Variasi dan Jenis kalimat Bahasa
Variasi dan Jenis Bahasa
Oleh
Nurul Fajrianti
:
(1651141011)
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
ABSTRAK
Tujuan penulisan artikel ini untuk mengetahui variasi bahasa yang
memiliki pembahasan tentang : (1) Variasi dari segi penutur; (2) Variasi dari segi
pemakaian; (3) Variasi dari segi keformalan; (4) Variasi dari segi sarana. Tujuan
lain, yaitu untuk mengetahui jenis bahasa dan masalah yang dihadapi. Adapun
masalah yang dihadapi, yaitu pengguna bahasa dalam berkomunikasi masalah
penggunaan bahasa daerah atau penggunaan dialek yang mampu membuat
pengguna bahasa menjadi salah paham antar penutur satu dengan penutur
lainnya. Metode yang digunakan, yaitu dengan mengumpulkan berbagai teori
atau materi dari berbagai sumber mengenai variasi bahasa dan jenis bahasa.
A. Pendahuluan
Bahasa
memang
merupakan
adanya
keragaman
sosial
dan
sarana komunikasi yang paling efektif
keragaman fungsi bahasa. Dalam hal
bagi siapapun yang berkomunikasi.
ini variasi bahasa perlu dipahami
tanpa
sulit
karena memiliki banyak sekali bahasa
Bahkan
daerah atau dialek.
Ada berbagai pendapat kriteria
bahasa,
kita
akan
berkomunikasi.
berkomunikasi dengan yang berbeda
bahasa pun akan sulit. Pengertian
bahasa itu sendiri adalah sistem
lambang bunyi yang arbitrer, yang
digunakan
oleh
masyarakat
untuk
anggota
suatu
bekerja
sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan
yang dikemukakan oleh Hartman &
Stork, Peston & Shuy, dan MC David
sehingga disimpulkan bahwa variasi
bahasa terbagi menjadi 4 (empat)
kelompok: (1) Variasi dari segi
penutur;
(2)
Variasi
dari
segi
pemakaian; (3) Variasi dari segi
diri.
Yang akan kita bahas pada
keformalan, dan (4) Variasi dari segi
artikel kali ini tentang variasi bahasa,
Sarana.
Variasi bahasa dari segi penutur
namun terlebih dahulu harus kita
pahami pengertian dari variasi bahasa
atau ragam bahasa yang merupakan
bahasan
pokok
dalam
studi
sosiolinguistik. Variasi atau ragam
bahasa itu terjadi karena akibat dari
terbagi menjadi empat, yaitu pertama
idiolek, yakni variasi bahasa yang
bersifat perorangan; kedua dialek,
yakni
variasi
bahasa
dari
segi
sekelompok penutur yang jumlahnya
relatif, yang berada pada satu tempat,
memunculkan makna ganda yang tidak
wilayah, atau area tertentu; Ketiga
sejalan .
kronolek atau dialek temporal, yakni
variasi bahasa yang digunakan oleh
B. Metode
Metode yang digunakan ialah
kelompok sosial pada masa tertentu;
pengumulan beberapa materi yang
keempat sosiolek atau dialek sosial,
mana tahapannya sebagai berikut:
1. Persiapan
Tahap persiapan awal dimulai
yakni variasi bahasa yang berkenaan
status, golongan, dan kelas sosial para
pencarian
penuturnya.
Variasi dari segi pemakaian atau
sumber
fungsinya biasa disebut fungsiolek
ragam atau register. Variasi dari segi
pemakaian ini dibicarakan berdasarkan
bidang penggunaan, gaya bahasa atau
tingkat
keformalan,
dan
sarana
data
dari
yang
menyaring
berbagai
kemudian
materi
yang
didapatkan.
2. Pengumpulan data
Kemudian data – data yang
telah
disaring
selanjutnya
Variasi dari segi keformalan
dikumpulkan menjadi satu.
3. Pengolahan data
Setelah
dilakukan
memiliki sebuah tingkatan, yaitu
pengumpulan data, selanjutnya
ragam baku, ragam resmi, ragam usaha,
dilakukan pengolahan data yang
ragam santai, ragam akrab.
Variasi dari segi sarana disebut
diolah menjadi sebuah artikel.
penggunaan.
adanya ragam lisan atau ragam tulis atau
juga ragam dalam berbahasa dengan
menggunakan sarana atau alat tertentu
C. Hasil dan Pembahasan
Bahasa
merupakan
komunikasi
yang
berupa
alat
bentuk
yakni dalam bertelefon dan bertelegraf.
Berbicara tentang penggunaan
sistem simbol suara yang di hasilkan
bahasa atau variasi bahasa sering kita
berinteraksi dengan lingkungan di
temukan adanya kesalahpahaman yang
terjadi antar penutur yang disebabkan
oleh penggunaan dua bahasa sekaligus,
yang
seharusnya
dalam
komunikasi
hanya menggunakan satu bahasa yang
sama
sama
dimengerti
saja
tanpa
menggunakan dua bahasa yang kemudian
dari manusia dan sebagai alat untuk
sekitar kita. Tanpa bahasa kita tidak
mungkin dapat berinteraksi satu sama
lain karena bahasa merupakan sumber
untuk terciptanya interaksi manusia
dengan
orang
lain
yang
juga
merupakan simbol dari suatu bangsa
atau suku dan merupakan salah satu
itu dan keragaman fungsi bahasa itu.Jadi,
cirri khas bangsa atau suku sehingga
variasi atau ragam bahasa itu terjadi
orang – orang dapat mengenali
sebagai akibat dari adanya keragaman
bangsa
sosial dan keragaman fungsi bahasa.
atau
suku
lewat
bahasa
mereka. Bahasa di dunia sangat
banyak
dan
tidak
sepenuhnya
pengucapannya sama. Jadi, bahasa
dapat dikatakan sebagai jembatan
antara
orang
–
orang
untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
Seseorang baru dapat disebut
pandai berbahasa jika dia menguasai
tatacara atau etika berbahasa. Bentuk
yang paling dijelas diartikulasikan
adalah sebagaimana dicontohkan oleh
Hymes dalam satu taksonomi yang
mengandung tidak kurang dari tiga
belas
unsur
yang
diakronimkan
menjadi “speaking”
Bahasa bukan hanya sebagai
sarana
untuk
Kedua, variasi atau ragam bahasa itu
sudah ada untuk memenuhi fungsinya
sebagai alat interaksi dalam kegiatn
masyarakat
yang
beraneka
ragam.
seperti telah kita ketahui bahwa tidak
ada
masyarakat
yang
seragam,
demikian pula halnya tidak ada hidup
yang
seragam.
