Perawatan Karet Sebelum dan Sesudah Pro

BUDIDAYA TANAMAN KARET

“Perawatan Karet Sebelum dan Sesudah Produksi ”

Oleh Kelompok 4 :
Muhammad Aldy Irawan

(15303008)

Ahmad Husaini

(15303011)

Siti Hapizah

(15303014)

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK HASNUR
BANJARMASIN
2017


A. Perawatan tanaman sebelum menghasilkan
Tanaman karet yang belum bisa disadap bisa disebut dengan komposisi I,
yaitu tanaman yang berumur 1 – 4 tahun. Perawatan tanaman karet yaitu
penyulaman,

penyiangan,

pemupukan,

seleksi

dan

penjarangan,

serta

pemeliharaan tanaman penutup tanah.
a. Penyulaman

Penyulaman adalah kegiatan mengganti tanaman yang mati atau tanaman
yang tumbuhnya tidak normal. Penyulaman dilakukan pada saat awal-awal
penanaman yaitu pada umur 1-2 tahun, karena pada kondisi ini jarak umur
tanaman tidak terlalu jauh sehingga tanaman susulan mampu menyesuaikan
pertumbuhan tanaman sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan
populasi dan keseragaman tanaman tersebut. Pelaksanaan penyulaman dilakukan
pada pagi hari pukul 06.00 – 09.00 atau pada sore hari pukul 15.00 – 17.00, saat
cuaca tidak terlalu panas untuk mengurangi resiko kematian.
b. Penyiangan
Penyiangan tanaman karet dari gangguan gulma yang tumbuh dilahan.
Pengendalian gulma pada tanaman karet sebelum berproduksi dilakukan secara
manual, teknis, maupun kimiawi. Pengendalian gulma pada TBM meliputi
weeding, wipping, bokor. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
-

Weeding adalah pengendalian gulma yang mengganggu tanaman pokok
pada fase tanaman belum menghasilkan yang dilakukan secara manual
ataupun teknis. Pengendalian gulma bertujuan agar pada tanaman karet
tidak terjadi perebutan unsur hara antara gulma dengan tanaman karet,
agar tanaman karet dapat tumbuh dengan maksimal. Pengendalian secara

manual dilakukan dengan cara mencabut gulma yang berada di dekat
tanaman karet dengan jarak 1 m dari tanaman.

-

Wipping merupakan kegiatan mengendalikan alang-alang yang tumbuh di
sekitar tanaman karet. Pengendalian ini dilakukan dengan cara kimiawi
yaitu menggunakan herbisida berbahan aktif glyfosat 5%, 20cc/Ha, alangalang dilap dengan menggunakan kain yang telah dicelupkan ke dalam

larutan herbisida, dari pangkal hingga ujung daun, kemudian ujungnya
dipotong sebagai tanda bahwa sudah dilakukan wipping.

-

Bokor merupakan kegiatan membersihkan piringan atau barisan pohon
karet dengan cara mengoret atau menyingkirkan semua tumbuhan liar
yang tumbuh di piringan tanaman. Bokor dikerjakan pada tanaman umur 1
tahun radius 100 cm dan tanaman umur 2-4 tahun radius 150 cm, dengan
10 rotasi pada tanaman umur 1 tahun, 12 rotasi pada tanaman umur 2
tahun dan 6 rotasi pada tanaman umur 4 tahun dalam setahun.


c. Pemupukan
Untuk pertumbuhan tanaman karet dapat mencapai maksimal apabila
diberikan pemupukan yang baik. tujuannya agar tanaman menghasilkan produksi
yang optimal tanaman memerlukan makanan dan unsur hara yang cukup, perlu
dilakukan pemupukan yang berimbang dan berkalanjutan. Syarat pelaksanaan
pemupukan curah hujan minimal 50 mm/decade dan kondisi strip barisan atau
bokoran bersih. Pemupukan dilakukan dengan cara sebagai berikut pada (umur 1
– 12 bln) ditabur melingkar di bawah tajuk tanaman. (umur 13 bln) ditabur dengan
jarak penaburan 1-1,5 meter dari batang di bawah tajuk, kemudian tutup dengan
tanah.
d. Seleksi dan penjarangan
Tanaman karet menghendaki kerapatan yang optimal agar diperoleh
pertumbuhan dan hasil baik. Sedangkan penjarangan mempertahankan kondisi
pertumbuhan dan produksi tanaman karena dengan pertumbuhan karet yang
semakin melebar baik didalam maupun diluar tanah, menyebabkan terjadinya
persaingan yang bertambah besar antar tanaman, penjarangan tanaman karet harus
dilakukan dengan acara selektif dan teratur.
e. Pemeliharaan tanaman penutup tanah (Legume Cover Crops (LCC))


Pemeliharaan LCC sebaiknya dilakukan secara berkala sejak LCC ditanam
di lapangan. Pada tanaman karet, LCC umumnya ditanam di antara barisan
tanaman (gawangan). Tindakan pemeliharaan meliputi : pengendalian gulma,
pemupukan, pengendalian hama penyakit, dan pemurnian.

