etika etiket dan moral hukum dalam prakt (1)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Tuntutan terhadap kualitas pelayanan kebidanan semakin meningkat
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan era
globalisasi. Pemahaman yang baik mengenai etika profesi merupakan
landasan yang kuat bagi profesi bidan agar mampu menerapkan dan
memberikan pelayanan kebidanan yang profesional dalam melakukan
profesi kebidanan, dan dalam berkarya di pelayanan kebidanan, baik
kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pengkajian dan pembahasan
tentang etika tidak selalu berhubungan dengan moral dan norma.
Kadang etika diidentikan dengan moral, walaupun sebenamya terdapat
perbedaan dalam aplikasinya. Moral lebih menunjuk pada perbuatan yang
sedang dinilai, sedangkan Etika dipakai sebagai kajian terhadap sistem
nilai yang berlaku. Etika juga sering dinamakan filsafat moral yaitu
cabang filsafat sistematis yang membahas dan mengkaji nilai baik
buruknya tindakan manusia yang dilaksanakan dengan sadar serta
menyoroti kewajiban-kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Perbuatan yang dilakukan sesuai dengan norma moral maka akan
memperoleh
pujian
sebagai
rewardnya,
namun
perbuatan
yang
melanggar norma moral, maka si pelaku akan memperoleh celaan sebagai
punishmentnya. Oleh karena itu, para bidan maupun calon bidan, harus
mampu memahami kondisi masyarakat yang semakin kritis dalam
memandang kualitas pelayanan kebidanan, termasuk pula ketidakpuasan
dalam pelayanan.
1.2
Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari etika, etiket, dan moral hukum dalam
praktek kebidanan ?
2. Apa yang dimaksud dengan sistematika etika ?
3. Apa saja fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan ?
4. Apa saja sumber etika dalam praktek kebidanan ?
1.3
Tujuan penulisan
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
1
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian etika, etiket, moral dan hukum.
2. Memahami sistematika etika.
3. Mengetahui fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan
kebidanan.
4. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah etikolegal dalam praktek
kebidanan.
1.4 Manfaat penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui arti dari Etika, Etiket, moral serta tanggung jawab
profesional seorang bidan.
2. Mengetahui arti tentang hukum dalam profesional kebidanan.
3. Mengetahui fungsi dan tanggung jawab seorang bidan
profesional.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika, Etiket, Moral dan Hukum
a. Pengertian Etika
Diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan
keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia
yang didorong oleh kehandak dengan didasari pikiran yang jernih
dengan pertimbangan perasaan".
Menurut bahasa, Etik diartikan sebagai:
YUNANI à Ethos, kebiasaan atau tingkah laku
INGGRIS à Ethis, tingkah laku/perilaku manusia yang baik :
tindakan yang harus dilaksanakan manusia sesuai dengan
moral pada umumnya.
Menurut K. Bertens etika dirumuskan sebagai berikut :
Kata etika dapat digunakan dalam arti nilai dan norma moral
yang menjadi pegangan bagi seseorang /suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya.
Etika berati kumpulan asas/moral, yang dimaksud disini
adalah kode etik.
Menurut konteks lain secara luas dinyatakan bahwa:
Etik adalah aplikasi dari proses dan teori filsafat moral
terhadap kenyataan yang sebenarnya. Hal ini berhubungan
dengan prinsip-prinsip dasar, konsep yang membimbing
makhluk
hidup
dalam
berpikir,
dan
bertindak
serta
menekankan nilai-nilai mereka.
Menurut Shirley R Jones(2000), Etika terbagi dalam 3 bagian :
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
3
Meta- Ethics ( Ethics) : bentuk filsafah moral yang paling
abstrak, mencakup pemikiran moral manusia mengenai suatu
kejadian.
Ethical/ Moral Theory : mekanisme untuk menyelesaikan
masalah etika atau pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat untuk menghadapi konsekuensi dari keputusan tersebut.
Practical Ethics : mengaplikasikan bentuk etika dalam wujud
sikap/
perilaku
untuk
menghadapi
masalah
etika
yang
dihadapi.
CONTOH PENERAPAN ETIKA
Seorang
dosen
memergoki
salah
satu
mahasiswinya
sedang
menyotek saat ujian di kelas.
Fase meta-ethics
:
Si dosen memutuskan bahwa tindakan mahasiswinya tersebut
merupakan “perilaku buruk /kejahatan”. Pemikiran tersebut merupakan
respons si dosen setelah ia melihat perbuatan mahasiswinya
Fase ethical/ moral theory :
Si dosen sedang menimbang tindakan yang akan ia lakukan
berdasarkan nilai dan norma yang ia yakini. Ia mengetahui bahwa
perbuatan mahasiswinya itu salah. Namun tindakan apa yang paling
tepat ia lakukan untuk menyadari bahwa perbuatan mahasiswinya
salah
dan
membuat
mahasiswinya
jera
sehingga
tidak
akan
mengulanginya lagi. Pilihannya antara lain mengeluarkan anak itu dari
kelas dan menskorsnya / ia akan memanggil ortu mahasiswi tsb
sehingga orang tua bisa turut memperbaiki perilaku si anak
Fase practical ethics :
Si dosen mengambil tindakan yang dianggapnya paling tepat
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
4
b. Pengertian Etiket
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari
kata “etiket”, yaitu :
Etiket berasal dari bahasa inggris Etiquette. Etika berarti moral
sedangkan etiket berarti sopan santun.
Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu
selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
c. Perbedaan Etika dan Etiket
Etiket menyangkut suatu perbuatan yang dilakukan manusia,
Misal :
Jika saya menyerahkan sesuatu ke atasan harus menggunakan
tangan kanan. Dianggap melanggar etiket bila menyerahkan
dengan tangan kiri. Tetapi etika memberi norma tentang perbuatan
itu sendiri. Jangan mencuri merupakan norma etika. Apakah orang
mencuri pakai tangan kanan atau kiri
Etiket hanya berlaku dalam pergaulan
Misal :
Bila tidak ada saksi mata etiket tidak berlaku misal ; dianggap
melanggar jika kita makan berbunyi / dengan meletakkan kaki di
atas meja. Tapi jika makan sendirian tidak melanggar etiket. Etika
tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain. Larangan untuk
mencuri selalu berlaku entah ada orang / tidak ada. Barang yang
dipinjam juga harus dikembalikan meskipun pemiliknya sudah lupa.
Etiket bersifat relatif.
Misal : Makan dengan tangan atau bersendawa
Etika bersifat absolut ,
Misal : jangan mencuri , jangan berbohong dan jangan membunuh.
Merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar
Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah sedang etika
menyangkut manusia lebih dalam.
Misal : Bisa saja orang tampil sebagai “musang berbulu ayam” : dari
luar sangat sopan dan halus tapi di dalam penuh kebusukan.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
5
Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh
baik.
d. Persamaan etika dengan etiket :
Sama-sama menyangkut perilaku manusia
Memberi norma bagi perilaku manusia, yaitu menyatakan
tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan
e. Pengertian Moral
Moral adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya. Moral juga berarti mengenai apa yang dianggap baik atau
buruk di masyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu sesuai
perkembangan atau perubahan norma atau nilai. Moralitas berasal
dari bahasa Latin Moralis, artinya:
Segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya.
Sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang berkenaan
dengan baik buruk.
f. Pengertian Kode Etik
Norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi
didalam melaksanakan tugas profesinya dan didalam hidupnya di
masyarakat. Kode etik juga diartikan sebagai suatu ciri profesi yang
bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu
dan merupakan pengetahuan komprehensif suatu profesi yang
memberikan
tuntunan
bagi
anggota
dalam
melaksanakan
pengabdian profesi.
g. Pengertian Hukum
Segala
peraturan-peraturan
atau
kaedah-kaedah
dalam
kehidupan bersama yang dapat dipaksakan dengan suatu sanksi
dalam pelaksanaannya. Hukum berhubungan erat dengan moral.
Hukum membutuhkan moral. Hukum tidak mempunyai arti, kalau
tidak dijiwai oleh moralitas. Sebaliknya moral juga berhubungan erat
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
6
dengan hukum. Moral hanya sebatas hal yang abstrak saja tanpa
adanya hukum.
Contoh : bahwa mencuri itu adalah moral yang tidak baik, supaya
prinsip etis ini berakar di masyarakat maka harus diatur
dengan hukum.
Berikut pendapat para tokoh mengenai definisi hukum:
Menurut Aristoteles :
Particular law is that which each community lays down and
applies to its own member. Universal law is the law of nature.
Menurut Grotius :
Law is a rule of moral action obliging to that which is right.
Menurut Hobbes :
Where as law, properly is the word of him, that by right had
command over others.
Menurut Prof. Mr Dr C. van Vollenhoven :
Recht is een verschijnsel in rusteloze wisselwerking van stuw
en tegenstuw.
Menurut Bertens, ada beberapa perbedaan antar hukum dan moral:
Hukum ditulis sistematis, disusun dalam kitab undang-undang,
mempunyai kepastian lebih besar dan bersifat obyektif.
Moral bersifat subyektif, tidak tertulis dan mempunyai ketidak
pastian lebih besar.
Hukum membatasi pada tingkah laku lahiriah saja dan hukum
meminta legalitas.
Moral menyangkut sikap batin seseorang.
Hukum bersifat memaksa dan mempunyai sanksi.
Moral tidak bersifat memaksa, sanksi moral adalah hati nurani
tidak tenang, sanksi dari Tuhan.
Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan negara,
masyarakat atau negara dapat merubah hukum. Hukum tidak
menilai moral.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
7
Moral didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi
masyarakat dan negara, masyarakat dan negara tidak dapat
merubah moral. Moral menilai hukum.
Menurut Immanuel Kant
Keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas
dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan
kehendak bebas dari orang lain, menuruti hukum tentang
kebebasan.
Menurut Leon Duguit
Aturan tingkah laku para anggota masyarakat , aturan yang
daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh
suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama
dan
yang
jika
dilanggar
menimbulkan
reaksi
bersama
terhadap orang yang melakukan pelanggaran.
Pada dasarnya hukum merupakan cerminan nilai-nilai yang
berlaku dimasyarakat dan memegang nilai-nilai secara konsisten
merupakan tindakan yang etis , sehingga antara hukum dan etika
juga memiliki keterkaitan .Digunakan sebagai pedoman bagi Bidan
dalam menjalankan tugas profesinya. Tujuan adanya hukum adalah
a. Menjamin pelayanan yang aman dan berkualitas.
b. Sebagai landasan untuk standarisasi dan perkembangan
profesi
2.2 Sistematika Etika
a. Etika Umum
Hati Nurani
Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau
buruk berhubungan dengan tingkah laku nyata kita. Hati nurani
memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu
sekarang dan disini. Ketika kita tidak mengikuti hati nurani
berarti kita menghancurkan integritas kepribadian kita dan
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
8
mengkhianati martabat terdalam kita. Hati nurani berkaitan erat
dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran.
Berikut ini ada beberapa contoh-contoh pengalaman hati nurani
sesuai lingkup pengalaman tugas sebagai bidan.
Contoh kasus:
“Seorang bidan menjalankan praktek pelayanan kebidanan di
klinik atau rumah bersalin, kemudian ada seorang remaja datang
diantar
oleh
ibunya. Kemudian diperoleh data hasil anamnese bahwa remaja
tersebut hamil di luar nikah atau unwanted pregnancy, kemudian
atas
permintaan si ibu dari remaja
tersebut meminta untuk
menggugurkan janin yang dikandung anaknya. Dengan menawarkan
sejumlah besar uang yang menggiurkan bila si bidan bersedia
menggugurkan kandungan anaknya. Bidan tersebut pada dasarnya
menyadari bahwa perbuatan tersebut melanggar kode etik profesi
bidan dan aspek legal dalam pelayanan kebidanan. Tapi bidan
tersebut tergiur oleh uang yang begitu besar. Bidan tersebut akhirnya
memutuskan untuk menggugurkan kandungan si remaja tersebut. Ia
mendapat uang yang banyak, namun dalam batinnya merasa
gelisah. Ia merasa malu pada dirinya sendiri, batinnya tidak tenang.”
Kisah tersebut diatas merupakan contoh yang dapat digunakan
sebagai bahan refleksi perenungan mengenai seperti apa hati nurani
itu.
Dalam hati nurani ada suatu kesadaran bahwa ada yang turut
mengetahui
tentang
perbuatan-perbuatan
kita.
Hati
nurani
merupakan semacam saksi terhadap perbuatan moral kita. Hati
nurani
bisa
merupakan
penilaian
terhadap
perbuatan
yang
berlangsung di masa lampau (retrospektif). Hati nurani juga bisa
merupakan penilaian perbuatan yang sedang dilaksanakan saat ini
atau penilaian terhadap perbuatan kita di masa yang akan datang
(prospektif).
Kebebasan dan Tanggung Jawab
Terdapat
tanggung
hubungan
jawab,
timbal
sehingga
balik
pengertian
antara
manusia
kebebasan
bebas
dan
dengan
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
9
sendirinya menerima juga bahwa manusia itu bertanggung jawab.
Tidak mungkin kebebasan tanpa tanggung jawab dan tidak mungkin
tanggung jawab tanpa kebebasan. Batas-batas kebebasan meliputi:
1)
2)
3)
4)
Faktor internal
Lingkungan
Kebebasan orang lain
Generasi penerus yang akan datang
Tanggung jawab dalam arti sempit berarti bahwa seseorang
harus
mampu menjawab, tidak
penjelasan
tentang
boleh
perbuatannya.
mengelak
Tanggung
bila
jawab
dimintai
meliputi
tanggung jawab terhadap perbuatan yang telah berlangsung dengan
segala konsekuensinya, tanggung jawab terhadap perbuatan yang
sedang dilaksanakan dan tanggung jawab terhadap perbuatan yang
akan datang.
Nilai dan Norma
Nilai merupakan sesuatu yang baik, sesuatu yang menarik,
sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yan
disukai, sesuatu yang diinginkan. Menurut filsuf Jerman Hang Jones
nilai adalah the addressee of a yes, sesuatu yang ditujukan dengan
kita. Sesuatu yang kita iyakan (setujui). Nilai mempunyai konotasi
yang positif. Nilai mempunyai tiga ciri:
1) Berkaitan dengan subyek.
2) Tampil dalam suatu nilai yang praktis karena subyek ingin
membuat sesuatu.
3) Nilai menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subyek
pada sifat yang dimiliki obyek.
Norma berasal dari bahasa Latin Norma, artinya aturan atau
kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur menilai sesuatu.
Norma umum meliputi tiga hal:
1) Norma kesopanan atau etiket.
2) Norma hukum.
3) Norma moral, adalah norma yang tertinggi, dan norma
moral tidak dapat dilampau oleh norma yang lain tetapi
menilai norma-norma yang lain.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
10
Norma
merupakan
hal
yang
terpenting
bagi
martabat
manusia. Sumber dari nilai dan norma adalah agama, kebudayaan,
nasionalisme dan lain-lain.
