Sejarah kewirausahaan dan Pengertian Kew
BAB I
SEJARAH WIRAUSAHAAN DAN PENGERTIAN
KEWIRAUSAHAAN
“mengenal sejarah membuat kita
tak lupa akan seseorang
yang membuat kita menjadi sukses”(Muhkition).
1.1. Sejarah Kewirausahaan
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal
sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.
Beberapa
istilah
wirausaha
seperti
di
Belanda
dikenal
dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan
kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa,
Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang
mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an,
hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.
DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah
atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik
melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan
masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
2.1. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak
agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi
wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.
Kewirausahaan merupakan suatu cara untuk meluangkan sesuatu yang
bersifat kreatif dan inovatif yang di proses dengan adanya usaha. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko
atau ketidak pastian. Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para
ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya.
Ada beberapa ahli yang mendefenisikan kewirausahaan antara lain:
Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefnisikan kewirausahaan
sebagai bekerja sendiri (self-employment) Seorang wirausahawan membeli
barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan
datang dengan harga tidak menentu. Jadi defnisi ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan
para ahli lainnya,
Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfkasi peluangpeluang di dalam sistem ekonomi.
Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan
yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat
semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifkasi dengan jelas, atau
komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Frank Knight (1921), Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan
menyikapi perubahan pasar. Defnisi ini menekankan pada peranan
wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang
worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial
mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul
pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara
berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai
motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai
nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Tiga jenis perilaku :
1. Memulai inisiatif, dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat
peluang usaha baru yang mungkin. Tahap ini juga memilih jenis usaha
yang akan dilakukan.
2. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk
merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis, dimana seorang
wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya,
mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi,
kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan
mengambil keputusan, pemasaran, dan melakuan evaluasi.
3. Diterimanya resiko dan kegagalan, di mana wirausahawan berdasarkan
hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai
untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
2.1.1. Ciri-ciri dan Sifat Kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang
memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri
seorang wirausaha adalah:
a) Percaya diri
b) Berorientasikan tugas dan hasil
c) Berani mengambil risiko
d) Kepemimpinan
e) Keorisinilan
f) Berorientasi ke masa depan
g) Jujur dan tekun
2.1.2.
Sifat kewirausaan
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
a) Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
b) Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki
ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras,
energik dan memiliki inisiatif.
c) Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
d) Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan
suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
e) Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, feksibel, serba bisa dan memiliki
jaringan bisnis yang luas.
f) Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
g) Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
2.2.
Penentuan Potensi Kewirausahaan
Di bawah ini hal-hal yang bisa memberikan potensi bagi kewirausahaan:
(karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi)
a) Kemampuan inovatif, Untuk memenangkan persaingan, maka seorang
wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas
tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan
gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada
selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat
dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius
yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya
adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
b) Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity),bisa merubah sesuatu yang
tidak terstruktur menjadi struktur
c) Keinginan untuk berprestasi, dalam kewirausahaan kita harus mempunyai
keyakinan untuk meraih mimpi agar kita bisa mencapi prestasi yang kita
inginkan.
d) Kemampuan perencanaan realistis, perencanaan dalam kewirausahaan untuk
mengembangkan usahanya harus dengan matang agar bisa memuaskan
pelanggan untuk membeli produk kita lagi
e) Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan, focus dengan apa yang di capai
f) Obyektivitas,fakta
g) Tanggung jawab pribadi, dalam berwirausaha kita harus mempunyai
tanggung jawab penuh untuk mencapai tujuan yang maksimal
h) Kemampuan beradaptasi, dalam memasarkan produk kita bisa beradaptasi di
lingkungan atau masyarakat di sekitar Kemampuan sebagai pengorganisasi
dan administrator,mampu mengajak orang lain untuk menjadi partnernya.
3.1. Tujuan Kewirausahaan
Seorang sosiologi bernama David McCleland mengemukakan bahwa,
apabila sebuah negara ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari
presentase keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan.