Keanekaragaman
dalam pemakaian Bahasa itulah yang
merupakan manifestasi adanya variasi
variasi Bahasa. Dalam mempelajari
variasi bahasa pastinya kita akan
menemukan
yang
namanya
dialektologi yang merupakan cabang
ilmu
linguitik
yang
mempelajari
tentang dialek Variasi bahasa di antara
mengomunikasikan
dan di dalam komunitas tertentu.
suatu objek, tetapi juga membangun
Dalam hal ini, variasi bahasa penting
dan
hubungan
dipelajari karena Indonesia memiliki
dengan orang lain (Trudgill, 1974).
banyak sekali bahasa daerah. Hal ini
Adanya variasi regional dapat dilihat
tentu saja dapat menandakan bahwa
dalam kehidupan sehari – hari ,
banyak pula variasi bahasa yang
namun ada pula keragaman bahasa
terdapat di Indonesia. Variasi bahasa
yang terjadi di luar lingkungan kita.
1. Variasi Bahasa
tersebut dapat timbul disebabkan jarak
mempertahankan
Variasi atau ragam bahasa ini ada
dua pandangan.Pertama, variasi atau
ragam bahasa itu dilihat sebagai akibat
adanya keragaman sosial penutur bahasa
wilayah yang jauh dari pusat bahasa
aslinya sehingga dapat dikatakan bahasa
yang digunakan sama, tetapi bisa saja ada
kosa kata ataupun intonasi yang berbeda.
Selain itu, variasi bahasa juga dapat
dialeg
terjadi karena terdapat wilayah yang
masyarakat
terisolasi factor alam. Hal ini dapat
seringkali bersifat ambigu. Secara
menyebabkan bahasa antara satu daerah
linguistik jika masyarakat tutur
dengan daerah lainnya berbeda walaupun
jarak wilayah tidak terlalu jauh.
Dalam buku Sosiolinguistik karya
dan
bahasa
umum
dalam
memang
masih saling mengerti, maka alat
komunikasinya adalah dua dialek
Muhammad Saleh dan Mahmudah yang
dari bahasa yang sama. Namun,
ditulis pada tahun 2006 Membedakan
secara
Variasi bahasa menjadi 4, yaitu :
a. Variasi dari Segi Penutur
masyarakat
politis
meskipun
tutur
dua
bisa
saling
penuturnya
mengerti karena alat komunikasi
Variasi bahasa dibedakan menjadi
verbalnya mempunyai kesamaan
4 lagi, yaitu pertama variasi yang
sistem
disebut
variasi
keduanya dianggap sebagai dua
bahasa yang bersifat perorangan.
bahasa yang berbeda, misalnya
Menurut konsep idiolek setiap
bahasa
orang
Malaysia. meskipun ada kesamaan
Berdasarkan
idiolek,
yakni
mempunyai
variasi
dan
subsistem,
Indonesia
bahasa
bahasanya atau idioleknya masing-
namun
masing.
bahasa yang berbeda; yang ketiga,
Variasi
idiolek
ini
tetap
dan
tetapi
yaitu
pilihan kata, gaya bahasa, susunan
temporal, yakni variasi bahasa
kalimat, dsb; yang kedua, yaitu
yang digunakan oleh kelompok
dialek, yakni variasi bahasa dari
sosial pada masa tertentu.Misalnya
segi sekelompok penutur yang
bahasa Indonesia pada masa tahun
jumlahnya relatif, yang berada
tiga puluhan, lima puluhan, dan
pada satu tempat, wilayah, atau
variasi bahasa masa kini.Variasi
area tertentu.Karena dialek ini
bahasa pada ketiga zaman itu
berdasarkan pada wilayah atau
tentunya berbeda baik dari segi
area tempat tinggal penutur, maka
lafal, ejaan, morfologi, maupun
dialeg ini lazim ini disebut dialek
sintaksis; yang keempat, yaitu
areal, dialek regional, atau dialek
sosiolek atau dialek sosial, yakni
geografis.
variasi bahasa yang berkenaan
istilah
atau
dua
berkenaan dengan warna suara,
Penggunaan
kronolek
merupakan
dialek
status, golongan, dan kelas sosial
masjid,
para penuturnya. Variasi bahasa
sumpah, kitab undang-undang, akta
yang
basilek,
notaris dan surat keputusan; yang
vulgar, slang, kolokial, jargon, dan
kedua, yaitu gaya atau ragam resmi
disebut akrolek,
ken.Ada juga yang menambahkan
dengan sebutan bahasa prokem.
b. Variasi dari segi Pemakaian
Variasi
bahasa
tata
cara
pengambilan
(formal) adalah variasi bahasa yang
digunakan dalam pidato kenegaraan,
rapat, surat dinas, surat-menyurat
berdasarkan
dinas, buku-buku pelajaran, dsb. Pola
pemakaiannya atau fungsinya biasa
dan kaidah dalam ragam resmi sudah
juga disebut fungsiolek ragam atau
ditetapkan secara mantap sebagai
register.
biasanya
suatu standar. Ragam resmi pada
bidang
dasarnya sama dengan ragam bahasa
Variasi
dibicarakan
ini
berdasarkan
penggunaan, gaya bahasa atau tingkat
baku
keformalan, dan sarana penggunaan.
digunakan dalam situasi resmi dan
Variasi bahasa berdasarkan bidang
tidak dalam situasi yang tidak resmi;
kegiatan ini yang paling tampak
yang ketiga adalah gaya atau ragam
cirinya adalah dalam bidang kosakata.
usaha (konsultatif) adalah variasi
Variasi bahasa berdasarkan bidang
bahasa yang lazim digunakan dalam
pemakaian ini adalah menyangkut
pembicaraan biasa di sekolah dan
bahasa itu digunakan untuk keperluan
rapat-rapat atau pembicaraan yang
atau bidang apa. Misalnya bidang
berorientasi
sastra, jurnalis, pendidikan,kegiatan
produksi; yang keempat, yaitu gaya
keilmuan.
atau ragam santai (casual) adalah
c. Variasi dari segi keformalan
Martin
Joos
(1967)
dalam
bukunya The Five Clock membagi
variasi
bahasa
atas
lima
gaya
berdasarkan tingkatannya, yaitu: yang
pertama, yaitu gaya atau ragam baku
(Fruzen) adalah variasi bahasa yang
paling formal, yang digunakan dalam
situasi-situasi khidmat dan upacaraupacara
resmi
misalnya
upacara
kenegaraan,
dalam
khutbah
di
atau
standar
kepada
yang
hasil
hanya
atau
variasi bahasa yang digunakan dalam
situasi tidak resmi untuk berbincangbincang dengan keluarga atau teman
karib pada waktu beristirahat, olah
raga, berekreasi dsb; yang kelima,
yaitu
gaya
atau
ragam
akrab
(intimate) adalah variasi bahasa yang
biasa digunakan oleh para penutur
yang
seperti
hubungannya
sudah
anggota
keluarga
antarteman yang sudah karib.
akrab
dan
d. Variasi dari segi sarana
Variasi bahasa juga padap
suasana atau situasi pembicaraan
dilihat dari segi sarana atau jalur yang
dan sebagainya.