Hak dan Kewajiban
Hak berkaitan dengan manusia yang bebas, terlepas dari
segala ikatan dengan hukum obyektif. Hak merupakan pengakuan
yang dibuat oleh orang atau sekelompok orang terhadap orang atau
sekelompok orang lain. Ada beberapa macam hak, antara lain hak
legal, hak moral, hak individu, hak social, hak positif, dan hak negatif.
1) Hak legal merupakan hak yang didasarkan atas hukum.
2) Hak moral adalah hak yang didasarkan pada prinsip atau
etis.
Setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain
dan setiap hak seseorang berkaitan dengan kewajiban orang lain
untuk memenuhi hak tersebut. Menurut John Stuart Mill kewajiban
meliputi
kewajiban
sempurna
dan
kewajiban
tidak
sempurna.
Kewajiban sempurna artinya kewajiban didasarkan atas keadilan,
selalu terkait dengan hak orang lain. Sedangkan kewajiban tidak
sempurna, tidak terkait dengan hak orang lain tetapi bisa didasarkan
atas kemurahan hati atau niat berbuat baik.
Faktor-faktor yang melandasi etika adalah meliputi hal-hal tersebut
di bawah ini:
1) Nilai-nilai atau value.
2) Norma
3) Sosial budaya, dibangun
oleh
konstruksi
sosial
dan
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
4) Religius, agama mempunyai hubungan erat dengan moral
karena agama merupakan motivasi terkuat perilaku moral
(etik) dan merupakan salah satu sumber nilai dan norma
etis yang paling penting. Setiap agama mengandung
ajaran moral yang menjadi pegangan bagi perilaku para
anggotanya.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
11
5) Kebijakan atau policy maker, siapa pembuat kebijakannya
dan bagaimana kebijakan yang dibuat sangat berpengaruh
atau mewarnai etika maupun kode etik.
b. Etika Sosial
Seorang
bidan
adalah
sebagai
tenaga
kesehatan
yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum.
Dalam menghadapi pasien, seorang bidan harus mempunyai etika,
karena yang dihadapi bidan adalah juga manusia. Bidan harus
bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini
dilakukan karena bidan adalah membantu proses penyembuhan
pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik
diharapkan seorang bidan bisa menjalin hubungan yang lebih akrab
dengan pasien.
Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling
menghormati dan menghargai di antara keduanya. Etika dapat
membantu
para
bidan
mengembangkan
kelakuan
dalam
menjalankan kewajiban, membimbing hidup, menerima pelajaran,
sehingga para bidan dapat mengetahui kedudukannya dalam
masyarakat dan lingkungan perawatan. Dengan demikian, para
bidan
dapat
mengusahakan
kemajuannya
secara
sadar
dan
seksama.
Oleh karena itu dalam perawatan teori dan praktek dengan
budi pekerti saling memperoleh, maka 2 hal ini tidak dapat dipisahpisahkan. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan
bahwa
nama
baik
rumah
sakit
antara
lain
ditentukan
oleh
pendapat/kesan dari masyarakat umum. Kesehatan masyarakat
terpelihara oleh tangan dengan baik, jika tingkatan pekerti perawat
dan pegawai-pegawai kesehatan lainnya luhur juga. Sebab akhlak
yang teguh dan budi pekerti yang luhur merupakan dasar yang
penting untuk segala jabatan, termasuk jabatan bidan.
2.3. Fungsi Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
12
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issu utama
diberbagai tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman
para
praktisi
pelayanan
kebidanan
terhadap
etika.
Pelayanan
kebidanan adalah proses dari berbagai dimensi. Hal tersebut
membutuhkan
keluarganya.
bidan
Bidan
yang
mampu
harus
menyatu
berpartisipasi
dengan
dalam
ibu
dan
memberikan
pelayanan kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, screening
antenatal,
pelayanan
intrapartum,
perawatan
intensive
pada
neonatal, dan pengakhiran kehamilan.
Mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di rumah,
kelahiran SC dan sebagainya. Bidan sebagai :
Pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang professional
dan akutabilitas serta aspek legal dalam pelayanan kebidanan.
Praktisi pelayanan harus menjaga perkembangan praktik
berdasarkan evidence based.
Sehingga
disini
berbagai
dimensi
etik
dan
bagaimana
pendekatan tentang etika merupakan hal yang penting untuk digali
dan dipahami.
Moralitas
merupakan
suatu
gambaran
manusiawi
yang
menyeluruh, moralitas hanya terdapat pada manusia serta tidak
terdapat pada makhluk lain selain manusia. Moralitas berasal dari
bahasa latin moralis, artinya pada dasarnya sama dengan moral,
moralitas suatu perbuatan artinya segi moral suatu perbuatan atau
baik buruknya. Moralitas adalah sifat moral atau seluruh asas dan
nilai yang menyangkut baik dan buruk. Kaitan antara etika dan
moralitas adalah, bahwa etika merupakan ilmu yang mempelajari
tentang tingkah laku moral atau ilmu yang membahas tentang
moralitas. Moral adalah mengenai apa yang dinilai seharusnya oleh
masyarakat. Etika adalah penerapan dari proses dan teori filsafat
moral pada situasi nyata. Etika berpusat pada prinsip dasar dan
konsep bahwa manusia dalam berfikir dan tindakannya didasari nilainilai.
Etika dibagi menjadi tiga bagian, meliputi:
1) Meta etika (nilai);
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
13
2) Etika atau teori moral;
3) Etika praktik.
Meta etika berasal dari bahasa Yunai meta, artinya melebihi,
yang dipelajari disini adalah ucapan-ucapan kita di bidang moralitas
atau bahasa yang digunakan di bidang moral. Metaetika mengenai
status moral ucapan dan bahasa yang digunakan dalam batasan
pengertian baik, buruk atau bahagia. Etika atau teori moral untuk
memformulasikan prosedur atau mekanisme untuk memecahkan
masalah etika. Teori praktik. Etika praktik merupakan penerapan
etika dalam praktik sehari-hari, dimana dalam situasi praktik ketika
kecelakaan terjadi keputusan harus segera dibuat.
Bagaimana menjaga prinsip moral, teori nilai dan penentuan
suatu tindakan. Etika pada hakekatnya berkaitan dengan falsafah dan
moral, yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di
masyarakat dalam kurun waktu tertentu, karena etika bisa berubah
dengan
lewatnya
waktu.
Etika
khusus
adalah
etika
yang
dikhususkan bagi profesi tertentu, misalnya etika kedokteran, etika
rumah sakit, etika kebidanan, etika keperawatan, dll.
Guna etika adalah memberi arah bagi perilaku manusia tentang:
Apa yang baik atau buruk
Apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban moral (akhlak)
Apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan.
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus
diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan di
masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk bagi anggota
profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya,
dan larangan-larangan, termasuk ketentuan-ketentuan apa yang
boleh dan tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota
profesi, tidak hanya dalam menjalankan tugas profesinya, melainkan
berkaitan
juga
dengan
tingkah
lakunya
secara
umum
dalam
pergaulan sehari-hari di masyarakat.
Secara umum tujuan merumuskan kode etik adalah untuk
kepentingan anggota dan organisasi, meliputi :
1) Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.
2) Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
14
3) Meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4) Meningkatkan mutu profesi.
Dimensi kode etik meliputi:
1)
2)
3)
4)
Anggota profesi
Anggota profesi
Anggota profesi
Semua anggota
dan klien;
dan system;
dan profesi lain;
profesi.
