Unsur dan Karakteristik Inovasi Pendidik
UNSUR DAN KARAKTERISTIK INOVASI
PENDIDIKAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Inovai Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Purwati, M.S.,Kons.
Disusun Oleh:
Qonita Nuryanti
12.0305.0072
Budi Kuncara
12.0305.0101
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu penentu dalam meningkatkan kemajuan
suatu bangsa. Pendidikan memiliki peran yang sangat besar terhadap
pertumbuhan ekonomi dan sumber daya manusia, suatu bangsa berpengaruh
pada produktivitas dan kreativitas masyarakat. Melalui pendidikan dapat
menjadikan masyarakat yang cerdas memiliki keterampilan dan keahlian serta
mampu menghadapi
tantangan, perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan akhirnya masyarakat suatu bangsa akan
mampu bersaing dengan bangsa lain dalam era globalisasi untuk itu perlu
diadakan inovasi dalam pendidikan.
Inovasi pendidikan akan terus menjadi pembahasan yang tidak akan ada
habisnya bagi praktisi pendidikan atau orang-orang yang berada dalam dunia
pendidikan. Karena inovasi merupakan suatu tindakan pembaharuan yang
akan terus dilaksanakan selama proses pendidikan masih berlangsung.
Inovasi harus disebarluaskan agar terjadi pembaharuan yang diharapkan.
Namun sistem norma juga dapat menjadi faktor penghambat untuk menerima
suatu ide baru. Lemahnya pengetahuan tentang karakteristik strukstur sosial,
norma dan orang kunci dalam suatu sistem sosial (misal: suatu institusi
pendidikan), memungkinkan ditolaknya suatu inovasi walaupun secara ilmiah
inovasi tersebut terbukti lebih unggul dibandingkan dengan apa yang sedang
berjalan saat itu.
Berdasarkan uraian diatas, unsur-unsur dan karakteristik inovasi
pendidikan berperan penting dalam dunia pendidikan yang menjadi tujuan
dari sebuah inovasi dapat terwujud. Dalam dunia pendidikan Inovasi adalah
hal yang mutlak dilakukan karena tanpa inovasi maka dunia pendidikan tidak
akan berkembang yang kemudian berimbas pada pada elemen-elemen
kehidupan yang lain seperti politik, ekonomi, sosial dan lain-lain.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian inovasi pendidikan.
2. Apa saja unsur-unsur inovasi pendidikan.
3. Bagaimana aplikasi unsur-unsur inovasi pendidikan.
4. Bagaimana karakteristik inovasi pendidikan.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah tugas Inovasi Pendidikan yang berjudul "
Unsur Dan Karakteristik Inovasi Pendidikan", yaitu:
1.
Untuk mengetahui pengertian inovasi pendidikan.
2.
Untuk mengetahui unsur-unsur inovasi pendidikan.
3.
Untuk mengetahui aplikasi unsur-unsur inovasi pendidikan.
4.
Untuk mengetahui karakteristik inovasi pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Inovasi Pendidikan
Menurut Udin Saefudin Sa’ud (2008 : 6), inovasi pendidikan adalah
suatu perubahan yang baru, dan kwalitatif berbeda dari hal (yang ada
sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna
mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan, ini berarti inovasi di bidang
pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk
memperoleh
Inovasi
hal
adalah
yang
sesuatu
pelaksanaan/praktek
lebih
baik
yang
ataupun
dalam
dipandang
sebuah
bidang
baru
objek/benda
pendidikan.
baik
berupa
yang
baik
ide,
untuk
kepentingan individu atau organisasi seperti dikemukakan oleh (Rogers E.
Miller, 1971).
Menrut Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovsi pendidikan adalah
inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah
pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau
kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru)
atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai
tujuan
pendidikan
atau
untuk
memcahkan
masalah
pendidikan.
Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam
pendidikan. Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
komponen sistem pendidikan, baik dalam arti sempit tingkat lembaga
pendidikan maupun arti luas di sistem pendidikan nasional. Sehingga dapat
dikatakan inovasi kurikulum merupakan suatu hal yang dapat terjadi dalam
ruang lingkup pendidikan itu sendiri.
3
B. Unsur-Unsur Inovasi Pendidikan
Ada empat unsur utama dalam inovasi pendidikan yaitu:
1.
Esensi Inovasi Itu Sendiri
Inovasi ini dapat berupa gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap
baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara
subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide
dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu.
Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
2.
Komunikasi dan Salurannya
Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan dan
berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman
bersama. Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat
dipandang sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana informasi yang
dipertukarkannya adalah ide baru (inovasi). Dengan demikian, esensi dari
proses difusi adalah pertukaran informasi dimana seorang individu
mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang atau beberapa orang
lain.
Menurut . Everett M.Rogers, ada empat unsur dari proses
komunikasi ini, meliputi:
1) Inovasi itu sendiri.
2) seorang individu atau satu unit adopsi lain yang mempunyai
pengetahuan atau pengalaman dalam menggunakan inovasi.
3) orang lain atau unit adopsi lain yang belum mempunyai pengetahuan
dan pengalaman dalam menggunakan inovasi.
4) saluran komunikasi yang menghubungkan dua unit tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses difusi
adalah upaya mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit
tertentu yang telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam
menggunakan inovasi tersebut (innovator) kepada seseorang atau unit
lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai
inovasi itu (potential adopter melalui saluran komunikasi tertentu.
4
Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat dikategorikan
menjadi dua yaitu:
1) Saluran media massa (mass media channel).
Media massa dapat berupa radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain.
Kelebihan media massa adalah dapat menjangkau audiens yang
banyak dengan cepat dari satu sumber.
2) Saluran antar pribadi (interpersonal channel).
Saluran antar pribadi melibatkan upaya pertukaran informasi tatap
muka antara dua atau lebih individu.
3.
Waktu
Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi.
Dimensi waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal:
1) Proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang
menerima informasi pertama sampai ia menerima atau menolak
inovasi.
2) Keinovativan individu atau unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe
adopter (adopter awal atau akhir).
3) Rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak jumlah
anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode waktu
tertentu.
4.
Sistem Sosial
Sangat penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu
sistem sosial. Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan
yang tergabung dalam suatu upaya pemecahan masalah bersama untuk
mencapai suatu tujuan. Anggota dari suatu sistem sosial dapat berupa
individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem. Proses
difusi dalam kaitannya dengan sistem sosial ini dipengaruhi oleh struktur
sosial, norma sosial, peran pemimpin dan agen perubahan, tipe keputusan
inovasi dan konsekuensi inovasi.
5
C. Aplikasi Unsur-Unsur Inovasi Pendidikan
Adapun aplikasi dari ke empat unsur inovasi dalam dunia pendidikan
yaitu :
1.
Esensi Inovasi Itu Sendiri
Inovasi termasuk inovasi pendidikan adalah inovasi adalah suatu
ide, gagasan, praktik atau objek/benda yang disadari, dan diterima
sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk di
adopsi. Namun demikian, proses adopsi inovasi ini tak datang dengan
serentak tiba-tiba. Dalam kaitannya dengan esensi inovasi, paling tidak
ada tiga hal yang berkaitan erat, yaitu teknologi, informasi dan
pertimbangan ketidakpastian, dan reinovasi. Dalam kadar tertentu, makna
inovasi sering identik dengan teknologi yang digunakan. Adanya
teknologi, termasuk pemanfaatan teknologi informasi dalam difusi
inovasi antara lain untuk menjawab persoalan dalam hal mengurangi
ketidakpastian masa depan.
Sebagai ilustrasi mislanya, ketika sekolah menggulirkan program
desentralisasi sekolah melalui mekanisme komite sekolah dan peran
kepala
sekolah
dengan
semangat
manajemen
yang
bercirikan
keterbukaan dan pertanggung jawaban dalam mengelola sekolah ke arah
raihan mutu pendidikan yang lebih baik.
2.
Saluran Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses dimana partisipan berbagai
informasi untuk mencapai pengertian satu sama lain. Komunikasi adalah
sesuatu yang berkaitan dengan “siapa mengatakan atau mengemukakan
apa, dengan saluran komunikasi apa, kepada siapa, dan dengan dampak
apa (hasil yang dicapai)”.
Saluran komunikasi dapat diklasifikasikan pada dua hal, yaitu:
1) Komunikasi Homofil
Komunikasi homofil adalah proses komunikasi yang dilakukan
oleh dua individu atau kelompok yang dikategorikan memiliki
kesamaan satu sama lain. Suatu proses komunikasi yang berlangsung
6
antara dua pasangan atau kelompok individu, dimana keduanya
memiliki ciri yang sama satu sama lain. Ciri itu antara lain
kepercayaan, pendidikan, status sosial, dan sejenisnya. Secara
umum, komunikasi homofil ini akan efektif karena kedua individu
atau kelompok memiliki kesamaan karakteristik ataupun latar
belakang sosial budaya, yang memudahkan komunikasi bisa
dilaksanakan secara akrab, dari hati ke hati.
Difusi inovasi yang dilakukan pada masyarakat yang homogen
atau bersifat homofil, akan menghasilkan hasil komunikasi yang
positif. Artinya, difusi inovasi melalui komunikasi homofil jauh
lebih efektif ketimbang dilakukan dengan komunikasi yang lain pada
masyarakat yang heterogen atau beragam latar belakang budaya
ataupun ciri lainnya.
2) Komunikasi Heterofil
Komunikasi heterofil yaitu proses komunikasi yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih, dimana pengirim pesan dan penerima
pesan, memiliki latar belakang yang berbeda, baik dilihat dari sosial
budaya, pendidikan, agama, atau karakteristik sosial lainnya. Oleh
karena proses komunikasi yang dilakukan bersifat heterofil, maka
proses difusi inovasi tak senantiasa berjalan mulus, karena perbedaan
latar belakang di atas.
Banyak gangguan atau distorsi dalam komunikasi, sebagai
akibat ditemukan berbagai kendala sebagai akibat Dari adanya
keragaman atau perbedaan (heterofil) antara pengirim pesan dan
penerima pesan dalam proses difusi yang berlangsung.
3.
Waktu
Waktu merupakan hal yang penting dalam proses difusi inovasi.
Proses keputusan inovasi pada hakekatnya adalah suatu proses yang
dilalui individu atau kelompok, mulai dari pertama kali adanya inovasi,
dilanjutkan dengan keputusan sikap terhadap inovasi, penetapan
keputusan untuk menerima atau menolak, implementasi inovasi, dan
7
konfirmasi atas keputusan inovasi yang dipilihnya. Berikut adalah
tahapan dari model proses keputusan inovasi, yang dapat dilakukan oleh
praktisi pendidikan hingga peserta didik, yaitu :
1) Tahap Pengetahuan (Knowledge)
Tahap ini berlangsung apabila individu/kelompok, membuka diri
terhadap adanya suatu inovasi serta ingin mengetahui bagaimana
fungsi dan peran inovasi tersebut memberi konstribusi perbaikan di
masa mendatang.
2) Tahapan Bujukan (Persuation)
Tahap ini berlangsung manakala individu atau kelompok, mulai
membentuk sikap menyenangi atau bahkan tidak menyenangi
terhadap inovasi.
3) Tahap Pengambilan Keputusan (Decision Making)
Tahap dimana seseorang atau kelompok melakukan aktifitas yang
mengarah kepada keputusan untuk menerima atau menolak inovasi
tersebut.
4) Tahap Implementasi (Implementation)
Tahap ini berlangsung ketika seseorang atau kelompok menerapkan
atau menggunakan inovasi itu dalam kegiatan organisasinya.
5) Tahap Konfirmasi (Confirmation)
Tahap dimana seseorang atau kelompok mencari penguatan terhadap
keputusan inovasi yang dilakukannya.
4.
Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan berbagai unit yang saling berhubungan
satu sama lain dalam tatanan masyarakat, dalam mencari tujuan yang
diharapkan. Beberapa hal yang dikelompokkan sebagai bagian atau unit
dalam sistem sosial kemasyarakatan, antara lain: individu anggota
masyarakat, tokoh masyarakat, pemimpin formal, tokoh agama,
kelompok tertentu dalam masyarakat. Kesemuanya secara nyata, baik
langsung atau tidak langsung mempengaruhi dalam proses difusi inovasi
yang dilakukan.
8
1) Struktur sosial
Struktur sosial pada dasarnya merupakan penyusunan yang berpola
dari berbagai unit dalam satu system. Adanya struktur sosial
menghasilkan
beberapa
keuntungan
dalam
perkembangan
menghadapi dinamika sosial kemasyarakatan. Pertama, adanya
struktur sosial baik formal maupun informal akan memberikan
dorongan stabilitas dan ketaatan hukum khususnya dalam konteks
sistem sosial yang ada. Kedua, adanya struktur sosial akan mampu
memprediksi kencenderungan perilaku masyarakat, termasuk dalam
kaitannya dengan proses difusi inovasi yang tengah berlangsung
dalam tatanan masyarakat tertentu.
2) Norma sosial dan fungsi
Norma merupakan hal yang penting dalam proses difusi inovasi.
Disisi lain norma suatu sistem juga bisa berperan sebagai penghalang
suatu perubahan.
Aplikasi inovasi pendidikan berkaitan erat dengan adanya berbagai
tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini,
yang salah satu penyebabnya adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi
(IPTEK).
mempengaruhi
Kemajuan
aspirasi
IPTEK
masyarakat.
yang
Pada
terjadi
umumnya
senantiasa
mereka
mendambakan pendidikan yang lebih baik, padahal di satu sisi
kesempatan untuk itu sangat terbatas sehingga terjadilah kompetisi atau
persaingan yang sangat ketat.
Manfaat inovasi pendidikan itu sendiri dalam memecahkan
persoalan-persoalan pendidikan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan
model-model inovasi dalam berbagai bidang antara lain: usaha
pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi, dan
efektivitas pendidikan dan relevansi pendidikan. Sasaran inovasi
pendidikan meliputi komponen-komponen apa saja yang dapat
menciptakan
inovasi.
Aplikasi
inovasi
meliputi
aspek
struktur
pendidikan, yaitu melibatkan cara penyusunan sekolah dan kelompok
9
serta ruangan kelas agar menjadi lebih bergengsi dan memudahkan
pembelajaran peserta didik. Pembaruan dalam materi dan isi kurikulum
dalam pengajaran.
5. Karakteristik Inovasi Pendidikan
Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi
oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Misalnya penyebarluasan penggunaan
kalkulator dan blue jean, dalam waktu kurang 1 sampai 5 tahun sudah merata
ke seluruh Amerika Serikat, sedangkan penggunaan tali pengaman bagi
pengendara mobil baru tersebar merata setelah memakan waktu beberapa
puluh tahun. Everett M.Rogers (1993:14-16) mengemukakan karakteristik
inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi,
sebagai berikut:
1.
Keuntungan Relatif
Keuntungan relative yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan
bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi
dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya atau mungkin dari factor
status social (gengsi), kesenangan, kepuasan atau karena mempunyai
komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi pengguna
maka makin vepat tersebar inovasi.
2.
Kompatibel (Compatibility)
Kompatibel adalah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values),
pengetahuan lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai
dengan nilai dengan norma atau nilai yang diyakini oleh penerima tidak
akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada.
Misalnya penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat
yang mempunyai keyakinan agamanya melarang penggunaan alat
tersebut, maka tentu saja penyebaran inovasi akan terhambat.
3.
Kompleksitas (complexity)
Kompleksitas
adalah
tingkat
kesukaran
untuk
memahami
dan
menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah
dimengerti dan mudah digunakan oleh oleh penerima akan cepat tersebar,
10
sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh
penerima akan lambat proses penyebarannya. Misalnya masyarakat
pedesaan yang tidak mengetahui tentang teori penyebaran bibit penyakit
melalui kuman, diberitahu oleh penyuluh kesehatan agar membiasakan
memasak air yang akan diminum, karena air yang tidak dimasak jika
diminum dapat menyebabkan sakit perut. Tentu saja ajakan itu sukar
dimengerti, makin mudah dimengerti suatu inovasi maka semakin mudah
diterima oleh masyarakat.
4.
Trialabilitas (trialability)
Trialabilitas adalah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh
penerima. Suatu inovasi yang dicoba akan cepat diterima oleh
masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba terlebih dahulu.
Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi gogo akan cpat
diterima jika masyarakat dapat mencoba menanam dan dapat melihat
hasilnya.
5.
Dapat diamati (observability)
Observabilitas adalah mudah tidaknya suatu inovasi diamati proses serta
hasilnya. Suatu inovasi yang dapat diamati hasil srta prosesnya dapat
diterima dengan mudah oleh masyarakat, sebaliknya inovasi yang sukar
diamati hasilnya akan lambat dan sukar untuk diterima masyarakat.
Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi, karena petani
dapat dengan mudah melihat hasil padi yang menggunakan bibit unggul
tersebut maka akan mudah inovasi disebarluaskan dan diperkenalkan.
Tetapi mengajak petani yang buta huruf untuk belajar membaca dan
menulis tidak dapat segera dibuktikan karena para petani sukar untuk
mambaca panduan atau petunjuk yang diberikan.
Zaltman, Duncan dan Holbek mengemukakan bahwa cepat lambatnya
penerimaan inovasi dipengaruhi oleh atributnya sendiri. Suatu inovasi dapat
merupakan kombinasi dari berbagai macam atribut (Zaltman,1973:32-50).
Untuk memperjelas kaitan antara inovasi dengan cepat lambatnya proses
11
penerimaan (adopsi), maka kita lihat secara singkat atribut inovasi yang
dikemukakan oleh Zaltman, sebagai berikut:
1.
