HAKIKAT PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBU (1)

A. HAKIKAT PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
1. ARTI DAN PENGERTIAN IDEOLOGI TERBUKA
Istilah Ideologi berasal dari kata "idea" yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar,
cita-cita. Dan "logos" yang berarti ilmu. Dalam arti luas, Ideologi dipergunakan untuk segala
kelompok cita-cita, nila-nilai dasar, dan keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai
pedoman normatif. Dalam arti sempit Ideologi adalah gagasan-gagasan atau teori yang
menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak
bagaimana manusia harus hidup dengan bertindak. Atau,Ideologi adalah cara hidup atau tingkah
laku atau hasil pemikiran yang menunjukkan sifat-sifat tertentu pada seorang individu atau suatu
kelas atau pola pemikiran mengenai pengembangan pergerakan atau kebudayaan.
Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Ciri-cirinya: bahwa nilai-nilai
dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari moral,
budaya masyarakat itu sendiri; dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang,
melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut; nilai-nilai itu sifatnya dasar,
secara garis besar saja sehingga tidak langsung operasional.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan
adanya dinamika secara internal. Sumber semangat ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat
dalam Penjelasan Umum UUD 1945, yang menyatakan, “... terutama bagi negara baru dan
negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok,
sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undangundang yang lebih mudah cara membuatnya, mengubahnya dan mencabutnya“.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak dimutlakkan. Ideologi macam ini memiliki ciriciri sebagai berikut:

a. Merupakan kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat (falsafah). Jadi, bukan
keyakinan ideologis sekelompok orang melainkan kesepakatan masyarakat.
b. Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri, ia adalah milik
seluruh rakyat, dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka.
c. Isinya tidak langsung operasional. Sehingga, setiap generasi baru dapat dan perlu menggali
kembali falsafah tersebut dan kembali mencari implikasinya dalam situasi kekinian mereka.
d. Tidak pernah memperkosa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan
menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan falsafah
itu.
e. Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari berbagai
latar belakang budaya dan agama.
Bertolak dari ciri-ciri diatas, bisa dikatakan bahwa Pancasila memenuhi semua
persyaratan sebagai ideologi terbuka. Hal ini dijelaskan, pertama, Pancasila adalah pandangan
hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia. Kedua, Isi Pancasila tidak langsung
operasional artinya kelima nilai dasar Pancasila itu berfungsi sebagai acuan dan dapat ditafsirkan
untuk mencari implikasinya dalam kehidupan nyata. Ketiga, Pancasila bukan ideologi yang
memperkosa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat. Keempat, Pancasila juga bukan
ideologi totaliter dan kelima, Pancasila menghargai pluralitas. Meskipun Pacasila memiliki watak
sebagai ideologi terbuka, harus diakui bahwa Pancasila pernah dijadikan sebagai ideologi
tertutup. Pada masa orde baru Pancasila digunakan penguasa sebagai cara untuk melakukan tipu

daya guna menyembunyikan, kepentingan, mendapatkan serta mempertahankan kekuasaan.
Pengalaman itu memberikan pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia: ketika dijadikan sebagai
ideologi tertutup, Pancasila cenderung kehilangan daya tarik dan relevansinya.
Kenapa Pancasila tidak bisa dinyatakan sebagai Idiologi yang tertutup??
Karena ,pengertian dari Idiologi Tertutup adalah idiologi yang bersifat mutlak dimana nilainilainya ditentukan oleh negara atau kelompok masyarakat, dan nilai-nilai yang terkandung di
didalamnya bersifat instan.
Ciri-cirinya :
a. Cita-cita sebuah kelompok bukan cita – cita yang hidup di masyarakat.
b. Dipaksakan kepada masyarakat.