Variasi – variasi Bahasa yang
digunakan.Dalam hal ini dapat disebut
timbul
adanya ragam lisan atau ragam tulis
penuturnya
atau juga ragam dalam berbahasa
dengan menggunakan sarana atau alat
tertentu yakni dalam bertelefon dan
bertelegraf.
Dalam buku yang berjudulkan
karena
perbedaan
disebut
Geografis
(dialek
asal
dialek
regional)
sedangkan variasi Bahasa yang
disebabkan oleh perbedaan kelas
sosial penuturnya disebut dialek
bahasa indonesia, buku pegangan
sosial
matakuliah
yang
(Sawito1983:24) misalnya Bahasa
dkk.
Indonesia dialek Ambon, Bahasa
menjelaskan tentang variasi bahasa
Indonesia dialek Minahasa. Bahasa
yang dilihat dari dua segi, yakni dari
Indonesia
(1) segi sinkronis dan (2) dari segi
sebagainya.
Pemakaian
dituliskan
dasar
oleh
diakronis
umum
Fachruddin
dapat
kita
bedakan
atau
dialek
sosiolek
Jakarta
Bahasa
yang
tahap-tahap perkembangan yang
menimbulkan
berbeda – beda dari waktu ke
kelas sosial dalam masyarakat
waktu.
disebut dialek sosial, misalnya
contohnya ialah Bahasa
variasi
dan
Melayu Sriwijaya dan Bahasa
Bahasa
Melayu klasik masing masing
kalangan
merupakan variasi historis Bahasa
dengan bahas yang digunakan di
Melayu atau Bahasa Indonesia.
kalangan orang dewasa Bahasa
dari segi sinkronis varisi-variasi
yang digunakan di kalangan orang
Bahasa dapat dilihat pada dimensi
berpendidikan baik antar mereka
daerah(geografis),dimensi
maupun antarakelas atau golongan.
Setiap penutur mempunyai
sosial,
dimensi psikis, dan fisik penutur,
dimensi kebutuhan dan dimensi
menyangkut
berbicara,
pembicara,
bidang
tempat
pembinaan,
yang
menurut
sifat-sifat
digunakan
anak-anak
kas,
baik
di
berbeda
yang
disebabkan factor fisik maupun
psikis yang dimiliki oleh orang
lain.
sifat-sifat
disebabkan
oleh
khas
yang
factor
fisik,
misalnya karena perbedaan bentuk
Bahasa
atau kualitas alat-alat tuturnya
berbeda dengan Bahasa tajuk ,
(bibir, gigi, lidah, selaput suara,
Bahasa
rongga mulut, rongga hidung dan
Bahasa kritik dan koreksi. variasi
sebagainya). Sedangkan sifat –
– variasi yang disebabkan oleh
sifat khas yang disebabkan oleh
sifat
faktor psikis, misalnya perbedaan
pemakaiannya
waktu, tempat intelegensi, dan
dikenal dengan istilah register
sikap mental yang lain. Variasi -
–
iklan
,
tajuk
sifat
Bahasa
berbeda
khas
iklan
dengan
kebutuhan
seperti
diatas
variasi Bahasa ditimbulkan oleh
2. Jenis Bahasa
Penjenisan
sifat khas, baik disebabkan oleh
dilakukan
factor fisik maupun psikis dikenal
namun secara sosiolinguistik tidak
dengan istilah idiolek.
Di dalam media
sama dengan penjenisan (klasifikasi)
massa
misalnya surat kabar dapat kita
jumpai
berbagai
antara
lain:
jenis
berita
tulisan
tentang
kelaparan, alasan tentang suatu
masalah yang dianggap kurang
baik,
tajuk
rencana
yang
merupakan tanggapan atau ulasan
redaksi
terhadap
situasi,
tempat
usahawan
iklan
menawarkan
usahanya , dan sebagainya masing
–
masing
pengungkapan
menggunakan
Bahasa
yang
berbeda – beda sesuai dengan sifat
-
sifat
khas
kebutuhan
pemakaiannya. Bahasa berita biasa
berbeda dengan Bahasa ulasan,
Bahasa ulasan berbeda dengan
bahasa
secara
dapat
sosiolinguistik,
bahasa secara genealogis (genetis)
maupun tipologis. Penjenisan atau
klasifikasi
secara
genealogis
dan
tipologis berkenaan dengan ciri-ciri
internal bahasa-bahasa itu, sedangkan
penjenisan
secara
berkenaan
dengan
sosiolinguistik
faktor-faktor
eksternal bahasa atau bahasa-bahasa
itu, yakni sosiolinguistik, politis, dan
kultural.
a. Jenis
Bahasa
berdasarkan
Sosiologis
Penjenisan
berdasarkan
sosiologis artinya penjenisan itu
tidak terbatas pada struktur internal
bahasa, tetapi juga berdasarkan
faktor sejarah, kaitannya dengan
sistem
linguistik
lain
dan
pewarisan dari satu generasi ke
generasi
berikutnya.
dalam
(Bell, 1976:48); yang kedua, yaitu
penjenisan ini ada yang namanya
otonomi atau keotonomian. Sebuah
dasar penjenisan yang pertama,
sistem
yaitu standarisasi atau pembukaan
mempunyai
adalah
sistem
adanya
penerimaan
kodifikasi
terhadap
dan
sebuah
linguistik
disebut
keotonomian
linguistik
itu
kalua
memiliki
kemandirian sistem yang tidak
bahasa oleh masyarakat pemakai
berkaitan
bahasa itu akan seperangkat kaidah
(Fishman, 1968:535); yang ketiga,
atau
yaitu
norma
yang
menentukan
dengan
faktor
pemakaian bahasa yang benar.
kesejarahan.
Bahasa baku atau standar ialah
linguistik
corak
historis
sebagai
bahasa
yang
patokan
dan
diterima
yang
bahasa
historis
kalua
dipercayai
atau
Sebuah
dianggap
lain
sistem
mempunyai
diketahui
sebagai
atau
hasil
dijadikan acuan atau model bagi
perkembangan yang normal pada
suatu masyarakat bahasa yang
masa lalu (Fishman, 1968:535).
lebih luas. Bahasa berstandar, yang
Faktor kesejarahan ini berkaitan
hendak berfungsi dengan baik,
dengan tradisi dari etnik tertentu.
harus memperoleh kemantapan.