Prinsip kode etik terdiri dari:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Menghargai otonomi;
Melakukan tindakan yang benar;
Mencegah tindakan yang dapat merugikan;
Memperlakukan manusia secara adil;
Menjelaskan dengan benar;
Menepati janji yang telah disepakati;
Menjaga kerahasiaan.
2.4. Hak dan Kewajiban serta tanggung jawab
a. Hak bidan
Berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
Berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat/jenjang pelayanan kesehatan.
Berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan, dan kode etik
profesi.
Berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun
profesi lain.
Berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir
dan jabatan yang sesuai.
Berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan.
Berhak mendapat kompensasi dan keseahteraan yang sesuai
b. Kewajiban bidan
Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah
bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
15
Bidan waib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai
dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter
yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan
kebutuhan pasien.
Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
didampingi oleh suami atau keluarga.
Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menjalankan ibadah sesuia dengan keyakinan.
Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
tentang seorang pasien.
Bidan wajib memberi informasi yang akurat tentang tindakan
yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.
Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atau tindakan yang
akan dilakukan.
Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang
diberikan.
Bidan wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi serta menambah ilmu pengetahuannya melalui
pendidikan formal atau non formal.
Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang
terkait
secara
timbal
balik
dalam
memberikan
asuhan
kebidanan
c. Hak pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai
pasien :
Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
Peraturan
yang
berlaku
di
Rumah
sakit
atau
institusi
pelayanan kesehatan.
Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan
makmur.
Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai
dengan profesi bidan tanpa diskriminasi.
Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan
profesi bidan tanpa diskriminasi.
Pasien berhak memilih bidan untuk menolongnya sesuai
dengan keinginannya.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
16
Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi kehamilan
persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan.
Pasien berhak mendapat pendamping suami selama proses
persalinan berlangsung.
Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku di rumah sakit,dll.
d. Kewajiban pasien
Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala
peraturan dan tata tertib rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan.
Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter,
bidan, perawat yang merawatnya.
Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi
semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi
pelayanan kesehatan, dokter bidan dan perawat.
Pasien atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal
yang selalu disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
2.5.
Kode Etika Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
oleh layanan kesehatan. Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana
struktur sosial budaya masyarakat dan termasuk kondisi sosial
ekonomi, sosial demografi.
Parameter sosial demografi dalam pelayanan kebidanan, antara lain :
a. Perbaikan status gizi bayi
b. Cakupan pertolonggan persalinan, menurut angka kematian
Ibu, menurunnya angka kelahiran bayi, cakupan penanganan
kasus beresiko, meningkatkan cakupan pemeriksaan antenatal.
Bidan
menyiapkan
sebagai
diri
tenaga
untuk
pemberi
mengantisipasi
jasa
pelayanan
perubahan
harus
kebutuhan
masyarakat atau pelayanan kebidanan. Keadilan dalam sumber daya
pelayanan dimulai dari :
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
17
a. Pemenuahan kebutuhan klien sesuai
b. Sumber daya pelayanan dalam kebidanan untuk meningkatkan
pelayan kebidanan
c. Keterjangkauan tempat pelayanan.
Tingkat
ketersediaan
ini
merupaka
syarat
utama
untuk
terlaksananya pelayan kebidanan. Sikap bidan harus tanggap
terhadap
klien,
sesuai
kebutuhan
klien,
tidak
membedakan
pelayanan siapapun.
2.6. Pelaksanaan Kode Etika dalam Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan di suatu institusi memiliki norma dan
budaya yang unik. Setiap institusi pelayanan memiliki norma sendiri
dalam memberikan pelayanan yang terdiri dari beberapa praktisi
atau profesi kesehatan. Walaupun demikian subjek pelayanan hanya
satu, yaitu manusia atau individu. Sehingga setiap individu harus
jelas batas wewenangnya.
Area
kewenangan
900/Menkes/SK/VII/2002
bidan
tertuang
tentang
registrasi
dalam
dan
Kepmenkes
praktik
bidan.
Mengenai kejelas peran bidan diatur dalam standar praktik kebidanan
dan standar pelayanan kebidanan.
a. Etika dalam pelayanan kontrasepsi
Dalam merencanakan jumlah anak, seorang ibu telah
merundingkan dengan suami dan telah menetapkan metode
kontrasepsi yang akan digunakan. Sehingga keputusan untuk
memilih kontrasepsi, merupakan hak klien dan berada diluar
kompetensi bidan. Jika klien belum mempunyai keputusan
karena
disebabkan
ketidaktahuan
klien
tentang
kontrasepsi,maka menjadi kewajiban bidan untuk memberikan
informasi tentang kontrasepsi. Yang dapat dipergunakan klien,
dengan memberikan informasi yang lengkap mengenai alat
kontrasepsi dan beberapa alternatif sehingga klien dapat
memilih sesuai dengan pengetahuan dan keyakinannya.
b. Etika dalam penelitian kebidanan
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
18
Menurut Kode Etik Bidan Internasional adalah bahwa
bidan seharusnya meningkatkan pengetahuannya melalui
berbagai
proses
seperti
dari
pengalaman
pelayanan
kebidanan dan dari riset keidanan. Tuntutan masyarakat
terhadap mutu pelayanan kebidanan makin tinggi, karena
semakin majunya jaman, dan kita memasuki era globalisasi,
dimana akses informasi bagi masyarakat juga seamkin
meningkatkan.
2.7.
Sumber Etika
Pancasila adalah sumber sumber nilai, maka nilai dasar
Pancasila dapat dijadikan sebagai sumber pembentukan norma etik
(norma moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral. Oleh karena itu,
nilai pancasila juga dapat diwujudkan kedalam norma-norma moral
(etik). Norma-norma etik tersebut selanjutnya dapat digunakan
sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan bertingkah laku
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila memegang
peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara
ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk
beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua “
kemanusian yang adil dan beadab” tidak dapat dipungkiri bahwa
kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat
berandil besar.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia,
etika
adalah
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, sedangkan
etiket adalah sopan santun. Moral merupakan nilai-nilai dan norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. Hukum berhubungan erat dengan moral.
Hukum membutuhkan moral, hukum tidak mempunyai arti, kalau
tidak dijiwai oleh moralitas. Etika dalam pelayanan kebidanan
merupakan issue utama di berbaai tempat, dimana sering terjadi
karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan
terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses dari berbagai
dimensi.
Hal tersebut membutuhkan bidan yang mampu menyatu
dengan
ibu
dan
keluarganya.
Screening
antenatal,
pelayanan
intrapartum, perawatan intensive pada neonatal, dan pengakhiran
yang profesional dan akuntabilitas serta aspek legal dalam pelayanan
kebidanan kode etik profesi bidan merupakan suatu pedoman dalam
tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan profesional
bidan.
3.2 Saran
Melalui makalah ini, penulis berharap agar para bidan maupun
calon bidan menjalankan profesionalitas pekerjaannya sesuai kode
etik kebidanan, antara lain menjunjung tinggi martabat dan citra
profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota,
meningkatkan pengabdian para anggoa profesi, dan meningkatkan
mutu profesi.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
20
DAFTAR PUSTAKA
Hadiwardoyo, Purwa, 1989. Etika Medis, Yogyakarta, Balai Pustaka
Heni, 2009. Etika Profesi Kebidanan, Yogyakarta. Fitramaya
Puji Heni, Yetty Asmar, 2005. Etika Profesi Kebidanan, Yogyakarta.