Pembiayaan (cost), cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh
pembiayaan,
baik
pembiayaan
pada
awal
penggunaan
maupun
pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya. Walaupun diketahui pula
bahwa biasanya tingginya pembiayaan ada kaitannya dengan kualitas
inovasi itu sendiri. Misalnya penggunaan modul di sekolah dasar.
Ditinjau dari perkembangan pribadi anak, kemandirian dalam usaha
belajar mempunyai nilai positif., tetapi karena pembiayaan mahal maka
akhirnya tidak dapat disebarluaskan.
2.
Balik modal (returns to investment), atribut ini hanya ada dalam inovasi
di bidang perusahaan atau industry. Artinya suati inovasi akan dapat
dilaksanakan kalau hasilnya dapat dilihat sesuai dengan modal yang telah
dikeluarkan (perusahaan tidak merugi). Untuk bidang pendidiakn atribut
ini sukar untuk dipertimbangkan karena hasil pendidikan tidak dapat
diketahui dengan nyata dalam waktu relative singkat.
3.
Efisiensi, inovasi akan cepat diterima jika ternyata pelaksanaan dapat
menghemat waktu dan juga terhindar dari berbagai masalah atau
hambatan.
4.
Resiko dari ketidakpastian, inovasi akan cepat diterima jika mengandung
resiko yang sekecil-kecilnya bagi penerima inovasi.
5.
Mudah dikomunikasikan, inovasi akan mudah cepat diterima bila isinya
dapat dengan mudah dikomunikasikan dan mudah diterima klien.
6.
Kompatibilitas, cepat lambatnya penerimaan inovasi tergantung dari
kesesuaiannya dengan nilai-nilai (values) warga masyarakat.
7.
Kompleksitas, inovasi yang dapat dengan mudah digunakan oleh
penerima akan cepat tersebar dengan luas.
8.
Status Ilmiah, suatu inovasi yang dapat dengan mudah dimengerti dan
mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi
yang sukar dimengerti dan sukar untuk digunakan oleh penerima akan
lambat proses penyebarannya.
12
9.
Kadar keaslian, warga masyarakat dapat cepat menerima inovasi apabila
dirasakan itu hal yang baru bagi mereka.
10. Dapat dilihat kemamfaatannya, suatu inovasi yang hasilnya mudah
diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat dan sebaliknya
inovasi yang sukar diamati akan lama diterima oleh masyarakat.
11. Dapat dilihat batas sebelumnya, suatu inovasi akan semakin cepat
diterima oleh masyrakat apabila dapat dilihat batas sebelumnya atau
batas masa berlakunya.
12. Keterlibatan sasaran perubahan, inovasi dapat dengan mudah diterima
apabila warga masyarakat diikutsertakan dalam setiap proses yang
dijalani.
13. Hubungan interpersonal, jika hubungan interpersonal baik dan dapat
mempengaruhi temannya untuk menerima inovasi, maka orang yang
menetang akan menjadi lunak, orang yang simpati akanmenjadi tertarik
dan orang yang tertarik akan menerima inovasi.
14. Kepentinagn umum atau pribadi, inovasi yang bermanfaat untuk
kepentinagn umum akan lebih cepat tersebar daripada inovasi yang hanya
menguntungkan sekelompok orang saja.
15. Penyuluh inovasi (gatekeeper), untuk melancarkan dalam usaha
mengenalkan inovasi kepada organisasi sampai organisasi dapat
menerima inovasi, diperlukan sejumlah orang yang diangkat menjadi
penyuluh inovasi. Misalnya untuk pelaksanaan program KB, maka
diperlukan orang-orang yang bertugas untuk mendatangi masyarakat dan
menjelaskan semua hal penting mengenai program KB. Tersedianya
penyuluh inoivasi akan mempengaruhi kecepatan penerimaan inovasi.
Demikian berbagai atribut yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya
penerimaan suatu inovasi. Dengan memahami atribut tersebut para pendidik
dapat menganalisis inovasi pendidikan yang sedang dipersebarluaskan,
sehingga
dapat
memanfaatkan
hasil
mempercepat proses penerimaan inovasi.
13
analisisnya
untuk
membantu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Udin Saefudin Sa’ud (2008 : 6), inovasi pendidikan adalah
suatu perubahan yang baru, dan kwalitatif berbeda dari hal serta sengaja
diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu
dalam pendidikan, ini berarti inovasi di bidang pendidikan adalah usaha
mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik
dalam bidang pendidikan. Unsur-unsur inovasi pendididkan adalah esensi
inovasi itu sendiri,saluran komunikasi, waktu dan sistem sosial. Everett
M.Rogers (1993:14-16) mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat
mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi adalah keuntungan
relatif, kompatibel (compatibility), kompleksitas (complexity), trialabilitas
(trialability) dan dapat diamati (observability).
B. Saran
Pada tulisan ini kami ingin menyampaikan saran – saran sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik hendaknya menerima dan mengikuti segala inovasi
yang sudah diterapkan dalam dunia pendidikan.
2. Bagi orang tua untuk selalu membimbing anak-anaknya dalam menerima
inovasi pendidikan yang sudah diterapkan.
3. Bagi
pendidik
sebagai
ujung
tombak
pendidikan
harus
dapat
mengoptimalkan kemampuan dirinya untuk terus berkarya dan berinovasi
dalam pendidikan, dari hal yang terkecil bahkan sampai hal yang besar dan
menyeluruh.
4. Selanjutnya karena kami hanyalah orang biasa dan tentunya mempunyai
banyak kesalahan, kami mengharap saran yang konstruktif
pengembangan selanjutnya.
14
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Everret. M. Rogers, 1993, Diffusion of Innovation, New York : The Free Press.
Http:dedeheryatna.blogspot.com 2008 07 inovasi pendidikan.html diakses tanggal
08-10-2014 pukul 14:46 WIB
Http:inopendplb3.wordpress.com inovasi pendidikan diakses tanggal 08-10-2014
pukul 14:32 WIB
Ibrahim, 1988, Inovasi Pendidikan, Jakarta:PPLPTK, Ditjen Depdikbud.
Sa’ud, Udin Syaefudin,2008, Inovasi Pendidikan.Bandung:Al Fabeta.