c. Bersifat totaliter menguasai semua bidang kehidupan masyarakat.
d. Tidak ada keanekaragaman baik pandangan maupaun budaya, dll
e. Rakyat dituntut memiliki kesetiaan total pada idiologi tersebut.
f. Isi idiologi mutlak, kongkrit, nyata, keras dan total.
Perbedaan ideologi terbuka dan ideologi tertutup dapat dipaparkan sebagai berikut :
No Ideologi terbuka
Ideologi tertutup
1

Sistem

terbuka

pemikiran

yang Sistem pemikiran yang tertutup

2

Nilai-nilai dan cita-citanya
tidak dipaksakan dari luar,
melainkan
digali
dan
diambil dari kekayaan
rohani,moral dan budaya
masyarakat itu sendiri

Cenderung
memaksakan
mengambil nilai-nilai ideologi

dari luar masyarakatnya yang
tidak sesuai dengan keyakinan
dan pemikiran masyarakatnya

3

Dasar
pembentukan
ideologi bukan keyakinan
ideologis
sekelompok
orang, melainkan hasil
musyawarah
dan
kesepakatan
dari
masyarakat sendiri

Dasar pembentukannya adalah
cita-cita

atau
keyakinan
ideologis perorangan atau satu
kelompok orang

4

Tidak
diciptakan
oleh
negara, melainkan oleh
masyarakat itu sendiri
sehingga ideologi tersebut
adalah milik seluruh rakyat
atau anggota masyarakat

Pada dasarnya ideologi tersebut
diciptakan oleh negara, dalam
hal ini penguasa negara yang
mutlak harus diikuti oleh

seluruh warga masyarakat

5

Tidak hanya dibenarkan, Pada
hakikatnya
ideologi
melainkan dibutuhkan oleh tersebut hanya dibutuhkan oleh
seluruh warga masyarakat
penguasa
negara
untuk
melanggengkan kekuasaannya
dan cenderung memiliki nilai
kebenaran hanya dari sudut
pandang penguasa saja

6

Isinya

tidak
bersifat
operasional. Ia baru bersifat
operasional apabila sudah
dijabarkan
ke
dalam
perangkat yang berupa
konstitusi atau peraturan
perundangan lainnya

Isinya terdiri dari tuntutantuintutan
kongkrit
dan
operasional yang bersifat keras
yang wajib ditaati oleh seluruh
warga masyarakat

2. FUNGSI IDEOLOGI TERBUKA
Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Surbakti (1999) ada dua, yaitu:

sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat, dan
sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi

dalam masyarakat. Pancasila sebagai ideologi mengandung nilai-nilai yang berakar pada
pandangan hidup bangsa dan falsafat bangsa. Dengan demikian memenuhi syarat sebagai suatu
ideologi terbuka.
Sumber semangat yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah terdapat
dalam penjelasan UUD 1945: terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum
dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang
menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah
caranya membuat, mengubah dan mencabutnya.
3. DEFINISI/ PENGERTIAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Pancasila sebagai ideologi mencerminkan seperangkat nilai terpadu dalam kehidupan
politiknya bangsa Indonesia, yaitu sebagai tata nilai yang dipergunakan sebagai acuan di dalam
kehidupan berrnasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua gagasan-gagasan yang timbul dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ini di tata secara sistematis menjadi satu
kesatuan yang utuh, Sebagai ideologi, Pancasila berlaku sebagai pedoman dan acuan dalam
menjalankan aktivitas di segala bidang, dan karena itu sifatnya harus terbuka, luwes dan
fleksibel, dan tidak bersifat tertutup maupun kaku, yang akan menyebabkan ketinggalan zaman.
Pancasila telah memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka, hal ini dibuktikan dan adanya sifatsifat yang melekat pada Pancasila sendiri maupun kekuatan yang terkandung di dalamnya, yaitu