Fitramaya
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
21
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Tuntutan terhadap kualitas pelayanan kebidanan semakin meningkat
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan era
globalisasi. Pemahaman yang baik mengenai etika profesi merupakan
landasan yang kuat bagi profesi bidan agar mampu menerapkan dan
memberikan pelayanan kebidanan yang profesional dalam melakukan
profesi kebidanan, dan dalam berkarya di pelayanan kebidanan, baik
kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pengkajian dan pembahasan
tentang etika tidak selalu berhubungan dengan moral dan norma.
Kadang etika diidentikan dengan moral, walaupun sebenamya terdapat
perbedaan dalam aplikasinya. Moral lebih menunjuk pada perbuatan yang
sedang dinilai, sedangkan Etika dipakai sebagai kajian terhadap sistem
nilai yang berlaku. Etika juga sering dinamakan filsafat moral yaitu
cabang filsafat sistematis yang membahas dan mengkaji nilai baik
buruknya tindakan manusia yang dilaksanakan dengan sadar serta
menyoroti kewajiban-kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Perbuatan yang dilakukan sesuai dengan norma moral maka akan
memperoleh
pujian
sebagai
rewardnya,
namun
perbuatan
yang
melanggar norma moral, maka si pelaku akan memperoleh celaan sebagai
punishmentnya. Oleh karena itu, para bidan maupun calon bidan, harus
mampu memahami kondisi masyarakat yang semakin kritis dalam
memandang kualitas pelayanan kebidanan, termasuk pula ketidakpuasan
dalam pelayanan.
1.2
Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari etika, etiket, dan moral hukum dalam
praktek kebidanan ?
2. Apa yang dimaksud dengan sistematika etika ?
3. Apa saja fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan ?
4. Apa saja sumber etika dalam praktek kebidanan ?
1.3
Tujuan penulisan
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
1
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian etika, etiket, moral dan hukum.
2. Memahami sistematika etika.
3. Mengetahui fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan
kebidanan.
4. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah etikolegal dalam praktek
kebidanan.
1.4 Manfaat penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui arti dari Etika, Etiket, moral serta tanggung jawab
profesional seorang bidan.
2. Mengetahui arti tentang hukum dalam profesional kebidanan.
3. Mengetahui fungsi dan tanggung jawab seorang bidan
profesional.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika, Etiket, Moral dan Hukum
a. Pengertian Etika
Diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan
keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia
yang didorong oleh kehandak dengan didasari pikiran yang jernih
dengan pertimbangan perasaan".
Menurut bahasa, Etik diartikan sebagai:
YUNANI à Ethos, kebiasaan atau tingkah laku
INGGRIS à Ethis, tingkah laku/perilaku manusia yang baik :
tindakan yang harus dilaksanakan manusia sesuai dengan
moral pada umumnya.
Menurut K. Bertens etika dirumuskan sebagai berikut :
Kata etika dapat digunakan dalam arti nilai dan norma moral
yang menjadi pegangan bagi seseorang /suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya.
Etika berati kumpulan asas/moral, yang dimaksud disini
adalah kode etik.
Menurut konteks lain secara luas dinyatakan bahwa:
Etik adalah aplikasi dari proses dan teori filsafat moral
terhadap kenyataan yang sebenarnya. Hal ini berhubungan
dengan prinsip-prinsip dasar, konsep yang membimbing
makhluk
hidup
dalam
berpikir,
dan
bertindak
serta
menekankan nilai-nilai mereka.
Menurut Shirley R Jones(2000), Etika terbagi dalam 3 bagian :
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
3
Meta- Ethics ( Ethics) : bentuk filsafah moral yang paling
abstrak, mencakup pemikiran moral manusia mengenai suatu
kejadian.
Ethical/ Moral Theory : mekanisme untuk menyelesaikan
masalah etika atau pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat untuk menghadapi konsekuensi dari keputusan tersebut.
Practical Ethics : mengaplikasikan bentuk etika dalam wujud
sikap/
perilaku
untuk
menghadapi
masalah
etika
yang
dihadapi.
CONTOH PENERAPAN ETIKA
Seorang
dosen
memergoki
salah
satu
mahasiswinya
sedang
menyotek saat ujian di kelas.
Fase meta-ethics
:
Si dosen memutuskan bahwa tindakan mahasiswinya tersebut
merupakan “perilaku buruk /kejahatan”. Pemikiran tersebut merupakan
respons si dosen setelah ia melihat perbuatan mahasiswinya
Fase ethical/ moral theory :
Si dosen sedang menimbang tindakan yang akan ia lakukan
berdasarkan nilai dan norma yang ia yakini. Ia mengetahui bahwa
perbuatan mahasiswinya itu salah. Namun tindakan apa yang paling
tepat ia lakukan untuk menyadari bahwa perbuatan mahasiswinya
salah
dan
membuat
mahasiswinya
jera
sehingga
tidak
akan
mengulanginya lagi. Pilihannya antara lain mengeluarkan anak itu dari
kelas dan menskorsnya / ia akan memanggil ortu mahasiswi tsb
sehingga orang tua bisa turut memperbaiki perilaku si anak
Fase practical ethics :
Si dosen mengambil tindakan yang dianggapnya paling tepat
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
4
b. Pengertian Etiket
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari
kata “etiket”, yaitu :
Etiket berasal dari bahasa inggris Etiquette. Etika berarti moral
sedangkan etiket berarti sopan santun.
Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu
selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
c. Perbedaan Etika dan Etiket
Etiket menyangkut suatu perbuatan yang dilakukan manusia,
Misal :
Jika saya menyerahkan sesuatu ke atasan harus menggunakan
tangan kanan. Dianggap melanggar etiket bila menyerahkan
dengan tangan kiri. Tetapi etika memberi norma tentang perbuatan
itu sendiri. Jangan mencuri merupakan norma etika. Apakah orang
mencuri pakai tangan kanan atau kiri
Etiket hanya berlaku dalam pergaulan
Misal :
Bila tidak ada saksi mata etiket tidak berlaku misal ; dianggap
melanggar jika kita makan berbunyi / dengan meletakkan kaki di
atas meja. Tapi jika makan sendirian tidak melanggar etiket. Etika
tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain. Larangan untuk
mencuri selalu berlaku entah ada orang / tidak ada. Barang yang
dipinjam juga harus dikembalikan meskipun pemiliknya sudah lupa.
Etiket bersifat relatif.
Misal : Makan dengan tangan atau bersendawa
Etika bersifat absolut ,
Misal : jangan mencuri , jangan berbohong dan jangan membunuh.
Merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar
Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah sedang etika
menyangkut manusia lebih dalam.
Misal : Bisa saja orang tampil sebagai “musang berbulu ayam” : dari
luar sangat sopan dan halus tapi di dalam penuh kebusukan.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
5
Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh
baik.
d. Persamaan etika dengan etiket :
Sama-sama menyangkut perilaku manusia
Memberi norma bagi perilaku manusia, yaitu menyatakan
tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan
e. Pengertian Moral
Moral adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya. Moral juga berarti mengenai apa yang dianggap baik atau
buruk di masyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu sesuai
perkembangan atau perubahan norma atau nilai. Moralitas berasal
dari bahasa Latin Moralis, artinya:
Segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya.
Sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang berkenaan
dengan baik buruk.
f. Pengertian Kode Etik
Norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi
didalam melaksanakan tugas profesinya dan didalam hidupnya di
masyarakat. Kode etik juga diartikan sebagai suatu ciri profesi yang
bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu
dan merupakan pengetahuan komprehensif suatu profesi yang
memberikan
tuntunan
bagi
anggota
dalam
melaksanakan
pengabdian profesi.
g. Pengertian Hukum
Segala
peraturan-peraturan
atau
kaedah-kaedah
dalam
kehidupan bersama yang dapat dipaksakan dengan suatu sanksi
dalam pelaksanaannya. Hukum berhubungan erat dengan moral.
Hukum membutuhkan moral. Hukum tidak mempunyai arti, kalau
tidak dijiwai oleh moralitas. Sebaliknya moral juga berhubungan erat
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
6
dengan hukum. Moral hanya sebatas hal yang abstrak saja tanpa
adanya hukum.
Contoh : bahwa mencuri itu adalah moral yang tidak baik, supaya
prinsip etis ini berakar di masyarakat maka harus diatur
dengan hukum.
Berikut pendapat para tokoh mengenai definisi hukum:
Menurut Aristoteles :
Particular law is that which each community lays down and
applies to its own member. Universal law is the law of nature.
Menurut Grotius :
Law is a rule of moral action obliging to that which is right.
Menurut Hobbes :
Where as law, properly is the word of him, that by right had
command over others.
Menurut Prof. Mr Dr C. van Vollenhoven :
Recht is een verschijnsel in rusteloze wisselwerking van stuw
en tegenstuw.
Menurut Bertens, ada beberapa perbedaan antar hukum dan moral:
Hukum ditulis sistematis, disusun dalam kitab undang-undang,
mempunyai kepastian lebih besar dan bersifat obyektif.
Moral bersifat subyektif, tidak tertulis dan mempunyai ketidak
pastian lebih besar.
Hukum membatasi pada tingkah laku lahiriah saja dan hukum
meminta legalitas.
Moral menyangkut sikap batin seseorang.
Hukum bersifat memaksa dan mempunyai sanksi.
Moral tidak bersifat memaksa, sanksi moral adalah hati nurani
tidak tenang, sanksi dari Tuhan.
Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan negara,
masyarakat atau negara dapat merubah hukum. Hukum tidak
menilai moral.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
7
Moral didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi
masyarakat dan negara, masyarakat dan negara tidak dapat
merubah moral. Moral menilai hukum.
Menurut Immanuel Kant
Keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas
dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan
kehendak bebas dari orang lain, menuruti hukum tentang
kebebasan.
Menurut Leon Duguit
Aturan tingkah laku para anggota masyarakat , aturan yang
daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh
suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama
dan
yang
jika
dilanggar
menimbulkan
reaksi
bersama
terhadap orang yang melakukan pelanggaran.
Pada dasarnya hukum merupakan cerminan nilai-nilai yang
berlaku dimasyarakat dan memegang nilai-nilai secara konsisten
merupakan tindakan yang etis , sehingga antara hukum dan etika
juga memiliki keterkaitan .Digunakan sebagai pedoman bagi Bidan
dalam menjalankan tugas profesinya. Tujuan adanya hukum adalah
a. Menjamin pelayanan yang aman dan berkualitas.
b. Sebagai landasan untuk standarisasi dan perkembangan
profesi
2.2 Sistematika Etika
a. Etika Umum
Hati Nurani
Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau
buruk berhubungan dengan tingkah laku nyata kita. Hati nurani
memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu
sekarang dan disini. Ketika kita tidak mengikuti hati nurani
berarti kita menghancurkan integritas kepribadian kita dan
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
8
mengkhianati martabat terdalam kita. Hati nurani berkaitan erat
dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran.
Berikut ini ada beberapa contoh-contoh pengalaman hati nurani
sesuai lingkup pengalaman tugas sebagai bidan.
Contoh kasus:
“Seorang bidan menjalankan praktek pelayanan kebidanan di
klinik atau rumah bersalin, kemudian ada seorang remaja datang
diantar
oleh
ibunya. Kemudian diperoleh data hasil anamnese bahwa remaja
tersebut hamil di luar nikah atau unwanted pregnancy, kemudian
atas
permintaan si ibu dari remaja
tersebut meminta untuk
menggugurkan janin yang dikandung anaknya. Dengan menawarkan
sejumlah besar uang yang menggiurkan bila si bidan bersedia
menggugurkan kandungan anaknya. Bidan tersebut pada dasarnya
menyadari bahwa perbuatan tersebut melanggar kode etik profesi
bidan dan aspek legal dalam pelayanan kebidanan. Tapi bidan
tersebut tergiur oleh uang yang begitu besar. Bidan tersebut akhirnya
memutuskan untuk menggugurkan kandungan si remaja tersebut. Ia
mendapat uang yang banyak, namun dalam batinnya merasa
gelisah. Ia merasa malu pada dirinya sendiri, batinnya tidak tenang.”
Kisah tersebut diatas merupakan contoh yang dapat digunakan
sebagai bahan refleksi perenungan mengenai seperti apa hati nurani
itu.
Dalam hati nurani ada suatu kesadaran bahwa ada yang turut
mengetahui
tentang
perbuatan-perbuatan
kita.
Hati
nurani
merupakan semacam saksi terhadap perbuatan moral kita. Hati
nurani
bisa
merupakan
penilaian
terhadap
perbuatan
yang
berlangsung di masa lampau (retrospektif). Hati nurani juga bisa
merupakan penilaian perbuatan yang sedang dilaksanakan saat ini
atau penilaian terhadap perbuatan kita di masa yang akan datang
(prospektif).
Kebebasan dan Tanggung Jawab
Terdapat
tanggung
hubungan
jawab,
timbal
sehingga
balik
pengertian
antara
manusia
kebebasan
bebas
dan
dengan
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
9
sendirinya menerima juga bahwa manusia itu bertanggung jawab.
Tidak mungkin kebebasan tanpa tanggung jawab dan tidak mungkin
tanggung jawab tanpa kebebasan. Batas-batas kebebasan meliputi:
1)
2)
3)
4)
Faktor internal
Lingkungan
Kebebasan orang lain
Generasi penerus yang akan datang
Tanggung jawab dalam arti sempit berarti bahwa seseorang
harus
mampu menjawab, tidak
penjelasan
tentang
boleh
perbuatannya.
mengelak
Tanggung
bila
jawab
dimintai
meliputi
tanggung jawab terhadap perbuatan yang telah berlangsung dengan
segala konsekuensinya, tanggung jawab terhadap perbuatan yang
sedang dilaksanakan dan tanggung jawab terhadap perbuatan yang
akan datang.
Nilai dan Norma
Nilai merupakan sesuatu yang baik, sesuatu yang menarik,
sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yan
disukai, sesuatu yang diinginkan. Menurut filsuf Jerman Hang Jones
nilai adalah the addressee of a yes, sesuatu yang ditujukan dengan
kita. Sesuatu yang kita iyakan (setujui). Nilai mempunyai konotasi
yang positif. Nilai mempunyai tiga ciri:
1) Berkaitan dengan subyek.
2) Tampil dalam suatu nilai yang praktis karena subyek ingin
membuat sesuatu.
3) Nilai menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subyek
pada sifat yang dimiliki obyek.
Norma berasal dari bahasa Latin Norma, artinya aturan atau
kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur menilai sesuatu.
Norma umum meliputi tiga hal:
1) Norma kesopanan atau etiket.
2) Norma hukum.
3) Norma moral, adalah norma yang tertinggi, dan norma
moral tidak dapat dilampau oleh norma yang lain tetapi
menilai norma-norma yang lain.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
10
Norma
merupakan
hal
yang
terpenting
bagi
martabat
manusia. Sumber dari nilai dan norma adalah agama, kebudayaan,
nasionalisme dan lain-lain.
