Dampak pemanasan global sunting sunting

Dampak pemanasan global[sunting | sunting sumber]
Para ilmuwan menggunakan model komputer dari suhu, pola presipitasi, dan sirkulasi
atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuwan
telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca,
tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.

Iklim mulai tidak stabil[sunting | sunting sumber]
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari
belahan Bumi utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di
Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih
sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya
mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah
subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair.
Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari
akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang menguap dari lautan.
Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan tersebut malah akan meningkatkan
atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air
merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada
atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih
banyak, sehingga akan memantulkan cahaya Matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal

ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembapan yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit
pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus
tahun terakhir ini[22]. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat
menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.
Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai
(hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar.
Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin
akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.

Peningkatan permukaan laut[sunting | sunting sumber]

Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara
geologi.

Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga
volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan
mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak
volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10
inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 –

88 cm (4 - 35 inci) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan
100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah
Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan
meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan
meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk
melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat
melakukan evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi ekosistem pantai.
Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika
Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang
sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Everglades,
Florida.

Suhu global cenderung meningkat[sunting | sunting sumber]
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak
makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian
selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya
curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering
di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang

menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack
(kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair
sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami
serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

Gangguan ekologis[sunting | sunting sumber]
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini
karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan
cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan
mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesiesspesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan
pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat
berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

Dampak sosial dan politik[sunting | sunting sumber]
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat
menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca
yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat


menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan
kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan
perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit,
seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lainlain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air
(waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases).
Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru
untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adanya perubahan iklim ini maka ada beberapa
spesies vektor penyakit (eq aedes aegypti), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten
terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi
kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah
dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan
iklim (climate change) yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu
seperti ISPA (kemarau panjang/kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak
menentu)
Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga
berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan
polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi
terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan seperti asma, alergi, coccidioidomycosis,
penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.


http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global

1. Perubahan Cuaca dan Iklim
Meningkatnya suhu permukaan Bumi dalam kurun waktu satu abad terakhir telah mengubah
cuaca dan iklim diberbagai wilayah Bumi, terutama di daerah Kutup Utara. Dampak
Pemanasan Global terhadap perubahan iklim adalah sebagai berikut...
 Gunung-gunung es akan mencair, dan akan lebih sedikit es yang terapung di laut
 Di Daerah subtropis, bagian pegunungan yang ditutupi salju akan semakin sedikit
serta salju akan lebih cepat mencair. Melelehnya es di Puncak Jayawijaya, Papua,
merupakan fenomena yang menegaskan bahwa telah terjadi peningkatan suhu di
Indonesia.
 Air tanah akan lebih cepat menguap sehingga beberapa daerah menjadi lebih kering
dari pada sebelumnya.
 Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem; terjadi hujan ekstrem atau
kekeringan ekstrem di berbagai wilayah
 Angin akan bertiup lebih kencang dengan pola berbeda sehingga akan terbentuk angin
puting beliung.
 Curah hujan akan meningkat dan badai akan sering terjadi
2. Kenaikan Permukaan Laut

Perubahan tinggi permukaan laut akan memengaruhi kehidupan di pantai. Dampak Kenaikan
Permukaan laut adalah sebagai berikut..
 Jika kenaikan permukaan air laut sekitar 100 cm, maka wilayah Belanda akan
tenggelam 6%, banglade 17,5%, dan banyak pula-pulau yang hilang. di Indonesia
akan banyak pulau yang akan tenggelam sekitar 405.000 hektar daratan indonesia
tenggelam di garis pantai 81.000 kilometer.
 Jika mencapai muara sungai, akan terjadi banjir akibat air pasang di daratan
 Pengaruh kenaikan air laut akan cepat terlihat dari ekosistem pantai. Daerah rawarawa pantai semakin meluas.
3.
Menurunnya
Hasil
Pertanian
Pemanasan global berdampak pada pertanian. Banyak produk pertanian, terutama di negara
berkembang seperti Indonesia, yang bergantung pada musim dan iklim. Dampak perubahan
iklim akibat pemanasan global terhadap ketahanan pangan, antara lain sebagai berikut...
 Kekeringan di wilayah pertanian yang mengakibatkan tanaman pertanian rusak
 Banjir di wilayah pertanian akan merendam tanaman pertanian yang mengakibatkan
gagal panen.
 Kerawanan pangan akan meningkat di wilayah yang rawan bencana kering dan banjir
 Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan hama dan penyakit yang

meningkat populasinya akibat perubahan iklim
4.
Pengaruh
Terhadap
dan
Tumbuhan
Selain, manusia, hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang akan terkena dampak
pemanasan global. Hewan dan tumbuhan yang tidak dapat beradaptasi akan punah.
Kepunahan spesies organisme akan mengurangi keanekaragaman hayati. Jika banyak
organisme yang punah, ekosistem menjadi tidak stabil. Gejala-gejala kepunahan yang dapat
diamati saat ini, antara lain adalah sebagai berikut..