15
PENDIDIKAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Inovai Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Purwati, M.S.,Kons.
Disusun Oleh:
Qonita Nuryanti
12.0305.0072
Budi Kuncara
12.0305.0101
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu penentu dalam meningkatkan kemajuan
suatu bangsa. Pendidikan memiliki peran yang sangat besar terhadap
pertumbuhan ekonomi dan sumber daya manusia, suatu bangsa berpengaruh
pada produktivitas dan kreativitas masyarakat. Melalui pendidikan dapat
menjadikan masyarakat yang cerdas memiliki keterampilan dan keahlian serta
mampu menghadapi
tantangan, perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan akhirnya masyarakat suatu bangsa akan
mampu bersaing dengan bangsa lain dalam era globalisasi untuk itu perlu
diadakan inovasi dalam pendidikan.
Inovasi pendidikan akan terus menjadi pembahasan yang tidak akan ada
habisnya bagi praktisi pendidikan atau orang-orang yang berada dalam dunia
pendidikan. Karena inovasi merupakan suatu tindakan pembaharuan yang
akan terus dilaksanakan selama proses pendidikan masih berlangsung.
Inovasi harus disebarluaskan agar terjadi pembaharuan yang diharapkan.
Namun sistem norma juga dapat menjadi faktor penghambat untuk menerima
suatu ide baru. Lemahnya pengetahuan tentang karakteristik strukstur sosial,
norma dan orang kunci dalam suatu sistem sosial (misal: suatu institusi
pendidikan), memungkinkan ditolaknya suatu inovasi walaupun secara ilmiah
inovasi tersebut terbukti lebih unggul dibandingkan dengan apa yang sedang
berjalan saat itu.
Berdasarkan uraian diatas, unsur-unsur dan karakteristik inovasi
pendidikan berperan penting dalam dunia pendidikan yang menjadi tujuan
dari sebuah inovasi dapat terwujud. Dalam dunia pendidikan Inovasi adalah
hal yang mutlak dilakukan karena tanpa inovasi maka dunia pendidikan tidak
akan berkembang yang kemudian berimbas pada pada elemen-elemen
kehidupan yang lain seperti politik, ekonomi, sosial dan lain-lain.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian inovasi pendidikan.
2. Apa saja unsur-unsur inovasi pendidikan.
3. Bagaimana aplikasi unsur-unsur inovasi pendidikan.
4. Bagaimana karakteristik inovasi pendidikan.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah tugas Inovasi Pendidikan yang berjudul "
Unsur Dan Karakteristik Inovasi Pendidikan", yaitu:
1.
Untuk mengetahui pengertian inovasi pendidikan.
2.
Untuk mengetahui unsur-unsur inovasi pendidikan.
3.
Untuk mengetahui aplikasi unsur-unsur inovasi pendidikan.
4.
Untuk mengetahui karakteristik inovasi pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Inovasi Pendidikan
Menurut Udin Saefudin Sa’ud (2008 : 6), inovasi pendidikan adalah
suatu perubahan yang baru, dan kwalitatif berbeda dari hal (yang ada
sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna
mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan, ini berarti inovasi di bidang
pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk
memperoleh
Inovasi
hal
adalah
yang
sesuatu
pelaksanaan/praktek
lebih
baik
yang
ataupun
dalam
dipandang
sebuah
bidang
baru
objek/benda
pendidikan.
baik
berupa
yang
baik
ide,
untuk
kepentingan individu atau organisasi seperti dikemukakan oleh (Rogers E.
Miller, 1971).
Menrut Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovsi pendidikan adalah
inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah
pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau
kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru)
atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai
tujuan
pendidikan
atau
untuk
memcahkan
masalah
pendidikan.
Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam
pendidikan. Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
komponen sistem pendidikan, baik dalam arti sempit tingkat lembaga
pendidikan maupun arti luas di sistem pendidikan nasional. Sehingga dapat
dikatakan inovasi kurikulum merupakan suatu hal yang dapat terjadi dalam
ruang lingkup pendidikan itu sendiri.
3
B. Unsur-Unsur Inovasi Pendidikan
Ada empat unsur utama dalam inovasi pendidikan yaitu:
1.
Esensi Inovasi Itu Sendiri
Inovasi ini dapat berupa gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap
baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara
subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide
dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu.
Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
2.
Komunikasi dan Salurannya
Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan dan
berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman
bersama. Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat
dipandang sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana informasi yang
dipertukarkannya adalah ide baru (inovasi). Dengan demikian, esensi dari
proses difusi adalah pertukaran informasi dimana seorang individu
mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang atau beberapa orang
lain.
Menurut . Everett M.Rogers, ada empat unsur dari proses
komunikasi ini, meliputi:
1) Inovasi itu sendiri.
2) seorang individu atau satu unit adopsi lain yang mempunyai
pengetahuan atau pengalaman dalam menggunakan inovasi.
3) orang lain atau unit adopsi lain yang belum mempunyai pengetahuan
dan pengalaman dalam menggunakan inovasi.
4) saluran komunikasi yang menghubungkan dua unit tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses difusi
adalah upaya mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit
tertentu yang telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam
menggunakan inovasi tersebut (innovator) kepada seseorang atau unit
lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai
inovasi itu (potential adopter melalui saluran komunikasi tertentu.
4
Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat dikategorikan
menjadi dua yaitu:
1) Saluran media massa (mass media channel).
Media massa dapat berupa radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain.
Kelebihan media massa adalah dapat menjangkau audiens yang
banyak dengan cepat dari satu sumber.
2) Saluran antar pribadi (interpersonal channel).
Saluran antar pribadi melibatkan upaya pertukaran informasi tatap
muka antara dua atau lebih individu.
3.
Waktu
Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi.
Dimensi waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal:
1) Proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang
menerima informasi pertama sampai ia menerima atau menolak
inovasi.
2) Keinovativan individu atau unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe
adopter (adopter awal atau akhir).
3) Rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak jumlah
anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode waktu
tertentu.