Hak dan Kewajiban
Hak berkaitan dengan manusia yang bebas, terlepas dari
segala ikatan dengan hukum obyektif. Hak merupakan pengakuan
yang dibuat oleh orang atau sekelompok orang terhadap orang atau
sekelompok orang lain. Ada beberapa macam hak, antara lain hak
legal, hak moral, hak individu, hak social, hak positif, dan hak negatif.
1) Hak legal merupakan hak yang didasarkan atas hukum.
2) Hak moral adalah hak yang didasarkan pada prinsip atau
etis.
Setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain
dan setiap hak seseorang berkaitan dengan kewajiban orang lain
untuk memenuhi hak tersebut. Menurut John Stuart Mill kewajiban
meliputi
kewajiban
sempurna
dan
kewajiban
tidak
sempurna.
Kewajiban sempurna artinya kewajiban didasarkan atas keadilan,
selalu terkait dengan hak orang lain. Sedangkan kewajiban tidak
sempurna, tidak terkait dengan hak orang lain tetapi bisa didasarkan
atas kemurahan hati atau niat berbuat baik.
Faktor-faktor yang melandasi etika adalah meliputi hal-hal tersebut
di bawah ini:
1) Nilai-nilai atau value.
2) Norma
3) Sosial budaya, dibangun
oleh
konstruksi
sosial
dan
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
4) Religius, agama mempunyai hubungan erat dengan moral
karena agama merupakan motivasi terkuat perilaku moral
(etik) dan merupakan salah satu sumber nilai dan norma
etis yang paling penting. Setiap agama mengandung
ajaran moral yang menjadi pegangan bagi perilaku para
anggotanya.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
11
5) Kebijakan atau policy maker, siapa pembuat kebijakannya
dan bagaimana kebijakan yang dibuat sangat berpengaruh
atau mewarnai etika maupun kode etik.
b. Etika Sosial
Seorang
bidan
adalah
sebagai
tenaga
kesehatan
yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum.
Dalam menghadapi pasien, seorang bidan harus mempunyai etika,
karena yang dihadapi bidan adalah juga manusia. Bidan harus
bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini
dilakukan karena bidan adalah membantu proses penyembuhan
pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik
diharapkan seorang bidan bisa menjalin hubungan yang lebih akrab
dengan pasien.
Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling
menghormati dan menghargai di antara keduanya. Etika dapat
membantu
para
bidan
mengembangkan
kelakuan
dalam
menjalankan kewajiban, membimbing hidup, menerima pelajaran,
sehingga para bidan dapat mengetahui kedudukannya dalam
masyarakat dan lingkungan perawatan. Dengan demikian, para
bidan
dapat
mengusahakan
kemajuannya
secara
sadar
dan
seksama.
Oleh karena itu dalam perawatan teori dan praktek dengan
budi pekerti saling memperoleh, maka 2 hal ini tidak dapat dipisahpisahkan. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan
bahwa
nama
baik
rumah
sakit
antara
lain
ditentukan
oleh
pendapat/kesan dari masyarakat umum. Kesehatan masyarakat
terpelihara oleh tangan dengan baik, jika tingkatan pekerti perawat
dan pegawai-pegawai kesehatan lainnya luhur juga. Sebab akhlak
yang teguh dan budi pekerti yang luhur merupakan dasar yang
penting untuk segala jabatan, termasuk jabatan bidan.
2.3. Fungsi Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
12
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issu utama
diberbagai tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman
para
praktisi
pelayanan
kebidanan
terhadap
etika.
Pelayanan
kebidanan adalah proses dari berbagai dimensi. Hal tersebut
membutuhkan
keluarganya.
bidan
Bidan
yang
mampu
harus
menyatu
berpartisipasi
dengan
dalam
ibu
dan
memberikan
pelayanan kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, screening
antenatal,
pelayanan
intrapartum,
perawatan
intensive
pada
neonatal, dan pengakhiran kehamilan.
Mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di rumah,
kelahiran SC dan sebagainya. Bidan sebagai :
Pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang professional
dan akutabilitas serta aspek legal dalam pelayanan kebidanan.
Praktisi pelayanan harus menjaga perkembangan praktik
berdasarkan evidence based.
Sehingga
disini
berbagai
dimensi
etik
dan
bagaimana
pendekatan tentang etika merupakan hal yang penting untuk digali
dan dipahami.
Moralitas
merupakan
suatu
gambaran
manusiawi
yang
menyeluruh, moralitas hanya terdapat pada manusia serta tidak
terdapat pada makhluk lain selain manusia. Moralitas berasal dari
bahasa latin moralis, artinya pada dasarnya sama dengan moral,
moralitas suatu perbuatan artinya segi moral suatu perbuatan atau
baik buruknya. Moralitas adalah sifat moral atau seluruh asas dan
nilai yang menyangkut baik dan buruk. Kaitan antara etika dan
moralitas adalah, bahwa etika merupakan ilmu yang mempelajari
tentang tingkah laku moral atau ilmu yang membahas tentang
moralitas. Moral adalah mengenai apa yang dinilai seharusnya oleh
masyarakat. Etika adalah penerapan dari proses dan teori filsafat
moral pada situasi nyata. Etika berpusat pada prinsip dasar dan
konsep bahwa manusia dalam berfikir dan tindakannya didasari nilainilai.
Etika dibagi menjadi tiga bagian, meliputi:
1) Meta etika (nilai);
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
13
2) Etika atau teori moral;
3) Etika praktik.
Meta etika berasal dari bahasa Yunai meta, artinya melebihi,
yang dipelajari disini adalah ucapan-ucapan kita di bidang moralitas
atau bahasa yang digunakan di bidang moral. Metaetika mengenai
status moral ucapan dan bahasa yang digunakan dalam batasan
pengertian baik, buruk atau bahagia. Etika atau teori moral untuk
memformulasikan prosedur atau mekanisme untuk memecahkan
masalah etika. Teori praktik. Etika praktik merupakan penerapan
etika dalam praktik sehari-hari, dimana dalam situasi praktik ketika
kecelakaan terjadi keputusan harus segera dibuat.
Bagaimana menjaga prinsip moral, teori nilai dan penentuan
suatu tindakan. Etika pada hakekatnya berkaitan dengan falsafah dan
moral, yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di
masyarakat dalam kurun waktu tertentu, karena etika bisa berubah
dengan
lewatnya
waktu.
Etika
khusus
adalah
etika
yang
dikhususkan bagi profesi tertentu, misalnya etika kedokteran, etika
rumah sakit, etika kebidanan, etika keperawatan, dll.
Guna etika adalah memberi arah bagi perilaku manusia tentang:
Apa yang baik atau buruk
Apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban moral (akhlak)
Apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan.
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus
diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan di
masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk bagi anggota
profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya,
dan larangan-larangan, termasuk ketentuan-ketentuan apa yang
boleh dan tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota
profesi, tidak hanya dalam menjalankan tugas profesinya, melainkan
berkaitan
juga
dengan
tingkah
lakunya
secara
umum
dalam
pergaulan sehari-hari di masyarakat.
Secara umum tujuan merumuskan kode etik adalah untuk
kepentingan anggota dan organisasi, meliputi :
1) Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.
2) Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
14
3) Meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4) Meningkatkan mutu profesi.
Dimensi kode etik meliputi:
1)
2)
3)
4)
Anggota profesi
Anggota profesi
Anggota profesi
Semua anggota
dan klien;
dan system;
dan profesi lain;
profesi.