B. Pemeliharaan Masa produksi
Setelah umur 5 tahun atau mulai sudah bisa disadap tanaman karet
biasanya disebut dengan komposisi II. Pemeliharaan tanaman pada masa produksi
dimaksudkan agar kondisi tanaman tetap dalam keadaan baik dan bahkan dapat
meningkatkan produksi tanaman dan masa produktif tanaman makin panjang.
Pemeliharaan tanaman pada masa produksi meliputi penyiangan dan pemupukan.
a. Penyiangan
Pada tanaman yang telah menghasilkan pengendalian dilakukan secara
stripan dengan lebar stripan 1,5 m setiap sisinya. Alat yang digunakan dapat
berupa knapsack hand sprayer atau dengan alat micron herbi. Herbisida yang
digunakan adalah Glyphosate dan 2,4 D Amine dengan konsentrasi 0,4 %. Gulma
Mikania micrantha dikendalikan dengan penyemprotan 2,4 D Amine 0,4 %
dengan dosis 300 liter/Ha. Gulma Mikania dikendalikan sampai dengan umur
tanaman 10 tahun. Alang-alang (Imperata cylindrica) adalah gulma yang sangat
merugikan bagi pertanaman karet. Bila alang-alang tumbuh dalam kelompokkelompok kecil, maka dikendalikan dengan wiping. Wiping dilakukan dengan

mengoleskan herbsida Glyphosate ke bagian tajuk alang-alang. Bila alang-alang
tumbuh dalam bentuk hamparan, maka dikendalikan dengan penyemprotan
menggunakan Glyphosate 1% dengan dosis 600 liter/ Ha. Gulma alang-alang
dikendalikan sampai dengan 6 tahun sebelum replanting. Gulma pakis
dikendalikan dengan penyemprotan Glyphosate dan 2,4 D Amine 0,8% dengan
dosis 300 liter/Ha. Dalam penerapan herbisida untuk mengendalikan gulma perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Cuaca (diperlukan 6 jam kering setelah penyemprotan)
b) Stadia gulma (gulma masih muda/hijau dan belum berbiji)
c) Pengendalian gulma harus selesai sebelum periode pemupukan

d) Pemilihan herbisida dan alat harus tepat

b. Pemupukan
Pemupukan pada tanaman produktif ditujukan untuk mengganti hara tanah
yang diangkut keluar seiring dengan eksploitasi tanaman. Efektifitas dan efisiensi
pemupukan tidak dapat terlepas dari mekanisme roduksi tanaman. Hal ini
digambarkan sebagai fungsi dari empat faktor yaitu : pertumbuhan tanaman,
karakteristik tanah, kondisi iklim, dan manajemen perusahaan. Dari keempat
faktor tersebut, ada faktor yang dapat dikuasai seperti pertumbuhan tanaman,

karakteristik tanah, dan manajemen, sedangkan faktor iklim merupakan faktor
tidak dapat dikuasai karena merupakan gejala alam.
Program pemupukan perlu disesuaikan dengan keadaan iklim setempat,
terutama pada curah hujannya. Jika dosis pupuk lebih besar dari 300 g/p/th,
pemberian pupuk agar dipecah menjadi dua kali masing-masing setengah dosis
setiap aplikasi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan tanah memegang pupuk
di wilayah I yang terlihat rendah. Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah rendah
yaitu 10 meq%. Dalam praktek ada kecenderungan dosis 300 g/p diberikan hanya
satu kali saja dengan alasan biaya untuk tenaga penabur pupuk menjadi lebih
besar. Penafsiran dosis 2x/th jika dosis lebih besar daripadai 300 g/p, cenderung
keliru ditafsirkan yaitu berdasar jenis hara N, P, K, dan Mg pada hal yang
dimaksud dengan pemecahan 2x adalah berdasar berat kombinasi dosis N, P, K,
dan Mg.
c. Peremajaan
Setelah bertahun – tahun disadap lateks tanaman karet akan memasuki
fase menua yang ditandai menurunnya produksi lateks. Kegiatan peremajaan
tanaman karet dimulai dengan pembongkaran pohon – pohon tua. Dan digantikan
dengan penanaman bibit baru

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan H.D., Andoko agus, 2010. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. Agro
media pustaka. Jakarta.
Zuhroniah., 2015. Teknik Pemeliharaan Panen Dan Pasca Panen

Di

Pt

Perkebunan Nusantara Vii Unit Tulung Buyut Kecamatan Negeri
Agung Kabupaten Way Kanan.