4.
Sistem Sosial
Sangat penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu
sistem sosial. Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan
yang tergabung dalam suatu upaya pemecahan masalah bersama untuk
mencapai suatu tujuan. Anggota dari suatu sistem sosial dapat berupa
individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem. Proses
difusi dalam kaitannya dengan sistem sosial ini dipengaruhi oleh struktur
sosial, norma sosial, peran pemimpin dan agen perubahan, tipe keputusan
inovasi dan konsekuensi inovasi.
5
C. Aplikasi Unsur-Unsur Inovasi Pendidikan
Adapun aplikasi dari ke empat unsur inovasi dalam dunia pendidikan
yaitu :
1.
Esensi Inovasi Itu Sendiri
Inovasi termasuk inovasi pendidikan adalah inovasi adalah suatu
ide, gagasan, praktik atau objek/benda yang disadari, dan diterima
sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk di
adopsi. Namun demikian, proses adopsi inovasi ini tak datang dengan
serentak tiba-tiba. Dalam kaitannya dengan esensi inovasi, paling tidak
ada tiga hal yang berkaitan erat, yaitu teknologi, informasi dan
pertimbangan ketidakpastian, dan reinovasi. Dalam kadar tertentu, makna
inovasi sering identik dengan teknologi yang digunakan. Adanya
teknologi, termasuk pemanfaatan teknologi informasi dalam difusi
inovasi antara lain untuk menjawab persoalan dalam hal mengurangi
ketidakpastian masa depan.
Sebagai ilustrasi mislanya, ketika sekolah menggulirkan program
desentralisasi sekolah melalui mekanisme komite sekolah dan peran
kepala
sekolah
dengan
semangat
manajemen
yang
bercirikan
keterbukaan dan pertanggung jawaban dalam mengelola sekolah ke arah
raihan mutu pendidikan yang lebih baik.
2.
Saluran Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses dimana partisipan berbagai
informasi untuk mencapai pengertian satu sama lain. Komunikasi adalah
sesuatu yang berkaitan dengan “siapa mengatakan atau mengemukakan
apa, dengan saluran komunikasi apa, kepada siapa, dan dengan dampak
apa (hasil yang dicapai)”.
Saluran komunikasi dapat diklasifikasikan pada dua hal, yaitu:
1) Komunikasi Homofil
Komunikasi homofil adalah proses komunikasi yang dilakukan
oleh dua individu atau kelompok yang dikategorikan memiliki
kesamaan satu sama lain. Suatu proses komunikasi yang berlangsung
6
antara dua pasangan atau kelompok individu, dimana keduanya
memiliki ciri yang sama satu sama lain. Ciri itu antara lain
kepercayaan, pendidikan, status sosial, dan sejenisnya. Secara
umum, komunikasi homofil ini akan efektif karena kedua individu
atau kelompok memiliki kesamaan karakteristik ataupun latar
belakang sosial budaya, yang memudahkan komunikasi bisa
dilaksanakan secara akrab, dari hati ke hati.
Difusi inovasi yang dilakukan pada masyarakat yang homogen
atau bersifat homofil, akan menghasilkan hasil komunikasi yang
positif. Artinya, difusi inovasi melalui komunikasi homofil jauh
lebih efektif ketimbang dilakukan dengan komunikasi yang lain pada
masyarakat yang heterogen atau beragam latar belakang budaya
ataupun ciri lainnya.
2) Komunikasi Heterofil
Komunikasi heterofil yaitu proses komunikasi yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih, dimana pengirim pesan dan penerima
pesan, memiliki latar belakang yang berbeda, baik dilihat dari sosial
budaya, pendidikan, agama, atau karakteristik sosial lainnya. Oleh
karena proses komunikasi yang dilakukan bersifat heterofil, maka
proses difusi inovasi tak senantiasa berjalan mulus, karena perbedaan
latar belakang di atas.
Banyak gangguan atau distorsi dalam komunikasi, sebagai
akibat ditemukan berbagai kendala sebagai akibat Dari adanya
keragaman atau perbedaan (heterofil) antara pengirim pesan dan
penerima pesan dalam proses difusi yang berlangsung.
3.
Waktu
Waktu merupakan hal yang penting dalam proses difusi inovasi.
Proses keputusan inovasi pada hakekatnya adalah suatu proses yang
dilalui individu atau kelompok, mulai dari pertama kali adanya inovasi,
dilanjutkan dengan keputusan sikap terhadap inovasi, penetapan
keputusan untuk menerima atau menolak, implementasi inovasi, dan
7
konfirmasi atas keputusan inovasi yang dipilihnya. Berikut adalah
tahapan dari model proses keputusan inovasi, yang dapat dilakukan oleh
praktisi pendidikan hingga peserta didik, yaitu :
1) Tahap Pengetahuan (Knowledge)
Tahap ini berlangsung apabila individu/kelompok, membuka diri
terhadap adanya suatu inovasi serta ingin mengetahui bagaimana
fungsi dan peran inovasi tersebut memberi konstribusi perbaikan di
masa mendatang.
2) Tahapan Bujukan (Persuation)
Tahap ini berlangsung manakala individu atau kelompok, mulai
membentuk sikap menyenangi atau bahkan tidak menyenangi
terhadap inovasi.
3) Tahap Pengambilan Keputusan (Decision Making)
Tahap dimana seseorang atau kelompok melakukan aktifitas yang
mengarah kepada keputusan untuk menerima atau menolak inovasi
tersebut.
4) Tahap Implementasi (Implementation)
Tahap ini berlangsung ketika seseorang atau kelompok menerapkan
atau menggunakan inovasi itu dalam kegiatan organisasinya.
5) Tahap Konfirmasi (Confirmation)
Tahap dimana seseorang atau kelompok mencari penguatan terhadap
keputusan inovasi yang dilakukannya.
4.
Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan berbagai unit yang saling berhubungan
satu sama lain dalam tatanan masyarakat, dalam mencari tujuan yang
diharapkan. Beberapa hal yang dikelompokkan sebagai bagian atau unit
dalam sistem sosial kemasyarakatan, antara lain: individu anggota
masyarakat, tokoh masyarakat, pemimpin formal, tokoh agama,
kelompok tertentu dalam masyarakat. Kesemuanya secara nyata, baik
langsung atau tidak langsung mempengaruhi dalam proses difusi inovasi
yang dilakukan.
8
1) Struktur sosial
Struktur sosial pada dasarnya merupakan penyusunan yang berpola
dari berbagai unit dalam satu system. Adanya struktur sosial
menghasilkan
beberapa
keuntungan
dalam
perkembangan
menghadapi dinamika sosial kemasyarakatan. Pertama, adanya
struktur sosial baik formal maupun informal akan memberikan
dorongan stabilitas dan ketaatan hukum khususnya dalam konteks
sistem sosial yang ada. Kedua, adanya struktur sosial akan mampu
memprediksi kencenderungan perilaku masyarakat, termasuk dalam
kaitannya dengan proses difusi inovasi yang tengah berlangsung
dalam tatanan masyarakat tertentu.
2) Norma sosial dan fungsi
Norma merupakan hal yang penting dalam proses difusi inovasi.
Disisi lain norma suatu sistem juga bisa berperan sebagai penghalang
suatu perubahan.
Aplikasi inovasi pendidikan berkaitan erat dengan adanya berbagai
tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini,
yang salah satu penyebabnya adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi
(IPTEK).
mempengaruhi
Kemajuan
aspirasi
IPTEK
masyarakat.
yang
Pada
terjadi
umumnya
senantiasa
mereka
mendambakan pendidikan yang lebih baik, padahal di satu sisi
kesempatan untuk itu sangat terbatas sehingga terjadilah kompetisi atau
persaingan yang sangat ketat.
Manfaat inovasi pendidikan itu sendiri dalam memecahkan
persoalan-persoalan pendidikan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan
model-model inovasi dalam berbagai bidang antara lain: usaha
pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi, dan
efektivitas pendidikan dan relevansi pendidikan. Sasaran inovasi
pendidikan meliputi komponen-komponen apa saja yang dapat
menciptakan
inovasi.
Aplikasi
inovasi
meliputi
aspek
struktur
pendidikan, yaitu melibatkan cara penyusunan sekolah dan kelompok
9
serta ruangan kelas agar menjadi lebih bergengsi dan memudahkan
pembelajaran peserta didik. Pembaruan dalam materi dan isi kurikulum
dalam pengajaran.
5. Karakteristik Inovasi Pendidikan
Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi
oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Misalnya penyebarluasan penggunaan
kalkulator dan blue jean, dalam waktu kurang 1 sampai 5 tahun sudah merata
ke seluruh Amerika Serikat, sedangkan penggunaan tali pengaman bagi
pengendara mobil baru tersebar merata setelah memakan waktu beberapa
puluh tahun. Everett M.Rogers (1993:14-16) mengemukakan karakteristik
inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi,
sebagai berikut:
1.
Keuntungan Relatif
Keuntungan relative yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan
bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi
dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya atau mungkin dari factor
status social (gengsi), kesenangan, kepuasan atau karena mempunyai
komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi pengguna
maka makin vepat tersebar inovasi.
2.
Kompatibel (Compatibility)
Kompatibel adalah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values),
pengetahuan lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai
dengan nilai dengan norma atau nilai yang diyakini oleh penerima tidak
akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada.
Misalnya penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat
yang mempunyai keyakinan agamanya melarang penggunaan alat
tersebut, maka tentu saja penyebaran inovasi akan terhambat.
3.
Kompleksitas (complexity)
Kompleksitas
adalah
tingkat
kesukaran
untuk
memahami
dan
menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah
dimengerti dan mudah digunakan oleh oleh penerima akan cepat tersebar,
10
sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh
penerima akan lambat proses penyebarannya. Misalnya masyarakat
pedesaan yang tidak mengetahui tentang teori penyebaran bibit penyakit
melalui kuman, diberitahu oleh penyuluh kesehatan agar membiasakan
memasak air yang akan diminum, karena air yang tidak dimasak jika
diminum dapat menyebabkan sakit perut. Tentu saja ajakan itu sukar
dimengerti, makin mudah dimengerti suatu inovasi maka semakin mudah
diterima oleh masyarakat.
4.
Trialabilitas (trialability)
Trialabilitas adalah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh
penerima. Suatu inovasi yang dicoba akan cepat diterima oleh
masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba terlebih dahulu.
Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi gogo akan cpat
diterima jika masyarakat dapat mencoba menanam dan dapat melihat
hasilnya.
5.
Dapat diamati (observability)
Observabilitas adalah mudah tidaknya suatu inovasi diamati proses serta
hasilnya. Suatu inovasi yang dapat diamati hasil srta prosesnya dapat
diterima dengan mudah oleh masyarakat, sebaliknya inovasi yang sukar
diamati hasilnya akan lambat dan sukar untuk diterima masyarakat.
Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi, karena petani
dapat dengan mudah melihat hasil padi yang menggunakan bibit unggul
tersebut maka akan mudah inovasi disebarluaskan dan diperkenalkan.
Tetapi mengajak petani yang buta huruf untuk belajar membaca dan
menulis tidak dapat segera dibuktikan karena para petani sukar untuk
mambaca panduan atau petunjuk yang diberikan.
Zaltman, Duncan dan Holbek mengemukakan bahwa cepat lambatnya
penerimaan inovasi dipengaruhi oleh atributnya sendiri. Suatu inovasi dapat
merupakan kombinasi dari berbagai macam atribut (Zaltman,1973:32-50).
Untuk memperjelas kaitan antara inovasi dengan cepat lambatnya proses
11
penerimaan (adopsi), maka kita lihat secara singkat atribut inovasi yang
dikemukakan oleh Zaltman, sebagai berikut:
1.
Pembiayaan (cost), cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh
pembiayaan,
baik
pembiayaan
pada
awal
penggunaan
maupun
pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya. Walaupun diketahui pula
bahwa biasanya tingginya pembiayaan ada kaitannya dengan kualitas
inovasi itu sendiri. Misalnya penggunaan modul di sekolah dasar.