memenuhi persyaratan kualitas 3 (tiga) dimensi di atas. Mengenai pengertian Pancasila sebagai
ideologi terbuka, bukanlah berarti bahwa nilai dasarnya dapat diubah atau diganti dengan nilai
dasar yang lain, karena bila dipahamkan secara demikian (sebagai pemahaman yang keliru), hal
itu sama artinya dengan meniadakan Pancasila atau meniadakan identitas/ jati diri bangsa
Indonesia. Hal mana berlawanan dengan nalar dan tidak masuk akal.
Maka di dalam pengertian Pancasila sebagai ideologi terbuka itu mengandung makna
bahwa nilai-nilai dasar daripada Pancasila itu dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika
kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman. Pengembangan atas nilai-nilai
dasar Pancasila dilaksanakan secara kreatif dan dinamis dengan memperhatikan tingkat
kebutuhan serta penkembangan masyanakat Indonesia sendiri. Dengan demikian nilai-nilai dasan
Pancasila perlu dioperasionalkan, yaitu dijalankan dalam kehidupan sehani-hani. Nilai-nilai
dasar Pancasila seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi nilai
instrumental, dan penjabaran atas nilai instrumental ini tetap mengacu pada nilai dasarnya, dan
nilai instrumental menjadi nilai praksis. Adapun dokumen konstitusional yang disediakan untuk
menjabarkan secara kreatif atas nilai-nilai dasar tersebut antara lain dalam Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN) yang menjadi wewenang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan
berupa peraturan perundang-undangan, serta kebijakan-kebijakan Pemerintah lainnya.
Budaya asing yang bernilai negatif, misalnya tentang samen leven yang tidak dilarang di
dalam kehidupan budaya Barat, akan ditolak oleh bangsa Indonesia yang mendasarkan diri pada
sikap budaya dan pandangan moral religius, demikian pula dengan pandangan keagamaan yang

dikenal dengan sebutan Children of God, ditolak karena tidak sesuai dengan pandangan
keagamaan yang telah dihayati oleh bangsa Indonesia sejak lama.
Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah Pancasila merupakan ideologi yang mampu
menyesuaikan diri dengan perkembagan jaman tanpa pengubahan nilai dasarnya. Gagasan
mengenai pancasila sebagai ideologi terbuka mulai berkembang sejak tahun 1985. T Selain itu,
Pancasila memang memiliki syarat sebagai ideologi terbuka,sebab:
1. Memiliki nilai dasar yang bersumber pada masyarakat atau realita bangsa
Indonesia seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan. Atau nilai-nilainya tidak dipaksakan dari luar atau bukan pembeberian negara.
2. Memiliki nilai instrumental untuk melaksanakan nilai dasar, seperti UUD 45,
UU, Peraturan-peraturan, Ketetapan MPR, DPR, dll
3. Memiliki nilai praksis yang merupakan penjabaran nilai instrumental. Nilai
Praksis terkandung dalam kenyataan sehari-hari yaitu bagaimana cara kita
melaksanakan nilai Pancasila dalam hidup sehari-hari, seperti toleransi,
gotong-royong, musyawarah, dll.

Tetapi semangatnya sudah tumbuh sejak Pancasila itu sendiri ditetapkan sebagai dasar
Negara. . Indonesia menganut ideologi terbuka karena Indonesia menggunakan sistem
pemerintahan demokrasi yang didalamnya membebaskan setiap masyarakat untuk berpendapat
dan melaksanakan sesuatu sesuai keinginannya masing-masing. Maka dari itu, ideologi Pancasila