 Populasi penguin di daerah antartika menurun sekitar 30% dalam 25 tahun terakhir
karena berkurangnya habitat
 Populasi beruang kutub di kutub utara menurun karena kesulitan mendapatkan
makanan akibat berkurangnya lapisan es.
 Berkurangnya koral di ekosistem laut akibat meningkatnya keasaman air laut. Air laut
menjadi asam jika banyak karbon dioksida yang terlarut. Meningkatnya keasaman air
laut menurunkan jumlah ion karbonat yang menyusun koral
 Berkurangnya luas hutan mangrove sehingga mengganggu kehidupan di daerah

pesisir pantai karena gelombang pasang dan banjir sering terjadi, serta sulitnya
ketersediaan air bersih.
5.
Pengaruh
Terhadap
Kesehatan
Manusia
Dampak pemanasan global menyebabkan perubahan iklim. Perubahan iklim dapat
berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Dampak pemanasan global terhadap kesehatan
manusia adalah sebagai berikut...
 Meningkatnya kasus alergi dan penyakit pernapasan karena udara yang lebih hangat
memperbanyak polutan, seperti spora jamur dan serbuk sari tumbuhan.
 Meluasnya penyebaran penyakit. Sebagai contoh, DBD dan malaria adalah penyakit
tropis yang saat ini telah menyebar ke daerah subtropis. Penyebabnya adalah suhu di
udara subtropis yang saat ini menjadi lebih hangat sehingga patogen dapat
berkembang biak di daerah subtropis.
 Meningkatnya penyakit infeksi, yang semula menginfeksi hewan kemudian dapat
menginfeksi manusia. Contohnya adalah flu burung dan flu babi.
 Meningkatnya kasus orang meninggal akibat penyakit yang dipicu oleh cuaca panas,
misalnya stress, stroke, dehidrasi, jantung dan ginjal.

http://www.artikelsiana.com/2015/03/dampak-pemanasan-global-globalwarming.html

Pertanian
Sementara CO2 sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, semua pertanian juga
tergantung pada pasokan air yang stabil, dan perubahan iklim cenderung merusak persediaan
melalui banjir dan kekeringan. Sudah dikemukakan bahwa lintang yang lebih tinggi - Siberia,
misalnya - bisa menjadi produktif karena pemanasan global, tapi tanah di Kutub Utara dan
wilayah yang berbatasan sangat miskin, dan jumlah sinar matahari yang mencapai tanah di
musim panas tidak akan berubah karena diatur oleh kemiringan bumi. Pertanian juga dapat
terganggu oleh kebakaran hutan dan perubahan periodisitas musiman, seperti yang sudah
terjadi, dan perubahan padang rumput dan persediaan air dapat mempengaruhi
penggembalaan dan kesejahteraan ternak dalam negeri. Peningkatan pemanasan juga
mungkin memiliki efek lebih besar pada negara-negara yang iklimnya sudah mendekati atau
pada batas suhu lebih yang menghasilkan pengurangan atau kegagalan panen - di daerah
tropis atau sub-Sahara, misalnya.

Kesehatan
Musim dingin yang lebih hangat akan berarti kematian lebih sedikit, khususnya di kalangan
kelompok-kelompok rentan seperti manula. Namun, kelompok yang sama juga rentan


terhadap panas tambahan, dan kematian akibat gelombang panas diperkirakan sekitar lima
kali lebih besar dari pencegahan terhadap kematian di musim dingin. Hal ini secara luas
diyakini bahwa iklim yang lebih hangat akan mendorong migrasi penyebaran penyakit akibat
serangga seperti nyamuk dan malaria dimana sudah muncul di tempat-tempat yang belum
pernah terlihat sebelumnya.