Ditinjau dari perkembangan pribadi anak, kemandirian dalam usaha
belajar mempunyai nilai positif., tetapi karena pembiayaan mahal maka
akhirnya tidak dapat disebarluaskan.
2.
Balik modal (returns to investment), atribut ini hanya ada dalam inovasi
di bidang perusahaan atau industry. Artinya suati inovasi akan dapat
dilaksanakan kalau hasilnya dapat dilihat sesuai dengan modal yang telah
dikeluarkan (perusahaan tidak merugi). Untuk bidang pendidiakn atribut
ini sukar untuk dipertimbangkan karena hasil pendidikan tidak dapat
diketahui dengan nyata dalam waktu relative singkat.
3.
Efisiensi, inovasi akan cepat diterima jika ternyata pelaksanaan dapat
menghemat waktu dan juga terhindar dari berbagai masalah atau
hambatan.
4.
Resiko dari ketidakpastian, inovasi akan cepat diterima jika mengandung
resiko yang sekecil-kecilnya bagi penerima inovasi.
5.
Mudah dikomunikasikan, inovasi akan mudah cepat diterima bila isinya
dapat dengan mudah dikomunikasikan dan mudah diterima klien.
6.
Kompatibilitas, cepat lambatnya penerimaan inovasi tergantung dari
kesesuaiannya dengan nilai-nilai (values) warga masyarakat.
7.
Kompleksitas, inovasi yang dapat dengan mudah digunakan oleh
penerima akan cepat tersebar dengan luas.
8.
Status Ilmiah, suatu inovasi yang dapat dengan mudah dimengerti dan
mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi
yang sukar dimengerti dan sukar untuk digunakan oleh penerima akan
lambat proses penyebarannya.
12
9.
Kadar keaslian, warga masyarakat dapat cepat menerima inovasi apabila
dirasakan itu hal yang baru bagi mereka.
10. Dapat dilihat kemamfaatannya, suatu inovasi yang hasilnya mudah
diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat dan sebaliknya
inovasi yang sukar diamati akan lama diterima oleh masyarakat.
11. Dapat dilihat batas sebelumnya, suatu inovasi akan semakin cepat
diterima oleh masyrakat apabila dapat dilihat batas sebelumnya atau
batas masa berlakunya.
12. Keterlibatan sasaran perubahan, inovasi dapat dengan mudah diterima
apabila warga masyarakat diikutsertakan dalam setiap proses yang
dijalani.
13. Hubungan interpersonal, jika hubungan interpersonal baik dan dapat
mempengaruhi temannya untuk menerima inovasi, maka orang yang
menetang akan menjadi lunak, orang yang simpati akanmenjadi tertarik
dan orang yang tertarik akan menerima inovasi.
14. Kepentinagn umum atau pribadi, inovasi yang bermanfaat untuk
kepentinagn umum akan lebih cepat tersebar daripada inovasi yang hanya
menguntungkan sekelompok orang saja.
15. Penyuluh inovasi (gatekeeper), untuk melancarkan dalam usaha
mengenalkan inovasi kepada organisasi sampai organisasi dapat
menerima inovasi, diperlukan sejumlah orang yang diangkat menjadi
penyuluh inovasi. Misalnya untuk pelaksanaan program KB, maka
diperlukan orang-orang yang bertugas untuk mendatangi masyarakat dan
menjelaskan semua hal penting mengenai program KB. Tersedianya
penyuluh inoivasi akan mempengaruhi kecepatan penerimaan inovasi.
Demikian berbagai atribut yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya
penerimaan suatu inovasi. Dengan memahami atribut tersebut para pendidik
dapat menganalisis inovasi pendidikan yang sedang dipersebarluaskan,
sehingga
dapat
memanfaatkan
hasil
mempercepat proses penerimaan inovasi.
13
analisisnya
untuk
membantu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Udin Saefudin Sa’ud (2008 : 6), inovasi pendidikan adalah
suatu perubahan yang baru, dan kwalitatif berbeda dari hal serta sengaja
diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu
dalam pendidikan, ini berarti inovasi di bidang pendidikan adalah usaha
mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik
dalam bidang pendidikan. Unsur-unsur inovasi pendididkan adalah esensi
inovasi itu sendiri,saluran komunikasi, waktu dan sistem sosial. Everett
M.Rogers (1993:14-16) mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat
mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi adalah keuntungan
relatif, kompatibel (compatibility), kompleksitas (complexity), trialabilitas
(trialability) dan dapat diamati (observability).
B. Saran
Pada tulisan ini kami ingin menyampaikan saran – saran sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik hendaknya menerima dan mengikuti segala inovasi
yang sudah diterapkan dalam dunia pendidikan.
2. Bagi orang tua untuk selalu membimbing anak-anaknya dalam menerima
inovasi pendidikan yang sudah diterapkan.
3. Bagi
pendidik
sebagai
ujung
tombak
pendidikan
harus
dapat
mengoptimalkan kemampuan dirinya untuk terus berkarya dan berinovasi
dalam pendidikan, dari hal yang terkecil bahkan sampai hal yang besar dan
menyeluruh.
4. Selanjutnya karena kami hanyalah orang biasa dan tentunya mempunyai
banyak kesalahan, kami mengharap saran yang konstruktif
pengembangan selanjutnya.
14
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Everret. M. Rogers, 1993, Diffusion of Innovation, New York : The Free Press.
Http:dedeheryatna.blogspot.com 2008 07 inovasi pendidikan.html diakses tanggal
08-10-2014 pukul 14:46 WIB
Http:inopendplb3.wordpress.com inovasi pendidikan diakses tanggal 08-10-2014
pukul 14:32 WIB
Ibrahim, 1988, Inovasi Pendidikan, Jakarta:PPLPTK, Ditjen Depdikbud.
Sa’ud, Udin Syaefudin,2008, Inovasi Pendidikan.Bandung:Al Fabeta.
15