sebagai ideologi terbuka adalah yang paling tepat digunakan Indonesia.
Sebuah negara memerlukan ideologi untuk menjalankan setiap pemerintahan yang ada
pada negara tersebut. Dan pancasila merupakan ideologi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri dan tentu saja tidak ada negara lain yang
memiliki ideologi yang sama dengan negara Indonesia. Pancasila dijadikan cita-cita bagi rakyat
dan keseluruhan bangsa Indonesia dan juga menjadi tujuan hidup berbangsa dan bernegara
Indonesia.
Yang dimaksud dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah Pancasila merupakan
Ideologi yang mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa pengubahan nilai
dasarnya.Ini bukan berarti bahwa nilai dasar Pancasila dapat diubah dengan nilai dasar yang lain
yang sama artinya dengan meniadakan Pancasila atau meniadakan identitas / jati diri bangsa
Indonesia ( AL Marsudi, 2000:62 ). Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung makna
bahwa nilai nilai dasar Pancasila itu dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan
bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman secara kreatif dengan memperhatikan
singkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia sendiri.Pancasila menjadi sebuah
ideologi yang tidak bersifat kaku dan tertutup,namun bersifat reformatif,dinamis,dan terbuka.Hal
ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila bersifat actual,dinamis,antisipatif dan senantiasa
mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman,ilmu pengetahuan dan teknologi serta
dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.
Ideologi dapat ditentukan oleh setiap masing-masing negara. Dan Indonesia sendiri
memilih Pancasila sebagai ideologi bangsa karena kelima sila dalam Pancasila dipandang baik
dan cocok dengan bangsa Indonesia. Setiap sila menggambarkan bangsa Indonesia yang
memiliki keanekaragaman agama dan suku. Dan negara Indonesia juga merupakan sebuah
negara yang terbuka dan demokratis. Pada suatu negara demokratis setiap masyarakatnya dapat
mengutarakan aspirasinya untuk merubah sesuai dengan keinginan mereka atau memberikan
suara mereka. Hal ini dapat dilihat dalam keseharian atau kebiasaan hidup bangsa Indonesia.
Untuk mewujudkan hal-hal yang menjadi isi dari pada Pancasila tersebut kita diharapkan untuk
bisa mempertahankan dan mengamalkan dalam berbagai bidang meliputi pemerintahan,
kehidupan masyarakat dan dalam bidang pendidikan.
4. FAKTOR PENDORONG KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA
Faktor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi Pancasila adalah
sebagai berikut :
a. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang
secara cepat.
b. Kenyataan menunjukkan, bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku dikarenakan
cenderung meredupkan perkembangan dirinya.
c. Pengalaman sejarah politik kita di masa lampau.
d. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi
dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan
nasional.
Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk
pola pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern. Kita mengenal ada tiga tingkat
nilai, yaitu nilai dasar yang tidak berubah, nilai instrumental sebagai sarana mewujudkan nilai
dasar yang dapat berubah sesuai keadaan dan nilai praktis berupa pelaksanaan secara nyata yang
sesungguhnya. Nilai-nilai Pancasila dijabarkan dalam norma - norma dasar Pancasila yang
terkandung dan tercermin dalam Pembukaan UUD 1945. Nilai atau norma dasar yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 ini tidak boleh berubah atau diubah. Karena itu adalah
pilihan dan hasil konsensus bangsa yang disebut kaidah pokok dasar negara yang fundamental
(Staatsfundamentealnorm). Perwujudan atau pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai
praktis harus tetap mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai

dasarnya. Keeterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai nilai dasar yang
terkandung di dalamnya,namun mengembangkan wawasannya secara secara lebih
konkrit,sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah masalah
actual yang selalu berkembang.Dalam lima sila Pancasila itu mengandung ciri universal sehingga
mungkin saja ia ditemukan dalam gagasan berbagai masyarakat dan bangsa lain di dunia.
Sedangkan, menurut Moerdiono menyebutkan beberapa faktor yang mendorong pemikiran
Pancasila sebagai ideologi terbuka, yaitu :
a. Dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika masyarakat kita berkembang amat

