitu menguji ataupun menilai peraturan perundangan di
bawah undang-undang apakah bertentangan dengan peraturan dari tingkat
yang lebih tinggi.
2. Fungsi Pengawasan. Pertama, Mahkamah Agung adalah pengawas
tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan.
Kedua, Mahkamah Agung adalah pengawas pekerjaan pengadilan dan
tingkah laku para hakim dan perbuatan pejabat pengadilan dalam
menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok
kekuasaan kehakiman, yaitu menerima, memeriksa, mengadili, dan
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan. Ketiga, Mahkamah Agung
adalah pengawas Penasehat Hukum (Advokat) dan Notaris sepanjang yang
menyangkut peradilan, sesuai Pasal 36 Undang-undang nomor 14 tahun
1985 tentang Mahkamah Agung).
3. Fungsi Mengatur. Dalam fungsi ini, Mahkamah Agung mengatur lebih
lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan
apabila terdapat hal-hal yang belum diatur dalam Undang-undang tentang
Mahkamah Agung.
4. Fungsi Nasehat. Pertama, Mahkamah Agung memberikan nasehat ataupun
pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain.
16
Kedua, Mahkamah Agung memberi nasehat kepada Presiden selaku
Kepala Negara dalam rangka pemberian/penolakan Grasi dan Rehabilitasi.
5. Fungsi
Administratif. Pertama,
mengatur
badan-badan
Peradilan
(Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata
Usaha Negara) sesuai pasal 11 ayat 1 Undang-undang nomor 35 tahun
1999. Kedua, mengatur tugas dan tanggung jawab, susunan organisasi dan
tata kerja Kepaniteraan Pengadilan.
Saat ini, Mahkamah Agung memiliki sebuah sekretariat yang membawahi
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum, Direktorat Jenderal Badan Peradilan
Agama, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Tata Usaha Negara, Badan
Pengawasan, Badan Penelitian dan Pelatihan dan Pendidikan, serta Badan Urusan
Administrasi. Badan Peradilan Militer kini berada di bawah pengaturan Direktorat
Jenderal Badan Peradilan Tata Usaha Negara.
Mahkamah Agung memiliki sebelas orang pimpinan yang masing-masing
memegang tugas tertentu. Daftar tugas pimpinan tersebut tergambar melalui
jabatan yang diembannya yaitu: (1) Ketua; (2) wakil ketua bidang yudisial; (3)
wakil ketua bidang non yudisial; (4) ketua muda urusan lingkungan peradilan
militer/TNI; (5) ketua muda urusan lingkungan peradilan tata usaha negara; (6)
ketua muda pidana mahkamah agung RI; (7) ketua muda pembinaan mahkamah
agung RI; (8) ketua muda perdata niaga mahkamah agung RI; (9) ketua muda
pidana khusus mahkamah agung RI, dan; (10) ketua muda perdata mahkamah
agung RI. Selain para pimpinan, kini Mahkamah Agung memiliki 37 orang Hakim
Agung sementara menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 2004 Mahkamah
Agung diperkenankan untuk memiliki Hakim Agung sebanyak-banyaknya enam
puluh (60) orang.
Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir (sifatnya final) atas pengujian undang-undang terhadap UUD 1945,
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan
17
tentang hasil pemilihan umum. Mahkamah Konstitusi juga wajib memberikan
putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden/Wapres diduga telah melakukan
pelanggaran hukum berupa penkhianatan terhadap negara, korupsi, tindak
penyuapan, tindak pidana berat atau perbuatan tercela. Atau, seputar
Presiden/Wapres tidak lagi memenuhi syarat untuk melanjutkan jabatannya.
Mahkamah Konstitusi hanya dapat memproses permintaan DPR untuk memecat
Presiden dan atau Wakil Presiden jika terdapat dukungan sekurang-kuranya dua
per tiga dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna yang
dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua per tiga dari jumlah anggota DPR.
Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas 9 orang anggota hakim
konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Dari 9 orang tersebut, 1
orang menjabat Ketua sekaligus anggota, dan 1 orang menjabat wakil ketua
merangkap anggota. Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi masingmasing menjabat selama 3 tahun. Selama menjabat sebagai anggota Mahkamah
Konstitusi, para hakim tidak diperkenankan merangkap profesi sebagai pejabat
negara, anggota partai politik, pengusaha, advokat, ataupun pegawai negeri.
Hakim Konstitusi diajukan 3 oleh Mahkamah Agung, 3 oleh DPR, dan 3 oleh
Presiden. Seorang hakim konstitusi menjabat selama 5 tahun dan dapat dipilih
kembali hanya untuk 1 kali masa jabatan lagi.