Jadi,
Jadi,
mempersoalkan,
standarisasi
mempersoalkan
bahasa
apakah
memiliki
ini
sebuah
linguistic
faktor
itu
historis
apakah
tumbuh
ini
sistem
melalui
kaidah-kaidah
pemakaian oleh kelompok etnik
atau norma-norma yang sudah
atau sosial tertentu atau tidak; yang
dikodifikasikan atau tidak yang
keempat, yaitu factor vitalitas atau
diterima oleh masyarakat tutur dan
keterpakaian. Menurut (1968:536)
merupakan dasar dalam pelajaran
yang dimaksud dengan vitalitas
bahasa,
bahasa
adalah pemakaian sistem linguistik
pertama maupun bahasa kedua.
oleh satu masyarakat penutur asli
Standarisasi nampak merupakan
yang tidak terisolasi
b. Jenis Bahasa berdasarkan Sikap
baik
sebagai
satu ciri bahasa yang diharuskan,
“Bukan satu ciri yang sudah ada
secara internal dalam bahasa itu”
Politik
Bahasa apabila dilihat dari
sikap politik atau sosial politik kita
dapat membedakan adanya bahasa
dalam
nasional, bahasa resmi, bahasa
berjuang
itu
negara,
persatuan.
masyarakat
yang
dikatakan
Kebutuhan akan adanya sebuah
berdasarkan sikap sosial politik
bahasa persatuan adalah untuk
karena
kaitannya
mengingat dan mempererat rasa
dengan kepentingan kebangsaan.
persatuan sebagai satu kesatuan
Sebuah sistem linguistic disebut
bangsa.
Dari uraian di atas dapat
dan bahasa
Perbedaan
ini
sangat
erat
sebagai bahasa nasional, seringkali
juga
disebut
sebagai
bahasa
kebangsaan, adalah kalau sistem
linguistic itu diangkat oleh suatu
bangsa (dalam arti kenegaraan)
sebagai
salah
satu
identitas
kenasionalan bangsa itu. Bahasa
Indonesia yang berasal dari bahasa
melayu
adalah
sebuah
sistem
kerangka
multilingual.
bahasa negara, bahasa resmi, dan
bahasa persatuan di Indonesia
mengacu
pada
satu
sistem
linguistik yang sama, yaitu bahasa
Indonesia.
c. Jenis Bahasa berdasarkan Tahap
Pemerolehan
Bahasa apabila dilihat dari
tahap
undang-undang
dibedakan adanya
sebuah
merupakan
dilihat bahwa bahasa nasional,
linguistik yang secara resmi dalam
dasar
perjuangan
pemerolehannya
dapat
bahasa ibu,
negara ditetapkan sebagai alat
bahasa pertama, bahasa kedua
komunikasi
kenegaraan.
(ketiga
dan
Artinya, segala urusan kenegaraan
bahasa
asing.Yang
dijalankan dengan menggunakan
dengan bahasa ibu adalah satu
bahasa itu. Yang dimaksud dengan
sistem linguistic yang pertama kali
bahasa resmi adalah sebuah sistem
dipelajari secara alamiah dari ibu
linguistik yang ditetapkan untuk
atau keluarga yang memelihara
digunakan dalam suatu pertemuan
seorang anak.
Bahasa ibu
remi
seperti seminar, konferensi, rapat,
dsb.Pengangkatan
suatu
sistem
linguistik sebagai bahasa persatuan
adalah dilakukan oleh suatu bangsa
seterusnya),
dan
dimaksud
yang
lazim
disebut sebagai bahasa pertama
(disingkat B1) karena bahasa itulah
yang pertama-tama dipelajarinya.
Kalau
kemudian
anak
pengertian dari partisipan yang
mempelajari bahasa lain, yang
menggunakannya.Bahasa apapun,
bukan bahasa ibunya, maka bahasa
baik sebagai lingua, pijin, maupun
lain yang dipelajari itu disebut
kreol, dapat menjadi sebuah lingua
bahasa
franca.
kedua
si
(disingkat
B2).
Andai kata si anak mempelajari
bahasa lain lagi maka bahasa yang
D. Kesimpulan dan Saran
Variasi
bahasa
merupakan
dipelajari yang terakhir itu disebut
Variasi atau ragam bahasa itu terjadi
bahasa
B3)
karena akibat dari adanya keragaman
begitupun seterusnya.Yang disebut
sosial dan keragaman fungsi bahasa.
bahasa
selalu
Dalam hal ini variasi bahasa perlu
merupakan bahasa kedua bagi si
dipahami karena memiliki banyak
anak. Disamping itu penamaan
sekali bahasa daerah atau dialek dapat
bahasa asing ini juga bersifat
disimpulkan bahwa variasi bahasa
politis,
yang
terbagi menjadi 4 (empat) kelompok:
digunakan oleh bangsa lain. Oleh
(1) Variasi dari segi penutur; (2)
karena itu, bahasa Malaysia, Arab,
Variasi dari segi pemakaian; (3)
Inggris, dsb. adalah bahasa asing
Variasi dari segi keformalan, dan (4)
bagi bangsa Indonesia. Sebuah
Variasi dari segi Sarana.
Penjenisan
ketiga
(disingkat
asing
yaitu
akan
bahasa
bahasa asing dapat menjadi bahasa
kedua
jika
dipelajari
setelah
menguasai bahasa ibu.
d. Lingua Franca
Dalam jenis bahasa ada yang
sosiolinguistik
secara
berkenaan
dengan
faktor – faktor eksternal bahasa atau
bahasa
–
bahasa
itu,
yakni
sosiolinguistik, politis, dan kultural.
dikatakan Lingua Franca yang
Penjenisan
memiliki pengertian, yaitu sistem
berdasarkan
linguistic yang digunakan sebagai
berdasarkan sikap pilitik, berdasarkan
alat komunikasi sementara oleh
tahap pemerolehan, dan lingua franca
para partisipan yang mempunyai
bahasa ibu yang berbeda. Dasar
pemilihan lingua franca adalah
keterpahaman
atau
saling
bahasa
juga
dapat
sosiolinguistik,
E. Daftar Pustaka
Fachruddin,
dkk.
1984.
bahasa
indonesia,
buku
pegangan
matakuliah dasar umum. ujung
pandang: Fakultas ilmu pendidikan
bahasa dan
pandang.
seni
ikip
ujung
Irmawanti. 2003. Etika berbahasa
masyarakat kalangan ekonomi
menengah
di
Kemacatan
Bontomanai Kabupaten Selayar
(Tinjauan
sosiolinguistik).
Makassar: _
Saleh, Muhammad&Mahmudah. 2006.
Sosiolinguistik. Makassar: Badan
Penerbit UNM.
Budiono, Satyoko. 2015. Bahasa di
Kabupaten Banyuwangi Penelitian
Dialektologi.
https://www.researchgate.net/profil
e/Satwiko_Budiono/publication/30
8929701_Variasi_Bahasa_di_Kabu
paten_Banyuwangi_Penelitian_Dia
lektologi/links/57f8343008ae280d
d0bcce05/Variasi-Bahasa-diKabupaten-BanyuwangiPenelitian-Dialektologi.pdf
Moeliono, Anton M. 1984. Santun
Bahasa. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Umum.