cepat. Dengan demikian tidak semua persoalan kehidupan dapat ditemukan jawabannya
secara ideologis dalam pemikiran ideologi-ideologi sebelumnya.
b. Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti marxismeleninisme/komunisme. Dewasa ini
kubu komunisme dihadapkan pada pilihan yang amat berat, menjadi suatu ideologi terbuka
atau tetap mempertahankan ideologi lainnya.
c. Pengalaman sejarah politik kita sendiri dengan pengaruh komunisme sangat penting. Karena
pengaruh ideologi komunisme yang pada dasarnya bersifat tertutup, Pancasila pernah
merosot menjadi semacam dogma yang kaku. Pancasila tidak lagi tampil sebagai acuan
bersama, tetapi sebagai senjata konseptual untuk menyerang lawan-lawan politik.
Kebijaksanaan pemerintah di saat itu menjadi absolute. Konsekuensinya, perbedaanperbedaan menjadi alasan untuk secara langsung dicap sebagai anti pancasila.
d. Tekad kita untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai catatan, istilah Pancasila sebagai satusatunya asas telah dicabut berdasarkan ketetapan MPR tahun 1999, namun pencabutan ini
kita artikan sebagai pengembalian fungsi utama Pancasila sebagai dasar Negara. Dalam
kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila harus dijadikan jiwa (volkgeits) bangsa
Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dalam pengembangan
Pancasila sebagai Ideologi terbuka. Di samping itu, ada faktor lain, yaitu adanya tekad
bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai alternative ideologi dunia.
Prinsip hakikat Pancasila sebagai Ideologi terbuka yaitu keterbukaan ideologi Pancasila
berarti untuk memperkaya wawasan dan oreintasi dalam hidup bermasyarakat, berabangsa, dan
bernegara. Keterbukaan ideology Pancasila maksudnya adalah warga negara sebagai makhluk
individu sekaligus sebagai makhluk social. Keterbukaan menjadikan pancasila mempunyai nilainilai dasar pancasila dapat menyaring unsur-unsur baru yang dapat memperkaya perkembangan
dan pelaksanaan ideology pancasila ke arah kemajuan kehidupan bangsa dan negara.
Keterbukaan mendorong pancasila menjadi dinamis, untuk mengubah nilai dasar pancasila
menjadi operasional kedalam sistem kehidupan secara nasional.
5. BATAS-BATAS KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA
Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak boleh
dilanggar, yaitu sebagai berikut :
a. Nilai Dasar. Nilai dasar Pancasila ( yang berjumlah lima nilai ) terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945. Kelima nilai dasar tersebut harus tetap permanen, lestari, dan tidak boleh ada
pengubahan. Hal itu karena, kelima nilai dasar tersebut mengandung cita-cita nasional, dasar
negara, dan sumber kedaulatan negara.
b. Stabilitas nasional yang dinamis. Pada dasarnya, semua gagasan untuk menjabarkan nilai
dasar bisa dilakukan. Namun, sejak awal sudah bisa diperkirakan bahwa gagasan tersebut
akan menimbulkan dan membahayakan stabilitas dan integritas nasional. Oleh sebab itu,
layak dicarikan momen, bentuk, serta metode yang tepat guna menyampaikan gagasan
tersebut.
c. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme dan komunisme. Secara faktual, proses
rontoknya ideologi komunis-marxisme terjadi dimana-mana. Namun setiap warga negara
tidak boleh begitu saja mengabaikan bahaya komunis-marxisme. Sebab, komunisme bisa
berubah dalam bentuk dan wujud yang lain.
d. Mencegah berkembangnya paham liberal.
e. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang mengelisahkan kehidupan masyarakat.
f. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus.