Prinsip kode etik terdiri dari:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Menghargai otonomi;
Melakukan tindakan yang benar;
Mencegah tindakan yang dapat merugikan;
Memperlakukan manusia secara adil;
Menjelaskan dengan benar;
Menepati janji yang telah disepakati;
Menjaga kerahasiaan.
2.4. Hak dan Kewajiban serta tanggung jawab
a. Hak bidan
Berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
Berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat/jenjang pelayanan kesehatan.
Berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan, dan kode etik
profesi.
Berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun
profesi lain.
Berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir
dan jabatan yang sesuai.
Berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan.
Berhak mendapat kompensasi dan keseahteraan yang sesuai
b. Kewajiban bidan
Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah
bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
15
Bidan waib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai
dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter
yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan
kebutuhan pasien.
Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
didampingi oleh suami atau keluarga.
Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menjalankan ibadah sesuia dengan keyakinan.
Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
tentang seorang pasien.
Bidan wajib memberi informasi yang akurat tentang tindakan
yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.
Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atau tindakan yang
akan dilakukan.
Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang
diberikan.
Bidan wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi serta menambah ilmu pengetahuannya melalui
pendidikan formal atau non formal.
Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang
terkait
secara
timbal
balik
dalam
memberikan
asuhan
kebidanan
c. Hak pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai
pasien :
Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
Peraturan
yang
berlaku
di
Rumah
sakit
atau
institusi
pelayanan kesehatan.
Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan
makmur.
Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai
dengan profesi bidan tanpa diskriminasi.
Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan
profesi bidan tanpa diskriminasi.
Pasien berhak memilih bidan untuk menolongnya sesuai
dengan keinginannya.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
16
Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi kehamilan
persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan.
Pasien berhak mendapat pendamping suami selama proses
persalinan berlangsung.
Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku di rumah sakit,dll.
d. Kewajiban pasien
Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala
peraturan dan tata tertib rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan.
Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter,
bidan, perawat yang merawatnya.
Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi
semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi
pelayanan kesehatan, dokter bidan dan perawat.
Pasien atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal
yang selalu disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
2.5.
Kode Etika Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
oleh layanan kesehatan. Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana
struktur sosial budaya masyarakat dan termasuk kondisi sosial
ekonomi, sosial demografi.
Parameter sosial demografi dalam pelayanan kebidanan, antara lain :
a. Perbaikan status gizi bayi
b. Cakupan pertolonggan persalinan, menurut angka kematian
Ibu, menurunnya angka kelahiran bayi, cakupan penanganan
kasus beresiko, meningkatkan cakupan pemeriksaan antenatal.
Bidan
menyiapkan
sebagai
diri
tenaga
untuk
pemberi
mengantisipasi
jasa
pelayanan
perubahan
harus
kebutuhan
masyarakat atau pelayanan kebidanan. Keadilan dalam sumber daya
pelayanan dimulai dari :
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
17
a. Pemenuahan kebutuhan klien sesuai
b. Sumber daya pelayanan dalam kebidanan untuk meningkatkan
pelayan kebidanan
c. Keterjangkauan tempat pelayanan.
Tingkat
ketersediaan
ini
merupaka
syarat
utama
untuk
terlaksananya pelayan kebidanan. Sikap bidan harus tanggap
terhadap
klien,
sesuai
kebutuhan
klien,
tidak
membedakan
pelayanan siapapun.
2.6. Pelaksanaan Kode Etika dalam Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan di suatu institusi memiliki norma dan
budaya yang unik. Setiap institusi pelayanan memiliki norma sendiri
dalam memberikan pelayanan yang terdiri dari beberapa praktisi
atau profesi kesehatan. Walaupun demikian subjek pelayanan hanya
satu, yaitu manusia atau individu. Sehingga setiap individu harus
jelas batas wewenangnya.
Area
kewenangan
900/Menkes/SK/VII/2002
bidan
tertuang
tentang
registrasi
dalam
dan
Kepmenkes
praktik
bidan.
Mengenai kejelas peran bidan diatur dalam standar praktik kebidanan
dan standar pelayanan kebidanan.
a. Etika dalam pelayanan kontrasepsi
Dalam merencanakan jumlah anak, seorang ibu telah
merundingkan dengan suami dan telah menetapkan metode
kontrasepsi yang akan digunakan. Sehingga keputusan untuk
memilih kontrasepsi, merupakan hak klien dan berada diluar
kompetensi bidan. Jika klien belum mempunyai keputusan
karena
disebabkan
ketidaktahuan
klien
tentang
kontrasepsi,maka menjadi kewajiban bidan untuk memberikan
informasi tentang kontrasepsi. Yang dapat dipergunakan klien,
dengan memberikan informasi yang lengkap mengenai alat
kontrasepsi dan beberapa alternatif sehingga klien dapat
memilih sesuai dengan pengetahuan dan keyakinannya.
b. Etika dalam penelitian kebidanan
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
18
Menurut Kode Etik Bidan Internasional adalah bahwa
bidan seharusnya meningkatkan pengetahuannya melalui
berbagai
proses
seperti
dari
pengalaman
pelayanan
kebidanan dan dari riset keidanan. Tuntutan masyarakat
terhadap mutu pelayanan kebidanan makin tinggi, karena
semakin majunya jaman, dan kita memasuki era globalisasi,
dimana akses informasi bagi masyarakat juga seamkin
meningkatkan.
2.7.
Sumber Etika
Pancasila adalah sumber sumber nilai, maka nilai dasar
Pancasila dapat dijadikan sebagai sumber pembentukan norma etik
(norma moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral. Oleh karena itu,
nilai pancasila juga dapat diwujudkan kedalam norma-norma moral
(etik). Norma-norma etik tersebut selanjutnya dapat digunakan
sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan bertingkah laku
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila memegang
peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara
ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk
beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua “
kemanusian yang adil dan beadab” tidak dapat dipungkiri bahwa
kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat
berandil besar.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia,
etika
adalah
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, sedangkan
etiket adalah sopan santun. Moral merupakan nilai-nilai dan norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. Hukum berhubungan erat dengan moral.
Hukum membutuhkan moral, hukum tidak mempunyai arti, kalau
tidak dijiwai oleh moralitas. Etika dalam pelayanan kebidanan
merupakan issue utama di berbaai tempat, dimana sering terjadi
karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan
terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses dari berbagai
dimensi.
Hal tersebut membutuhkan bidan yang mampu menyatu
dengan
ibu
dan
keluarganya.
Screening
antenatal,
pelayanan
intrapartum, perawatan intensive pada neonatal, dan pengakhiran
yang profesional dan akuntabilitas serta aspek legal dalam pelayanan
kebidanan kode etik profesi bidan merupakan suatu pedoman dalam
tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan profesional
bidan.
3.2 Saran
Melalui makalah ini, penulis berharap agar para bidan maupun
calon bidan menjalankan profesionalitas pekerjaannya sesuai kode
etik kebidanan, antara lain menjunjung tinggi martabat dan citra
profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota,
meningkatkan pengabdian para anggoa profesi, dan meningkatkan
mutu profesi.
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
20
DAFTAR PUSTAKA
Hadiwardoyo, Purwa, 1989. Etika Medis, Yogyakarta, Balai Pustaka
Heni, 2009. Etika Profesi Kebidanan, Yogyakarta. Fitramaya
Puji Heni, Yetty Asmar, 2005. Etika Profesi Kebidanan, Yogyakarta.
Fitramaya
Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan
21