Mokodompit, Syuli. 2013. Alih Kode
Dalam Twitter. Manado:_
Theodora, Novlein. 2013. Studi
Tentang Ragam Bahasa Gaul
Di Media Elektronika Radio
Pada Penyiar Memora-Fm
Manado. Manado: _
Oleh
Nurul Fajrianti
:
(1651141011)
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
ABSTRAK
Tujuan penulisan artikel ini untuk mengetahui variasi bahasa yang
memiliki pembahasan tentang : (1) Variasi dari segi penutur; (2) Variasi dari segi
pemakaian; (3) Variasi dari segi keformalan; (4) Variasi dari segi sarana. Tujuan
lain, yaitu untuk mengetahui jenis bahasa dan masalah yang dihadapi. Adapun
masalah yang dihadapi, yaitu pengguna bahasa dalam berkomunikasi masalah
penggunaan bahasa daerah atau penggunaan dialek yang mampu membuat
pengguna bahasa menjadi salah paham antar penutur satu dengan penutur
lainnya. Metode yang digunakan, yaitu dengan mengumpulkan berbagai teori
atau materi dari berbagai sumber mengenai variasi bahasa dan jenis bahasa.
A. Pendahuluan
Bahasa
memang
merupakan
adanya
keragaman
sosial
dan
sarana komunikasi yang paling efektif
keragaman fungsi bahasa. Dalam hal
bagi siapapun yang berkomunikasi.
ini variasi bahasa perlu dipahami
tanpa
sulit
karena memiliki banyak sekali bahasa
Bahkan
daerah atau dialek.
Ada berbagai pendapat kriteria
bahasa,
kita
akan
berkomunikasi.
berkomunikasi dengan yang berbeda
bahasa pun akan sulit. Pengertian
bahasa itu sendiri adalah sistem
lambang bunyi yang arbitrer, yang
digunakan
oleh
masyarakat
untuk
anggota
suatu
bekerja
sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan
yang dikemukakan oleh Hartman &
Stork, Peston & Shuy, dan MC David
sehingga disimpulkan bahwa variasi
bahasa terbagi menjadi 4 (empat)
kelompok: (1) Variasi dari segi
penutur;
(2)
Variasi
dari
segi
pemakaian; (3) Variasi dari segi
diri.
Yang akan kita bahas pada
keformalan, dan (4) Variasi dari segi
artikel kali ini tentang variasi bahasa,
Sarana.
Variasi bahasa dari segi penutur
namun terlebih dahulu harus kita
pahami pengertian dari variasi bahasa
atau ragam bahasa yang merupakan
bahasan
pokok
dalam
studi
sosiolinguistik. Variasi atau ragam
bahasa itu terjadi karena akibat dari
terbagi menjadi empat, yaitu pertama
idiolek, yakni variasi bahasa yang
bersifat perorangan; kedua dialek,
yakni
variasi
bahasa
dari
segi
sekelompok penutur yang jumlahnya
relatif, yang berada pada satu tempat,
memunculkan makna ganda yang tidak
wilayah, atau area tertentu; Ketiga
sejalan .
kronolek atau dialek temporal, yakni
variasi bahasa yang digunakan oleh
B. Metode
Metode yang digunakan ialah
kelompok sosial pada masa tertentu;
pengumulan beberapa materi yang
keempat sosiolek atau dialek sosial,
mana tahapannya sebagai berikut:
1. Persiapan
Tahap persiapan awal dimulai
yakni variasi bahasa yang berkenaan
status, golongan, dan kelas sosial para
pencarian
penuturnya.
Variasi dari segi pemakaian atau
sumber
fungsinya biasa disebut fungsiolek
ragam atau register. Variasi dari segi
pemakaian ini dibicarakan berdasarkan
bidang penggunaan, gaya bahasa atau
tingkat
keformalan,
dan
sarana
data
dari
yang
menyaring
berbagai
kemudian
materi
yang
didapatkan.
2. Pengumpulan data
Kemudian data – data yang
telah
disaring
selanjutnya
Variasi dari segi keformalan
dikumpulkan menjadi satu.
3. Pengolahan data
Setelah
dilakukan
memiliki sebuah tingkatan, yaitu
pengumpulan data, selanjutnya
ragam baku, ragam resmi, ragam usaha,
dilakukan pengolahan data yang
ragam santai, ragam akrab.
Variasi dari segi sarana disebut
diolah menjadi sebuah artikel.
penggunaan.
adanya ragam lisan atau ragam tulis atau
juga ragam dalam berbahasa dengan
menggunakan sarana atau alat tertentu
C. Hasil dan Pembahasan
Bahasa
merupakan
komunikasi
yang
berupa
alat
bentuk
yakni dalam bertelefon dan bertelegraf.
Berbicara tentang penggunaan
sistem simbol suara yang di hasilkan
bahasa atau variasi bahasa sering kita
berinteraksi dengan lingkungan di
temukan adanya kesalahpahaman yang
terjadi antar penutur yang disebabkan
oleh penggunaan dua bahasa sekaligus,
yang
seharusnya
dalam
komunikasi
hanya menggunakan satu bahasa yang
sama
sama
dimengerti
saja
tanpa
menggunakan dua bahasa yang kemudian
dari manusia dan sebagai alat untuk
sekitar kita. Tanpa bahasa kita tidak
mungkin dapat berinteraksi satu sama
lain karena bahasa merupakan sumber
untuk terciptanya interaksi manusia
dengan
orang
lain
yang
juga
merupakan simbol dari suatu bangsa
atau suku dan merupakan salah satu
itu dan keragaman fungsi bahasa itu.Jadi,
cirri khas bangsa atau suku sehingga
variasi atau ragam bahasa itu terjadi
orang – orang dapat mengenali
sebagai akibat dari adanya keragaman
bangsa
sosial dan keragaman fungsi bahasa.
atau
suku
lewat
bahasa
mereka. Bahasa di dunia sangat
banyak
dan
tidak
sepenuhnya
pengucapannya sama. Jadi, bahasa
dapat dikatakan sebagai jembatan
antara
orang
–
orang
untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
Seseorang baru dapat disebut
pandai berbahasa jika dia menguasai
tatacara atau etika berbahasa. Bentuk
yang paling dijelas diartikulasikan
adalah sebagaimana dicontohkan oleh
Hymes dalam satu taksonomi yang
mengandung tidak kurang dari tiga
belas
unsur
yang
diakronimkan
menjadi “speaking”
Bahasa bukan hanya sebagai
sarana
untuk
Kedua, variasi atau ragam bahasa itu
sudah ada untuk memenuhi fungsinya
sebagai alat interaksi dalam kegiatn
masyarakat
yang
beraneka
ragam.
seperti telah kita ketahui bahwa tidak
ada
masyarakat
yang
seragam,
demikian pula halnya tidak ada hidup
yang
seragam.
