China dan Proses Mendunianya surakarta

Nama

: Puji Astuti Wahyu Setyaningsih

NIM

: 150910101001

Jurusan

: Ilmu Hubungan Internasional

Tugas Politik Pemerintahan China-Jepang, Membuat tulisan tentang Globalisasi China

China dan Regionalismenya
Transnasionalisme China merupakan hasil dari sebuah diaspora China yang
dimulai sejak tahun 1900-1911 akibat pergerakan nasionalisme pimpinan Jenderal Sun
Yatsen.Diaspora China memiliki 4 karakter migrasi, yaitu Huagong, Huangshang, Huaqio,
Huayi. Keempatnya digunakan China untuk meraih “China Modern”. Transnasionalisme China
modern berkembang pesat mengikuti strategi-strategi yang diperoleh melalui berlangsungnya
kapitalisme global. Dalam tatanan global dikenal istilah “ The Chinese Commonwealth”, ini

adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan jaringan hubungan kekerabatan orang-orang
china yang berada di luar daratan China. Melalui jaringan ini, Mereka yang berada di daratan
China dapat mengidentifikasi kebutuhan pasar global dengan memasukkan seluruh inovasi
teknologi yang mendukung. Selain transnasionalisme, regionalisme China pun merupakan hal
yang cukup menarik untuk dibahas. Regionalisme berarti itu merupakan hubungan suatu negara
dengan negara di sekitar wilayahnya. Regionalisme di China bisa diartikan sebagai globalisasi
China, mengingat bahwa negara China adalah negara yang awalnya tertutup pada masa
pemerintahan Mao Zedong, hingga akhirnya ada angin segar keterbukaan ketika masa
pemerintahan Deng Xiaoping. Deng Xiaoping memberi sebuah rumus yang penting bagi
kemajuan China. “Tidak peduli apakah kucing itu putih atau hitam, yang penting bisa
menangkap tikus.” Rumus ini mengandung makna, tidaklah penting lagi memperdebatkan
apakah sosialisme atau kapitalisme yang harus dipilih oleh China, yang terpenting adalah
ideologi tersebut mampu membawa kemajuan bagi China di masa yang akan datang.
Globalisasi di China dibagi menjadi 3 transisi, yaitu :
1. Planned Economy to Market-Based one
Planned Economy biasa dikenal dengan Demokrasi Terpimpin di Indonesia. Caracar yang dipakai meliputi membeli produk-produk lokal, terpimpin untuk memenuhi

pasar, memikirkan apa yang harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,
memikirkan apa yang harus diekspor, dan melakukan pergerakan membangun kekuatan
militernya. Pasca revolusi ekonomi China pada akhir tahun 1970-an, arus investasi China

lebih mengarah pada sistem produksi regional daripada sistem produksi nasional dengan
membangun zona ekonomi baru di Hongkong.
2. Rural Agricultural Society to Urban, Industrial Once
Rural Development dimulai sejak tahun 1978 sampai tahun 1984, dengan
memberikan kebebasan bagi masyarakat lokal untuk mengelola tanah pertanian dan
menjual hasil pertanian tersebut. Selanjutnya reformasi Urban Sector, memberikan
perusahaan-perusahaan yang telah memenuhi persyaratan tertentu untuk mengelola
perusahaanya secara mandiri, tanpa campur tangan negara. Pada tahun 1990an Private
Sector di perluas. Era selanjutnya, China melaksanakan kebijakan privatisasi dan
liberalisasi perdagangan dengan negara-negara lain. Dari rural Agricultural Society,
China berhasil mendapat julukan sebagai pabrik dunia. China telah menjadi negara
dengan karakteristik produksi global. China telah mengembangkan kiprahnya selama tiga
dekade.
3. Non-WTO Nation to WTO one
Bergabungnya China dengan WTO pada tahun 2001 mendorong kepercayaan diri
China untuk menghadapi perdagangan bebas. Setelah bergabung dengan WTO, China
memanfaatkan sebaik-baiknya keanggotaanya untuk menembus pasar di berbagai dunia.
China mengeluarkan kebijakan “Zou Chu Gu” yang mendorong banyak investasi China
ke banyak negara di seluruh dunia.
Yang terbaru China berusaha mempromosikan globalisasi yang terarah pada pertemuan

G-20 tahun 2016. China saat ini merupakan negara pemegang kekuatan ekonomi kedua di dunia.
Yuan mata uang China di rencanakan akan resmi menjadi mata uang internasional selain dolar,
asalkan pasar keuangan China lebih terbuka.