Konsekuensi terhadap bangsa Indonesia yang menganut dan mengakui Pancasila sebagai
ideologi terbuka mengandung tiga nilai fleksibilitas berikut
a. Nilai dasar, yaitu nilai dasar yang relatif tetap ( tidak berubah ) yang terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945.
b. Nilai instrumen, yaitu nilai-nilai dari nilai dasar yang dijabarkan lebih kreatif dan dinamis
dalam bentuk UUD 1945, ketetapan MPR, dan peraturan perundang-undangan
lainnya. Yang bisa diubah hanyalah nilai Instrumental. Di dalam Pancasila, nilai
Instrumental adalah nilai-nilai lebih lanjut dari nilai-nilai dasar atau intrinsik yang
dijabarkan lebih dinamis dalam bentuk UUD 1945, Tap. MPR, serta peraturan perundangundangan lain. Agar nilai-nilai tersebut mudah direalisasikan oleh masyarakat, maka nilainilai instrumental itu dituangkan dalam bentuk nilai praksis.
c. Nilai praktis, yaitu nilai-nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata
sehari-hari, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai praktis
bersikap abstrak, misalnya menghormati, kerjasama, dan kerukunan. Hal ini dapat
dioperasionalkan dalam bentuk sikap, perbuatan, dan tingkah laku sehari-hari.
6. KELEBIHAN DIJADIKANNYA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
a. Pancasila mengakui dan melindungi baik hak-hak individu maupun hak masyarakat baik di
bidang ekonomi maupun politik.
b. Pancasila mengakui hak hak milik pribadi dan hak hak umum tapi komunis menyerahkan
semua yang dimiliki individu pada negara.
c. Pancasila bukan hanya mengembangkan demokrasi politik semata seperti dalam ideologi
liberal-kapitalis,tetap juga demokrasi ekonomi dengan asas kekeluargaan.
d. Pancasila memberikan kebebasan individu dalam kerangka kepentingan social.
e. Pancasila dilandasi nilai ketuhanan tetapi komunisme mengagung-agungkan material dan
kurang menghiraukan aspek immaterial religi.
f. Pancasila mengakui secara selaras baik kolektivisme maupun individualism,sedangkan
kapitalisme mengakui individualism dan komunisme hanya mengakui kolektivisme.
g. Memiliki sikap-sikap posotif yang dimiliki ideologi-ideologi lain yang ada di dunia.
h. Membela rakyat.
i. Peran serta negara tidak membuat rakyat menderita (seharusnya).
j. Seluruh komponen masyarakat saling memiliki keterikatan.
k. Bersifat terbuka, dll.
7.

PERMASALAHAN/
KELEMAHAN
YANG
MUNGKIN
TIMBUL
DIJADIKANNYA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
a.

b.
c.

AKIBAT

Pancasila akan berkembang kalau segenap komponen masyarakat proaktif, terus menerus
mengadakan penbafsiran terhadap Pancasila sesuai keadaan, bila masyarakat pasif maka
Pancasila akan menjadi idiologi tertutup, relevansinya akan hilang.
Karena terbuka untuk ditafsirkan oleh setiap orang maka tidak menutup kemungkinan
Pancasila akan ditafsirkan menurut keinginan atau kepentingan.
Terlalu ditinggi-tinggikan (berlebihan)

Kelemahan Pancasila dibandingkan ideologi-ideologi lain sangatlah sulit untuk dicari.
Karena Pancasila sendiri mengambil segala hal-hal positif yang ada dalam setiap ideologi yang
ada. Untuk bangsa Indonesia Pancasila memang sudah tepat apabila dijadikan sebagai ideologi
bangsa, hanya saja cara pengamalan bangsa kita saat ini terhadap Pancasila sudah salah kaprah.
Segala sesuatu yang menjadi makna atau nilai Pancasila tersebut seakan-akan sudah tidak ada
lagi. Dan pratek untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila lama-kelamaan mulai memudar.
8.