Keanekaragaman
dalam pemakaian Bahasa itulah yang
merupakan manifestasi adanya variasi
variasi Bahasa. Dalam mempelajari
variasi bahasa pastinya kita akan
menemukan
yang
namanya
dialektologi yang merupakan cabang
ilmu
linguitik
yang
mempelajari
tentang dialek Variasi bahasa di antara
mengomunikasikan
dan di dalam komunitas tertentu.
suatu objek, tetapi juga membangun
Dalam hal ini, variasi bahasa penting
dan
hubungan
dipelajari karena Indonesia memiliki
dengan orang lain (Trudgill, 1974).
banyak sekali bahasa daerah. Hal ini
Adanya variasi regional dapat dilihat
tentu saja dapat menandakan bahwa
dalam kehidupan sehari – hari ,
banyak pula variasi bahasa yang
namun ada pula keragaman bahasa
terdapat di Indonesia. Variasi bahasa
yang terjadi di luar lingkungan kita.
1. Variasi Bahasa
tersebut dapat timbul disebabkan jarak
mempertahankan
Variasi atau ragam bahasa ini ada
dua pandangan.Pertama, variasi atau
ragam bahasa itu dilihat sebagai akibat
adanya keragaman sosial penutur bahasa
wilayah yang jauh dari pusat bahasa
aslinya sehingga dapat dikatakan bahasa
yang digunakan sama, tetapi bisa saja ada
kosa kata ataupun intonasi yang berbeda.
Selain itu, variasi bahasa juga dapat
dialeg
terjadi karena terdapat wilayah yang
masyarakat
terisolasi factor alam. Hal ini dapat
seringkali bersifat ambigu. Secara
menyebabkan bahasa antara satu daerah
linguistik jika masyarakat tutur
dengan daerah lainnya berbeda walaupun
jarak wilayah tidak terlalu jauh.
Dalam buku Sosiolinguistik karya
dan
bahasa
umum
dalam
memang
masih saling mengerti, maka alat
komunikasinya adalah dua dialek
Muhammad Saleh dan Mahmudah yang
dari bahasa yang sama. Namun,
ditulis pada tahun 2006 Membedakan
secara
Variasi bahasa menjadi 4, yaitu :
a. Variasi dari Segi Penutur
masyarakat
politis
meskipun
tutur
dua
bisa
saling
penuturnya
mengerti karena alat komunikasi
Variasi bahasa dibedakan menjadi
verbalnya mempunyai kesamaan
4 lagi, yaitu pertama variasi yang
sistem
disebut
variasi
keduanya dianggap sebagai dua
bahasa yang bersifat perorangan.
bahasa yang berbeda, misalnya
Menurut konsep idiolek setiap
bahasa
orang
Malaysia. meskipun ada kesamaan
Berdasarkan
idiolek,
yakni
mempunyai
variasi
dan
subsistem,
Indonesia
bahasa
bahasanya atau idioleknya masing-
namun
masing.
bahasa yang berbeda; yang ketiga,
Variasi
idiolek
ini
tetap
dan
tetapi
yaitu
pilihan kata, gaya bahasa, susunan
temporal, yakni variasi bahasa
kalimat, dsb; yang kedua, yaitu
yang digunakan oleh kelompok
dialek, yakni variasi bahasa dari
sosial pada masa tertentu.Misalnya
segi sekelompok penutur yang
bahasa Indonesia pada masa tahun
jumlahnya relatif, yang berada
tiga puluhan, lima puluhan, dan
pada satu tempat, wilayah, atau
variasi bahasa masa kini.Variasi
area tertentu.Karena dialek ini
bahasa pada ketiga zaman itu
berdasarkan pada wilayah atau
tentunya berbeda baik dari segi
area tempat tinggal penutur, maka
lafal, ejaan, morfologi, maupun
dialeg ini lazim ini disebut dialek
sintaksis; yang keempat, yaitu
areal, dialek regional, atau dialek
sosiolek atau dialek sosial, yakni
geografis.
variasi bahasa yang berkenaan
istilah
atau
dua
berkenaan dengan warna suara,
Penggunaan
kronolek
merupakan
dialek
status, golongan, dan kelas sosial
masjid,
para penuturnya. Variasi bahasa
sumpah, kitab undang-undang, akta
yang
basilek,
notaris dan surat keputusan; yang
vulgar, slang, kolokial, jargon, dan
kedua, yaitu gaya atau ragam resmi
disebut akrolek,
ken.Ada juga yang menambahkan
dengan sebutan bahasa prokem.
b. Variasi dari segi Pemakaian
Variasi
bahasa
tata
cara
pengambilan
(formal) adalah variasi bahasa yang
digunakan dalam pidato kenegaraan,
rapat, surat dinas, surat-menyurat
berdasarkan
dinas, buku-buku pelajaran, dsb. Pola
pemakaiannya atau fungsinya biasa
dan kaidah dalam ragam resmi sudah
juga disebut fungsiolek ragam atau
ditetapkan secara mantap sebagai
register.
biasanya
suatu standar. Ragam resmi pada
bidang
dasarnya sama dengan ragam bahasa
Variasi
dibicarakan
ini
berdasarkan
penggunaan, gaya bahasa atau tingkat
baku
keformalan, dan sarana penggunaan.
digunakan dalam situasi resmi dan
Variasi bahasa berdasarkan bidang
tidak dalam situasi yang tidak resmi;
kegiatan ini yang paling tampak
yang ketiga adalah gaya atau ragam
cirinya adalah dalam bidang kosakata.
usaha (konsultatif) adalah variasi
Variasi bahasa berdasarkan bidang
bahasa yang lazim digunakan dalam
pemakaian ini adalah menyangkut
pembicaraan biasa di sekolah dan
bahasa itu digunakan untuk keperluan
rapat-rapat atau pembicaraan yang
atau bidang apa. Misalnya bidang
berorientasi
sastra, jurnalis, pendidikan,kegiatan
produksi; yang keempat, yaitu gaya
keilmuan.
atau ragam santai (casual) adalah
c. Variasi dari segi keformalan
Martin
Joos
(1967)
dalam
bukunya The Five Clock membagi
variasi
bahasa
atas
lima
gaya
berdasarkan tingkatannya, yaitu: yang
pertama, yaitu gaya atau ragam baku
(Fruzen) adalah variasi bahasa yang
paling formal, yang digunakan dalam
situasi-situasi khidmat dan upacaraupacara
resmi
misalnya
upacara
kenegaraan,
dalam
khutbah
di
atau
standar
kepada
yang
hasil
hanya
atau
variasi bahasa yang digunakan dalam
situasi tidak resmi untuk berbincangbincang dengan keluarga atau teman
karib pada waktu beristirahat, olah
raga, berekreasi dsb; yang kelima,
yaitu
gaya
atau
ragam
akrab
(intimate) adalah variasi bahasa yang
biasa digunakan oleh para penutur
yang
seperti
hubungannya
sudah
anggota
keluarga
antarteman yang sudah karib.
akrab
dan
d. Variasi dari segi sarana
Variasi bahasa juga padap
suasana atau situasi pembicaraan
dilihat dari segi sarana atau jalur yang
dan sebagainya.