Maka dari itu sangat lah pentiang bagi kita untuk mempelajari kewirausahaan.
Kewirausahaan
bertujuan
untuk
meningkatkan
semangat
masyarakat untuk berwirausaha khususnya generasi muda dengan
melakukan persaingan bisnis. Dengan dilandasi semangat nasionalisme
bahwa bangsa Indonesia harus mampu bersaing didalam perekonomian
dunia, maka akan banyak mahasiswa yang termotivasi untuk
meningktakan kualitas dirinya dan mencetuskan ide-ide kretaif dalam
bidang kewirausahaan yang berdaya saing tinggi.
Mengapa dengan semakin banyak wirausahawan disuatu negara
akan meningkatkan daya saing negara tersebut ?, jawabanya cukup jelas,
sebuah negara yang memiliki wirausahawan banyak tentunya akan
mendapatkan penghasilan yang besar dari sektor pajak, atas kegiatan
ekonomi yang mereka lakukan, coba bayangkan apabila suatu negara
terlalu banyak pegawai negeri sipil yang kurang atau bahkan tidak
produktif, maka mereka setiap bulan memakan anggaran negara untuk
menggaji mereka, namun sumbangsih mereka pada perekonimian
nasional sangat minim baik dari segi pajak maupun tingkat konsumsi.
Mari kita lihat contoh lainya, dengan semakin banyak penduduk
menjadi wirausaha, maka ekonomi mereka akan mandiri, tidak akan
bergantung pada sistem ekonomi kapitalis, dalam hal ini pemerintah
harus pro aktif menyediakan modal bagi para pengusaha agar benarbenar produktif dengan bunga yang kompetitif, dan tidak menghancurkan
pengusaha maupun pemerintah, hasil keuntungan usaha mereka akan
disimpan di bank-bank dalam negeri, sehingga perputaran uang semakin
lancar, dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah sehingga
mampu menembus pangsa pasar global, yang nantinya menaikkan neraca
ekspor-impor dan akan menambah devisa negara secara signifakan, maka
dengan hal tersebut sangatlah jelas, bahwa kewirausahaan memiliki
peran yang sangat penting untuk menaikkan harkat martabat suatu
bangsa dikancah internasional.
Selanjutnya ditinjau dari segi GNP (Gross National Product), apabila
semakin banyak uang yang dihasilkan oleh putra-putri bangsa Indonesia,
karena berwirausaha maka uang yang dihasilkan berpeluang semakin
besar, berbeda dengan gaji yang nominalnya relatif tetap. Akan
meningkatkan GNP yaitu keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi
warga negara penduduk tersebut dimanapun berada (di dalam dan luar
negeri), dengan meningkatkan GNP ini akan semakin memperkuat
ekonomi nasional secara makro, dan mempercepat roda pembangunan
nasional, karena ketersediaan anggaran semakin meningkat.
Dari beberapa dampak positif kewirausahaan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat dan secara umum meningkatkan harkat dan
martabat pribadi wirausahawan serta bangsa dan negara, dengan
pengetahuan tersebut diharapkan akan semakin banyak warga negara
Indonesia khusunya mahasiswa yang terjun dalam dunia usaha, namun
perlu diperhatikan dalam berusaha harus mengedepankan kejujuran,
sehingga apa yang dihasilkan dapat bermanfa’at bagi masyarakat.
4.1. Teori Kewirausahaan
Seiring berjalanya waktu, kewirausahaan semakin berkembang,
maka lahirlah berbagai macam teori tentang kewirausahaan, akan coba
saya uraikan berbagai teori kewirausahaan, diantaranya adalah sebagai
berikut :
4.1.1.
Neo Klasik
Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis,
dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan
penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis
untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Jadi pendekatan
neoklasik tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai
kewirausahaan. Dalam teori ini kemandirian sangat tidak terlihat, wajar
saja, karena ini memang pada masa lampau dimana belum begitu urgen
masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori awal untuk
melahirkan teori-teori berikutnya.