Pencairan Kutub
Sementara pembukaan sepanjang tahun bebas es Arktik antara lautan Atlantik dan Pasifik
akan memberi beberapa manfaat komersial, ini jauh sebanding dengan negatifnya. Efek
merugikan termasuk hilangnya habitat beruang kutub dan meningkatnya pergerakan es yang
berbahaya untuk pengiriman. Hilangnya es albedo (pantulan panas), menyebabkan laut
menyerap lebih banyak panas, juga merupakan umpan balik yang positif; perairan hangat
meningkatkan gletser Greenland dan mencairnya tudung es, serta meningkatkan suhu tundra
Arktik, yang kemudian melepaskan metana, gas rumah kaca yang sangat kuat (metana juga
dilepaskan dari dasar laut, di mana ia terperangkap dalam es kristal
disebut clathrates). Mencairnya lapisan es Antartika diperkirakan akan lebih menambah
kenaikan permukaan air laut dimana tidak ada manfaat yang diperoleh.

Pengasaman Laut
Sebuah masalah yang cukup memprihatinkan, tampaknya tidak ada manfaat atas

berubahnya pH lautan. Proses ini disebabkan oleh bertambahnya CO2 yang diserap di dalam
air, dan mungkin memiliki efek destabilisasi parah bagi rantai makanan di seluruh samudra.

Pencairan Gletser
Efek dari mencairnya gletser sangat merugikan, dampak prinsip adalah bahwa jutaan orang
(seperenam dari populasi dunia) bergantung pada persdiaan air segar tiap tahun dari
mencairnya mata air alami dan pertumbuhan kembali siklus dan pasokan air tersebut - air
minum, pertanian - kemungkinan gagal.

Kenaikan Permukaan Air Laut
Banyak bagian dunia merupakan dataran rendah yang akan sangat terpengaruh oleh kenaikan
laut sederhana. Sawah dibanjiri dengan air garam, yang merusak tanaman. Air laut
mencemari sungai karena bercampur dengan air tawar yang menuju hulu, dan akuifer
menjadi tercemar. Mengingat bahwa IPCC tidak memasukkan pencairan air dari Greenland
dan tudung es Antartika karena ketidakpastian pada waktu itu, perkiraan kenaikan permukaan
laut dikhawatirkan akan jauh meremehkan skala masalah. Tidak ada manfaat yang diusulkan
untuk kenaikan permukaan laut

Lingkungan
Efek positif dari perubahan iklim dapat mencakup hutan hujan hijau dan peningkatan
pertumbuhan tanaman di Amazon, peningkatan vegetasi di lintang utara dan kemungkinan
peningkatan biomassa plankton di beberapa bagian laut. Tanggapan negatif mungkin
termasuk pertumbuhan lebih lanjut dari zona laut yang miskin oksigen, kontaminasi atau
kejenuhan air tawar, peningkatan peristiwa kebakaran alami, meluasnya vegetasi yang mati

karena kekeringan, peningkatan risiko kepunahan karang, penurunan photoplankton global,
perubahan pola migrasi burung dan hewan, perubahan periodisitas musiman, gangguan rantai
makanan dan hilangnya spesies.

Ekonomis
Dampak ekonomi dari perubahan iklim dapat menjadi bencana besar, sementara hanya ada
sangat sedikit manfaatnya. Laporan Stern menegaskan pola keseluruhan kesulitan ekonomi,
dan sementara nomor tertentu dapat diperebutkan, biaya karena perubahan iklim jauh lebih
besar daripada biaya pencegahannya. Skenario tertentu diproyeksikan dalam laporan
IPCC AR4 akan menyaksikan migrasi besar-besaran pada negara-negara dataran rendah yang
tergenang banjir. Gangguan perdagangan global, transportasi, pasokan energi dan pasar
tenaga kerja, perbankan dan keuangan, investasi dan asuransi, semua akan mendatangkan
malapetaka pada stabilitas kedua negara maju dan berkembang. Pasar akan bertahan pada
peningkatan volatilitas dan institusi investor seperti dana pensiun dan perusahaan asuransi
akan mengalami kesulitan yang cukup besar.
Negara berkembang, beberapa di antaranya sudah terlibat dalam konflik militer, dapat ditarik
ke dalam perselisihan lebih besar dan lebih berlarut-larut pada masalah air, pasokan energi
atau makanan, yang semuanya dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi pada saat negaranegara berkembang dilanda manifestasi yang lebih mengerikan karena perubahan iklim. Hal
ini diterima secara luas bahwa efek merugikan dari perubahan iklim akan dikunjungi
terutama pada negara-negara yang paling siap untuk beradaptasi, sosial maupun ekonomi.
https://www.skepticalscience.com/translation.php?a=50&l=24