Variasi – variasi Bahasa yang
digunakan.Dalam hal ini dapat disebut
timbul
adanya ragam lisan atau ragam tulis
penuturnya
atau juga ragam dalam berbahasa
dengan menggunakan sarana atau alat
tertentu yakni dalam bertelefon dan
bertelegraf.
Dalam buku yang berjudulkan
karena
perbedaan
disebut
Geografis
(dialek
asal
dialek
regional)
sedangkan variasi Bahasa yang
disebabkan oleh perbedaan kelas
sosial penuturnya disebut dialek
bahasa indonesia, buku pegangan
sosial
matakuliah
yang
(Sawito1983:24) misalnya Bahasa
dkk.
Indonesia dialek Ambon, Bahasa
menjelaskan tentang variasi bahasa
Indonesia dialek Minahasa. Bahasa
yang dilihat dari dua segi, yakni dari
Indonesia
(1) segi sinkronis dan (2) dari segi
sebagainya.
Pemakaian
dituliskan
dasar
oleh
diakronis
umum
Fachruddin
dapat
kita
bedakan
atau
dialek
sosiolek
Jakarta
Bahasa
yang
tahap-tahap perkembangan yang
menimbulkan
berbeda – beda dari waktu ke
kelas sosial dalam masyarakat
waktu.
disebut dialek sosial, misalnya
contohnya ialah Bahasa
variasi
dan
Melayu Sriwijaya dan Bahasa
Bahasa
Melayu klasik masing masing
kalangan
merupakan variasi historis Bahasa
dengan bahas yang digunakan di
Melayu atau Bahasa Indonesia.
kalangan orang dewasa Bahasa
dari segi sinkronis varisi-variasi
yang digunakan di kalangan orang
Bahasa dapat dilihat pada dimensi
berpendidikan baik antar mereka
daerah(geografis),dimensi
maupun antarakelas atau golongan.
Setiap penutur mempunyai
sosial,
dimensi psikis, dan fisik penutur,
dimensi kebutuhan dan dimensi
menyangkut
berbicara,
pembicara,
bidang
tempat
pembinaan,
yang
menurut
sifat-sifat
digunakan
anak-anak
kas,
baik
di
berbeda
yang
disebabkan factor fisik maupun
psikis yang dimiliki oleh orang
lain.
sifat-sifat
disebabkan
oleh
khas
yang
factor
fisik,
misalnya karena perbedaan bentuk
Bahasa
atau kualitas alat-alat tuturnya
berbeda dengan Bahasa tajuk ,
(bibir, gigi, lidah, selaput suara,
Bahasa
rongga mulut, rongga hidung dan
Bahasa kritik dan koreksi. variasi
sebagainya). Sedangkan sifat –
– variasi yang disebabkan oleh
sifat khas yang disebabkan oleh
sifat
faktor psikis, misalnya perbedaan
pemakaiannya
waktu, tempat intelegensi, dan
dikenal dengan istilah register
sikap mental yang lain. Variasi -
–
iklan
,
tajuk
sifat
Bahasa
berbeda
khas
iklan
dengan
kebutuhan
seperti
diatas
variasi Bahasa ditimbulkan oleh
2. Jenis Bahasa
Penjenisan
sifat khas, baik disebabkan oleh
dilakukan
factor fisik maupun psikis dikenal
namun secara sosiolinguistik tidak
dengan istilah idiolek.
Di dalam media
sama dengan penjenisan (klasifikasi)
massa
misalnya surat kabar dapat kita
jumpai
berbagai
antara
lain:
jenis
berita
tulisan
tentang
kelaparan, alasan tentang suatu
masalah yang dianggap kurang
baik,
tajuk
rencana
yang
merupakan tanggapan atau ulasan
redaksi
terhadap
situasi,
tempat
usahawan
iklan
menawarkan
usahanya , dan sebagainya masing
–
masing
pengungkapan
menggunakan
Bahasa
yang
berbeda – beda sesuai dengan sifat
-
sifat
khas
kebutuhan
pemakaiannya. Bahasa berita biasa
berbeda dengan Bahasa ulasan,
Bahasa ulasan berbeda dengan
bahasa
secara
dapat
sosiolinguistik,
bahasa secara genealogis (genetis)
maupun tipologis. Penjenisan atau
klasifikasi
secara
genealogis
dan
tipologis berkenaan dengan ciri-ciri
internal bahasa-bahasa itu, sedangkan
penjenisan
secara
berkenaan
dengan
sosiolinguistik
faktor-faktor
eksternal bahasa atau bahasa-bahasa
itu, yakni sosiolinguistik, politis, dan
kultural.
a. Jenis
Bahasa
berdasarkan
Sosiologis
Penjenisan
berdasarkan
sosiologis artinya penjenisan itu
tidak terbatas pada struktur internal
bahasa, tetapi juga berdasarkan
faktor sejarah, kaitannya dengan
sistem
linguistik
lain
dan
pewarisan dari satu generasi ke
generasi
berikutnya.
dalam
(Bell, 1976:48); yang kedua, yaitu
penjenisan ini ada yang namanya
otonomi atau keotonomian. Sebuah
dasar penjenisan yang pertama,
sistem
yaitu standarisasi atau pembukaan
mempunyai
adalah
sistem
adanya
penerimaan
kodifikasi
terhadap
dan
sebuah
linguistik
disebut
keotonomian
linguistik
itu
kalua
memiliki
kemandirian sistem yang tidak
bahasa oleh masyarakat pemakai
berkaitan
bahasa itu akan seperangkat kaidah
(Fishman, 1968:535); yang ketiga,
atau
yaitu
norma
yang
menentukan
dengan
faktor
pemakaian bahasa yang benar.
kesejarahan.
Bahasa baku atau standar ialah
linguistik
corak
historis
sebagai
bahasa
yang
patokan
dan
diterima
yang
bahasa
historis
kalua
dipercayai
atau
Sebuah
dianggap
lain
sistem
mempunyai
diketahui
sebagai
atau
hasil
dijadikan acuan atau model bagi
perkembangan yang normal pada
suatu masyarakat bahasa yang
masa lalu (Fishman, 1968:535).
lebih luas. Bahasa berstandar, yang
Faktor kesejarahan ini berkaitan
hendak berfungsi dengan baik,
dengan tradisi dari etnik tertentu.
harus memperoleh kemantapan.