4.1.2.
Kirzerian Entrepreneur
Dalam teori Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia, keuletanya,
keseriusanya, kesungguhanya, untuk swa(mandiri), dalam berusaha,
sehingga maju mundurnya suatu usaha tergantung pada upaya dan
keuletan sang pengusaha.
Dari berbagai disiplin ilmu, lahirlah teori kewirausahaan yang
dipandang dari sudut pandang mereka masing-masing, Teori ekonomi
memandang bahwa lahirnya wirausaha disebabkan karena adanya
peluang, dan ketidakpastian masa depanlah yang akan melahirkan
peluang untuk dimaksimalkan, hal ini berkaitan dengan keberanian
mengambil peluang, berspekulasi, menata organisasi, dan melahirkan
berbagai macam inovasi.
Teori Sosiologi lebih mempelajari tentang, asal-usul budaya dan
nilai-nilai sosial disuatu masyarakat, yang akan berdampak pada
kemampuanya menanggapi peluang usaha dan mengolah usaha, sebagai
contoh orang etnis cina dan padang dikenal sebagai orang yang ulet
berusaha, maka fakta dilapangan menunjukkan, bahwa banyak sekali
orang cina dan padang yang meraih kesuksesan dalam berwirausaha.
Selanjutnya teori psikologi, menurut saya teori ini lebih menekankan pada
motif individu yang melatarbelakangi dirinya untuk berwirausaha, apabila
sejak kecil ditanamkan untuk berprestasi, maka lebih besar kemungkinan
seorang individu lebih berani dalam menanggapi peluang usaha yang
diperolehnya.
Yang terakhir adalah teori perilaku, bagaimana seorang
wirausahawan harus memiliki kecakapan dalam mengorganisasikan suatu
usaha, memanaje keuangan dan hal-hal terkait, membangun jaringan,
dan memasarkan produk, dibutuhkan pribadi yang supel dan pandai
bergaul untuk memajukan suatu usaha.
SEJARAH WIRAUSAHAAN DAN PENGERTIAN
KEWIRAUSAHAAN
“mengenal sejarah membuat kita
tak lupa akan seseorang
yang membuat kita menjadi sukses”(Muhkition).
1.1. Sejarah Kewirausahaan
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal
sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.
Beberapa
istilah
wirausaha
seperti
di
Belanda
dikenal
dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan
kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa,
Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang
mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an,
hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.
DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah
atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik
melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan
masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
2.1. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak
agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi
wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.
Kewirausahaan merupakan suatu cara untuk meluangkan sesuatu yang
bersifat kreatif dan inovatif yang di proses dengan adanya usaha. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko
atau ketidak pastian. Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para
ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya.
Ada beberapa ahli yang mendefenisikan kewirausahaan antara lain:
Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefnisikan kewirausahaan
sebagai bekerja sendiri (self-employment) Seorang wirausahawan membeli
barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan
datang dengan harga tidak menentu. Jadi defnisi ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan
para ahli lainnya,
Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfkasi peluangpeluang di dalam sistem ekonomi.
Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan
yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat
semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifkasi dengan jelas, atau
komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Frank Knight (1921), Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan
menyikapi perubahan pasar. Defnisi ini menekankan pada peranan
wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang
worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial
mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul
pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara
berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai
motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai
nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Tiga jenis perilaku :
1. Memulai inisiatif, dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat
peluang usaha baru yang mungkin. Tahap ini juga memilih jenis usaha
yang akan dilakukan.
2. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk
merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis, dimana seorang
wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya,
mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi,
kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan
mengambil keputusan, pemasaran, dan melakuan evaluasi.
3. Diterimanya resiko dan kegagalan, di mana wirausahawan berdasarkan
hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai
untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
2.1.1. Ciri-ciri dan Sifat Kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang
memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri
seorang wirausaha adalah:
a) Percaya diri
b) Berorientasikan tugas dan hasil
c) Berani mengambil risiko
d) Kepemimpinan
e) Keorisinilan
f) Berorientasi ke masa depan
g) Jujur dan tekun
2.1.2.
