Jenis jenis Ulos dan Fungsinya

Jenis-jenis Ulos dan Fungsinya
Ditulis oleh Laek Ringo Star

Ulos Batak di kenal sebagai jati diri orang Batak sesuai dengan Budaya dan Adatnya. Suku Batak
sering menyebut dirinya sebagai “Bangso” Batak. Hal tersebut sesuai dengan sejarah yang
melekat pada suku tersebut. Dahulu suku Batak sudah memiliki Kerajaan sendiri, hal tersebut di
tandai dengan eksitensinya sebaga suku yang telah “Mardebata Mulajadi Nabolon” (pencipta
yang maha besar), memiliki Surat Aksara Batak, dan sudah pernah memiliki Uang tukar yakni
Ringgit Batak (Ringgit Sitio Suara), uning-uningan na marragam (musik yang beraneka ragam),
memiliki Budaya Adat, dan mempunyai Hukum adat tersendiri.
Ulos Batak di anggap memiliki nilai-nilai tersendiri sesuai dengan makna dan fungsinya
berdasarkan ragam dan jenisnya. Keragaman ulos tersebut telah di tetapkan masing-masing
sesuai dengan makna dan tujuan pemberiannya.
Salah satu hasil karya seni masyarakat etnis Batak Toba adalah “Ulos”. Hasil karya yang
penuh dengan nilai-nilai estetika dan sekaligus sebagai bagian dari hakekat dan keberadaan
masyarakat suku itu sendiri. Sebagai sebuah hasil karya yang telah memiliki makna yang tinggi,
ulos telah menjadi bagian dari sebuah identitas yang memiliki nilai kultur yang tinggi serta
mengandung makna ekonomi dan juga makna sosial. Oleh karena itu peredaran ulos ini tidak
akan berjalan dengan sembarangan tanpa mempedomani makna dan nilai yang telah ditetapkan
berdasarkan aturan dan norma-norma adat yang telah disepakati. Artinya “Ulos” sesuai dengan
jenis dan maknanya akan di berikan dan di terima oleh orang yang telah tepat berdasarkan norma

dan aturan-aturan yang telah ada dengan mempedomani Falsafah adat Batak “Dalihan Natolu”.
Sebagai sebuah simbol, maka fungsi dan kedudukan seseorang dalam pelaksanaan acara
adat Batak Toba akan di ketahui melalui “Ulos” yang di pakai, di terima, dan yang di berikan
sesuai dengan ragam dan jenisnya.Jenis dan Fungsi Ulos Batak berdasarkan makna yang
terkandung di dalamnya adalah sebagai berikut :
1. Ulos Antak-Antak

Ulos ini dipakai sebagai selendang orang tua untuk melayat orang yang meninggal, selain
itu ulos tersebut juga dipakai sebagai kain yang dililit pada waktu acara manortor (menari).
2. Ulos Bintang Maratur

Ulos ini merupakan Ulos yang paling banyak kegunaannya di dalam acara-acara adat
Batak Toba yakni:
Kepada anak yang memasuki rumah baru. Keberhasilan membangun atau memiliki
rumah baru di anggap sebagai salah satu bentuk keberhasilan atau prestasi tersendiri yang tak
ternilai harganya. Tingginya penghargaan kepada orang yang telah berhasil membangun dan
memiliki rumah baru adalah karena keberhasilan tersebut dianggap sebagai suatu berkat dari
Tuhan yang maha Esa yang disertai dengan adanya usaha dan kerja keras yang bersangkutan di
dalam menjalani kehidupan.
Orang batak yang tinggal dan menetap di berbagai puak/horja di sekitar Tapanuli telah

memiliki adat dan kebiasaan yang berbeda pula. Walaupun konsep dan pemahaman tentang adat
itu secara umum adalah sama, namun pada hal-hal tertentu ada kalanya memiliki perbedaan
dalam hal pemaknaan terhadap nilai dan konsep adat yang ada sejak turun-temurun. Oleh karena
itu pemberian Ulos Bintang Maratur khusus di daerah Silindung di berikan kepada orang yang
sedang bergembira dalam hal ini sewaktu menempati atau meresmikan rumah baru.
Secara khusus di daerah Toba Ulos ini diberikan waktu acara selamatan Hamil 7 Bulan
yang diberikan oleh pihak hula-hula kepada anaknya. Ulos ini juga diberikan kepada Pahompu
(cucu) yang baru lahir sebagai Parompa (gendongan) yang memiliki arti dan makna agar anak

yang baru lahir itu di iringi kelahiran anak yang selanjutnya, kemudian ulos ini juga di berikan
untuk pahompu (cucu) yang baru mendapat babtisan di gereja dan juga bisa di pakai sebagai
selendang.
3. Ulos Bolean

Ulos ini biasanya di pakai sebagai selendang pada acara-acara kedukaan.
4. Ulos Mangiring

Ulos ini dipakai sebagai selendang, tali-tali, juga Ulos ini diberikan kepada anak cucu
yang baru lahir terutama anak pertama yang memiliki maksud dan tujuan sekaligus sebagai
Simbol besarnya keinginan agar si anak yang lahir baru kelak diiringi kelahiran anak yang

seterusnya, Ulos ini juga dapat dipergunakan sebagai Parompa (alat gendong) untuk anak.
5. Ulos Padang Ursa dan Ulos Pinan Lobu-lobu

6.

1.
2.
3.

4.