Jadi,
Jadi,
mempersoalkan,
standarisasi
mempersoalkan
bahasa
apakah
memiliki
ini
sebuah
linguistic
faktor
itu
historis
apakah
tumbuh
ini
sistem
melalui
kaidah-kaidah
pemakaian oleh kelompok etnik
atau norma-norma yang sudah
atau sosial tertentu atau tidak; yang
dikodifikasikan atau tidak yang
keempat, yaitu factor vitalitas atau
diterima oleh masyarakat tutur dan
keterpakaian. Menurut (1968:536)
merupakan dasar dalam pelajaran
yang dimaksud dengan vitalitas
bahasa,
bahasa
adalah pemakaian sistem linguistik
pertama maupun bahasa kedua.
oleh satu masyarakat penutur asli
Standarisasi nampak merupakan
yang tidak terisolasi
b. Jenis Bahasa berdasarkan Sikap
baik
sebagai
satu ciri bahasa yang diharuskan,
“Bukan satu ciri yang sudah ada
secara internal dalam bahasa itu”
Politik
Bahasa apabila dilihat dari
sikap politik atau sosial politik kita
dapat membedakan adanya bahasa
dalam
nasional, bahasa resmi, bahasa
berjuang
itu
negara,
persatuan.
masyarakat
yang
dikatakan
Kebutuhan akan adanya sebuah
berdasarkan sikap sosial politik
bahasa persatuan adalah untuk
karena
kaitannya
mengingat dan mempererat rasa
dengan kepentingan kebangsaan.
persatuan sebagai satu kesatuan
Sebuah sistem linguistic disebut
bangsa.
Dari uraian di atas dapat
dan bahasa
Perbedaan
ini
sangat
erat
sebagai bahasa nasional, seringkali
juga
disebut
sebagai
bahasa
kebangsaan, adalah kalau sistem
linguistic itu diangkat oleh suatu
bangsa (dalam arti kenegaraan)
sebagai
salah
satu
identitas
kenasionalan bangsa itu. Bahasa
Indonesia yang berasal dari bahasa
melayu
adalah
sebuah
sistem
kerangka
multilingual.
bahasa negara, bahasa resmi, dan
bahasa persatuan di Indonesia
mengacu
pada
satu
sistem
linguistik yang sama, yaitu bahasa
Indonesia.
c. Jenis Bahasa berdasarkan Tahap
Pemerolehan
Bahasa apabila dilihat dari
tahap
undang-undang
dibedakan adanya
sebuah
merupakan
dilihat bahwa bahasa nasional,
linguistik yang secara resmi dalam
dasar
perjuangan
pemerolehannya
dapat
bahasa ibu,
negara ditetapkan sebagai alat
bahasa pertama, bahasa kedua
komunikasi
kenegaraan.
(ketiga
dan
Artinya, segala urusan kenegaraan
bahasa
asing.Yang
dijalankan dengan menggunakan
dengan bahasa ibu adalah satu
bahasa itu. Yang dimaksud dengan
sistem linguistic yang pertama kali
bahasa resmi adalah sebuah sistem
dipelajari secara alamiah dari ibu
linguistik yang ditetapkan untuk
atau keluarga yang memelihara
digunakan dalam suatu pertemuan
seorang anak.
Bahasa ibu
remi
seperti seminar, konferensi, rapat,
dsb.Pengangkatan
suatu
sistem
linguistik sebagai bahasa persatuan
adalah dilakukan oleh suatu bangsa
seterusnya),
dan
dimaksud
yang
lazim
disebut sebagai bahasa pertama
(disingkat B1) karena bahasa itulah
yang pertama-tama dipelajarinya.
Kalau
kemudian
anak
pengertian dari partisipan yang
mempelajari bahasa lain, yang
menggunakannya.Bahasa apapun,
bukan bahasa ibunya, maka bahasa
baik sebagai lingua, pijin, maupun
lain yang dipelajari itu disebut
kreol, dapat menjadi sebuah lingua
bahasa
franca.
kedua
si
(disingkat
B2).
Andai kata si anak mempelajari
bahasa lain lagi maka bahasa yang
D. Kesimpulan dan Saran
Variasi
bahasa
merupakan
dipelajari yang terakhir itu disebut
Variasi atau ragam bahasa itu terjadi
bahasa
B3)
karena akibat dari adanya keragaman
begitupun seterusnya.Yang disebut
sosial dan keragaman fungsi bahasa.
bahasa
selalu
Dalam hal ini variasi bahasa perlu
merupakan bahasa kedua bagi si
dipahami karena memiliki banyak
anak. Disamping itu penamaan
sekali bahasa daerah atau dialek dapat
bahasa asing ini juga bersifat
disimpulkan bahwa variasi bahasa
politis,
yang
terbagi menjadi 4 (empat) kelompok:
digunakan oleh bangsa lain. Oleh
(1) Variasi dari segi penutur; (2)
karena itu, bahasa Malaysia, Arab,
Variasi dari segi pemakaian; (3)
Inggris, dsb. adalah bahasa asing
Variasi dari segi keformalan, dan (4)
bagi bangsa Indonesia. Sebuah
Variasi dari segi Sarana.
Penjenisan
ketiga
(disingkat
asing
yaitu
akan
bahasa
bahasa asing dapat menjadi bahasa
kedua
jika
dipelajari
setelah
menguasai bahasa ibu.
d. Lingua Franca
Dalam jenis bahasa ada yang
sosiolinguistik
secara
berkenaan
dengan
faktor – faktor eksternal bahasa atau
bahasa
–
bahasa
itu,
yakni
sosiolinguistik, politis, dan kultural.
dikatakan Lingua Franca yang
Penjenisan
memiliki pengertian, yaitu sistem
berdasarkan
linguistic yang digunakan sebagai
berdasarkan sikap pilitik, berdasarkan
alat komunikasi sementara oleh
tahap pemerolehan, dan lingua franca
para partisipan yang mempunyai
bahasa ibu yang berbeda. Dasar
pemilihan lingua franca adalah
keterpahaman
atau
saling
bahasa
juga
dapat
sosiolinguistik,
E. Daftar Pustaka
Fachruddin,
dkk.
1984.
bahasa
indonesia,
buku
pegangan
matakuliah dasar umum. ujung
pandang: Fakultas ilmu pendidikan
bahasa dan
pandang.
seni
ikip
ujung
Irmawanti. 2003. Etika berbahasa
masyarakat kalangan ekonomi
menengah
di
Kemacatan
Bontomanai Kabupaten Selayar
(Tinjauan
sosiolinguistik).
Makassar: _
Saleh, Muhammad&Mahmudah. 2006.
Sosiolinguistik. Makassar: Badan
Penerbit UNM.
Budiono, Satyoko. 2015. Bahasa di
Kabupaten Banyuwangi Penelitian
Dialektologi.
https://www.researchgate.net/profil
e/Satwiko_Budiono/publication/30
8929701_Variasi_Bahasa_di_Kabu
paten_Banyuwangi_Penelitian_Dia
lektologi/links/57f8343008ae280d
d0bcce05/Variasi-Bahasa-diKabupaten-BanyuwangiPenelitian-Dialektologi.pdf
Moeliono, Anton M. 1984. Santun
Bahasa. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Umum.
Mokodompit, Syuli. 2013. Alih Kode
Dalam Twitter. Manado:_
Theodora, Novlein. 2013. Studi
Tentang Ragam Bahasa Gaul
Di Media Elektronika Radio
Pada Penyiar Memora-Fm
Manado. Manado: _