Sifat kewirausaan
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
a) Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
b) Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki
ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras,
energik dan memiliki inisiatif.
c) Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
d) Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan
suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
e) Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, feksibel, serba bisa dan memiliki
jaringan bisnis yang luas.
f) Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
g) Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
2.2.
Penentuan Potensi Kewirausahaan
Di bawah ini hal-hal yang bisa memberikan potensi bagi kewirausahaan:
(karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi)
a) Kemampuan inovatif, Untuk memenangkan persaingan, maka seorang
wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas
tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan
gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada
selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat
dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius
yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya
adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
b) Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity),bisa merubah sesuatu yang
tidak terstruktur menjadi struktur
c) Keinginan untuk berprestasi, dalam kewirausahaan kita harus mempunyai
keyakinan untuk meraih mimpi agar kita bisa mencapi prestasi yang kita
inginkan.
d) Kemampuan perencanaan realistis, perencanaan dalam kewirausahaan untuk
mengembangkan usahanya harus dengan matang agar bisa memuaskan
pelanggan untuk membeli produk kita lagi
e) Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan, focus dengan apa yang di capai
f) Obyektivitas,fakta
g) Tanggung jawab pribadi, dalam berwirausaha kita harus mempunyai
tanggung jawab penuh untuk mencapai tujuan yang maksimal
h) Kemampuan beradaptasi, dalam memasarkan produk kita bisa beradaptasi di
lingkungan atau masyarakat di sekitar Kemampuan sebagai pengorganisasi
dan administrator,mampu mengajak orang lain untuk menjadi partnernya.
3.1. Tujuan Kewirausahaan
Seorang sosiologi bernama David McCleland mengemukakan bahwa,
apabila sebuah negara ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari
presentase keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan.
Maka dari itu sangat lah pentiang bagi kita untuk mempelajari kewirausahaan.
Kewirausahaan
bertujuan
untuk
meningkatkan
semangat
masyarakat untuk berwirausaha khususnya generasi muda dengan
melakukan persaingan bisnis. Dengan dilandasi semangat nasionalisme
bahwa bangsa Indonesia harus mampu bersaing didalam perekonomian
dunia, maka akan banyak mahasiswa yang termotivasi untuk
meningktakan kualitas dirinya dan mencetuskan ide-ide kretaif dalam
bidang kewirausahaan yang berdaya saing tinggi.
Mengapa dengan semakin banyak wirausahawan disuatu negara
akan meningkatkan daya saing negara tersebut ?, jawabanya cukup jelas,
sebuah negara yang memiliki wirausahawan banyak tentunya akan
mendapatkan penghasilan yang besar dari sektor pajak, atas kegiatan
ekonomi yang mereka lakukan, coba bayangkan apabila suatu negara
terlalu banyak pegawai negeri sipil yang kurang atau bahkan tidak
produktif, maka mereka setiap bulan memakan anggaran negara untuk
menggaji mereka, namun sumbangsih mereka pada perekonimian
nasional sangat minim baik dari segi pajak maupun tingkat konsumsi.
Mari kita lihat contoh lainya, dengan semakin banyak penduduk
menjadi wirausaha, maka ekonomi mereka akan mandiri, tidak akan
bergantung pada sistem ekonomi kapitalis, dalam hal ini pemerintah
harus pro aktif menyediakan modal bagi para pengusaha agar benarbenar produktif dengan bunga yang kompetitif, dan tidak menghancurkan
pengusaha maupun pemerintah, hasil keuntungan usaha mereka akan
disimpan di bank-bank dalam negeri, sehingga perputaran uang semakin
lancar, dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah sehingga
mampu menembus pangsa pasar global, yang nantinya menaikkan neraca
ekspor-impor dan akan menambah devisa negara secara signifakan, maka
dengan hal tersebut sangatlah jelas, bahwa kewirausahaan memiliki
peran yang sangat penting untuk menaikkan harkat martabat suatu
bangsa dikancah internasional.