SIKAP POSITIF TERHADAP PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Seluruh komponen bangsa harus berusaha bersikap dan berperilaku positif yang sesuai
dengan nilai – nilai Pancasila. Walaupun dengan segala problem yang sedang dihadapi bangsa
Indonesia saat ini, seluruh warga negara wajib melestarikan Pancasila. Terutama kemurnian nilai
dasar Pancasila.
Di jaman globalisasi ini, bersikap cerdas terhadap gempuran budaya asing adalah salah
satu usaha untuk melestarikan Pancasila. Jika warga negara kurang bijak dalam menghadapi
globalisasi, maka bisa saja akan mengotori kemurnian Pancasila.
Untuk skala dan usaha lebih besar, warga negara wajib mengawal pemerintahan yang
sedang berjalan. Jangan biarkan para elite politik dan aparatur negara menyelewengkan serta
menyalahgunakan keterbukaan ideologi Pancasila.
Melestarikan Pancasila bukanlah hal yang mudah. Apalagi dengan cakupan aspek
kehidupan masyarakat yang semakin kompleks, permasalahan dalam masyarakat pun akan
semakin kompleks pula. Kegelisahan masyarakat yang ditimbulkan dari permasalahan tersebut
akan berdampak pada kondisi stabilitas negara. Ancaman kekerasan, pemaksaan kehendak,
antidemokrasi dan teror tentunya akan selalu membayangi untuk menggulingkan Pancasila

B. GAGASAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam
tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur
tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.Dengan demikian Ideologi mengandung
unsur-unsur tertentu, diantaranya sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Seperangkat gagasan yang disusun secara sistematis.
Pedoman tentang cara hidup.
Tatanan yang hendak dituju oleh suatu kelompok.
Dipegang teguh oleh kelompok yang meyakininya

Bangsa Indonesia mengakui bahwa Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung 3 nilai
fleksibilitas.Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila:
a. Nilai Dasar
Nilai dasar yaitu hakikat kelima sila Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan. Nilai-nilai dasar tersebut merupakan esensi dari sila-sila
Pancasila yang sifatnya universal, nilai-nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan, serta
nilai-nilai yang baik dan benar.Cita-cita dan tujuan dari negara kita tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 yaitu alinea II dan IV.
b. Nilai Instrumental
Nilai Instrumental adalah penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar yang terkandung
dalam pembukaan UUD 1945, penjabaran itu dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam
batas-batas yang tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang dijabarkannnya.
Penjabaran itu dalam bentuk Ketetapan MPR, peraturan perundang undangan, dan
kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya.
c. Nilai Praksis
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam bentuk pengamalan
yang bersifat nyata,dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Suatu ideologi selain memilki aspek-aspek yang bersifat ideal yang berupa citacita, pemikiran serta nilai-nilai yang dianggap baik, juga harus memiliki norma yang jelas
karena ideologi harus mampu direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan

suatu pengamalan nyata. Dalam pengamalan nilai praktis ini ideologi Pancasila
memungkinkan disesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, serta dinamika masyarakat.
Menurut Alfian, Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka dan dinamis sebab
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mengandung tiga dimensi. Ketiga dimensi dalam
Pancasila yaitu:
1. Dimensi Realitas


Bahwa nilai-nilai ideologi itu bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup didalam
masyarakat Indonesia. Nilai-nilai itu benar-benar telah dijalankan, diamalkan, dan
dihayati sebagai nilai dasar bersama. Kelima nilai dasar Pancasila itu kita temukan dalam
suasana atau pengamalan kehidupan masyarakat bangsa kita yang bersifat kekeluargaan,
kegotongroyongan, atau kebersamaan.

2. Dimensi Idealitas


Bahwa suatu ideologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai
bidang kehidupan. Ideologi tidak sekedar mendeskripsikan atau menggambarkan hakikat
manusia dan kehidupannya, namun juga memberi gambaran ideal masyarakat sekaligus
memberi arah pedoman yang ingin dituju oleh masyarakat tersebut.

3. Dimensi Fleksibilitas


Bahwa ideologi memiliki keluwesan yang memungkinkan untuk pengembangan
pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya tanpa menghilangkan atau
mengingkari hakikat dan jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Dimensi
fleksibilitas suatu ideologi hanya mungkin dimiliki oleh ideologi terbuka ‘demokratis’
karena disinilah relevansi kelebihannya untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran
baru yang terkandung dalam nilai-nilai dasar. Pancasila adalah fleksibel karena dapat
dikembangkan dan disesuaikan dengan tuntutan perubahan.