Di pakai sebagai Tali-tali dan Selendang.
Ulos

Pinuncaan

Ulos ini terdiri dari lima bagian yang ditenun secara terpisah yang
kemudian disatukan dengan rapi hingga menjadi bentuk satu ulos. Kegunaannya antara lain:
Di pakai dalam berbagai keperluan acara-acara duka cita maupun suka cita, dalam acara adat
ulos ini dipakai/ di sandang oleh Raja-Raja Adat.

Di pakai oleh Rakyat Biasa selama memenuhi beberapa pedoman misalnya, pada pesta
perkawinan atau upacara adat di pakai oleh suhut sihabolonon/ Hasuhuton (tuan rumah).
Kemudian pada waktu pesta besar dalam acara marpaniaran (kelompok istri dari golongan hulahula), ulos ini juga di pakai/ di lilit sebagai kain/ hohop-hohop oleh keluarga hasuhuton (tuan
rumah).
Ulos ini juga berfungsi sebagai Ulos Passamot pada acara Perkawinan. Ulos Passamot di berikan
oleh Orang tua pengantin perempuan (Hula-hula) kepada ke dua orang tua pengantin dari pihak
laki-laki (pangoli). Sebagai pertanda bahwa mereka telah sah menjadi saudara dekat.
7. Ulos Ragi Hotang

Ulos ini di berikan kepada sepasang pengantin yang sedang melaksanakan pesta adat
yang di sebut dengan nama Ulos Hela. Pemberian ulos Hela memiliki makna bahwa orang tua
pengantin perempuan telah menyetujui putrinya di persunting atau diperistri oleh laki-laki yang
telah di sebut sebagai “Hela” (menantu). Pemberian ulos ini selalu di sertai dengan memberikan
mandar Hela (Sarung Menantu) yang menunjukkan bahwa laki-laki tersebut tidak boleh lagi
berperilaku layaknya seorang laki-laki lajang tetapi harus berperilaku sebagai orang tua. Dan
sarung tersebut di pakai dan di bawa untuk kegiatan-kegiatan adat.
8.
Ulos
Ragi
Huting


Ulos ini sekarang sudah Jarang di pakai, konon pada jaman dulu
sebelum Indonesia merdeka, anak perempuan (gadis-gadis) memakai Ulos Ragi Huting ini
sebagai pakaian sehari-hari yang dililitkan di dada (Hoba-hoba) yang menunjukkan bahwa yang
bersangkutan adalah seorang putri (gadis perawan) batak Toba yang ber-adat.

9.

Ulos

Sibolang

Rasta

Pamontari

Ulos ini di pakai untuk keperluan duka dan suka cita, tetapi pada
jaman sekarang, Ulos Sibolang bisa dikatakan sebagai simbol duka cita, yang di pakai sebagai
Ulos Saput (orang dewasa yang meninggal tapi belum punya cucu) dan di pakai juga sebagai
Ulos Tujung untuk Janda dan Duda dengan kata lain kepada laki-laki yang ditinggal mati oleh

istri dan kepada perempuan yang di tinggal mati oleh suaminya. Apabila pada peristiwa duka cita
Ulos ini dipergunakan maka hal itu menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah sebagai
keluarga dekat dari orang yang meninggal.
10.
Ulos
Si
bunga
Umbasang
dan
Ulos
Simpar

Secara umum ulos ini hanya berfungsi dan di pakai
sebagai Selendang bagi para ibu-ibu sewaktu mengikuti pelaksanaan segala jenis acara adatistiadat yang kehadirannya sebatas undangan biasa yang di sebut sebagai Panoropi (yang
meramaikan) .

11.

12.


Ulos

Sitolu

Ulos ini di fungsikan atau di pakai sebagai ikat kepala atau selendang.
Ulos
Suri-suri

Tuho

Ganjang

Ulos ini di pakai sebagai Hande-hande (selendang) pada waktu
margondang (menari dengan alunanan musik Batak) dan juga di pergunakan oleh pihak Hulahula (orang tua dari pihak istri) untuk manggabei (memberikan berkat) kepada pihak borunya
(keturunannya) karena itu disebut juga Ulos gabe-gabe (berkat).

13.

Ulos


Simarinjam

sisi

Di pakai dan difungsikan sebagai kain dan juga di lengkapi
dengan Ulos Pinunca yang di sandang dengan perlengkapan adat Batak sebagai Panjoloani
(mendahului di depan). Yang memakai ulos ini adalah satu orang yang berada paling depan.
14.
Ulos
Ragi
Pakko
dan
Ulos
Harangan

Pada zaman dahulu di pakai sebagai selimut bagi keluarga yang
berasal dari golongan keluarga kaya, dan itu jugalah apabila nanti setelah tua dan meninggal
akan di saput (di selimutkan, dibentangkan kepada jasad) dengan ulos yang pakai Ragi di tambah
Ulos lainnya yang di sebut Ragi Pakko karena memang warnanya hitam seperti Pakko.
15.

Ulos
Tumtuman

Dipakai sebagai tali-tali yang bermotif dan di pakai oleh anak yang
menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah anak pertama dari hasuhutan (tuan rumah).
16. Ulos Tutur-Tutur.

Ulos ini dipakai sebagai tali-tali (ikat kepala) dan sebagai Hande-hande (selendang) yang
diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya (keturunannya).Artikel Beranda Batak ini Tulisan
Ito Ini