Selanjutnya ditinjau dari segi GNP (Gross National Product), apabila
semakin banyak uang yang dihasilkan oleh putra-putri bangsa Indonesia,
karena berwirausaha maka uang yang dihasilkan berpeluang semakin
besar, berbeda dengan gaji yang nominalnya relatif tetap. Akan
meningkatkan GNP yaitu keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi
warga negara penduduk tersebut dimanapun berada (di dalam dan luar
negeri), dengan meningkatkan GNP ini akan semakin memperkuat
ekonomi nasional secara makro, dan mempercepat roda pembangunan
nasional, karena ketersediaan anggaran semakin meningkat.
Dari beberapa dampak positif kewirausahaan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat dan secara umum meningkatkan harkat dan
martabat pribadi wirausahawan serta bangsa dan negara, dengan
pengetahuan tersebut diharapkan akan semakin banyak warga negara
Indonesia khusunya mahasiswa yang terjun dalam dunia usaha, namun
perlu diperhatikan dalam berusaha harus mengedepankan kejujuran,
sehingga apa yang dihasilkan dapat bermanfa’at bagi masyarakat.
4.1. Teori Kewirausahaan
Seiring berjalanya waktu, kewirausahaan semakin berkembang,
maka lahirlah berbagai macam teori tentang kewirausahaan, akan coba
saya uraikan berbagai teori kewirausahaan, diantaranya adalah sebagai
berikut :
4.1.1.
Neo Klasik
Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis,
dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan
penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis
untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Jadi pendekatan
neoklasik tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai
kewirausahaan. Dalam teori ini kemandirian sangat tidak terlihat, wajar
saja, karena ini memang pada masa lampau dimana belum begitu urgen
masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori awal untuk
melahirkan teori-teori berikutnya.
4.1.2.
Kirzerian Entrepreneur
Dalam teori Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia, keuletanya,
keseriusanya, kesungguhanya, untuk swa(mandiri), dalam berusaha,
sehingga maju mundurnya suatu usaha tergantung pada upaya dan
keuletan sang pengusaha.
Dari berbagai disiplin ilmu, lahirlah teori kewirausahaan yang
dipandang dari sudut pandang mereka masing-masing, Teori ekonomi
memandang bahwa lahirnya wirausaha disebabkan karena adanya
peluang, dan ketidakpastian masa depanlah yang akan melahirkan
peluang untuk dimaksimalkan, hal ini berkaitan dengan keberanian
mengambil peluang, berspekulasi, menata organisasi, dan melahirkan
berbagai macam inovasi.
Teori Sosiologi lebih mempelajari tentang, asal-usul budaya dan
nilai-nilai sosial disuatu masyarakat, yang akan berdampak pada
kemampuanya menanggapi peluang usaha dan mengolah usaha, sebagai
contoh orang etnis cina dan padang dikenal sebagai orang yang ulet
berusaha, maka fakta dilapangan menunjukkan, bahwa banyak sekali
orang cina dan padang yang meraih kesuksesan dalam berwirausaha.
Selanjutnya teori psikologi, menurut saya teori ini lebih menekankan pada
motif individu yang melatarbelakangi dirinya untuk berwirausaha, apabila
sejak kecil ditanamkan untuk berprestasi, maka lebih besar kemungkinan
seorang individu lebih berani dalam menanggapi peluang usaha yang
diperolehnya.
Yang terakhir adalah teori perilaku, bagaimana seorang
wirausahawan harus memiliki kecakapan dalam mengorganisasikan suatu
usaha, memanaje keuangan dan hal-hal terkait, membangun jaringan,
dan memasarkan produk, dibutuhkan pribadi yang supel dan pandai
bergaul untuk memajukan suatu usaha.