Komisi Yudisial
Komisi Yudisial tidak memiliki kekuasaan yudikatif. Kendati Undangundang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 menempatkan pembahasan
mengenai Komisi Yudisial pada Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman, tetapi
komisi ini tidak memiliki kekuasaan kehakiman, dalam arti menegakkan hukum
dan keadilan serta memutus perkara. Komisi Yudisial, sesuai pasal 24B UUD
1945, bersifat mandiri dan berwenang mengusulkan personalia hakim berupa
pengajuan calon hakim agung kepada DPR sehubungan dengan pengangkatan
hakim agung. Komisi ini juga mempunyai wewenang dalam menjaga serta
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Dengan
demikian, Komisi Yudisial lebih tepat dikategorikan sebagai Independent Body
yang tugasnya mandiri dan hanya berkait dengan kekuasaan Yudikatif dalam
18
penentuan personalia bukan fungsi yudikasi langsung. Peraturan mengenai
Komisi Yudisial terdapat di dalam Undang-undang nomor 22 tahun 2004 tentang
Komisi Yudisial.
Komisi Yudisial memiliki wewenang mengusulkan pengangkatan Hakim
Agung kepada DPR dan menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta
menjaga perilaku hakim. Dalam melakukan tugasnya, Komisi Yudisial bekerja
dengan cara: (1) melakukan pendaftaran calon Hakim Agung; (2) melakukan
seleksi terhadap calon Hakim Agung; (3) menetapkan calon Hakim Agung, dan;
(4) mengajukan calon Hakim Agung ke DPR. Pada pihak lain, Mahkamah Agung,
Pemerintah, dan masyarakat juga mengajukan calon Hakim Agung, tetapi harus
melalui Komisi Yudisial.
Dalam melakukan pengawasan terhadap Hakim Agung, Komisi Yudisial
dapat menerima laporan masyarakat tentang perilaku hakim, meminta laporan
berkala kepada badan peradilan berkaitan dengan perilaku hakim, melakukan
pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran perilaku hakim, memanggil dan
meminta keterangan dari hakim yang diduga melanggar kode etik perilaku hakim,
dan membuat laporan hasil pemeriksaan yang berupa rekomendasi dan
disampaikan kepada Mahkamah Agung dan atau Mahkamah Konstitusi serta
tindasannya disampaikan kepada Presiden dan DPR.
Anggota Komisi Yudisial diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
Sebelum mengangkat, Presiden membentuk Panitia Seleksi Pemilihan Anggota
Komisi Yudisial yang terdiri atas unsur pemerintah, praktisi hukum, akademisi
hukum, dan anggota masyarakat. Seorang anggota Komisi Yudisial yang terpilih,
bertugas selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 periode. Selama
melaksanakan tugasnya, anggota Komisi Yudisial tidak boleh merangkap
pekerjaan sebagai pejabat negara lain, hakim, advokat, notaris/PPAT, pengusaha/
pengurus/ karyawan BUMN atau BUMS, pegawai negeri, ataupun pengurus partai
politik.
19
20
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dengan memahami tenteng sistem pemerintahan dan kelembagaan negara
Indonesia. Dimana Sistem pemerintahan adalah cara kerja lembaga- lembaga
negara dan hubungannya satu sama lain. Dan di Indonesia di kenal dua macam
sistem pemerintahan yaitu sistem pemerintahan presidensiil dan sistem
pemerintahan parlementer. Sistem pemerintahan presidensiil adalah sistem
pemerintahan dimana pemegang kekuasaan pemerintahan adalah presiden,
sedangkan Menteri- menteri sebagai pembantu presiden dan harus bertanggung
jawab dalam melaksanakan tugasnya kepada presiden dan. Sistem Pemerintahan
Parlementer adalah sistem
pemerintahan dimana kekuasaan pemerintah atau
eksekutif dipegang oleh perdana menteri dan Menteri-menterinya(kabinet),
kabinet harus bertanggung jawab parlemen atau DPR.
Kelembagaan negara menurut UUD 1945 yaitu terdiri dari lembaga
legislatif meliputi MPR, DPR, dan MPR, lembaga legislatif yang bertugas
membuat undang undang. Lembaga eksekutif meliputi presiden dan wakil
presiden beserta menteri-menteri yang membantunya, lembaga eksekutif yang
bertugas menerapkan atau melaksanakan undang-undang. Lembaga yudikatif
terdiri atas MA, MK, dan KY. Lembaga yudikatif yang bertugas mempertahankan
pelaksanaan undang-undang.
B. Saran
1. Penulis dan pembaca mampu memahami isi dari makalah.
2. Penjelasan dalam makalah ini lebih diperjelas.
3. Ditambah referensi untuk menguatkan teori.
C.
21
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto. (2015). Pengantar Hukum Tata Negara. Yogyakarta : MAGNUM
PUSTAKA UTAMA
Soegito. (2011). Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia. Semarang : UPT
UNNES Press
Soegito Ari Tri dkk. (2016). Pendidikan Pancasila. Semarang : UNNES PRESS